Pedoman bagi mahasiswa sangatlah penting untuk membimbing praktikan agar lebih
praktis dalam menyelesaikan tugas pada bengkel listrik. Dalam hal ini kami hanya
menyajikan sistem pengerjaan praktis yang dikerjakan oleh mahasiswa dimana setelah
menyelesaikan tugas praktek bengkel tersebut, diharapkan mahasiswa harus sudah mampu :
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
senang hati kami menerimasaran dan kritik yang membangun dari Anda.
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2
2
TAHAP- TAHAP PENGERJAAN ....................................................................................... 21
1. Instalasi Penerangan....................................................................................................... 21
3. Pembongkaran................................................................................................................ 22
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 45
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 46
3
PENDAHULUAN
Pada semester ini setiap mahasiswa dibagi atas beberapa group. Masing-masing group
berbeda pada sistem operasinya, dengan maksud agar mahasiswa dapat menyerap informasi
teknik sebanyak mungkin.
Pada akhir praktek ini mahasiswa akan mendapat tugas membuat laporan praktek.
Maksud dari tugas laporan praktek ini adalah membimbing mahasiswa agar dapat lebih
menguasai keadaan lapangan kelak.
Karena hal – hal di atas maka pemasangan instalasi listrik harus benar – benar di
rencanakan dari awal hingga selesai. Untuk lebih maksimal sebaiknya pekerjaan tersebut
mengikuti system yang di sarankan pada PUIL. Karena disana telah di jelaskan dengan rinci
bagaimana tentang instalasi listrik yang baik dan benar serta memenuhi standard. disana juga
diterangkan beberapa teknik pemasangan instalasi listrik sebagaimana mestinya. Misalnya ;
membengkokkan pipa, memasang pipa, penarikan kabel, penempatan peralatan,
penyambungan kabel, serta mencari kesalahan ( trouble shooting ).
Laporan praktik ini dimaksudkan untuk membimbing mahasiswa agar dapat lebih
menguasai keadaan lapangan kelak.
Ingat :
4
MAKSUD DAN TUJUAN
5
ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
b. Bahan :
6
16. Pipa union 5/8” secukupnya
17. Kabel NYA merah 1,5 mm2 25 meter
18. Kabel NYA biru 1,5 mm2 25 meter
19. Kabel NYA hitam 1,5 mm2 25 meter
20. Kabel NYA kuning 1,5 mm2 25 meter
21. Kabel NYA hijau/kuning 1,5 mm2 15 meter
22. Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 10 meter
23. Rumah panel 1 buah
24. Klem 15 buah
25. Lbow 6 buah
26. Isolasi secukupnya
Untuk instalasi tenaga
7
22. Lampu tanda hijau 1 buah
23. Lampu tanda merah 1 buah
24. Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 secukupnya
25. Kabel NYM 6 x 1,5 mm2 secukupnya
26. Kabel NYM 8 x 1.5 mm2 secukupnya
27. Kabel NYA 1.5 mm2 secukupnya
2. Perhatikan bahwa diagram peletakan yang diinginkan oleh konsumen anda adalah
seperti tertera pada buku anda. Hal yang prlu anda ingat adalah anda merupakan
seorang “ Staf Lapangan “ oleh karena itu maka jarak serta ukuran yang diinginkan
anda sendiri yang menentukan dengan mengingat : Prinsip dasar pemasangan
instalasi listrik.
3. Setelah anda menentukan penempatannya, maka anda dapat mengatur posisi letak
peralatan yang akan dipasang sesuai dengan pengaturan pemasangan peralatan tersebut.
5. Anda harus menguasai spesifikasi peralatan dan alat yang digunakan demi
memudahkan dalam pemasangan.
6. Sebelumnya anda sudah menerima semua bahan, barang serta peralatan yang
dibutuhkan sehingga anda bisa memeriksa bahan tersebut apakah masih bisa dipakai
atau digunakan.
7. Dalam hal peletakan anda harus mengukur lebar daerah yang akan ditempati oleh
peralatan dan alat yang bersangkutan.
8
TEORI PENUNTUN PRAKTEK
Beton
1 mm
Tutup
Gambar 1
2. Pemasangan saklar
Saklar adalah suatu alat yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan suatu
rangkaian tertutup. Penggunaannya harus disesuaikan dengan kemampuan daya hantar dari
saklar tersebut. Penempatan saklar tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tinggi
pemasangannya adalah 110 – 130 cm. bila dipasang dibawah plaster maka kedalaman dari
9
kotak tanahnya harus disesuaikan agar jarak antara tutup dan plasteran tidak melebihi 1mm.
Anda harus memperkirakan ketebalan dari plesteran nanti dari permukaan batu bata (pada
kenyataannya anda harus konsultasi sebelumnya dengan arsitek bangunan).
30 cm
Benar
Salah
Sa
lah
Benar
Gambar 2
Di dalam pemasangan fitting lampu pada dinding dapat digunakan alat Bantu yaitu
roset kayu. Roset kayu ini berfungsi sebagai dudukan dari fitting lampu agar dapat diletakkan
dengan menggunakan sekrup. Roset kayu dipasang sama rata dengan dinding plasteran. Jadi
dalam pemasangannya pada tembok harus ditanam lebih dalam agar sesuai dengan tebal
plasteran namun lubang yang terdapat pada roset harus dijaga agar tidak tertutup oleh semen.
10
Lubang roset ini berfungsi untuk penarikan kabel penghantar. Roset kayu ini dapat
diproduksi sendiri bila dibutuhkan.
Roset kayu
Gambar 3
Dalam pemasangan roset pada batu bata harus dipasang sekaligus semua agar serentak kering
dan dapat dilakukan penarikan kabel sekaligus.
Gambar 4
Geser bor kearah tanda “ < “ sampai berhenti. Bila untuk yang kedua, putarlah alat
geser kearah gambar palu. Pada latihan ini bor beton digunakan untuk pemasangan “ fisher “
ukuran mata bor harus disesuaikan dengan fisher demikian juga kedalaman dari pemboran
pada tembok – tembok harus sama panjangnya dengan fisher. Rumah kotak kontak atau
saklar untuk ditanam dapat dibuat dari kayu/papan, triplek, prinsip pembuatan adalah lebih
lebar pada bagian dalam (bagian yang ditanam) dibanding bagian yang di luar. Maksudnya
adalah agar setelah penyemenan housing (rumah) tersebut terikat kuat pada tembok.
11
a
a y b
x
a : 4 buah
b : 1 buah
y x > y atau
Y≈¾x
Gambar 5
7. Penanaman pipa
Pipa yang ditanam didalam plaster tidak boleh disambung, kecuali pada kotak tarik.
Pembengkokan pipa harus rata lengkungannya, hal ini bertujuan untuk mempermudah
penarikan kabel pada pipa tersebut. Pipa yang telah ditanam atau rumah saklar dan sejenisnya
harus ditutup dengan kertas agar sewaktu penyemenan nanti semen tidak masuk kedalamnya.
Pipa yang terletak diatas dinding harus diberi klem, jarak antara klem maksimum 2 meter dari
tule maksimum 10 mm. ( lihat gambar ) :
Tule
Max 2 m
10 mm
Paku
Gambar 6
Apabila memakai pipa KRFW, pada bagian ujungnya sebaiknya dipaku agar tetap
pada posisinya. Kedalaman alur penanaman pipa paling sedikit 20 mm dan dapat disesuaikan
kedalamannya dengan pipa tersebut. Misalnya untuk pipa 5/8” kedalamannya adalah 20mm.
sebelum pipa ditanam terlebih dahulu dimasukkan kawat penarik sampai kekotak tarik. Jarak
antara kotak tarik max. 20 meter pipa lurus……....10 meter pada bengkokan. Jumlah
12
bengkokan max. 4 kali. Selain kawat penarik dapat digunakan alat penarik lain yang berupa
spiral.
Pipa
Gambar 7
9. Penarikan kabel
Jumlah penghantar yang diperbolehkan berada dalam pipa adalah max. 6 penghantar.
Jumlah diameter keseluruhan penghantar harus disesuaikan dengan diameter pipa. Penarikan
pipa dilakukan dengan penarikan dari atas kebawah, karena hal ini lebih mudah dari cara
penarikan kebalikannya. ( lihat gambar )
Lampu
Panel
Saklar
Gambar 8
13
Penarikan kabel sebaiknya dilakukan sekaligus, begitu juga dengan penyambungan ke
terminal. Oleh karena itu setiap penarikan kabel harus sebelumnya diberi kode atau diberi
tanda. Dan tanda tersebut harus ditulis pada suatu penghantar. Hal ini dapat memudahkan kita
pada saat akan melakukan penyambungan.
Penandaan dengan:
Spidol
Kertas berlapis isolasi 1 1
Q3 M3
Pita warna
Gambar 9
Panel
Kayu
Gambar 10
14
11. Pembobokan
Alat yang digunakan dalam melakukan pembobokan adalah palu seberat sedikitnya
500 g dan pahat beton. Posisi pahat lurus dengan kemiringan ≤ 45o terhadap tembok.
Pembobokan tegak lurus hanya akan merusak bangunan. Sifat-sifat bahan bangunan akan
berubah misalnya bata bila dibobok secara tegak lurus akan rapuh dan hancur. (lihat gambar)
Tembok 45 o
45 o
Gambar 11
Ia
Ib Lag lead
b
Gambar 12
15
Pada hubungan phasa lampunya dibagi rata hubunganya menjadi tiga phasa dalam
satu ruangan. Pada latihan ini kita akan terapkan system pembagian tiga phasa ini keuntungan
sistem ini dibagi rata, lampu tidak sekali padam bila fuse yang yang putus, ekonomis karena
tidak menggunakan kapasitor.karena penerangan di industri kontiniu, balast dan kapasitor
harus dialasi dengan bahan yang tahan panas atau anti terbakar.
a : >5 cm
b : panjang ballast
c : > 5 cm
d : > 1cm
e : kapasitor
Gambar 13
13. Kompensasi
Agar faktor kerja lampu TL maka tinggi cos φ harus dinaikkan dengan bantuan
kapasitor. Hubungan kapasitor ada dua : seri dan parallel. Pada praktek ini akan kita gunakan
hubungan parallel. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dari sudut Q1 akan diturunkan menjadi sudut Q2 jadi:
QL
Q = QL – QC
QC = QL – Q……(1)
Tq Q1 = QL/P ; tg Q2 = Q/P
S
Q
QL = P (tg Q1)
Q1 Q = P (tg Q2)
Q2
Qc
Gambar 14
16
Dari persamaan (1) didapat : QC = P ( tg Q1 – tg Q2 ) VAR……( 2 )
QC = V/ ( 1/Wc ) . V
V 2. WC = P ( tg Q1 tg Q2 )
C = P (tg Q1 - tg Q2) farad
W.V2
Dimana : QC = daya reaktif kapasitor VAR
P = daya nyata lampu watt
V = tegangan kerja volt
C = kapasitor farad
Sekarang coba hitung, berapa kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan oleh lampu TL
40 Watt dimana sebelum kompensasi cos φ = 0,9 pada tegangan kerja 220 V. untuk
menentukan tegangan kapasitor, tegangan puncak sinusoidal tidak dapat diabaikan, jadi
pilihlah tegangan kapasitor yang sebesar :
V = 12. Vn = 1,414 . 220 = 311,1 volt.
Maksudnya agar kapasitor tidak menimbulkan suara berisik untuk pengorderan
kapasitor motor, biasanya hubungannya telah ditentukan, tinggal memilih saja. Yang kita
tentukan hanya daya VAR nya saja. Untuk menghitung gunakan rumus persamaan (2).
17
Contoh 3 :
Data motor Supply PLN Hubungan yang diizinkan
V 3 x 220 V 3 x 380/ 220 bintang
V 3 x 380 V Y 3 x 380/ 220 bintang
V 3 x 380 / 660 V 3 x 380 V bintang / segitiga
Jadi kesimpulan bila ada data yang hanya tegangannya saja maka tegangan fasa motor
tersebut adalah tegangan terendah.
F9
Section according f9
Seled :
K1 K2 = 0,58 X Inom
K1 K2 K3 K3 = 0,33 x Inom
F1 F2
Set the Overload – R 0,58 x Inom
Gambar 15
18
2. Ekonomis bila jarak panel dengan beban jauh
F9 F9
Penampang kabel
U,V,W
M U1,V1,W1 U1,V1,W1 M U2,V2,W2
Z,X,Y
U2,V2,W2
Gambar 16
16. Pentanahan
Agar mudah mengatur keseimbangan beban, serta mengurangi rugi - rugi XC dan XL
maka pada pembangkit dan gardu perlu ditanahkan. Ada beberapa sistem pentanahan yang
kita kenal, pada latihan kali ini kita akan terapkan sistem PNP, lemari panel dan rangka yang
dapat menghantar arus di tanahkan untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh.
Gambar 17
19
17. Test Isolasi
Sebelum sistim dioperasikan keandalan isolasi harus diuji agar tidak terjadi tegangan
bocor. Seluruhnya peralatan dari sumber harus diputuskan dengan membuka sekering dan
saklar utama, dan seluruh hantaran satu sama lain. Oleh karena itu Onkan seluruh saklar,
lepaskan seluruh lampu. Lepaskan seluruh netral dari pemakai bila memakai trafo lepaskan
juga netralnya. Demikian juga seluruh peralatan elektronik yang bersangkut paut harus
dilepaskan. Untuk meyakinkan Anda gunakan multitester untuk mengukur apakah ada
hubungan antara penghantar yang satu dengan yang lain, bila tidak ada yang terhubung maka
sekarang sudah dapat dilakukan pengukuran tahanan isolasi. Pada umumnya yang harus
diukur adalah setiap bagian hantaran dua arah pengaman dan dibelakang alat pengaman yang
lain. (Ayat 334 A1)
Catatan : Transformator, akumulator perlengkapan hubung bagi, armatur lampu
dan hantaran luar ( Ayat 215 B2). Tahanan isolasi pada ruangan kering
adalah sekitar 100 ohm\volt dan pada ruangan lembab : 100 ohm\volt
(PUIL 77.215 B2 dan B3).
Sistem pengukuran : sistem pengukuran dengan sumber DC, bagian positip harus
dihubungkan dengan ground untuk mencegah agar tidak terjadi elektrolisa. Pembacaan
pengukuran dilakukan pada saat gerakan motor diam dan harga yang ditunjukkan sama
dengan tahanan minimal hasil teori.
Lanjutkan dengan yang lain ; bila hasil lebih kecil, ukurlah terminal demi terminal
cari dimana kesalahan, kemungkinan tahanan akan lebih tinggi tetapi instalasi inti tidak
cukup oleh karena itu ulangilah pengukuran lebih teliti antara inti dengan inti (jadi antara inti
saling dipertukarkan) untuk memastikannya. Bila hasil pengukuran antara semua penghantar
sudah memenuhi standart, maka sekarang sudah dapat diuji fungsi kerja dengan memasukkan
tegangan kerjanya.
20
TAHAP- TAHAP PENGERJAAN
Setelah mengetahui lokasi tempat praktek dengan groupnya, kunci drawer dan
barang inventaris “Not Consumable” dapat diterima demikian juga tool box dan coin dari
toolman. Maka sekarang pengerjaan praktek sudah dapat dimulai dengan tahap-tahap
pengerjaan seperti pada tabel isi, tabel ini adalah hasil pengalaman, oleh karena itu anda
tidak perlu harus mengikutinya apabila anda mengetahui sistem sederhana atau praktis.
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi tenaga
21
Buat penyokong pipa yang dibutuhkan.
Setelah instalasi penerangan selesai seluruh kegiatan diarahkan ke instalasi
tenaga.
Letakkan saklar yang diperlukan sesuai gambar pasang semua pipa
Masukan kabel.
Pasang motor simulator.
Ukur tahanan isolasi dari masing – masing inti pada setiap penghantar.
Bila telah selesai laporkan pada instruktur untuk kemudian dioperasikan.
3. Pembongkaran
Seluruh komponen yang dikembalikan ke drawer harus tetap sediakala, bila ada yang
pecah atau kurang lengkap harus segara dilaporkan. Demikian juga komponen – komponen
panel harus tetap lengkap.
22
PETUNJUK MENGGUNAKAN GAMBAR
INSTALASI PENERANGAN
PANEL KONTROL
Untuk semua tempat praktek atau untuk semua kelompok rangkaian panel
adalahsama, demikian juga sistem penggunaan komponen-komponen di dalamnya. Gambar
rangkaiannya adalah EL DRA 0054 dan EL DRA 0055.
Lay out (penempatan peralatan)
Untuk kelompok I dan IVsesuaikan denga gambar EL DRA 0055, dan untuk
kelompok II dan III sesuaikan dengan gambar EL DRA 0054.
INSTALASI TENAGA
PANEL KONTROL
Untuk semua kelompok dan tempat praktek rangkaian panel adalah sama.
Rangkaiannya di sesuaikan dengan EL DRA 0044 yag terdiri dari dua halaman.
Lay out (penempatan peralatan)
Untuk kelompok satu gunakan EL DRA 0058/1
Untuk kelompok dua gunakan EL DRA 0058/2
Untuk kelompok tiga gunakan EL DRA 0058/3
Untuk kelompok empat gunakan EL DRA 0058/4
PEMILIHAN PERALATAN
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel kebutuhan seluruh kelas: EL DRA 0059.
Sebagai contoh:
1). * Untuk pengoperasian M3 pada kelompok satu dan dua dibutuhkan Q3 dengan
sistem putar.
* Untuk pengoperasian M3 pada kelompok tiga dan empat dibutuhkan Q3 dengan
sistem tekan.
2). * kelompok satu dan dua mempunyai beban M11 dengan saklar Q11 yang
dioperasikan oleh S11
* kelompok tiga dan empat mempunyai beban E10 dengan saklar.
23
INSTALASI PENERANGAN
DIAGRAM LISTRIK
bawah atas
= Terminal
No = Terminal No.
KW = Beban
PENAMBAHAN S7, S8
MOD TANGGAL DIGAMBAR PERUBAHAN
SKALA : DIGAMBAR : Rezki Silalahi DIPERIKSA : Drs.MJJP/Ir.Gunoro,MT TANGGAL : 25 JUNI 2018
PROYEK : SEMESTER 4
EL DRA 0045 03
24
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
d
F2 F3 F4
e
15 A 10 A 10 A
f
g S6 S7 S8
i
1 A1
K6
j
2 A2
1, 3, 5
A1
k K5
A2
l 2, 4, 6
o
PE
L1
L2
L3
N
q NO
s kVA
1 2 3
t
mm2 5 x 2,5 5 x 1,5 3 x 1,5 7 x 1,5
u
PNR DAPUR GEDUNG WC
PENERANGAN BENGKEL
DARI SUB MAIN PANEL
v
COOKER
25
L1,L2,L3
L3
1
KRFw L2
Plasto flex 21 L3 L1
Plasto flex 11
13 17 1 5
17 15 2
2 16 (c) (c) (c)
3
Pipa Union 3 L2 Pelaksanaan dari keseluruhan instalasi penerangan dalam plaster (inbow)
5/8 Junction Junction
L1 box box Plasto flex C Pemakaian untuk tempat kerja no. 1,4,5,8,9,12,13,16,17,20,21,24
C 6 (kelompok I dan kelompok IV)
4 5
24
1,5
7 9 4
6
Keterangan 1. Ukuran dari pipa-pipa berhubungan dengan PUIL 77
KRF 11 16 Plasto flex
A Daftar 730 - 1
2. Pencegahan terhadap api
8 PANEL
Berilah ruangan bebas diantara bagian belakang lampu TL
HOUSE
dan permukaan pemasangan yang mudah terbakar atau
10
lebih baik lembaran asbes harus dipasang dibelakang
Pipa Union lampu TL PUIL 77 Pasal 510 C3 a
18 5/8
3. Pencegahan terhadap kecelakaan dalam pekerjaan dengan
mesin-mesin berputar.
19
Pencegahan akibat dari strobo (strobos copic effect)
KRF 11
dengan menggunakan fasa yang bergantian L1 L2 L3
4. Panel kontrol tinggi dari fitting lihat PUIL 77 pasal 602 A2
KRF 16
Pipa Union 5/8 dan 640 34 dan 840 C5
C C 5. Dalam lingkungan yang mudah terbakar penggunaan pipa tahan
2,5
EL DRA 0055
26
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
L1 380 V / 220 V 1,5 mm2
b L2
L3
c N
PE
d
L. TL (C)
L. TL (C)
L. TL (C)
e
i
L.Pijar (C)
L.Pijar (C)
j
l L.Pijar (A)
m TERMINAL
o Kotak Kontak
Fuse
p MCB
10 A
MCB
1 fasa 3 fasa
q
Push Push button (C)
button (C)
A1 1 A1 1 3 5
r
A2 2 A2 2 4 6
v S.tukar (A)
S.tukar (A)
x
Kotak kontak 3 fasa
(cooker)
y
Kotak Kontak (B)
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN Nama :
Page : 03
MEDAN INSTALASI PENERANGAN NIA WESTRY
27
INSTALASI TENAGA
Instalasi tenaga dan penerangan pada dalam dinding sesuai dengan perancangan penempatan dan
diagram rangkaian.
- Kelas (24 orang) adalah dibagi kedalam 4 kelompok (6 Mahasiswa masing-masing)
- Setiap keompok mengerjakan 4 macam instalasi tenaga (diluar ke 10 kombinasi latihan
sesuai dengan tabel di bawah)
Penandaan peralatan lihat diagram EL DRA 0044.
Kebutuhan dari peralatan untuk keseluruhan kelas. Kesimpulan dari keseluruhan semester 4 dari
kelas kerja. Perincian instruksi khusus untuk mahasisiwa lihat
EL DRA 0059/1; 0044/1 (3 halaman); 0058/1; 0059/2; 0044/2 (3 halaman) 0058/2; 0059/3; 0044/3;
0050/4; 0044/4; 0058/4.
Latihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q10 Q11
K6 4 5 Q13 5 Q17 5
Peralatan untuk setiap pelaksanaan
A Y Y
Dlm
panel
4 S4 7 7 4 7
C
M M M M M
3fasa 3fasa 3fasa 3fasa 3fasa
1 X X X X
Mahasiswa
kelompok)
Kelompok
2 X X X X
3 X X X X
4 X X X X
Jumlah B 12 12 12 12 12 6 6 6 6
peralatan A 12 12 12 12 12
A
Penandaan
(tender 40)
peralatan
NO. LOKASI 17
III II I
EL DRA 0059
28
KE PANEL PENERANGAN PVC 16 SUPLAY DARI PANEL UTAMA KOMBINASI DARI SELURUH
KABEL 5 X 2,5 mm 4 X 10 mm2
INSTALASI TENAGA
PANEL
S14 A PVC 36
see
EL DRA 0044 PERHATIKAN : PERALATAN DAN PIPA-PIPA TIDAK
Steel 16 DIRANCANG DENGAN SKALA YANG
or TEPAT
Union 3/4
S14 B Union ¾ or
PVC 29 steel 16
K6
PVC 29
Steel 16
or
Union 3/4
S57 S18
H8 Q3 S15
Q13 S07 S19
H9
Q10 Q17 S17
Q11 S12
Union ¾ or
Steel 16 or steel 16
Union 3/4
KSV
PVC 36
M3
2 penandaan
Steel 16 or dibuat dari
PVC 29
Union 3/4 plat besi
PVC 29
S4 PVC 29
Steel 29
M11 M4
III II I Perubahan
S14 M10
Digambar NIA W.S
SEMESTER IV Skala
INSTALASI TENAGA 1 : 10 Diperiksa Drs. M J. J.P
Ir. Gunoro, MT
EL DRA 0058
29
KE PANEL PENERANGAN PVC 16 SUPPLY DARI PANEL
KABEL 5 X 2,5 mm2 UTAMA 4 X 10 mm2 PEMAKAIAN PADA TEMPAT KERJA
No. : 1, 5, 9, 13, 17, 21.
KOTAK
HUBUNG
S14 A
PANEL PVC 29
see
PERHATIKAN : PERALATAN DAN PIPA-PIPA TIDAK
EL DRA 0044M
Steel 16
DIRANCANG DENGAN SKALA YANG
or TEPAT
Union 3/4
S14 B Union ¾ or
PVC 29 steel 16
K6 KOTAK
PVC 29 HUBUNG
Steel 29
H8 S5 Q3
H9
Q13
Q11 S12
Union ¾ or
Steel 16 or steel 16
Union 3/4
Ke M3
PVC 36
PVC 29
PVC 29
S4 PVC 29
Steel 29
S14 M4
III II I Perubahan
M11
Digambar NIA W.S
SEMESTER IV Skala
Drs. M J. J.P
INSTALASI TENAGA 1 : 10 Diperiksa Ir. Gunoro, MT
EL DRA 0058/1
30
DIAGRAM LISTRIK
bawah atas
= Terminal
No = Terminal No.
KW = Beban
PROYEK : SEMESTER 4
EL DRA 0044 10
31
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
1b
b
c F2 F3 F4
20 A 10 A 10 A
d
95 97
e
96 98
f 0 1
S5
g
h 2, 4, 6
1, 3, 5
Q1 32 A
i 1, 3, 5 K6
j
A1
F4R K6 H8 H9
k A2
2, 4, 6
l N 1l
m PE 1m
PEN
n
PE
PE
PE
PE
L1
L1
L2
L3
L2
L3
N
W
2
1
3
4
5
N
N
V
PENTANAHAN
o
2 3 4 PANEL 7
NO
q
kVA
r 1 2 3
2
s mm 10 2,5 1,5 1,5 1,5
t 4 4 5
SUPPLY DARI PANEL TR UTAMA
4 PN
1,2,4,5,N
SUPPLY KE PANEL PNR
u
Q3
v
LATIHAN No.
S4 S5
w 4
H8 IP40
x U,V,W U,V,W
M M H9
y M3
3fasa
M4
3fasa
z 1+2 3+4 3
32
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
0b
b
c F11 F13
20 A 20 A
l 0l
m 0m
PE
PE
PE
L1
L1
L2
L3
L2
L3
N
2
6
7
8
1
3
4
5
N
o
11 13
NO
q
kVA
r 4 5
2
s mm 1,5 1,5 1,5
t 5 5(6)4 PN 5 4 4P
3 (4) 3P
u
Q11 Q13 A 0 B
v S 14
3(4) 3P
w 7 4
S14A
x U1,V1,W1 U2,V2,W2
S12 U,V,W
M M
y M11
3fasa
M13
3fasa S14B
z 6 7+8 7
33
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
c
F3 F3
10 A 10 A
d
g
Q3
h
o MOTOR
3 FASA
p
r
PE
L1
L2
L3
W
N
U
V
t NO
v
POWER SUPPLY (AC)
w
MOTOR 3
220 V
z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 3 Nama : NIA WESTRY Page No. 03
MEDAN DIOPERASIKAN DENGAN SISTEM DOL
34
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
c
F4 F4
10 A 10 A
d
g
95 97
h OL 4
96 98
i
1, 3, 5 1, 3, 5
3
j K6M K6M S5
2, 4, 6 2, 4, 6
l
OL 4 3
S4
m
a
n
MOTOR K6M b H8 H9
o 3 FASA
p
NO NC
q 3*11
3*12
r
PE
L1
L2
L3
W
N
U
V
t NO
v
LAMPU TANDA OVER LOAD
POWER SUPPLY (AC)
w
MOTOR 4
220 V
z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 4 Nama : NIA WESTRY Page No. 04
MEDAN DIOPERASIKAN DENGAN SISTEM DOL
35
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
c
F 11 F 11
10 A 10 A
d
e 95
OL11
f 96
g SO12
h 43
SI12 K54M
1, 3, 5 1, 3, 5 1, 3, 5
i 3 3 3
44
l K57M K56M
OL11 3
62 62
m
a a a a
n
MOTOR K54M b K55T b K56M b K57M b H58
o 3 FASA
p
NO NC NO NC NO NC NO NC
q 3*21
25
27 26 3*22 27 3*23 26
r
PE
L1
L2
L3
W
N
U
V
t NO
v
HUBUNGAN SEGITIGA (∆)
KOTAKTOR UTAMA
LAMPU TANDA
w
TIME DELAY
KONTAKTOR
KONTAKTOR
MOTOR 11
220 V
z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 11 Nama : NIA WESTRY Page No. 05
MEDAN DENGAN HUBUNGAN STAR-DELTA
36
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
c
F 13 F 13
10 A 10 A
d
e OL13
f
SO14
g
S14 S14
h 1, 3, 5 1, 5, 3
3 3
i K63M K64M
2, 4, 6 2, 4, 6
61 61
K64M K63M
j 62 62
k S14A S14B
l
OL13 3
m
a a
n
MOTOR K63M b K64M b
o 3 FASA
p
NO NC NO NC
q 3*31 34 3*32 33
r
PE
L1
L2
L3
W
N
U
V
t NO
v
POWER SUPPLY (AC)
PUTARAN KANAN
w
PUTARAN KIRI
KONTAKTOR
KONTAKTOR
MOTOR 13
220 V
z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 13 Nama : NIA WESTRY Page No. 06
MEDAN DENGAN SISTEM BALIK-PUTAR
37
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
c 1,5 mm2
L1
d
L2
e
L3
f
PE
g
h
F3
10 A
i
m 1 3 5
n
2 4 6
Q3
o
s
t
U V W PE
u
MOTOR
v 3 FASA
M3
w
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M3
Nama : NIA WESTRY Page No. 07
MEDAN DENGAN SISTEM DOL
38
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
b 1,5 mm2
L1
c L2
d L3
N
e
PE
f
g
F4
h 10 A
k
1 3 5
K6 a
l
b
m
95 97
n
2 4 6 96 98
o
K.hubung
p H8
q
H9
r 1 3 5 S5
s
2 4 6
t S4
u
U V W PE
v
w MOTOR
3 FASA
x M4
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M4 Page No. 08
Nama : NIA WESTRY
MEDAN DENGAN SISTEM DOL
39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
1,5 mm2
L1
b L2
L3
c N
PE
d
g F11
10 A
o
1 3 5 1 3 5 1 3 5
p 43 a 41 K56M a 41 K57M a
S12
44 b 42 b 42 b
q K54M 2 4 6
2 4 6
95 97 95
r K55T
96 98 96
s 2 4 6
t
Q11
u
v U1 V1 W1 PE
w U2
MOTOR V2
3 FASA
x W2
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M11
Nama : NIA WESTRY Page No. 09
MEDAN HUBUNGAN STAR-DELTA (Y-D)
40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
L1
1,5 mm2
b
L2
L3
c
N
PE
d
g F13
10 A
h
n
1 3 5 1 3 5
41 K63M a 41 K64M a
o
42 b 2 4 6 42 b S14
p
r 95
s 2 4 6 96
S14 A S14B
t Q13
v U V W PE
w
MOTOR
3 FASA
x
M13
y
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M13
Nama : NIA WESTRY Page No. 10
MEDAN DENGAN SISTEM BALIK PUTAR
41
SISTEMATIKA KERJA INSTALASI PENERANGAN
Kelompok I :
Pada bagian ini digunakan pengaman fuse dengan arus nominal 15 A digunakan untuk
melayani beban. Dalam hal ini beban yang di maksud adalah beban yang membutuhkan arus
tiga fasa (COOKER).
Kelompok II :
Bagian ini dilengkapi dengan pengaman berupa MCB 1 fasa. Digunakan sebagai
penerangan pada dapur gedung dan WC. Sistem penerangan pada bagian ini menggunakan
saklar tukar serta saklar tunggal yang melayani kotak kontak satu fasa.
Kelompok III :
Rangkaian penerangan ini dilengkapi dengan pengaman MCB 3 Fasa. Rangkaian ini
digunakan sebagai penerangan pada ruang bengkel. Yang mana pada rangkaian ini digunakan
saklar impuls yang dioperasikan oleh tombol tekan. Saklar impuls ini digunakan untuk
menghidupkan kontaktor magnit. Kegunaan kontaktor magnit tersebut adalah untuk membagi
Fasa R, S, dan T untuk beban pada lampu TL. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan efek
stroboscopies yang biasa terjadi pada lampu TL. Efek stroboscopies adalah efek yang dapat
menipu penglihatan mata. Efek ini sebenarnya tidak berbahaya tetapi akan sangat berbahaya
jika pada mata yang sensitive. Karena efek ini cukup dapat mengganggu konsentrasi. Efek ini
terjadi biasanya dikarenakan oleh kurangnya tegangan yang disupply. Ada dua cara yang
dilakukan untuk menghilangkan efek ini, yaitu dengan cara menerapkan sistem hubungan
duo, dan dengan sistem hubungan fasa. Pada latihan ini kita gunakan sistem fasa. Yang mana
pada sistem ini beban dibagi rata, lampu tidak sekaligus padam bila fuse putus.
42
SISTEMATIKA KERJA INSTALASI TENAGA
Di dalam instalasi daya ini terdapat empat macam instalasi beban, yaitu motor 3,
motor 4, motor 11 dan motor13. Untuk motor 3, di operasikan dengan tombol tekan satu arah
on / off, dengan terminal 3 phasa. Sistem asut motor adalah direct online. Untuk pengaman
motor 3, menggunakan fuse dan MCB 3 phasa.
Untuk motor 4, di operasikan dengan saklar putar S5 dengan dua terminal hubung,
yang mana pengoperasian saklar putar akan mengaktifkan kontaktor K6 yang akan menutup
kontak-kontaknya dan mensupply tegangan ke motor. Sistem asut motor ini adalah direct on
line. Untuk pengaman motor 4, menggunakan fuse dan MCB 3 phasa.
Untuk motor 11, di operasikan dengan saklar tekan NO dan NC dengan lampu tanda
untuk kondisi steady state, pengoperasian kontak NO akan mengaktifkan kontaktor utama, on
delay kontaktor dan kontaktor hubungan bintang, dan pengalihan operasi kontaktor bintang
ke kontaktor delta melalui on delay kontaktor yang memiliki timer yang dapat di set. Sistem
asut motor ini adalah star-delta. Untuk menonaktifkan motor di lakukan dengan menekan
kontak NC. Untuk pengaman motor 11 menggunakan fuse, Over Load Relay dan MCB 3
phasa.
Untuk motor 13, dioperasikan dengan saklar pedal, dimana terdapat dua buah pedal, masing-
masing pedal untuk putaran motor ke kiri dan ke kanan. Untuk menon- aktifkan motor di
lakukan dengan menekan pedal ke posisi seimbang (posisi awal) atau menyentuh limit switch
yang memiliki kontak NC, baik untuk putaran ke kanan ataupun ke kiri. Untuk pengaman
motor 13 menggunakan fuse, Over Load Relay dan MCB 3 phasa
43
ANALISA
Selama 4 minggu mengadakan praktik instalasi penerangan dan tenaga pabrik, saya
dapat menganalisa bahwa :
1. Instalasi Penerangan
• Apabila saklar tukar A ditekan maka lampu pijar A akan beroperasi
2. Instalasi Tenaga
• M3 dioperasikan melalui selector switch tiga fasa Q3 dengan sistem DOL
(Direct On Line).
44
KESIMPULAN
Dari hasil praktek bengkel listrik yang telah kami laksanakan maka saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa : kita haruslah menguasai spesifikasi peralatan dan alat yang
digunakan dan kita harus mampu membaca gambar rangkaian dan ketelitian dalam
pembacaannya sangatlah diharapkan karena salah pemasanganya kemungkinan motor tidak
akan bekerja atau bisa juga mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik yang digunakan.
Dalam praktek yang telah kami laksanakan kita haruslah mampu menerangkan
secara rinci apa yang telah kita kerjakan kepada konsumen dan juga haruslah sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh konsumen tersebut.
Walaupun praktek kami dibagi menjadi beberapa group, itu dibuat supaya kami
dapat menyerap sebanyak mungkin informasi teknik. Diantaranya adalah Motor Listrik dapat
dioperasikan dengan beberapa cara antara lain adalah : membalik arah putaran motor, motor
dengan dua kecepatan, motor dengan menggunakan hubungan star/delta, dll.
45
LAMPIRAN
F = Flexible Flexible
Fe" ( iron / steel ) Pleksibel
NOTE:
46