Anda di halaman 1dari 231

KOMISIONING DAN SLO

PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT


[B.1.2.2.19.3]
Edisi I Tahun 2013
SAMBUTAN
CHIEF LEARNING OFFICER
PLN CORPORATE UNIVERSITY

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik
dan hidayahNya penyusunan materi pembelajaran ini bisa selesai tepat pada
waktunya.

Seiring dengan metamorfosa PLN Pusdiklat sebagai PLN Corporate


University, telah disusun beberapa materi pembelajaran yang menunjang kebutuhan
Korporat. Program pembelajaran ini disusun berdasarkan hasil Learning Theme
beserta Rencana Pembelajaran yang telah disepakati bersama dengan LC (Learning
Council) dan LSC (Learning Steering Commitee) Project Academy. Pembelajaran
tersebut disusun sebagai upaya membantu peningkatan kinerja korporat dari sisi
peningkatan hard competence pegawai.

Dengan diimplementasikannya PLN Corporate University, diharapkan


pembelajaran tidak hanya menjadi milik PLN Pusdiklat dan Direktorat SDM, namun
juga memberikan benefit bagi Business Owner sesuai dengan salah satu nilai
CORPU, yaitu “Performing”. Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi insan
PLN.

Jakarta, Desember 2013

SUHARTO

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KATA PENGANTAR
MANAJER PLN PROJECT ACADEMY BOGOR
PLN CORPORATE UNIVERSITY

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah
dan bimbingan-Nya, sehingga penyusunan materi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Buku yang disusun oleh Tim Penyusun Materi dengan judul “Komisioning dan SLO
Proyek Instalasi Pembangkit“ adalah materi baru yang terdapat dalam Learning
Theme (Project Completion) yang sudah disahkan oleh Direktur Konstruksi & EBT
sebagai Learning Council Project Academy, sehingga diharapkan dapat
mempermudah proses belajar mengajar di Project Academy bagi pegawai dalam
melakukan kegiatan Komisioning dan SLO.

Sebelum dioperasikan, untuk memenuhi peraturan keselamatan ketenagalistrikan


sesuai dengan peraturan ketenagalistrikan yang berlaku, suatu instalasi
ketenagalistrikan perlu dilakukan suatu kegiatan inspeksi, umumnya dilakukan oleh
suatu organisasi (tim) atau badan penguji resmi. Hasilnya akan dibandingkan terhadap
persyaratan standar untuk menentukan kesesuaian hasil uji. Apabila hasilnya
memenuhi persyaratan maka akan dikeluarkan Sertifikasi Laik Operasi (SLO).

Sebagian besar tulisan ini berdasarkan gagasan yang dikombinasikan dengan


beberapa pengalaman, kajian pustaka serta contoh-contoh yang ada dalam
pelaksanaan kegiatan Komisioning dan SLO selama ini.

Saran dan kritik dari pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan tulisan
ini, semoga handout ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Desember 2013

MUSTHOFA

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KOMISIONING DAN SLO
PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT
(B.1.2.2.19.3)

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah mengikuti pembelajaran ‘Komisioning dan SLO untuk


Proyek Instalasi Pembangkit’, peserta diharapkan mampu
melaksanaan inspeksi dan komisioning proyek pembangkit
untuk memenuhi persyaratan sertifikat laik operasi (SLO)

DURASI : 40 JP / 5 Hari Efektif

TIM PENYUSUN :
1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan
3. Bambang Sugiyanto
4. Sumardiono

TIM VALIDATOR :
1. Joko Sutono
2. Campy Atmahadi
3. R. A. Effendy

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


DAFTAR BUKU PELAJARAN

Buku 1
Mekanisme Prosedur Komisioning dan SLO

Buku 2
Persyaratan dan Pelaksanaan Kommisioning dan SLO

Buku 3
Tata Cara Komisioning Proyek Instalasi Pembangkit

Buku 4
Tata Cara SLO Proyek Instalasi Pembangkit

Buku 5
Evaluasi dan Pelaporan Komisioning dan SLO

Buku 6
Praktek Inspeksi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Buku 1

MEKANISME
PROSEDUR
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN I................ :

Mekanisme Prosedur Komisioning dan SLO

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ‘Mekanisme Prosedur Komisioning


dan SLO’, peserta diharapkan mampu memahami mekanisme
dan prosedur pelaksanaan komisioning dan SLO secara
umum.

DURASI : 4 JP

PENYUSUN :

1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN : .......................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
1. MEKANISME PROSEDUR KOMISIONING DAN SLO .................. 1
1.1 Definisi dan Istilah ........................................................................... 1
1.1.1 Pengertian Pengujian .................................................................. 1

1.1.2 Pengertian Inspeksi ..................................................................... 2


1.1.3 Pengertian Komisioning ............................................................... 2

1.1.4 Pengertian SLO ........................................................................... 3

1.2 Jenis dan Lingkup Kegiatan ............................................................ 5


1.2.1 Jenis dan Lingkup Kegiatan Komisioning .................................... 5

1.2.2 Jenis dan Lingkup Kegiatan SLO ................................................ 7


1.2.3 Perbedaan Jenis dan Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO... 9

1.3 Prosedur Komisioning dan SLO.................................................... 11


1.3.1 Alur / Flowchart pelaksanaan Komisioning ................................ 11
1.3.2 Alur / Flowchart pelaksanaan SLO ............................................ 12

1.3.3 Standar yang terkait dengan Komisioning ................................. 13


1.3.4 Standar yang terkait dengan SLO ............................................. 19

1.4 Pengorganisasian ......................................................................... 19


1.4.1 Pengorganisasian pada Komisioning ........................................ 19
1.4.2 Pengorganisasian pada SLO ..................................................... 22

SOAL LATIHAN ..................................................................................... 23

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Tahapan Kegiatan Komisioning Instalasi Pembangkit BaruError! Bookmark not


defined.

Gambar 1.2 Flowchart Pelaksanaan Komisioning .................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 1.3 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT TerakreditasiError! Bookmark
not defined.

Gambar 1.4 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi ....... Error!
Bookmark not defined.

Gambar 1.5 Susunan Tim Organisasi Komisioning sesuai SPLNError! Bookmark not
defined.

Gambar 1.6 Basic Communication pada Pelaksanaan KomisioningError! Bookmark not


defined.

Gambar 1.7 Organisasi dan Basic Communication pada Kegiatan SLOError! Bookmark not
defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO ........ Error!
Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Perbandingan antara Tujuan Kegiatan Komisioning dan SLOError! Bookmark
not defined.

Tabel 1.3 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada PLTU ... Error!
Bookmark not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


1. MEKANISME PROSEDUR KOMISIONING DAN SLO

1.1 Definisi dan Istilah

1.1.1 Pengertian Pengujian


Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, pengujian adalah segala kegiatan yang
bertujuan untuk rnengukur dan menilai unjuk kerja suatu instalasi.

Menurut kamus umum, pengujian adalah penilaian yang dimaksudkan untuk


mengukur pengetahuan atau kemampuan dari responden (produk/benda yang diuji).

Menurut IEC, pengujian produk dapat dibagi menjadi 5, yaitu:

a) Pengujian Jenis (Type Test)

Uji jenis ialah pengujian yang lengkap untuk menentukan apakah hasil
produksi telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditemukan dalam
standar ini.

Pengujian ini bila telah dilakukan tidak perlu diulang, kecuali bila ada
perubahan bahan atau konstruksi kabel yang kemungkinan dapat merubah
karakteristiknya.

b) Pengujian Rutin (Routine Test)

Uji rutin ialah pengujian yang dilakukan secara rutin yang ditentukan
dalam standar ini pada setiap hasil produksi oleh produsen.Pengujian ini
harus dilakukan oleh pabrik pembuat terhadap setiap hasil produksi.

c) Pengujian Contoh (Sample Test)

Uji contoh ialah pengujian yang dilakukan terhadap contoh-contoh


yang diambil dari satu kelompok hasil produk untuk menentukan apakah
kelompok tersebut mempunyai sifat-sifat yang sama dengan jenis produk
tersebut seperti yang ditentukan dalam standar/ kontrak.

Pengujian ini umumnya dilaksanakan pada saat serah


barang.Pengujian ini sebagai verifikasi terhadap hal-hal yang seharusnya
telah dilaksanakan oleh pabrik pembuat.Pengambilan contoh-uji dan kriteria
penilaian uji serah terima sesuai aturan standar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


d) Pengujian Khusus (Special Test)

Yaitu pengujian yang dilakukan sesuai kesepakatan antara penjual


dan pembeli, biasanya karena menyangkut waktu (lama), biaya (mahal) dan
resiko (rusak).

e) Uji sesudah Instalasi (Test After Installation)

Yaitu pengujian yang dilakukan setelah produk dipasang ditempat,


untuk membuktikan bahwa produk masih bekerja (berfungsi) seperti yang
direncanakan, setelah mengalami bermacam kondisi perubahan termasuk
goncangan transportasi.

Selain itu, ada pengujian yang disyaratkan dalam kontrak, yaitu


Factory Acceptance Test (FAT) yang artinya pengujian serah terima dengan
butir pengujian, meliputi pengujian rutin (routine test) dan pengujian khusus
(special test).

1.1.2 Pengertian Inspeksi


Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, inspeksi adalah pemeriksaan suatu
desain produk, jasa, proses, atau pabrik dan penentuankesesuaiannya terhadap
persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pembuktiansecara
profesional.

Inspeksi adalah suatu pemeriksaan atau pengujian individu terhadap standar


yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan enjinering, inspeksi bisa melibatkan
pengukuran, tes, dan alat ukur yang diterapkan untuk karakteristik tertentu terhadap
obyek (peralatan, instrumen, instalasi) atau kegiatan, misalnya: organisasi, proyek 1.

Hasilnya biasanya dibandingkan dengan persyaratan dan atau standar


tertentu, untuk menentukan apakah item atau kegiatan ini sejalan dengan target.
Inspeksi biasanya non-destruktif.

1.1.3 Pengertian Komisioning


Kegiatan komisioning dapat mempunyai maksud yang berbeda, maka definisi
komisioning juga ada beberapa macam, diantaranya ialah;

Komisioning ialah suatu kegiatan inspeksi, umumnya dilakukan oleh suatu


organisasi (tim) atau badan penguji resmi. Didalamnya terdapat kegiatan
pengukuran, pengujian dan pembuktian terhadap karakteristik tertentu dari suatu
1
http://www.webster-dictionary.org/definition/Inspection

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


obyek atau aktivitas. Umumnya hasilnya akan dibandingkan terhadap persyaratan
standar atau khusus untuk menentukan apakah hasil uji tersebut sesuai. Inspeksi
umumnya adalah uji tidak merusak. 2

Komisioning adalah pengujian terhadap peralatan atau mesin, yang


dilaksanakan di lapangan, untuk membuktikan kesesuaian pemasangannya dan
operasinya. 3

Komisioning adalah suatu rangkaian kegiatan yang terus-menerus, dimulai


sejak saat pemasangan selesai (construction essentialy complete) sampai saat
serah terima (taking over), dengan tujuan membawa sistem dari kondisi non-aktif ke
kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji
individual, uji sub-sistem dan uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan
kontrak, keamanan serta keandalan operasi. 4

Uji Komisioningdilakukan di lapangan untuk membuktikan setting dan


berfungsinya proteksi serta performance peralatan secara individu, sub-sistem dan
sistem sebelum peralatan dioperasikan secara komersial. Uji komisioning wajib
dilakukan bila terjadi perubahan pada hardware (antara lain: rekondisi, perubahan
kapasitas, dan relokasi) dan atau software yang mempengaruhi performance.

1.1.4 Pengertian SLO


Sejak diberlakukannya Undang-Undang tentang Ketenagalistrikan, yang pada
beberapa pasalnya menyatakan bahwa : Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan
wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, untuk mewujudkan
kondisi aman, andal dan akrab lingkungan (A3), maka setiap instalasi tenaga listrik
yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi.(SLO)

Menurut Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, Sertifikat Laik Operasi (SLO) adalah


Pengakuan formal dari lembaga inspeksi pada peralatan daninstalasi tenaga listrik
bahwa instalasi dan peralatan tersebut sudah memenuhi peraturan keselamatan
ketenagalistrikan berdasarkan evaluasi data inspeksi yang sistematis.

Aturan mengenai SLO, selengkapnya dituangkan pada Permen ESDM No


0045 th 2005 dan Permen ESDM No 0046 th 2006. Seperti yang telah dijelaskan
pada bab ”Landasan Hukum”.

2
IEV.841-22-53
3
Ibid,151-04-21 dan411-53-06
4
SPLN No.85 tahun 1990, hlm. 2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Secara umum perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning dan SLO
adalah sbb:

Tabel 1.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO

PENGUJIAN INSPEKSI KOMISIONING SLO


Perlu alat uji Tidak perlu alat uji Tidak perlu alat uji Tidak perlu alat uji
Umumnya Non
Bisa Destruktif
Umumnya Non Destruktif,
maupun Non Non Destruktif
Destruktif memungkinkan
Destruktif
Destruktif
Tidak Membutuhkan
Tidak membutuhkan Membutuhkan
membutuhkan koordinasi dan ijin
koordinasi dan ijin dari koordinasi dan ijin
koordinasi dan ijin dari pengelola
pengelola sistem dari pengelola sistem
dari sistem sistem
Uji komponen Uji komponen
Uji komponen
(individual) s.d sub (individual) s.d Uji kinerja sistim *)
(individual)
sistim sistim
Dilakukan di Dilakukan di Dilakukan di
Dilakukan di
pabrik/lapangan, ketika lapangan sesudah lapangan sebelum
pabrik/ lab
pemasangan konstruksi operasi komersial
Untuk memenuhi
Untuk memenuhi Monitoring mutu dan Untuk memenuhi undang-undang dan
spesifikasi teknik progress pekerjaan kontrak peraturan yang
berlaku
Dilakukan oleh Dilakukan oleh Tim Dilakukan oleh LIT
Dilakukan sehubungan
petugas yang ahli resmi dari beberapa resmi, termasuk
dengan jabatan
di bidangnya pihak pemerintah

*) Pelaksanaan SLO dilakukan setelah komisioning selesai dilaksanakan, namun


untuk menghemat waktu dan biaya, pelaksanaan SLO dimungkinkan bersamaan
dengan pelaksanaan Komisioning.

Bagi PLN, SLO diperlukan sebagai acuan serah terima proyek untukoperasi
komersil (comercial operation). Instalasi yang tidak lulus persyaratan SLO, tidak
diberikan SLO, artinya tidak boleh beroperasi. Mata uji untuk laik operasi ini tidak
selengkap mata uji komisioning, karena yang diperlukan adalah kesesuaian antara
sistim grid yang existing dengan sistim baru yang akan masuk grid.

Apabila komisioning tidak dilaksanakan maka tidak pernah diketahui fungsi dan
kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem sehingga tidak layak untuk dioperasikan.
Tidak adanya data hasil komisioning mengakibatkan secara statistik PLN tidak dapat
mengetahui penurunan kualitas fungsi dan kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem.
Sedangkan Instalasi yang tidak punya SLO, secara hukum tidak boleh beroperasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


1.2 Jenis dan Lingkup Kegiatan

1.2.1 Jenis dan Lingkup Kegiatan Komisioning


Jenis kegiatan komisioning adalah meliputi :

1. Komisioning instalasi pembangkit tenaga listrik baru


2. Komisioning instalasi pembangkit tenaga listrik lama

Lingkup kegiatan komisioning : pemeriksaan, pembersihan, uji individual, uji


subsistem dan uji sistem. 5

a. Komisioning instalasi pembangkit tenaga listrik baru

Kegiatan komisioning untuk instalasi pembangkit baru dilakukan


setelah konstruksi instalasi selesai dilakukan oleh kontraktor, dimulai sejak
saat pemasangan/konstruksi selesai (construction essentialy complete)
sampai dengan saat serah terima proyek dengan tujuan membawa sistem
dari kondisi non-aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan :
pemeriksaan, pembersihan, uji individual, uji subsistem dan uji sistem untuk
membuktikan terhadap persyaratan kontrak, standar, keamanan serta
keandalan.

Tahapan dan kegiatan komisioning harus dilakukan secara berurutan


yang digambarkan seperti diagram berikut. 6

5
SPLNNo. 85, loc. cit.
6
SPLN No. 85, op.cit, hlm. 37

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


Gambar 1.1Tahapan Kegiatan Komisioning Instalasi Pembangkit Baru

b. Komisioning instalasi pembangkit tenaga listrik lama

Komisioning instalasi pembangkit lama biasa dilakukan apabila


instalasi direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, direlokasi atau
dilakukan perubahan/modifikasi yang signifikan sehingga berubah dari desain
awal.

Komisioning instalasi pembangkit lama dapat diterapkan secara


menyeluruh atau parsial terhadap sistem dalam instalasi pembangkit guna
memeriksa dan menguji performance suatu sistem dan sistem lain yang
terkait.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


1.2.2 Jenis dan Lingkup Kegiatan SLO
Jenis kegiatan SLO adalah meliputi :

1. SLO instalasi pembangkit tenaga listrik baru


2. SLO instalasi pembangkit tenaga listrik lama

a) SLO instalasi pembangkit tenaga listrikbaru

Kegiatan SLO untuk instalasi pembangkit baru dilakukan setelah


konstruksi instalasi selesai dilakukan oleh kontraktor, dimulai sejak saat
pemasangan/konstruksi selesai (construction essentialy complete) sampai
dengan saat selesai komisioning namun belum beroperasi secara komersial.

Lingkup kegiatan SLO untuk instalasi pembangkit baru, yaitu


melaksanakan kegiatan review dokumen, review desain, evaluasi hasil uji,
pemeriksaan dan pengujian untuk memenuhi terhadap persyaratan aman,
andal serta akrab lingkungan agar secara legal memenuhi perundang-
undangan dan dapat beroperasi secara komersial.

b) SLO instalasi pembangkit tenaga listrik lama

SLO instalasi pembangkit lama dilakukan apabila :

- Instalasi sudah berakhir masa berlaku SLO-nya

- Instalasi direkondisi

- Instalasi dilakukan perubahan kapasitas, direlokasi atau dilakukan


perubahan/modifikasi yang signifikan sehingga berubah dari desain awal.

Lingkup kegiatan SLO instalasi pembangkit baru dan lama secara rinci dalam
lampiran 1 Peraturan Menteri ESDM No.0045 tahun 2005, tanggal 29
Desember 2005; Mata Uji (Test items) Laik Operasi Instalasi Pembangkit
Tenaga Listrik sebagaimana berikut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8
1.2.3 Perbedaan Jenis dan Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO
Perbandingan antara tujuan kegiatan komisioning dan SLO adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Perbandingan antara Tujuan Kegiatan Komisioning dan SLO

Komisioning SLO

Tujuan utamanya untuk memenuhi Tujuan utamanya untuk memenuhi


kewajiban kontraktor terhadap pemilik kepatuhan tehadap perundang-
instalasi sesuai yang tertulis dalam buku undangan, peraturan dan standar
kontrak berdasarkan peraturan- dengan tujuan agar instalasi penyedia
peraturan, standar dan ketentuan lain tenaga listrik beroperasi secara aman,
yang disepakati bersama andal dan akrab lingkungan serta

Produk akhir kegiatan komisioning Produk akhir kegiatan SLO adalah


adalah Laporan Teknik Komisioning Sertifikat Laik Operasi

Dibutuhkan untuk serah terima proyek Dibutuhkan sebagai syarat untuk


beroperasi secara komersial

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


Sedangkan perbedaan lingkup kegiatan antara komisioning dan SLO secara umum
adalah seperti tabel dibawah ini. (misal : untuk PLTU & Transmisi/GI).

Tabel 1.3 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada
PLTU

LINGKUP KEGIATAN LINGKUP KEGIATAN SLO PLTU


KOMISIONING PLTU
1. Pemeriksaan dokumen dan kelengkapannya 1. Review dokumen
2. Review prosedur pengujian komisioning 2. Review desain
3. Pemeriksaan K2 dan K3 3. Pemeriksaan K2 dan K3
4. Pemeriksaan sistem pembumian 4. Evaluasi hasil uji sistem pembumian
5. Pengujian sistem pemadam kebakaran 5. Pemeriksaan secara visual sistem
pemadam kebakaran
6 Pengujian sistem catu daya AC dan DC 6. Evaluasi hasil uji fungsi catu daya
AC dan DC peralatan proteksi dan
control
7. Pemberian tegangan (Back Feeding) -
8. Pengujian Individual, subsistem, system 7. Evaluasi hasil uji Individual peralatan
utama
9. Pengujian proteksi mekanik & listrik 8. Evaluasi hasil uji peralatan proteksi
dan kontrol mekanik & listrik
10. Pengujian Firing dan Steam Blow -
11. Pengujian tanpa beban (Full Speed No Load) -
12. Pengujian sinkronisasi 9. Pengujian sinkronisasi
13. Pengujian pembebanan -
14. Pengujian kapasitas pembangkit 10. Pengujian kapasitas pembangkit
15. Pengujian lepas beban (Load Rejection) 11. Pengujian lepas beban
16. Pengujian keandalan (SPLN No. 85 dan 86 tahun 12. Pengujian keandalan (72jam untuk
1990 : 720 jam) instalasi baru)
17. Pengujian unjuk kerja (Performance Test), antara -
lain : turbin heat rate, efisiensi boiler, generator output,
SFC, dll
18. Pengujian pengaturan tegangan 13. Pengujian pengaturan tegangan
19. Pengujian pengaturan frekuensi 14. Pengujian pengaturan frekuensi
20. Pengukuran kualitas air dan uap -
21. Pengukuran tingkat bising 15. Pengukuran tingkat bising
22. Pengukuran emisi gas buang 16. Pengukuran emisi gas buang
23. Pengukuran limbah padat dan cair 17. Pengukuran limbah padat dan cair

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


1.3 Prosedur Komisioning dan SLO

1.3.1 Alur / Flowchart pelaksanaan Komisioning


Diagram diatas memperlihatkan proses dan interaksi kontraktor sebagai
pelaksana konstruksi dan komisioning, PLN-JMK sebagai pelaksana supervisi
konstruksi dan PLN Jaser sebagai pelaksana supervisi komisioning. Setelah
komisioning pada instalasi tenaga listrik baru, telah selesai dilakukan dengan baik,
maka akan berlanjut menuju proses SLO .

PT PLN (PERSERO)
JASA SERTIFIKASI
DIAGRAM ALUR INSPEKSI/KOMISIONING
KONTRAKTOR
Menyampaikan

ENGINEERING :
- Dokumen kontrak
TEST PROCEDURE - Design enginering
- Gambar konstruksi
- Spesifikasi teknik
- Test report /FAT/ITP
- Dokumen AMDAL INSTALASI TENAGA
LISTRIK

Pemasangan
Supervisi/pengawasan
PLN-JMK Pemasangan konstruksi

Pernyataan TOP
(Take over package)

PLN JASER-LMK
N N Evaluasi check lis
Kondisi telah
Y hasil supervisi Y terpasang
Perbaikan/
Approval test
pelengkapan procedure

Inspeksi/
Komisioning

Perbaikan/ N Evaluasi hasil Y


perubahan/ inspeksi
pemasangan
(Energize) dan

pembebanan
Pemberian

percobaan
tegangan

REKOMENDASI
LAIK PEMBERIAN TEGANGAN&
PERCOBAAN BERBEBAN/
LAIK SINKRON

Pemeriksaan & pengujian


Uji keandalan &
Uji unjuk kerja

dalam keadaan bertegangan /


Kontraktor melakukan berbeban
Perbaikan/perubahan/
pemasangan
Evaluasi hasil Y
N Pemeriksaan & pengujian
dalam keadaan bertegangan/
berbeban

LAPORAN TEKNIK
KOMISIONING

SLO / COD

Gambar 1.2 Flowchart Pelaksanaan Komisioning

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


1.3.2 Alur / Flowchart pelaksanaan SLO
Diagram di bawah memperlihatkan proses dan interaksi antara pemilik
instalasi, Pemerintah, dan LIT yang sudah terakreditasi sebagai pelaksana inspeksi
SLO.

Gambar 1.3 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Terakreditasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


Untuk Lembaga Inspeksi Teknik yang belum terakreditasi sebagai pelaksana
inspeksi SLO, diagramnya adalah sebagai berikut :
SKEMA TATA CARA SERTIFIKASI LAIK OPERASI INSTALASI KETENAGALISTRIKAN

PEMILIK INSTALASI PEMERINTAH /DESDM LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK WAKTU


(BELUM TERAKREDITASI) (HARI)

PERMOHONAN
SERTIFIKAT KE 1
DESDM c.q. DJLPE

PENUGASAN KEPADA
LEMBAGA INSPEKSI
1
YANG DIPILIH PEMILIK
INSTALASI

KONTRAK UJI LAIK OPERASI 1 *)

PERBAIKAN KETENTUAN, SYARAT,


DAN I TEM TESTS UJI UJI LAIK OPERASI 21 **)

LAIK OPERASI INSTALASI

PENGAWASAN TEKNIK
(W I TN ESSI N G )
PRESENTASI LAPORAN
HASIL UJI DI DESDM
c.q. DJLPE
TIDAK 7
LAIK HASIL
EVALUASI
?
LAIK

PENERBITAN
SERTIFIKAT LAIK 4
OPERASI

TOTAL 35

Gambar 1.4 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi

1.3.3 Standar yang terkait dengan Komisioning


Standar sangat diperlukan dalam pelaksanaan Komisioning sangatlah
penting sebagai acuan, referensi dan pedoman agar komisioning dapat berjalan
dengan baik menghindari kesalahpahaman dan interpretasi yang berbeda antara
pihak yang terkait dalam pekerjaan komisioning.

Beberapa standard yang diperlukan pada kegiatan komisioning adalah sebagai


berikut :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18
1.3.4 Standar yang terkait dengan SLO
Standar sangat diperlukan dalam pelaksanaan SLO sebagai acuan dan
pedoman agar pelaksanaan SLO dapat berjalan dengan baik guna menghindari
kesalahpahaman dan interpretasi yang berbeda antara pihak yang terkait dalam
pekerjaan SLO.

Dalam Peraturan Menteri ESDM no. 0045 tahun 2005 pasal 17 ayat 1,
hierarki standar yang digunakan adalah SNI Bidang Ketenagalistrikan, Standar
Internasional atau standar negara lain yang tidak bertentangan dengan standar
ISO/IEC.

1.4 Pengorganisasian

1.4.1 Pengorganisasian pada Komisioning


Sebelum komisioning dilaksanakan maka secara administrasi harus dibentuk
susunan organisasi Tim Komisioning PLN.

Susunan organisasi Tim Komisioning PLN diatur dalam SPLN No. 85 dan 86
tahun 1990 seperti yang terlihat dibawah ini :

KETUA TIM
KOMISIONING

SPV BID SPV BID BID O&M dari


SPV BID LISTRIK SPV BID I & C Wilayah/P3B/SEKTOR
MEKANIK KIMIA/LAB
/ AP
(*Utk Proyek Kit/Ring)

STAF DARI JASER STAF DARI JASER STAF DARI JASER STAF DARI JASER
STAF DARI (PLN
UIP/UPK)

STAF DARI PLN STAF DARI PLN STAF DARI PLN STAF DARI PLN
UIP/UPK UIP/UPK UIP/UPK UIP/UPK STAF DARI
Wilayah/P3B/SEK
TOR / AP
STAF DARI STAF DARI STAF DARI STAF DARI
Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK
TOR / AP TOR / AP TOR / AP TOR / AP

Gambar 1.5Susunan Tim Organisasi Komisioning sesuai SPLN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


Basic communication pada pelaksanaan komisioning seperti diagram dibawah ini.

Gambar 1.6 Basic Communication pada Pelaksanaan Komisioning

Tugas dan tanggungjawab Tim Komisioning PLN, meliputi :

1. Mengevaluasi peralatan yang telah selesai dibangun dan siap dikomisioning

2. Mengevaluasi dan menyetujui usulan program komisioning dari Kontraktor


termasuk prosedur ujinya

3. Menyusun jadwal pelaksanaan komisioning

4. Mengkoordinasikan, menyaksikan dan mengawasi pelaksanaan komisioning,


dan jika dianggap perlu dapat melaksanakan komisioning

5. Membuat evaluasi dan laporan komisioning

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


Tugas dan tanggungjawab Kontraktor, meliputi :

1. Menyerahkan dan menjelaskan kepada PLN daftar peralatan yang akan diuji
disertai hasil uji prakomisioning serta program komisioning, yang terdiri dari :

a. Jadwal
b. Macam (lingkup pekerjaan)
c. Metode/prosedur
d. Lembar uji berita acara

Untuk mendapat persetujuan, sebelum komisioning dilaksanakan

2. Melaksanakan komisioning instalasi bersama Tim Komisioning PLN sesuai


program yang telah disetujui

3. Menyerahkan dokumen dan data komisioning yang telah disetujui Tim


Komisioning PLN, antara lain :

a. Data dan hasil pencatatan seluruh pengujian yang telah dilakukannya

b. Data kelainan, kekurangan dan perubahan yang terjadi (deficiency list) dari
peralatan

c. Rekomendasi penyempurnaan operasi

d. Laporan uji unjuk kerja

4. Menjamin perbaikan atau penggantian peralatan/perlengkapan sampai dapat


diterima PLN

5. Membuat laporan komisioning

Catatan : sebenarnya kontraktor terdiri dari kontraktor pelaksana pembangunan


dan pabrikan. Dalam hal seperti ini, kontraktor dianggap sekaligus mewakili
pabrikan.

Dalam hal PLN menggunakan jasa konsultan (commissioning engineering


consultant), maka tugas konsultan adalah membantu Tim Komisioning PLN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21


1.4.2 Pengorganisasian pada SLO
Bentuk organisasi pelaksanaan kegiatan SLO dan basic communication
sangat sederhana seperti terlihat pada bagan dibawah ini :

Gambar 1.7 Organisasi dan Basic Communication pada Kegiatan SLO

Wewenang dan tugas organisasi dalam pelaksanaan kegiatan SLO adalah sebagai
berikut :

a) Pemilik instalasi tenaga listrik :

- Mengajukan permohonan untuk dilakukan inspeksi SLO


- Menyampaikan dokumen-dokumen yang diperlukan
- Menyelesaikan aspek finansial
- Menyaksikan pemeriksaan dan pengujian SLO

b) Lembaga Inspeksi Teknik - Tim inspeksi SLO :

- Memproses permohonan pemilik instalasi tenaga listrik


- Membentuk /menugaskan inspektor melaksanakan inspeksi SLO
- Membuat evaluasi, laporan, dan rekomendasi inspeksi SLO
- Menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (untuk LIT yang terakreditasi)
- Mendampingi inspektur DJK dan menyampaikan tembusan laporan teknik
SLO

c) Kementerian ESDM– DJK :

- Menunjuk LIT sebagai pelaksana SLO


- Menyaksikan inspeksi SLO
- Menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (untuk LIT yang belum terakreditasi)
- Memonitor SLO yang sudah diterbitkan dan menerima laporan dari LIT
yang sudah terakreditasi
- Melakukan pengawasan dan pembinaan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22


SOAL LATIHAN

1.1. Definisi dan Istilah


a. Apa pengertian pengujian?
b. Apa pengertian inspeksi?
c. Apa pengertian komisioning?
d. Apa pengertian SLO?
e. Apa perbedaan masing a, b, c, d?
f. Apa maksud dan tujuan komisioning?
g. Apa maksud dan tujuan SLO?
h. Apa akibat bila komisioning dan SLO tidak dilaksanakan?
1.2. Jenis dan Lingkup Kegiatan
a. Apa jenis dan lingkup kegiatan komisioning?
b. Apa jenis dan lingkup kegiatan SLO?
c. Apa perbedaan antara a & b?
1.3. Prosedur Komisioning dan SLO
a. Bagaimana alur / flowchart pelaksanaan komisioning?
b. Bagaimana alur / flowchart pelaksanaan SLO?
c. Standar apa yang terkait dengan komisioning?
d. Standar apa yang terkait dengan SLO?
1.4. Pengorganisasian
a. Bagaimana susunan organisasi untuk pelaksanaan komisioning?
b. Apa tugas dan wewenang masing-masing bagian dari organisasi untuk
pelaksanaan komisioning?
c. Bagaimana pengorganisasian untuk pelaksanaan SLO? (internal dan
ekternal)
d. Apa tugas dan wewenang masing-masing bagian dari pengorganisasian
untuk pelaksanaan SLO?
e. Bagaimana basic communication pada pelaksanaan
komisioning?Bagaimana basic communication pada pelaksanaan SLO?

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23


Buku 2

PERSYARATAN
PELAKSANAAN
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN II................ :

Persyaratan Pelaksanaan Komisioning dan SLO

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ‘Persyaratan Pelaksanaan


Komisioning dan SLO’, peserta diharapkan mampu memahami
tentang persyaratan-persyaratan yang harus disiapkan untuk
pelaksanaan komisioning dan SLO

DURASI : 4 JP

PENYUSUN :

1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan
3. Sumardiono

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii


DAFTAR TABEL .................................................................................... iv
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN KOMISIONING DAN SLO ....... 1
2.1 Persyaratan Administrasi ................................................................ 1
2.1.1 Persyaratan Administrasi Komisioning ........................................ 1
2.1.2 Persyaratan Administrasi SLO..................................................... 2

2.2 Persyaratan Personal ..................................................................... 3


2.2.1 Persyaratan Personel pada Pelaksanaan Komisioning ............... 3
2.2.2 Persyaratan Personel pada Pelaksanaan SLO ........................... 4

2.3 Persyaratan Fasilitas ...................................................................... 4


2.3.1 Persyaratan untuk Alat Ukur/ Uji.................................................. 4
2.3.2 Persyaratan untuk Alat Kerja ....................................................... 5

2.4 Persyaratan K2, K3, dan LH ........................................................... 5


2.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...................................... 5

2.4.2 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) ........................................... 9


2.4.3 Hubungan Antara K2 dan K3 ..................................................... 13

2.4.4 Lingkungan Hidup (LH) .............................................................. 13


2.4.5 PersyaratanAspek K2/K3........................................................... 18

2.4.6 Persyaratan Aspek Lingkungan Hidup ...................................... 26

SOAL LATIHAN ..................................................................................... 27

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat celaka ........... 7

Gambar 2.2 Alur Empat Pilar keselamatan Ketenagalistrikan ............................................. 11

Gambar 2.3 Batas Tanggung Jawab Keselamatan Instalasi ............................................... 11

Gambar 2.4 Sarana K3 untuk keselamatan pekerja ............................................................ 12

Gambar 2.5 Hubungan antara K2 dan K3 ........................................................................... 13

Gambar 2.6 Jenis dokumen lingkungan .............................................................................. 14

Gambar 2.7 Penentuan Kegiatan Wajib Amdal ................................................................... 15

Gambar 2.8 Pemeriksaan ROW Dalam Rangka Komisioning dan SLO .............................. 19

Gambar 2.9 Contoh Konduktor yang tidak layak untuk Dipasang ....................................... 19

Gambar 2.10 Kepatuhan memakai APD ............................................................................. 20

Gambar 2.11 Contoh Sarung tangan tahan tegangan......................................................... 21

Gambar 2.12 Contoh sepatu tahan tegangan ..................................................................... 21

Gambar 2.13 Tester tegangan ............................................................................................ 22

Gambar 2.14 Contoh Helm pengaman ............................................................................... 22

Gambar 2.15 Grounding kabel ............................................................................................ 23

Gambar 2.16 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt ............................. 23

Gambar 2.17 Full body harnest........................................................................................... 24

Gambar 2.18 Contoh Rambu Pembatas Bahaya ................................................................ 24

Gambar 2.19 Contoh Rambu – rambu Tanda Bahaya ........................................................ 25

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kegiatan Sektor Ketenagalistrikan yang Wajib AMDAL ....................................... 15

Tabel 2.2 Contoh UKL untuk Pembangkit. .......................................................................... 17

Tabel 2.3 Contoh UPL untuk Pembangkit ........................................................................... 17

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


2. PERSYARATAN PELAKSANAAN KOMISIONING DAN SLO

Persyaratan-persyaratan yang akan dibahas berikut ini melibatkan persyaratan


untuk memulai pelaksanaan komisioning dan SLO sampai dengan memperoleh SLO.

2.1 Persyaratan Administrasi

2.1.1 Persyaratan Administrasi Komisioning


Kontraktor harus memberikan kepada Tim Komisioning PLN beberapa
persyaratan administrasi untuk memulai pelaksanaan komisioning, antara lain :

a) Dokumen kontrak termasuk dokumen hasil Contract Discussion Agreement


(CDA)
b) Dokumen design engineering
c) Gambar konstruksi, P&ID, logic diagram
d) Spesifikasi teknik peralatan
e) Protection setting calculation note yang sudah disetujui pengelola jaringan
f) Initial setting untuk sistem proteksi
g) Test Report / FAT / Inspection Test Plan (ITP)
h) Commissioning Schedule
i) Menyiapkan proposal SOP
j) Menyiapkan prosedur komisiong

Sementara, tugas manajemen proyek dalam pemenuhan persyaratan


administrasi komisioning, antara lain :

a) Mengajukan permohonan pelaksanaan komisioning dan penyelesaian


administrasi dengan Lembaga Inspeksi Teknik
b) Menyiapkan ruang kantor untuk Tim Komisioning PLN berikut fasilitas
pendukungnya
c) Dokumen turn over package (TOP) oleh tim supervisi konstruksi
d) Menyetujui proposal dokumen Standard Operating Procedure (SOP)
e) Menyiapkan anggaran pelaksanaan komisioning untuk tim PLN
f) AMDAL/ UKL-UPL dari Pemda setempat atau instansi yang terkait
g) Ijin dari Kementerian Perhubungan perihal Dermaga/Pelabuhan
h) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah setempat
i) Ijin penggunaan boiler, bejana tekan, katup keselamatan dan pesawat angkat
dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


Sedangkan tugas PLN Jaser dalam pemenuhan persyaratan administrasi
komisioning, antara lain:

a) Menyiapkan personel
b) Surat Tugas / SK Tim Komisioning PLN
c) Menerbitkan rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron
d) Membuat laporan teknik

Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam
:

I. Merencanakan pelaksanaan komisioning


II. Melaksanakan komisioning
III. Mengendalikan mutu, waktu dan biaya dari kegiatan komisioning
IV. Bahan evaluasi, justifikasi dan pelaporan

2.1.2 Persyaratan Administrasi SLO


Pemilik instalasi dalam hal ini harus memberikan kepada Tim SLO beberapa
persyaratan administrasi dalam pelaksanaan SLO, yaitu :

a) Jenis instalasi
b) Kapasitas daya terpasang
c) Pelaksana pembangunan, pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan
d) Jadwal pelaksanaan pembangunan, pemasangan dan pengujian
e) Gambar situasi / tata letak
f) Gambar instalasi
g) Diagram garis tunggal instalasi
h) Schematic diagram
i) Perhitungan teknik
j) Daftar bahan instalasi
k) Uraian dan spesifikasi teknik
l) AMDAL/ UKL-UPL dari Pemda setempat atau instansi yang terkait
m) Menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan SLO

Sementara itu, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh PLN Jaser untuk
memenuhi persyaratan administrasi SLO, antara lain:

- Surat penugasan dari Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM

- Surat permintaan dari pemilik instalasi tenaga listrik

- Menerbitkan surat tugas kepada Tim Komisioning PLN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


- Mengundang Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM untuk menyaksikan
pelaksanaan SLO

Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam
:

I. Merencanakan pelaksanaan SLO


II. Melaksanakan SLO
III. Bahan evaluasi, justifikasi dan pelaporan

2.2 Persyaratan Personal

Sesuai undang-undang, bahwa setiap tenaga teknik dalam usaha


ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi. Dengan demikian, jelas bahwa
setiap personil yang terlibat dalam kegiatan komisioning dan/atau SLO wajib
bersertifikat. Sertifikat keahlian untuk operator ketenagalistrikan dapat diperoleh
melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dibawah MESDM, sedangkan sertifikat ahli
lingkungan (K3 dan LH) serta sertifikat keahlian untuk operator alat berat seperti
crane, buldozer, dump truck dll dapat diperoleh melalui LSP dibawah Depnaker
(Departemen Tenaga Kerja).

2.2.1 Persyaratan Personel pada Pelaksanaan Komisioning


Personel yang terlibat pada pelaksanaan komisioning, diantaranya :

Penguji yaitu personel yang menyiapkan dan melaksanakan pengujian dalam


rangka komisioning untuk pengujian individu dan sub sistem. Penguji harus
kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga keselamatan kerja diri sendiri.
Penguji harus terampil dan mempunyai pengalaman tentang jenis instalasi yang
diujinya.

Commisioning engineer yaitu personel yang menyiapkan prosedur pengujian


dalam rangka komisioning untuk pengujian sistem. Personel tersebut harus
kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga keselamatan kerja diri
sendiri,orang lain disekitarnya, atau yang berada ditempat lain, termasuk instalasi
sehubungan dengan kegiatan komisioning.Commisioning engineerbertanggungjawab
menyiapkan Job Safety Analysis (JSA). Penguji dan commisioning engineeradalah
personel yang berkualifikasi dalam pengujian peralatan, yaitu profesional engineer,
factory technician atau licenced electrician yang sudah berpengalaman dalam sistem
instalasi ketenagalistrikan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


2.2.2 Persyaratan Personel pada Pelaksanaan SLO
Personel yang terlibat pada pelaksanaan SLO, diantaranya : penguji, pemilik
instalasi, operator serta personel yang ditugaskan oleh LIT dan DJK.

Personel tersebut harus kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga
keselamatan kerja diri sendiri selama melaksanakan kegiatan inspeksi.

2.3 Persyaratan Fasilitas

Persyaratan untuk fasilitas yang dipergunakan pada pelaksanaan


komisioning dan SLO melibatkan fasilitas alat uji/ ukur dan fasilitas alat kerja. sbb.

2.3.1 Persyaratan untuk Alat Ukur/ Uji


Alat ukur/uji utama yang dimaksud adalah alat yang digunakan sebagai
pengujian dan pengukuran, misalnya;

a. Mekanik :Tekanan (manometer), tekanan atmosfir (barometer), kecepatan


putar (tacho meter), kecepatan angin (anemometer), kelembaban udara
(humidity meter), jarak (distance meter),suhu (thermometer), waktu
(stopwatch), aliran (flow meter), getaran (vibrometer).

b. Elektrik :Arus (ampere meter), tegangan (volt meter), resistan(ohm meter),


daya listrik (watt meter), energy listrik (energi meter), frekuensi (frekuensi
meter), urutan fasa (phase sequence), sudut fasa (cos phi meter), tangent
delta (tangent delta meter).

c. Kimia dan lingkungan : pH (pH meter), konduktivitas (conductivity meter),


silica (silica meter), kekeruhan (turbidity meter), gas buang (flue gas
analyzer), kebisingan (noise meter)

Selain itu, ada beberapa material yang harus diuji di laboratorium untuk
diketahui parameternya. Misal : untuk mengetahui parameter di dalam air baku, air
limbah, minyak trafo, bahan bakar, dll.

Peralatan tersebut diatas harus jelas merk, tipe, pabrik pembuat, manual
book dan no. seri serta harus mempunyai sertifikat kalibrasi yang masih berlaku
ketika digunakan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


2.3.2 Persyaratan untuk Alat Kerja
Alat kerja adalah peralatan yang digunakan dalam melaksanakan tugas
komisioning dan SLO. Peralatan tersebut antara lain yaitu APD (alat pelindung diri)
yang sesuai, alat tulis/rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir serta alat bantu
kerja, misalnya Tool set.

APD yang digunakan harus memenuhi standar keselamatan. Khusus, untuk


pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan harus bersertifikat uji dari Tim PDKB.
Sedangkan alat rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir dll, sebelumnya harus
mendapat persetujuan dari kedua belah pihak, yaitu pihak kontraktor dan owner.

2.4 Persyaratan K2, K3, dan LH

2.4.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


K3 adalah upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya,
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja .

Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan


kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda
(rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat, / cacat
bahkan tewas). Juga rusaknya sistem tenaga listrik (Energi tidak dapat tersalurkan
akibat rusaknya peralatan ), dan citra Perusahaan akan turun.

a. Pengertian Kecelakaan

Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang


dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta

b. Standar K3

Kebutuhan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja


merupakan faktor yang dominan.Contohnya dalam sejarah perkembangan
K3, setelah Revolusi Industri dengan ditemukannya mesin uap.Para petani di
desa masuk ke kota dan bekerja di pabrik. Karena tingkat pendidikan mereka
yang rendah dan latar belakang pekerjaan yang sangat berbeda, maka pada
saat tersebut banyak sekali terjadi kecelakaan dan penyakit.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


Beberapa pengusaha yang terpanggil dengan melihat akibat dari
kecelakaan-kecelakaan tersebut, membuat peraturan untuk melindungi
tenaga kerja.Peraturan-peraturan tersebut merupakan standar kerja tertua di
industri.

Sejak itu, lingkungan kerja menjadi lebih baik, misalnya peraturan


yang melarang anak-anak untuk bekerja dan wanita untuk bekerja malam,
dengan demikian kecelakaan kerja dapat dihindari.

Tolok ukur / kriteria / standar dapat berupa :

• Peraturan perundangan
• Standar nasional maupun internasional

c. Tujuan Dari Standar K3

a) Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.


b) Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
c) Menggambarkan efektifitas manajemen K3
d) Mengurangi biaya produksi
e) Kompetisi berimbang
f) Meningkatkan kepercayaan mitra kerja
g) Meningkatkan kepercayaan konsumen

d. Pencegahan Terhadap Terjadinya Kecelakaan

Bagaimana suatu standar dapat ikut berperan dalam pencegahan


terjadinya kecelakaan.Umumnya kecelakaan kerja yang terjadi diakibatkan
oleh faktor penyebab langsung seperti keadaan lingkungan kerja, mesin dan
kelengkapan peralatan, bahan/material, tidak memenuhi, maka diperlukan
acuan dasar, tolok ukur dan standar kriteria aman mulai dari proses material
menjadi barang dan bahkan sampai pemanfaatannya.

Untuk mempermudah menekan kecelakaan secara konsisten, maka


disusun ikhtisar kerangka dasar keselamatan peralatan dan bahan baku serta
bagian-bagian dimana unsur sumber bahaya banyak didapat. Dengan
memperhatikan standar yang berbeda maka faktor keamanan dapat
diprediksi jauh sebelum peralatan dibuat sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.Semakin canggih peralatan dan teknologi yang dipakai,
peranan K3 semakin penting.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Gambar 2.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat
celaka

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


e. Menunjukkan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan

Suatu industri yang secara nyata beroperasi pasti berusaha untuk


mematuhi peraturan perundangan. Ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundangan akan menimbulkan kerugian dengan kemungkinan mengalami
tuntutan bahkan kemungkinan dicabut ijin usahanya.

f. Pendekatan Yang Direkomendasikan

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka


dilakukan pendekatan yang pada umumnya sebagai berikut.

Dibuat suatu daftar peraturan yang terdiri dari dua jenis :

• Daftar peraturan yang dapat berdiri sendiri. Berisi semua rincian secara
langsung dalam peraturan (suatu instrumen undang-undang) atau aturan-
aturan tambahan.

• Daftar peraturan yang umum sifatnya. (khusus untuk tempat kerja aman
dan peralatan kerja) dan membutuhkan dukungan pedoman praktek yang
rinci dan diungkapkan dalam SOP (Standard Operational Procedure).

g. Komunikasi K3

Pada saat ini, pengertian komunikasi banyak macamnya, antara lain:

a) Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam


rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi
terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain.

b) Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua
orang atau lebih.

c) Komunikasi adalah suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-


kata, simbol atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat
dalam proses dapat saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap
sesuatu.

Dari batasan seperti di atas, jelas bahwa tujuan utama dari


komunikasi adalah untuk menimbulkan saling pengertian, bukan hanya
sekedar persetujuan. Berkomunikasi itu sulit.Lebih banyak kondisi dimana
pesan-pesan yang diterima tidak dimengerti atau kurang dimengerti daripada
pesan-pesan yang diterima secara lengkap. Kesulitan ini muncul karena
orang berpendapat bahwa mereka telah mengerti apa yang sedang
dibicarakan dan menganggap berkomunikasi itu adalah hal mudah.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


Kesalahpahaman tidak jarang terjadi dalam komunikasi karena
keterbatasan kemampuan untuk merumuskan gagasan kedalam lambang
yang dimengerti oleh komunikan. Oleh karena itu, dalam komunikasi,
pemilihan lambang merupakan hal yang sangat penting.

Pemilihan lambang. Lambang terdiri dari :

• Bahasa; terdapat ribuan bahasa. Manusia harus selektif memilihnya.

• Tanda; seperti rambu-rambu K3, tanda petunjuk jalan.

• Gambar, peta, diagram, grafik statistika; misalnya diagram strukur


organisasi.

Isyarat; kerlingan mata, angkat bahu, menggelengkan kepala,


menggerakkan bahu, mengerutkan dahi/muka.

2.4.2 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)


Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-angkah
pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi
manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan ) dalam arti tidak
merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.

Upaya untuk mewujudkan “ A 3 “ dapat dilakukan dengan ;

a) Standarisasi
b) Penerapan 4 pilar K2
c) Sertifikasi
d) Penerapan SOP / IK
e) Pelaksanaan SLO
f) Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
g) Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya

Landasan Hukum / Dasar Hukum dari K2 adalah :

a) UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja


b) UU No 30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
c) Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
d) Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
e) Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
f) Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
g) Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
h) Kep Direksi No.002.E/DIR/2013 ttg Pedoman Perhitungan Kinerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


Ketentuan Keselamatan ketenagalistrikan menurut Undang-Undang
ketenagalistrikan No 30 / 2009 :

a) Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan.

b) Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :

• Standarisasi ( standart material,standart peralatan,standart


pemasangan,standart pengujian dan standart operasi )

• Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :

- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )

- Aman dari bahaya bagi manusia :

 Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )

 Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )

- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )

• Sertifikasi :

- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,

- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi


pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),

- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)

- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

- Sertifikasi bagi pengawas K3

Pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai potensi bahaya :

- Standarisasi Proses ( Pemasangan, material ,peralatan dsb)


- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning , SLO dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi teknik material , alat kerja dsb)

Empat Pilar K2 terdiri dari :

- Pilar 1 : Keselamatan Kerja


- Pilar 2 : Keselamatan Umum
- Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan
- Pilar 4 : Keselamatan Instalasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


Gambar 2.2 Alur Empat Pilar keselamatan Ketenagalistrikan

Gambar 2.3 Batas Tanggung Jawab Keselamatan Instalasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


Gambar 2.4Sarana K3 untuk keselamatan pekerja

Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.

Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi


masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum
yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.

Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab


lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya
pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman
bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan
terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak
dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


2.4.3 Hubungan Antara K2 dan K3
Hubungan antara K2 dan K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 2.5 Hubungan antara K2 dan K3

K3 merupakan bagian dari K2. Perbedaan K3 dan K2 adalah :

- K3 mempelajari dan melindungi sebatas keselamatan dan kesehatan kerja


baikitu pegawai maupun mitra kerja

- Sedangkan K2 lebih luas lagi, diantaranya mempelajari dan melindungi


Keselamatan Kerja, Keselamatan Umum, Keselamatan Lingkungan, dan
Keselamatan Instalasi

2.4.4 Lingkungan Hidup (LH)


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. (UUNo.32 Tahun2009tentang
PerlindungananPengelolaanLingkunganHidup)

DasarHukum :

- UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

- UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

- PP No. 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL

- KepMenLHNo. 11 Tahun 2006 Tentang Kriteria Wajib AMDAL

- PP. No. 27 Tahun 2012 Tentang Ijin Lingkungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


Tujuan :

Terciptanya pembangunan berkelanjutanyang berwawasan lingkungan di


bidang ketenagalistrikan yang ANDAL, AMAN dan AKRAB LINGKUNGAN.

Membutuhkan:

1. Dokumen AMDAL/UKL & UPL


2. Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
3. Evaluasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
4. Pembinaan teknis/ Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan

JENIS DOKUMEN LINGKUNGAN SESUAI DENGAN


RENCANAUSAHA DAN/ATAU KEGIATAN
[WAJIB AMDAL, WAJIB UKL-UPL, WAJIB SPPL]

UU. No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Gambar 2.6 Jenis dokumen lingkungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


Gambar 2.7 Penentuan Kegiatan Wajib Amdal

Tabel 2.1KegiatanSektorKetenagalistrikan yang WajibAMDAL

JENIS KEGIATAN BESARAN

1.Transmisi > 150 KV


2.PLTD/G/U/GU ≥ 100 MW
3.PLTA (dalamsatulokasi)
- DenganTinggiBendung, atau ≥ 15 M atau
- DenganGenangan, atau ≥ 200 Ha
- DenganAliranLangsung ≥ 50 MW

4.PLTP ≥ 55 MW
5.PLTN SemuaBesaran
6.PusatListrikJenisLain 10 MW

SUMBER : KEPMEN LH NO. 11 TAHUN 2006

Catatan : dibawah besaran sebagaimana tersebut pada tabel 2.2 wajib menyusun
UKL-UPL

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


UKL-UPL DAN SPPL

Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan


hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawabusaha dan ataukegiatan yang tidak wajib
melakukan Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup (AMDAL).

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan PemantauanLingkungan


Hidup(SPPL) adalah pernyataankesanggupan dari penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untukmelakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
atas dampaklingkungan hidup dari usaha dan/ataukegiatannya di luar usahadan/atau
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.

DELH/DPLH

Kriteria kegiatan wajib DELH dan DPLH:

 Telah memilikiizinusaha dan/atau kegiatan sebelum ditetapkannya UU Nomor


32Tahun 2009

 Telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum ditetapkannya UU


Nomor 32 Tahun 2009

 Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuaidengan rencana tata ruang wilayah


dan/atau rencana tata ruang kawasan

 Tidakmemiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan


hidup tetapi tidak sesuai

DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat pengelolaan


dan pemantauanlingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit
lingkunganhidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudahmemiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumenAmdal.

DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat


pengelolaan dan pemantauanlingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yangsudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memilikiUKL-
UPL.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


Tabel 2.2 Contoh UKL untuk Pembangkit.

Tabel 2.3 Contoh UPL untuk Pembangkit

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


2.4.5 Persyaratan Aspek K2/K3
Lingkup aspek K2 dan K3 pada pelaksanaan komisioning dan SLO meliputi
personel, peralatan, instalasi, dan lingkungan.

Sedangkan fungsi dari aspek K2 dan K3 pada pelaksanaan komisioning dan


SLO adalah tercapainya Zero accident dengan cara melaksanakan dan mematuhi
kaidah-kaidah K2/K3 untukpersonel, peralatan, instalasi,dan lingkungan.

Untuk mencapai zero accident perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Personel

- Personel yang terlibat pada kegiatan komisioning dan SLO


menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsi dan
kegunaannya

- Personel yang ditugaskan harus kompeten di bidangnya

- Setiap pekerjaan wajib ada pengawas K3

- Mematuhi prosedur komisioning peralatan yang telah disahkan

- Mematuhi SOP/IK K2/K3

b. Peralatan

- Tersedia Alat Pelindung Diri (APD)


- Tersedia sarana / prasarana P3K
- Tersedia Fire fighting system
- Relay dan proteksi telah terpasang dan berfungsi
- Tersedia grounding yang memadai
- Memasang rambu-rambu dan pembatas tanda bahaya
- Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
- Memasang tagging
- Tersedianya sarana komunikasi yang memadai

c. Instalasi

- Relay dan proteksi telah terpasang dan berfungsi


- Proteksi mekanik telah terpasang dan berfungsi
- Terpasang grounding yang memadai
- Terpasang rambu yang memadai

d. Lingkungan

- Penerangan yang cukup


- Lapangan kerja yang bersih dan tertata

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


- Tersedia akses jalan menuju obyek yang akan diuji
- Mempertimbangkan kondisi cuaca dalam melaksanakan pengujian

BERBAHAYA

Gambar 2.8 Pemeriksaan ROW Dalam Rangka Komisioning dan SLO

Gambar 2.9 Contoh Konduktor yang tidak layak untuk Dipasang

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


a) Peralatan Keselamatan Kerja Yang Terkait Pada Pelaksanaan Komisioning
dan SLO

Pada saat pelaksanaan komisioning dan SLO peralatan keselamatan


kerja wajib digunakan karena dalam kontrak kerja, setiap pekerja wajib
menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga agar tidak terjadi
kecelakaan kerja yang diakibatkan pekerjaan.

Peralatan keselamatan kerja yang digunakanharus yang standar sesuai


ketentuan perusahaan, misal :

- Helm
- Sepatu safety
- Full Body Harnest / Safety Belt
- Sarung Tangan
- Grounding Stick
- Tester Tegangan
- Rambu – rambu tanda Bahaya
- Rambu pembatas bahaya
- Dll

MERK MERK
PENJELASAN TEKNIS

HIGH VOLTAGE SAFETY


PRODUK-PRODUK

Gambar 2.10 Kepatuhan memakai APD

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


MERK MERK

PENJELASAN TEKNIS

HIGH VOLTAGE SAFETY


PRODUK-PRODUK

Gambar 2.11 Contoh Sarung tangan tahan tegangan

MERK

PENJELASAN TEKNIS

Gambar 2.12 Contoh sepatu tahan tegangan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21


MERK
PENJELASAN TEKNIS

HIGH VOLTAGE SAFETY


PRODUK-PRODUK

MERK

Deteksi AC minimum 3 KV = 3,000 V

AC 3 KV ~ 34.5 KV

Gambar 2.13 Tester tegangan

MERK MERK
PENJELASAN TEKNIS

HIGH VOLTAGE SAFETY


PRODUK-PRODUK

MERK

Gambar 2.14 Contoh Helm pengaman

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22


MERK

Gambar 2.15 Grounding kabel

Gambar 2.16 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23


SKYLOTEC Fall Protection

* Body Harness
* Lanyards
* Safety Belts
* Rescue Device

Gambar 2.17 Full body harnest

Gambar 2.18 Contoh Rambu Pembatas Bahaya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24


Gambar 2.19 Contoh Rambu – rambu Tanda Bahaya

b. Persyaratan Personel Yang Harus Dipenuhi Terkait Dengan K2/K3 Pada


Pelaksanaan Komisioning Dan SLO

Personil yang terkait dengan K2/K3 pada pelaksanaan komisioning dan


SLO adalah petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya dan
mendapatkan surat penugasan dari atasan langsung sertaterdaftar dalam
anggota tim komisioning dan SLO.

Dalam setiap pelaksanaan komisioning dan SLO wajib ada pengawas


K3 di setiap titik lokasi pekerjaan. Pengawas K2/K3 yang ditunjuk wajib
bersertifikat “K3 Pengawas”dari lembaga yang terakreditasi. Pengawas
K2/K3tidak boleh merangkap sebagai pelaksana komisioning dan SLO.
Pengawas K2/K3 harus fokus mengawasi keselamatan kerjapada saat
pekerjaan berlangsung.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 25


Pengawas K2/K3 tidak boleh meninggalkan tempat pada saat
pelaksanaan komisioning dan SLO. Apabila pengawas K2/K3 berhalangan,
harus mendelegasikan ke petugas yang mempunyai kompetensi untuk
menggantikan sementara.

2.4.6 Persyaratan Aspek Lingkungan Hidup


Lingkup aspek lingkungan hidup (LH) pada pelaksanaan komisioning dan
SLO adalah pencemaran terhadap lingkungan hidup yang dapat berupa padat, cair,
gas, dan suara.

Fungsi aspek lingkungan hidup (LH) pada pelaksanaan komisioning dan SLO
adalahmenciptakan suasana tertib lingkungan, ramah lingkungan, aman terhadap
lingkungan dengan melakukantindakan-tindakan pencegahan, pemantauan, dan
pengelolaan mengenai akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup dari
kegiatan komisioning dan SLO. Misalnya, melakukan sosialisasi dan komunikasi
kepada pekerja, masyarakat, dan instansi terkait agar pelaksanaan komisioning dan
SLO berjalan dengan baik.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26


SOAL LATIHAN

2.1. Persyaratan Administrasi


a. Apa saja dokumen yang diperlukan untuk persyaratan pelaksanaan
komisioning dan SLO?
b. Apa manfaat dan fungsi masing-masing dokumen untuk pelaksanaan
komisioning dan SLO?
c. Perijinan apa saja yang diperlukan dari stakeholders terkait untuk
pelaksanaan komisioning dan SLO?
d. SOP/IK apa saja yang diperlukan untuk pelaksanaan komisioning?
e. SOP/IK apa saja yang diperlukan untuk pelaksanaan SLO?
f. Bagaimana administrasi financial untuk pelaksanaan komisioning?
g. Bagaimana administrasi financial untuk pelaksanaan SLO?
2.2. Persyaratan Personel
a. Persyaratan kompetensi teknik apa yang diperlukan untuk pelaksanaan
komisioning dan SLO?
b. Persyaratan kompetensi legalitas apa yang diperlukan untuk
pelaksanaan komisioning?
c. Persyaratan kompetensi legalitas apa yang diperlukan untuk
pelaksanaan SLO?
2.3. Persyaratan Fasilitas
a. Alat ukur / alat uji utama apa yang dipergunakan pada pelaksanaan
komisioning dan SLO?
b. Alat kerja utama apa yang dipergunakan pada pelaksanaan komisioning
dan SLO?
c. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk alat ukur / uji untuk
pelaksanaan komisioning dan SLO?
d. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk alat kerja untuk
pelaksanaan komisioning dan SLO?
2.4. Persyaratan K2, K3, dan LH
a. Apa pengertian K3?
b. Apa pengertian K2?
c. Apa pengertian LH?
d. Apa perbedaan K2 dan K3?
e. Apa lingkup dan fungsi K2 dan K3 pada pelaksanaan komisioning dan
SLO?
f. Apa lingkup dan fungsi LH pada pelaksanan komisioning dan SLO?
g. Peralatan Keselamatan Kerja apa saja yang terkait pada pelaksanaan
komisioning dan SLO?
h. Persyaratan personel yang terkait dengan K2/K3 apa, yang harus
dipenuhi pada pelaksanaan komisioning dan SLO?

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 27


Buku 3

TATA CARA
KOMISIONING
PROYEK INSTALASI
PEMBANGKIT
PELAJARAN III................ :

Tata Cara Komisioning Proyek Instalasi Pembangkit

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ‘Tata Cara Komisioning Proyek


Instalasi Pembangkit, peserta diharapkan mampu memahami
tahapan pelaksanaan komisioning dan contoh cara
pelaksanaan komisioning proyek instalasi pembangkit
berdasarkan standar internasional yang berlaku untuk
memenuhi persyaratan kontrak.

DURASI : 10 JP

PENYUSUN :

1. Budhi Darmawan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN : ...................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ............................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ..................................... Error! Bookmark not defined.
3. TATA CARA KOMISIONING PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT
Error! Bookmark not defined.
3.1 Pelaksanaan Komisioning ...............Error! Bookmark not defined.
3.2 Contoh Prosedur Komisioning Induce Draft Fan (IDF) ........... Error!
Bookmark not defined.
3.3 Perhitungan Efisiensi Boiler dan Turbine Heat Rate .............. Error!
Bookmark not defined.
3.3.1 Pengujian Efisiensi Boiler ............. Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Pengujian Turbine Heat Rate ....... Error! Bookmark not defined.

SOAL LATIHAN .......................................Error! Bookmark not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Contoh hasil review test procedure .................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.2 Contoh Diagram CPM pada Milestone Kegiatan Komisioning PLTU .......... Error!
Bookmark not defined.

Gambar 3.3 Contoh Surat Pernyataan TOP........................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.4 Format Form Turn Over Package....................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.5 Contoh Form Permohonan Pelaksanaan Uji ...... Error! Bookmark not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Master Schedule Pelaksanaan Komisioning PLTUError! Bookmark not
defined.

Tabel 3.2 Contoh Weekly Schedule ....................................... Error! Bookmark not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iv


3. TATA CARA KOMISIONING PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT

Pelaksanaan komisioning harus dilakukan secara bertahap dan berurutan


guna mencapai hasil yang optimal.

3.1 Pelaksanaan Komisioning


Kegiatan komisioning dilakukan untuk instalasi pembangkit baru namun dapat
pula dilaksanakan untuk penggantian atau perbaikan peralatan utama.

Kegiatan ini dilakukan secara bertahap, secara garis besar mulai dari
kegiatan me-review ITP (Inspection Test Plan) dan test procedure, melakukan
supervisi pelaksanaan pengujian hingga pembuatan laporan.

Tahapan pelaksanaan komissioning yang dilakukan oleh Tim Komisioning PLN


meliputi :

a) Review ITP (Inspection Test Plan)

Inspection Test Plan adalah gambaran umum rencana inspeksi dan pengujian
terhadap peralatan individu, sub sistem, sistem dan unit yang akan dilakukan
pada suatu instalasi pembangkit harus disusun dan dibuat secara sistimatis.

Di dalam ITP disebutkan mata uji yang akan diterapkan di dalam kegiatan
komisioning secara rinci dan berurutan sehingga inspektor dapat dengan
mudah mensupervisi dan memonitor pekerjaan dalam pelaksanaanya.

Kegiatan review terhadap ITP, ini merupakan kegiatan tahap awal pada
pelaksanaan komisioning. ITP harus diajukan oleh kontraktor beberapa bulan,
umumnya 3 sampai 5 bulan, sebelum pengujian dilaksanakan.

ITP meliputi antara lain:

• Spesifikasi teknik peralatan utama

• Karakteristik peralatan-peralatan utama.

• Lingkup pengujian komisioning meliputi tabel berbagai macam pengujian


yang akan dilakukan

• Struktur organisasi Tim Komisioning PLN meliputi tugas dan tanggung


jawab.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


• Persiapan pelaksanaan hingga perencanaan tindakan pencegahan dan
perbaikan, jika menemukan masalah teknis dalam melaksanakan
pengujian.

• Manajemen K2/K3 meliputi :

o Susunan anggota dan penanggung jawab K2/K3.

o Tindakan pencegahan kecelakaan dan mendata peralatan dan


bahaya yang mungkin menimbulkan kecelakaan.

• Pelaksanaan pengujian di lapangan

Contoh ITP pada komisioning PLTU secara detail dapat dilihat pada Lampiran
1.

b) Review test procedure

Kegiatan review test procedure adalah kegiatan berikutnya yang dilakukan


oleh Tim Komisioning PLN terhadap test procedure yang diusulkan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan (approval). Seperti halnya ITP, test
procedure harus diajukan sebelum pengujian dilaksanakan.

Secara umum test procedure harus mengacu pada ketentuan kontrak,


peraturan dan standar yang berlaku, serta instruksi dan rekomendasi pabrik
pembuat peralatan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


Gambar 3.1 Contoh hasil review test procedure

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Gambar 3.2 Contoh test procedure yang sudah “approved”

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


Setelah melakukan review, Tim Komisiong akan membubuhkan cap/stempel
pada test procedure yang menyatakan status test procedure tersebut sebagai :

 A (Approved)

Status A diberikan pada test procedure, bila test procedure tersebut


sudah sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Pelaksanaan pengujian dapat segera dilakukan

 B (Approved as note)

Status B diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan minor,


maka kontraktor dapat melengkapi sebelum ataupun setelah pengujian.

Pelaksanaan pengujian tetap dapat dilaksanakan.

 C (Not approved) .

Status C diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan secara


major; kontraktor harus melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai yang
dinyatakan dalam “review comment”.
Pada status C ini, pelaksanaan pengujian tidak boleh dilakukan.

Untuk melakukan review test procedure diperlukan dokumen-dokumen yang


harus disediakan oleh kontraktor antara lain :

(i) ITP
(ii) Design calculation dan Basic design
(iii) Setting list : kontrol & proteksi
(iv) Gambar teknik dan diagram
(v) Basic design/Design calculation
(vi) Buku manual peralatan utama

Contoh daftar prosedur komisioning pada PLTU secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2.

c) Pelaksanaan pengujian

Untuk pelaksanaan pengujian di lapangan diperlukan, antara lain :

i. Schedule
Sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus menerbitkan Schedule
pelaksanaan komisioning. Pada proyek yang besar dan proses
penyelesaiannya lama biasanya schedule terdiri dari :

- Master schedule, meliputi : schedule keseluruhan, milestone, network


planning.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


- Weekly schedule berisi schedule yang lebih detail pada pelaksanaan
kegiatan item uji harian.

Untuk mendapatkan schedule komisioning yang akurat, maka ITP dibuatkan


jadwalnya sesuai dengan skala prioritas dalam bentuk diagram Critical Path
Method (CPM) yang menggambarkan urutan pekerjaan/pengujian yang
terencana untuk mencapai target (Milestone) terhadap kegiatan komisioning
yang penting. Milestone pada komisioning PLTU misalnya : Back Feeding,
First Firing, Steam Blow, First Synchronization, Load Rejection Test,
Reliability Run Test, dan Performance Test.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Berikut disampaikan contoh diagram Critical Path Method (CPM) untuk mencapai target terhadap kegiatan komisioning
yang penting (Milestone) pada komisioning PLTU seperti yang terdapat di bawah ini.

Gambar 3.2 Contoh Diagram CPM pada Milestone Kegiatan Komisioning PLTU

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


Tabel 3.1 Contoh Master Schedule Pelaksanaan Komisioning PLTU

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


Berikut disampaikan pada Tabel di bawah ini contoh weekly schedule.

Tabel 3.2 Contoh Weekly Schedule


Date: 2013-3-25 to 2013-3-30
日期:
NO. Major Test content Person in charge Site location
序号 专业 试验内容 试验负责人 试验地点
mechanical SEA WATER PRETREAMENT SYSTEM motor No-load running test SEA WATER PRETREAMENT
1
热机 海水预处理电机空载试转 海水预处理
mechanical SEA WATER DESALINATION SYSTEM motor No-load running test SEA WATER DESALINATION
2
热机 海水淡化电机空载试转 海水淡化
mechanical DEMINERALIZATION SYSTEMmotor No-load running test DEMINERALIZATION
3
热机 锅炉补给水处理电机空载试转 锅炉补给水
I&C I&C laboratory set up
4 WTP
热控 热控实验室建立
I&C I&C instrument calibration
5 WTP
热控 热控仪表校验
Electrical Auxiliary plant PC protection device test Auxiliary plant PC
6
电气 辅助厂房PC段综保装置试验 辅助厂房PC段
Electrical #2 Unit 6kV current transformer test #2 Unit 6kV distribution room
7
电气 #2机6kV电流互感器试验 #2机6kV配电室
Electrical #2 Unit 6kV potential transformer test #2 Unit 6kV distribution room
8
电气 #2机6kV电压互感器试验 #2机6kV配电室
Electrical #2 Unit 6kV CB test #2 Unit 6kV distribution room
9
电气 #2机6kV开关试验 #2机6kV配电室

KONTRAKTOR : PLN JASER: PLN SITE :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


ii. Koordinasi

Koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan komisioning secara


keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar adanya komunikasi antara tim
komisioning PLN dengan pihak kontraktor sehingga diharapkan pekerjaan
dapat dilakukan secara efektif dan sesuai schedule. Koordinasi tersebut
biasanya berupa rapat mingguan (weekly) dan rapat harian (daily).

Rapat mingguan diperlukan agar pelaksanaan komisioning dapat


dikoordinasikan dengan master schedule.

Rapat harian diperlukan guna evaluasi terhadap hasil uji hari sebelumnya dan
koordinasi pekerjaan yang akan dilakukan. Rapat harian ini waktunya dibatasi
tidak boleh terlalu lama, biasanya hanya 15 menit.Bila diperlukan
pembahasan yang mendalam, rapat dapat diadakan secara terpisah.

Jika selama pelaksanaan kegiatan komisioning kontraktor tidak melakukan


kerjasama yang baik dengan Tim Komisioning PLN setelah peringatan ketiga
atau ketika ada kecelakaan kerja yang menyebabkan kehilangan nyawa saat
komisioning maka Tim Komisioning PLN mengusulkan kepada manajemen
proyek untuk mengganti personel yang bermasalah tersebut dari site.

iii. Surat Pernyataan TOP (Certificate of Turn Over Package)

Komisioning dilakukan setelah peralatan selesai dipasang (construction


essentialy complete), dibuktikan dengan surat pernyataan TOP yang diajukan
oleh kontraktor.

Construction essentialy complete adalah suatu keadaan yang menunjukkan


bahwa suatu peralatan individual, sub sistem, dan sistem telah selesai
terpasang dan telah menjalani uji prakomisioning.Sementara yang dimaksud
dengan uji prakomisioning adalah suatu pengujian pada tahap pemasangan
(konstruksi), terhadap kebenaran pemasangan dan kelengkapan
peralatan/perlengkapan. 7

Surat pernyataan TOP atau ERF (Equipment Released for Test) adalah surat
pernyataanserah terima pekerjaan yang diterbitkan oleh tim supervisi
konstruksi yang menyatakan bahwa peralatan atau perlengkapan telah
selesai pemasangannya dan siap untuk dilakukan pengujian komisioning.

TOP ditandatangani bersama oleh tim supervisi konstruksi dan kontraktor.


Sebelum ditandatangani, dilakukan inspeksi. Apabila selama inspeksi, tidak
ditemukan butir yang bersifat major maka TOP dapat ditandatangani. Namun
7
SPLN No. 86 Tahun 1990, hlm. 2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


bila ada butir yang bersifat major maka harus dilakukan perbaikan dahulu
sebelum TOP ditandatangani. Sedangkan apabila temuan bersifat minor
maka TOP dapat ditandatangani dan temuan minor harus dicatat untuk
monitoring perbaikan lebih lanjut dan sebagai catatan yang perlu diperhatikan
bagi Tim Komisioning PLN. Surat pernyataan TOP tersebut, dilampiri :gambar
single line, lingkup pekerjaan, data pendukung, dan rekaman supervisi
konstruksi.

Surat pernyataan TOP beserta lampirannya harus dilampirkan dalam


permohonan pelaksanaan uji. Berikut di bawah ini diberikan contoh TOP.

Gambar 3.3 Contoh Surat Pernyataan TOP

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


Gambar 3.4 Format Form Turn Over Package 8

iv. Permohonan pelaksanaan uji

Setelah ada surat pernyataan TOP, agar semua pekerjaan komisioning dapat
berjalan dengan baik sesuai rencana maka harus dipastikan kesiapan
interfacing dari masing-masing sistem pada obyek yang akan dikomisioning.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kerugian waktu dan biaya bila terjadi
kegagalan dikarenakan ada beberapa itemyang ternyata belum siap. Misal :
saat akan melakukan chemical cleaningyang membutuhkan uap, ternyata
saluran uap dari auxiliary boiler (untuk start up) belum terhubung ke main
boiler atau fuel oil system untuk auxiliary boilerbelum siap.

Untuk memastikan kesiapan interfacing ke tahap pekerjaan berikutnya


tersebut, kontraktor mengajukan permohonan pelaksanaan pengujian kepada

8
Ibid, hlm. 31

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


Tim Komisioning PLN.Permohonan ini sering juga disebut application for test
atau request for inspection (RFI). Contoh permohonan pelaksanaan uji.

HEADER OF CONTRACTOR COMPANY

APPLICATION FOR :
- CHEMICAL CLEANING
- STEAM BLOW
- UNIT START UP

Unit plant Unit #1


Estimation date Estimated from . . . . . . . . . . . up to . . . . . . . . . . . . . . .
Example :
1. Demonstrate oil cut off and start up boiler changeover
2. Loss of circulating water
Start up purpose
3. 50% FCB test and 100% FCB test
4. RR Test
For detailed test and schedule, please refer to the attachment . . . .
Contractordo hereby certify that preparation works for above mentioned items have
already done :
Contractor
- The unit ready for start up.
statement
- The unit ready for inspection and review by the PLN Commissioning Team
before start up.
1. TOP Certificate released by PLN Construction Supervision Team
2. Detail load schedule and load curve, please refer to attachment . . .
Attachment
3. Check list of inspection of sub system and system equipment
4. Etc.
Application has been reviewed by PLN Commissioning Team, and whole sub system
and system equipment related to the unit had been inspected.

Owner comment Ready for start up

Not ready for start up

Prepared by: Reviewed by: Acknowledge by


Contractor PLN COMMISIONING TEAM PLN . . . . . . . .(owner)

Signature : Signature :
Signature :
Name : .......... .... Name : .......... ....
Name : .......... ..
Date : : .......... .... Date : : .......... ....
Date : ... ...... ..

Gambar 3.5 Contoh Form Permohonan Pelaksanaan Uji

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


v. Pelaksanaan supervisi pengujian

Dalam melaksanakan supervisi pengujian dilapangan, Tim Komisioning PLN


melaksanakan :

• Persiapan

o Pemeriksaan alat pelindung diri

o Pemeriksaan surat pernyataan TOP.

o Pemeriksaan terhadap laporan hasil uji prakomisioning berikut


hasil kalibrasinya.

o Pemeriksaan setting kontrol dan proteksi berikut hasil rekalibrasi.

o Koordinasi dengan pihak-pihak terkait

o Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan test procedure dan


blanko uji yang akan digunakan untuk penulisan hasil uji di
lapangan

o Memeriksa kelengkapan peralatan uji, kondisi dan status kalibrasi.

o Pemeriksaan kelengkapan dan kondisi alat bantu yang akan


digunakan dalam pengujian.

• Pelaksanaan

o Pemeriksaan kondisi ruang tempat pengujian dan kelengkapan


keselamatan kerja.
o Pemeriksaan visual terhadap peralatan yang akan diuji, antara lain
: spesifikasi peralatan, kondisi peralatan, dan kelengkapan
peralatan.
o Melakukan pengamatan selama pengujian berlangsung
o Membuat catatan pending item pada lembar hasil uji, jika ada
penyimpangan atau kekurangan.
o Membuat rekomendasi lulus uji atau tidak lulus uji.
o Menandatangani hasil pengujian pada laporan hasil uji lapangan,
yang telah dilakukan oleh tim uji kontraktor. Hal ini dilakukan bila
hasil uji memenuhi persyaratan. Jika hasil pengujian tidak
memenuhi persyaratan maka pihak kontraktor direkomendasikan
untuk memperbaiki kekurangan tersebut dan melakukan uji ulang.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


Pelaksanaan komisioning dilakukan secara bertahap. Kegiatan komisioning
dibagi dalam beberapa tahapan uji yaitu :

a. Pengujian individual peralatan

Peralatan individu adalah tiap-tiap peralatan yang ditinjau secara mandiri,


sesuai fungsinya. Misalnya : motor, pompa, motor yang mengoperasikan
katup, dll. 9

Pengujian ini dilaksanakan untukmembuktikan bahwa setiap peralatan


individual tersebut secara terpisah dapat berfungsi dengan baik. 10

Contoh peralatan yang akan diuji secara individu, meliputi peralatan dan
perlengkapannya antara lain :

- Turbin, pengujian : governor, load limiter, main stop valve dll

- Generator, pengujian : stator, rotor, IPB, NGR, pendingin generator dll

- Sumber DC, pengujian : Batere dan pengisi batere, UPS

- Peralatan minyak pelumas, pengujian: tangki minyak, pompa, pendingin


minyak.

b. Pengujian sub sistem


Sub system adalah suatu kesatuan beberapa peralatan individu yang
tersusun dalam hubungan kerja, dan mempunyai fungsi tertentu. 11

Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa peralatan individu di


dalam sub system secara terpadu dapat berfungsi dengan baik. 12

Contoh peralatan yang akan diuji secara sub-sistem, meliputi peralatan dan
perlengkapannya antara lain :

- Pengujian fungsi & interlock pada boiler-turbin-generator, meliputi


pengujian pengaman pada generator yaitu : pengaman pendingin air dan
hidrogen, pengaman listrik, pengaman mekanik dan termal, dll.
- Sub-sistem pompa pelumas, dalam hal ini pengujian dilakukan secara
operasi dan pembebanan terhadap : motor, pompa, kontrol, dan
proteksinya meliputi pengujian/pengukuran : arus start, suhu bantalan,
vibrasi, tekanan suhu,dan jumlah aliran minyak.

9
Ibid, hlm 2
10
Ibid, hlm 3
11
Ibid, hlm 2
12
Ibid, hlm 3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


c. Pengujian sistem

Sistem adalah suatu kesatuan sub sistem yang tersusun dalam tata
hubungan kerja, berfungsi untuk mengubah satu energy menjadi energy
lainnya. 13

Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan


individual dan seluruh sub system yang tergabung di dalam system secara
terpadu dapat berfungsi dengan baik. 14

Contoh peralatan yang akan diuji secara sistem, antara lain :


- Uji kevacuman kondenser
- Uji turbin jalan awal (initial turbine rolling) .
- Uji governor
- Uji hubung singkat generator

d. Penerbitan rekomendasi laik sinkron

Tim Komisioning PLN melakukan evaluasi terhadap seluruh hasil pengujian


yang telah dilakukan meliputi uji individual, uji sub sistem dan uji sistem, dan
mempersiapkan rekomendasi laik sinkron.

i. Bila terdapat kekurangan (pending item) yang bersifat major atau tidak
memenuhi persyaratan kontrak atau standar, maka Tim Komisioning
PLN menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk
melengkapi kekurangan tersebut sebelum melakukan percobaan
sinkron.

ii. Bila terdapat kekurangan yang bersifat minor, maka Tim Komisioning
PLN :
o Menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor
untuk melengkapi kekurangan tersebut dan dapat diselesaikan
setelah percobaan sinkron dilakukan.

o Tim Komisioning PLN membuat laporan ringkas/pernyataan siap


uji sinkron

o Tim Komisioning PLN mengajukan penerbitan Rekomendasi


Laik Sinkron kepada PLN Jasa Sertifikasi.

o Selanjutnya PLN Jasa Sertifikasi akan menerbitkan


Rekomendasi Laik Sinkron yang ditujukan kepada pihak-pihak

13
Ibid, hlm 2, SPLN No. 58 tahun 199, hlm. 2, dan SPLN No. 90 tahun 1990, hlm. 3
14
SPLN No. 86 Tahun 1990, hlm. 3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


terkait yaitu : pengelola proyek, pengendali jaringan dan
kontraktor (bila kontraktor sebagai peminta jasa).

iii. Bila tidak terdapat kekurangan, maka Tim Komisioning PLN :

o Membuat laporan ringkas/pernyataan siap untuk uji sinkron

o Mengajukan penerbitan Rekomendasi Laik sinkron kepada


kantor PLN Jasa Sertifikasi

o Selanjutnya kantor PLN Jasa Sertifikasi akan menerbitkan


Rekomendasi Laik Sinkron yang ditujukan kepada pihak-pihak
terkait yaitu : pengelola proyek, pengendali jaringan, dan
kontraktor.

e. Pengujian unit

Pengujian ini dimaksudkan untuk memeriksa operasi secara terpadu dari


masing-masing peralatan sistem yang membentuk unit pembangkit serta
menguji kemampuan operasi dan unjuk kerja unit pembangkit.

Contoh pengujian terhadap unit pembangkit, antara lain :

- Uji overspeed
- Uji lepas beban (load rejection)
- Uji load swing
- Uji load ramp
- Uji run back
- Uji keandalan(Reliability Run)
- Uji unjuk kerja (Performance test)
- Uji dampak lingkungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


3.2 Contoh Prosedur Komisioning Induce Draft Fan (IDF)

Sebelum dilakukan komisioning perlu disusun dan dibuat prosedur


komisioning untuk direview dan approval oleh PLN, hal ini sangat diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya ataupun dalam jastifikasinya serta
menghindari salah pengertian dalam pelaksanaan komisioning.

Prosedur tersebut harus disusun dan dibuat dari jauh hari (4-6 bulan)
sebelum dilakukan komisioning, karena selama review dapat dipastikan terjadi diskusi
yang alot karena pada dasarnya kontraktor ingin yang mudah, sedangkan PLN ingin
yang terbaik sesuai standard terkait yang dirujuk.

Di dalam prosedur harus dijelaskan tata cara, metode, instrumen yang


digunakan (harus terkalibrasi), peralatan yang diuji, proses pengujian yang dilakukan,
setting value/acceptance criteria dan lembar hasil uji (Test record sheet).

Bila pengujian dinyatakan baik maka lembar hasil uji ditandatangani oleh
pihak kontraktor dan PLN, yang akan digunakan sebagai bahan kontrol, evaluasi, dan
pelaporan.

Sebagai contoh tata cara komisoning, berikut dijelaskan prosedur komisoning


Induce Draft Fan (IDF) berikut formulir (Test Sheet Record) yang meliputi :

- Tujuan dari pengujian yang dilakukan


- Dokumen referensi pendukung
- Instrumentasi yang digunakan
- Tindakan K2 dan K3
- Spesifikasi peralatan
- Kondisi pra-komisioning
- Pemeriksaan secara visual
- Pemeriksaan operasi open-close damper-damper
- Pemeriksaan fungsi damper-damper secara logic control
- Pemeriksaan fungsi proteksi Motor dan Fan
- Pengujian jalan/operasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23
…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 25


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 27


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 28


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 29


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 30


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 31


…………………………………………

CONTRACTOR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 32


3.3 Perhitungan Efisiensi Boiler dan Turbine Heat Rate

Dalam buku kontrak selalu disebutkan nilai garansi unjuk kerja (Performance
Guarantee) unit pembangkit, hal ini biasanya tertulis pada Schedule 6. Plant
Performance Guarantee.

Beberapa parameter pengujian ada denda/penaltinya bila tidak memenuhi


garansi seperti apa yang tertulis didalam buku kontrak tersebut, misalnya ; denda
terhadap Generator Output, denda terhadap Net Plant Heat Rate, denda terhadap
Auxiliary Power Consumption, denda terhadap Losses trafo, dll; bergantung yang
disebutkan dalam kontrak yang terkait.

Berikut disampaikan contoh buku kontrak Schedule 6. Plant Performance


Guarantee berikut parameter pengujian yang wajib dilakukan oleh kontraktor untuk
membuktikan performancenya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 33


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 34
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 35
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 36
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 37
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 38
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 39
3.3.1 Pengujian Efisiensi Boiler
Metode perhitungan Efisiensi Boiler berdasarkan standar ASME PTC 4 tahun
2008; “Fired Steam Generator Performance Test Codes”, metode perhitungan sesuai
standar tersebut dapat dilakukan dengan Input-Output Method atau Heat Loss
Method. Namun, dalam kontrak PLN umumnya menggunakan Heat Loss Method
karena lebih akurat, sedangkan Input-Output Method sering juga digunakan pada
kondisi operasi karena lebih mudah meskipun tidak akurat.

Berikut ini disampaikan, contoh prosedur dan perhitungan Efisiensi Boiler


secara lengkap pada PLTU Lontar (3 x 315 MW) serta resume keseluruhan
pengukuran dan perhitungan Performance Test.

……………………………………………………………………………

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 40


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 41
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 42
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 43
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 44
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 45
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 46
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 47
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 48
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 49
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 50
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 51
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 52
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 53
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 54
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 55
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 56
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 57
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 58
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 59
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 60
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 61
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 62
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 63
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 64
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 65
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 66
3.3.2 Pengujian Turbine Heat Rate
Metode perhitungan Turbine Heat Rate berdasarkan ASME PTC 6 tahun
2004; “Steam Turbines Performance Test Codes”. Sesuai standard, faktor koreksi
harus diterapkan bila parameter pada kondisi saat pengujian berbeda dengan kondisi
desain. Hal ini agar, secara obyektif dapat dibandingkan untuk justifikasi secara
“apple to apple”

Berikut ini disampaikan, contoh prosedur dan perhitungan Turbine Heat Rate
secara lengkap pada PLTU Lontar (3 x 315 MW) serta resume keseluruhan
pengukuran dan perhitungan Performance Test.

………………………………………………………………………………..

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 67


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 68
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 69
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 70
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 71
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 72
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 73
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 74
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 75
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 76
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 77
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 78
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 79
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 80
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 81
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 82
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 83
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 84
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 85
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 86
Berikut disampaikan contoh hasil performance test PLTU. Berdasarkan hasil
tersebut akan disimpulkan dengan cara membandingkan nilai guarantee yang terdapat
di dalam kontrak dengan hasil pengukuran dan perhitungan di lapangan.

Hasil performance test tersebut terdiri dari :

a) Auxiliary power consumption


b) Generator transformers losses
c) Auxiliary transformers losses
d) Plant performance
e) Boiler performance
f) Turbine performance
g) ESP and flue gas emissions measurement
h) Noise level measurement

HASIL PERFORMANCE TEST PLTU

a) Auxiliary Power Consumption

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

APC for Unit operation 13527.6 kW 13078.82 kW Memenuhi

APC for Common Service 1541.03 kW 781.26 kW Memenuhi

Total Auxiliary Power (Actual) 13860.07 kW


Total Auxiliary Power (corr at MCR) 15068.6 kW 13670.79 kW Memenuhi

b) Generator transformers losses

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

Iron Losses 195 kW 170.50 kW Memenuhi

Copper Losses 765 kW 699.20 kW Memenuhi

Aux.Power 173 kW 42.07 kW Memenuhi

c) Aux Tranformer Losses

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

Iron Losses 37 kW 21.20 kW Memenuhi

Copper Losses 248 kW 159.88 kW Memenuhi

Aux.Power 21.5 kW 4.64 kW Memenuhi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 87


d) Plant Performance

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

Gross plant output 315846 kW 320297 kW Memenuhi

Net plant output 300777 kW 305798.22 kW Memenuhi

Gross plant heat rate (corr at MCR) 2110 kcal/kWh 2038,67 kcal/kWh Memenuhi

Net plant heat rate (corr at MCR) 2215.7 kcal/kWh 2132,41 kcal/kWh Memenuhi

Unit Availability 92% 100% Memenuhi

e) Boiler Performance

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

Boiler efficiency (Corr at MCR)

100% MCR(LHV) 92.71% 93.67% Memenuhi

100% MCR(HHV) 85.46% 87.83% Memenuhi

BMCR(LHV) (Corr at MCR) 92.72% 93.33% Memenuhi

BMCR(HHV) 85.46% 87.39% Memenuhi


75%MCR(LHV) 93.05% Memenuhi
75%MCR(HHV) 87.31% Memenuhi
50%MCR(LHV) 92.90% Memenuhi
50%MCR(HHV) 87.18% Memenuhi
Boiler maximum output test 1055.75t/h 1059 t/h. Memenuhi

Furnace air leakage rate ≤5% 0.99% Memenuhi

Boiler minimum load test 90054kW 86070 kW Memenuhi

Ash handling capacity 12.32t/h 26.36 t/h Memenuhi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 88


f) Turbine Performance

Item Guarantee Hasil Jastifikasi

100%MCR 1910 kCal/kWh 1909.95 kCal/kWh Memenuhi

75%MCR 1960.2 kCal/kWh 1941.62 kCal/kWh Memenuhi

50%MCR 2076.99 kCal/kWh 2007.38 kCal/kWh Memenuhi


VWO 329.1MW 330.0MW Memenuhi
HP HTR CUT 300.002MW 309.8MW Memenuhi

313.472MW, 313.472MW, Memenuhi


TMCR
1910.0 kCal/kWh 1902.73 kCal/kWh Memenuhi

MIN OUTPUT 90.054MW 86.07 MW Memenuhi

g) ESP and Flue Gas Emissions


Hasil

Parameter Unit Guarantee 100% MCR 75% MCR 50% MCR Justifikasi
A B A B A B

Efficiency % 99.5 99.65 99.74 99.87 99.85 99.81 99.85 Memenuhi


Dust
3
concentration mg/Ndm 150 12 8 6 5 10 8 Memenuhi
(O2=3%)
3
SO2 mg/Nm 750 158 669 119.09 Memenuhi
3
NO2 mg/Nm 850 293 359 518 Memenuhi

Opacity

Hasil
Parameter Unit Guarantee Justifikasi
Side A1 Side A2 Side B1 Side B2

Opacity % 20 10 5 5 2 Memenuhi

h) Noise Level Measurement

Parameter Unit Guarantee Hasil Justifikasi

Control rooms & Office dB(A) 65 59.70 Memenuhi


Noise level at power plant fence
dB(A) 70 53.70 Memenuhi
(Daytime)
Noise level at power plant
dB(A) 60 51.50 Memenuhi
fence(Nighttime)
1 meter dari mesin dB(A) 90 101.53 Tidak Memenuhi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 89


Guarantee Tested
Notes :
condition Condition
Ambient :
Temperature 30 ⁰C 29,25 ⁰C
Reative Humidity 80% 74,7 %
Barometric Pressure 1013 mbar 1003,0 mbar
Sea water temperature 30 ⁰C 29.6 ⁰C
Operating condition :
Main steam press 16,67 Mpa 16,66 Mpa
Main steam temp 538 ⁰C 536,35 ⁰C
Condenser press 0,087 bar a 0.093 bar a
Make up water 0% 0%
Power factor 0,85 0.965
Fuel low heating value
(LHV) 4200 kcal/kg 4682.66 kcal/kg
Fuel high heating value
(HHV) - 5004.96 kcal/kg
Frequency 50 Hz 49,98 Hz
* Bonafide test ; dilakukan hanya untuk membuktikan dan tidak ada sangsi pinalty

Catatan di atas menyatakan bahwa sesuai standar dapat diterapkan


correction factor apabila kondisi pengujian tidak sesuai dengan kondisi garansi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 90


SOAL LATIHAN

3.1. Pelaksanaan Komisioning


a. Bagaimana tahapan pengujian pada komisioning?
b. Kapan komisioning dilakukan?
c. Apa maksud dan tujuan dilaksanakannya uji fungsi secara individu?
d. Apa maksud dan tujuan dilaksanakannya uji fungsi secara sub sistem?
e. Apa maksud dan tujuan dilaksanakannya uji fungsi secara sistem?
3.2. Contoh Tata Cara Komisioning IDF
a. Jelaskan Urutan Tata Cara Komisioning IDF (SOP/IK)
b. Jelaskan Tata Cara Pengisian Formulir Komisioning IDF
3.3. Contoh Perhitungan Efisiensi Boiler dan Turbin Heat Rate
a. Parameter apa saja yang diperlukan dalam Perhitungan Efisiensi Boiler
dan Turbin Heat Rate?
b. Jelaskan Urutan Perhitungan Efisiensi Boiler dan Turbin Heat Rate?
c. Bagaimana menyimpulkan hasil Perhitungan Efisiensi Boiler dan Turbin
Heat Rate?

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 91


DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 – Contoh Inspection Test Plan (ITP) pada Komisioning PLTU


2. Lampiran 2 – Contoh Daftar Prosedur Komisioning pada PLTU

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 92


Lampiran1 - Contoh Inspection Test Plan (ITP) pada Komisioning PLTU

No. Description
BALANCE OF PLANT & ACCESSORIES
1 Fire Fighting System
Visual Inspection
Motors and Pumps Test
I & C Functional Test
Protection & Interlock Test
Fire Water System Commissioning Test
CO2 System Commissioning Test
Foam System Commissioning Test
Heat, Smoke and Fire Detection System Test
Hydrant, Sprayer and Deluge System Test
Portable Fire Fighting Equipments
Operation and Functional Test (All Area)
2 Emergency Power System
Visual Inspection
Diesel Generator Set Test
Uninteruptible Power Supply Test
Operation Function Test
Protection & Interlock Test
3 DC Supply Power System
Visual Inspection
Battery Test
Battery Charger Test
Protection & Interlock Test
Operation Function Test
4 AC Supply Power System (MV & LV)
Visual Inspection
MV/LV Transformers Test
Station MV Switchgear Function Test
Station MV Switchgear Protection & Interlock Test
Station LV Switchgear Function Test
Station LV Switchgear Protection & Interlock Test
5 Water Treatment System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Protection & Interlock Test
Sea Water Pre Treatment System
Desalination Plant Test
Demineralize Water System Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 93


Make Up water Treatment Plant Test
Industrial Water System Test
Capacity and Quality Test
6 Waste Water Treatment System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Equipments Running Test
Protection & Interlock Test
System Operation Test
Capacity and Quality Test
7 Fuel Oil System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Motors and Pumps Test
Protection & Interlock Test
Fuel Oil Receiving System Test
Fuel Oil Forwarding System Test
Fuel Oil Unloading System Test
Fuel Oil Circulating Test
8 Air Compressor System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Motors and Compressor Test
Protection & Interlock Test
9 Coal Handling System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Protection & Interlock Test
Coal Transfers and Conveyors System Test
Bridge Grab Ship Unloader System Test
Bucket Wheel Stacker Reclaimer System Test
Capacity Test
10 Fly Ash and Bottom Ash Handling System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Fly Ash Handling System Operation Test
Bottom Ash Handling System Operation Test
Capacity Test
11 Hydrogen Plant System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Hydrogen Plant System Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 94


Capacity and Quality Test
12 Sodium Hypochlorite Plant System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Sodium Hypochlorite Plant System Test
Capacity and Quality Test
13 Ventilation and Air Conditioning System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Ventilation and Air System Test
Capacity and Quality Test
DISTRIBUTION CONTROL SYSTEM &INSTRUMENTATION
14 Visual Inspection
15 Instrumentation Calibration
16 Power Receiving of DCS and Redundancy Power Test
17 I/O and Control Loops System and Redundancy Test
18 Turbine Supervisory and Emergency Trip System (TSI & ETS)
19 Furnace Safety Supervisory System (FSSS)
20 Data Aquisition System (DAS)
21 Sequence Of Events System (SOE)
22 Turbine Interlock and Protection System (ETS)
23 Boiler Interlock and Protection System (FSSS, MFT & OFT)
24 Modulating Control System (MCS)
25 Sequence Control System (SCS)
26 Digital Electro-Hydraulic Control System for Turbine (DEHC)
27 Digital Electro-Hydraulic Control System for BFP-T (MEH)
28 BFP- Turbine Driven Supervisory & Protection (MTSI & METS)
29 Boiler Furnace Management System (BMS)
30 Bypass Control System (BPS)
31 Coordinate Control System (CCS)
32 Governor Free and Automatic Governor Control System (AGS)
33 Contineous Emission Flue Gas Monitoring System (CEMS)
BOILER, TURBINE, GENERATOR & AUXILIARIES
34 Make Up Water System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Make Up Water Pump H/R Test
35 Closed Cooling Water System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
CCCWMake Up Water Pump H/R Test
CCCW Pump H/R Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 95


36 Circulating Water System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Rotary Screen System Operation Test
Circulating Water Pump H/R Test
Sea Water Booster Pump H/R Test
Condenser Tube Cleaning System Operation Test
37 Condensate Water System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
Condensate Pump H/R Test
Condensate Polishing System Test
Deaerator System Test
38 Feed Water System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
BFP Aux Oil Pump H/R Test
BFP H/R Test
BFP-T H/R Test
39 Condenser Air Evacuation System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
Vacuum Pump H/R Test
Vacuum System Operation Test
40 Turbine Gland Steam Seal System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
Gland Steam Exhauster H/R Test
41 Turbine Extraction and Drain System
Visual Inspection
I & C Loop Test
Valve Operation Test
Heater Functional Test
Drain Functional Test
42 Turbine Control/Lubricating Oil System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 96


Equipment Running Test
Emergency Oil Pump Running Test
EHC Oil Pump H/R Test
Turbine Barring and Turning Gear Test
Turbine Jacking System Test
43 Main Turbine
Visual Inspection
Turbine Protection Devices Test
Turbine Interlock
Turbine Valves Test
Turbine Vacuum Up Test
Turbine No Load Test
Turbine Load Test
44 Turbine EHC Control System
Visual Inspection
I & C Loop Test
Interlock Test
Valve Combination Test
45 Turbine Supervision Instrument System
Visual Inspection
I & C Loop Test
Interlock Test
46 Vibration Monitoring System
Visual Inspection
Operation Function Test
47 Generator Seal Oil System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
Emergency Seal oil Pump H/R Test
Generator Leak Test
H2 Gas Charging to Generator
48 Generator Stator Cooling System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Interlock Test
Stator Cooling water Pump H/R Test
49 Generator& Main Circuit System
Visual Inspection
Generator Transformer Function Test
Unit Transformer Function Test
Generator Circuit Breaker Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 97


IPB Cooling System Function Test
Generator Protection Circuit Test
Generator Interlock Test
Generator & Main Circuit HV Test
50 Generator Excitation System
Visual Inspection
Excitation Function Test
Static Characteristic Test
Interlock Test
Excitation Generator No Load Test
Excitation Generator Load Test
51 Chemical Dosing System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
52 Chemical Feeding System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
53 Sampling & Analysis System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
54 Burner Front Oil System Operation Test
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
55 Oil Lighter System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
56 Burner Control System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
57 Atomizing Steam System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
58 Flame Scanner Air System Commissioning
Visual Inspection
Function Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 98


Operation Test
59 Boiler Vents & Drain System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
60 Boiler Seal Air System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
61 Soot Blowing System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
62 Auxiliary Steam System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
63 Air Heater System Commissioning
Visual Inspection
Function Test
Operation Test
64 Air-Flue Gas System
Visual Inspection
I & C Function Test
Interlock & Protection Test
Forced Draft Fan Test
Induce Draft Fan Test
Primary Air Fan Test
Seal Air Fan Test
Continous Emission Monitoring System Test
65 Electrosatic Precipitator Commissioning
Visual Inspection
I & C Function Test
Interlock & Protection Test
Operation Function Test
Efficiency Test
66 Coal Feeder & Pulverizer System
Visual Inspection
I & C Function Test
Interlock & Protection Test
Pulverizer / Mills System Test
Coal Feeder System Test

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 99


Pyrites Removal System Test
Operation Function Test
67 FGD Sea Water System Commissioning
Visual Inspection
I & C Function Test
Interlock & Protection Test
Operation Function Test
SYSTEM AND PLANTS TEST
68 Boiler Hydrostatic Test
69 Pre-Boiler Chemical Cleaning System
70 Boiler Chemical Cleaning System
71 Boiler Safety Devices & Interlock Test
72 Turbine Safety Devices & Interlock Test
73 Generator Safety Devices & Interlock Test
74 Boiler Initial Firing
75 Boiler Steam Blows
76 Boiler Safety Valve Test
77 BTG Interlock Test
78 Initial Steam Admission to Turbine
79 Turbine Over Speed Test
80 Full Speed No Load Test (Governor/AVR Dynamic Test, etc)
81 Generator Open Circuit Test
82 Generator Short Circuit Test
83 Synchronization System Test
84 First Synchronization & Initial Load Test
85 Cold, Warm & Hot Start Up Test
86 Vacuum Tightness Test
87 Variation Load Test & Tunning
88 Load Ramp, Load Swing & Run Back Test, etc
89 Half Condenser and One CWP Operation Test
90 HP Heater Cut Operation Test
91 Load rejection Test and House Load Test
92 Reliability Run Test (720 hours)
93 Plant Performance Test
- Generator Net Power Output
- Net Plant Heat Rate
- Auxiliary Power Consumption
- ESP Efficiency Test
- Maximum Load (Valve Wide Open) Test
- Minimum Load (Without Fuel Oil Support) Test
94 Environmental Measurement
- Flue Gas Emission Measurement

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 100


- Water Disposal Measurement
- Noise Level Measurement
95 Operation Certificate (SLO) Published

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 101


Lampiran 2 - Contoh Daftar Prosedur Komisioning pada PLTU
No Description Remark
BOILER
1 Commissioning of Start Up / Auxiliary Boiler System
2 Commissioning of Air Compressor System (Instrument Air, Service Air & ESP)
3 Commissioning of Air-Flue Gas System
4 Commissioning of Pulverizer and Coal Feeder System
5 Commissioning of Coal Transfers and Conveyors System
6 Commissioning of Bridge Grab Ship Unloader System
7 Commissioning of Bucket Wheel Stacker Reclaimer
8 Commissioning of Fly Ash Handling System
9 Commissioning of Bottom Ash Handling System
10 Commissioning of Soot Blowing System
11 Commissioning of Fuel Oil System
12 Commissioning of Electric Precipitator System
13 Commissioning of Air Pre Heater System
14 Commissioning of Feed Water System
15 Commissioning of Superheated and Reheat Steam System
16 Commissioning of Extraction Steam System
17 Commissioning of Cold State Air Draught Test and calibration
18 Commissioning of Cold State Aerodynamic Field Test
19 Commissioning of Forced Draft Fans System
20 Commissioning of Primary Air Fans System
21 Commissioning of Seal Air Fans System
22 Commissioning of Induced Draft Fans System
23 Commissioning of Complete Set Start Up of Boiler
24 Commissioning of Fuel Oil Cut and Stable Combustion Test (MFT & OFT)
25 Commissioning of Combustion Adjusment of Boiler
26 Commissioning of Expantion of Boiler Position
27 Commissioning of Boiler Steam Blowing
28 Commissioning of Steam Tightness Test and Boiler Safety Valve Test
29 Commissioning of Boiler Performance Test
30 Commissioning of Boiler Minimum Load Test
31 Commissioning of Boiler Maximum Contineuos Rating Test

TURBINE

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 102


1 Commissioning of Complete Start Up of Steam Turbine System
2 Commissioning of Circulating Water System
3 Commissioning of Closed Cooling Water System
4 Commissioning of Auxiliary Steam System
5 Commissioning of Condensate and Make Up Water System
6 Commissioning of Deaerator System
7 Commissioning of Feed Water Pump Motor Driven System
8 Commissioning of Feed Water Pump Turbine Driven System
9 Commissioning of Vacuum System
10 Commissioning of Extraction Heaters System and Drain System
11 Commissioning of Sealing Steam System
12 Commissioning of Stator Cooling Water System for Generator
13 Commissioning of Seal Oil System for Generator
14 Commissioning of Hydrogen Cooling System For Generator
15 Commissioning of Turbine Lubricating Oil System and Oil Purifier
16 Commissioning of Lubricating Oil System for BFP-Turbine Driven
17 Commissioning of Electrical Hydraulic System
18 Commissioning of Turbine Regulating and Security (ETS & Interlock) System
19 Commissioning of Turbine Valves Test
20 Commissioning of Bypass System
21 Commissioning of Jacking Oil and Barring Gear System
22 Commissioning of Ball Cleaning System for Condenser
23 Commissioning of Vibration Monitor of Turbine
24 Commissioning of Variation Load Test of Turbine-Generator
25 Commissioning of Load Rejection Test
26 Commissioning of Vacuum Tightness Test
27 Commissioning of Control Valve Moveable On Load Test
28 Commissioning of Over Speed Test
29 Commissioning of Half Condenser Operation Test
30 Commissioning of HP Heaters Cut Operation Test
31 Commissioning of Loss One Circulating Water Pump Operation Test
32 Commissioning of Turbine Performance Test

ELECTRICAL
1 Commissioning of Substation / Switchyard consist of :
- Commissioning of Circutit Breaker (CB)
- Commissioning of Current Tranasformer (CT)
- Commissioning of Potential Transfromer (PT)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 103


- Commissioning of Disconnecting Switch (DS)
- Commissioning of Lightning Arrester (LA)
- Commissioning of Earthing Switch (ES)
- Commissioning of SCADA / PLC System
- Commissioning of Generator Transformer, Busbar Protection
- Commissioning of Fault Recorder System
2 Commissioning of Flowing Current Loops Checks (Protection & Metering)
3 Commissioning of Transformers (SST,UAT,GT,Excitation & Others Transformers)
4 Commissioning of Swicthgear (CT, PT, LA, CB, Protection & Metering)
5 Commissioning of Emergency Diesel Engine Generator System
6 Commissioning of DC and AC Power Supply System
7 Commissioning of UPS System
8 Commissioning of Emergency Lighting System
9 Commissioning of Excitation System for Generator
10 Commissioning of Fast Shift/High speed Transfer Power Supply System
11 Commissioning of Auxiliary Power System Energizing
12 Commissioning of Complete Start Up of Electrical System
13 Commissioning of Switchyard , GT, UAT and SST Protection System
14 Commissioning of Generator Interlock Protection System
15 Commissioning of Generator No Load Test (Short/Open Circuit, AVR & Excitation)
16 Commissioning of Synchonizing System (Dummy and Real Synchronization)
17 Commissioning of Generator Variation Load Test (Load Swing/Ramp)
18 Commissioning of Generator Temperature Rise Test
19 Commissioning of One Hydrogen Cooler out of service Test
20 Commissioning of Auxiliary Power Consumption Test
21 Commissioning of Gross and Net Power Output Test
22 Commissioning of Power System Stability Test
23 Commissioning of Load Frequency Control Test

INSTRUMENT & CONTROL


1 Commissioning of Instrumentation Calibration
2 Commissioning of Power Receiving of DCS and Redundancy Power Test
3 Commissioning of I/O and Control Loops System and Redundancy Test
4 Commissioning of Turbine Supervisory and Emergency Trip System (TSI & ETS)
5 Commissioning of Furnace Safety Supervisory System (FSSS)
6 Commissioning of Data Aquisition System (DAS)
7 Commissioning of Sequence Of Events System (SOE)
8 Commissioning of Turbine Interlock and protection System (ETS)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 104


9 Commissioning of Boiler Interlock and protection System (FSSS, MFT & OFT)
10 Commissioning of BTG Interlock Test
11 Commissioning of Modulating Control System (MCS)
12 Commissioning of Sequence Control System (SCS)
13 Commissioning of Digital Electro-Hydraulic Control System for Turbine (DEHC)
14 Commissioning of Digital Electro-Hydraulic Control System for BFP-T (MEH)
15 Commissioning of BFP- Turbine Driven Supervisory & Protection (MTSI & METS)
16 Commissioning of Boiler Furnace Management System (BMS)
17 Commissioning of Bypass Control System (BPS)
18 Commissioning of Coordinate Control System (CCS)
19 Commissioning of Governor Free and Automatic Governor Control System (AGS)
20 Commissioning of Contineous Emission Flue Gas Monitoring System (CEMS)
21 Commissioning of Plant Variation Load (Adjusment and Fine Tunning)
22 Commissioning of Run Back Test (RB)
23 Commissioning of Fast Cut Back Test (FCB)

CHEMICAL & ENVIRONMENTAL


1 Commissioning of Raw Water Pretreatment System
2 Commissioning of Sea Water Desalination and Demineralization Water System
3 Commissioning of Industrial Waste Water Treatment System
Commissioning of Oil Containing & Coal Containing Waste Water Treatment
4 System
5 Commissioning of Domestic Sawage Treatment System
6 Commissioning of Dosing System
7 Commissioning of Condensate Water Polishing System
8 Commissioning of Online Steam & Water Sampling Rack System
9 Commissioning of Make Up Water System
10 Commissioning of Circulating Water Treatment System
11 Commissioning of Hydrogen Plant System
12 Commissioning of Sodium Hypochlorite Plant System
13 Commissioning of Steam & Water Quality supervision During Start Up
14 Commissioning of Pre Boiler Chemical Cleaning
15 Commissioning of Boiler Chemical Cleaning
16 Commissioning of ESP Efficiency Test
17 Commissioning of Noise Level Test
18 Commissioning of Flue Gas Emission Test
19 Commissioning of Laboratorium Equipments

OTHERS

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 105


Commissioning of Fire Fighting System : Pumps, Hydrants, Sensors, CO2 & FM
1 200,etc
2 Commissioning of Hoist and Elevator Equipments
3 Commissioning of Heavy Vehicle Equipments
4 Commissioning of CCTV, Telephone and Paging System
5 Commissioning of Ventilation and Air Conditioning System
6 Commissioning of Motors, Pumps and Fans

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 106


Buku 4

TATA CARA SLO


PROYEK INSTALASI
PEMBANGKIT
PELAJARAN IV................ :

Tata Cara SLO Proyek Instalasi Pembangkit

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ‘Tata Cara SLO Proyek Instalasi


Pembangkit’, peserta diharapkan mampu memahami tahapan
dan cara pelaksanaan SLO proyek instalasi pembangkit
berdasarkan standar internasional yang berlaku untuk
memenuhi persyaratan SLO.

DURASI : 10 JP

PENYUSUN :

1. Bambang Sugiyanto

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN : ...................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ............................................ Error! Bookmark not defined.
4. TATA CARA SLO PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT........Error!
Bookmark not defined.
4.1 Pelaksanaan SLO ...........................Error! Bookmark not defined.
4.2 Review Dokumen ............................Error! Bookmark not defined.
4.3 Review Desain ................................Error! Bookmark not defined.
4.4 Evaluasi Hasil Uji ............................Error! Bookmark not defined.
4.5 Pemeriksaan Dan Pengujian ..........Error! Bookmark not defined.
SOAL LATIHAN .......................................Error! Bookmark not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM ........................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga ListrikError! Bookmark
not defined.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


4. TATA CARA SLO PROYEK INSTALASI PEMBANGKIT

4.1 Pelaksanaan SLO


Pelaksanaan pengurusan SLO pada dasarnya merupakan kewajiban pemilik barang.
Namun dalam pelaksanaannya bisa diserahkan kepada pihak lain (pihak ketiga)
asalkan mendapatkan surat perintah dari pemilik barang. Jika masih dalam
tanggungan kontraktor, maka kontraktor wajib mengurus SLO. Namun seharusnya
kondisi tersebut dituangkan dalam kontrak, karena memerlukan biaya yang cukup
berarti. Pelaksana Sertifikasi Laik Operasi Instalasi TL adalah sebagai berikut :

1. Lembaga Inspeksi Teknik (LIT); pelaksana untuk :


a. Instalasi penyediaan tenaga listrik
b. Instalasi transmisi dan distribusi tenaga listrik
c. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TT
d. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TM
2. Lembaga Inspeksi Nirlaba yang ditunjuk Menteri, yaitu Komite Nasional
Keselamatan untuk Instalasi Listrik (KONSUIL); pelaksana untuk Instalasi
pemanfaatan tenaga listrik konsumen TR

Lembaga Inspeksi Teknis (LIT) yang melaksanakan sertifikasi harus terdaftar


dan ditunjuk oleh DJK-ESDM. Bila LIT sudah terakreditasi oleh KAN (Komite
Akreditasi Nasional), maka LIT boleh mengeluarkan SLO sendiri. Sedangkan untuk
LIT yang belum terakreditasi KAN, LIT tersebut hanya mengeluarkan rekomendasi,
dan SLO nya sendiri dikeluarkan oleh DJK-ESDM.

Berdasarkan skema proses SLO yang telah dijelaskan pada pokok bahasan
”1.3. Prosedur Komisioning dan SLO”, waktu yang diperlukan untuk memperoleh SLO
tergantung kepada beberapa parameter, antara lain kesiapan masing-masing proyek
dan/atau LIT yg dipilih. Namun paling cepat adalah 35 hari, sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat diperkirakan kapan pemilik proyek mulai mengajukan permintaan untuk
memperoleh SLO.

Untuk mendapatkan SLO, pemilik instalasi mengajukan permohonan tertulis


kepada lembaga inspeksi teknik yang terakreditasi. Permohonan sertifikat laik operasi
sekurang-kurangnya harus memuat data mengenai:

a. Jenis instalasi;
b. Kapasitas daya terpasang;
c. Pelaksana pembangunan dan pemasangan; dan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


d. Jadwal pelaksanaan pembangunan dan pernasangan

Bila sebelumnya sudah ada kesepakatan (kontrak) antara pemilik proyek


dengan LIT (misalnya PLN-JASER) maka pemilik proyek mengajukan SLO ke LIT dg
tembusan ke DJK ESDM.Saat ini LIT yang terdaftar di DJK-ESDM sebagai berikut :

Tabel 4.1 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM

LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK (LIT)


PT Sucofindo PT Indospec Asia PT PLN Jaser
PT Wide & Pin PT Industira PT Koneba (Persero)
PT Depriwangga PT Citrabuana PT Findo Daya
Indoloka Inspection
PT Sibbara Sejahtera PT Silma PT Gamma Iridium
Abadi Instrumentama Perkasa

Sertifikat Laik Operasi memiliki masa berlaku sebagaimana ditunjukkan pada


tabel berikut. Apabila masa berlaku habis maka harus diperpanjang. Tata cara
perpanjangan masa berlaku dari sertifikat laik operasi tidak dibahas di materi ini.

Tabel 4.2Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik

MASA BERLAKU
JENIS INSTALASI
(TAHUN)
Instalasi penyediaan tenaga listrik 5
Instalasi transmisi dan distribusi tenaga listrik 10
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TT / TM 15
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TR 15

Sertifikasi Laik Operasi (SLO) diberikan setelah syarat A3 (Aman, Andal, dan
Akrab Lingkungan) telah terpenuhi. Setelah sebuah instalasi TL menyelesaikan semua
tes dan komisioning serta memperoleh SLO, maka instalasi tersebut dapat
dioperasikan secara komersial atau dalam istilah tertentu disebut sebagai COD
(Commercial Operation Date).

Tahapan selanjutnya adalah TOC (Taking Over Certificate), yaitu apabila


seluruh ketidaksesuaian kontrak sudah diselesaikan tetapi masih memungkinkan
adanya content list of minor item yang harus diselesaikan. Selanjutnya, apabila
seluruh punch list sudah diselesaikan maka proyek tersebut dapat dinyatakan sudah
FAC (Final Acceptance Certificate).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


Dalam melaksanakan SLO, SOP yang dapat dirujuk adalah Instruksi Kerja
(IK) PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, yang merujuk pada lampiran Peraturan Menteri
ESDM No.0045 tahun 2005.

Kegiatan SLO dilakukan untuk instalasi baru dimulai dari kegiatan review
dokumen, review desain, mengevaluasi hasil uji, pemeriksaan dan pengujian sampai
dengan pelaporan. Sedangkan untuk instalasi lama terdapat beberapa butir yang tidak
dilakukan.

4.2 Review Dokumen


Review dokumen 15 yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi, rekomendasi
perbaikan, keefektifan perbaikan dokumen yang meliputi gambar, uraian teknis, uraian
non-teknis, spesifikasi, standar dan peraturan.

Review dilakukan bersama dengan unit terkait yang menangani


pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan instalasi ketenagalistrikan.

Review dokumen dilakukan dengan cara :

- Melakukan review dokumen terhadap spesifikasi peralatan teknik, material dan


dokumen AMDAL atau UKL/UPL.

- Membuat rekomendasi perbaikan jika ditemukan ketidaksesuaian pada isi dan


kelengkapan dokumen pada penyusun dokumen, yaitu kontraktor dan PLN
Pusat/PLN Unit/Anak Perusahaan yang bertanggungjawab dan menyetujui
penyusunan dokumen

- Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi


pada keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam
tindak lanjut penyelesaian review dokumen meskipun rekomendasi perbaikan
belum selesai

- Bertanggungjawab pada penyimpanan dan perlindungan review dokumen

Dokumen-dokumen tersebut antara lain :

i. Spesifikasi teknik peralatan utama antara lain : boiler, turbin, generator dan
main transformer dll.
ii. Spesifikasi material peralatan utama, antara lain material : pipa boiler, sudu
turbin dll.
iii. Dokumen AMDAL atau UKL/UPL

15
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 004.K/DIR/2013 butir V.1

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


Untuk instalasi lama, review terhadap dokumen spesifikasi material peralatan utama
dan AMDAL /UPL/UKL tidak dilakukan.

4.3 Review Desain


Review desain 16 yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi, rekomendasi
perbaikan, keefektifan perbaikan desain yang meliputi gambar, standar, uraian teknis,
spesifikasi peralatan dan sistem.

Review dilakukan bersama dengan unit terkait yang menangani


pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan instalasi ketenagalistrikan dan regulator.

Lingkup review desain meliputi antara lain verifikasi perhitungan/metode uji,


validasi desain, permodelan, pengujian, pembandingan, dan simulasi proses.

Review desain dilakukan dengan cara :

- Melakukan review desain terhadap desain peralatan dan sistem pada instalasi
elektrikal dan mekanikal pada instalasi ketenagalistrikan

- Membuat rekomendasi perbaikan jika ditemukan ketidaksesuaian pada desain


peralatan dan sistem pada instalasi elektrikal dan mekanikal pada instalasi
ketenagalistrikan pada kontraktor dan PLN Unit/Anak Perusahaan yang
bertanggungjawab pada desain

- Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi


pada keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam
tindak lanjut penyelesaian review desain meskipun rekomendasi perbaikan belum
selesai

- Bertanggungjawab pada penyimpanan dan perlindungan review desain

Review desain dilaksanakan hanya untuk pembangkit baru. Kegiatan review


desain untuk pembangkit lama tidak dilakukan, kecuali jika terjadi perubahan desain
pembangkit tersebut atau perubahan pada grid (sistem).

Design yang direview antara lain :

• Sistem pembumian
• Short circuit level system
• Sistem pengaman elektrikal
• Sistem pengaman mekanikal
• Sistem pengukuran
16
Ibid, butir V.2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


• Koordinasi proteksi dengan grid sistem tenaga listrik
• Clearance dan creepage distance

4.4 Evaluasi Hasil Uji

Evaluasi hasil uji 17, yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi, rekomendasi


perbaikan, keefektifan perbaikan hasil uji peralatan dan sistem ketenagalistrikan
meliputi pengujian yang dilakukan laboratorium uji, di lapangan dan di pabrik pembuat
peralatan. Pemeriksaan pengujian dilakukan dengan verifikasi hasil uji, validasi hasil
uji, pembandingan hasil uji, simulasi hasil uji dan pengujian ulang.

Evaluasi hasil uji dilakukan bersama dengan kontraktor, tim penguji dan PLN
Unit/Anak Perusahaan terkait yang menandatangani hasil pengujian instalasi
ketenagalistrikan

Evaluasi hasil uji dilakukan dengan cara :

- Melakukan evaluasi hasil uji termasuk Factory Acceptance Test (FAT) pada
peralatan dan sistem yang terpasang pada instalasi elektrikal, mekanikal,
metrologi, dan lingkungan hidup pada instalasi ketenagalistrikan

- Membuat rekomendasi perbaikan jika ditemukan ketidaksesuaian pada hasil uji


peralatan, uji instalasi elektrikal, uji instalasi mekanikal, uji metrologi, uji
keselamatan / kesehatan kerja dan uji lingkungan hidup pada sistem
ketenagalistrikan. Rekomendasi perbaikan ditujukan kepada kontraktor, Tim
Penguji dan PLN Unit/Anak Perusahaan yang bertanggungjawab pada pengujian,

- Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi


pada keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam
tindak lanjut evaluasi hasil uji

- Bertanggungjawab pada penyimpanan dan perlindungan evaluasi hasil uji

Kegiatan ini dilakukan oleh inspektor untuk instalasi baru maupun lama.Pada
kegiatan ini, inspektor mengevaluasi hasil uji yang telah dilakukan meliputi :

• Pengukuran tahanan sistem pembumian


• Pengujian individual peralatan utama : elektrikal dan mekanikal
• Pengujian fungsi peralatan proteksi dan kontrol : elektrikal dan mekanikal
• Pengujian fungsi catu daya peralatan proteksi dan kontrol.

17
Ibid, butir V.3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


Pada pemeriksaan ini, hasil uji harus sesuai persyaratan-persyaratan standar
yang berlaku, misalnya antara lain : SPLN, IEC, SNI, serta spesifikasi teknik peralatan
yang terpasang.

4.5 Pemeriksaan Dan Pengujian

Pemeriksaan dan pengujian 18 yaitu suatu kegiatan untuk mengadakan


penilaian kesesuaian terhadap suatu peralatan dan sistem pada instalasi
ketenagalistrikan dengan cara membandingkan persyaratan dan spesifikasi teknis
terhadap persyaratan, peraturan dan standar yang ditentukan. Kegiatan ini disertai
dengan pengukuran dan penilaian unjuk kerja peralatan dan instalasi.

Pemeriksaan dan pengujian dilakukan bersama dengan kontraktor, Tim


Penguji dan PLN Unit terkait yang menangani pengujian instalasi ketenagalistrikan
dengan berdasarkan jadwal yang ditetapkan, metode uji yang telah disepakati dan tata
cara pelaporan hasil uji.

Pemeriksaan dan pengujian dilakukan dengan cara :

- Bersama dengan kontraktor, Tim Penguji dan PLN Unit/Anak Perusahaan


melakukan pemeriksaan dan pengujian termasuk pada sistem dan peralatan
terpasang pada instalasi elektrikal, mekanikal, metrologi, keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan hidup pada instalasi ketenagalistrikan

- Apabila diperlukan pembuktian terhadap integritas data pengujian, maka LIT


melakukan pemeriksaan dan pengujian ulang

- Membuat rekomendasi perbaikan pemeriksaan dan pengujian jika ditemukan


ketidaksesuaian pada hasil pemeriksaan dan pengujian pada peralatan dan
instalasi elektrikal, mekanikal, metrologi, keselamatan/kesehatan kerja dan
lingkungan hidup pada sistem ketenagalistrikan pada kontraktor, Tim Penguji
dan PLN Unit.Anak Perusahaan yang bertanggungjawab pada pengujian

- Berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku melakukan koordinasi


pada keefektifan perbaikan dengan unit terkait seperti butir sebelumnya dalam
tindak lanjut pemeriksaan dan pengujian

- Bertanggungjawab pada penyimpanan dan perlindungan pemeriksaan dan


pengujian

18
Ibid, butir V.4

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Pada tahap kegiatan ini, inspektor melaksanakan supervisi terhadap
pelaksanaan pengujian yang akan dilakukan, meliputi :

2 . Persiapan

i. Alat pelindung diri


ii. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
iii. Mempersiapkan test procedure dan blanko uji yang akan digunakan
untuk penulisan hasil uji.
iv. Memeriksa kelengkapan peralatan uji, kondisi dan status kalibrasi.
v. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat bantu yang akan digunakan
dalam pengujian

3 . Pelaksanaan

a) Pemeriksaan secara visual terhadap peralatan : spesifikasi peralatan,


kondisi peralatan, dan kelengkapan peralatan antara lain meliputi :

 Perlengkapan/peralatan pengaman kebakaran


 Perlengkapan/pelindung terhadap bahaya benda bertegangan
 Perlengkapan/pelindung terhadap bahaya benda berputar
 Perlengkapan/peralatan Sistem Keselamatan Ketenagalistrikan
 Instalasi
 Kebocoran : minyak trafo, pelumas, bahan bakar
 Pembumian

b) Pengujian unjuk kerja meliputi pengujian :

 Sinkronisasi
 Kapasitas pembangkit
 Lepas beban
 Pengaturan tegangan
 Pengaturan frekuensi
 Keandalan pembangkit (72 jam dengan beban 80%-100% )

Untuk instalasi lama pengujian lepas beban, pengaturan tegangan dan


pengaturan frekuensi tidak dilakukan, dan pengujian keandalan
dilakukan pada jangka waktu paling sedikit 24 jam.

c) Pemeriksaan dampak lingkungan meliputi :

 Pengukuran tingkat bising

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


- Berdasarkan Permen Lingkungan Hidup nomor :
48/MENLH/11/1996.

 Pengukuran emisi gas buang,

- Berdasarkan PermenLingkungan Hidup Nomor : 21 tahun


2008

 Pemeriksaan limbah (padat dan cair),

- Berdasarkan Permen Lingkungan Hidup Nomor : 08 tahun


2009

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


SOAL LATIHAN

4.1. Pelaksanaan SLO


a. Bagaimana tahapan pengujian pada komisioning dan SLO?
b. Kapan komisioning dan SLO dilakukan?
4.2. Review Dokumen
a. kapan Review Dokumen dilakukan
b. maksud dan tujuan dilakukannya Review Dokumen
c. siapa yang berwenang melakukan Review Dokumen
d. bagaimana cara melakukan Review Dokumen
4.3. Review Desain
a. kapan Review Desain dilakukan
b. maksud dan tujuan dilakukannya Review Desain
c. siapa yang berwenang melakukan Review Desain
d. bagaimana cara melakukan Review Desain
4.4. Evaluasi Hasil Uji
a. kapan Evaluasi Hasil Uji dilakukan
b. maksud dan tujuan dilakukannya Evaluasi Hasil Uji
c. siapa yang berwenang melakukan Evaluasi Hasil Uji
d. bagaimana cara melakukan Evaluasi Hasil Uji
4.5. Pemeriksaan dan Pengujian
a. kapan Pemeriksaan dan Pengujian dilakukan
b. maksud dan tujuan dilakukannya Pemeriksaan dan Pengujian
c. siapa yang berwenang melakukan Pemeriksaan dan Pengujian
d. apa saja yang perlu diperiksa dan diuji
e. bagaimana cara melakukan Pemeriksaan dan Pengujian

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


Buku 5

EVALUASI DAN
PELAPORAN
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN V................ :

Evaluasi dan Pelaporan Komisioning dan SLO

TUJUAN PELAJARAN :

Setelah mengikuti pelajaran ‘Evaluasi dan Pelaporan


Komisioning dan SLO’, peserta diharapkan mampu memahami
tentang cara mengevaluasi hasil komisioning dan SLO berikut
pelaporannya.

DURASI : 4 JP

PENYUSUN :

1. Bambang Sugiyanto
2. Budhi Darmawan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


DAFTAR ISI

TUJUAN PELAJARAN : .......................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .................................................................................... iii
5. EVALUASI DAN PELAPORAN KOMISIONING DAN SLO............ 4
5.1 Evaluasi Komisioning dan SLO....................................................... 4
5.2 Laporan Pelaksanaan Komisioning dan SLO ................................. 6
5.3 Pengesahan dan Distribusi Laporan ............................................... 8
SOAL LATIHAN ....................................................................................... 9

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal ii


DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV ................. 5

Tabel 5.2 Format Laporan Komisioning dan Laporan SLO ................................................... 7

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii


5. EVALUASI DAN PELAPORAN KOMISIONING DAN SLO

5.1 Evaluasi Komisioning dan SLO

Maksud dan tujuan dilaksanakannya evaluasi komisioning adalah :

- Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi,
standar, peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam buku
kontrak

- Mencatat punchlist atau pending item ketidaksesuaian dilapangan terhadap buku


kontrak

- Mengukur dan menghitung performance dan dampak Lingkungan

- Membuat rekomendasi teknik Laik Bertegangan (Energized) dan Laik Sinkron

Maksud dan tujuan dilaksanakannya evaluasi SLO adalah :

- Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi,
standar, peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam lampiran
1 dan 2 Peraturan Menteri ESDM No.0045 tahun 2005, tanggal 29 Desember
2005 ; Mata Uji (Test items) Laik Operasi
- Membuat rekomendasi Laik Operasi setelah memenuhi kaidah aman, andal dan
akrab lingkungan

Hal yang dievaluasi dalam komisioning adalah kesesuaian terhadap kontrak


dan standar yang berlaku (SNI, IEC, SPLN, dll). Sedangkan hal yang dievaluasi dalam
SLO adalah kesesuaian terhadap Peraturan Menteri ESDM no. 0045 tahun 2005 dan
standar lain yang terkait.

Evaluasi komisioning dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan,


dengan membandingkan antara hasil uji terhadap persyaratan kontrak dan standar
yang berlaku.

Evaluasi SLO dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan,


dengan membandingkan hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap Peraturan
Menteri ESDM no. 0045 tahun 2005 dan standar lain yang terkait.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


Tabel 5.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV

NO. JENIS PENGUJIAN HASIL KETERANGAN


1. Pemeriksaan hubung bagi TM
1.1 Pemeriksaan visual
- Pelat nama Baik Ada, jelas dan lengkap
- Pembumian Baik Terhubung dan tidak cacat
- Komponen / peralatan terpasang Baik Lengkap sesuai spesifikasi
1.2 Pengujian sub sistem
- Resistans sirkit utama Baik Sesuai spesifikasi
- Resistans isolasi Baik > 1000 W/volt
- Tegangan tinggi Baik Tahan tegangan uji
- Silih kunci Baik Sesuai gambar skematik
- Fungsi pengaman dan kontrol Baik Sesuai gambar skematik
2. Transformator arus (CT)
2.1 Pemeriksaan visual
- Pelat nama Baik Ada, jelas dan lengkap
- Bushing Baik Tidak cacat dan bersih
- Pembumian/terminal Baik Terhubung dan tidak cacat
- Penandaan polaritas Baik Ada
2.2 Pengujian
- Polaritas Baik > 1000 W/volt
- Rasio Baik Sesuai spesifikasi
- Lengkung kemagnitan Baik Berfungsi dengan baik
- Resiustans isolasi Baik Sesuai spesifikasi
- Resistans searah Baik Berfungsi dengan baik
- Tegangan tinggi X Tidak dilakukan
3. Pemutus tenaga (PMT)
3.1 Pemeriksaan visual
- Pelat nama Baik Ada, jelas dan lengkap
- Bushing/isolator Baik Tidak cacat dan bersih
- Terminal Baik Sesuai spesifikasi
- Pembumian Baik Terhubung dan tidak cacat
3.2 Pengujian
- Resistans isolasi Baik > 1000 W/volt
- Waktu buka/tutup Baik Sesuai spesifikasi
- Tegangan tembus minyak (untuk jenis minyak) X Tidak dilakukan, jenis vakum
- Kerja dari lokal secara mekanis dan elektris Baik Berfungsi dengan baik
- Kemampuan kerja Baik Sesuai spesifikasi
- Indikasi buka/tutup Baik Sesuai posisi
- Rangkaian keserempakan PMT Baik Sesuai spesifikasi
- Pemeriksaan silih kunci Baik Sesuai spesifikasi
- Indikasi buka/tutup Baik Sesuai posisi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


5.2 Laporan Pelaksanaan Komisioning dan SLO

Tujuan pelaporan pada komisioning untuk :

• Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.

• Bukti untuk proses selanjutnya yaitu penerbitan Taking Over Certificate


(TOC) dan Final Acceptance Certificate (FAC)

• Menyatakan bahwa instalasi tenaga listrik tersebut memenuhi persyaratan


kontrak.

• Acuan dalam pengoperasian

• Acuan untuk pemeliharan dan perbaikan

Tujuan pelaporan pada SLO untuk :

• Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.

• Dasar bagi pemerintah untuk melakukan pembinaan dan pengawasan


• Menyatakan bahwa instalasi tenaga listrik tersebut laik untuk dioperasikan,
dan memenuhi persyaratan Peraturan Menteri ESDM No. 045 tahun 2005
berikut perubahannya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


Format laporan Komisioning dan SLO sebagaimana tercantum pada Tabel berikut.

Tabel 5.2 Format Laporan Komisioning dan Laporan SLO


FORMAT LAPORAN KOMISIONING FORMAT LAPORAN SLO
JUDUL JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Riwayat Instalasi
1.3. Pelaksanaan Uji Laik Operasi
1.4. Referensi
2. Lingkup Pekerjaan BAB II PELAKSANAAN UJI LAIK OPERASI
a. Hasil Review Dokumen
b. Hasil Review Desain
c. Evaluasi Hasil Uji
d. Hasil Pemeriksaan dan Pengujian
- Pemeriksaan secara visual
- Pengujian unjuk kerja
*) Untuk SLO Pembangkit
- Pengujian fungsi peralatan
pengaman dan control
*) Untuk SLO Transmisi dan GI
- Pemeriksaan dampak lingkungan
3. Referensi BAB III KESIMPULAN, SARAN DAN
REKOMENDASI
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran dan Rekomendasi
4. Data Teknik LAMPIRAN
1. Data-data hasil uji laik operasi
2. Berita acara pelaksanaan uji laik operasi
5. Pelaksanaan Pekerjaan
6. Hasil Pekerjaan
7. Kesimpulan
8. Saran
9. Lampiran
- Lampiran I : Diagram Garis Tunggal
*) Tidak ada pada laporan komisioning pembangkit,
hanya pada laporan komisioning transmisi dan GI
- Lampiran II : Data Teknis Peralatan Utama
- Lampiran III : Ikhtisar Hasil Inpeksi
- Lampiran IV : Rekaman Hasil Inspeksi dan
Pengujian
- Lampiran V : Surat-surat

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


5.3 Pengesahan dan Distribusi Laporan

Bila kegiatan komisioning telah selesai maka dibuat Laporan teknik


komisioning danatau SLO. Laporan teknik disahkan oleh Manager Bidang Kelaikan
Instalasi pada PLN Jaseryang membawahi bidang kegiatan komisioning dan
SLO,atas nama GM PLN Jaser.

Laporan teknik komisioning akan didistribusikan/dilaporkan kepada peminta


jasa (dalam hal ini UIP), yang bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan serah
terima proyek sekaligus sebagai referensi historis instalasi semasa komisioning.

Laporan teknik SLO berikut sertifikatnya didistribusikan/dilaporkan kepada pemilik


instalasi, yang bermanfaat secara teknis untuk menyatakan bahwa instalasi telah
memenuhi kaidah aman, andal dan akrab lingkungan serta memenuhi perundang-
undangan. PLN Jaser akan melaporkan pula sertifikat SLO yang sudah diterbitkan
kepada Pemerintah cq Dirjen Ketenagalistrikan setiap 6 (enam) bulan 19.

19
Ibid, butir VIII.2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


SOAL LATIHAN

5.1. Evaluasi Komisioning dan SLO


a. Apa maksud dan tujuan dari evaluasi komisioning dan SLO?
b. Apa saja yang dievaluasi dari pelaksanaan komisioning dan SLO?
c. Bagaimana cara melaksanakan evaluasi komisioning dan SLO?
5.2. Laporan Pelaksanaan Komisioning dan SLO
a. Apa maksud dan tujuan pelaporan pelaksanaan komisioning dan SLO?
b. Bagaimana format laporan pelaksanaan komisioning?
c. Bagaimana format laporan pelaksanaan SLO?
5.3. Pengesahan dan Distribusi Laporan
a. Siapa saja yang berkewajiban / berwenang melegalisir laporan
komisioning?
b. Siapa saja yang berkewajiban / berwenang melegalisir laporan SLO?
c. Kemana saja pendistribusian laporan komisioning dan manfaat /
kegunaan masing-masing?
d. Kemana saja pendistribusian laporan SLO dan manfaat / kegunaan
masing-masing?
e. Kapan pengesahan laporan harus dilakukan?

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


Buku 6

PRAKTIK INSPEKSI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. i


JUDUL PRAKTIK : 1. Praktik Review Desain Peralatan Utama .............................................................................. 1
JUDUL PRAKTIK : 2. Praktik Pengukuran Clearance and Creepage Distance ....................................................... 6
JUDUL PRAKTIK : 3. Praktik Evaluasi Hasil Uji Individual Peralatan Utama (IDF) .................................................. 9
JUDUL PRAKTIK : 4. Praktik Pemeriksaan Perlengkapan dan Peralatan K2 ........................................................ 12
JUDUL PRAKTIK : 5. Praktik Pemeriksaan Pembumian Peralatan ........................................................................ 16
JUDUL PRAKTIK : 6. Praktik Pengukuran Dampak Lingkungan ............................................................................ 22
JUDUL PRAKTIK : 7. Praktik pembuatan laporan teknik uji laik operasi PLTD ...................................................... 27

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal i


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 1. Praktik Review Desain Peralatan Utama


TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu mereview dokumen dan memberikan penilaian
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
a. Review desain yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi, rekomendasi perbaikan, keefektifan perbaikan desain yang meliputi gambar,
standar, uraian teknis, spesifikasi peralatan dan sistem.(Ref : KeputusanDireksi PT PLN (PERSERO) Nomor : 004K/DIR/2013 Tentang
Inspeksi, Pengujian Dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) Instalasi Ketenagalistrikan).
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup review desain dipersempit namun takterbatas kepada : Sistem pembumian, Short circuit level
sistem, Sistem pengaman elektrikal, Sistem pengaman mekanikal, Sistem pengukuran, Koordinasi proteksi dengan grid system
tenaga listrik, Clearance dan creepage distance (ref : lampiran Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005)
c. Di dalam dokumen kontrak, desain terdapat di bagian akhir dokumen, yang dikenal dengan bid proposal and drawing, atau technical
particular and guarantee (TPG)
d. Boiler adalah peralatan utama untuk menghasilkan uap panas dan bertekanan untuk memutar turbin
e. Turbin adalah peralatan utama untuk memutar generator.

2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Dokumen desain
- Dokumen kontrak

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1


2.2. Material kerja
- Material yang habis pakai : kertas, alat tulis
2.3. Peralatan ukur / uji
a. PeralatanUtama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.4. Peralatan kerja
a. PeralatanUtama : alat tulis
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.5. Peralatan keselamatan kerja
- APD yang digunakan : tidak ada

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2


3. Langkah-langkah / prosedur praktik
No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan / Gambar
Pernyataan dalam dokumen Sarana/prasarana Praktik
a. Persiapan Praktik …. DokumenBasic Design…….. (tidak ada)
- Siapkan dokumen yg akan direview : 1.3 Type, Parameter and Specifications of Main Equipments
1.3.1 Boiler
Type: subcritical parameters, natural circulation, single furnace,
Dokumen Kontrak PLTU Lontar (terlampir) four corners
tangential-firing type, single reheat, balanced draft, dry slagging,
outdoor laid, complete
steel structure hanging construction, Π-type drum boiler.
Manufacturer: Shanghai Boiler Group co,.ltd
Model:

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3


1.3.2 Steam Turbine
Manufacturer: SHANGHAI TURBINE CO.LTD
Model N350-16.7/537/537
Type:subcritical, reaction, single axial, once reheat, two
cylinders & double exhausting, condensing
Rated output: 350 MW (TMCR condition)
Main steam parameter under TMCR condition (at main stop valve
inlet)
Steam pressure: 16.7MPa(a)
Steam temperature: 537 ℃
Steam flow: 1074.568t/h (VWO condition: 1151.302t/h)
Reheat steam parameter under TMCR condition (at IP combined
steam valve inlet)
Hot reheat steam pressure: 3.577MPa(a)
Hot reheat steam temperature: 537℃
Reheat steam flow: 899.782 t/h
HP cylinder exhausting steam pressure (TMCR
condition):3.975Mpa (a)
LP cylinder exhausting steam pressure (TMCR condition): 7kPa
(a)
Mode of distribution steam: throttle & nozzle regulation
Circulating cooling water temperature: 30℃
Feed water temperature (TMCR condition): 279℃
Rated rotation speed: 3000 r/min
Heat rate (TMCR (0% MAKEUP WATER)condition): 7930
kJ/kWh
Length of last stage blade: 905 mm
Number of feed water regenerative stages: three high pressure,

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4


one deaerating, four low pressure
Start-up and operation mode: HP cylinder with bypass or HP and
IP cylinder combined without bypass start-up mode

b. Pelaksanaanpraktik - (tidak ada)


Review dokumen disain dengan cara
mencocockkan data disain dengan data yang
ada pada kontrak.
c. Penulisan hasil praktik
Tuliskan nilai parameter dalam dokumen yg
dirancang tsb diatas dan nilai parameter yg
di-submit, dlm dokumen kontrak, kemudian
berikan komentar/ penilaian

4. Hasil Praktik
No Parameter NilaiDesain Nilaiygdisubmit Penilaian
1
2

..dst

5. Laporan
Format laporan sesuai denganPermen ESDM

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 2. Praktik Pengukuran Clearance and Creepage Distance


TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melakukan pengukuran Clearance and Creepage Distance serta melakukan penilaian
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
a. Pengukuran adalah bagian dari pengujian. Pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk rnengukur dan rnenilai unjuk kerja
suatu instalasi. (Ref :Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) Nomor : 004K/DIR/2013 Tentang Inspeksi, Pengujian Dan Sertifikat Laik
Operasi (SLO) Instalasi Ketenagalistrikan).
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup pengujian dipersempit namun tak terbatas kepada : pengujian fungsi peralatan proteksi dan(ref :
lampiran Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005)
c. Clearance distance adalah jarak terpendek antara benda bertegangan dengan benda tidak bertegangan (grounded object). Sedangkan
creepage distance (jarak rambat) adalah jarak terdekat yg memungkinkan listrik (elektron) bisa merambat melalui permukaan.
d. Clearance and creepage distance perlu diperiksa dan diuji, karena sangat mempengaruhi konsep A3 (Aman, Andal,Akrab lingkungan).
Clerance atau creepage distance yang tidak memenuhi standar dapat mempermudah loncatan listrik (spark over) atau rambatan listrik
(flash over).
e. Standard Clearance and creepage distance dapat diperoleh dari SNI IEC 71 dan 815 (terlampir)
f. Di dalam dokumen kontrak, spesifikasi teknik dan spesifikasi material umumnya terdapat dibagian akhir dokumen, yang dikenal
dengan bid proposal and drawing, atau technical particular and guarantee (TPG)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6


2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Insulator renteng, insulator duduk (pedestal)
- Potensial Transformer
2.2. Material kerja
- Material yang habis pakai : lakban kertas, alcohol pembersih (70%)
2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : meteran
b. Peralatan Bantu : alat tulis
2.4. Peralatan kerja
a. Peralatan Utama : lakban
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.5. Peralatan keselamatan kerja
- APD yang digunakan : sarung tangan

3. Langkah-langkah / prosedur praktik


No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan Gambar Sarana/prasarana Praktik
A Persiapan Praktik
- Siapkan meteran
B Pelaksanaan praktik
- ukur jarak terdekat (clearance) antara terminal fasa
dengan bumi (grounded object) dan antara fasa-fasa

- Ukur jarak rambat(crepage) antara terminal fasa dengan


bumi (grounded object)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7


C Penulisan hasil praktik
- Tuliskan hasil pengukuran ke dalam table hasil
pengukuran
- Evaluasi hasilnya dengan menggunakan acuan standard
dan tuliskan hasil evaluasi ke dalam kolom penilaian

4. Hasil praktik
Formulir hasil praktik

No Clearance / Jarak Bebas (cm) Creepage / Jarak Rambat (cm) Penilaian

5. Laporan
Format laporan sesuai dengan Permen ESDM

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 3. Praktik Evaluasi Hasil Uji Individual Peralatan Utama (IDF)
TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melakukan evaluasi hasil uji peralatan utama (IDF)
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
a. Evaluasi hasil uji individual peralatan utama elektrikal yaitu kegiatan evaluasi kesesuaian terhadap spesifikasi teknik pabrikan, standar
dan peraturan.
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup evaluasi uji individual merujuk namun tak terbatas kepada mata uji pada lampiran 1 Peraturan
Menteri ESDM No 0045 tahun 2005
c. Induce Draft Fan adalah peralatan utama untuk menarik Flue gas dari dalam boiler ke ESP lalu dibuang ke udara melalui Chimney
d. Pengukuran suhu (themperature rise) dan Vibrasi diperlukan untuk mengetahui bahwa parameter tersebut normal atau tidak normal
sebelum dioperasikan secara kontinyu

2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Dokumen hasil uji individual Induce Draft Fan (IDF)
2.2. Material kerja
- Material habis pakai : tidak ada
2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9


2.4. Peralatan kerja
a. Peralatan Utama : alat tulis, kertas
b. Peralatan Bantu : Prosedur pengujian IDF
2.5. Peralatan keselamatan kerja
- APD yang digunakan : sesuai kebutuhan
3. Langkah-langkah / prosedur praktik

No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan GambarSarana/prasarana Praktik


A Persiapan praktik

- Siapkan alat tulis


- Siapkan dokumen hasil uji IDF

B Pelaksanaan praktik

- Periksa hasil uji yang dilakukan


- Cocokkan dengan kriteria
- Berikan penilaian
C Evaluasi hasil praktik
Bandingkan parameter-parameter hasil ukur
terhadap kriteria dan standard seperti yang terdapat
dalam prosedur uji,berilah komentar serta penilaian

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


4. Hasil praktik
Formulir hasil praktik

No Peralatan Parameter uji Item / Hasil ukur Kriteria Kesimpulan

1 IDF Spesifikasi ………………


Suhu Titik 1 :.........deg C
Titik 2 :.........deg C
Vibrasi Titik 1 :..........um
Titik 2 :..........um
…dst

5. Laporan
Setelah lembar hasil uji ditandatangani bersama oleh pihak yang terkait kemudian laporkan kepada Manager Komisioning

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 4. Praktik Pemeriksaan Perlengkapan dan Peralatan K2


TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melaksanakan pemeriksaan kelengkapan peralatan K2 sesuai SOP dan standar perusahaan
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
• Standar K3 (Peraturan Pemerintah tentang K3 tahun 1970, Peraturan Pemerintah tentang K2 tahun 1985,SNI, SPLN, SE Direksi
No.002 tahun 2013 tentang Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi)
• Materi K2
• Instalasi ketenagalistrikan :
a. Proyek Pembangkit :
- Boiler
- Generator
- Trafo Step-Up
- Gedung
b. Proyek Transmisi :
- Jaringan (SUTET/SUTT)
- Konstruksi Tower
- Peralatan Gardu Induk (Bay Line dan Bay Trafo)
- Gedung

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12


2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / Object kerja:
- Sistem Pemadam Kebakaran / APAR
- Helm
- Full body harnest / safety belt
- Safety shoes
- Sarung tangan
- Kaca mata pelindung
- Baju Kerja Lapangan
- Rambu-rambu keselamatan kerja
2.2. Material kerja : tidak ada
2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.4. Peralatan kerja
a. Peralatan Utama : alat tulis, dokumen (formulir, dst)
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.5. Peralatan keselamatan kerja: sesuai kebutuhan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


3. Langkah-langkah / prosedur praktik sesuai Instruksi Kerja (IK)

No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan Gambar Sarana/prasarana


Praktik
A Persiapan Praktik :
- Siapkan dokumen working permitt/ DP 3/ JSA/
Identifikasi bahaya
- Siapkan formulir kerja

B Pelaksanaan praktik :
- Periksa fasilitas K2/K3 (checklist kelengkapan
obyek kerja)
- Catat hasil pemeriksaan

C Evaluasi :
- Lakukan evaluasi hasil pemeriksaan
- Evaluasi / Cocokkan terhadap kriteria dan standar
- Simpulkan hasil kecukupan

D Penulisan hasil praktik :


- Buat laporan sesuai format

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


4. Hasil praktik

Lokasi : ………(PLTU Muara Karang)


Bagian : ……….(DCS)
Tanggal Pemeriksaan: …………..

No Item Merk / Spesifikasi Jumlah Kondisi / Keterangan


1 APAR ........(Yamato 5 kg)

Catatan : ……

5. Laporan
Format laporan sesuai standar perusahaan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 5. Praktik Pemeriksaan Pembumian Peralatan


TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melaksanakan pengukuran resistan pembumian untuk peralatan, serta
mengevaluasi hasil pengukurannya.
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
- Pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk mengukur dan menilai unjuk kerja suatu instalasi.
- lnspeksi adalah pemeriksaan suatu desain produk, jasa, proses, atau pabrik dan penentuan kesesuaiannya terhadap
persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pembuktian secara profesional.
- Pembumian peralatan adalah pembumian untuk peralatan ketenagalistrikan, misalnya pembumian CT, PT, Cubicle dll. Nilai
pembumian diharapkan sekecil mungkin. Untuk pembumian peralatan di luar GI, diharapkan nilai resistansi maksimumnya
adalah 5 ohm. Sedangkan di dalam GI, nilai resistansi pembumian diharapkan < 1 ohm

2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Titik pembumian, atau elektrode pembumian (ground terminal)
2.2. Material kerja
- Baterry 1,5 V, 6 bh
- Lap / majun

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16


2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : earth tester
b. Peralatan Bantu : kabel rm 2x20m, ground rod (3 batang, 75cm)
2.4. Peralatan kerja
a. Peralatan Utama : palu besi 1 s.d 2kg, rambu-rambu
b. Peralatan Bantu : meteran
2.5. Peralatan keselamatan kerja
- APD yang digunakan : sepatu karet, helm kepala

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17


3. Langkah-langkah / prosedur praktik
No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan Gambar
Sarana/prasaranaPraktik
A Persiapan Praktik
- Lakukan koordinasi dengan
seluruh tim inspeksi.
- Periksa dan pastikan
bahwa alat uji yang
digunakan sudah sesuai,
lengkap dan terkali brasi.
- Periksa dokumen kontrak
dan standar untuk sistem
pembumian (grounding
mesh).
- Siapkan peralatan kerja,
rambu, formulir beserta alat
tulis yang diperlukan.
- Siapkan Ijin kerja.(working
permit)

Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
• Gunakan perangkat
pakaian kerja, tanda

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18


pengenal, sepatu
keamanan (safety shoes),
pelindung kepala (helmet),
pelindung telinga (ear plug)
dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
• Periksa apakah sudah ada
ijin kerja (working permit).
• Periksa apakah sudah
terpasang tanda larangan
dan peringatan yang
diperlukan, terutama pada
daerah peralatan yang
bergerak/berputar dan
bertegangan.
• Periksa apakah fasilitas
pemadam kebakaran
sudah ada di sekitar lokasi
kegiatan.
• Pastikan bahwa lingkungan
tempat pengujian bersih
dan aman

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19


B Pelaksanaan praktik
• Tentukan lokasi titik 4 1
pembumian yang akan
Grounding mesh
diukur gardu induk Earth
• Pasang ground rod kearah tester

kiri dan kanan, sejauh 20m 2


L (m) L (m)
3
dari titik ukur
L (m) : sesuai manual alat
• Hubungkan alat uji sesuai
gambar.
• Lakukan pengujian dengan
menekan tombol “on” dan
atur dial earth tester
sehingga mendapatkan
nilai resistans pembumian.
• Baca dan catat hasil uji
pada blanko yang telah
ditentukan.
• Matikan earth tester
dengan menekan tombol
“Off”.
C Penulisan hasil praktik

Tuliskan hasil pengukuran


kedalam tabel berikut.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20


4. Hasil praktik
Formulir hasil praktik

NO URAIAN METODE HASIL UKUR KRITERIA PENILAIAN

Pengukuran Sesuai ANSI/IEEE


1 Resistansi pembumian …………..
………….. klausul 12.1

5. Laporan
Buat laporan sesuai dengan Format Permen ESDM

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 6. Praktik Pengukuran Dampak Lingkungan


TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melaksanakan pengukuran dampak lingkungan
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
a. Pengukuran Dampak Lingkungan yaitu kegiatan mengukur dampak yang ditimbulkan oleh suatau kegiatan instalasi
pembangkit yang dampaknya dirasakan oleh penduduk disekitarnya .
b. Dalam kegiatan SLO, pengukuran Dampak Lingkungan merujuk kepada mata uji pada lampiran 1 Peraturan Menteri ESDM
No 0045 tahun 2005 yang terdiri ; pengukuran emisi gas buang (Flue gas emission), pengukuran tingkat bising (Noise level)
dan pengukuran/analisa limbah padat dan cair (Waste water disposal)
c. Pengukuran dilakukan pada:
- Boiler Flue gas
- Sample limbah cair yang keluar dari Intalasi Pengolah Limbah (IPAL) atau komplek pembangkit
- Bising di peralatan, di lingkungan pembangkit dan di luar lingkungan pembangkit
d. Kriteria pengukuran berdasarkan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup ;
- PERMEN LH No. 21 Tahun 2008 ; Baku mutu emisi tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga
listrik
- PERMEN LH No. 8 tahun 2009 ; Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik
- PERMEN LH No.48 tahun 1996 ; Baku mutu tingkat kebisingan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22


2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
2.1.1. Penghasil Gas buang (misal : knalpot kendaraan)
2.1.2. Saluran buang (misal: sungai)
2.1.3. Sumber bunyi (misal: suara mesin)
2.2. Material kerja
- Material habis pakai : Lap/majun
2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : Flue gas analyzer
Noise level meter
Water Sample bottle / Laboratorium analyzer
b. Peralatan Bantu : Thermometer

2.4. Peralatan kerja


a. Peralatan Utama : Alat tulis, kertas
b. Peralatan Bantu : Prosedur pengukuran dampak lingkungan
2.5. Peralatan keselamatan kerja
- APD yang digunakan : Helmet, Ear plug, Safety belt, Sarung tangan

3. Langkah-langkah / prosedur praktik


No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan Gambar Sarana/prasarana Praktik
A Persiapan Praktik

- Lakukan koordinasi dengan petugas yang terkait pada


pengukuran dampak lingkungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23


- Siapkan dan pakai APD sesuai yang disyaratkan/kebutuhan
- Pastikan pembangkit beroperasi normal pada kondisi MCR
- Siapakan alat tulis dan prosedur pengukuran dampak
lingkungan
- Siapkan test sheet dan lokasi/denah pengukuran
- Siapkan peralatan ukur yang diperlukan
- Siapkan botol sample air limbah
B Pelaksanaan praktik
- Koordinasi dengan pihak operasi untuk mengoperasikan
pambangkit pada kondisi MCR
- Lakukan pengukuran Flue gas emission pada Flue gas
ducting setelah Electrostatic pricipitator (ESP), parameter
yang diukur :
 Sulfur dioksida (SO2)
 Nitrogen dioksida (NO2)
 Total particulat
 Opacity
- Lakukan pengukuran tingkat bising pada lokasi :
 1 meter dari peralatan utama
 Di control room
 Di pagar batas komplek pembangkit
 Di pemukiman penduduk terdekat
- Lakukan pengambilan sample air limbah di outlet IPAL
(Waste water treatment) atau air limbah lain yang keluar dari
komplek pembangkit
- Catat hasil uji ukur pada test sheet

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24


- Bila pengukuran telah selesai, tanda tangani lembar hasil
ukur sebagai pengesahan dilapangan

C Evaluasi hasil praktik


Bandingkan parameter-parameter hasil ukur terhadap kriteria
baku mutu seperti yang terdapat dalam Permen LH yang
terkait, berilah komentar serta penilaian

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 25


4. Hasil praktik
Formulir hasil praktik
No Pengukuran Parameter uji Hasil ukur Kriteria Kesimpulan
≤750 mg/Nm
3 3
1 Emisi gas buang  Sulfur dioksida (SO2) .................mg/Nm
≤750 mg/Nm
3 3
 Nitrogen dioksida (NO2) .................mg/Nm
≤150 mg/Nm
3 3
 Total particulat .................mg/Nm
 Opacity .................% ≤20 %
2 Tingkat bising  1 meter dari peralatan utama ................dB(A) ≤85 dB(A)
 Di control room ................dB(A) ≤60 dB(A)
 Di pagar batas komplek pembangkit ................dB(A) ≤70 dB(A)
 Di pemukiman penduduk terdekat ................dB(A) ≤55 dB(A)
3 Limbah cair  pH .............. 6-9
 Total suspended solid (TSS) ..............mg/ltr ≤ 100 mg/ltr
 Minyak dan lemak ..............mg/ltr ≤ 10 mg/ltr
 Klorin bebas (Cl2) * ..............mg/ltr ≤ 0,5 mg/ltr
 Kromium Total (Cr) ..............mg/ltr ≤ 0,5 mg/ltr
 Tembaga (Cu) ..............mg/ltr ≤ 1 mg/ltr
 Besi (Fe) ..............mg/ltr ≤3 mg/ltr
 Seng (Zn) ..............mg/ltr ≤1 mg/ltr
≤ 10 mg/ltr
4-
 Phosphat (PO ) ** ..............mg/ltr
Catatan : parameter diatas diambil dari
outlet Waste water treatment

5. Laporan
Setelah lembar hasil pengukuran ditandatangani bersama oleh pihak yang terkait kemudian laporkan kepada Manager
Komisioning.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26


PETUNJUK PRAKTIK

JUDUL PRAKTIK : 7. Praktik pembuatan laporan teknik uji laik operasi PLTD
TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu membuat laporan teknik uji laik operasi PLTD
DURASI : 60 menit

1. Teori pendukung
a. Dalam kegiatan pembuatan laporan teknik SLO, merujuk pada lampiran III Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005
b. Laporan SLO diperlukan sebagai dokumentasi dan rekomendasi penerbitan Sertifikat Laik Operasi atau Tidak Laik Operasi

2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Laporan Teknik SLO
- Dokumen hasil inspeksi dan pengujian
2.2. Material kerja
- Material habis pakai : Kertas dan tinta
2.3. Peralatanukur / uji
a. Peralatan Utama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada

2.4. Peralatan kerja


a. Peralatan Utama : alat tulis, kertas
b. Peralatan Bantu : tidak ada
2.5. Peralatan keselamatan kerja ; tidak ada

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 27


3. Langkah-langkah / prosedur praktik
No Kegiatan Gambar Ilustrasi Kegiatan Gambar Sarana/prasarana Praktik
A Persiapan Praktik
- Siapkan alat tulis
- Lakukan koleksi lembar hasil uji inspeksi dan pengujian
dalam rangka SLO
B Pelaksanaan praktik
- Lakukan pembuatan laporan teknik dengan format sesuai
rujukan pada Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun
2005 hal 18-19 (lampiran 1) + executive summary
(lampiran 2)
- Materi yang dilaporkan sebagaiberikut:
Ikhtisar hasil uji(lampiran3)
C Evaluasi hasil praktik
Evaluasi ikhtisar hasil uji, kemudian tuangkan hasil
evaluasi tersebut dalam kesimpulan (laporan)

4. Laporan

Setelah laporan teknik SLO selesai dibuat yang ditanda tangani oleh inspektor pelaksana inspeksi, Deputy Manager Pembangkit
Tenaga listrik dan Manager Bidang Kelaikan Instalasi, bila hasil inspeksi dinyatakan laik operasi maka laporan tenik SLO ini akan
dipakai sebagai rekomendasi untuk diterbitkan Sertifikat Laik Operasi yang ditanda tangani oleh General Manager Jasa Sertifikasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 28


DAFTAR PUSTAKA

1. UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


2. PP No. 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
3. Peraturan Menteri ESDM No. 0045 tahun 2005 tentang Instalasi Ketenagalistrikan
dan perubahannya
4. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 004.K/Dir/2013 tentang Inspeksi,
pengujian dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) Instalasi KetenagaIistrikan
5. SPLN No. 58 : 1984 tentang Komisioning PLTG
6. SPLN No. 73 : 1987 tentang Komisioning Jaringan
7. SPLN No. 85 : 1990 tentang Komisioning Ketel Uap
8. SPLN No. 86 : 1990 tentang Komisioning Turbin Uap
9. SPLN No. 86-2 : 1992 tentang Komisioning Turbin Uap; bagian 2 : Perhitungan
Unjuk Kerja Turbin Uap
10. SPLN No. 90 : 1990 tentang Komisioning PLTA
11. IEV.841-22-53

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

Anda mungkin juga menyukai