Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang, pengetahuan mengenai gambar teknik sudah tak asing


lagi kita dengar pada mekanisme suatu perusahaan maupun seorang ahli teknik.
Hampir setiap kegiatan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur ataupun
kontruksi. Oleh karena itu pentinglah untuk mengetahui cara-cara ataupun langkah-
langkah menggambar teknik.
Dewasa ini kegiatan menggambar teknik sudah menjadi bagian tidak
terpisahkan dari mekanisme suatu perusahaan industri. Kegiatan menggambar teknik
ini dilaksanakan dalam suatu tempat disebut studio gambar (engineering drafting
department). Seorang ahli teknik yang bertugas membuat gambar rancangan disebut
perancang (desainer). Orang yang ahli merancang gambar disebut sebagai (drafter).
Gambar rancangan disebut juga gambar kerja atau (working drawing) (juhana,2016).
Gambar teknik sebagai Bahasa teknik atau Bahasa kalangan ahli-ahli teknik.
Sebagai suatu Bahasa gambar teknik harus dapat meneruskan keterangan
gambarsecara obyektif. Dalam berbahasa pasti ada aturan-aturan berbahasa atau tata
Bahasa, maka dalam gambar teknik pun ada aturan-aturan menggambar yang disebut
standar gambar, oleh karena Bahasa teknik dalam menggambar mengatur cara
penyampaian keterangan-keterangan melalui gambar sama halnya dengan Bahasa
tulisan maupun Bahasa tulisan (juhana,2016).
Menggambar teknik adalah sebuah ilmu yang membahas tentang sebuah
gambar yang dimana fungsi gambar tersebut adalah sebagai suatau alat komunikasi
bagi seorang ahli teknik untuk menjelaskan sesuatu yang ingin dibuat nya. Gambar
teknik juga haruslah mempunyai maksud dan perintah tertentu, atau informasi dari
ahli gambar atau ahli teknik untuk disampaikan kepada seorang pelaksana atau
pekerja.
Praktikum menggambar teknik ini, kita dapat memahami dasar-dasar teori
dalam menggambar teknik salah satunya yaitu menggambar garis. Pada saat
menggambar garis kita harus bisa mengenal jenis-jenis garis yang di mana dengan
kita bisa mengenal jenis-jenis garis tersebut kita dapat mengetahui bagaimana
menggambar garis dengan baik dan benar, serta kita bisa mengetahui tentang ukuran,
ketebalan dan jenis-jenis garis.

1.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum menggambar garis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsional dari gambar teknik dan langkah-langkah
membuat jenis garis beserta kegunaannya.
2. Untuk mengetahui fungsi dari proyeksi dan langkah-langkah pembuatan
gambar denagn proyeksi piktorial serta pengaplikasiannya.

1.2 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum menggambar teknik adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui fungsional dari gambar teknik dan langkah-langkah
membuat jenis garis beserta kegunaannya.
2. Dapat mengetahui fungsi dari proyeksi dan langkah-langkah pembuatan
gambar denagn proyeksi piktorial serta pengaplikasiannya.

1.3 Sistematika Penulisan


Adapun beberapa sistematika penulisan laporan pada praktikum menggambar
teknik ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan praktikum, manfaat
praktikum dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menerangkan tentang teori-teori yang berhubungan
dengan praktikum. Teori tersebut antara lain tentang menggambar
garis.
BAB III MENGGAMBAR GARIS
Bab ini berisi kan tentang alat-alat yang digunakan dalam praktikum.
Pada modul menggambar garis, dan menguraikan serta menjelaskan
mengenai langkah-langkah membuat gambar pada modul
menggaambar garis.
BAB IV PROYEKSI PIKTORIAL
Bab ini berisi kan tentang alat-alat yang digunakan dalam
menggambar proyeksi piktorial, dan menjelaskan langkah-langkah
membuat gambar pada modul proyeksi piktorial.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Menggambar Teknik


Dengan makin meluasnya dunia usaha, di mana pembagian kerja secara
internasional meningkat pesat, juga perlunya saling menimba teknologi asing, telah
mengharuskan perusahaan-perusahaan industri untuk menggunakan standar yang
bersifat internasional. Untuk keperluan ini telah dibentuk suatu badan standar industri
yang diberi nama International Organization for Standardization (ISO). Tujuan ISO
adalah untuk menyatukan pengertian teknik antar bangsa dengan jalan membuat
standar (Juhana, 2010)
2.2 Menggambar Garis
Dalam gambar teknik digunakan beberapa jenis, yang masing-masing
mempunyai arti dan kegunaan tersendiri. Beberapa jenis garis, ketebalan, dan contoh
penggunaannya menurut ISO 128-1982 ditujukkan pada tabel 2.1 (Juhana, 2010).

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Garis


(Sumber : Juhana, 2010)

Dalam suatu gambar, kadang-kadang kita temukan ada dua garis atau lebih
yang saling berimpit, padahal garis-garis itu berbeda jenisnya. Untuk menentukan
jenis garis mana yang harus kita munculkan dan garis mana yang dihilangkan
(ditutupi), dapat kita gunakan urutan prioritas berikut :
1. Garis nyata
2. Garis nyata yang terhalang
3. Garis bidang potong
4. Garis sumbu
5. Garis bantu, garis ukur, dan garis arsir.
Tebal garis dalam standar ISO diambil berbanding √2, dimulai dari yang
paling tipis, yaitu: 0,13; 0,18; 0,25; 0,5; 0,7; 1,0; 1,4; dan 2,0 dalam satuan mm.
Macam-macam ketebalan garis itu dikelompokkan menurut pasangannya (tebal,
sedang dan tipis) seperti ditunjukkan tabel 2.2 (Juhana, 2010).

Gambar 2.2 Pengelompokan Tebal Garis


(Sumber : Juhana, 2010)

Kepala gambar ditempatkan dalam ruang gambar di sudut kanan bawah.


Keterangan yang dicantumkan dalam kepala gambar harus merupakan keterangan
yang secara umum menunjukkan isi gambar, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor gambar
2. Judul/nama gambar
3. Nama instansi/perusahaan
4. Skala
5. Nama yang menggambar, yang memeriksa, dan yang mengesahkan atau
menyetujui
6. Cara proyeksi yang digunakan
7. Keterangan lainnya sesuai keperluan.
Di bawah ini akan disajikan contoh format kepala gambar yang biasa
digunakan dalam lingkungan pendidikan keteknikan. Tetapi format kepala gambar
tersebut tidak bersifat mengikat untuk selalu digunakan dalam setiap gambar. Boleh
saja digunakan format lain, asalkan hal-hal prinsip yang disebutkan di atas tercantum
di dalamnya. Atau menggunakan format yang sudah dibakukan dalam perusahaan.
Contoh kepala gambar (Juhana, 2010).

Gambar 2.3 Kepala Gambar


(Sumber : Juhana, 2010)

2.3 Proyeksi Piktorial


Proyeksi piktorial (pictorial drawing) adalah suatu cara menampilkangambar
benda yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan
pandangan tunggal. Dulu dikenal dengan istilah gambar bagan atau gambar satu
pandangan.
Gambar piktorial sering disebut juga gambar ilustrasi teknik, karena sering
digunakan sebagai gambar ilustrasi pada buku-buku keteknikan atau pada katalog
dari produksi industri mesin, dan sebagainya. Tetapi perlu dibedakan, bahwa tidak
setiap gambar ilustrasi teknik merupakan gambar piktorial.gambar piktorial
menampilkan wujud benda hanya dengan goresan garis-garis, sedangkan gambar
ilustrasi teknikmeliputi aneka ragam gambar, baik gambar hasil seni grafis ataupun
fotografis (juhana, 2010)
BAB III
MENGGAMBAR GARIS

3.1 Alat Yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses menggambar garis adalah
sebagai berikut:
1. Sketchbook
2. Pensil Mekanik 0,3 mm, 0,5 mm, Dan 0,7 mm
3. Penggaris 300 mm
4. Jangka
5. Mistar Segitiga
6. Mal Huruf 0,3 mm, 0,5 mm
7. Mal Lengkung
8. Penghapus

Gambar 3.1 Alat Gambar

3.2 Langkah Kerja


Adapun langkah-langkah dalam menggambar garis adalah:
1. Garis Tepi
Adapun cara membuat garis tepi yaitu:
a. Letak sketchbook pada posisi portrait
b. Buat garis tepi dengan ukuran bagian kiri adalah 15 mm dengan
c. mengunakan pensil mekanik 0,7.
d. Kemudian buat garis tepi bagian kanan, atas dan bawah dengan ukuran 5
mm.

Gambar 3.2 Garis Tepi

2. Etiket
Adapun cara membuat etiket yaitu:
a. Kepala gambar atau etiket dibuat menggunakan pensil 0,5 mm.
b. Buat etiket dengan ukuran 180 mm x 25 mm.
c. Tinggi etiket dibagi menjadi dua dengan ukuran 10 mm pada bagian bawah
dan 10 mm pada bagian atasnya.
d. Etiket pada bagian atas dibagi dengan ukuran 30 mm, 40 mm, 64 mm, dan 46
mm dari bagian kiri etiket.
e. Etiket pada bagian bawah dibagi dengan ukuran 50 mm, 84 mm, 30, mm dan
16 mm dari bagian kiri etiket
f. Bagian yang berukuran 40 mm sampai 64 mm dibagi menjadi tiga bagian
dengan ukuran 5 mm, 5 mm,5 mm.

Gambar 3.3 Etiket


3. Kotak Gambar
Adapun cara membuat kotak gambar yaitu:
a. Gambar garis kotak gambar dengan jarak dari garis tepi atas, kanan, dan kiri
adalah 10 mm, kemudian beri tanda dengan titik.
b. Hubungkan setiap titik menggunakan pensil 0,5 mm sehingga diperoleh kotak
dengan ukuran 160 mm x 240 mm.
c. Kemudian bagi kotak menjadi 6 bagian dengan ukuran 80 mm x 80 mm.

Gambar 3.4 Kotak Gambar


4. Segi Empat dan Lingkaran
Adapun cara membuat segi empat dan lingkaran yaitu:
a. Kotak dibagi menjadi empat bagian sama besar dengan menggunakan pensil
0,3 mm.
b. Hubungkan setiap titik tengah dengan menggunakan pensil 0,5 mm sehingga
terbentuk persegi
c. Diperoleh garis miring tersebut yaitu perpotongan garis.
d. Hubungkan perpotongan garis sehingga membentuk persegi dengan pensil 0,5
mm.
e. Buat lingkaran yang berpusat pada titik tengah kotak dengan diameter sama
panjang dengan menggunakan jangka.

Gambar 3.5 Segi Empat dan Lingkaran


5. Lingkaran dan Belah Ketupat
Adapun cara membuat lingkaran dan belah ketupat yaitu:
a. Kotak dibagi menjadi emppat bagian sama besar dengan menggunakan pensil
0,3 mm.
b. Buat lingkaran berdiameter 20 mm yang berpusat di titik tengah kotak dengan
menggunakan jangka.
c. Buat garis miring dengan menghubungkan setiap titik tengah sisi kotak
dengan menggunakan pensil 0,5 mm.
d. Garis lengkung dibuat dengan menggunakan mal lengkung yang berpusat
pada sudut kotak.

Gambar 3.6 Lingkaran dan Belah ketupat

6. Lingkaran dan Setengah Lingkaran


Adapun cara membuat lingkaran dan setengah lingkaran:
a. Kotak dibagi empat bagian sama besar dengan menggunakan pensil 0,3 mm.
b. Buat setengah lingkaran dengan pusat dititik tengah kotak dengan
menggunakan jangka.
c. Buat dua garis lengkung dengan diameter di titik tengah kotak dengan
menggunakan jangka.
d. Buat garis lengkung dengan bentuk seperempat lingkaran yang berpusat
disudut kotak dan ditarik ke titik tengah kotak dengan menggunakan jangka.

Gambar 3.7 Lingkaran dan Setengah Lingkaran

7. Lingkaran Berganda
Adapun cara membuat lingkaran berganda yaitu:
a. Kotak dibagi empat bagian sama besar menggunakan pensil 0,3 mm.
b. Buat lingkaran berdiameter 20 mm yang berpusat di titik tengah.
c. Lingkaran dibagi menjadi empat bagian sama besar dengan menggunakan
pensil 0,5 mm.
d. Kemudian buat lingkaran berdiameter 20 mm yang berpusat di titik-titik
lingkaran sebelumnya.
e. Lalu tarik garis dari setiap perpotongan lingkaran ke titik tengah kotak
menggunakan pensil 0,5 mm.
f. Hubungkan perpotongan tersebut hingga membentuk persegi dengan
menggunakan pensil 0,5 mm
g. Buat dimensi gambar dengan menggunakan pensil 0,3 mm.

Gambar 3.8 Lingkaran Berganda

8. Garis Zig-Zag
Adapun cara membuat garis zig-zag yaitu:
a. Kotak dibagi menjadi empat bagian sama besar dengan menggunakan pensil
0,3 mm.
b. Ukur sisi kotak dengan ukuran 5 mm, 10 mm, 10 mm, dan 15 mm.
c. Buat garis berbentuk anak tangga dengan ukuran 5 mm dengan titik
sebelumnya.
d. Garis lurus berukuran 10 mm di garis pembagi kotak.
e. Persegi panjang dengan ukuran 20 mmx 10 mm dibuat pada bagian tengah
kotak.

Gambar 3. 9 Garis Zig-Zag


9. Lingkaran Simetris
Adapun cara membuat lingkaran simetris yaitu:
a. Kotak dibagi menjadi empat bagian sama besar dengan menggunakan pensil
0,3 mm.
b. Buat lingkaran dengan jari-jari 30 mm yang pusatnya di titik tengah kotak.
c. Buat garis miring menggunakan pensil 0,5 mm dari titik jari-jari limgkaran
sebelumnya.
d. Buat garis lengkung dengan jari-jari 45 mm yang pusat nya di titik tengah sisi
kiri dan kanan kotak.
e. Garis lurus pada perpotongan garis lengkung
f. Buat garis panah dari titik A dan B ke perpotongan garis lengkung yang sudah
dibuat.

Gambar 3.10 Lingkaran Simetris

10. Identitas Etiket


Adapun cara membuat identitas etiket yaitu:
a. Identitas meliputi, skala, satuan, tanggal, digambar, kelas/shift, diperiksa, dan
keterangan dibuat menggunakan mal huruf ukuran 0,3 mm dan pensil 0,3 mm.
b. Identitas “LAB UIN SUSKA RIAU” dibuat di etiket bagian bawah kiri
menggunakan mal huruf 0,3 mm dan pensil 0,3 mm.
c. Identitas judul gambar, nomor gambar, dan ukuran kertas dibuat pada bagian
bawah kanan dari etiket dengan menggunakan mal huruf ukuran 0,5 mm dan
pensil 0,5 mm.

Gambar 3.11 Identitas Etiket


BAB IV
PROYEKSI PIKTORIAL

4.1 Alat Yang Digunakan


Adapun alat yang digunakan dalam proses menggambar proyeksi piktorial
adalah sebagai berikut:
1. Sketchbook
2. Pensil mekanik 0,3 mm, 0,5 mm, dan 0,7 mm
3. Penggaris 300 mm
4. Jangka
5. Penghapus
6. Mal huruf 0,3 mm dan 0,5 mm
7. Mal lengkung
4.2 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah dalam menggambar proyeksi piktorial adalah:
1. Garis Tepi
Adapun cara membuat garis tepi adalah sebagai berikut:
a. Letakkan sketchbook pada posisi landscap.
b. Buat garis tepi dengan ukuran bagian sebelah kiri 15 mm, kanan 5mm,atas 5
mm, dan bawah 5 mm dengan menggunakan pensil 0,7 mm.

Gambar 4.1 Garis Tepi


2. Etiket
Adapun cara membuat etiket adalah sebagai berikut:
a. Kemudian buatlah etiket dengan ukuran 180 x 25 mm.
b. Tinggi etiket dibagi menjadi dua bagian dengan ukuran 15 pada bagian
atas dan 10 mm dibagian bawahnya.
c. Pada etiket dinagian atas dibagi dengan ukuran 30 mm, 40 mm, 64 mm,
dan 46 mm dari kiri etiket.
d. Etiket pada bagian bawah dibagi dengan ukuran 50 mm, 84 mm, 30 mm
dan 16 mm dari kiri etiket.
e. Bagian yang berukuran 40 mm sampai 64 mm dibagi menjadi tiga bagian
dengan ukuran 5 mm, 5 mm, dan 5 mm.
3. Proyeksi Piktorial
Adapun cara membuat gambar proyeksi piktorial adalah:
a. Buat garis bantu horizontal dengan ukuran bebas dengan menggunakan
pensil 0,3 mm.
b. Tentukan titik tengah garis bantu dan ukur 30° garis alfa dan beta dengan
ukuran panjang alfa 84 mm dan beta bebas.
c. Kemudian dari titik tengah tarik garis ke atas dengan ukuran 40 mm
menggunakan pensil 0,5 mm.
d. Tarik garis ke atas dengan ukuran 72 mm dari ujung garis alfa.
e.

Anda mungkin juga menyukai