Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KAJIAN BAHASA INDONESIA

FONOLOGI DAN JENIS ALAT UCAP

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
AINUN MEILANI
JUSNIATI
WINDASARI
PUTRI AZIQHAH SALZABILAH SYAMBAH

M21.4
PRODI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Segla puji bagi tuhan yang Maha Kuasa yang telah memperkenakan kami dan
memudahkan kami untuk membuat makalah untuk kepentingan mata kuliah kajian bahasa
Indonesia sehingga dapat selesai sesuai dengan jadwalnya. Dan tak lupa kami sampaikan
kepada teman-teman yang sudah berkontribusi dan memberikan sumbangsih berupa ide-ide
dan meluangkan waktu untuk mengerjakannya sampai selesai.
Ucapan terimakasih kepada ibu Nur Abidah Idrus, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing
dan memberikan dukungan untuk mata kuliah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya
dengan baik dan benar.
Namun sebagai manusia biasa kami sadar betul bahwa makalah ini masih belum
sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritik kepada pembaca agar makalah ini menjadi
semakin baik. Terakhir semoga makalah ini dapat memberikan serta menambah wawasan
para pembaca dan memperluas khazanah pembaca tentang kajian bahasa Indonesia atas izin
Allah SWT.

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Sampul
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Fonologi......................................................................................................2
B. Gejala – Gejala Fonologi..............................................................................................3
C. Ilmu – Ilmu Yang Tercakup Dalam Fonologi............................................................4
D. Alat Ucap........................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika kita mendengar orang berbicara, maka kita akan dengar runtutan bunyi bahasa.
Runtutan bunyi bahasa ini dapat dianalisis dan disegmentasikan berdasarkan tingkatan-
tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian-hentian atau jeda yang terdapat dalam
runtutan bunyi tersebut. Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi. Adapun satuan bunyi yang
menjadi objek studinya yaitu fonetik dan fonemik. Dalam hal mengeluarkan, menghasilkan,
atau mengucapkan bunyi, tentu saja melalui proses. Kita perlu mengetahui bagaimana proses
pengeluaran bunyi-bunyi bahasa dan organ-organ apa saja yang berperan dalam proses
tersebut. Jika diperhatikan bunyi-bunyi yang terdapat pada kata-kata [intan], [angin], dan
[batik] tidak sama. Ketidaksamaan bunyi pada deretan kata-kata itulah sebagai salah satu
objek atau sasaran studi fonologi khususnya cabang ilmu fonetik. Dalam kajiannya, fonetik
berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai kajian-kajian fonetik tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa pengertian fonologi


2. Apa gejala fonologi
3. Mengidentifikasi ilmu – ilmu yang tercakup dalam fonologi
4. Apa itu alat ucap

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu fonologi


2. Untuk mengetahui gejala fonologi
3. Untuk mengetahui ilmu – ilmu yang tercakup dalam fonologi
4. Untuk mengetahui apa itu alat ucap

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fonologi
Fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone bunyi dan logos tatanan, kata,
atau ilmu disebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian. Fonetik, yaitu bagian
fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi
bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari
bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Secara etimologi berasal dari
gabungan kata fon artinya bunyi dan logi yang artimya ilmu. Fonologi sendiri memiliki arti
sebagai bagian dari kajan linguistic yang mempelajari, membahas, membicarakan dan
menganalisis bunyi – bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat – aklat ucap manusia. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia (1997) fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki
bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya.

Pengertian menurut ahli

Kridalaksana (2002), Menurut Kridalaksana yang di kutip dari kamus linguistik, fonologi
mempunyai arti bidang pada linguistik yang mempelajari tentang berbagai bunyi bahasa
berdasarkan fungsinya.
Abdul Chaer (2003:102), Berdasarkan etimologi “fonologi” terbentuk dari kata “fon” yang
berarti “bunyi” dan “logi” berarti sebagai “ilmu”. Maka, umumnya bisa di bilang Fonologi
memiliki arti Ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang di pakai oleh manusia.
Verhaar (1984:36) menjelaskan bahwasanya fonologi mempunyai pengertian yang
signifikan yang mana sebuah Ilmu yang memperlajari tentang bidang khusus pada linguistik
yang meneliti bunyi suatu bahasa tertentu yang sesuai dengan fungsinya bertujuan menjadi
pembeda antara makna leksikal suatu bahasa.
Keraf, 1984: 30. Fonologi bisa di artikan bagian dari tatanan bahasa yang mempelajari dari
bunyi-bunyi bahasa.
Fromkin & Rodman, menjelaskan Definisi Fonologi adalah suatu bidang linguistik yang
mengamati, mempelajari, mengalisa serta membecirakan terkait dengan tata bunyi bahasa.
Trubetzkoy, Fonologi yaitu studi bahasa yang terkait dengan sistem bahasa, organisasi
bahasa dan merupakan suatu fungsi linguistis bahasa.

2
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian fonologi bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut : Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari bunyi-
bunyi bahasa yang diproduksi alat ucap manusia.

B. Gejala – Gejala Fonologi


1. Gejala Fonologis
a. Pemunculan fonem adalah hadirnya sebuah fonem yang sebelumnya tidak ada akibat
dari terjadinya proses morfologi.
b. Pelesapan fonem adalah peristiwa hilangnya fonem akibat proses morfologis.
c. Peluluhan fonem adalah proses luluhnya sebuah fonem, lalu menyatu pada fonem
berikutnya.
d. Pergeseran fonem adalah berubahnya posisi sebuah fonem dari satu silabel ke dalam
silabel berikutnya.
e. Perubahan fonem adalah proses berubahnya sebuah fonem menjadi fonem yang lain
karena menghindari adanya dua bunyi sama.
2. Realistic Fonem
Realisasi fonem adalah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis, yaitu
fonem menjadi bunyi bahasa. Bahasa Indonesia memiliki realisasi dalam berbagai bunyi.
Realisasi fonem sebenarnya sama dengan bagaimana fonem itu dilafalkan. Realisasi dalam
wujud bunyi yang bermacam-macam dari sebuah fonem itulah yang disebut sebagai alofon.
Dengan demikian dapat ditegaskann, bahwa sumber yang sama dari sejumlah bunyi itu
merupakan fonem.
a. Fonem
Fonem adalah satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, maksudnya satuan
fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem dalam bahasa mempunyai
beberapa macaam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata.
Contoh :
r dan t pada pasangan kata peri dan peti
u dan a pada pasangan bubur dan bubar
r dan s pada pasangan busuk dan buruk

b. Fona
Fona yaitu bunyi Bahasa yang tidak menimbulkan atau mempengaruhi perbedaan
arti.
Contoh :

3
k pada pasangan kata Tuti dan Tutik
o pada pasangan kata besok dan besuk
h pada pasangan kata bila dan bilah

C. Ilmu – Ilmu Yang Tercakup Dalam Fonologi


Fonologi dalam tataran ilmu bahasa terdiri atas ;
1. Fonetik
Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang dipakai
dalam tutur dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap. Menurut samsuri (1994),
fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar. Sedangkn dalam KBBI (1997), fonetik
diartikan sebagai bidang linguistik pengucahasilkan bunyi (penghasilan) bunyi ujar atau
fonetik adalah sistem bunyi suatu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap
manusia, serta bagaiman bunyi itu dihasilkan. Chaer (2007) membagi urutan proses
terjadinya bunyi bahasa itu menjadi tiga jenis fonrtik yaitu;
a. Fonetik Artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik sosiologis,
mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia yang bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
b. Fonetik Akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenmena
alam. Objeknya adalah bunyi bahasa ketika merambat di uadara, anatra lain
membicarakan; gelombang bunyi beserta frekuensi dan kecepatannya ketika merambat
di udara, spektrum, tekanan, dan intensitas bunyi.
c. Fonetik Auditoris
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu diterima oleh
telinga, sehingga bunyii-bunyi itu terdengar dan dapat dipahami. Dalam hal ini tentunya
pembahasan mengenai sturuktur dan fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu
bekerja.
Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia linguistik
adalah fonetik artikulatoris,sebab fonetik inilah yang erkenaan dengan masalah
bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan
fonetik akustik lebih berkenaan bidang fisika yang dilakukan setelah bunyi itu
dihasilkan dan sedang merambat di udara.

4
2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa yang
berfungsi sebagai pembeda makna. Terkait dengan pengertian tersebut, fonemik dalam
KBBI (1997) diartikan; 1.Bidang linguistik tentang sistem fonem. 2. Sistem fonem suatu
bahas, 3.prosedur untuk menemukan fonem suatu bahasa.
Jika dalam fonetik mempelajari berbagai macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh
alat-alat ucap serta bagaiman tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan,maka dalam fonemik
mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran yang manakah
yang dapat mempunyai fungsi untuk memedakan arti.
Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau
berfungsi membedakan makna kata. Misalanya bunyi [L], [a], [b], dan [u] dan [a], [b],dan
[u]. Jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi pertama, yaitu bunyi [L] dan
bunyi [r]. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem
yang berbeda dalam bahasa indonesia, yaitu fonem L dan fonem r.
Sebagai bidang yang berkonsentrasi dalam deskripsi dan anaisis bunyi-bunyi ujar,
hasil kerja fonologi berguna bahkan sering dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguistik
yang lain, misalnya morfologi, sintaksis, dan semantik.
3. Fonologi dalam cabang morfologi
Bidang morfologi yang konsentrasinya pada tataran struktur internal kata sering
memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya ketika menjelaskan morfem dasar (butuh)
diucapkan secara variasi antara (butUh) dan (bUtUh) serta diucapkan (butuhkan) setelah
mendapat proses morfologis dengan penmabahan morfem sufiks (-kan)
4. Fonologi dalam cabang sintaksis
Bidang sintaksis yang berkoBidang sintaksis yang berkosentasi pada tataran kalimat,
ketika berhadapan dengan kalimat kamu berdiri. (Kalimat berita), kamu berdiri? (kalimat
tanya), dan kamu berdiri! ( kalimat perintah) ketiga kalimat tersebut masing-masing
terdiri dari dua kata yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat dijelaskan dengan memanfaatkan hasil analisis fonologis, yaitu tentang
intonasi, jedah dan tekanan pada kalimat yang ternyata dapat membedakan maksud
kalimat, terutama dalam bahasa indonesia.

5
5. Fonologi dalam cabang semantik
Semantik sebagai cabang ilmu bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kedua
cabang ilmu bahasa di atas ( Morfologi dan sintaksis). Ini berarti, bahwa makna suatu
kata atau kalimat ditentukan oleh unsur bunyi (tekanan suara dan atau nada suara yang
lebih umum adalah suprasegmental), bentukan kata (perubahan bentuk kata), maupun
susunan kata dalam kalimat.

D. Alat Ucap
Alat ucap merupakan alat yang paling utama dalam menghasilkan bunyi-bunyi bahasa.
Alat ucap yang akan dibahas ialah paru-paru, mulut, dan rongga hidung.

Dilihat dari segi fungsinya ada 2 macam, yaitu:


a. Fungsi Primer, yaitu fungsi biologis karena bertugas untuk memenuhi kebutuhan hidup
jasmaniah, seperti paru-paru, mulut, dan rongga hidung.
b. Fungsi skunder, yaitu fungsi linguis karena bertugas untuk membentuk bunyi bahasa,
seperti udara, artikulatoris, dan titik artikulasi.
Bentuk bunyi bahasa selalu berbeda karena disebabkan oleh ketergantungannya dengan
alat ucap yang bekerja atau yang berfungsi dalam menghasilkan bunyi bahasa.
Alat-alat ucap dapat menghasilkan bunyi bahasa dengan kata lain, bagaimana bunyi-
bunyi bahasa diartikulasikan. Misalnya: Kita membandingkan alat-alat ucap manusia dengan
alat musik, seperti seruling. Bunyi bahasa yang dihasilkan hembusan udara dapat berbeda,
jika udara yang keluar dihambat, dihalangi atau dengan merintangi kebebasan jalannya arus
udara.
Manusia dapat berbunyi atau berbahasa karena udara yang dihasilkan oleh paru-paru
diatur dengan gerakan-gerakan sekat rongga dada. Udara yang ke atas melalui pangkal
tenggorokan dan rongga kerongkongan lalu ke depan dan ke luar melalui
mulut, hidung atau keduanya dapat dihambat atau dirintangi pada jalannya udara.

Bunyi yang dihasilkan dengan hembusan udara terbagi 2 bagian, yaitu:


1. Bunyi egresif ialah bunyi yang dihasilkan dengan jalan menghembuskan udara dari paru-
paru ke luar secara biasa.
2. Bunyi ingresif ialah bunyi yang dihasilkan dengan jalan menghirup udara dari luar ke
dalam paru-paru.

6
Secara sederhana alat ucap terbagi 2 bagian, yaitu:
1. Artikulator ialah alat-alat ucap yang dapat digerakkan lebih kurang dengan bebas dan
dapat menempati posisi berbagai sisi atau berbagai macam.
2. Titik artikulasi ialah titik atau daerah tertentu di atas artikulator yang digerakan ke atas-ke
bawah atau ke depan-ke belakang. Gigi depan atas merupakan titik artikulasi karena
ujung lidah dapat menyentuh atau mendekatinya

Artikulasi terbagi dalam 5 macam,yaitu:


1. Udara yang keluar dari paru-paru mendapat hambatan menyeluruh pada salah satu tempat
antara paru-paru dan udara sehingga jalan arus udara tertutup. Artikulasi ini akan
menghasilkan bunyi-bunyi yang disebut bunyi hambat.
Contoh: bunyi p, t, k, b, d, g, c, dan j.
2. Jalan arus udara di mulut yang ke luar dari paru-paru itu mendapat hambatan yang
menyeluruh pada salah satu tempatnya, tetapi dengan membuka jalan ke rongga hidung
disebut bunyi nasal.
Contoh: bunyi m, n, ng, dan ny.
3. Jalan arus udara dihalangi pada salah satu tempat yang merupakan sebuah lubang kecil
yang berbentuk lembah panjang atau celah yang disebut bunyi spiran.
Contoh: bunyi f, s, x, h, dan z.
4. Garis tengah jalan udara terhambat, tetapi ada lubang panjang sebelah dan kedua sisi yang
dilalui arus udara.
Contoh: bunyi l.
5. Arus udara yang lewat menyebabkan sebuah alat ucap yang lentur bergetar dengan cepat
disebut bunyi getar.
Contoh: bunyi r.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa, tentunya menjadikan kita
perlu memahami hakikat bahasa Indonesia yang baik. Serta mempelajari ilmu yang
membahas tentang bidang khusus pada linguistik yang meneliti bunyi suatu bahasa tertentu
yang sesuai dengan fungsinya bertujuan menjadi pembeda antara makna leksikal suatu
bahasa.
Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernapasan sebagai
sumber tenaganya. Pada saat kita mengeluarkan napas, paru-paru kita menghembuskan
tenaga yang berupa arus udara. Setelah melewati rongga faring, arus udara mengalir ke
bagian atas tenggorokan. Bunyi tersebut akan keluar melalui rongga mulut dan/atau rongga
hdung. Macam bunyi bahasa yang kita hasilkan juga dipengaruhi oleh ada tidaknya hambatan
dalam proses pembuatannya.

B. Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat
memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Abdullah. 1980. Tata Bahasa Indonesia SLTP. Bandung: Djatnika.

-------. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Dola, Abdullah. 2011.
Linguistik Khusus Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM. Kridalaksana,
Harimurti. 2008.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
Bandung.
Meyindriyani.2012.Fonologi bunyi bahasa dan tata bunyi. Yogyakarta: Diva pers

http://kangekotuisda300107.blogspot.com/2014/11/makalah-fonetik-dan-alat-ucap.html

https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/10/makalah-lengkap-fonologi-bahasa.html

iii

Anda mungkin juga menyukai