Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR FISIKA SD


“Besaran Pengukuran Satuan, Pokok dan Turunan”

Oleh
KELOMPOK 5:
1. SALMA YULIANNISA (23129384)
2. SISCA YUSTISIA SUDIRMAN (23129109)
3. VILLANDA NOFITRI (23129094)
4. ZAHARA SABILLA (23129276)
5. ZUL IKRAM AZHARI (23129280)

SEKSI : 23 AT 03
DOSEN PENGAMPU : ATIKA ULYA AKMAL, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Konsep Dasar
Fisika SD, dengan materi “Besaran Pengukuran Satuan, Pokok dan Turunan.”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa Kami
sampaikan terimakasi kepada dosen pengampu ibuk Atika Ulya Akmal, S.Pd., M.Pd yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan selaga bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya dan pihak lain pada umumnya.

Padang, 28 Agustus 2023

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………I
KATA PENGANTAR………………………………………………………….II
DAFTAR ISI………………………………………………………………….III
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………….…4
B. Rumusan masalah……………………………………………………....4
C. Tujuan………………………………………………………………..…4
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian besaran pengukuran satuan…………………………………5
B. Pengertian besaran pokok dan besaran turunan………………………..11
C. Jenis alat ukur………………………………………………………….13
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….…15
B. Saran……………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Fisika Dasar dan juga untuk
mendalami materi Besaran, Satuan dan jenis alat ukurnya yang kami pelajari
dalam matakuliah Fisika Dasar. Dan tanpa kita sadari, setiap hari kita
menggunakan alat ukur sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan maupun
untuk mempermudah aktivitas kita. Alat ukur yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang sering kita temui contohnya adalah alat ukur dari besaran
pokok.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian besaran pengukuran satuan?
2. Apa pengertian besaran pokok dan besaran turunan?
3. Apa saja jenis alat ukur yang digunakan dalam besaran dan satuan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi besaran pengukuran satuan
2. Dapat mengetahui perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan
3. Dapat mengetahui jenis alat ukur beserta gambar

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BESARAN PENGUKURAN SATUAN


a) Pengertian pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara ,yaitu secara langsung dan tidak
langsung . pengukuran secara langsung adalah Ketika hasil pembacaan skala pada alat
ukur langsung menyatakan nilai besarannya,tanpa menggunakan rumus untuk nilai yg
di inginkan.
Sedangkan pengukuran tidak langsung adalah pengukuran yang memerlukan
penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai besaran yang diukur.

b) Didalam System Pengukuran Ada Tiga Macam Alat Ukur


 alat ukur Panjang (mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup)
 alat ukur massa (neraca ohauss, neraca digital, neraca sama lengan)
 alat ukur waktu (stopwatch, dll)

c) Pengukuran Panjang
alat ukur yang digunakan untuk mengukur Panjang benda haruslah sesuai dengan
ukuran benda. Berikut beberapa alat yang di gunakan dalam pengukuran Panjang .
 Pengukuran Panjang Dengan Mistar
Pada umumnya mistar sebagai alat ukur panjang memiliki 2 skala ukuran,
yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah
sentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala
terkecil pada mistar memiliki nilai 1 mm. jarak antara skala utama adalah 1
cm.di antara skala utama terdapat 10 bagain skala terkecil sehingga satu skala
terkecil memiliki nilai 1 cm/10 =0,1cm atau 1 mm. Mistar memiliki ketelitian
atau ketidak pastian pengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05cm, atau setengah
dari nilai skala terkecilnya. Penggaris atau mistar terbagi dari beberapa jenis,
seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari
plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris.

5
 Pengukuran Panjang dengan jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur Panjang yang mempunyai ketelitian 0,1
mm atau 0,01 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam,
diameter luar, serta kedalaman suatu benda. Jangka sorong merupakan alat
ukur panjang yang terdiri atas:
 skala utama
 skala nonius
 rahang pengatur garis tengah dalam (untuk mengukur diameter
bagian dalam sebuah benda)
 rahang pengatur garis tengah luar (untuk mengukur diameter
bagian luar sebuah benda)
 pengukur kedalaman.

Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu nilai
skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka sorong pada
Gambar, memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong
tersebut adalah 1/20 mm = 0,05 mm. Nilai ketidak pastian jangka sorong ini
adalah setengah dari skala terkecil, sehingga jika dituliskan secara matematis,
diperoleh :
Δx = 1/2 × 0,05 mm = 0,025 mm

 Mikrometer Ulir (Sekrup)


micrometer ulir(sekrup) merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif
tipis,misalny kertas,seng dan karbon dan dapat digunakan intuk mengukur
diameter benda. Mikrometer ulir (sekrup) terbagi ke dalam beberapa bagian:
 landasan
 poros
 selubung dalam
 selubung luar

6
 roda bergerigi
 kunci poros

pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala yaitu skala utama (tetap)
dan skala putar (nonius). Skala utama dan skala nonius terdapat dalam
selubung bagian dalam dan selubung bagian luar.

Selubung bagian luar adalah tempat skala nonius yang memiliki 50 bagian
skala. 1 skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika
memutar selubung bagian luar sebanyak 1 kali putaran penuh, akan diperoleh
nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai 1 skala nonius adalah 0,5/50
mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian mikrometer ulir
(sekrup) adalah:
Δx =1/2 x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.

d) pengukuran massa
 Neraca ohauss

Neraca ohauss berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratorium dengan kapasitas beban yang ditimban adalah 311 g.
neraca ohauss memiliki tingkat ketelitian hingga 0,01 g.

 Neraca digital
Neraca digital adalah neraca yang bekerja dengan system elektronik. Tingkat
ketelitiannya adalah 0,001 g.

 Neraca sama lengan


Yaitu neraca dengan tingkat ketelitiannya mencapai 1 mg atau 0,001 g.

e) Alat ukur waktu


 Stopwatch

7
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala utama (detik) dan
skala terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10 bagian skala terkecil sehingga
nilai 1 skala terkecil yang dimiliki oleh stopwatch analog adalah 0,1 detik. Ketelitian
atau ketidakpastian (Δx) dari alat ukur stopwatch analog adalah:
Δx = 1/2 × 0,1 detik = 0,05 detik.

 Jam dinding
 Jan tangan, ketelitiannya 1 sekon
 Jam digital
 Jam atom
 Jam matahari

Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang

a. Pengukuran Tunggal

1) Pengukuran tunggal menggunakan mistar


ketelitian pengukuran mistar adalah 0,5 mm. Setiap pengukuran selalu disertai dengan
ketidakpastian sehingga nilai ini selalu diikutsertakan dalam hasil pengukuran.

Misalkan;
hasil pengukuran adalah 2,1 cm. Oleh karena ketidakpastian memiliki nilai 2 angka di
belakang koma, yakni 0,05 cm maka hasil pengukuran ditulis pula dalam dua angka di
belakang koma sehingga menjadi 2,10 cm. Panjang pengukuran dapat dituliskan
menjadi:
l = x + Δx
l = 2,10 cm + 0,05 cm

8
Variabel x adalah nilai hasil pengukuran, Δx nilai ketidakpastian, dan l adalah nilai
panjang pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan bahwa panjang hasil
pengukuran berada di antara 2,05 cm dan 2,15 cm. Secara matematis, dapat dituliskan
2,05 cm < x0 < 2,15 cm (dengan x0 adalah panjang hasil pengukuran).

2) Pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong

Misal:
Hasil pengukuran panjang sebuah logam yang terbaca pada skala utama, yakni berada
di antara 2,3 cm dan 2,4 cm. Nilai ini didapat dari pembacaan posisi nilai nol pada
skala nonius yang berada di antara nilai 2,3 cm dan 2,4 cm pada skala utama.
Skala atau garis ke-12 pada skala nonius berhimpit dengan skala atau garis pada skala
utama, yakni pada nilai 4,7 cm. Oleh karena nilai terkecil dari skala nonius adalah 0,05
mm atau 0,005 cm, penulisan panjang logam menjadi 2,3 cm + (12 × 0,005 cm) = 2,36
cm. Nilai ketelitian yang dimiliki oleh jangka sorong adalah ½ × nilai skala terkecil,
yakni 0,025 mm atau 0,0025 cm. Panjang logam dapat ditulis kembali menjadi 2,3600
cm. Panjang hasil pengukuran secara matematis dapat ditulis:
l = (2,3600 + 0,0025) cm atau 2,3575 cm < l0 < 2,3625 cm

3) Pengukuran tunggal menggunakan mikrometer ulir (sekrup)


Pada gambar dapat dilhat nilai skala utama yang terbaca dari hasil pengukuran
panjang dari benda adalah 5 mm.

Nilai skala utama yang terbaca tersebut diperoleh dari nilai yang berhimpit dengan
selubung bagian luar. Skala nonius yang berhimpit dengan sumbu utama pada skala
utama menunjukkan nilai nonius yang terbaca, yakni bagian skala ke-45. Oleh karena
nilai terkecil yang dimiliki mikrometer ulir pada skala nonius adalah 0,01 mm, nilai

9
yang terbaca pada skala nonius menjadi 0,45 mm dan panjang benda menjadi 5 mm +
0,45 mm = 5,45 mm. Nilai ketelitian yang dimiliki mikrometer ulir (sekrup) adalah
0,005 mm, yakni setengah dari skala terkecil yang dimiliki skala nonius pada
mikrometer ulir. Nilai ketelitian mikrometer ulir memiliki tiga nilai di belakang koma
sehingga nilai pengukurannya harus ditulis 5,450 mm dan panjang pengukuran adalah :

l = (5,450 mm + 0,005 mm) dan secara matematis, dapat ditulis 5,345 mm < l0 < 5,455
mm

b. Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan tidak hanya sekali,
melainkan berulang-ulang supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal dan akurat.
Pengukuran berulang digunakan ketika dalam proses mengukur, hasil yang akan
didapatkan berbeda-beda dari segi pandang, baik dari segi pengamat (pengukur)
maupun dari segi objek yang diukur.

Ketika melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau ketidakpastian yang diperoleh


adalah ½ x skala terkecil. Dalam pengukuran berulang, pernyataan ini tidak berlaku
melainkan menggunakan simpangan baku (Sx). Hasil pengukuran panjang suatu
benda dapat berbeda-beda jika dilakukan berulang-ulang. Laporan hasil
pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang
sama dengan simpangan bakunya.

Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali adalah x1, x2,
x3, …, xn. Nilai rata-ratanya, yaitu

dengan n adalah jumlah data yang diukur dan x adalah nilai rata-rata hasil pengukuran.
Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut.

Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi:

Ketidakpastian pengukuran berulang sering dinyatakan dalam % atau disebut


ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
dengan:
Δx = ketidakpastian, dan x = data hasil pengukuran.

Adapun untuk menentukan ketidakpastian gabungan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

10
Rumus Ketidakpastian Gabungan

Hubungan Antara Z dan


No Hubungan Antara Kesalahan ΔZ dan (ΔA, ΔZ )
(A, B)

1 Z=A+ B (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2

2 Z=A–B (ΔZ)2 = (ΔA)2 +(ΔB)2

3 Z=A× B

4 Z=A/B

B. BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN


Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

1.Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Besaran pokok ada 7 macam yaitu Panjang(P), Massa(kg),
Waktu(s), Suhu(K), Kuat Arus Listrik(A), Intensitas Cahaya(cd), Jumlah zat(mol)

Tabel Besaran Pokok


Besaran Satuan Lambang Satuan
Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Ampere A
Intensitas Cahaya Candela Cd
(Integritas Cahaya)
Jumlah Zat (Molekul Zat) Mol Mol

Tabel Besaran Tambahan

11
Besaran Tambahan Satuan Lambang Satuan
Sudut Datar Radian Rad
Sudut Ruang Steradian Sr

2.Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.Pada dasarnya,
besaran turunan ini hampir sama dengan besaran pokok yang di mana kedua besaran tersebut
sama-sama berfungsi untuk menghitung suatu yang dinyatakan dalam Satuan Internasional
(SI).
Satuan besaran turunan sering dikenal dengan istilah satuan turunan. Selain itu, satuan
turunan didapatkan dari penggabungan dari beberapa satuan besaran pokok. Penggabungan
dari beberapa besaran pokok menandakan bahwa satu besaran pokok bisa menghasilkan
beberapa besaran turunan. Misalnya, besaran pokok panjang bisa menghasilkan besaran
turunan luas dan volume.
Adapun besaran yang dihitung pada besaran turunan, seperti luas, volume, gaya, tekanan,
kecepatan, dan lain-lain. Dari sekian banyak besaran turunan, salah contoh yang paling
sederhana dari besaran turunan adalah luas. Contoh, besaran turunan (luas) dari persegi
panjang memiliki rumus (Panjang x Lebar), dari perkalian itu menghasilkan satuan panjang
(m) yang dipangkatkan, sehingga menjadi (m2). Besaran turunan luas merupakan besaran
yang diturunkan dari besaran pokok panjang. Besaran pokok panjang memiliki satuan (m).
Besaran turunan luas bisa kita temukan pada bangun datar, seperti persegi, persegi panjang,
dan bangun datar lainnya. Jadi, ketika kita menemukan soal tentang menghitung luas dari
bangun datar, maka satuannya harus menggunakan satuan besaran pokok yang dipangkatkan
(m2).
Ketika menghitung besaran turunan akan lebih mudah menggunakan rumus dari besaran
turunan itu sendiri. Dengan kata lain, rumus merupakan alat ukur dari besaran turunan itu
sendiri. Memang tidak mudah dalam menghapal besaran turunan, tetapi selama kamu
memang benar-benar fokus dan sungguh-sungguh menghapalnya, maka rumus besaran
turunan kamu ingat. Maka dari itu, kamu perlu menghapalkan dari setiap rumus besaran
turunan. Jadi, apakah kamu sudah menghapalkan rumus dari setiap besaran turunan?
Cara menghitung besaran turunan yang memakai rumus ini sering dikenal dengan
pengukuran tidak langsung. Sedangkan menghitung besaran turunan dengan menggunakan
alat ukur lebih dikenal dengan nama pengukuran langsung. Dalam menghitung besaran
turunan bisa juga menggunakan alat ukur atau pengukuran secara langsung. Alat-alat yang
digunakan untuk mengukur besaran turunan bisa dibilang cukup khusus.
Baik itu pengukuran langsung atau tidak langsung, keduanya sama-sama bisa digunakan
dalam menghitung besaran turunan. Dengan kata lain, ketika menghitung besaran turunan,
semua itu tergantung pada kamu lebih nyaman menggunakan.pengukuran langsung
ataupengukuran tidak langsung. Besaran ini ada banyak macamnya.
Contoh Besaran Turunan dan Satuannya
Satuan
Besaran Turunan Internasional (SI) Dimensi Simbol dan Rumus
Luas m2 [L]2 L=PxL
Kecepatan Jarak/Waktu (m/s) V : LT-1 V=s/t

12
Percepatan L T–2 (m/s2) a : LT-2 a= Δv / Δt
Gaya Newton (kg m/s2) N : MLT-2 F=m.a
Tekanan Pascal (Pa) (N / m2) [M][T]-2 [L]-1 P=F /A
Usaha Joule (kg m2 s-2) J : M L2 T−2 W=F.s

C. Jenis Alat Ukur


1. Alat ukur Panjang.

Untuk mengukur satuan Panjang terhadap suatu benda , alat yang digunakan adalah

●Roll Meter

Adalah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang mulai 5 – 50 meter.Roll Meter
lebih dengan dengan sebutan Meteran atau dikenal dengan pita ukur. Roll Meter ini pada
umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Ketelitian pengukuran dengan
rollmeter hingga 0,5 mm.

●Jangka sorong

13
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang sering digunakan di bidang industri, manufaktur,
dan konstruksi.Alat ini digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik atau objek dengan
ketelitian yang tinggi, seperti mengukur ketebalan kaca atau diameter besi. Tingkat ketelitian
jangka sorong adalah 0,1 milimeter atau 0,01 centimeter.

●Penggaris

Penggaris digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil
saja semisal gambar ataupun ubin.penggaris memiliki sklala terkecil sebesar 1 mm

2.Alat Ukur Temperatur.

Untuk mengukur besar kecil suhu ruangan, alat yang digunakan berupa

●Termometer

Termometer merupakan alat yang dapat mengukur suhu benda padat, cair, maupun gas. ada
tiga jenis termometer berdasarkan skalanya, yakni termometer Celcius, Fahrenheit, dan
Kelvin.

3.Alat Ukur Waktu.

Untuk mengukur satuan waktu, alat yang digunakan bisa berupa jam dan stopwatch.

14
Jenis stopwatch terbagi menjadi stopwatch analog dan stopwatch digital, masing masing
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda. Pada stopwatch analog tingkat ketelitiannya
mencapai 0,1 sekon sedangkan stopwatch digital tingkat ketelitiannya hingga 0,01 sekon.

4.Alat Ukur Massa.

Untuk mengetahui massa suatu benda, alat yang digunakan dapat berupa neraca atau
timbangan .

Ada tiga jenis neraca yaitu neraca timbangan, neraca sama lengan, dan neraca digital (neraca
elektronik)

15
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur


dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
2. Besaran pokok ada 7 macam yaitu: Panjang(P), Massa(kg), Waktu(s),
Suhu(K), Kuat Arus Listrik(A), Intensitas Cahaya(cd), Jumlah zat(mol).
3. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Pada
dasarnya, besaran turunan ini hampir sama dengan besaran pokok yang di mana
kedua besaran tersebut sama-sama berfungsi untuk menghitung suatu yang
dinyatakan dalam Satuan Internasional (SI).
4. Jenis alat ukur untuk mengukur satuan Panjang terhadap suatu benda yaitu:
roll meter, jangka sorong, dan penggaris.
Jenis alat ukur untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Jenis alat ukur untuk waktu yang digunakan adalah jam dan stopwatch.
Jenis alat ukur untuk mengukur massa adalah neraca atau timbangan.

B.Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah yang kami buat tentu banyak
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran tentang pembahasan makalah diatas.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://sulistiyatriningsih.blogspot.com/2017/12/besaran-dan-pengukuran-
pgsd.html?m=1
https://notemuza.blogspot.com/2020/03/makalah-fisika-besaran-pokok-dan.html
https://www.academia.edu/39889424/Besaran_Pokok_dan_Besaran_turunan

17

Anda mungkin juga menyukai