KAJIAN KEBAHASAAN SD
FONOLOGI
DisusunOleh :
Kelompok 2
DosenPengampu :
ARI SURIANI,S.Pd,M.Pd
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis ucapkan atas segala karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok, Mata Kuliah Kajian Kebahasaan SD
yang berjudul“FONOLOGI”shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW selaku junjungan umat islam, karena jasanya kita berada di alam yang bertabur ilmu
pengetahuan seperti saat ini. Pada kesmpatan kali ini tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah Kajian Kebahasaan SD yaitu Ibu Ari Suriani, S.Pd.,
M.Pd. yang telah membimbing sehingga terselesaikan makalah ini.
Makalah ini telah penulis susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Semog amakalah ini dapa tmenambah
pengetahuan kita. Mohon maaf apabila masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini, karena penulis masih dalam proses belajar.
Dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulis makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................4
C. Tujuan.................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................5
A. Dasar-Dasar Fonologi.........................................................6
B. Fonetik dan Fonemik..........................................................10
C. Klasifikasi Bunyi................................................................10
D. Unsur Supraegmental..........................................................10
E. Ejaan Bahasa Indonesia…………………………………...15
BAB 3 PENUTUP...................................................................................16
A. Kesimpulan ........................................................................16
B. Saran...................................................................................16
Daftar Pustaka.........................................................................................17
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat atau media bagi manusia untuk saling berkomunikasi
antara satu dengan yang lain. Di era sekarang ini terdapat banyak bahasa yang dapat
kita temui dan pelajari, mulai dari bahasa asing hingga bahasa local dandaerah yang
sangatberagam.
Ilmu yang mengkaji, mempelajari, dan menelaah bahasa, baik bahasa daerah,
bahasa nasional, maupun bahasa asing disebut liguistik. Dan dalam linguistic terdapat
beberapa cabang ilmu pengetahuan, diantaranya yaitu fonologi.
Fonologi merupakan ilmu yang membahas tentang runtutan bunyi-bunyi
bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam fonologi sendiri terdapat dua cabang
lainnya, yaitu fonetik dan fenomi.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalahnya yaitu :
1. Apa yang dimaksud Dasar-Dasar Fonologi
2. Apa yang dimaksud Fonetis dan Fonemis
3. Apa yang dimaksud Klasifikasi Bunyi
4. Apa yang dimaksud Unsur Suprasegmental
5. Apa itu Ejaan Bahasa Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR-DASAR FONOLOGI
Fonologi merupakan sebuah ilmu yang berada pada rumpun bidang linguitik
atau ilmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Satuan terkecil bunyi yang memiliki sifat tidak membedakan makna disebut
fon, missal fon [ph]. Sedangkan satuan terkecil bunyi yang memiliki sifat
membedakan makna disebut fenom, missal fenom /p/. maksud dari bunyi yang dapat
membedakan makna adalah seperti dalam situasi berikut : fenom /p/ dalam lingkup
yang sama memiliki makna yang berbeda dengan fenom /b/, contoh; /panci/ dan
/banci/.Adapun perwujudan-perwujudan fenom disebut sebagai alofon, misalnya
dalam bahasa inggris fenom /p/ memiliki alofon [ph] dan [p] pada kata pan ‘panci’
dan span ‘rentang waktu’.
1. Pengertian Fonologi Menurut Para Ahli
Crystal, 1987:160. Fonologi bidang ilmu yang berfokus pada bunyi bahasa
dan kaitannya sebagai pembeda makna.
Keraf, 1984:30.Fonologi merupakan salah satu elemen kajian tata bahasa
yang menelaah bunyi-bunyi bahasa.
Kridalaksana, 2009:63. Fonologi adalah cabang dari ilmu linguistik yang
menganalisis bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
Chaer, 2003:102. Fonologi secara etimologi disusun dari kata fon yang
berarti bunyi dan logi yang berarti ilmu, sehingga fonologi dapat disebutkan
sebagai salah satu kajian dalam linguistik yang mempelajari, menganalisis,
dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.
6
Roger Lass, 1984.Fonologi padadasarnya dapat dikerucutkan sebagai sub
disiplin ilmu bahasa yang mengkaji fungsi bahasa. Jadi, fonologi tidak hanya
sebatas mempelajari bunyi bahasa, namun fonologi pun mengkaji fungsi,
perilaku, dan system seah bunyi sebagai unsur-unsur linguistik.
Objek kajian fonologi terbagi menjadi dua yaitu fenotik dan fonemik.Fenotik
secara umum dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang membahas bunyi bahasa
tanpa memperhatikan jika bunyi-bunyi tersebut memiliki fungsi pembeda makna atau
bukan, sedangkan fenomik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa dengan memperhatikan jika bunyi-bunyi tersebut berfungsi sebagai pembeda
makna.
2. Kegunaan Fonologi
Hasil kajian fonologi khususnya fenotik dapat dimanfaatkan untuk
menangani anak yang mengalami hambatan bicara dan mendengar.
Fonologi dapat membantu dalam mengdiagnosa, mengevaluasi, dan
menentukan terapi untuk seseorang yang mengalami gangguan berbicara.
Bermanfaat sebagai terapis bicara yang terbentuk pelatihan fonemis pada
seseorang yang mengalami gangguan komunikasi.
7
3. Fonetik dan Fonemik
8
B.FONETIK DAN FONEMIK
1. Fonetik
Fonetik secara umum dapat dikategorikan sebagai ilmu fonologi yang
mempelajari proses segmen bunyi-bunyi bahasa tersebut dapat terbentuk. Kajian ilmu
Fonetik tidak berbicara tentang segmen-segmen bahasa terkecil yang berfungsi
membedakan makna.
Fonetik Menurut Para Ahli :
- Verhaar, 1982:12. Menyatakan bahwa fonetik merupakan sebuah istilah serapan
dari bahasa inggris “phonetics” yang berarti ilmu yang menganalisis bunyi bahasa
tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedaka nmakna.
- Sudaryanto, 1974:1. Memiliki pandangan bahwa fonetik mempelajari bunyi
bahasa dari sudut realisasi ucapan seseorang (parole).
- Chaer, 1994:102. Fonetik dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu fonologi
yang menelaah bunyi bahasa tanpa mengindahkan apakah bunyi tersebut
berfungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
- Keraf, 1984:30. Menyatakan bahwa fonetik merupakan ilmu yang menyelisik
bunyi ucapan dalam pertutuan, serta mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa
tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Jadi dapat disimpulkan fonetik merupakan salah satu cabang studi fonologi
yang menyelisik, menelaah, dan mengulas produksi, alur, dan penerimaan bunyi
bahasa yang digunakan dalam pertutuan tanpa mengindahkan fungsinya sebagai
dustingsi makna atau bukan.
Fonetik merupakan kajian ilmu pengetahuan science yang menelaah
bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ejaaan, menelaah
gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat
pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak
manusia.
1
2. Fonetik Akustik
Secara umum, fonetik akustik menganalisis bunyi bahasa berdasarkan aspek
fisiknya. Maksudnya adalah bahwa bunyi bahasa yang pada dasarnya adalah sebuah
‘bunyi’ ketika diucapkan atau diproduksi oleh alat artikulasi manusia maka fisik dari
‘bunyi’ tersebut akan menggetarkan udara di sekitar dan merambat hingga terjadilah
bunyi bahasa yang sampai di telinga manusia. Ada empat kriteria yang harus dipenuhi
untuk memproduksi gelombang bunyi yang dapat diterima dengan baik oleh alat
pendengaran manusia (kajian fonetik auditoris), yaitu :
Terdapat media perambatan gelombang bunyi
Frekuensi dari gelombang bunyi wajib berada dalam jangkauan
pendengar (jarak antara penutur dan petutur)
Amplitude getaran yang cukup keras (jika jarak antara petutur dan penutur
jauh, hal ini dapat dibantu oleh alat bantu, misal pengeras suara)
Jarak harus terjangkau oleh alat pendengaran. Dalam keadaan normal,
telinga manusia bisa mendengar bunyi antara 20 Hz sampai dengan 20.000
Hz. Adapun frekuensi gelombang bunyi kurang dari 20 Hz disebut
gelombang bunyi infrasonik, sedangkan frekuensi gelombang bunyi yang
lebih dari
20.000 Hz disebut dengan gelombang bunyi ultrasonik.
3. Fonetik Audiotoris
Fonetik audiotoris berfokus pada bagaimana proses penyerapan atau
penerimaan bunyi bahasa oleh telinga. Anatomi indra pendengaran manusia dari
bagian terluar hingga terdalam, tersusun atas daun telinga, selaput gendang, tulang
martil, landasan, sanggurdi, dan rumah siput. Proses auditoris bermula dari bunyi
yang terbentuk gelombang bunyi menggetarkan selaput gendang. Selanjutnya
gelombang tersebut merambat ke tulang martil, lalu menuju landasan, kemudian ke
sanggurdi dan berakhir di rumah siput.
1
3. Alat Ucap
4. Fonemik
Fonemik adalah kajian atau analisis bunyi bahasa dengan memperhatikan
statusnya sebagai pembeda makna. Bunyi bahasa yang diucapkan oleh manusia akan
memiliki pembeda makna pada setiap bunyi bahasanya. Objek kajian dari fonemik
adalah fonem. Menurut Keraf ( 2004) fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi
ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.Misalnya perbedaaan bunyi [p] dan [b]
yang terdapat pada kata [paru] dan [baru].Menurut (Soeparno 2002:88).
Bunyi-bunyi yang daerah artikulasinya berdekatan merupakan bunyi-bunyi yang
meragukan. Bunyi yang meragukan inilah yang biasanya di tes dalam pasangan
minimal untuk menentukan apakah bunyi-bunyi itu fonem atau tidak
1
Contoh:
Milih/milih/ VS Nyilih/nilih/pinjam
Kutuk/kutuk VS Kuthuk/Kutu/ ayam
Pati/pati VS Pathi/pa i/sari
5. Cara Menentukan Fonem
1. Premis 1
Bunyi-bunyi bahasa mempunyai kecenderungan untuk dipengaruhi
lingkungannya.
Struktur bunyi /mp/ atau /mb/ di dalam kata sampai,sampah, limbah, dan
tambah sama-sama berfitur bilabial
Struktur bunyi /nt/ di dalam kata pantai, santai, pintar dan pantau sama-sama
berfitur apikodental
Struktur /nc/,/nk/ dan /ng/ dalam kata banci, nangka, dan bangga.
2. Premis 2
Sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris
Adanya pasangan bunyi hambat /p,t,c,k/ dan /b,d,j,g/ dalam bahasa
indonesia terdapat bunyi nasal /m,n,ᶇ/
Bahasa inggris hanya memiliki pasangan bunyi hambat /p,t,k/ dan /b,d,g/,
maka bunyi nasalnya hanya /m,n/
Hal tersebut menunjukkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu cenderung simetris
B. KLASIFIKASI BUNYI
Bunyi adalah sesuatu yang terdengar atau di tangkap oleh telinga, yang
merupakan salah satu jenis getaran yang merambat sebagai gelombang akustik,
melalui media transmisi seperti gas, cairan atau padat. Pada proses pembentukan
bunyi bahasa diperlukan tiga komponen yaitu arus udara, pita suara dan alat ucap/alat
artikulas. Sumber energi atau tenaga utama untuk menghasilkan bunyi bahasa
manusia adalah sirkulasi udara yang mengalir dari atau ke paru-paru. Ketika udara
mengalir dari atau ke paru-paru maka timbul getaran-getaran pada pita suara akibat
dari tekanan udara yang keluar ataupun masuk.
1
1). Konsonan
Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan
kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor: keadaan pita suara (merapat atau
merenggang - bersuara atau tak bersuara) penyentuhan atau pendekatan berbagai
alat ucap/artikulator (bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit)
ada 21 huruf konsonan yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Contoh : babak, abad, adab.
2). Vokal
Vokal kardinal
adalah bunyi vokal yang mempunyai kualitas tertentu, yang telah dipilih
sedemikian rupa untuk dibentuk dalam suatu rangka gambar bunyi.
Rangka gambar bunyi ini dapat dipakai sebagai acuan perbandingan
dalam deskripsi vokal seluruh bahasa dunia.
Vokal kardinal dilambangkan dengan [i, e, ε, a, α, ə, o, dan u] dalam
International Phonetics Association (Marsono, 1989: 26). Adapun vokal
dalam bahasa Indonesia berjumlah enam buah, yakni: [a], [i], [u], [ε], [o],
dan [ə].
1
b) Berdasarkan lidah yang bergerak.
2) Vocal tengah, yaitu vocal yang dihasilkan oleh gerakan peranan lidah bagian
tengah, misalnya dalam bahasa Arab fathah qasirah /ɚ/. Dan
dalam bahasa Indonesia /∂/.
3) Vocal belakang, yaitu vocal yang dihasilkan oleh peranan turun naiknya lidah
bagian belakang. Misalnya dalam bahasa arab damah qasirah: /U/ dan damah
qasirah : /U:/. Dan dalam bahasa Indonesia /u/ dan /o/.
c) Berdasarkan struktur
1) Vocal tertutup, dibentuk dengan lidah diankat setinggi mungkin mendekati langit-
langit. Seperti kasrah qasirah /i/, kasrah tawilah /i:/, dammah qasirah /u/ dan
dammah tawilah /u:/
2) Vocal semi tertutup, dibentuk dengan lidah diangkat sampai ktinggian sepertiga di
bawah vocal tertutup. Seperti fathah qasirah /ʚ/.
3) Vocal semi terbuka, dibentuk dengan lidah diangkat pada ketinggian sepertiga diatas
vocal tertutup.
4) Vocal terbuka, dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin.
d) Berdasarkan bentuk bibir.
1) Vocal bulat, diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Contohnya, tokoh, otot.
2) Posisi netral, dalam arti tidak bulat tetapi juga tidak terbentang lebar.
3) Vocal tak bulat, diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atatu terbentang lebar.
Misalnya dalam bahasa Indonesia /i/, /e/, /a/ dan dalam bahasa aran /i/, /i:/.
3).Diftong
Diftong adalah dua vokal yang diuacapkan secara bersama-sama atau
sekaligus.Dapat juga diartikan bahwa diftong merupakan gabungan bunyi dalam
suku kata dan penggabungan yang dimaksud adalah penggabungan huruf vokal
dengan /w/ atau /y/.
Diftong dibagi menjadi tiga diantaranya:
1) Diftong Naik
Diftong naik adalah vokal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih tinggi dari
yang pertama. Posisi lidah semakin menaik sehingga strikturnya semakin tertutup.
Berdasarkan posisi di atas diftong naik disebut juga sebagai diftong tertutup.
1
Bahasa Indonesia mempunyai tiga jenis diftong naik:
a. Diftong naik menutup maju (al) misalnya dalam kata : pakai, lalai, nilai, sampai,
pandal dll.
b. Diftong naik menutup maju (oi) misalnya pada kata : amboi, angin sepoi-sepoi dll.
c. Diftong naik menutup mundur (au) misalnya pada kata : saudara, saudagar, pulau,
kacau, surau, dll.
2) Diftong Turun
Disebut diftong turun karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari bunyi kedua.
Dalam bahasa Indonesia tidak ada diftong turun.
Dalam bahaa Inggris ada dua jenis diftong turun, yaitu:
a. Diftong turun membuka-memusat (uә), misalnya dalam kata poor.
b. Diftong turun membuka-memusat (iә), misalnya dalam kata ear.
3)Diftong memusat
Yaitu terjadi jika vocal kedua diacu oleh sebuah atau lebih volak yang lebih tingggi, dan
juga diacu oleh sebuah atau lebih vocal yang lebih rendah. Diftong jenis ini terdapat di
dalam bahasa Inggris, seperti [oα] contohnya kata [more] yang secara fonetis diucapkan
dengan [moα].
4) Kluster
Bunyi kluster/ konsonan rangkap(dua atau lebih) merupakan bagian dari struktur fonetis atau
fonotaktis yang disadari oleh penuturnya.Oleh karena itu,pengucapan pun harus sesuai dengan
struktur fonetis tersebut.Sebab,kalau salah pengucapan akan berdampak pada pembedaan
makna.
Kluster dalam bahasa indonesia sebagai akibat pengaruh stuktur fonetis unsur
serapan.Namun,pada umumnya kluster bahasa indonesia seputar kombinasi berikut:
1. Jika Kluster terdiri atas dua kontoid,yang berlaku adalah:
· kontoid pertama hanyalah sekitar [p],[b],[k]
· kontoid kedua hanyalah sekitar [l],[r],[w]
Contoh:
[p] pada [pleonasme] [gr] pada [grafik’]
[b] pada [gamblan] [fr] pada [frustasi
[k] pada [klinik] [sr] pada [pasrah]
1
2. Jika kluster terdiri atas tiga kontoid,yang berlaku adalah:
1.kontoid pertama selalu[s]
2.kontoid kedua[t] atau[p]
3.kontoid ketiga [r] atau[l]
Contoh:
[str] pada [strategi]
[spr] pada [sprinter]
[skr] pada [skripsi]
[skl] pada [sklerosis]
C. UNSUR SUPRASEGMENTAL
Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang tidak bisa disegmen-segmenkan
karena kehadiran bunyi ini selalu menemani bunyi segmental. Menurut Marsono,
1999:115. Menyatakan bahwa bunyi suprasegmental adalah bunyi yang menyertai
bunyi segmental. Selanjutnya Verhaar, 2010:55.
2. Ekspresi (Mimik/gesture)
Ekspresi adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah.
1
3. Kinesik ( Gerakan organ tubuh : mata, tangan, kaki, kepala)
Kinesik adalah gerakan tubuh meliputi kontak mata,ekspresi
muka atau wajah ,isyarat tubuh,dan sikap tubuh.
1
Contoh kata ‘aula’ jika dipenggal menjadi ‘au-la’.
2. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan
diantara dua huruf vokal, yang terletak di tengah kata.
Pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contohnya kata ‘ba-pak’ dan ‘mu-ta-khir’.
3.Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang terletak di
tengah kata. Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf
konsonan. Contohnya ‘man-di’ dan ‘makh-luk’.
4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak di tengah
kata.
Pemengalan kata dilakukan di antara huruf konsonan pertama
dan kedua. Contohnya ‘in-stru-men’.
4. Pemakaian ejaan
Huruf kapital
Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal ataupun huruf
konsonan.
Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
i. Huruf kapital dipakai di awal
kalimat. Contohnya : ‘Aku lapar’
ii. Huruf kapital dipakai sebagai huruf huruf pertama dalam
unsur nama orang termasuk julukan.
Contoh : Kartika Dewi, Kim Jennie, Doja Cat.
Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan suatu satuan
ukuran atau nama jenis.
Contoh : 5 ampere, 10 kilogram, ikan mujair, ikan paus.
Huruf kapital tidak dipakai untuk kata yang memilki arti ‘anak
dari’, seperti bin dan binti.
Contoh : Kaeya Al-Barikh bin Toyyib.
iii. Huruf kapital dipakai di awal petikan langsung.
Contohnya : ‘Jinnie berkata “Besok aku tidak masuk sekolah”
kepada ku’.
iv. Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan kata nama agama, nama Tuhan serta Kitab
Suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
2
Contohnya : ‘Allah’, ‘Yang Mahakuasa’, Islam’, ‘Alkitab’ dan
lainnya.
v. Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan dan keagamaan atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama
orang atau sebagai sapaan.
Contohnya : ‘Sultan Hasanuddin’,‘Haji Agus Salim’.
vi. Huruf kapital di pakai di huruf pertama unsur nama jabatan
atau pangkat.
Contohnya : ‘Presiden Jokowi’.
vii. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama bangsa, suku dan
bahasa.
Contohnya : ‘bahasa Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
viii. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contohnya : ‘tahun Masehi’, ‘bulan Juni’, ‘hari raya Idul Fitri’.
ix. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama
geografi. Contohnya : ‘Asia Tenggara’.
x. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (
termasuk unsur kata ulang sempurna ) di dalam judul buku,
karangan, artikel dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya : saya membaca novel Bumi Manusia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, buku itu adalah buku Undang-Undang
Dasar 1945.
xi. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
2
paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.
Contohnya : “Kapan bapak berangkat?” tanya
hasan. Kata ganti anda ditulis dengan huruf awal
kapital.
Contohnya : “Kepada siapa Anda bertanya ?”.
Huruf miring
Berikut beberapa contoh pemakaiannya :
1. Huruf miring dipakai untuk menulis nama buku,
majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
termasuk daftar pustaka.
Contohnya: ‘Majalah Bahasa’.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok
kata dalam kalimat.
Contohnya : ‘Huruf pertama kata aku adalah a.
3. Huruf miring dipakai di nama ilmiah.
Contohnya : ‘Politik devide et impera’.
2
dalam ejaan Bahasa Indonesia.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian
karangan, sperti judul buku, bab atau subbab.
Contohnya :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
` Fonologi merupakan ilmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari, menganalisis dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap. Objek
kajian fonologi terbagi menjadi dua yaitu fenotik dan fonemik.
Fenotik secara umum dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang membahas
bunyi bahasa tanpa memperhatikan jika bunyi-bunyi tersebut memiliki fungsi pembeda
makna atau bukan, sedangkan fenomik merupakan cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa dengan memperhatikan jika bunyi-bunyi tersebut
berfungsi sebagai pembeda makna.
Bunyi adalah sesuatu yang terdengar atau ditangkap oleh telinga yang
2
merupakan salah satu jenis getaran yang merambat sebagai gelombang akustik melalui
media transmisi seperti gas, cairan atau padat.
B. SARAN
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap kepada para pembaca agar dapat
memberi masukan baik berupa kritik atau saran yang sifatnya membangun agar dapat
melakukan perbaikan makalah ini, pembaca mendapat manfaat yang lebih dari
sebelumnya.
2
DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id?info-pintar?-?blogs?ejaan-x-eyd-pengertian-fungsi-dan-penulisan-
kata-dalam-bahasa-indonesia