Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................................... 1

Daftar Gambar ............................................................................................................ 2

Kompetensi Dasar ...................................................................................................... 3

Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................................... 4

A. Pendahuluan ....................................................................................................... 5

B. Kegiatan Belajar .................................................................................................. 7

C. Latihan............................................................................................................... 28

D. Rangkuman ....................................................................................................... 30

E. Tes Formatif ...................................................................................................... 33

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................................... 36

G. Kunci Jawaban .................................................................................................. 37

H. Daftar Pustaka ................................................................................................... 38

1
DAFTAR ISI
Gambar 1 : Peta Konsep tentang materi Modul ....................................... 6
Gambar 2 : Rangkaian Pengawatan Instalasi Penerangan Listrik ......... 10
Gambar 3 : Panel Hubung Bagi ................................................................. 18
Gambar 4 : Penyalur Petir pada atap bangunan ...................................... 24

2
KOMPETENSI DASAR

3.4 Menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) pada pemasangan


instalasi penerangan, panel dan petir.
4.4 Menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) pada
pemasangan instalasi penerangan, panel dan petir.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

3.4.1 Menjelaskan cara pemasangan instalasi penerangan sesuai SOP


3.4.2 Menjelaskan cara pemasangan instalasi panel listrik sesuai SOP
3.4.3 Menjelaskan cara pemasangan instalasi penangkal listrik sesuai SOP

4.4.1 Menerapkan cara pemasangan instalasi penerangan sesuai SOP


4.4.2 Menerapkan cara pemasangan instalasi panel listrik sesuai SOP
4.4.3 Menerapkan cara pemasangan instalasi penangkal petir sesuai SOP

3
Petunjuk penggunaan modul
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena
dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang kalian pelajari
dengan modul lainnya
2. Pahami setiap langkah dan teori dasar setiap materi yang menunjang dalam
penguasaan suatu tugas dengan membaca dengan teliti, kemudian kerjakan soal-
soal evaluasi sebagai latihan.
3. Dalam menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan
kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian setelah mempelajari modul ini.
4. Bila ada penugasan kerjakan dengan baik dan bila perlu konsultasikan dengan
guru/instruktur
5. Catatlah kesulitan yang kalian dapatkan selama mempelajari modul ini dan
kemudian tanyakan pada instruktur. Bacalah referensi buku-buku lain yang relevan
untuk menunjang dan menambah pengetahuan Anda

4
A. PENDAHULUAN

Selamat bertemu kembali para siswa XI TITL, bagaimana


pengetahuan anda saat ini? Tentunya baik, bukan? Pada
kesempatan kali ini, kita akan membahas materi baru yang
pastinya akan bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan
kalian. Baiklah persiapkan diri kalian, kita akan membahas tentang SOP
(Standard Operational Procedure) yang akan menguatkan pengetahuan yang
telah kalian miliki sebelumnya.
Dalam modul ini, kita akan membahas tentang pemasangan instalasi
yang sesuai SOP yang mencakup tiga bagian yaitu pemasangan instalasi
penerangan, panel listrik dan penangkal petir. Tujuan modul ini kamu pelajari
adalah kamu diharapkan dapat :
1. Mengaplikasikan Standard Operational Procedure (SOP) pada
pemasangan instalasi penerangan secara mandiri dengan benar.
2. Mengaplikasikan Standard Operational Procedure (SOP) pada
pemasangan instalasi panel secara mandiri dengan benar.
3. Mengaplikasikan Standard Operational Procedure (SOP) pada
pemasangan instalasi penangkal petir secara mandiri dengan benar.
4. Menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) pada pemasangan
instalasi penerangan dengan tepat.
5. Menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) pada pemasangan
instalasi panel dengan tepat.
6. Menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) pada pemasangan
instalasi penangkal petir dengan tepat.
Setelah kamu mengetahui SOP tentang syarat pekerjaan instalasi maka kamu
dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan syarat tersebut. Adapun
peta konsep pokok bahasan kita ini dapat dilihat dibawah ini.

5
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE
(SOP)

CARA PEMASANGAN INSTALASI


LISTRIK

PENERANGAN PANEL LISTRIK PENANGKAL PETIR

Mengaplikasikan SOP Mengaplikasikan SOP Mengaplikasikan SOP


pada pemasangan pada pemasangan pada pemasangan
instalasi penerangan instalasi panel listrik. instalasi penangkal petir.
listrik.

Gambar 1 : Peta Konsep tentang materi Modul

6
B. KEGIATAN BELAJAR

1. STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)


A. PENGERTIAN SOP
Para siswa sekalian, kalian pasti sudah mengetahui apa itu SOP.
Apapun pekerjaan yang kita laksanakan, pasti memiliki SOP yang menjadi
rambu-rambu kita dalam menuntaskan pekerjaan tersebut. Pada kasus yang
sering kita dengarkan bersama, banyak sekali teknisi-teknisi yang harus
menanggung akibat yang ditimbulkan karena tidak mematuhi SOP pekerjaan
mereka sendiri. Padahal jika SOP diterapkan, tidak akan mengakibatkan
kerugian bagi mereka. Selain itu juga, kegunaan SOP ini menjadi titik acuan
untuk penilaian pekerjaan kita oleh instruktur yang bukan dari daerah kita
berada. Sehingga pekerjaan kita sudah dikatakan layak secara nasional
maupun internasional.
SOP merupakan buku panduan teknisi yang bernaung dalam suatu
perusahaan agar teknisi dapat mengetahui tingkat keandalan pekerjaan kita itu
sendiri. SOP menjelaskan secara detail proses kerja yang berlangsung secara
rutin yang harus diterapkan atau diikuti dalam suatu pekerjaan. Penulisan
dokumen dalam SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem kualitas dan
teknis yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan, dan untuk mendukung
kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP akan membantu
perusahaan untuk mempertahankan kualitas kontrol dan menjaga kualitas
proses-proses pada perusahaan untuk tetap stabil, dan memastikan
perusahaan tetap mematuhi peraturan pemerintah. Jika dalam perancangan
pembuatan SOP terjadi kesalahan, maka hasil yang di dapat menjadi tidak
maksimal. Cakupan SOP ini berurutan mulai dari pemilihan komponen yang
akan dipakai dalam pekerjaan, pemasangan dan perbaikan jika terjadi
kerusakan. Jadi, bagi kamu yang memilih sebagi teknisi nantinya, kamu harus
mampu memahami SOP dalam pekerjaanmu.

7
Menurut Sailendra (2015:11) dalam Jurnal. Id menyatakan bahwa
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan
untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan
dengan lancar. (https://www.jurnal.id/en/blog/2017/mengenal-manfaat-cara-
pembuatan-dan-contoh-sop).
Selain itu, Insani (2010:1) dalam Jurnal Id juga mengatakan bahwa SOP
adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang
berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan,
dan aktor yang berperan dalam kegiatan.
Sehingga dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa SOP
merupakan panduan yang telah disepakati dan diuji dalam pelaksanaan
pekerjaan. Pada kompetensi kali ini akan dibahas tentang cara pemasangan
instalasi penerangan, panel listrik dan penangkal petir yang sesuai dengan
SOP. Umumnya semua bangunan pasti mempunyai rangkaian instalasi listrik,
entah itu instalasi listrik penerangan maupun untuk instalasi tenaga. Namun
apakah instalasi dirumah anda sudah aman terhadap beban yang anda pakai
sekarang itu tergantung pada pemasangan pertama instalasi listrik rumah anda
apakah baik apa tidak. Terkadang kebanyakan orang menganggap itu adalah
hal sepele tetapi jangka lamanya bisa berakibat fatal bagi pengguna.

B. TUJUAN SOP
Tujuan dari SOP :
➢ Agar petugas (pegawai) menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
➢ Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
➢ Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
➢ Melindungi organisasi (unit) kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya.

8
➢ Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisiensi.

C. FUNGSI SOP
Fungsi dari SOP adalah sebagai berikut :
• Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
• Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
• Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
• Mengarahkan petugas (pegawai) untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
• Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

D. MANFAAT SOP
Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) Menurut Permenpan
No.PER/21/M-PAN/11/2008) adalah :
✓ Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
✓ SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan
dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
✓ Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
✓ Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.
cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi
usaha yang telah dilakukan.
✓ Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru
untuk cepat melakukan tugasnya.
✓ Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
✓ Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
✓ Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

9
✓ Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi.

2. PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN DAN PANEL LISTRIK


SESUAI SOP
A. Syarat yang sesuai PUIL tentang komponen Instalasi Penerangan Listrik.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang instalasi penerangan listrik,
perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar 2 : Rangkaian Pengawatan Instalasi Penerangan Listrik


Sumber:https://www.google.co.id/search?q=gambar+instalasi+penerangan+lengkap+d
engan+komponennya/

10
Pertanyaan
Diskusi

Kamu pasti pernah melihat rangkaian yang sesuai dengan gambar diatas. Coba
cari literasi dan jawa pertanyaan dibawah ini, setelah itu bandingkan dengan
materi dibawah ini.
1. Apa saja komponen yang dapat kamu tinjau dari gambar diatas?
2. Bagaimana syarat yang harus dipenuhi dari komponen tersebut yang
sesuai dengan SOP?
3. Bagaimana cara pemasangan komponen tersebut yang sesuai dengan
SOP?

11
Instalasi penerangan listrik merupakan instalasi listrik yang bebannya
merupakan komponen penerangan. Adapun syarat komponen yang termasuk
didalamnya sesuai PUIL 2011 adalah :
1) MCB
• Memiliki ketahanan arus hubung pendek paling tidak sama besar
dengan arus hubung pendek yang mungkin terjadi dalam sirkit yang
diamankan.
• MCB yang dipasang memiliki standar SNI.
2) Kabel Listrik
• Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM)
yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap
intinya minimum 1,5 mm2.
• Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan
yang baik.
• Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.
• Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang
secara permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5
mm2, berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan hanya boleh
dialiri listrik maksimal 10 A.
3) Lampu
• Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian
yang terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian
lampu, atau dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik
dari kemungkinan sentuhan.
• Pada lampu tangan, sangkar pelindung, kait penggantung dan bagian
lain yang terbuat dari logam harus diisolasi terhadap fiting lampunya.
• Armatur penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fitting lampu
yang bertegangan.

12
• Armatur penerangan harus terisolasi dari penggantung dan pengukuhnya
yang terbuat dari logam, kecuali apabila pemindahan tegangan pada
bagian ini praktis tidak akan menimbulkan bahaya.
• Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau yang
mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang memenuhi
syarat bagi pemasangan di tempat itu dan harus dipasang sedemikian
rupa sehingga air tidak dapat masuk atau berkumpul dalam jalur
penghantar, fiting lampu, atau bagian listrik lainnya.
• Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung
bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain
yang sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas,
bagian luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi,
harus selalu terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang
sederajat.
• Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang
mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa
sehingga bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan
bahan yang mudah terbakar itu.
• Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah
terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap debu.
• Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan air tetes harus
kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
tetesan.
• Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus mempunyai
cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal penghubungnya dapat
dipasang dengan baik.
• Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan penutup, kecuali jika
sudah tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak, roset, atau
gawai yang sejenis.

13
• Bagian dinding atau langit-langit yang terbuat dari bahan mudah terbakar
dan berada di antara sisi kap armatur dan kotak sambung harus ditutup
dengan bahan yang tidak dapat terbakar.
• Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi.
Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa
sehingga kabel bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik yang
mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel
harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu
yang melebihi kemampuannya.
• Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan kekokohan
mekaniknya. Pipa dan tempat masuknya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa
ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi atau
putusnya hubungan kabel.
• Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan
solder.
• Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel
berselubung karet yang diizinkan bila pengawatannya ditempatkan
bebas dari panas lampu.
4) Stop Kontak
• Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm
harus dilengkapi tutup.
• Mudah dicapai tangan.
• Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada
disebelah kanan atau di sebelah bawah.
5) Saklar
• Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
• Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
• Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari
satu

14
6) PHB
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat rapi
dan teratur, dan harus ditempatkan dalam ruang yang cukup leluasa.
• PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan
dan pelayanan mudah dan aman, dan bagian yang penting mudah
dicapai.
• Semua komponen yang pada waktu kerja memerlukan pelayanan,
seperti instrumen ukur, tombol dan sakelar, harus dapat dilayani dengan
mudah dan aman dari depan tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas
yang tidak lazim lainnya.
• Penyambungan saluran masuk dan saluran keluar pada PHB harus
menggunakan terminal sehingga penyambungannya dengan komponen
dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman. Ketentuan ini tidak
berlaku bila komponen tersebut letaknya dekat saluran keluar atau
saluran masuk.
• Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran
daya.
• Semua mur baut dan komponen yang terbuat dari logam dan berfungsi
sebagai penghantar, harus dilapisi logam pencegah karat untuk
menjamin kontak listrik yang baik.
• Ruang bebas pada PHB tegangan rendah, lebarnya harus sekurang-
kurangnya 0,75 m, sedangkan tingginya harus sekurang-kurangnya 2 m.
• Posisinya setelah KWH Meter PLN
• Kalau rumah sederhana dengan daya 450 VA, umumnya menggunakan
PHB sederhana, dimana komponen PHB hanya berupa 1 buah fuse/
sikring atau bisa juga MCB (Miniatur Circuit Breaker),
• Jika rumah besar dengan daya 2.200 VA keatas, biasanya
menggunakan PHB Lengkap, dimana masing – masing MCB melayani
jenis beban yang berbeda.
7) Saluran Utama
• Warna penghantar satu fasa:

15
Fase : coklat
Netral : biru
PE : kuning strip hijau
• Penampang penghantar saluran utama (buntutan) minimal 4 mm² dan
sirkit akhir (line) minimal 2,5 mm².

B. Cara pemasangan Instalasi Penerangan Listrik sesuai SOP.


Umumnya semua bangunan pasti mempunyai rangkaian instalasi listrik,
baik itu instalasi listrik penerangan maupun untuk instalasi tenaga. Namun
apakah instalasi dirumah anda sudah aman terhadap beban yang anda pakai
sekarang itu tergantung pada pemasangan pertama instalasi listrik rumah anda
apakah baik apa tidak. Terkadang kebanyakan orang menganggap itu adalah
hal sepele tetapi jangka lamanya bisa berakibat fatal bagi penguna.
Pemasangan instalasi tidak boleh dilakukan tanpa prosedur, tetapi harus
memperhatikan juga keamanan penggunanya terhadap gangguan listrik yang
terjadi. Memang semua orang bisa memasang instalasi listrik, hanya dengan
mengikuti warna kabel instalasi langsung selesai, tetapi masih banyak sebagian
orang awam, yang tidak mengerti tentang ilmu kelistrikan tidak
memperhitungkan resiko dan bahayanya asalkan kabel itu nyambung sesuai
warnanya pasti hidup. Memang semua ini dikarenakan ilmu pengetahuannya
yang kurang dan belajar secara otodidak saja.
Tujuan pemasangan instalasi sesuai SOP:
1. Untuk memberikan panduan mendasar dalam pelaksanaan perawatan
semua instalasi mekanikal ( Instalasi tata udara, pemadam kebakaran,air
bersih), elektrikal (panel-panel, Instalasi penerangan gedung, instalasi
stop kontak gedung) dan gedung
2. Untuk memberikan pemahaman yang sama dengan menyelesaikan
permasalahan yang muncul selama masa pemakaian semua instalasi
mekanikal, electrikal gedung
3. Untuk memberikan pedoman dasar dalam mengaplikasikan beberapa
kemungkinan instalasi mekanikal dan electrikal gedung

16
Dengan mengetahui tujuan diatas, maka cara pemasangan instalasi
penerangan listrik sesuai dengan SOP adalah sebagai berikut :
a. Gunakan MCB, saklar, stop kontak dan seluruh peralatan instalasi listrik
yang sudah memiliki sertifikat SNI dan sudah teruji pemakaianya.
b. Gunakan penghantar (kabel) sesuai dengan daya yang digunakan
pengguna serta terlindungi dari gangguan disekitar kabel.
c. Anda bisa menggunakan (earth leakage circuit breaker) dengan sensivitas
arus 30mA yang sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (Gound
Fault Interupter) atau RCD (residual-current device). Peralatan ini
fungsinya memutuskan hubungan listrik bila ada kebocoran arus listrik.
Biasanya dipasang di daerah basah seperti kamar mandi atau ruang
servis.
d. Hindari bahan bahan berbahaya dari perlatan-peralatan listrik yang dapat
menimbulkan api.
e. Jangan menusuk stop kontak terlalu lama yang melebihi kapasitas
pasang.
f. Lakukan pemeriksaan instalasi listrik secara berkala.
g. Bila terjadi kebakaran karena listrik, segera putuskan aliran listrik dan
padamkan percikan apinya.
h. Jika ingin memasang, memperbaiki atau memeriksa instalasi listrik,
gunakalah teknisi yang dapat dipercaya.

17
C. Syarat yang sesuai PUIL tentang komponen Instalasi Panel Listrik.
Sebelum kita membahas tentang Panel Hubung Bagi (PHB) perhatikan
gambar dibawah ini :

Gambar 3 : Panel Hubung Bagi


Sumber : https://indra95.wordpress.com/2014/03/18/panel-hubung-bagi-phb/

Pertanyaan Diskusi

1. Apakah pendapat kamu tentang gambar diatas?


2. Apakah kamu pernah menemukan gambar diatas didalam kehidupan
sehari-hari?
3. Apa saja komponen yang termasuk didalamnya?
4. Apakah tujuan benda tersebut dipasang dalam instalasi tenaga listrik?
5. Bagaimana cara pemasangan instalasi benda tersebut?

18
Coba persepsi yang kamu punya sesuaikan dengan persepsi dibawah ini
sehingga kamu mengerti apa sebenarnya benda diatas dan bagaimana cara
pemasangan yang sesuai dengan SOP.

19
PHB adalah panel hubung bagi / papan hubung bagi / panel berbentuk
lemari (cubicle) yang berguna untuk membagi tenaga listrik dan mengendalikan
ataupun melindungi sirkit serta pengguna listrik. Untuk PHB sistem tegangan
rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya
menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi menjadi
dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah, yang satu
mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya
lagi dari sumber listrik sendiri (genset).
Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP
dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika
sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan,
maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik
sendiri (genset) sebagai cadangan. Peralatan pengaman arus listrik untuk
penghubung dan pemutus terdiri dari :
1. Circuit Breaker (CB) : MCB (Miniatur Circuit Breaker), MCCB (Mold Case
Circuit Breaker), NFB (No Fuse Circuit Breaker), ACB (Air Circuit
Breaker), OCB (Oil Circuit Breaker), VCB (Vacuum Circuit Breaker),
SF6CB (Sulfur Circuit Breaker).
2. Sekering dan pemisah : Switch dan Disconnecting Switch (DS).
Peralatan tambahan dalam PHB antara lain :
1. Rele proteksi.
2. Trafo tegangan, trafo arus.
3. Alat-alat ukur besaran listrik : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter,
cos phi meter.
4. Lampu-lampu tanda
Secara umum PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga
terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa
pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan
mudah dan aman.
Selanjutnya sesuai dengan persyaratan pengoperasian kemudahan
pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau pelayanan saklar

20
maka pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa alat bantu
seperti tangga dan lain-lain.
Menurut kegunaannya, PHB terbagi atas 2 yaitu:
1. PHB Utama adalah PHB yang menerima aliran tenaga listrik dari sumber
melalui saklar utama konsumen dan membagi tenaga listrik tersebut
keseluruh alat pemakaian pada instalasi konsumen
2. PHB Cabang adalah PHB dari suatu instalasi untuk mensuplai tenaga
listrik kepada suatu konsumen dan instalasi yang mensuplai konsumen
tunggal atau lebih.
Menurut konstruksinya, PHB ada dua yaitu :
1. PHB dengan tipe tertutup
yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu tempat yang tertup
oleh selungkup atau pelindung mekanis maupun pelindung elektris. Tipe
ini banyak digunakan saat dipembangkit atau gardu induk yang areal
kerjanya tidak luas, biasanya dipasang dilemari hubung bagi karena
bentuknya yang sederhana, setiap pintu dari PHBnya dilengkapi dengan
sistem interlock, dimana saklar pentanahannya terdapat dalam PHB
tersebut.
2. PHB dengan tipe terbuka
yaitu yaitu semua peralatan atau komponen PHB berada diluar dan
tampak secara kasat mata dan dilengkapi dengan pagar maupun
peralatan isolasi guna melindungi dari bahaya mekanis dan elektris.
Pada tipe ini semua peralatan yang terpasang memerlukan tempat
tersendiri, sehingga membutuhkan areal yang luas untuk tipe ini, karena
keadaan terbuka maka bagian-bagian yang bertegangan dari PHB ini
sangat berbahaya.

Menurut PUIL, Panel harus dipasang sakelar apabila:


a. Saluran itu mendistribusikan daya kepada dua motor atau lebih dari dua
peralatan listrik tegangan rendah. Kecuali motor-motor/peralatan itu tidak
dalam satu ruangan dan daya masing-masing tidak melebihi 1,5 KW

21
b. Saluran dihubungkan lebih dari 2 kotak-kontak yang masing-masing
memiliki KHA nominal lebih dari 16 A
c. Saluran sama dengan atau 100 A per fasa . Sebaiknya dalam satu panel
yang melayani untuk beban penerangan dan instalasi tenaga terdapat
pemisah saluran. Hal ini dimaksudkan agar gangguan pada mesin tidak
mempengaruhi penerangan ditempat itu atau sebaliknya.

D. Cara pemasangan Instalasi Panel Listrik sesuai SOP.


1) Syarat pemasangan panel listrik
Adapun syarat dalam pemasangan PHB ataupun Panel:
A. Komponen yang dipasang pada PHB harus dari jenis yang sesuai
dengan syarat penggunaannya.
B. Kemampuan komponen yang dipasang pada PHB harus sesuai
dengan keperluan.
C. Komponen yang dipasang pada PHB harus memenuhi ketentuan.
D. Lorong yang di sisi kanan kirinya terdapat instalasi listrik tanpa
dinding pengaman, lebarnya harus sekurang-kurangnya 1,5 meter.
E. Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian
rupa sehingga terlihat rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB
juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan dan pelayanan
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman.
F. Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu
kebebasan bergerak.
G. Untuk pemasangan pada dinding di tempat umum lemari dan kotak
PHB harus dipasang pada ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 meter
dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian ini ditetapkan 1,5
meter dari lantai
H. Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di
bagian depan, lorong dan sisi kiri kanan PHB harus terdapat ruang
bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan

22
rendah atau 1 meter pada tegangan menengah dan tinggi PHB
sekurang-kurangnya 2 meter.

2) Pemilihan panel listrik


Untuk memudahkan dalam pemilihan PHB yang akan dipakai
dalam sistem, ada beberapa pedoman yang dapat dipakai, yaitu :
Membuat PHB induk:
A. Rating arus peralatan harus sampai dengan 4000 A
B. Bahan selungkup dari plat baja
C. Tinggi 2200 mm
D. Metode pemasangan peralatan PHB dengan sistem pemasangan
tetap atau tidak tetap
E. Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 176
kA
F. Tingkat pengamanan untuk selungkup IP 40 atau IP 54

Untuk PHB distribusi:


A. Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A
B. Bahan selungkup berupa bahan isolasi, plat logam dan baja tuang
C. Penggunaan PHB box tinggi < 1000 mm
D. Pemasangan peralatan dalam panel dipasang secara tetap
E. Kemampuan menahan arus hubungan singkat sampai dengan 80 kA
F. Tingkat pengaman sampai dengan IP 65
3) Cara pemasangan panel listrik
Cara pemasangan panel listrik adalah sebagai berikut:
A. Siapkan panel listrik terlebih dahulu
B. Menentukan rancangan yang akan dipasang pada panel tersebut
(apakah rancangannya digunakan untuk rangkaian motor listrik atau
untuk kontak-kontak 3 fasa)
C. Membuat rancangan atau layout penempatan komponen-komponen
panel tersebut

23
D. Membuat rangkaian panel yang akan dipasang
E. Memasang semua komponen panel sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat
F. Menguji kelayakan panel apakah sudah sesuai atau belum.

6. PEMASANGAN INSTALASI PENANGKAL PETIR SESUAI SOP


A. Syarat yang sesuai PUIL tentang komponen Instalasi Panel Listrik
Untuk masuk ke materi ini, ada disajikan gambar yang harus kamu
analisis terkait dengan pengalamanmu sehari-hari.

Gambar 4 : Penyalur Petir pada atap bangunan.


Sumber : https://www.google.co.id/penangkalpetir

Pertanyaan Diskusi

1. Terkait dengan gambar diatas, gambar apakah itu?


2. Pernahkah kamu menemukannya dikehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana cara kerja komponen yang ada pada gambar tersebut?
4. Bagaimana cara pemasangannya?

Kamu dapat menemukan pemahamanmu melalui literasi ataupun mencari dari


internet mengenai gambar tersebut dengan mandiri. Setelah kamu
menemukannya, kamu dapat mengkonstruksikan pemahaman yang kamu
punya dengan materi berikut ini.

24
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan
bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang
dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:

1. Batang penangkal petir


Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing.
Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul
dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat
memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di
awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.
2. Kawat konduktor
Kawat konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter
jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor
berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik
ke tanah. Kawat konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar
bangunan.
3. Tempat pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari
kabel konduktor ke batang pembumian (ground rod) yang tertanam di
tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis baja,
dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m.
Untuk lebih memahami bagaimana sebenarnya penangkal petir tersebut,
perhatikan gambar dibawah ini.

25
Sumber : https://www.google.co.id/penangkalpetirdanbagian-bagiannya

B. Cara pemasangan Instalasi Penangkal Petir sesuai SOP.


1. Proses terjadinya petir
Petir adalah proses gejala alam yang selalu terjadi di muka bumi,
terjadinya seringkali pada bersamaan dengan terjadi hujan air seperti di
Indonesia atau hujan es seperti di negara eropa. Seringkali petir ini dimulai
dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus
memanjang kearah permukaan bumi dan kemudian diikuti suara yang
menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai semua benda fisik dan
mahluk hidup dimuka bumi. Oleh karena itu efeknya dari bahaya petir
cendrung menghancurkan, maka sudah tidak ada pilihan lain selain
menangkal bahaya petir tersebut dengan alat penangkal petir yang sering
dipasang diseluruh dunia, baik dengan sistim instalasi penangkal petir
konvensional maupun sistim instalasi penangkal petir radius, dan akan
jauh lebih baik lagi jika dipasang juga alat pendeteksi datangnya petir
seperti lightning counter, disamping tetap memasang penangkal petir baik
penangkal petir radius maupun penangkal petir konvensional.

26
2. Cara pemasangan penangkal petir
Pemasangan penangkal petir haruslah mengikuti prosedur dan standar
yang ada, mulai dari besaran kawat penghantar, nilai resistansi grounding
dan ketinggian ujung penerima petir.
Untuk memasang grounding kita harus melihat struktur tanah, dilihat dari
tekstur tanah grounding yang baik adalah:
1. Tanah yang memiliki kandungan garam tinggi
2. Tanah yang memiliki kandungan air tinggi
3. Tanah yang memiliki keasaman tinggi
Penangkal Petir yang berupa batang tembaga murni yang ujung
tembaganya runcing. Cara pemasangan penangkal petir dibuat menjadi
runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas
pada ujung logam yang membuat cara pemasangan penangkal petir.
Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan
muatan listrik yang ada di awan. Pemasangan Penangkal Petir ini dipasang
pada bagian puncak sebuah bangunan atau gedung merambat ke dalam
bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-
alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu
juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah
kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam
bangunan dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor),
yaitu semacam internal proteksi penangkal petir.

27
C. LATIHAN

Setelah mempelajari modul diatas, tentunya kalian sudah mengetahui tujuan


pembelajaran kita hari ini. Untuk melatih apakah kalian sudah menguasai materi yang
sudah dipelajari hari ini maka kerjakan latihan berikut ini secara mandiri dengan jujur
dan benar.
1. Jelaskan secara singkat mengapa seorang teknisi instalasi penerangan listrik perlu
mengetahui SOP salah satunya PUIL 2011 dalam melaksanakan pekerjaannya!
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

2. Sebutkan komponen yang termasuk dalam gambar instalasi dari instalasi


penerangan listrik!
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

3. Jelaskan dengan singkat alasan pemasangan lampu indikator dalam PHB listrik!
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

4. Jelaskan dengan analisis anda, dalam memasang instalasi penangkal petir


mengapa menggunakan tanah yang memiliki kandungan garam yang tinggi!
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

28
Petunjuk:
1. Pertanyaan ini berkaitan dengan SOP sehingga baca kembali materi PHB
dan pahami penerapannya sehingga pertanyaan ini dapat kamu selesaikan.
2. Penyelesaian ini berkaitan dengan komponen pemasangan instalasi tenaga
listrik.
3. Penyelesaian ini berkaitan komponen PHB yang sesuai dengan SOP.
4. Pahami kembali tekstur tanah grounding yang baik untuk pembumian.

29
D. RANGKUMAN
1. SOP merupakan panduan yang telah disepakati dan diuji dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2. Syarat komponen yang termasuk didalamnya sesuai PUIL 2011 adalah
• MCB
• Kabel Listrik
• Lampu
• Stop Kontak
• Saklar
• PHB
• Saluran Utama
3. Cara pemasangan instalasi penerangan listrik sesuai SOP adalah
a. Gunakan MCB, saklar, stop kontak dan seluruh peralatan instalasi listrik
yang sudah memiliki sertifikat SNI dan sudah teruji pemakaianya.
b. Gunakan penghantar (kabel) sesuai dengan daya yang digunakan
pengguna serta terlindungi dari gangguan disikitar kabel.
c. Anda bisa menggunakan (earth leakage circuit breaker) dengan sensivitas
arus 30mA yang sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (Gound
Fault Interupter) atau RCD (residual-current device). Peralatan ini
fungsinya memutuskan hubungan listrik bila ada kebocoran arus listrik.
Biasanya dipasang di daerah basah seperti kamar mandi atau ruang
servis.
d. Hindari bahan bahan berbahaya dari perlatan-peralatan listrik yang dapat
menimbulkan api.
e. Jangan menusuk stop kontak terlalu lama yang melebihi kapasitas
pasang.
f. Lakukan pemeriksaan instalasi listrik secara berkala.
g. Bila terjadi kebakaran karena listrik, segera putuskan aliran listrik dan
padamkan percikan apinya.
h. Jika ingin memasang, memperbaiki atau memeriksa instalasi listrik,
gunakalah teknisi yang dapat dipercaya

30
4. Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri
dari:
A. Circuit Breaker (CB) : MCB (Miniatur Circuit Breaker), MCCB (Mold Case
Circuit Breaker), NFB (No Fuse Circuit Breaker), ACB (Air Circuit
Breaker), OCB (Oil Circuit Breaker), VCB (Vacuum Circuit Breaker),
SF6CB (Sulfur Circuit Breaker).
B. Sekering dan pemisah : Switch dan Disconnecting Switch (DS).
C. Rele proteksi.
D. Trafo tegangan, trafo arus.
E. Alat-alat ukur besaran listrik : amperemeter, voltmeter, frekuensi meter,
cos phi meter.
F. Lampu-lampu tanda
5. Cara pemasangan panel listrik adalah sebagai berikut:
A. Siapkan panel listrik terlebih dahulu
B. Menentukan rancangan yang akan dipasang pada panel tersebut
(apakah rancangannya digunakan untuk rangkaian motor listrik atau
untuk kontak-kontak 3 fasa)
C. Membuat rancangan atau layout penempatan komponen-komponen
panel tersebut
D. Membuat rangkaian panel yang akan dipasang
E. Memasang semua komponen panel sesuai dengan rancangan yang
telah dibuat
F. Menguji kelayakan panel apakah sudah sesuai atau belum.
6. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir :
A. Batang penangkal petir
B. Kawat konduktor
C. Tempat pembumian
7. Pemasangan Penangkal Petir ini dipasang pada bagian puncak sebuah
bangunan atau gedung merambat ke dalam bangunan melalui kawat
jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di
bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat

31
menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat
jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat
yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor), yaitu semacam internal
proteksi penangkal petir.

32
E. TES FORMATIF
1. Penggunaan warna kabel untuk R/L1, S/L2, T/L3, Netral dan pentanahan,
menurut PUIL 2011 adalah…
a. Merah, Kuning, Hitam, Biru dan Kuning strip Hijau
b. Kuning, Merah, Hitam, Biru dan Hijau Strip Kuning
c. Hitam, Kuning, Biru, Merah, dan Hijau Strip Kuning
d. Merah, Hitam, Biru, Hijau dan Kuning Strip Hijau
e. Merah, Hitam, Kuning, Coklat dan Kuning Strip Hijau
2. Ketika kamu akan memasang penangkal petir, kamu harus menentukan
terlebih dahulu jenis tanah yang akan dipasang pembumian. Jenis tanah
yang baik untuk pembumian adalah…
a. Tanah yang memiliki kandungan logam yang relatif kecil
b. Tanah yang memiliki kandungan garam yang rendah
c. Tanah yang memiliki kandungan timah yang tinggi
d. Tanah yang memiliki kandungan batu api yang banyak
e. Tanah yang memiliki kandungan asam yang tinggi
3. Alasan ujung penangkal petir didesain berbentuk runcing adalah…
a. Sifat dari muatan listrik berpindah dari tempat yang padat elektron ke
yang jarang elektronnya.
b. Muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung
logam penangkal petir.
c. Setiap penangkal terbuat dari logam
d. Pergerakan muatan listrik yang dihambat oleh penangkal petir.
e. Setiap elektron lompat ke bagian penangkal petir.
4. Menurut PUIL, Panel harus dipasang sakelar apabila…
a. Saluran sama dengan atau 50 A per fasa
b. Saluran dihubungkan 1 (Satu) kotak yang masing-masing memiliki KHA
nominal lebih dari 16 Ampere

33
c. Saluran mendistribusikan daya kepada dua motor atau lebih yang
memiliki daya lebih dari 1,5 KW dari peralatan listrik tegangan rendah
d. Semua jawaban benar
e. Semua jawaban salah
5. Pada saat kita akan memasang instalasi listrik langkah awal yang harus kita
siapkan adalah…
a. mempersiapkan material dan alat-alat tangan secukupnya
b. mempersiapkan gambar denah instalasi
c. mempersiapkan tangga kerja dan alat tangan lain yang sesuai
d. mempersiapkan kacamata dan sarung tangan
e. membuat laporan
6. Bagian utama dari sebuah penghantar penangkal petir adalah...
a. Kawat pelapis
b. Batang pipa PVC penyalur
c. Tempat pembumian
d. Perhitungan lebar pembumian
e. Semua jawaban salah
7. Secara umum Standard Operational Prosedure (SOP) merupakan...
a. Kawat pelapis
b. Batang pipa PVC penyalur
c. Tempat pembumian
d. Panduan yang telah disepakati dan diuji dalam pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur dalam pembuatan suatu komponen instalasi listrik
8. Peralatan tambahan dalam PHB yaitu ...
a. Rele proteksi, Trafo tegangan, Megger, Lampu neon
b. Trafo tegangan, trafo arus, lampu tanda, tespen
c. Rele proteksi, Trafo tegangan, lampu tanda, Voltmeter
d. PHB tertutup, Rele proteksi, indikator, Voltmeter
e. Semua jawaban salah
9. Untuk rating arus PHB distribusi dibatasi sebesar...
a. Rating arus peralatan sampai dengan 2000 A

34
b. Rating arus peralatan sampai dengan 1000 A
c. Rating arus peralatan sampai dengan 500 A
d. Rating arus peralatan sampai dengan 100 A
e. Rating arus peralatan sampai dengan 50 A
10. Cara pemasangan instalasi penerangan listrik sesuai SOP yang benar
adalah...
a. Gunakan MCB, saklar, stop kontak dan seluruh peralatan instalasi listrik
yang tidak memiliki sertifikat SNI dan sudah teruji pemakaiannya.
b. Gunakan penghantar (kabel) tidak sesuai dengan daya yang digunakan
pengguna serta terlindungi dari gangguan disekitar kabel.
c. Menggunakan (earth leakage circuit breaker) dengan sensivitas arus 30
mA yang sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (Gound Fault
Interupter) atau RCD (residual-current device). Peralatan ini fungsinya
memutuskan hubungan listrik bila ada kebocoran arus listrik. Biasanya
dipasang di daerah basah seperti kamar mandi atau ruang servis.
d. Hindari bahan bahan berbahaya dari perlatan-peralatan listrik yang dapat
menimbulkan api.
e. Jangan menusuk stop kontak terlalu lama yang melebihi kapasitas
pasang

35
F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan jawabanmu dengan kunci jawaban yang berada pada modul
ini. Hitunglah berapa nilai yang dapat kamu raih dan cocokkan level
kemampuanmu pada tingkatan nilai dibawah ini.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai Akhir = 𝑥 100%
10

81– 100% = baik sekali


71—80% = baik
61 –70% = cukup
41 – 60% = kurang
10 – 40% = gagal

Apabila Anda memperoleh tingkat penguasaan minimal 80%, Anda


dapat meneruskan belajar ke Kegiatan Belajar selanjutnya. Apabila tingkat
penguasaan Anda masih 50-70%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar,
terutama bagian yang belum Anda kuasai. Apabila tingkat penguasaan Anda
kurang dari 50%, Anda harus mengulang baca beberapa kali Kegiatan Belajar
ini.

36
G. KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. B
4. C
5. B
6. C
7. D
8. C
9. A
10. C

37
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Permenaker No. 2 Tahun 1989 tentang Penghantar Petir
2. Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional.
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011).
4. Abdul. Somad. Cara Memasang Panel Listrik 3 Phasa.
https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/06/cara-memasang-
panel-listrik-3-phase.html diakses pada tanggal 4 Oktober 2018
5. Guru Listrik Keren. Syarat Umum Untuk Memasang Instalasi
Penerangan di Rumah Sederhana.
https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/05/syarat-umum-untuk
memasang-instalasi.html diakses pada tanggal 4 Oktober 2018

38

Anda mungkin juga menyukai