Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada
orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaan,
perakitan.
Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh, dimana teknologi dari perusahaan
dipadatkan dan dikumpulkan. Untuk itu diperlukan cara-cara penyimpanan, kodifikasi
nomor urut gambar dan sebagainya.
Kertas Gambar
Kertas Gambar diambil dari ukuran pokok kertas Ao, yang mempunyai luas 1 m2 atau
1.000.000 mm2
Perbandingan lebar dan panjangnya adalah panjang sisi bujur sangkar dengan
diagonalnya. lihat gambar :
Jadi ukuran pokok kertas gambar kertas Ao adalah : panjang 1.189 mm dan lebar 841 mm
(dibulatkan)
sedangkan ukuran kertas gambar lainnya tinggal membagi dua, yaitu ;
1. Kertas A1 didapat dari Ao dibagi dua
2. Kertas A2 didapat dari A1 dibagi dua
3. Kertas A3 didapat dari A2 dibagi dua
4. Kertas A4 didapat dari A3 dibagi dua
Sehingga ukuran kertas gambar adalah sbb :
Materi Gambar Teknik untuk SMK
in Pendidikan - on 18.52 - 19 comments
Uraian Materi I
Keterangan : C (Constan) pada tabel adalah ukuran tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan.
Sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm hal ini di maksudkan
agar gambar-gambar yang akan dibundel tidak terganggu gambarnya.
Dari ukuran kertas pada tabel maka untuk mendapatkan ukuran kertas A 1 didapat dari A 0
dibagi dua, ukuran kertas A 2 didapat dari A 1 dibagi dua, ukuran kertas A 3 didapat dari A 2
dibagi dua dan ukuran kertas A 4 didapat dari A 3 dibagi dua.
No. 1. Mur pengatur berfungsi mengatur kekebalan garis yang di inginkan (lihat
ukuran 2 di bawah)
No. 2. Masa pena (daun pena) yang dapat bergerak sesuai dengan putaran mur no 1
No. 3. Tangkai
No. 4. Lubang pengunci
No. 5. Baut pengikat pena
No. 6. Daun pena (mata pena) yang dapat di putar
No. 7. Bagian – bagian pena yang perlu mendapatkan perawatan (dibersihkan atau diratakan)
Hindarkan pena bagian lunaknya basah dengan tinta, karena tinta tersebut akan membasahi
mistar dan terisap oleh kertas. Sehingga antara kertas dan mistar terjadi pelebaran tinta (lihat
gambar 1.10. a). Tampak pada gambar 1.10.b garis yang dihasilkan tidak memuaskan (gagal)
Gb.1.10 a: Tinta tampak melebar
Setelah dipakai trek-pen harus segera dibersihkan. Cara membersihkannya adalah dengan
memutar daun/mata pena kemudian bagian dalam dari trek-pen tersebut dibersihkan dengan
lap/tissue.
Jika kedua bagian mata pena tidak rata, maka mata pena harus diratakan dengan cara
mengasahnya pada batu asah atau ampelas halus (lihat gambar 1.12).
Jangka disimpan di dalam kotak jangka sesuai dengan tempat dan bentuk dari jangka tersebut
(lihat gambar 1.18)
Mal busur (mal kurva) dipergunakan untuk membuat lengkungan-lengkungan yang teratur
misalnya lengkungan parabola, hiperbola, epicicloida, hipocicloida dan semacamnya. Contoh
penggunaannya perhatikan gambar … . Untuk garis yang memotong 1, 2, dan 3 mal ditempatkan
pada posisi 1, sedangkan untuk titik-titik 4, 5 dan 6, mal digeser pada posisi 2 sehingga didapat
lengkungannya.
Papan gambar ukurannya disesuaikan dengan ukuran kertas, misalnya untuk kertas ukuran A0
mempunyai ukuran 1200 mm x 900 mm, kertas ukuran A1 mempunyai ukuran 600 mm x 450
mm. Papan gambar harus mempunyai permukaan yang rata dan tepi yang lurus, agar kepala dari
penggaris – T dapat digeser. Gambar 1.25 menunjukkan sebuah standar papan gambar khusus
yang dapat diatur ketinggiannya maupun kemiringannya. Papan gambar khusus yang dipasang di
atas sebuah standar ini disebut juga meja gambar.
Gb. 1.25 Papan gambar
h) Mesin Gambar
Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat–alat gambar lainnya seperti
busur derajat, pengganti – T, segitiga dan ukuran. Gambar 1.26 menunjukkan mesin gambar
jenis kereta pada mesin ini pasangan penggaris dan alat putarnya ditempatkan pada sebuah kereta
vertikal yang penggarisnya dapat digerakkan secara vertikal dan keseluruhannya dapat
digerakkan secara horisontal pada kereta horisontal.
Skala gambar adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran linier dari unsur
yang sama dari benda. Ada 3 (tiga) macam skala gambar, yaitu : ukuran penuh, skala
pembesaran, dan skala pengecilan. Skala pembesaran digunakan jika gambarnya di buat lebih
besar daripada benda sebenarnya, misalnya ; 10 : 1, 5 : 1, 2 : 1. Skala penuh digunakan bilamana
gambarnya di buat sama besar dengan benda sebenarnya ( 1 : 1 ). Skala pengecilan digunakan
bilamana gambarnya di buat lebih kecil dari benda yang sebenarnya, misalnya : 1 : 2, 1 : 5, 1 :
10.
Penulisan huruf dan angka tegak Penulisan huruf dan angka miring
Dasar ukuran diambil dari tinggi h dari huruf besar. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai
berikut : 2,5, 3,5, 5,7, 14 dan 20 mm. Angka perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari
perbandingan ukuran kertas yang distandar yaitu Ö 2.
Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Jika
terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm maka h akan
menjadi 3,5 mm.
Berdasarkan perbandingan tebal huruf dan tinggi huruf, huruf dan angka dibagi menjadi dua tipe
yaitu :
1) Tipe huruf A ( d = h / 14 )
2) Tipe huruf B ( d = h / 10 )
Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi-tinggi huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang
minimum antara garis dasar dan jarak antara perkataan dijelaskan pada tabel 3.
Sifat
Perbandingan
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(14/14) h
(10/14) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
(6/14) h
0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8
3,5 5 7 10 14 20 28
Tebal huruf d
(1/14) h
0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek
visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
Huruf B ( d = h/10 )
Sifat
Perbandingan
Ukuran
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(Tanpa tangkai dan kaki)
(10/10) h
(7/10) h
2,5 3,5 5 7 10 14 20
- 2,5 3,5 5 7 10 14
(6/10) h
0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4
3,5 5 7 10 14 20 28
Tebal huruf d
(1/10) h
0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek
visual yang lebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d.
Huruf dan angka jenis TECHNIC BOLT
b) Garis
Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal sesuai
penggunaannya. Jenis-jenis garis dan penggunaannya dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4 Macam-macam garis dan penggunaannya.
(ISO. R 128)
Jenis garis
Keterangan
Penggunaan
A
Tebal kontinu
A1. Garis-garis nyata (gambar)
A2. Garis-garis tepi
B
Tipis kontinu.
(lurus atau lengkung)
B1. Garis-garis berpotongan khayal (imaginer).
B2. Garis-garis ukur.
B3. Garis-garis proyeksi/bantu.
B4. Garis-garis penunjuk.
B5. Garis-garis arsir.
B6. Garis-garis nyata dari penampang yang diputar ditempat.
B7. Garis sumbu pendek.
C.
Tipis kontinu bebas
C1. Garis-garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong, bila batasnya bukan
garis bergores tipis.
D.
Tipis kontinu dengan sig-sag
D1. Sama dengan C1.
E
Garis gores tebal
E1. Garis nyata terhalang.
E2. Garis tepi terhalang.
F
Garis gores tipis
F1. Garis nyata terhalang
F2. Garis tepi terhalang
G
Garis bergores tipis
G1. Garis sumbu.
G2. Garis simetri.
G3. Lintasan.
H
Garis bergores tipis, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan arah perobahan arah.
H1. Garis (bidang) potong.
J
Garis bergores tebal.
J1. Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penangan khusus.
K
Garis bergores ganda tipis
K1. Bagian yang berdampingan.
K2. Batas-batas kedudukan benda yang bergerak.
K3. Garis sistem (pada baja profil).
K4. Bentuk semula sebelum dibentuk.
K5. Bagian benda yang berada di depan bidang potong.
Pada gambar 1.27 a, gambar 1.27 b, dan gambar 1.27 c, memperlihatkan contoh-contoh
penggunaan jenis-jenis garis.
c
c) Konstruksi Geometri
Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis
AB di D dan garis AC di E !
c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan
di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
(4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian
Caranya : lihat gambar 1.32
a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D,
dan F !
d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B !
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C !
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik
D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F hingga
memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga
didapat segilima beraturan !
Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’,
6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A
hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3tersebut dengan titik pusat di O
hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh
beraturan !
(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-langkah seperti
berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik
pusatnya di
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik potong
A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong 6, 7,
8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5 = 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan
dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga mendapatkan
elips
yang diinginkan!
c. Rangkuman 1
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang teknik.
Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan penyimpanan,
c) penuangan gagasan dan pengembangan.
2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama dengan
tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.
3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap, cara
menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan baik.
Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena atau rapido,
c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g) papan gambar dan
meja gambar, h)mesin gambar.
4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk
memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus jelas,
seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka biasanya
dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka berdasarkan
perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe huruf B
(d=h/10).
5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis
kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis bergores
tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut mempunyai
kegunaan sendiri-sendiri.
6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan
peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan membuat
sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.
Mengenal Proyeksi gambar teknik
Diposkan oleh om mamat on Kamis, 26 Februari 2015 Label: gambar
Mengenal Proyeksi
Untuk bisa memahami informasi dari sebuah gambar, antara designer (perancang gambar),
drafter (juru gambar) dan operator (pengguna gambar) harus mempunyai konsep yang sama
sehingga informasi gambar yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara ketiga
orang tersebut.
Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan skala gambar yang
telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa membaca gambar adalah dengan
memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut.
Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk
menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.
Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi ortogonal.
1) Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran
sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial disebut juga
gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
2) Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial. Proyeksi ini merupakan
proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi,
maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk
benda seperti sebenarnya.
3) Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada sumbu-sumbunya
menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada
ukuran-ukuran benda yang mengalami skala perpendekan. Gambar menampilkan kedudukan
sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan
kesan gambar paling jelas.
4) Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, dimana garis-garis yang
tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
5) Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbusumbu tersebut.
6) Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi tidak tegak lurus
bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring). Permukaan depan dari benda pada
proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut
proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan
proyeksi miring cabinet.
7) Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit
dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu
atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk
pada bidang proyeksi disebut dengan gambar perspektif.
8) Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak
lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap
bidang proyeksi.
9) Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga proyeksi sudut pertama
atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah
pandangnya.