“ IMBUHAN”
Dosen Pengampu:
Drs. Iptdan, M.Pd
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNya maka kami telah menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................................ 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Imbuhan adalah bunyi – bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk mengubah atau
menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan – imbuhan tersebut bisa diletakkan di awal
(prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir (suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata dasar.
Jenis – jenis imbuhan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda. Pada masa primitif,
manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan suara yang terbatas.
Seiring waktu, manusia mulai mengembangkan bahasa dengan cara menambahkan kata-
kata baru dan mengubah makna kata-kata yang sudah ada. Salah satu cara yang digunakan
adalah dengan menambahkan imbuhan pada kata-kata.Imbuhan pada awalnya digunakan untuk
mempermudah komunikasi, mengurangi keambiguan dalam bahasa, serta memberikan nuansa
dan makna baru pada kata-kata yang sudah ada.
Seiring perkembangan zaman, imbuhan menjadi semakin penting karena dapat membantu
menghindari kesalahpahaman dalam bahasa dan memperluas kosa kata. Selain itu, penggunaan
imbuhan juga dipengaruhi oleh kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, penggunaan
akhiran -kan dalam bahasa. Indonesia yang digunakan untuk menunjukkan pengaktifan atau
pemberian suatu tindakan.
1.3 Tujuan
Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kridalaksana (2009; 28-31) menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah
leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana (1989:31-83) mendeskripsikan afiksasi sebagai
proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Richard (dalam Putrayasa; 2008;5) mengatakan
bahwa afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Ramlan (1987:49)
menyebut proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks. Menurutnya, suatu satuan yang
dilekati afiks disebut bentuk dasar. Afiksasi menurut Samsuri (1985: 190), adalah penggabungan
akar kata atau pokok dengan afiks.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses
pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
Membentuk kata benda, yakni pen-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an,
per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i. Contohnya:
melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah,
agamis
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll
2
2.3 Jenis-Jenis Imbuhan
Awalan
Imbuhan yang diletakkan pada awal kata dasar disebut dengan awalan (prefiks). Ada beberapa
imbuhan awalan, di antaranya adalah:
Me-
imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata dasarnya. Imbuhan saya bisa
diubah – ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan kata dasar yang diikutinya.
Contoh:
Dobrak + men- = Mendobrak
Pencuri itu mendobrak pintu rumahku dan mencuri beberapa barang berharga.
Ambil + meng- = Mengambil
Aku mengambil buku yang tertinggal di rumah.
Sapa + meny- = Menyapa
Setiap hari aku menyapa dirinya sendiri.
Bimbing + mem- = Membimbing
seorang guru adalah membimbing anak muridnya.
kecil + menge- = Mengecil
Sepatuku mengecil karena kakiku membesar.
Ber-
Imbuhan ber- juga bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-. Apabila imbuhan
bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber- menjadi.
Contoh :
Kerja + ber- = Bekerja
Ajar + ber- = Belajar.
Di-
Imbuhan di- tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi untuk membentuk makna pasif pada
kata dasarnya.
Contoh:
Buang + di- = buang Sampah – sampah dibuang ke tempat sampah oleh ibu.
Ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah:
3
Sebagai pembentuk kata sifat
Contoh :
Baik + ter- = Terbaik
kelasku menjadi kelas yang terbaik di sekolah.
Pe-
Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan, di antaranya adalah peng-, penye-,
dan per-. Imbuhan ini juga memiliki fungsi sebagai berikut:
Ke-
Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.
Contoh :
Dua + ke = Kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Sisipan
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah – tengah kata dasar. Imbuhan ini diantaranya
adalah –el-, -em-, dan –er.
Contoh :
Getar + er = Gemetar.
Tali – el = Temali.
4
Akhiran
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada bagian akhir kata dasar dan disebut juga dengan
akhiran. Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:
Kan/-i
Imbuhan - imbuhan ini sebagai pembentuk makna perintah.
Contoh :
Ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami, dan lain – lain
An
Imbuhan –an berfungsi untuk:
Pun
Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna juga.
Contoh: akupun, Merekapun, kamipun, dan sebagainya.
Kah
Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.
Contoh: Mudahkah, benarkah, iyakah, dan lain – lain.
Me-kan
Sebagai pembentuk makna aktif
Contoh : Membangakan, membangunkan, Mengantarkan, dan lain – lain.
Pe-a
Sebagai pembentuk kata makna benda
Contoh: Pengampunan, pengasingan, pengaduan, dan lain – lain.
Se-nya
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada
bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan
arti yang berbeda Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya. Jenis – jenis imbuhan ada 4
macam yaitu Awalan, Sisipan, Akhiran, Awalan dan akhiran.
Dalam penggunaannya, imbuhan dapat membantu kita memperluas kosakata dan membuat
kalimat lebih beragam dan variatif. Selain itu, penggunaan imbuhan yang tepat juga dapat
membantu kita menghindari kesalahan ejaan dan penggunaan kata yang salah.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan imbuhan harus tepat dan sesuai dengan aturan
bahasa Indonesia. Penggunaan imbuhan yang salah atau tidak tepat dapat membuat kalimat
menjadi tidak. bermakna atau bahkan salah pemahaman. Oleh karena itu, penting untuk
memahami aturan-aturan dalam penggunaan imbuhan dan selalu berlatih
3.2 Saran
Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-kesalahan disana-sini. Perlunya
bimbingan dan pembelajaran yang lebih mengenai pembuatan makalah ini. Semua kritik atau
saran yang bersifat membangun pasti akan kami terima demi mendukung pembuatan makalah
dimasa-masa mendatang.
6
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida Putrayasa. (2008). Kajian Morfologi (Bentuk Derivasionaldan Infleksional). Bandung:
PT Refika Aditama
Zaenal Arifin dan Junaiyah H. Matanggui (2007). Morfologi: Bentuk,Makna, dan Fungsi.
McCarthy, Michael dan O'Dell, Felicity. (2001). English Vocabulary inUse. Jakarta: Erlangga
Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka