Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Pedoman bagi mahasiswa sangatlah penting untuk membimbing praktikan agar lebih
praktis dalam menyelesaikan tugas pada bengkel listrik. Dalam hal ini kami hanya
menyajikan sistem pengerjaan praktis yang dikerjakan oleh mahasiswa dimana setelah
menyelesaikan tugas praktek bengkel tersebut, diharapkan mahasiswa harus sudah mampu :

- Menggunakan petunjuk teknik berdasarkan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi


Listrik).
- Menentukan jenis peralatan yang digunakan untuk menunjang sistem operasinya
instalasi listrik.
- Menggunakan peralatan yang dibutuhkan.
- Menerapkan prinsip dasar dalam perencanaan pemasangan instalasi :
1. Keamanan
2. Keandalan
3. Ketercapaian
4. Ketersediaan
5. Keindahan
6. Ekonomis
- Membandingkan metoda-metoda sistem pemasangan instalasi.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
senang hati kami menerimasaran dan kritik yang membangun dari Anda.

1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2

MAKSUD DAN TUJUAN ......................................................................................................... 5

ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................. 6

LANGKAH DALAM PEMASANGAN INSTALASI............................................................... 8

TEORI PENUNTUN PRAKTEK ........................................................................................... 9

1. Pemasangan kotak sambung ............................................................................................ 9

2. Pemasangan saklar .......................................................................................................... 9

3. Pemasangan kotak kontak ( socket outlet ) ................................................................ 10

4. Pemasangan pipa dibawah plasteran ........................................................................... 10

5. Pemasangan fitting lampu ............................................................................................ 10

6. Pengunaan Bor Tangan .................................................................................................. 11

7. Penanaman pipa ............................................................................................................ 12

8. Penanaman pipa diatas plaster .................................................................................... 13

9. Penarikan kabel ............................................................................................................. 13

10. Pemasangan panel ..................................................................................................... 14

11. Pembobokan ............................................................................................................... 15

12. Efek stroboscopies pada lampu TL ............................................................................ 15

13. Kompensasi ................................................................................................................ 16

14. Pemilihan motor ......................................................................................................... 17

15. Pemilihan kontaktor dan pengaturan termal............................................................... 18

16. Pentanahan ................................................................................................................. 19

17. Test Isolasi.................................................................................................................. 19

2
TAHAP- TAHAP PENGERJAAN ....................................................................................... 21

1. Instalasi Penerangan....................................................................................................... 21

2. Instalasi tenaga ............................................................................................................... 21

3. Pembongkaran................................................................................................................ 22

PETUNJUK MENGGUNAKAN GAMBAR ........................................................................... 23

INSTALASI PENERANGAN .................................................................................................. 24

INSTALASI TENAGA ............................................................................................................ 28

SISTEMATIKA KERJA INSTALASI PENERANGAN ......................................................... 42

SISTEMATIKA KERJA INSTALASI TENAGA ................................................................... 43

ANALISA DATA ..................................................................................................................... 44

KESIMPULAN ......................................................................................................................... 45

LAMPIRAN .............................................................................................................................. 46

3
PENDAHULUAN

Latihan bengkel semester IV ini tertuju pada Instalasi penerangandanTenaga listrik


pada bangunan industri yang diperkecil yang bertujuan agar kelak dapat menginstalasi pada
bangunan sebenarnya .

Pada semester ini setiap mahasiswa dibagi atas beberapa group. Masing-masing group
berbeda pada sistem operasinya, dengan maksud agar mahasiswa dapat menyerap informasi
teknik sebanyak mungkin.

Pada akhir praktek ini mahasiswa akan mendapat tugas membuat laporan praktek.
Maksud dari tugas laporan praktek ini adalah membimbing mahasiswa agar dapat lebih
menguasai keadaan lapangan kelak.

Karena hal – hal di atas maka pemasangan instalasi listrik harus benar – benar di
rencanakan dari awal hingga selesai. Untuk lebih maksimal sebaiknya pekerjaan tersebut
mengikuti system yang di sarankan pada PUIL. Karena disana telah di jelaskan dengan rinci
bagaimana tentang instalasi listrik yang baik dan benar serta memenuhi standard. disana juga
diterangkan beberapa teknik pemasangan instalasi listrik sebagaimana mestinya. Misalnya ;
membengkokkan pipa, memasang pipa, penarikan kabel, penempatan peralatan,
penyambungan kabel, serta mencari kesalahan ( trouble shooting ).

Laporan praktik ini dimaksudkan untuk membimbing mahasiswa agar dapat lebih
menguasai keadaan lapangan kelak.

Ingat :

Instruktur hanya memberikan instruksi dan teknis pemasangannya, maka keaktifan


Anda pada praktek bengkel listrik semester IV ini untuk mengelola semua perencanaan yang
bersangkut paut dengan teknis pemasangannya sangatlah diharapkan.

Setiap pekerja selalu utamakan keselamatan diri Anda.

4
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa mampu :

1. Menggunakan petunjuk teknik berdasarkan PUIL.


2. Menentukan jenis peralatan yang digunakan untuk menunjang operasinya instalasi
listrik.
3. Menggunakan peralatan yang dibutuhkan.
4. Menerapkan prinsip dasar dalam perencanaan instalasi :
 Keamanan
 Keandalan
 Ketercapaian
 Ketersediaan
 Keindahan
 Ekonomis
5. Membandingkan metoda-metoda system pemasangan instalasi.

Sedangkan, tujuan dari latihan bengkel listirk semester IV ini adalah :

1. Agar kelak dapat menginstalasi pada bangunan yang sebenarnya.


2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari bahan-bahan yang digunakan.
3. Mengerti dan dapat membaca gambar rangkaian.
4. Dapat memahat dan memplester dinding dengan baik dan benar.
5. Dapat menganalisa gambar rangkaian.

5
ALAT DAN BAHAN
a. Alat :

1. Tang kombinasi 1 buah


2. Tang potong 1 buah
3. Obeng negatif (-) 3 buah

4. Obeng positif (+) 1 buah


5. Testpen 1 buah
6. Sendok semen 1 buah
7. Pahat tembok 1 buah
8. Anting-anting 1 buah
9. Martil 5 kg 1 buah
10. Meteran 1 buah

b. Bahan :

Untuk instalasi penerangan

1. Lampu TL 40 Watt 3 buah


2. Lampu pijar 40 Watt 3 buah
3. Kotak kontak 1 fasa 2 buah
4. Kotak kontak 3 fasa 1 buah
5. MCB 1 fasa 1 buah
6. MCB 3 Fasa 1 buah
7. Fuse 10A 3 buah
8. Fitting 3 buah
9. Kotak hubung 2 buah
10. Saklar tunggal 1 buah
11. Saklar tukar 2 buah
12. Tombol tekan dengan lampu tanda 2 buah
13. Saklar impuls 1 buah
14. Semen secukupnya
15. Pipa PVC 5/8” secukupnya

6
16. Pipa union 5/8” secukupnya
17. Kabel NYA merah 1,5 mm2 25 meter
18. Kabel NYA biru 1,5 mm2 25 meter
19. Kabel NYA hitam 1,5 mm2 25 meter
20. Kabel NYA kuning 1,5 mm2 25 meter
21. Kabel NYA hijau/kuning 1,5 mm2 15 meter
22. Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 10 meter
23. Rumah panel 1 buah
24. Klem 15 buah
25. Lbow 6 buah
26. Isolasi secukupnya
Untuk instalasi tenaga

1. Motor listrik 3 fasa 4 buah


2. Saklar tuas 3 fasa 2 buah
3. Saklar pilih 1 buah
4. Limit Switch 2 buah
5. MCB 3 Fasa 4 buah
6. Fuse 10A 3 buah
7. Tombol tekan NO/NC + Lampu tanda 1 buah
8. Tombol tekan 2 NO / 1 NC+ Lampu tanda 1 buah
9. Socket 3 fasa 1 buah
10. Steker 3 fasa 1 buah
11. Kotak hubung 2 buah
12. Panel 1 buah
13. Pipa union ¾” secukupnya
14. Klem pipa secukupnya
15. Klem kabel secukupnya
16. Pipa PVC 36 secukupnya
17. Pipa PVC 29 Secukupnya
18. Pipa PVC 16 Secukupnya
19. Kontaktor 6 buah
20. Overload 3 buah
21. Time delay 1 buah

7
22. Lampu tanda hijau 1 buah
23. Lampu tanda merah 1 buah
24. Kabel NYM 4 x 1,5 mm2 secukupnya
25. Kabel NYM 6 x 1,5 mm2 secukupnya
26. Kabel NYM 8 x 1.5 mm2 secukupnya
27. Kabel NYA 1.5 mm2 secukupnya

LANGKAH DALAM PEMASANGAN INSTALASI


1. Ukur daerah / lokasi / letak dimana akan anda rencanakan untuk pemasangan peralatan
listrik yang dibutuhkan. Hal ini sangatlah penting agar penempatannya sesuai dengan
ukuran fisik dari peralatan listrik tersebut.

2. Perhatikan bahwa diagram peletakan yang diinginkan oleh konsumen anda adalah
seperti tertera pada buku anda. Hal yang prlu anda ingat adalah anda merupakan
seorang “ Staf Lapangan “ oleh karena itu maka jarak serta ukuran yang diinginkan
anda sendiri yang menentukan dengan mengingat : Prinsip dasar pemasangan
instalasi listrik.

3. Setelah anda menentukan penempatannya, maka anda dapat mengatur posisi letak
peralatan yang akan dipasang sesuai dengan pengaturan pemasangan peralatan tersebut.

4. Anda harus menguasai peralatan-peralatan yang akan anda gunakan.

5. Anda harus menguasai spesifikasi peralatan dan alat yang digunakan demi
memudahkan dalam pemasangan.

6. Sebelumnya anda sudah menerima semua bahan, barang serta peralatan yang
dibutuhkan sehingga anda bisa memeriksa bahan tersebut apakah masih bisa dipakai
atau digunakan.

7. Dalam hal peletakan anda harus mengukur lebar daerah yang akan ditempati oleh
peralatan dan alat yang bersangkutan.

8. Tahap pengerjaannya perhatikan halaman berikutnya.

8
TEORI PENUNTUN PRAKTEK

1. Pemasangan kotak sambung


Kotak sambung ( junction box ) adalah kotak dimana dapat dilakukan penyambungan
penghantar. Pada kotak sambung biasanya terdapat terminal untuk penyambungan penghantar
tersebut. Tutup dari kotak sambung tersebut harus dapat dibuka dan bila perlu tanpa
menggangu bangunan tersebut. Kedalaman dari pemasangan dibawah plaster harus
disesuaikan agar jika penutupnya dibuka maka cat atau pasteran tidak terganggu.

Perhatikan gambar berikut ini ( pandangan atas ) :

Beton

1 mm

Tutup

Gambar 1

Jarak antara tutup dan plester paling panjang : 1mm.


Untuk pemasangannya diletakkan >30 Cm dari langit-langit.
Untuk pemasangan kotak sambung lebih dari satu maka pemasangannya harus dibuat
sejajar antara satu dengan yang lainnya agar terlihat rapi dan indah. Dan ditempatkan
menurut atau sesuai dengan kebutuhan dari kotak sambung tersebut. Jika diperlukan, dapat
juga dipasang kotak tarik, yang mana kotak tarik tersebut hanya berfungsi dalam penarikan
kabel dan tidak dibenarkan membuat sambungan di dalam kotak tarik tersebut. Pada umunya
kotak tarik tidak memiliki terminal untuk penyambungan penghantar, sedangkan kotak
hubung mempunyai terminal penghantar.

2. Pemasangan saklar
Saklar adalah suatu alat yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan suatu
rangkaian tertutup. Penggunaannya harus disesuaikan dengan kemampuan daya hantar dari
saklar tersebut. Penempatan saklar tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tinggi
pemasangannya adalah 110 – 130 cm. bila dipasang dibawah plaster maka kedalaman dari

9
kotak tanahnya harus disesuaikan agar jarak antara tutup dan plasteran tidak melebihi 1mm.
Anda harus memperkirakan ketebalan dari plesteran nanti dari permukaan batu bata (pada
kenyataannya anda harus konsultasi sebelumnya dengan arsitek bangunan).

3. Pemasangan kotak kontak ( socket outlet )


Kotak kontak adalah sumber daya yang tidak bergantung pada saklar. Pemasangan
kotak kontak hamper sama dengan pemasangan saklar. Jika kotak kontak dipasang setinggi
30 cm dari atas lantai maka kotak kontak tersebut harus dilengkapi dengan pengaman
(penutup) agar terlindung dari debu atau siraman air yang mungkin dapat masuk kedalam
kotak kontak tersebut. Pada kotak kontak biasanya dilengkapi dengan pentanahan dan pada
umumnya pemasangan kotak kontak dari lantai adalah maximum 110 – 120 cm.

4. Pemasangan pipa dibawah plasteran


Pipa harus dipasang didalam plasteran dalam kedudukan horizontal maupun vertikal,
hal ini bertujuan agar apabila suatu saat diperlukan peletakan benda pada daerah yang
berdekatan dengan saklar maka sepanjang daerah horizontal atau vertical dari saklar tersebut
tidak boleh dilakukan peletakan karena jalur tersebut adalah jalur pemipaan. Jarak pipa
horizontal dari langit-langit sekurang-kurangnya ≤ 30 cmdari lantai.

30 cm
Benar

Salah

Sa
lah
Benar

Gambar 2

5. Pemasangan fitting lampu

Di dalam pemasangan fitting lampu pada dinding dapat digunakan alat Bantu yaitu
roset kayu. Roset kayu ini berfungsi sebagai dudukan dari fitting lampu agar dapat diletakkan
dengan menggunakan sekrup. Roset kayu dipasang sama rata dengan dinding plasteran. Jadi
dalam pemasangannya pada tembok harus ditanam lebih dalam agar sesuai dengan tebal
plasteran namun lubang yang terdapat pada roset harus dijaga agar tidak tertutup oleh semen.

10
Lubang roset ini berfungsi untuk penarikan kabel penghantar. Roset kayu ini dapat
diproduksi sendiri bila dibutuhkan.

Roset kayu

Gambar 3

Dalam pemasangan roset pada batu bata harus dipasang sekaligus semua agar serentak kering
dan dapat dilakukan penarikan kabel sekaligus.

6. Penggunaan Bor Tangan

Gambar 4

Geser bor kearah tanda “ < “ sampai berhenti. Bila untuk yang kedua, putarlah alat
geser kearah gambar palu. Pada latihan ini bor beton digunakan untuk pemasangan “ fisher “
ukuran mata bor harus disesuaikan dengan fisher demikian juga kedalaman dari pemboran
pada tembok – tembok harus sama panjangnya dengan fisher. Rumah kotak kontak atau
saklar untuk ditanam dapat dibuat dari kayu/papan, triplek, prinsip pembuatan adalah lebih
lebar pada bagian dalam (bagian yang ditanam) dibanding bagian yang di luar. Maksudnya
adalah agar setelah penyemenan housing (rumah) tersebut terikat kuat pada tembok.

11
a
a y b
x
a : 4 buah
b : 1 buah
y x > y atau
Y≈¾x

Gambar 5

7. Penanaman pipa
Pipa yang ditanam didalam plaster tidak boleh disambung, kecuali pada kotak tarik.
Pembengkokan pipa harus rata lengkungannya, hal ini bertujuan untuk mempermudah
penarikan kabel pada pipa tersebut. Pipa yang telah ditanam atau rumah saklar dan sejenisnya
harus ditutup dengan kertas agar sewaktu penyemenan nanti semen tidak masuk kedalamnya.
Pipa yang terletak diatas dinding harus diberi klem, jarak antara klem maksimum 2 meter dari
tule maksimum 10 mm. ( lihat gambar ) :

Tule
Max 2 m

10 mm

Paku

Gambar 6
Apabila memakai pipa KRFW, pada bagian ujungnya sebaiknya dipaku agar tetap
pada posisinya. Kedalaman alur penanaman pipa paling sedikit 20 mm dan dapat disesuaikan
kedalamannya dengan pipa tersebut. Misalnya untuk pipa 5/8” kedalamannya adalah 20mm.
sebelum pipa ditanam terlebih dahulu dimasukkan kawat penarik sampai kekotak tarik. Jarak
antara kotak tarik max. 20 meter pipa lurus……....10 meter pada bengkokan. Jumlah

12
bengkokan max. 4 kali. Selain kawat penarik dapat digunakan alat penarik lain yang berupa
spiral.

8. Penanaman pipa diatas plaster


Pemasangan pipa diatas plaster gunanya adalah untuk melindungi dari tekanan
mekanis. Oleh karena itu kabel tidak harus dilindungi secara keseluruhan dengan pipa. Hanya
diperlukan pada bagian yang kemungkinan mendapat tekanan, benturan mekanis, sehingga
diperlukan pipa sebagai pelindung. ( lihat gambar )

Kabel tidak dilindungi

Pipa

Gambar 7

9. Penarikan kabel
Jumlah penghantar yang diperbolehkan berada dalam pipa adalah max. 6 penghantar.
Jumlah diameter keseluruhan penghantar harus disesuaikan dengan diameter pipa. Penarikan
pipa dilakukan dengan penarikan dari atas kebawah, karena hal ini lebih mudah dari cara
penarikan kebalikannya. ( lihat gambar )

Lampu

Panel
Saklar
Gambar 8

13
Penarikan kabel sebaiknya dilakukan sekaligus, begitu juga dengan penyambungan ke
terminal. Oleh karena itu setiap penarikan kabel harus sebelumnya diberi kode atau diberi
tanda. Dan tanda tersebut harus ditulis pada suatu penghantar. Hal ini dapat memudahkan kita
pada saat akan melakukan penyambungan.

Penandaan dengan:

 Spidol
 Kertas berlapis isolasi 1 1
Q3 M3
 Pita warna

Gambar 9

10. Pemasangan panel


Panel harus dipilih tempatnya agar mudah dicapai/dijangkau. Namun sebaiknya panel
diletakkan ditempat yang aman. Tinggi pemasangan panel dari lantai sekitar 1,5 m untuk
perumahan dan 1,2 m pada umumnya. Bila pemasangan pada tempat basah atau tempat yang
sering berair ( misalnya kamar mandi ) minimal 2,5 m kecuali jika panel yang dipasang tidak
tertanam ( on plaster ). Panel harus tahan terhadap benturan mekanis, kemudian bila tertanam
sebagian maka bagian yang menonjol dari permukaan plaster adalah max. 2 mm tanpa tutup
diatas plaster (ingat ketebalan plaster 1.5 cm dari bata). Untuk melihat horizontal dan vertikal
dapat diperiksa dengan menggunakan water pass. Untuk melakukan penanaman panel pada
beton dapat digunakan kayu penyangga pada sisi kotak panel. Kegunaan kayu ini adalah
sebagai pengunci agar kotak panel tidak bergerak lagi. Tentunya setelah penentuan letak dan
kelurusan panel pada beton di tentukan terlebih dahulu. Setelah itu maka dapat dilakukan
penyemenan keseluruhan pada kotak panel tersebut.

Panel

Kayu

Gambar 10

14
11. Pembobokan
Alat yang digunakan dalam melakukan pembobokan adalah palu seberat sedikitnya
500 g dan pahat beton. Posisi pahat lurus dengan kemiringan ≤ 45o terhadap tembok.
Pembobokan tegak lurus hanya akan merusak bangunan. Sifat-sifat bahan bangunan akan
berubah misalnya bata bila dibobok secara tegak lurus akan rapuh dan hancur. (lihat gambar)

Tembok 45 o

45 o

Gambar 11

12. Efek stroboscopies pada lampu TL


Efek strobocopies dapat menipu penglihatan mata yang sebenarnya, oleh karena itu
keadaan seperti ini akan berbahaya pada industri terutama menyangkut pada keselamatan
kerja. Untuk menghilangkan ada 2 cara :
 Sistem hubungan duo
 Sistem phasa
Pada hubungan duo pada suatu hubungan armatur dibuat dua lampunya salah satu
dipasang kapasitor agar arus dapat mendahului 60o. Jadi perbedaan phasa antara lampu sudah
terjadi (lihat gambar).

Ia

Ib Lag lead
b

Gambar 12

15
Pada hubungan phasa lampunya dibagi rata hubunganya menjadi tiga phasa dalam
satu ruangan. Pada latihan ini kita akan terapkan system pembagian tiga phasa ini keuntungan
sistem ini dibagi rata, lampu tidak sekali padam bila fuse yang yang putus, ekonomis karena
tidak menggunakan kapasitor.karena penerangan di industri kontiniu, balast dan kapasitor
harus dialasi dengan bahan yang tahan panas atau anti terbakar.

a : >5 cm
b : panjang ballast
c : > 5 cm
d : > 1cm
e : kapasitor

Gambar 13

13. Kompensasi
Agar faktor kerja lampu TL maka tinggi cos φ harus dinaikkan dengan bantuan
kapasitor. Hubungan kapasitor ada dua : seri dan parallel. Pada praktek ini akan kita gunakan
hubungan parallel. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dari sudut Q1 akan diturunkan menjadi sudut Q2 jadi:

QL
Q = QL – QC
QC = QL – Q……(1)
Tq Q1 = QL/P ; tg Q2 = Q/P
S

Q
QL = P (tg Q1)
Q1 Q = P (tg Q2)
Q2
Qc

Gambar 14

16
Dari persamaan (1) didapat : QC = P ( tg Q1 – tg Q2 ) VAR……( 2 )
QC = V/ ( 1/Wc ) . V
V 2. WC = P ( tg Q1 tg Q2 )
C = P (tg Q1 - tg Q2) farad
W.V2
Dimana : QC = daya reaktif kapasitor VAR
P = daya nyata lampu watt
V = tegangan kerja volt
C = kapasitor farad
Sekarang coba hitung, berapa kapasitansi kapasitor yang dibutuhkan oleh lampu TL
40 Watt dimana sebelum kompensasi cos φ = 0,9 pada tegangan kerja 220 V. untuk
menentukan tegangan kapasitor, tegangan puncak sinusoidal tidak dapat diabaikan, jadi
pilihlah tegangan kapasitor yang sebesar :
V = 12. Vn = 1,414 . 220 = 311,1 volt.
Maksudnya agar kapasitor tidak menimbulkan suara berisik untuk pengorderan
kapasitor motor, biasanya hubungannya telah ditentukan, tinggal memilih saja. Yang kita
tentukan hanya daya VAR nya saja. Untuk menghitung gunakan rumus persamaan (2).

14. Pemilihan motor


Kerja normal suatu motor dalam dalam hubungan segitiga. Pengaturan start biasanya
menggunakan hubungan bintang. Jadi untuk menghubungkan keduanya secara bergantian
digunakan kontaktor.

Perhatikan contoh pemilihan hubungan ke sumber.


Contoh 1 :
Data voltage motor 220/230, artinya tegangan phasa motor hanya 220 bila sistem tegangan
sumber ( jaringan ) adalah 220/230 maka motor tersebut hanya dapat dihubungkan dengan
hubungan bintang. Pengaturan arus start biasanya dengan sistem tahanan ataupun tanpa
pengaturan arus mula dengan sistem DOL ( Direct On Line ).
Contoh 2 :
Data voltage motor : 380/ 660.
Artinya tegangan phasa motor 380 volt. Bila sistem tegangan adalah 220/230 volt, maka
motor dapat berjalan normal pada hubungan segitiga. Pengaturan arus startnya bisa
digunakan dengan sistem kontaktor hubungan bintang-segitiga (Y-∆).

17
Contoh 3 :
Data motor Supply PLN Hubungan yang diizinkan
V 3 x 220 V 3 x 380/ 220 bintang
V 3 x 380 V Y 3 x 380/ 220 bintang
V 3 x 380 / 660 V 3 x 380 V bintang / segitiga

Jadi kesimpulan bila ada data yang hanya tegangannya saja maka tegangan fasa motor
tersebut adalah tegangan terendah.

15. Pemilihan kontaktor dan pengaturan termal

Pemilihan kontaktortergantung pada sistem hubunganya dan nominalnya motor


tersebut. Prinsipnya kontak dari kontaktor tersebut harus mampu memutuskan dan
menghubungkan dalam keadaan berbeban ( pemutus arus ). Termo relay pada start langsung
harus disetel setelah pada arus normal, kecuali untuk beberapa start khusus. Suatu relay akan
menentukan besarnya penampang kabel. Pada start ada dua macam sistem pemasangan termo
relay. Bila jarak panel kontrol jauh dengan motor, lebih ekonomis pada sistem pertama dan
bila jarak panel pendek lebih ekonomis sistem kedua. Diharapkan anda untuk menganalisa
hal tersebut, mengapa bisa seperti itu.
Sistem pengaturan termal pada motor dengan start Y.

1. Ekonomis bila jarak pendek dengan beban.

F9

Section according f9

Seled :
K1 K2 = 0,58 X Inom
K1 K2 K3 K3 = 0,33 x Inom

F1 F2
Set the Overload – R 0,58 x Inom

U,V,W M Z,X,Y Section of cable acc. To the


Setting of the overload Relay

Gambar 15

18
2. Ekonomis bila jarak panel dengan beban jauh

F9 F9

Penampang kabel

K1 K2 K3 K1,K2 = 0,58 In/K3 = 0,33 K2


K1 K3

Setting In/V3 = 0,58 In

F1 Sesuai dengan penampang F1

Sesuai dengan penampang F9

U,V,W
M U1,V1,W1 U1,V1,W1 M U2,V2,W2
Z,X,Y

U2,V2,W2

Gambar 16

16. Pentanahan

Agar mudah mengatur keseimbangan beban, serta mengurangi rugi - rugi XC dan XL
maka pada pembangkit dan gardu perlu ditanahkan. Ada beberapa sistem pentanahan yang
kita kenal, pada latihan kali ini kita akan terapkan sistem PNP, lemari panel dan rangka yang
dapat menghantar arus di tanahkan untuk mencegah terjadinya tegangan sentuh.

Pentanahan harus dibuat tetap dan dapat


terhindar dari gangguan mekanik. Pentanahan juga
berfungsi untuk merangsang bekerjanya pengaman.

Gambar 17

19
17. Test Isolasi
Sebelum sistim dioperasikan keandalan isolasi harus diuji agar tidak terjadi tegangan
bocor. Seluruhnya peralatan dari sumber harus diputuskan dengan membuka sekering dan
saklar utama, dan seluruh hantaran satu sama lain. Oleh karena itu Onkan seluruh saklar,
lepaskan seluruh lampu. Lepaskan seluruh netral dari pemakai bila memakai trafo lepaskan
juga netralnya. Demikian juga seluruh peralatan elektronik yang bersangkut paut harus
dilepaskan. Untuk meyakinkan Anda gunakan multitester untuk mengukur apakah ada
hubungan antara penghantar yang satu dengan yang lain, bila tidak ada yang terhubung maka
sekarang sudah dapat dilakukan pengukuran tahanan isolasi. Pada umumnya yang harus
diukur adalah setiap bagian hantaran dua arah pengaman dan dibelakang alat pengaman yang
lain. (Ayat 334 A1)
Catatan : Transformator, akumulator perlengkapan hubung bagi, armatur lampu
dan hantaran luar ( Ayat 215 B2). Tahanan isolasi pada ruangan kering
adalah sekitar 100 ohm\volt dan pada ruangan lembab : 100 ohm\volt
(PUIL 77.215 B2 dan B3).

Sistem pengukuran : sistem pengukuran dengan sumber DC, bagian positip harus
dihubungkan dengan ground untuk mencegah agar tidak terjadi elektrolisa. Pembacaan
pengukuran dilakukan pada saat gerakan motor diam dan harga yang ditunjukkan sama
dengan tahanan minimal hasil teori.

Lanjutkan dengan yang lain ; bila hasil lebih kecil, ukurlah terminal demi terminal
cari dimana kesalahan, kemungkinan tahanan akan lebih tinggi tetapi instalasi inti tidak
cukup oleh karena itu ulangilah pengukuran lebih teliti antara inti dengan inti (jadi antara inti
saling dipertukarkan) untuk memastikannya. Bila hasil pengukuran antara semua penghantar
sudah memenuhi standart, maka sekarang sudah dapat diuji fungsi kerja dengan memasukkan
tegangan kerjanya.

20
TAHAP- TAHAP PENGERJAAN

Setelah mengetahui lokasi tempat praktek dengan groupnya, kunci drawer dan
barang inventaris “Not Consumable” dapat diterima demikian juga tool box dan coin dari
toolman. Maka sekarang pengerjaan praktek sudah dapat dimulai dengan tahap-tahap
pengerjaan seperti pada tabel isi, tabel ini adalah hasil pengalaman, oleh karena itu anda
tidak perlu harus mengikutinya apabila anda mengetahui sistem sederhana atau praktis.

1. Instalasi Penerangan

 Gambarlah lokasi dan penempatan peralatan dan saklar.


 Gambar jalur –jalur untuk menanam pipa nihil, flastoflex, krf, krfw.
 Tentukan luas, kedalaman untuk tempat panel penerangan.
 Boboklah tempat panel tersebut sesuai ukuran.
 Tentukan : kedalaman kotak sambung,…
: kedalaman kotak saklar,
: kotak kontak,
: kedalaman kotak roset kayu.
 Boboklah dari pipa yang menuju ke panel.
 Setelah panel didalam tetapkan dengan sebagian semen.
 Boboklah semua jalur pipa.
 Tetapkan dengan semen antara lain : kotak hubung, kotak saklar, dll.
 Buatlah roset kayu untuk fiting lampu dan kotak kontak tiga fasa
 Sesuaikanlah kedalaman lubangnya dan tetapkan dengan semen.
 Tetapkan pipa dengan paku dan semen. Selama anda menunggu semen kering,
kerjakanlah instalasi tenaga.

2. Instalasi tenaga

 Periksa rangkaian panel.


 Gambar seluruh rangkaian tenaga.
 Periksa saklar, rangkaian motor, serta fungsinya

21
 Buat penyokong pipa yang dibutuhkan.
 Setelah instalasi penerangan selesai seluruh kegiatan diarahkan ke instalasi
tenaga.
 Letakkan saklar yang diperlukan sesuai gambar pasang semua pipa
 Masukan kabel.
 Pasang motor simulator.
 Ukur tahanan isolasi dari masing – masing inti pada setiap penghantar.
 Bila telah selesai laporkan pada instruktur untuk kemudian dioperasikan.

3. Pembongkaran

Seluruh komponen yang dikembalikan ke drawer harus tetap sediakala, bila ada yang
pecah atau kurang lengkap harus segara dilaporkan. Demikian juga komponen – komponen
panel harus tetap lengkap.

22
PETUNJUK MENGGUNAKAN GAMBAR

INSTALASI PENERANGAN
PANEL KONTROL

Untuk semua tempat praktek atau untuk semua kelompok rangkaian panel
adalahsama, demikian juga sistem penggunaan komponen-komponen di dalamnya. Gambar
rangkaiannya adalah EL DRA 0054 dan EL DRA 0055.
Lay out (penempatan peralatan)
Untuk kelompok I dan IVsesuaikan denga gambar EL DRA 0055, dan untuk
kelompok II dan III sesuaikan dengan gambar EL DRA 0054.

INSTALASI TENAGA
PANEL KONTROL
Untuk semua kelompok dan tempat praktek rangkaian panel adalah sama.
Rangkaiannya di sesuaikan dengan EL DRA 0044 yag terdiri dari dua halaman.
Lay out (penempatan peralatan)
Untuk kelompok satu gunakan EL DRA 0058/1
Untuk kelompok dua gunakan EL DRA 0058/2
Untuk kelompok tiga gunakan EL DRA 0058/3
Untuk kelompok empat gunakan EL DRA 0058/4

PEMILIHAN PERALATAN
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel kebutuhan seluruh kelas: EL DRA 0059.
Sebagai contoh:
1). * Untuk pengoperasian M3 pada kelompok satu dan dua dibutuhkan Q3 dengan
sistem putar.
* Untuk pengoperasian M3 pada kelompok tiga dan empat dibutuhkan Q3 dengan
sistem tekan.
2). * kelompok satu dan dua mempunyai beban M11 dengan saklar Q11 yang
dioperasikan oleh S11
* kelompok tiga dan empat mempunyai beban E10 dengan saklar.

23
INSTALASI PENERANGAN

DIAGRAM LISTRIK

bawah atas
= Terminal

No = Terminal No.

= No. dari lampu penerangan

= No. dari kontak-kontak

KW = Beban

Gr = Group Instalasi (circuit)

mm2 = No. dari ukuran penghantar

S2 = Penghantar dipasang pada panel depan

PENAMBAHAN S7, S8
MOD TANGGAL DIGAMBAR PERUBAHAN
SKALA : DIGAMBAR : Rezki Silalahi DIPERIKSA : Drs.MJJP/Ir.Gunoro,MT TANGGAL : 25 JUNI 2018

PROYEK : SEMESTER 4

INSTALASI : PANEL PENERANGAN


PEKERJAAN NO. BANGUNAN LANTAI NO. DIAGRAM JUMLAH HAL

EL DRA 0045 03

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

24
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

d
F2 F3 F4

e
15 A 10 A 10 A
f

g S6 S7 S8

i
1 A1
K6
j
2 A2
1, 3, 5
A1
k K5

A2
l 2, 4, 6

o
PE
L1
L2
L3
N

q NO

s kVA
1 2 3
t
mm2 5 x 2,5 5 x 1,5 3 x 1,5 7 x 1,5
u
PNR DAPUR GEDUNG WC

PENERANGAN BENGKEL
DARI SUB MAIN PANEL

v
COOKER

SEMESTER 4 EL DRA 0045 Page 01

25
L1,L2,L3
L3
1
KRFw L2
Plasto flex 21 L3 L1
Plasto flex 11
13 17 1 5
17 15 2
2 16 (c) (c) (c)
3
Pipa Union 3 L2 Pelaksanaan dari keseluruhan instalasi penerangan dalam plaster (inbow)
5/8 Junction Junction
L1 box box Plasto flex C Pemakaian untuk tempat kerja no. 1,4,5,8,9,12,13,16,17,20,21,24
C 6 (kelompok I dan kelompok IV)
4 5
24
1,5
7 9 4
6
Keterangan 1. Ukuran dari pipa-pipa berhubungan dengan PUIL 77
KRF 11 16 Plasto flex
A Daftar 730 - 1
2. Pencegahan terhadap api
8 PANEL
Berilah ruangan bebas diantara bagian belakang lampu TL
HOUSE
dan permukaan pemasangan yang mudah terbakar atau
10
lebih baik lembaran asbes harus dipasang dibelakang
Pipa Union lampu TL PUIL 77 Pasal 510 C3 a
18 5/8
3. Pencegahan terhadap kecelakaan dalam pekerjaan dengan
mesin-mesin berputar.
19
Pencegahan akibat dari strobo (strobos copic effect)
KRF 11
dengan menggunakan fasa yang bergantian L1 L2 L3
4. Panel kontrol tinggi dari fitting lihat PUIL 77 pasal 602 A2
KRF 16
Pipa Union 5/8 dan 640 34 dan 840 C5
C C 5. Dalam lingkungan yang mudah terbakar penggunaan pipa tahan
2,5

B 11 panas KRFw (abu-abu) juga disebut symalem.


21
12 13
20
KRF 11 NO.LOK. 17
A
16 A Semua ukuran
Pemasak diambil 1m dari Jumlah Nama bagian No bag Bahan Ukuran Keterangan
F1,2,3 pemisah Quantity part name part no material size remark
14 III II I Perubahan
22 revision
Digambar
KRF 11
Skala drawn
NIA WESTRY
23 SEMESTER IV Scale Diperiksa Drs.MJJP/
LIGHT INSTALATION 1:10 checked Ir.Gunoro, MT
B

EL DRA 0055

26
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
L1 380 V / 220 V 1,5 mm2

b L2
L3
c N
PE
d

L. TL (C)

L. TL (C)

L. TL (C)
e

i
L.Pijar (C)
L.Pijar (C)
j

l L.Pijar (A)

m TERMINAL

o Kotak Kontak

Fuse
p MCB
10 A
MCB
1 fasa 3 fasa

q
Push Push button (C)
button (C)
A1 1 A1 1 3 5
r
A2 2 A2 2 4 6

s Sakelar Impuls Kontaktor

t S.Tunggal (B) Panel house

v S.tukar (A)
S.tukar (A)

x
Kotak kontak 3 fasa
(cooker)
y
Kotak Kontak (B)
z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN Nama :
Page : 03
MEDAN INSTALASI PENERANGAN NIA WESTRY

27
INSTALASI TENAGA

BENGKEL LISTRIK SEMESTER 4 (KABIN)

Instalasi tenaga dan penerangan pada dalam dinding sesuai dengan perancangan penempatan dan
diagram rangkaian.
- Kelas (24 orang) adalah dibagi kedalam 4 kelompok (6 Mahasiswa masing-masing)
- Setiap keompok mengerjakan 4 macam instalasi tenaga (diluar ke 10 kombinasi latihan
sesuai dengan tabel di bawah)
Penandaan peralatan lihat diagram EL DRA 0044.
Kebutuhan dari peralatan untuk keseluruhan kelas. Kesimpulan dari keseluruhan semester 4 dari
kelas kerja. Perincian instruksi khusus untuk mahasisiwa lihat
EL DRA 0059/1; 0044/1 (3 halaman); 0058/1; 0059/2; 0044/2 (3 halaman) 0058/2; 0059/3; 0044/3;
0050/4; 0044/4; 0058/4.

Latihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q10 Q11
K6 4 5 Q13 5 Q17 5
Peralatan untuk setiap pelaksanaan

A Y Y
Dlm
panel

4 S4 7 7 4 7

C
M M M M M
3fasa 3fasa 3fasa 3fasa 3fasa

M3 M4 E10 M11 M13 M17


S14A
H8 H9
S14 S18
S07 H8 S12 S15 S19
Q3 Q3
B
S17 H9
putar tekan
S5 S14AB S14B
(6Mahasiswa/

1 X X X X
Mahasiswa

kelompok)
Kelompok

2 X X X X
3 X X X X
4 X X X X
Jumlah B 12 12 12 12 12 6 6 6 6
peralatan A 12 12 12 12 12
A
Penandaan

(tender 40)
peralatan

NO. LOKASI 17

Jumlah Nama Bagian No. Bagian Bahan Ukuran Keterangan

III II I

Skala Digambar NIA W.S


SEMESTER 4
Diperiksa Drs. M J. J.P
Kombinasi dari 4 pekerjaan Ir. Trahman

EL DRA 0059

28
KE PANEL PENERANGAN PVC 16 SUPLAY DARI PANEL UTAMA KOMBINASI DARI SELURUH
KABEL 5 X 2,5 mm 4 X 10 mm2
INSTALASI TENAGA

PANEL
S14 A PVC 36
see
EL DRA 0044 PERHATIKAN : PERALATAN DAN PIPA-PIPA TIDAK
Steel 16 DIRANCANG DENGAN SKALA YANG
or TEPAT
Union 3/4
S14 B Union ¾ or
PVC 29 steel 16

K6
PVC 29

Steel 16
or
Union 3/4
S57 S18
H8 Q3 S15
Q13 S07 S19
H9
Q10 Q17 S17
Q11 S12

Union ¾ or
Steel 16 or steel 16
Union 3/4

Steel bend 29 Steel bend 28

KSV
PVC 36
M3
2 penandaan
Steel 16 or dibuat dari
PVC 29
Union 3/4 plat besi

PVC 29

S4 PVC 29
Steel 29

M13 Jumlah Nama bagian No. bag Bahan Keterangan


M17

M11 M4
III II I Perubahan
S14 M10
Digambar NIA W.S
SEMESTER IV Skala
INSTALASI TENAGA 1 : 10 Diperiksa Drs. M J. J.P
Ir. Gunoro, MT

EL DRA 0058

29
KE PANEL PENERANGAN PVC 16 SUPPLY DARI PANEL
KABEL 5 X 2,5 mm2 UTAMA 4 X 10 mm2 PEMAKAIAN PADA TEMPAT KERJA
No. : 1, 5, 9, 13, 17, 21.
KOTAK
HUBUNG

S14 A
PANEL PVC 29
see
PERHATIKAN : PERALATAN DAN PIPA-PIPA TIDAK
EL DRA 0044M
Steel 16
DIRANCANG DENGAN SKALA YANG
or TEPAT
Union 3/4
S14 B Union ¾ or
PVC 29 steel 16

K6 KOTAK
PVC 29 HUBUNG

Steel 29

H8 S5 Q3
H9
Q13
Q11 S12

Union ¾ or
Steel 16 or steel 16
Union 3/4

Steel bend 29 Steel bend 29

Ke M3
PVC 36

PVC 29

PVC 29

S4 PVC 29
Steel 29

Jumlah Nama bagian No. bag Bahan Keterangan


M13

S14 M4
III II I Perubahan
M11
Digambar NIA W.S
SEMESTER IV Skala
Drs. M J. J.P
INSTALASI TENAGA 1 : 10 Diperiksa Ir. Gunoro, MT

EL DRA 0058/1

30
DIAGRAM LISTRIK

bawah atas
= Terminal

No = Terminal No.

= No. dari lampu penerangan

= No. dari kontak-kontak

KW = Beban

Gr = Group Instalasi (circuit)

mm2 = No. dari ukuran penghantar

S2 = Penghantar dipasang pada panel depan

MOD TANGGAL DIGAMBAR PERUBAHAN


DIPERIKSA : Drs.MJJP/
SKALA : DIGAMBAR : NIA WESTRY Ir.Gunoro, MT TANGGAL: 25 JUNI 2018

PROYEK : SEMESTER 4

INSTALASI : BAGIAN PANEL UTAMA


PEKERJAAN NO. BANGUNAN LANTAI NO. DIAGRAM JUMLAH HAL

EL DRA 0044 10

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

31
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
1b
b

c F2 F3 F4
20 A 10 A 10 A

d
95 97

e
96 98

f 0 1
S5
g

h 2, 4, 6
1, 3, 5
Q1 32 A
i 1, 3, 5 K6

j
A1

F4R K6 H8 H9
k A2
2, 4, 6

l N 1l

m PE 1m

PEN
n
PE

PE
PE

PE
L1

L1
L2
L3

L2
L3

N
W

2
1

3
4
5
N

N
V

PENTANAHAN

o
2 3 4 PANEL 7
NO

q
kVA
r 1 2 3
2
s mm 10 2,5 1,5 1,5 1,5

t 4 4 5
SUPPLY DARI PANEL TR UTAMA

4 PN
1,2,4,5,N
SUPPLY KE PANEL PNR

u
Q3
v
LATIHAN No.

S4 S5
w 4
H8 IP40
x U,V,W U,V,W
M M H9
y M3
3fasa
M4
3fasa

z 1+2 3+4 3

SEMESTER 4 EL DRA 0044 Page No. 01

32
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
0b
b

c F11 F13
20 A 20 A

l 0l

m 0m

PE
PE
PE
L1

L1
L2
L3

L2
L3

N
2

6
7
8
1

3
4
5
N

o
11 13
NO

q
kVA
r 4 5
2
s mm 1,5 1,5 1,5

t 5 5(6)4 PN 5 4 4P

3 (4) 3P
u
Q11 Q13 A 0 B

v S 14
3(4) 3P
w 7 4

S14A
x U1,V1,W1 U2,V2,W2
S12 U,V,W
M M
y M11
3fasa
M13
3fasa S14B

z 6 7+8 7

SEMESTER 4 EL DRA 0044 Page No.02

33
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

c
F3 F3
10 A 10 A
d

g
Q3
h

o MOTOR
3 FASA
p

r
PE
L1
L2
L3

W
N

U
V

t NO

v
POWER SUPPLY (AC)

w
MOTOR 3
220 V

z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 3 Nama : NIA WESTRY Page No. 03
MEDAN DIOPERASIKAN DENGAN SISTEM DOL

34
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

c
F4 F4
10 A 10 A
d

g
95 97

h OL 4
96 98

i
1, 3, 5 1, 3, 5
3
j K6M K6M S5
2, 4, 6 2, 4, 6

l
OL 4 3
S4
m
a
n
MOTOR K6M b H8 H9
o 3 FASA

p
NO NC
q 3*11
3*12

r
PE
L1
L2
L3

W
N

U
V

t NO

v
LAMPU TANDA OVER LOAD
POWER SUPPLY (AC)

LAMPU TANDA K13M

w
MOTOR 4
220 V

z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 4 Nama : NIA WESTRY Page No. 04
MEDAN DIOPERASIKAN DENGAN SISTEM DOL

35
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

c
F 11 F 11
10 A 10 A
d

e 95

OL11
f 96

g SO12

h 43

SI12 K54M
1, 3, 5 1, 3, 5 1, 3, 5
i 3 3 3
44

K54M K56M K57M


2, 4, 6 2, 4, 6 2, 4, 6 55 67
j
K55T
56 68
k
61 61

l K57M K56M
OL11 3
62 62

m
a a a a
n
MOTOR K54M b K55T b K56M b K57M b H58
o 3 FASA

p
NO NC NO NC NO NC NO NC

q 3*21
25
27 26 3*22 27 3*23 26

r
PE
L1
L2
L3

W
N

U
V

t NO

v
HUBUNGAN SEGITIGA (∆)

HUBUNGAN SEGITIGA (∆)


HUBUNGAN BINTANG (Y)
POWER SUPPLY (AC)

KOTAKTOR UTAMA

LAMPU TANDA

w
TIME DELAY

KONTAKTOR

KONTAKTOR
MOTOR 11
220 V

z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 11 Nama : NIA WESTRY Page No. 05
MEDAN DENGAN HUBUNGAN STAR-DELTA

36
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

c
F 13 F 13
10 A 10 A
d

e OL13

f
SO14

g
S14 S14
h 1, 3, 5 1, 5, 3

3 3

i K63M K64M
2, 4, 6 2, 4, 6
61 61

K64M K63M
j 62 62

k S14A S14B

l
OL13 3

m
a a
n
MOTOR K63M b K64M b
o 3 FASA

p
NO NC NO NC

q 3*31 34 3*32 33

r
PE
L1
L2
L3

W
N

U
V

t NO

v
POWER SUPPLY (AC)

PUTARAN KANAN

w
PUTARAN KIRI
KONTAKTOR

KONTAKTOR
MOTOR 13
220 V

z
DIAGRAM DAYA SINGLE LINE DAN
POLITEKNIK NEGERI
DIAGRAM KONTROL MOTOR 13 Nama : NIA WESTRY Page No. 06
MEDAN DENGAN SISTEM BALIK-PUTAR

37
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

c 1,5 mm2
L1
d
L2
e
L3
f
PE
g

h
F3
10 A
i

m 1 3 5

n
2 4 6
Q3
o

s
t
U V W PE
u
MOTOR
v 3 FASA
M3
w

z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M3
Nama : NIA WESTRY Page No. 07
MEDAN DENGAN SISTEM DOL

38
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a

b 1,5 mm2
L1

c L2

d L3

N
e
PE
f

g
F4
h 10 A

k
1 3 5
K6 a
l
b
m
95 97

n
2 4 6 96 98
o
K.hubung

p H8

q
H9
r 1 3 5 S5

s
2 4 6
t S4

u
U V W PE
v

w MOTOR
3 FASA
x M4

z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M4 Page No. 08
Nama : NIA WESTRY
MEDAN DENGAN SISTEM DOL

39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
1,5 mm2
L1
b L2
L3
c N
PE
d

g F11
10 A

o
1 3 5 1 3 5 1 3 5
p 43 a 41 K56M a 41 K57M a
S12
44 b 42 b 42 b
q K54M 2 4 6
2 4 6
95 97 95
r K55T
96 98 96
s 2 4 6

t
Q11
u

v U1 V1 W1 PE

w U2
MOTOR V2
3 FASA
x W2

z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M11
Nama : NIA WESTRY Page No. 09
MEDAN HUBUNGAN STAR-DELTA (Y-D)

40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a
L1
1,5 mm2
b
L2
L3
c
N
PE
d

g F13
10 A
h

n
1 3 5 1 3 5
41 K63M a 41 K64M a
o
42 b 2 4 6 42 b S14
p

r 95

s 2 4 6 96
S14 A S14B
t Q13

v U V W PE

w
MOTOR
3 FASA
x
M13
y

z
POLITEKNIK NEGERI DIAGRAM PENGAWATAN UNTUK M13
Nama : NIA WESTRY Page No. 10
MEDAN DENGAN SISTEM BALIK PUTAR

41
SISTEMATIKA KERJA INSTALASI PENERANGAN

Kelompok I :

Pada bagian ini digunakan pengaman fuse dengan arus nominal 15 A digunakan untuk
melayani beban. Dalam hal ini beban yang di maksud adalah beban yang membutuhkan arus
tiga fasa (COOKER).

Kelompok II :
Bagian ini dilengkapi dengan pengaman berupa MCB 1 fasa. Digunakan sebagai
penerangan pada dapur gedung dan WC. Sistem penerangan pada bagian ini menggunakan
saklar tukar serta saklar tunggal yang melayani kotak kontak satu fasa.

Kelompok III :
Rangkaian penerangan ini dilengkapi dengan pengaman MCB 3 Fasa. Rangkaian ini
digunakan sebagai penerangan pada ruang bengkel. Yang mana pada rangkaian ini digunakan
saklar impuls yang dioperasikan oleh tombol tekan. Saklar impuls ini digunakan untuk
menghidupkan kontaktor magnit. Kegunaan kontaktor magnit tersebut adalah untuk membagi
Fasa R, S, dan T untuk beban pada lampu TL. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan efek
stroboscopies yang biasa terjadi pada lampu TL. Efek stroboscopies adalah efek yang dapat
menipu penglihatan mata. Efek ini sebenarnya tidak berbahaya tetapi akan sangat berbahaya
jika pada mata yang sensitive. Karena efek ini cukup dapat mengganggu konsentrasi. Efek ini
terjadi biasanya dikarenakan oleh kurangnya tegangan yang disupply. Ada dua cara yang
dilakukan untuk menghilangkan efek ini, yaitu dengan cara menerapkan sistem hubungan
duo, dan dengan sistem hubungan fasa. Pada latihan ini kita gunakan sistem fasa. Yang mana
pada sistem ini beban dibagi rata, lampu tidak sekaligus padam bila fuse putus.

42
SISTEMATIKA KERJA INSTALASI TENAGA

Di dalam instalasi daya ini terdapat empat macam instalasi beban, yaitu motor 3,
motor 4, motor 11 dan motor13. Untuk motor 3, di operasikan dengan tombol tekan satu arah
on / off, dengan terminal 3 phasa. Sistem asut motor adalah direct online. Untuk pengaman
motor 3, menggunakan fuse dan MCB 3 phasa.
Untuk motor 4, di operasikan dengan saklar putar S5 dengan dua terminal hubung,
yang mana pengoperasian saklar putar akan mengaktifkan kontaktor K6 yang akan menutup
kontak-kontaknya dan mensupply tegangan ke motor. Sistem asut motor ini adalah direct on
line. Untuk pengaman motor 4, menggunakan fuse dan MCB 3 phasa.
Untuk motor 11, di operasikan dengan saklar tekan NO dan NC dengan lampu tanda
untuk kondisi steady state, pengoperasian kontak NO akan mengaktifkan kontaktor utama, on
delay kontaktor dan kontaktor hubungan bintang, dan pengalihan operasi kontaktor bintang
ke kontaktor delta melalui on delay kontaktor yang memiliki timer yang dapat di set. Sistem
asut motor ini adalah star-delta. Untuk menonaktifkan motor di lakukan dengan menekan
kontak NC. Untuk pengaman motor 11 menggunakan fuse, Over Load Relay dan MCB 3
phasa.

Untuk motor 13, dioperasikan dengan saklar pedal, dimana terdapat dua buah pedal, masing-
masing pedal untuk putaran motor ke kiri dan ke kanan. Untuk menon- aktifkan motor di
lakukan dengan menekan pedal ke posisi seimbang (posisi awal) atau menyentuh limit switch
yang memiliki kontak NC, baik untuk putaran ke kanan ataupun ke kiri. Untuk pengaman
motor 13 menggunakan fuse, Over Load Relay dan MCB 3 phasa

43
ANALISA

Selama 4 minggu mengadakan praktik instalasi penerangan dan tenaga pabrik, saya
dapat menganalisa bahwa :

1. Instalasi Penerangan
• Apabila saklar tukar A ditekan maka lampu pijar A akan beroperasi

• Kotak kontak B, akan beroperasi apabila saklar tungal B ditekan

• Apabila tombol tekan C ditekan, maka Saklar Implus di kotak panel


penerangan akan beroperasi. Jadi lampu pijar C dan lampu TL C menyala

• Kotak kontak 3 fasa dipasang sekring sebagai pengaman leburnya

2. Instalasi Tenaga
• M3 dioperasikan melalui selector switch tiga fasa Q3 dengan sistem DOL
(Direct On Line).

• Untuk mengoperasikan M4 adalah dengan mengoperasikan selector switch 1


fasa S5 pada arah (I) +lampu tanda {H8 =>lampu hijau yaitu menunjukan
bahwa K6 beroperasi dan H9 =>lampu merah yaitu menunjukkan bila
terjadi beban lebih},yang dibantu dengan selector switch tiga fasa S4.

• M11 dioperasikan dengan hubungan star/delta dengan menggunakan tombol


tekan S12 dan pengontrolannya diopersikan dari Q11 yang menggunakan
tiga Buah kontaktor, satu buah Overload Relay dan satu buah timer.

• M13 dioperasikan dengan 2 arah putaran dengan limit switch NC


(S14A,S14B) pada masing-masing arah putaran dan sebuah sakelar pedal
untuk kedua arah putaran. Dengan menekan salah satu sakelar pedal, maka
motor berputar ke kanan.Untuk mengubah arah putaran motor menjadi ke
kiri, maka dapat dilakukan dengan menekan kembali salah satu sakelar pedal
tersebut.

44
KESIMPULAN

Dari hasil praktek bengkel listrik yang telah kami laksanakan maka saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa : kita haruslah menguasai spesifikasi peralatan dan alat yang
digunakan dan kita harus mampu membaca gambar rangkaian dan ketelitian dalam
pembacaannya sangatlah diharapkan karena salah pemasanganya kemungkinan motor tidak
akan bekerja atau bisa juga mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik yang digunakan.

Dalam praktek yang telah kami laksanakan kita haruslah mampu menerangkan
secara rinci apa yang telah kita kerjakan kepada konsumen dan juga haruslah sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh konsumen tersebut.

Walaupun praktek kami dibagi menjadi beberapa group, itu dibuat supaya kami
dapat menyerap sebanyak mungkin informasi teknik. Diantaranya adalah Motor Listrik dapat
dioperasikan dengan beberapa cara antara lain adalah : membalik arah putaran motor, motor
dengan dua kecepatan, motor dengan menggunakan hubungan star/delta, dll.

Medan, 25 JUNI S2018

NIA WESTRY HUTASOIT

45
LAMPIRAN

Germany English Indonesia


E = Eisen ( stahl ) " Besi / baja

F = Flexible Flexible
Fe" ( iron / steel ) Pleksibel

H = Hart Hard Keras

I = Isolierend Insulating Isolasi

K = Kunststoff Plastic Plastik

R = Rohr Tube, conduit Pipa

W = Flammwidrig Fire resistance Tidak


(schwerbrennber) (does not burn it self menjalar
without external flame) kan api.
Z = Verzinkt galvanized (withzing) dilapisi
seng .
C = Korrosions Resistant against tahan ter
Bestandig. Corrosive hadap ka
ret.

NOTE:

(KRF ) Leichtbrennbare : orange Rohre.

( KRFW ) schwerbrennbare oder flammwidrige Rohre (polythynk mit


Zusatzen ) (grave Rohre )

( KIR ) Kunstsoff- Isolier - Rohre.

46

Anda mungkin juga menyukai