OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas pemeliharaannyalah sehingga sampai hari ini kita semua masih tetap
berada dalam keadaan sehat. Lebih dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan
karena dalam keadaan terbatas kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................4
BAB V : PENUTUP................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengukuran dalam ilmu fisika bersifat dasar dan menjadi salah satu syarat
yang wajib ada. Dalam mempelajari fenomena-fenomena di dalam kehidupan
ini, pasti tidak lepas dengan aktivitas mengukur. Mengukur sendiri memiliki
makna suatu kegiatan untuk membandingkan antara satu besaran dengan
besaran yang lainnya dan telah disepakati. Mengukur juga merupakan sarana
untuk mencari data pendukung yang bersifat kuantitatif untuk sebuah hipotesis
dalam penelitian. Banyak alat yang dapat digunakan untuk melakukan
pengukuran terhadap suatu benda, misalnya adalah mistar, mikrometer,
neraca, termometer dan lain-lain. Masing-masing memiliki tingkat ketelitian
dan batas pengukuran yang berbeda-beda. Keahlian dalam bidang pengukuran
ini penting untuk dimiliki karena banyak manfaatnya dalam berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, praktikum kali ini akan melakukan praktek
mengukur ketebalan dan diameter beberapa benda menggunakan mikrometer
sekrup.
1.2 TUJUAN
1.3 Manfaat
BAB II
4
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengukuran
Setiap besaran memiliki alat ukur yang berbeda-beda. Misalnya adalah besaran
panjang diukur menggunakan mistar, sedangkan besaran massa menggunakan
neraca, besaran waktu dengan stopwatch dan lain sebagainya. Satu hal yang harus
diperhatikan saat memilih alat-alat ukur adalah tingkat ketelitian. Dengan
demikian, kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diminimalisir sehingga
hasilnya tepat dan akurat. Instrumen dalam pengukuran dikelompokkan
berdasarkan ukuran dari besarannya, tingkat ketelitian dan bentuk benda yang
diukur. Alat ukur untuk panjang ada 3 macam, yaitu :
1. Mistar
∆x = ½ x skala terkecil
2. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai skala paling kecil 0,05 mm atau 0,005 cm. Alat
tersebut dapat diaplikasikan mengukur ketebalan sebuah plat logam, kedalaman
lubang dan garis tengah baik bagian luar maupun dalam dari pipa. Besarnya
ketidakpastian dapat dihitung dengan rumus:
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat untuk mengukur panjang suatu
benda seperti diameter dari benda yang melingkar. Contohnya banyak dipakai
mengukur ketebalan selembar kertas, diameter kawat dan lain-lain.
5
∆x = ½ x 0,01 mm (skala paling kecil) = 0,005 mm
Dari ketiga alat ukur panjang yang telah disebutkan maka bisa diketahui bahwa
mikrometer sekrup mempunyai nilai ketidakpastian terkecil dan tingkat ketelitian
paling tinggi di antara kedua jenis alat lainnya.
Ada dua jenis skala pada mikrometer tersebut, yaitu skala utama dan skala nonius.
Skala utama akan terbaca di silinder lingkaran dalam. Sedangkan, skala nonius
terbaca di area selubung lingkaran luar.
Skala terkecil mikrometer sekrup dihitung dengan membagi skala paling kecil dari
skala utama dengan jumlah skala di dalam skala nonius. Hasilnya adalah 0,5 mm
dibagi 50 yaitu 0,01 mm.
Apabila dilakukan pemutaran sebanyak satu kali pada selubung lingkaran luar
maka skala akan bergerak mundur atau maju sejauh 0,05 mm (Indrajit, 2007).
Di batang pengukur dijumpai skala dalam milimeter serta sekrup yang memiliki
skala. Nilai dari satu putaran sekrup adalah 0,5 mm dan pada skala utama angka
0,5 mm akan dibagi agar menjadi 100 skala kecil pada sekrup (Rikadiantoro,
2013).
6
1. Mikrometer Luar
Alat yang satu ini mampu mengukur dimensi luar dengan membaca jarak dari dua
muka ukur yang sejajar dan saling berhadapan. Muka ukur yang satu dipasang
pada salah satu sisi rangka U.
Sedangkan, muka ukur yang lainnya diletakkan pada ujung spindler di mana
mampu bergerak secara tegak lurus terhadap muka ukur. Selain itu, disertai
thimble dan sleeve yang memiliki graduasi sesuai pergerakan dari spindle.
2. Mikrometer Dalam
Muka ukur yang satunya lagi diletakkan di ujung spindle yang mana arah
geraknya sama dengan sumbunya. Alat ini lengkap dengan sleeve maupun thimble
dan graduasinya sesuai garis tengah pada lubang dari sebuah benda.
3. Mikrometer Kedalaman
1. Bingkai
Bentuk dari bingkai adalah huruf C. Bahannya dari logam yang lebih tahan
terhadap panas dan dibuat tebal agar kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalisir
terjadinya pengerutan maupun peregangan yang nantinya dapat mengganggu
proses pengukuran.
2. Anvil (landasan)
7
Fungsi dari anvil adalah sebagai penahan saat benda yang diukur diletakkan di
antara spindel dan anvil.
3. Spindle
Bentuk spindel mirip dengan anvil namun ukurannya lebih panjang dan bisa
digeser. Fungsinya yaitu sama-sama untuk menjepit benda yang akan diukur.
4. Pengunci
5. Sleeve
6. Thimble
E. Cara Kalibrasi
8
Mikrometer sekrup membutuhkan kalibrasi secara berkala guna menjamin bahwa
alat tersebut akurat dan tingkat ketelitiannya sesuai dengan standar. Hal penting
yang wajib diperhatikan saat kalibrasi antara lain (Rikadiantoro, 2013):
1. Silinder putar poros harus bisa bergerak memutar secara baik tanpa
adanya goyangan akibat ulir utama aus.
2. Saat mulut ukurnya rapat maka garis referensi menunjuk angka
nol.
3. Muka ukur diperhatikan kesejajaran dan kerataannya.
4. Menguji kebenaran hasil, caranya membandingkan dengan
standarnya.
5. Pengunci poros dan gigi gelincir semua harus dapat difungsikan
dengan baik.
BAB III
9
METODE PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Mikrometer sekrup
1 buah pengunci
B. Bahan
1 buah kelereng
1 buah triplek
1 buah plat logam
10
5. Kalikan hasil pengukuran yang diperoleh dengan ketelitian
mikrometer yaitu 0,01 mm.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
11
4.1 HASIL PERCOBAAN
4.2 PEMBAHASAN
Praktikum ini menggunakan alat pengukur benda berupa mikrometer sekrup
karena tingkat ketelitiannya sangat tinggi jika dibandingkan alat-alat lainnya.
Benda-benda yang diukur antara lain kelereng susu, plat logam dan
triplek. Pengukuran di masing-masing benda dilakukan sebanyak 3 kali. Dengan
demikian, data yang disajikan dalam bentuk rata-rata dari ketiga hasil yang
didapatkan. Masing-masing pengulangan diperoleh hasil skala utamanya semua
sama, yaitu 15 mm pada kereng susu.
Hal yang sama juga terjadi pada saat mengukur plat logam dan triplek. Plat logam
tidak datar dan banyak dijumpai adanya lekukan sehingga mempengaruhi skala
nonius. Ketebalan triplek yang berbeda-beda juga turut berpengaruh. Skala utama
pada pengukuran plat logam adalah 1 mm dan skala noniusnya yaitu 14 mm, 10
mm serta 11 mm. Setelah dilakukan perhitungan, maka diketahui rata-rata tebal
plat logam adalah 1,12 mm.
Skala utama pada saat mengukur triplek adalah 3 mm. Skala noniusnya secara
berurutan dari ulangan pertama hingga ketiga yaitu 2 mm, 6 mm dan 3 mm. Rata-
rata hasil pengukuran ketebalan triplek adalah 3,04 mm. Hasil akhir dari
pengukuran diameter atau ketebalan dari kelereng susu, triplek maupun plat logam
12
diperoleh dengan cara menjumlahkan skala utama dan skala nonius yang sudah
dikalikan ketelitian dari mikrometer sekrup.
BAB V
PENUTUP
13
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
14
Giancoli,Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika 1: untuk
Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rikidiantoro. 2013. Makalah Thermocouple. –. Bandar Lampung.
https://rikadiantoro.wordpress.com/2014/03/25/makalah-
termocouple/
15