Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AFIKSASI
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING
ROPISA, M.Ed

MAKALAH KELOMPOK I
DI SUSUN OLEH:
NAMA : EVI RUSNIDAR
NIM : 2009010125
NAMA : RISKA SURYANI
NIM : 2009010124
NAMA : LINDA ADELLYA
NAMA : RAZIANA
NAMA : SARMIATI
NAMA : EMARDHIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL HIKMAH


MEULABOH, ACEH BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan ihsan
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Afiksasi“.
Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Kami berharap dengan adanya makalah ini kami bisa termotifasi untuk lebih
dalam mempelajari Ilmu Kealaman Dasar.
Makalah ini membahas tentang Sistem Tata Surya mulai dari kelompok, susunan dan
benda-benda dalam sistem tata surya. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada dosen
pembimbing Ropisa, M.Ed yang telah menuntun kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas kekurangan dari makalah yang kami tulis, kami ucapkan mohon maaf dan semoga
bermanfaat.

Peunaga Rayeuk, 01 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Afiksasi.................................................................................................... 2
B. Macam-Macam Afiksasi............................................................................................ 3
C. Ciri-Ciri Afiksasi........................................................................................................ 7
D. Fungsi Afiksasi........................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................ 8
B. Saran........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam bahasa Indonesia, imbuhan (afiks) penting sekali dan menentukan arti.
Imbuhan itu banyak dan tiap imbuhan memberikan banyak kemungkinan arti atau makna.
Mempergunakan imbuhan tidak semudah yang disangka, itu sebabnya harus dipelajari apa
arti dan fungsi tiap imbuhan.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, apalagi
dewasa ini. Bentuk yang banyak kita jumpai dewasa ini dahulu tidak dapat dalam bahasa
melayu sebagai bahasa asal bahasa Indonesia; misalnya: pertunggung jawaban,
keterbelakangan, ketidak serasian.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan
unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata melainkan mengubah leksem
menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti
lebih lengkap.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian afiksasi?
2. Apa saja macam-macam afiksasi?
3. Apa saja ciri-ciri afiksasi?
4. Apa saja fungsi afiksasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian afiksasi
2. Untuk mengetahui macam-macam afiksasi
3. Untuk mengetahui ciri-ciri afiksasi
4. Untuk mengetahui fungsi afiksasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), afiksasi adalah proses atau hasil
penambahan prefiks. Afiksasi disebut juga penggabungan akar kata dengan afiks.
Pengertian afiks yaitu bentuk terikat yang ditambahkan pada kata dasar.
Untuk dapat mengerti mengenai Afiksasi lebih dalam ini maka kita dapat merujuk pada
beberapa pendapat para ahli, diantaranya sebagai berikut :

1. Menurut Kridalaksan (1993)


Afiksasi ini adalah suatu bentuk terikat yang jika ditambahkan itu ke dalam bentuk lain
akan mengubah makna gramatikalnya.
2. Menurut Richards (1992)
Afiksasi ini adalah salah satu bentuk terikat yang bisa atau dapat ditambahkan pada
awal, akhir atau juga tengah kata.
3. Menurut Samsuri (1988)
Afiksasi ini adalah segala bentuk apa saja, baik sederhana atau juga kompleks yang bisa
atau dapat diberi afiks apapun.
4. Menurut Ramlan (1987:49)
Menyebutkan proses afiksasi ini ialah sebagai proses pembubuhan afiks. Menurutnya,
merupakan satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar.
5. Menurut Gorys Keraf,
afiks atau imbuhan ini semacam morfem nondasar yang secara struktural itu dilekatkan
pada kata dasar atau juga bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru. Bentuk dasar
ini merupakan suatu bentuk yang dijadikan sebagai landasan untuk tahap pembentukan
berikutnya, contohnya seperti dari kata mencintai ini dibentuk dari kata dasar cinta yang
sekaligus juga menjadi bentuk dasar, itu diberi sufiks -i itu menjadi mencintai.

Selain itu Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk
dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar , (2) afiks dan (3)
makna gramatikal yang dihasilkan. 1

1
Abdul Chaer,.Morfologi Bahasa Indonesia (Jakarta:Rineka Cipta, 2008). Hal. 2

2
Proses ini dapat bersifat inflektif dan derivatif Namun proses ini tidak berlaku
untuk semua bahasa .Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa
akar, yakni bentuk terkecil yang dapat disegmentasikan ,misalnya meja,beli makan dan
sikat dalam bahasa Indonesia, dan go, write, sing dan like dalam bahasa inggris. Dapat
juga berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang pada kata keterangan, berlaku pada kata
memberlakukan, dan aturan pada kata beraturan.Dapat juga frase, seperti ikut serta pada
keikutsertaan, istri simpanan pada istri simpanannya, dan tiba di Jakarta pada setiba di
Jakarta.

B. Macam-Macam Afiksasi
Pada umumnya imbuhan (afiksasi) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan
(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) awalan dan akhiran (konfiks). Tetapi dalam
sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks,
infiks,sufiks,konfiks, kombinasi afiks(klofiks), simulfiks, superfiks, interfiks dan transfiks.
1. Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut
prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa
indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Imbuhan asli di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
di- : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
memper- : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
ber- : berdiri, berlari, bertamu, berjalan
per- : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil
pe- : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis

berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
a : amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau‘tidak ber’.
multi : multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’
anti : antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya bertentangan atau
melawan
mikro : mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’
non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’

3
2. Infiks ( Sisipan)
Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami
pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang
memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. 2 Prosesnya imbuhan
kata tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -
in.
el- : telunjuk,pelatuk
er- : seruling, gerigi
em- : temali, kemuning, kemilau,
in- : kinerja, sinambung,tinambah
3. Sufiks (Akhiran)
Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak
pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran
terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
-kah : bagaimanakah, apakah, siapakah
-kan : ambilkan, siapkan, tuliskan
-an : makanan, minuman, akhiran
-i : temani, sadari, renungi
-nya : ibunya, temannya, anaknya
-man : seniman
-wati : seniwati
-in : hadirin
-wi : manusiawi
4. Konfiks (Awalan dan akhiran)
Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata.
Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
Ber-an : berdatangan, berkenalan
Pe-an : pegunungan, pedalaman
Ke-an : kedatangan, keterlambatan

2
Abdullah Dola..Linguistik Khusus Bahasa Indonesia ( Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar2011) hal
4

4
Ter-an : terselesaikan
Me-kan : memanfaatkan

5. Kombinasi afiks (klofiks)


Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Misalnya :
ber-an : berpakaian
Pakai-pakaian-berpakaian
member-kan : memberlakukan
Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
6. Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata
dasarnya. Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau
kelas kata yang lain menjadi kata kerja. Misalnya :
kopi → ngopi
sate → nyate
kebut → ngebut
tulis → nulis
7. Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.
8. Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia
interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
Indonesia-logi → Indonesianologi
Jawa-logi- → Jawanologi
9. Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar.
Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa
arab.
5
Contohnya:
f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)
Berbagai jenis afiks yang disebutkan pada contoh di atas terlebih dulu mengalami
proses penambahan imbuhan. Afiksasi bermakna proses penempelan, penambahan atau
peleburan imbuhan pada kata dasar. 3
Proses dari afiksasi adalah sebagai berikut:

1. Imbuhan me– + (kata dasar)


Kata dasar yang memiliki awalan huruf “t” dileburkan menjadi huruf “n”. Contohnya
adalah sebagai berikut:
 me– + tabrak = menabrak
 me– + tabur = menabur
 me– + tagih = menagih

2. Imbuhan me– + (kata dasar)


Kata dasar yang huruf awalannya berupa huruf “s” akan dileburkan menjadi huruf “ny”.
Contohnya adalah sebagai berikut:
 me– + sabet = menyabet
 me– + sadari = menyadari
 me– + salib = menyalib
 me– + sangga = menyangga

3. Imbuhan me– + (kata dasar)


Kata dasar yang memiliki awalan huruf “k” akan berganti dengan huruf “ng”. Contohnya
adalah sebagai berikut:
 me– + kaca = mengaca
 me– + kaget = mengagetkan
 me– + kail = mengail
Akan tetapi, kata asing yang belum diresmikan sebagai kata baku bahasa Indonesia tetap
tidak menghilangkan huruf “k”. Misalnya:
 me– + konversi = mengkonversi
 me– + klarifikasi = mengklarifikasi

3
Hasan Alwi,Dkk..Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.(Jakarta:Balai Pustaka 2014) Hal 6

6
4. Imbuhan me– + (kata dasar)
Kata dasar yang memiliki awalan huruf “p” akan tergantikan menjadi huruf “m”.
Contohnya adalah:
 me– + padami = memadami
 me– + padu = memadu
5. Imbuhan me– + (kata dasar)
Bentuk kata dasar yang memiliki awalan huruf “c” akan dileburkan menjadi huruf “c”
dengan penambahan huruf “n”. Contohnya:
 me– + caci = mencari
 me– + cela = mencela
 me– + campur = mencampur
 me– + cegah = mencegah

C. Ciri-Ciri Afiksasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri afiksasi, terdiri atas:

1. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini terdiri atas lebih dari satu morfem
(polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
2. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau makna
gramatis.
3. Kata berimbuhan ialah bahwa dalam proses terjadinya kata-kata itu terjadi pula
perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.

D. Fungsi Afiksasi

Afiksasi sendiri memiliki fungsi, seperti di bawah ini :


1. Digunakan untuk membentuk kata benda dengan menggunakan imbuhan, contoh :
peN-, ke-, per-, pe-, -wan, -isme, -sasi, pe-an, ke-an, tas dan lainnya.
2. Digunakan untuk membentuk kata kerja, contoh : ber-, me-, ter-, per-, di, ter-kan, -kan
dan lainnya.
3. Digunakan untuk membentuk kata sifat, contoh : -wi, -is, -I, -iah. Dalam contoh
kata : manusiawi, agamis, ilmiah dan lainnya.
4. Digunakan untuk kata bilangan, contoh ke- dan se-, dalam contoh kata sepuluh,
ketiga, kedua dan lainnya.
5. Digunakan untuk membentuk kata keterangan, contoh : se – nya, -an, – nya dalam
contoh kata : habis-habisan, seindah-indahnya dan lainnya.

BAB III
PENUTUP

7
A. Kesimpulan
Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan
morfem lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang
paling umum dikenal.
Dalam bahasa Indonesia hanya ada lima afiksasi yaitu prefiks, sufiks, infiks,
konfiks, dan klofiks. Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada
sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan
kombinasi afiks(klofiks).
ciri-ciri afiksasi, terdiri atas:
1. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini terdiri atas lebih dari satu morfem
(polimorfemis) dan salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
2. Kata berimbuhan ialah bahwa kata-kata ini mempunyai makna gramatikal atau
makna gramatis.
3. Kata berimbuhan ialah bahwa dalam proses terjadinya kata-kata itu terjadi pula
perubahan kelas kata dari bentuk dasarnya.
B. Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena
itu saya masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari
Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita
semua yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

8
Chaer,abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses).Jakarta:Rineka Cipta
Dola,Abdullah.2011.Linguistik Khusus Bahasa Indonesia.Makassar:Badan Penerbit UNM
Makassar
Alwi,hasan,dkk.2014.Tata Bahasa baku bahasa Indonesia edisi ketiga.Jakarta:Balai
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai