Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“AFIKSASI BAHASA INDONESIA”

Disusun Oleh:

1. Eka Isnadya Alfiantok 22201071045


2. Maulidia Novia Syaharani 22201071048
3. Nuril Ma’rifatul Laily 22201071054

Dosen Pembimbing ; Hasan Busri, Dr. M,Pd

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Malang
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah
Nya, yang mana atas izin beliau penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
tentang Afiksasi Bahasa Indonesia Sholawat serta Salam tetap tercurah limpahkan
terhadap Baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini. Maksud dan tujuan dari
makalah ini sendiri adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Indonesia.

Dikesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Bpk. Dr.
Hasan Busri, M.Pd selaku dosen mata kuliah Linguistik, dan tak lupa pula segenap
teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah sederhana ini. .

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini jauh dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.Akhir kata kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Malang, 06 Desember 2022

Tim Penyusun,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5

2.1 Pengertian Afiks dan Afiksasi....................................................................................... 5

2.2 Proses Pembentukan Afiksasi........................................................................................ 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11

3.2 Saran.............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh penutur untuk


menyampaikan maksud/makna kepada lawan tutur. Bahasa memiliki fungsi, sebagai
alat yang komunikatif.Supaya memenuhi fungsi komunikatif itu,bahasa harus
digunakan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan makna ganda atau menimbulkan
makna berbeda yang disebabkan karena orang lain tidak memahami bahasa yang
digunakan. Pemakai bahasa kadang-kadang mengabaikan aturan-aturan penggunaan
bahasa tersebut yang menyebabkan kekeliruan atau kesalahan.
Afiks (imbuhan) adalah bentuk morfem terikat yang umum digunakan dalam
suatu bahasa.Sebagai morfem terikat, afiks tidak dapat berdiri sendiri dan
belum memiliki makna. Afiks baru bermakna apabila sudah bergabung dengan kata-
kata tertentu. Proses bergabungnya afiks pada bentuk dasar disebut afiksasi. Afiksasi
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks.
Afiksasi merupakan salah satu bentuk proses morfologis. Proses morfologis adalah
proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Afiksasi adalah proses pembentuk kata turunan dari bentuk dasar melalui
pembubuhan afiks, salah satunya pembentuk kata turunan yang berkategori verba
(verba berafiks). Verba berafiks adalah verba turunan yang mengalami afiksasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari afiks dan afiksasi?
2. Bagaimana proses pembentukan Afiksasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari afiks dan afiksasi
2. Untuk mengetahui proses pembentukan Afiksasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Afiksasi merupakan proses pembumbuhan imbuhan atau afiks pada sebuah


dasar atau bentuk dasar. Imbuhan adalah kata yang tidak memiliki makna apabila
imbuhan tidak disisipkan dengan kata dasar. Proses afiksasi terjadi ketika sebuah
morfem terikat dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Jadi,
afiksasi adalah proses penggabungan antara morfem-morfem untuk membentuk
sebuah kata yang baru dan menghasilkan makna kata, dengan memberikan
penambahan. Proses pembentukan kata melalui afiks (imbuhan), pada umumnya
dapat mengubah makna dan bentuk kata dasar. Seperti yang dapat dilihat pada kata-
kata berikut: makan, cuci, kerja dan sebagainya. Jika kata-kata tersebut mendapat
imbuhan afiks menjadi memakan, pemakan, dimakan, termakan, dan sebagainya.
Afiks adalah sebuah satuan gramatik yang terikat dalam satu kata, yang
merupakan juga unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki
kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain untuk
membentuk kata baru. Misalnya pada kata makanan. Kata ini terdiri dari dua unsur,
yaitu makan dan –an yang merupakan satuan yang terikat. Maka morfem –an bisa
dikatakan sebagai bagian dari afiks. Sebelum –an bisa dikatakan sebagai bagian dari
afiks, harus diteliti terlebih dahulu, bahwa –an harus mampu melekat pada satuan-
satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
Proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk terjadi pada bentuk tunggal
maupun bentuk komplek. Contoh afiksasi yaitu imbuhan ber- pada kata lari sehingga
menjadi kata berlari. Setiap afiks adalah bentuk terikat. Setiap afiks tidak bisa berdiri
sendiri. Afiks selalu melekat pada bentuk lain. Proses morfologis melibatkan
komponen (1) Bentuk dasar, (2) alat pembentuk (afiksasi, reduplikasi,
komposisi,akronimisasi dan konversi), (3) makna gramatikal, (4) hasil proses
pembentukan.

5
2.2 Proses pembentukan Afiksasi

Menurut Chaer (2008:27) berkenaan dengan jenis afiksnya, biasanya proses


afiksasi itu dibedakan atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan prefiks, konfiksasi
yaitu proses pembubuhan konfiks, sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks dan
infiksasi yaitu proses pembubuhan infiks. Berikut proses afiksasi berdasarkan afiks
yang mengikutinya :
1.Proses prefiksasi oleh prefiks ber-, me-, di-, ter-,
ke-, dan se-
2.Proses infiksasi oleh infiks –el-, -em-, dan –er-,
3. Proses Sufiksasi oleh sufiks –an, -kan, dan –i
4. Proses Konfiksasi oleh pe-an, per-an, ke-an, se-nya,
dan ber-an (ada yang bukan konfiks).

1. Prefiks (awalan)
Prefiks adalah sebuah afiks yang pengimbuhannya terletak pada bagian awal
dari sebuah kata dasar atau bentuk dasar. Prefiksasi yaitu sebuah imbuhan sebuah
bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata yang nantinya akan menghasilkan kata
baru yang intinya berhubungan dengan kata dasar. Pada proses pengimbuhan kata
awalan ini disebut juga dengan prefiks aksi. Prefiks ini biasanya muncul bersamaan
dengan pengimbuhan akhir atau disebut sufiks.
Prefiksasi me-. Morfofonemik pada proses pengimbuhan menggunakan prefiks
medapat berwujud: a. Pengekalan yang terjadi fonem: b, penambahan fonem: dan
adalah peluluhan fonem.
A. Pengekalan fonem sendiri berarti tidak ada fonem yang berubah, tidak ada yang
dilesapkan dan tidak ada yang ditambahkan di dalamnya. Hal tersebut terjadi apabila
bentuk dasarnya diawali oleh konsonan r, l, w, y, m, n, ng, dan ny.
Contohnya:
me + rawat = merawat
me + wasiat = mewasiat
me + yakin = meyakin
me + makan = memakan
me + nanti = menanti
me + ngantuk = mengantuk

6
me + nyanyi = menyanyi
B. penambahan fonem, yaitu penambahan fonem nasal (bunyi bahasa): m, n, ng,
dan nge. Penambahan fonem nasal (bunyi bahasa): m biasanya terjadi apabila bentuk
dasarnya diawali dengan konsonan b dan f.
Contohnya:
me + baca = membaca
me + fokus = memfitnah
 penambahan fonem nasal (bunyi bahasa): n biasanya terjadi apabila bentuk
dasarnya diawali dengan konsonan: d
Contohnya:
me + duda = menduda
 penambahan fonem nasal (bunyi bahasa): ng biasanya terjadi apabila bentuk
dasarnya diawali dengan konsonan: g, h, kh, a, l, u, e, dan o . Contohnya:
me + gila =menggila
me + hina = menghina
me + khayal = mengkhayal
me + acak = mengacak
me + iris = mengiris
me + ulas = mengulas
me + elak = mengelak
me + obral = mengobral
 penambahan fonem nasal (bunyi bahasa): nge biasanya terjadi apabila buntuk
dasarnya hanya terdiri oleh satu kata. Contohnya:
me + bom = mengebom
C. Peluluhan fonem biasanya terjadi bila
prefiks me- dibubuhkan kepada bentuk
dasar yang diawali dengan konsonan
bersuara s, k, p, dan t. Contohnya:
me + sikat = menyikat.

1. Prefiks (awalan)
Prefiks (awalan) adalah afiks yang diimbuhkan pada awal bentuk dasar.
Contohnya:
a) prefiks meN- [mengambil], [menanam], [membantu]

7
b) prefiks peN- [pengikat],[pendatang], [penyayang]
c) prefiks ber- [berantai], [bersepeda], [belajar]
d) prefiks ter- [terbawa]
e) prefiks di- [ditangkap]
f) prefiks ke- [kehendak]
g) Prefiks se- [sebuah], [sehari], [sekali], dan sebagainya.

2. Infiks (sisipan)
Infiks adalah imbuhan (afiks) yang diimbuhkan dibagian tengah kata dasar.
Ada tiga jenis infiks bahasa indonesia yaitu –el-, -em-, dan –er-.
a) -el- [telunjuk] dan [gelembung]
b) -em- [gemetar], [gemuruh], [kemilau],
c) -er- [gerigi] dan [serabut].

3. Sufiks (Akhiran)
Sufiks adalah sebuah afiks yang diimbuhkan pada bagian belakang dari kata
dasar atau bentuk dasar. Pada proses pembentukannya ini makna yang terdapat pada
kata berimbuhan ini sendiri dapat berbeda dengan kata awal dari bentuk dasarnya.
Jenis-jenis sufiks yaitu -an, -kan, -i, -kan, -wan, -man, -lah, -wati, -wi, -is.
a) -an[pangkalan], [hukuman], [larangan], dan [bulanan]
b) -i [lompati] , [memasuki]
c) -kan[meminjamkan], [mengirimkan]
d) -man dan -wan [seniman] dan [sastrawan]
e) -wati [wisudawati]
f) -is [egois] dan [novelis]
g) -isasi dan -isme [sosialisasi] dan [kapitalisme]
h) -wi [surgawi] , [manusiawi].

4. Konfiks (awalan dan akhiran)


Konfiks (awalan dan akhiran) adalah afiks yang berupa morfem terbagi,
bagian pertama diawal bentuk dasar, sedangkan bagian yang kedua diakhir bentuk
dasar. Jenis-jenis konfiks yaitu, per- an, peN-an, ke-an, se-nya, ber-kan.
a) Per-/-an [perkelahian] dan [pernafasan]
b) peN-/-an [penglihatan] dan [penambahan]

8
c) ke-/-an [kebaikan] dan [kekuatan]
d) se-/-nya [selamanya]
e) ber-/-kan [beristrikan, [berdasarkan]

5. Simulfiks
Simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang
dileburkan pada bentuk dasar. Manifestasinya dengan nasalisasi dari fonem yang
pertama pada suatu
bentuk dasar. Fungsinya membentuk verba atau kata kerja.
a) Kopi = ngopi
b) Soto = nyoto
c) Sate = nyate
d) Kebut = ngebut

6. Superfiks
Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang berupa fonem suprasegmental.
Afiks ini tidak ada dalam bahasa indonesia (biasanya terdapat dalam bahasa daerah).
Dalam bahasa Jawa, biasanya dengan peninggian vokal dapat di sebut sebagai ciri
suprasegmental pada suku terakhir suatu adjectiva bersifat morfemis. Contoh:
suwe→lama, wedi→takut.

7. Interfiks
Interfiks adalah afiks yang menyatukan dua bentuk dasar (kata) dan berada di
antaranya. Elemen penghubungnya adalah sebuah afiks yang berada di antara dua
bentuk dasar yang berbeda. Dalam bahasa indonesia, interfiks –n-dan -o-. Contoh:
gabungan antara kata indonesia dengan kata logi→indonesianologi, artinya kata
indonesianologi merupakan gabungan antara dua unsur kata, yaitu kata indonesia dan
logi. Gabungan antara kata sosial dengan kata logos→ sosiologi.

8. Transfiks
Transfiks adalah afiks yang menghasilkan morfem terputus dan bentuk dasar
terputus. Afiks ini biasanya memberikan vokal kepada bentuk dasar konsonan dan
ditambahkan juga prefiks dan afiks. Transfiks merupakan bentuk afiks yang paling
kompleks karena melibatkan dua morfem terputus (Bauer 1988: 24).

9
9. Kombinasi Afiks
Kombinasi afiks berbeda dengan konfiks. Kombinasi afiks adalah kombinasi
afiks-afiks dengan bentuk dan makna gramatikal sendiri yang dibubuhkan pada
bentuk dasar.
Contohnya: me-kan, me-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, ter-kan, per-kan, pe-an,
dan se-nya.

10
BAB III
PENUTUP

3.3 KESIMPULAN

Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas mengenai


terbentuknya suatu kata, serta bagaimana perubahan pada suatu kata beserta seluk-
beluknya. Di dalam morfologi sendiri terdapat proses morfemis yaitu afiksasi.
Afiksasi merupakan proses pembumbuhan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) kepada
sebuah bentuk-bentuk dasar untuk memberikan suatu makna gramatikal tertentu.
Sedangkan afiks atau imbuhan adalah sebuah bentuk terikat yang ditambahkan pada
sebuah bentuk dasar baik di awalan, sisipan, maupun akhiran.
afiksasi secara umum memiliki empat jenis, yaitu prefiks (awalan), infiks
(sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks (awalan-akhiran). Sedangkan menurut
beberapa pendapat, ada yang menyebutkan afiksasi terdiri dari sembilan jenis.
Afiksasi tersebut terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, superfiks,
interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks
Dalam membahas proses afiksasi pasti di dalamnya terdapat kata dasar, Kata
dasar adalah kata yang belum memiliki perubahan, belum mengalami perubahan atau
proses morfologis, entah itu semacam proses penambahan imbuhan, proses
pengulangan ataupun proses pemajemukan. Bentuk dasar adalah bentuk yang menjadi
dasar di dalam proses morfologis, bisa bermacam kata dasar, kata imbuhan, kata
ulang, dan dapat pula kata majemuk.

3.4 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami harapkan setiap materi yang berkaitan
dengan afiksasi bahasa indonesia ini, dapat berkembang dan lebih diperdalam lagi
penjelasan mengenai cabang linguistik morfologi secara lengkap, serta dapaat
dipahami oleh para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pemetaan Afiksasi Buku Juara Jurnal Bahasa Indonesia Mahasiswa BIPA


2016/2017
Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh:
Edinburgh University Press.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329
https://www.academia.edu/41380069/Makalah_Pengertian_Jenis-
Jenis_Serta_Afiksasi

12

Anda mungkin juga menyukai