Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP FONETIK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata Kuliah “ Ilmu Lughoh “
Dosen Pengampu : Ahmad Nur Mizan, S.HUM, M.A

KELOMPOK 2

Disusun Oleh:

Annisa Tri Wulandari (2111020011)

Firdaamaliaputri (2111020025)

Hanifah Risna Putri (2111020030)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Tim Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Tim Penulis sehingga Tim Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “konsep fonetik” yang merupakan
salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Ilmu Lughoh pada semester dua.

Dalam menyelesaikan makalah ini, Tim Penulis telah banyak mendapat


bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
Tim Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ahmad Nur Mizan,
S.Hum, M.A selaku Dosen mata kuliah Ilmu Lughoh Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung yang telah memberikan tugas mengenai “konsep fonetik” ini
sehingga pengetahuan Tim Penulis dalam penulisan makalah ini makin bertambah
dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di kemudian hari.
Terimkasih juga diucapkan kepada Teman teman yang mau membaca makalah ini
sampai dengan selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penulis.
Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang
hati.

Bandar Lampung, 6 maret 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Fonetik ............................................................................................. 3
B. Fon Dan Alofon .................................................................................................. 3
C. Jenis Fonetik ....................................................................................................... 4
D. Produksi Bunyi ................................................................................................... 5
E. Organ Bicara Manusia ....................................................................................... 5
F. Klasifikasi Bunyi ............................................................................................... 7
G. Klasifikasi Konsonan B. Arab........................................................................... 9
H. Faktor Pembeda Konsonan ................................................................................ 9
I. Transkripsi Dan Transliterasi .......................................................................... 10
J. International Phonetc Alphabet....................................................................... 10
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
ketika kita mendengar orang berbicara, maka kita akan mendengar runtutan
bunyi bahasa. Runtutan bunyi bahasa ini dapat di analisis dan disegmentasikan
berdasarkan tingkatan-tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian
atau jeda yang terdapat dalam runtutan bunyi tersebut. Bidang linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan membicarakanruntutan bunyi-bunyi bahasa
disebut fonologi. Adapun satuan bunyi yang menjadi objek studinya yaitu
fonetik dan fonemik.

B Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fonetik ?
2. Apa itu fon dan alofon ?
3. Apa saja jenis jenis fonetik ?
4. Bagaimana terjadinya produksi bunyi Bahasa ?
5. Apa saja organ bicara manusia ?
6. Apa saja klasifikasi bunyi bahasa ?
7. Apa saja klasifikasi konsonan Bahasa Arab ?
8. Apakah factor pembeda konsonan ?
9. Apa yang dimaksud dengan transkripsi dan transliterasi ?
10. Apa itu International Phonetic Alphabet ?

C Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat menetahui apa pengertian dari fonetik.
2. Mahasiswa dapat menetahui apa itu fon dan alofon.
3. Mahasiswa dapat menetahui apa saja jenis jenis fonetik.
4. Mahasiswa dapat menetahui bagaimana terjadinya produksi bunyi
Bahasa.
5. Mahasiswa dapat menetahui apa saja organ bicara manusia.
6. Mahasiswa dapat menetahui apa saja klasifikasi bunyi Bahasa.

1
7. Mahasiswa dapat menetahui apa saja klasifikasi konsonan Bahasa
Arab.
8. Mahasiswa dapat menetahui apakah factor pembeda konsonan.
9. Mahasiswa dapat menetahui apa yang dimaksud dengan transkripsi dan
transliterasi.
10. Mahasiswa dapat menetahui apa itu International Phonetic Alphabet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian fonetik
Sebagaimana penjelasan sebelumnya fonetik adalah salah satu cabang dari
fonologi yang mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi
bahsatersebut berfunsi sebagai pembed makna maupun tidak. Secara umum
fonetik terbagi menjadi tiga bagian yaitu fonetik artikulatoris, fotenik akustik,
dan fonetik autoris. Ketiga fonetik ini dibagi berdasarkan pada objek kajian
masing-masing. Fonetik merupakan bagian dalam fonologi, yaitu ilmu tentang
perbendaharaan bunyi bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya. Dalam tataran
linguistik, unit terkecil dalam bahasa merupakan fon atau bunyi bahasa,
sedangkan fonem merupakan bentuk abstrak dari bunyi-bunyi bahasa. Secara
khusus, fonetik mempelajari pelafalan bunyi-bunyi bahasa. Lebih lanjut, fonetik
merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia
menghasilkan bunyi-bunyi ajuran, menelaah gelombang-gelombang bunyi
bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima
bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis manusia.

B. Fon dan Alofon


Fon adalah bunyi yang merupaka suatu varian atau anggota suatu fonem.
Contoh: fon [p] dan [b]. Kedua-duanya konsonan letupan, tetapi [p] tidak
bersuara seperti [b]. Kita ambil contoh dalam bahasa inggris:
[pus] push bermakna ‘tolak’
[bus] bush bermakna ‘semak’
Ini menunjukkan [p] dan [b] berbeda makna sehingga menghasilkan dua kata
yang berlainan.

Alofon adalah varian atau realisai suatu fonem yang berbeda-beda menurut
lingkungan distribusinya.

3
Contoh: fonem / i / dan / u / didalam bahasa indonesia dan jawa yang realisasi
alofonnya dapat berbeda bergantung pada lingkungakn distribusinya. Alofon /i/
dapat berwujud [i, l, e], sedangkan /u/ dapat berwujud [u,U,o].

C. Jenis Jenis fonetik


1.fotenik Artikulatoris
Bunyi bahasa yang menjadi objek kajian dari fonologi adalah bunyi yang
dihasilkan melalui alat ucap manusia. Oleh karena itu, tanpa alat ucap manusia,
bunyi bahasa tidak dapat dihasilkan. Dalam kajian fonetik artikulotoris ini
dijelaskan bagaimana alat-alat organ tubuh manusia yang berfungsi ataupun
berperan dalam menghasilkan bunyibahasa.

2. fonetik akustik
Fonetik akustik adalah salah cabang fonetik yang objek kajiannya berfokus
pada bunyi yang dihasilkan dari getaran udara. Oleh karena itu, pada kajian ini
beberapa hal perlu dijelaskan seperti amplitudo,frekuensi, dan resonansi dari
bunyi tersebut. Frekunesi yang dimaksud dalam hal ini adalah getaran ataupun
gelombang bunyi bahasa yang mempunyai irama atau bunyi. Selanjutnya yaitu
amplitudo, yang atinya sebagai kerasnya bunyi bahasa yang dihasilkan oleh
ucap manusia. Sedangkan resonansi adalah proses bergetarnta suatu benda
dikarenakan ada benda lain yang bergetar, hal ini terjadi karena suatu benda
bergetar pada frekuensi yang sama dengan frekuensi benda yang terpengaruhi.

3. fonetik Auditoris
Fonetik auditoris adalah objek kajian dari fonetik yang mempelajari
bagaimana mekanisme penerimaan suatu bunyi baahasa oleh alat pendengar alat
manusia. Dengan kata lain, fonetik auditoris mengkaji bagaimana alat
pendengar manusia menerima suatu bunyi bahasa. Fonetik auditoris
mempunyai hubungan yang erat dengan fonetik artikulatoris. Pada fonetik
artikulotoris dikaji bagaimana organ tubuh manusia menghasilkan bunyi
bahasa, sedangkan fonetik auditoris mempelajari bagaimana bunyi bahasa
dipahami atau didengar oleh alat pendengar manusia.

4
D. Produksi Bunyi Bahasa
Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui bahasa lisan maupun
tulisan, komunikasi yang dilakukan dengan bahasa tulisan tidak melibatkan
ucap, sedangkan komunikasi melalui bahasa lisan melibatkan alat ucap.

Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4


macam, yakni: (1) proses keluarnya bunyi dari paru-paru, (2) proses fonasi,
yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokan, (3) proses artikulasi yaitu proses
terbentuknya bunyi oleh artikulator dan, (4) proses oro-nasal, proses keluarnya
bunyi melalui mulut atau hidung (Ladefoged, 1973: 2-3).

Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan


pernapasan sebagai sumber tenaganya. Sumber tenaga itu berupa udara yang
keluar dari paru-paru. Pada mulanya udara dihisap oleh paru-paru, kemudian
dihembuskan waktu bernafas. Uadara yang dihembuskan (atau dihisap untuk
sebagian kecil bunyi bahasa) itu mengalami perubahan pada pita suara yang
terletak pada pangkal tengorokan. Arus udara yang keluar dari paru-parun itu
dapat membuka kedua pita suara yang merapat sehingga menyebabkan corak
bunyi bahasa tertentu. Gerakan membuka dan menutup pita suara itu
menyebabkan arus udara dan udara disekitar pita suara itu berubah tekanannya
dan bergetar. Perubahan bentuk saluran udara itulah yang menghasilkan bunyi
yang berbeda-beda. Tempat alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru, antara
lain: batang tenggorokan, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut,
rongga hidung, atau bersama alat ucap yang lain.

E. Organ bicara manusia


Bahasa tidak akan sempura tanpa adanya bantuan organ dan kerja artikulasi
yang ada pada setiap mausia. Seseorang pasti meperoleh bahsa sejak dini
dengan dibarengi dengan penggunaan artikulasi. Jika seseorang mengalami
masalah pada bagian organ yang mendorong kerja artikulasi, maka bahasa yang
dikeluarkan menjadi yang tidak sempurna. Dalam ilmu fonologi, pelafalan

5
seseorang yang dibantu organ pengecapan, akan membentuk suatu fonem aau
huruf yang akan berubah menjdi kata, dan itulah bahasa. Sebagaimana yang kita
ketahui, bahsa hanya berupa kata, kalimat makna dan maksud. Namun, terlepas
dari itu semua, bahsa dibentuk dengan adanya bantuan organ dan kerja
artikulasi. Organ-organ dan kerja artikulasi yang dapat membuat manusia
berbahasa secara sempurna antara lain:
1. Bibir
Bibir merupakan bagian dari mulut atau lidah yang dapat melontarkan
sebuah kata-kata. Bibir juga merupakan organ manusia yang
menghasilkan suara dan membentuk huruf, dari huruf inilah akan
yerjadi pembentukan lafal kata.
2. Gigi
Ada peran apa gigi dalam sebuah bhasa? Tentu saja memiliki peran
dan peran yang berpengaruh trhadap pemnemtukan kata. Gigi selin
berfungsi menghaluskna makanan gigi juga berperan dalam
memproduksi bunyi gigi; d, n, dan t. Ketiga huruf atau bunyi
tesersebut, dibentuk oleh gigi, sehingga akan meghasilkan kata
misalnya (Danau, nanti, dan tunggu).
3. Lidah
Lidah memiliki tingkkatan kefatalan yang cukup tinggi untuk
mempengaruhi perubahan bunyi dan menghasilkan sebuah kata.
Kelenturan lidah akan memudahkan seseorang sesorang dalam
melakukan pengecapan kata dan bunyi, begitupun sebaliknya. Jika
kaku maka akan mengalami kesulitan.
4. Rahang
Rahang memainkan semua peran yang dilakukan oleh ketiga organ
tersebut, karena rahang akan mengatur kerja ketiga organ tersebut,
karena rahang akan mengatur kerja ketiga organ tersebut untuk dapat
bergerak dsn berguna memproduksi bunyi-bunyi vokal, seperti a, i, u,
e, o.
5. Faring

6
Faing dalam KBBI adalah bagian yang terletak diantara rongga mulut
dan pembuluh tenggorok atau hulu kerongkokan. Peran dan kerja
faring dalam bahsa adalah untuk mengatur pernapasan, yang akan
membatasi intonasi untuk setiap bunyi atau huruf yang keluar dari
kerongkongan.ketika seseorang akan melafalkan kata dalam nada
tinggi seperti teriak ‘’tidaaaaaaaak’’ maka tekanan pernapasan yang
akan memainkan peran panjang pendeknya kata yang keluar.
6. Epiglotis esofagus
Pada yang terakhir in i terdengar dan terlihat asing bagi kita yang baru
mengetahuinya. Epiglitis esofagus memiliki fungsi menutup saluran
pernapasaan saat makan sehingga makanan tidak masuk kesaluran
pernapasan. Saluran crna atau esofagus juga berfungsi membantu
makanan masuk kedalam perut dengan gerakan peristaltic saat
menelan. Peran epiglotis esofagus yaitu menciptakan bunyi
onomatope ‘’hmm, ckckck’’ dan juga sebagai pengatur jeda sebagai
pengatur jeda.

F. Klaifikasi bunyi bahasa


1. Vokal, konsonan, dan semi-vokal
a. Bunyi disebut vokal apabila terjadinya tidak ada hambatan (proses
artikulasi) pada alat bicara.
b. Bunyi disebut konsonan apabila terjadinya dibentuk dengan
menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi.
c. Bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan
tetapi karena pada waktu artikulasikum belum membentuk konsonan
muni, maka bunyi itu disebut semi-vokal atau semi-konsonan.

2. Nasal dan oral


a. Apabila udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga
hidung, dengan cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak
tekaknya, maka bunyi itu disebut bunyi nasal atau sengau.

7
b. Apabila langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik menutupi
rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongga mulut saja, maka
bunui yang dihasilkan disebut bunyi oral.

3. Keras(fortes) dan lunak(lenes).


Bunyi bahasa dibedakan atas bunyi keras(fortes) dan lunak(lenes).
Perbedaan ini didasarkan pada ada tidaknya ketegangan kekuatan arus udara
pada waktu bunyi itu diartikulasikan.

4. Bunyi panjang dan pendek


Bunyi bahsa dibedakan atas bunyi panjang dan pendek. Perbedaan
ini didasarkan pada lamanya bunyi itu diucapkan, atau lamanya bunyi iti
diartkulasikan.

5. Bunyi rangkap dan tunggal


a. Bunyi rangkap adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat
pada suatu suku kata.
b. Jika terdapat dalam sua suku kata yang berbeda bunyi bukan rangkap
melainkan bunyi tunggal saja.

6. Bunyi nyaring dan tidak nyaring


a. Vokal
Semakin bawah derajat kenyaringan untuk vokal itu semakin berturut-
turut dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi ialah: vokal
tertutup, vokal semi tertutup(semi trrbuka), vokal terbuka.
b. Konsonan
Dibandingkn dengan vokal, bunyi-bunyi konsonan karena terbentuknya
disertai dengan hambatan alat bicara pada saluran bicara ruang resonasi,
maka derajat kenyaringannya lebih rendah.

7. Bunyi dengan arus udara egresif dan bunhyi dengan arus in-gresif
pembentukan bunyi iti dilaksanakan dengan arus udara keluar dari paru-

8
paru, arus udara demikian disebut agresif. Namun, dalam bahsa-bahsa
tertentu dapat juga bunyi itu terbentuk dengan arah udara masuk kedalam
paru-paru, jika arah demikian arah budara itu disebut in-gresif.

G. Klasifikasi konsonan bahasa arab


Konsonan adalah bunyi letupan, bunyi bersuara atau juga bunyi tidak
bersuara. Konsonan selalu mendapatkan hambatan disaluran udara, baik
ambatan kuat atau lemah. Sehingga mengakibatkan adanya letupan atau
geseran. Yang termasuk konsonan juga adalah semua bunyi yang udaranya
keluar dari hidung ketika diartikulasikan atau bunyi. Yang udaranya keluar dari
samping kiri atau atau kana mulut.
Sebagian pakar fonetik bahasa arab menyebutkna bahwa konsonan dalam
bahasa arab terdiri dari 28 konsonan, sebagian lagi menyebutkan terdiri dari 26
konsonan . yang menyebutukan konsonan adalah memasukkan dua buah semi-
vokal kedalam sebuah konsonan, sedang yang berpendapat 26 konsonan
konsonan tidak memasukkan semi-vokal kedalam konsonan.

H. Faktor pembeda konsonan


Secara umum bunyi bahasa dibedakan ats vokal, konsonan, dan semivokal.
Perbedaan antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada tidaknya
hambatan(proses artikulasi) pada alat bicara, hambatan hanya tedapat pada pita
suara, tidak terdapat artikulasi, semua vokal dihsilkan dengan bergetarnya pta
suara. Dengan demikan semua vokal adalah bunyi suara. Sedangkan, bunyi
huruf konsonan adalah bunyi yang dibentuk dengan mengambat arus udara pada
sebagian alat bicara, terdapat artikulasi. Konsonan bersuara adalah konsonan
yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Konsonan tidak bersuara adalah
mkonsonan yang dihasilkan tanpa bergetar nya pita suara. Bunyi konsonan
dibuat dengan cara yang berbeda, pada pelafalan konsonan, ada tiga pembeda
faktor yang terlibat: keadaan pita suara, pendekatan atau penyentuhan berbagai
alat ucap, dan cara ucap itu berdekatan atau bersentuhan . pada pelafalan pita
suara mungkin merapat, tapi mungkin juga merenggang.

9
I. Transkripsi dan transliterasi
Transliterasi merupakan penyalinan dengan mengganti suatu huruf kehuruf
lain atau bisa disebut alih aksara.seperti huruf arab kehuruf latin agar dapat
dibaca dan dipahami oleh siapapun. Misalnya: Transilterasi huruf arab[?] atau
ba’ dilambangkan dengan huruf latin [b] dibaca [be], atau ta’ dilambangkan
dengan huruf latin [t], [?] atau ra’ dilambangkan dengan huruf latin [r] dibaca
[er].

Transkripsi adalah tuturan yang berwujud bunyi kedalam bentuk tulisan


penukisan kata, kalimat, teks dengan me nggunakan lambang-lambang bunyi.
Misalnya: Transkripsi sastra lisan, seperti crita rakyat yang semula berupa sastra
lisan di transkripsi untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini
hanya diketahui para orangtua. Generasi muda sebagai pewaris budaya dapat
mempelajari nilai-nilai kearifan lokal tersebut dengan membaca hasil
transkripsi cerita-cerita rakyat tersebut.

J. International phonetic alphabet


Fonetik internasiaonal pengucapan bahasa Indonesia: atau disingkat IPA
adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium
rekam fonetik suara bahsa oral.tidak seperti metode transkripsi lain yang
umumnya terbatas pada rumpun bahsa tertentu, IPA mewakili kesuluruhan
fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam
bentuk tertulis dan dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang.
Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh 12 perhimpunan
fonetik internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku
penuangan bunyi bahasa kedalam bentuk tertulis. International phonetic
alphabet merupakan suatu notasi fonetis, yaitu himpunan data dari tanda yang
dengannya seluruh bahasa indonesia mampu di tulis dan dinyatakan. Notasi ini
dikembangkan dan didesain oleh perhimpunan fonetis international dan
merupakan sistem notasi fonetis yang sangat tua dan sangat lebar dipakai.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
fonetik adalah salah satu cabang dari fonologi yang mengkaji bunyi bahasa
tanpa memperhatikan apakah bunyi bahasa tersebut berfungsi sebagai pembeda
makna maupun tidak . Jenis-jenis fonetik ada tiga yaitu Fonetik artikulatoris ,
Fonetik akustik, dan Fonetik auditoris.
Fon adalah bunyi yang merupaka suatu varian atau anggota suatu fonem.
Sedangkan Alofon adalah varian atau realisai suatu fonem yang berbeda-beda
menurut lingkungan distribusinya.
Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan
pernapasan sebagai sumber tenaganya. Sumber tenaga itu berupa udara yang
keluar dari paru-paru. Organ organ bicara manusia antara lain bibir, gigi, lidah,
rahang, faring, epiglottis esophagus.
Klasifikasi bunyi Bahasa terdiri dari vocal, konsonan, semi vocal; nasal dan
oral; keras (fortes) dan lunak (lenes); bunyi panjang dan pendek; bunyi rangkap
dan tunggal; bunyi nyaring dan tidak nyaring; dan bunyi dengan arus udara
egresif dan ingresif. Sebagian pakar fonetik bahasa arab menyebutkan bahwa
konsonan dalam bahasa arab terdiri dari 28 konsonan, sebagian lagi
menyebutkan terdiri dari 26 konsonan.
Transliterasi merupakan penyalinan dengan mengganti suatu huruf kehuruf
lain atau bisa disebut alih aksara. Transkripsi adalah tuturan yang berwujud
bunyi kedalam bentuk tulisan penukisan kata, kalimat, teks dengan me
nggunakan lambang-lambang bunyi.

B. Saran
Bahasan materi Konsep Fonetik sudah dipaparkan didepan. Besar harapan
penulis semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yusri, Mantasiah R. 2020. Linguistik Mikro (Kajian Internal Bahasa Dan


Penerapannya). Deepublish
Nandang, Ade, Abdul K. 2018. Pengantar Linguistik Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya .
Jaya, Adisan. 2012.“Perbedaan Fon, Fonem Dan Alofon”
https://adisastrajaya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-fon-fonem-dan-
alofon.html diakses pada 4 maret 2022 pukul 14.26
https://adisatrajaya.blogspot.com/2012/04/perbedaan -fon-fonem-dan-
alofon.html diakses pada 3 Maret pukul 16.30
https://wikipedia.latin.1888/134tahunyanglalu/kekiri-kekanan.
https://jurnalbalaibahasajateng.kemdikbud.go.id.1/jaunari-juni/2015.
https://id.m.wikipedia.org diakses pada 3 Maret pukul 16.55
https://gasmonic.blogspot.com diakses pada 3 Maret pukul 20.15
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_1.pdf
diakses pada 3 Maret pukul 20.30
https://www.kompasiana.com/rifanbilaldi/5fa0332d8ede4810ea629713/mengenal-
6-organ-dan-kerja-artikulasi-alat-ucap-manusia diakses pada 3 Maret
pukul 20.45

12

Anda mungkin juga menyukai