1
ukur ini dengan objek ukur dan hasilnya langsung dapat dibaca pada skala
mistar ukur. Kecermatan pembacaan tidak lebih dari 1/2 mm. Oleh karena itu,
mistar ukur ini tidak dapat digunakan untuk pengukuran dengan kecermatan
tinggi. Dalam metrologi industri sendiri mistar ukur hanya dipakai untuk
memperkirakan dimensi objek ukur serta untuk melakukan penggambaran
secara kasar.
Alat ukur presisi rendah :
Meteran kain, ketelitian kain 1 mm
2
Tes keseragaman data
Sesuai dengan namanya, uji ini dilakukan untuk melihat
keseragaman data yang ada. Langkah-langkah uji ini adalah sebagai
berikut :
1. Buat tabel pengamatan seperti dibawah ini
Pengukuran Dimensi yang diukur (n)
𝑥𝑖
̅
ke 1 2 .... n
1
2
...
K
∑ 𝑥𝑖
̅
∑ 𝑋𝑖
Dimana : 𝑥𝑖
̅ = =
𝑛
∑ 𝑋𝑖
2. Nilai rata-rata dari nilai rata-rata ; 𝑋̿ = =
𝑘
2
𝐾 ∑𝑘 2 𝑘
𝑘=1 𝑋1 − [∑𝑘=1 𝑋1 ]
S= √ =
𝐾(𝑘−1)
3
1.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Rata-rata
∑ 𝑋𝑖
Nilai rata-rata ; 𝑋̿ = 𝑘 =
2
𝐾∙∑𝑘 2 𝑘
𝑘=1 𝑋1 − [∑𝑘=1 𝑋1 ]
Standar Deviasi ; S = √
𝐾(𝑘−1)
4 ∙ 1211,12−69,62
S=√ 4∙3
0,32
S = √ 12
S = √0,02 = 0,141 cm
4
Batas Kontrol Atas (BKA) = 𝑋̿ + 3S
= +
= cm
Batas Kontrol Bawah (BKB) = 𝑋̿ - 3S
= - Type equation here.
= cm
1.6 Analisis
Setelah melakukan percobaan pengukuran dengan menggunakan mistar
sebanyak 4 kali maka diperoleh hasil yang sama dan rata-rata keseluruhan
yaitu
5
BAB II
JANGKA SORONG
6
Mistar geser :
7
Tiap dua puluh bagian skala dial/jam ukur diberi angka dalam satuan mm,
dengan demikian pembagian skala utamanya dalam(pada batang
ukur)cukup dalam selang 1 mm.
8
2.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Peserta praktikum melakukan pengukuran pada objek ukurnya berupa
Kubus besi, Kubus kuningan, Kubus tembaga, Kubus perak, dan Bandul besi.
Beriukut ini gambar pengerjaanya.
9
Tabel 2.1 Lembar Pengumpulan Data Jangka Sorong
Jangka Sorong (mm)
Pengukuran
Kubus Kubus Kubus Kubus Bandul Keterangan
ke
besi kuningan tembaga perak besi
1
Mengukur
2
panjang
3
benda
4
∑ 𝑋𝑖
Nilai rata-rata ; 𝑋̿ = 𝑘 = mm
𝑘 2 𝑘 2
𝐾∙∑ 𝑋 − [∑𝑘=1 𝑋1 ]
Standar Deviasi ; S = √ 𝑘=1 1
𝐾(𝑘−1)
4 ∙ 1317,85−72,62
S=√ 4∙3
0,64
S = √ 12
S = √0,05 = mm
10
Batas Kontrol Atas (BKA) = 𝑋̿ + 3S
=+
= mm
Batas Kontrol Bawah (BKB) = 𝑋̿ - 3S
=
= mm
2.6 Analisis Data Jangka Sorong
Setelah melakukan percobaan pengukuran dengan menggunakan Jangka
Sorong sebanyak 4 kali maka diperoleh hasil yang
11
Tabel 2.3 Lembar Pengumpulan Data Jangka Sorong ketinggian
Jangka Sorong ketinggian (mm)
Pengukuran
Kubus Kubus Kubus Kubus Bandul Keterangan
ke
besi kuningan tembaga perak besi
1
Mengukur
2
panjang
3
benda
4
∑ 𝑋𝑖
Nilai rata-rata ; 𝑋̿ = 𝑘 = mm
2
𝐾∙∑𝑘 2 𝑘
𝑘=1 𝑋1 − [∑𝑘=1 𝑋1 ]
Standar Deviasi ; S = √
𝐾(𝑘−1)
4 ∙ 2029,24−90,032
S=√ 4∙3
11,56
S=√ 12
S = √0,96 = mm
12
Batas Kontrol Atas (BKA) = 𝑋̿ + 3S
Batas Kontrol Bawah (BKB) = 𝑋̿ - 3S
=
13
BAB III
MIKROMETER
14
Mikrometer luar biasanya mempunyai kapasitas ukur:
0 - 25 mm
25 – 50 mm
0 – 75 mm
5 – 100 mm dan bahkan sampai 100 mm
15
mikrometer atau lebih memerlukan alat ukur yang lebih peka seperti
Johanson Microcator atau alat ukur pembanding (comparator) yang lain.
Komponen utama dari mikrometer adalah ulir utama.
16
3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Peserta praktikum melakukan pengukuran pada objek ukurnya berupa
Kubus besi, Kubus kuningan, Kubus tembaga, Kubus perak, Kertas A4 dan
Pisau kater. Beriukut ini gambar pengerjaanya.
17
TEST KESERAGAMAN DATA
Tabel 3.2 Lembar Pengolahan Data Mikrometer
Mikrometer (mm)
Pengukuran 2
Kertas Pisau Kubus Kubus Kubus Kubus 𝑋𝑖 𝑋𝑖
ke
A4 kater besi kuningan tembaga perak
1
2
3
4
Jumlah
Rata-rata
∑ 𝑋𝑖
Nilai rata-rata ; 𝑋̿ = = mm
𝑘
𝑘 2 𝑘 2
𝐾∙∑ 𝑋 − [∑𝑘=1 𝑋1 ]
Standar Deviasi ; S = √ 𝑘=1 1
𝐾(𝑘−1)
4 ∙ 1589,31 − 79,732
S=√ 4∙3
0,37
S = √ 12
S = √0,03 = mm
Batas Kontrol Atas (BKA) = 𝑋̿ + 3S
= +
= mm
Batas Kontrol Bawah (BKB) = 𝑋̿ - 3S
=
= mm
3.6 Analisis
Setelah melakukan percobaan pengukuran dengan menggunakan
mikrometer sebanyak 4 kali maka diperoleh hasil
18
BAB IV
DIAL GAUGE
19
Gambar 4.1 Dial Gauge
Kegunaan Fungsi:
Mengukur kerataan permukaan bidang datar.
Mengukur kerataan permukaan dan kebulatan sebyah poros.
Mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder.
B. Cylinder boregauge
Boregauge adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial gage dan pada
bagian bawah terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada
sisi lainnya terdapat replacement rod yang panjangnya bervariasi
20
tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat bermacam-macam ukuran
replacement rod dengan panjang tertentu. Disamping itu juga terdapat
replacement washer yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm. Replacement
securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untuk
mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore
gage digunakan.
21
Gambar 4.3 Pengukuran panjang
replacement rod
4. Ukur panjang replacement rod dengan mikrometer luar seper-ti
pada gambar 29 di samping dan usahakan jarum dial gage tidak
bergerak, misal diperoleh hasil pengu-kuran = 76,20 mm.
5. Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan
tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 30
sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
22
6. Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal
diperoleh 0,13 mm.
7. Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengu-kuran
panjang replacement rod dengan besarnya penyim-pangan jarum
bore gage. Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
23
TEST KESERAGAMAN DATA
Tabel 4.2 Lembar Pengolahan Data Dial indikator
Pengukuran Penyimpangan jarum penunjuk (mm)
ke Batas Atas Batas Bawah
1
2
3
4
Jumlah
Rata-rata
1.Atas
2. Tengah
3. Bawah
Gambar 4.6 Posisi bagian silinder yang diukur menggunakan cylinder Bore
gauge
24
Didapat :
∅ STD Cylinder :50 mm
Panjang replacement rod: 51,36 mm
Tabel 4.3 Lembar Pengumpulan Data cylinder Bore gauge
Penguk Sumbu (mm)
Keterangan
uran bagian X Y
1.Atas Mengukur
2.Tengah Diameter
3. Bawah Cylinder
25
BAB V
MULTIMETER
26
digital (menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu
dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal oprasionalnya. Misal
sumber tenaga yang dibutuhkan berupa detail DC dan probe / kabel penyidik
warna merah dan hitam
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat tebaca langsung berupa
angka-angka (digital), sedangkan AVO meter analog tampilnya menggunakan
pergerakan jarum untuk menunjukan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil
Ukuran, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AOV meter analog lebih
umum Digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter
digital.
27
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat
memeriksa :
- Kemampuan pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen
2. Tahapan pengukuran
a. Hubungankan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test lead tes
merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power, hubungkan terlebih
dahulu test lead, kemudian hidupkan power.
c. Posisi saklar fungsi ke “pengukuran voltase DC”
d. Pasang test lead merah ke terminal batreai negatif (-), dan test lead
hitam ke terminal batrai positif (+). Nilai voltase akan di tampilkan
pada layar
𝑅1 𝑅2 𝑅3
Voltase Saklar
28
Tabel 5.1 Lembar Pengumpulan Data AVO Meter
Lampu I Lampu II Lampu III Unit
R Ohm
I Ampere
-
-Menghitung daya
29
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri., Damari, Ari. 2009. Fisika untuk SMA dan Makelas X. Jakarta:
pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasiaonal
Nurachamdani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan
______ Buku Panduan Praktikum Metrologi Indrustri. Laboratorium Metrologi
Indrustri Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Brawijaya Sementara Ganjil
2014/2015 Buku Panduan Praktikum Metrologi Indrusrtri Fakultas Teknik
Jurusan Mesin Universitas Brawijaya Semester Ganjil 21014/1015
31