Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik
dan hidayahNya penyusunan materi pembelajaran ini bisa selesai tepat pada
waktunya.
SUHARTO
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah
dan bimbingan-Nya, sehingga penyusunan materi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Buku yang disusun oleh Tim Penyusun Materi dengan judul “Komisioning dan SLO
Proyek Instalasi Pembangkit“ adalah materi baru yang terdapat dalam Learning
Theme (Project Completion) yang sudah disahkan oleh Direktur Konstruksi & EBT
sebagai Learning Council Project Academy, sehingga diharapkan dapat
mempermudah proses belajar mengajar di Project Academy bagi pegawai dalam
melakukan kegiatan Komisioning dan SLO.
Saran dan kritik dari pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan tulisan
ini, semoga handout ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
MUSTHOFA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
TIM PENYUSUN :
1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan
3. Bambang Sugiyanto
4. Sumardiono
TIM VALIDATOR :
1. Joko Sutono
2. Campy Atmahadi
3. R. A. Effendy
Buku 1
Mekanisme Prosedur Komisioning dan SLO
Buku 2
Persyaratan dan Pelaksanaan Kommisioning dan SLO
Buku 3
Tata Cara Komisioning Proyek Instalasi Pembangkit
Buku 4
Tata Cara SLO Proyek Instalasi Pembangkit
Buku 5
Evaluasi dan Pelaporan Komisioning dan SLO
Buku 6
Praktek Inspeksi
MEKANISME
PROSEDUR
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN I................ :
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 4 JP
PENYUSUN :
1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan
Gambar 1.2 Flowchart Pelaksanaan Komisioning .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.3 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT TerakreditasiError! Bookmark
not defined.
Gambar 1.4 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi ....... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 1.5 Susunan Tim Organisasi Komisioning sesuai SPLNError! Bookmark not
defined.
Gambar 1.7 Organisasi dan Basic Communication pada Kegiatan SLOError! Bookmark not
defined.
Tabel 1.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO ........ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 1.2 Perbandingan antara Tujuan Kegiatan Komisioning dan SLOError! Bookmark
not defined.
Tabel 1.3 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada PLTU ... Error!
Bookmark not defined.
Uji jenis ialah pengujian yang lengkap untuk menentukan apakah hasil
produksi telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditemukan dalam
standar ini.
Pengujian ini bila telah dilakukan tidak perlu diulang, kecuali bila ada
perubahan bahan atau konstruksi kabel yang kemungkinan dapat merubah
karakteristiknya.
Uji rutin ialah pengujian yang dilakukan secara rutin yang ditentukan
dalam standar ini pada setiap hasil produksi oleh produsen.Pengujian ini
harus dilakukan oleh pabrik pembuat terhadap setiap hasil produksi.
2
IEV.841-22-53
3
Ibid,151-04-21 dan411-53-06
4
SPLN No.85 tahun 1990, hlm. 2
Tabel 1.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO
Bagi PLN, SLO diperlukan sebagai acuan serah terima proyek untukoperasi
komersil (comercial operation). Instalasi yang tidak lulus persyaratan SLO, tidak
diberikan SLO, artinya tidak boleh beroperasi. Mata uji untuk laik operasi ini tidak
selengkap mata uji komisioning, karena yang diperlukan adalah kesesuaian antara
sistim grid yang existing dengan sistim baru yang akan masuk grid.
Apabila komisioning tidak dilaksanakan maka tidak pernah diketahui fungsi dan
kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem sehingga tidak layak untuk dioperasikan.
Tidak adanya data hasil komisioning mengakibatkan secara statistik PLN tidak dapat
mengetahui penurunan kualitas fungsi dan kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem.
Sedangkan Instalasi yang tidak punya SLO, secara hukum tidak boleh beroperasi.
5
SPLNNo. 85, loc. cit.
6
SPLN No. 85, op.cit, hlm. 37
- Instalasi direkondisi
Lingkup kegiatan SLO instalasi pembangkit baru dan lama secara rinci dalam
lampiran 1 Peraturan Menteri ESDM No.0045 tahun 2005, tanggal 29
Desember 2005; Mata Uji (Test items) Laik Operasi Instalasi Pembangkit
Tenaga Listrik sebagaimana berikut.
Komisioning SLO
Tabel 1.3 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada
PLTU
PT PLN (PERSERO)
JASA SERTIFIKASI
DIAGRAM ALUR INSPEKSI/KOMISIONING
KONTRAKTOR
Menyampaikan
ENGINEERING :
- Dokumen kontrak
TEST PROCEDURE - Design enginering
- Gambar konstruksi
- Spesifikasi teknik
- Test report /FAT/ITP
- Dokumen AMDAL INSTALASI TENAGA
LISTRIK
Pemasangan
Supervisi/pengawasan
PLN-JMK Pemasangan konstruksi
Pernyataan TOP
(Take over package)
PLN JASER-LMK
N N Evaluasi check lis
Kondisi telah
Y hasil supervisi Y terpasang
Perbaikan/
Approval test
pelengkapan procedure
Inspeksi/
Komisioning
pembebanan
Pemberian
percobaan
tegangan
REKOMENDASI
LAIK PEMBERIAN TEGANGAN&
PERCOBAAN BERBEBAN/
LAIK SINKRON
LAPORAN TEKNIK
KOMISIONING
SLO / COD
PERMOHONAN
SERTIFIKAT KE 1
DESDM c.q. DJLPE
PENUGASAN KEPADA
LEMBAGA INSPEKSI
1
YANG DIPILIH PEMILIK
INSTALASI
PENGAWASAN TEKNIK
(W I TN ESSI N G )
PRESENTASI LAPORAN
HASIL UJI DI DESDM
c.q. DJLPE
TIDAK 7
LAIK HASIL
EVALUASI
?
LAIK
PENERBITAN
SERTIFIKAT LAIK 4
OPERASI
TOTAL 35
Gambar 1.4 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi
Dalam Peraturan Menteri ESDM no. 0045 tahun 2005 pasal 17 ayat 1,
hierarki standar yang digunakan adalah SNI Bidang Ketenagalistrikan, Standar
Internasional atau standar negara lain yang tidak bertentangan dengan standar
ISO/IEC.
1.4 Pengorganisasian
Susunan organisasi Tim Komisioning PLN diatur dalam SPLN No. 85 dan 86
tahun 1990 seperti yang terlihat dibawah ini :
KETUA TIM
KOMISIONING
STAF DARI JASER STAF DARI JASER STAF DARI JASER STAF DARI JASER
STAF DARI (PLN
UIP/UPK)
STAF DARI PLN STAF DARI PLN STAF DARI PLN STAF DARI PLN
UIP/UPK UIP/UPK UIP/UPK UIP/UPK STAF DARI
Wilayah/P3B/SEK
TOR / AP
STAF DARI STAF DARI STAF DARI STAF DARI
Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK Wilayah/P3B/SEK
TOR / AP TOR / AP TOR / AP TOR / AP
1. Menyerahkan dan menjelaskan kepada PLN daftar peralatan yang akan diuji
disertai hasil uji prakomisioning serta program komisioning, yang terdiri dari :
a. Jadwal
b. Macam (lingkup pekerjaan)
c. Metode/prosedur
d. Lembar uji berita acara
b. Data kelainan, kekurangan dan perubahan yang terjadi (deficiency list) dari
peralatan
Wewenang dan tugas organisasi dalam pelaksanaan kegiatan SLO adalah sebagai
berikut :
PERSYARATAN
PELAKSANAAN
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN II................ :
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 4 JP
PENYUSUN :
1. Edy Iskanto
2. Budhi Darmawan
3. Sumardiono
Gambar 2.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat celaka ........... 7
Gambar 2.8 Pemeriksaan ROW Dalam Rangka Komisioning dan SLO .............................. 19
Gambar 2.9 Contoh Konduktor yang tidak layak untuk Dipasang ....................................... 19
Gambar 2.16 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt ............................. 23
a) Menyiapkan personel
b) Surat Tugas / SK Tim Komisioning PLN
c) Menerbitkan rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron
d) Membuat laporan teknik
Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam
:
a) Jenis instalasi
b) Kapasitas daya terpasang
c) Pelaksana pembangunan, pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan
d) Jadwal pelaksanaan pembangunan, pemasangan dan pengujian
e) Gambar situasi / tata letak
f) Gambar instalasi
g) Diagram garis tunggal instalasi
h) Schematic diagram
i) Perhitungan teknik
j) Daftar bahan instalasi
k) Uraian dan spesifikasi teknik
l) AMDAL/ UKL-UPL dari Pemda setempat atau instansi yang terkait
m) Menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan SLO
Sementara itu, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh PLN Jaser untuk
memenuhi persyaratan administrasi SLO, antara lain:
Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam
:
Personel tersebut harus kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga
keselamatan kerja diri sendiri selama melaksanakan kegiatan inspeksi.
Selain itu, ada beberapa material yang harus diuji di laboratorium untuk
diketahui parameternya. Misal : untuk mengetahui parameter di dalam air baku, air
limbah, minyak trafo, bahan bakar, dll.
Peralatan tersebut diatas harus jelas merk, tipe, pabrik pembuat, manual
book dan no. seri serta harus mempunyai sertifikat kalibrasi yang masih berlaku
ketika digunakan.
a. Pengertian Kecelakaan
b. Standar K3
• Peraturan perundangan
• Standar nasional maupun internasional
• Daftar peraturan yang dapat berdiri sendiri. Berisi semua rincian secara
langsung dalam peraturan (suatu instrumen undang-undang) atau aturan-
aturan tambahan.
• Daftar peraturan yang umum sifatnya. (khusus untuk tempat kerja aman
dan peralatan kerja) dan membutuhkan dukungan pedoman praktek yang
rinci dan diungkapkan dalam SOP (Standard Operational Procedure).
g. Komunikasi K3
b) Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua
orang atau lebih.
a) Standarisasi
b) Penerapan 4 pilar K2
c) Sertifikasi
d) Penerapan SOP / IK
e) Pelaksanaan SLO
f) Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
g) Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya
• Sertifikasi :
Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.
Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman
bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan
terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak
dapat berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.
DasarHukum :
Membutuhkan:
4.PLTP ≥ 55 MW
5.PLTN SemuaBesaran
6.PusatListrikJenisLain 10 MW
Catatan : dibawah besaran sebagaimana tersebut pada tabel 2.2 wajib menyusun
UKL-UPL
DELH/DPLH
a. Personel
b. Peralatan
c. Instalasi
d. Lingkungan
BERBAHAYA
- Helm
- Sepatu safety
- Full Body Harnest / Safety Belt
- Sarung Tangan
- Grounding Stick
- Tester Tegangan
- Rambu – rambu tanda Bahaya
- Rambu pembatas bahaya
- Dll
MERK MERK
PENJELASAN TEKNIS
PENJELASAN TEKNIS
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
AC 3 KV ~ 34.5 KV
MERK MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
Gambar 2.16 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt
* Body Harness
* Lanyards
* Safety Belts
* Rescue Device
Fungsi aspek lingkungan hidup (LH) pada pelaksanaan komisioning dan SLO
adalahmenciptakan suasana tertib lingkungan, ramah lingkungan, aman terhadap
lingkungan dengan melakukantindakan-tindakan pencegahan, pemantauan, dan
pengelolaan mengenai akibat yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup dari
kegiatan komisioning dan SLO. Misalnya, melakukan sosialisasi dan komunikasi
kepada pekerja, masyarakat, dan instansi terkait agar pelaksanaan komisioning dan
SLO berjalan dengan baik.
TATA CARA
KOMISIONING
PROYEK INSTALASI
PEMBANGKIT
PELAJARAN III................ :
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 10 JP
PENYUSUN :
1. Budhi Darmawan
Gambar 3.1 Contoh hasil review test procedure .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.2 Contoh Diagram CPM pada Milestone Kegiatan Komisioning PLTU .......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.3 Contoh Surat Pernyataan TOP........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.4 Format Form Turn Over Package....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.5 Contoh Form Permohonan Pelaksanaan Uji ...... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Contoh Master Schedule Pelaksanaan Komisioning PLTUError! Bookmark not
defined.
Tabel 3.2 Contoh Weekly Schedule ....................................... Error! Bookmark not defined.
Kegiatan ini dilakukan secara bertahap, secara garis besar mulai dari
kegiatan me-review ITP (Inspection Test Plan) dan test procedure, melakukan
supervisi pelaksanaan pengujian hingga pembuatan laporan.
Inspection Test Plan adalah gambaran umum rencana inspeksi dan pengujian
terhadap peralatan individu, sub sistem, sistem dan unit yang akan dilakukan
pada suatu instalasi pembangkit harus disusun dan dibuat secara sistimatis.
Di dalam ITP disebutkan mata uji yang akan diterapkan di dalam kegiatan
komisioning secara rinci dan berurutan sehingga inspektor dapat dengan
mudah mensupervisi dan memonitor pekerjaan dalam pelaksanaanya.
Kegiatan review terhadap ITP, ini merupakan kegiatan tahap awal pada
pelaksanaan komisioning. ITP harus diajukan oleh kontraktor beberapa bulan,
umumnya 3 sampai 5 bulan, sebelum pengujian dilaksanakan.
Contoh ITP pada komisioning PLTU secara detail dapat dilihat pada Lampiran
1.
A (Approved)
B (Approved as note)
C (Not approved) .
(i) ITP
(ii) Design calculation dan Basic design
(iii) Setting list : kontrol & proteksi
(iv) Gambar teknik dan diagram
(v) Basic design/Design calculation
(vi) Buku manual peralatan utama
Contoh daftar prosedur komisioning pada PLTU secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2.
c) Pelaksanaan pengujian
i. Schedule
Sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus menerbitkan Schedule
pelaksanaan komisioning. Pada proyek yang besar dan proses
penyelesaiannya lama biasanya schedule terdiri dari :
Gambar 3.2 Contoh Diagram CPM pada Milestone Kegiatan Komisioning PLTU
Rapat harian diperlukan guna evaluasi terhadap hasil uji hari sebelumnya dan
koordinasi pekerjaan yang akan dilakukan. Rapat harian ini waktunya dibatasi
tidak boleh terlalu lama, biasanya hanya 15 menit.Bila diperlukan
pembahasan yang mendalam, rapat dapat diadakan secara terpisah.
Surat pernyataan TOP atau ERF (Equipment Released for Test) adalah surat
pernyataanserah terima pekerjaan yang diterbitkan oleh tim supervisi
konstruksi yang menyatakan bahwa peralatan atau perlengkapan telah
selesai pemasangannya dan siap untuk dilakukan pengujian komisioning.
Setelah ada surat pernyataan TOP, agar semua pekerjaan komisioning dapat
berjalan dengan baik sesuai rencana maka harus dipastikan kesiapan
interfacing dari masing-masing sistem pada obyek yang akan dikomisioning.
Hal ini untuk menghindari terjadinya kerugian waktu dan biaya bila terjadi
kegagalan dikarenakan ada beberapa itemyang ternyata belum siap. Misal :
saat akan melakukan chemical cleaningyang membutuhkan uap, ternyata
saluran uap dari auxiliary boiler (untuk start up) belum terhubung ke main
boiler atau fuel oil system untuk auxiliary boilerbelum siap.
8
Ibid, hlm. 31
APPLICATION FOR :
- CHEMICAL CLEANING
- STEAM BLOW
- UNIT START UP
Signature : Signature :
Signature :
Name : .......... .... Name : .......... ....
Name : .......... ..
Date : : .......... .... Date : : .......... ....
Date : ... ...... ..
• Persiapan
• Pelaksanaan
Contoh peralatan yang akan diuji secara individu, meliputi peralatan dan
perlengkapannya antara lain :
Contoh peralatan yang akan diuji secara sub-sistem, meliputi peralatan dan
perlengkapannya antara lain :
9
Ibid, hlm 2
10
Ibid, hlm 3
11
Ibid, hlm 2
12
Ibid, hlm 3
Sistem adalah suatu kesatuan sub sistem yang tersusun dalam tata
hubungan kerja, berfungsi untuk mengubah satu energy menjadi energy
lainnya. 13
i. Bila terdapat kekurangan (pending item) yang bersifat major atau tidak
memenuhi persyaratan kontrak atau standar, maka Tim Komisioning
PLN menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk
melengkapi kekurangan tersebut sebelum melakukan percobaan
sinkron.
ii. Bila terdapat kekurangan yang bersifat minor, maka Tim Komisioning
PLN :
o Menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor
untuk melengkapi kekurangan tersebut dan dapat diselesaikan
setelah percobaan sinkron dilakukan.
13
Ibid, hlm 2, SPLN No. 58 tahun 199, hlm. 2, dan SPLN No. 90 tahun 1990, hlm. 3
14
SPLN No. 86 Tahun 1990, hlm. 3
e. Pengujian unit
- Uji overspeed
- Uji lepas beban (load rejection)
- Uji load swing
- Uji load ramp
- Uji run back
- Uji keandalan(Reliability Run)
- Uji unjuk kerja (Performance test)
- Uji dampak lingkungan
Prosedur tersebut harus disusun dan dibuat dari jauh hari (4-6 bulan)
sebelum dilakukan komisioning, karena selama review dapat dipastikan terjadi diskusi
yang alot karena pada dasarnya kontraktor ingin yang mudah, sedangkan PLN ingin
yang terbaik sesuai standard terkait yang dirujuk.
Bila pengujian dinyatakan baik maka lembar hasil uji ditandatangani oleh
pihak kontraktor dan PLN, yang akan digunakan sebagai bahan kontrol, evaluasi, dan
pelaporan.
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
CONTRACTOR
Dalam buku kontrak selalu disebutkan nilai garansi unjuk kerja (Performance
Guarantee) unit pembangkit, hal ini biasanya tertulis pada Schedule 6. Plant
Performance Guarantee.
……………………………………………………………………………
Berikut ini disampaikan, contoh prosedur dan perhitungan Turbine Heat Rate
secara lengkap pada PLTU Lontar (3 x 315 MW) serta resume keseluruhan
pengukuran dan perhitungan Performance Test.
………………………………………………………………………………..
Gross plant heat rate (corr at MCR) 2110 kcal/kWh 2038,67 kcal/kWh Memenuhi
Net plant heat rate (corr at MCR) 2215.7 kcal/kWh 2132,41 kcal/kWh Memenuhi
e) Boiler Performance
Parameter Unit Guarantee 100% MCR 75% MCR 50% MCR Justifikasi
A B A B A B
Opacity
Hasil
Parameter Unit Guarantee Justifikasi
Side A1 Side A2 Side B1 Side B2
Opacity % 20 10 5 5 2 Memenuhi
No. Description
BALANCE OF PLANT & ACCESSORIES
1 Fire Fighting System
Visual Inspection
Motors and Pumps Test
I & C Functional Test
Protection & Interlock Test
Fire Water System Commissioning Test
CO2 System Commissioning Test
Foam System Commissioning Test
Heat, Smoke and Fire Detection System Test
Hydrant, Sprayer and Deluge System Test
Portable Fire Fighting Equipments
Operation and Functional Test (All Area)
2 Emergency Power System
Visual Inspection
Diesel Generator Set Test
Uninteruptible Power Supply Test
Operation Function Test
Protection & Interlock Test
3 DC Supply Power System
Visual Inspection
Battery Test
Battery Charger Test
Protection & Interlock Test
Operation Function Test
4 AC Supply Power System (MV & LV)
Visual Inspection
MV/LV Transformers Test
Station MV Switchgear Function Test
Station MV Switchgear Protection & Interlock Test
Station LV Switchgear Function Test
Station LV Switchgear Protection & Interlock Test
5 Water Treatment System
Visual Inspection
E&C&I Function Test
Protection & Interlock Test
Sea Water Pre Treatment System
Desalination Plant Test
Demineralize Water System Test
TURBINE
ELECTRICAL
1 Commissioning of Substation / Switchyard consist of :
- Commissioning of Circutit Breaker (CB)
- Commissioning of Current Tranasformer (CT)
- Commissioning of Potential Transfromer (PT)
OTHERS
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 10 JP
PENYUSUN :
1. Bambang Sugiyanto
Tabel 4.1 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM ........................ Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga ListrikError! Bookmark
not defined.
Berdasarkan skema proses SLO yang telah dijelaskan pada pokok bahasan
”1.3. Prosedur Komisioning dan SLO”, waktu yang diperlukan untuk memperoleh SLO
tergantung kepada beberapa parameter, antara lain kesiapan masing-masing proyek
dan/atau LIT yg dipilih. Namun paling cepat adalah 35 hari, sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat diperkirakan kapan pemilik proyek mulai mengajukan permintaan untuk
memperoleh SLO.
a. Jenis instalasi;
b. Kapasitas daya terpasang;
c. Pelaksana pembangunan dan pemasangan; dan
MASA BERLAKU
JENIS INSTALASI
(TAHUN)
Instalasi penyediaan tenaga listrik 5
Instalasi transmisi dan distribusi tenaga listrik 10
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TT / TM 15
Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen TR 15
Sertifikasi Laik Operasi (SLO) diberikan setelah syarat A3 (Aman, Andal, dan
Akrab Lingkungan) telah terpenuhi. Setelah sebuah instalasi TL menyelesaikan semua
tes dan komisioning serta memperoleh SLO, maka instalasi tersebut dapat
dioperasikan secara komersial atau dalam istilah tertentu disebut sebagai COD
(Commercial Operation Date).
Kegiatan SLO dilakukan untuk instalasi baru dimulai dari kegiatan review
dokumen, review desain, mengevaluasi hasil uji, pemeriksaan dan pengujian sampai
dengan pelaporan. Sedangkan untuk instalasi lama terdapat beberapa butir yang tidak
dilakukan.
i. Spesifikasi teknik peralatan utama antara lain : boiler, turbin, generator dan
main transformer dll.
ii. Spesifikasi material peralatan utama, antara lain material : pipa boiler, sudu
turbin dll.
iii. Dokumen AMDAL atau UKL/UPL
15
Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 004.K/DIR/2013 butir V.1
- Melakukan review desain terhadap desain peralatan dan sistem pada instalasi
elektrikal dan mekanikal pada instalasi ketenagalistrikan
• Sistem pembumian
• Short circuit level system
• Sistem pengaman elektrikal
• Sistem pengaman mekanikal
• Sistem pengukuran
16
Ibid, butir V.2
Evaluasi hasil uji dilakukan bersama dengan kontraktor, tim penguji dan PLN
Unit/Anak Perusahaan terkait yang menandatangani hasil pengujian instalasi
ketenagalistrikan
- Melakukan evaluasi hasil uji termasuk Factory Acceptance Test (FAT) pada
peralatan dan sistem yang terpasang pada instalasi elektrikal, mekanikal,
metrologi, dan lingkungan hidup pada instalasi ketenagalistrikan
Kegiatan ini dilakukan oleh inspektor untuk instalasi baru maupun lama.Pada
kegiatan ini, inspektor mengevaluasi hasil uji yang telah dilakukan meliputi :
17
Ibid, butir V.3
18
Ibid, butir V.4
2 . Persiapan
3 . Pelaksanaan
Sinkronisasi
Kapasitas pembangkit
Lepas beban
Pengaturan tegangan
Pengaturan frekuensi
Keandalan pembangkit (72 jam dengan beban 80%-100% )
EVALUASI DAN
PELAPORAN
KOMISIONING DAN
SLO
PELAJARAN V................ :
TUJUAN PELAJARAN :
DURASI : 4 JP
PENYUSUN :
1. Bambang Sugiyanto
2. Budhi Darmawan
Tabel 5.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV ................. 5
- Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi,
standar, peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam buku
kontrak
- Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi,
standar, peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam lampiran
1 dan 2 Peraturan Menteri ESDM No.0045 tahun 2005, tanggal 29 Desember
2005 ; Mata Uji (Test items) Laik Operasi
- Membuat rekomendasi Laik Operasi setelah memenuhi kaidah aman, andal dan
akrab lingkungan
• Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.
• Bukti bahwa pengujian sudah dilakukan sesuai data laporan hasil pengujian.
19
Ibid, butir VIII.2
PRAKTIK INSPEKSI
DAFTAR ISI
1. Teori pendukung
a. Review desain yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi, rekomendasi perbaikan, keefektifan perbaikan desain yang meliputi gambar,
standar, uraian teknis, spesifikasi peralatan dan sistem.(Ref : KeputusanDireksi PT PLN (PERSERO) Nomor : 004K/DIR/2013 Tentang
Inspeksi, Pengujian Dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) Instalasi Ketenagalistrikan).
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup review desain dipersempit namun takterbatas kepada : Sistem pembumian, Short circuit level
sistem, Sistem pengaman elektrikal, Sistem pengaman mekanikal, Sistem pengukuran, Koordinasi proteksi dengan grid system
tenaga listrik, Clearance dan creepage distance (ref : lampiran Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005)
c. Di dalam dokumen kontrak, desain terdapat di bagian akhir dokumen, yang dikenal dengan bid proposal and drawing, atau technical
particular and guarantee (TPG)
d. Boiler adalah peralatan utama untuk menghasilkan uap panas dan bertekanan untuk memutar turbin
e. Turbin adalah peralatan utama untuk memutar generator.
2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Dokumen desain
- Dokumen kontrak
4. Hasil Praktik
No Parameter NilaiDesain Nilaiygdisubmit Penilaian
1
2
..dst
5. Laporan
Format laporan sesuai denganPermen ESDM
1. Teori pendukung
a. Pengukuran adalah bagian dari pengujian. Pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk rnengukur dan rnenilai unjuk kerja
suatu instalasi. (Ref :Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) Nomor : 004K/DIR/2013 Tentang Inspeksi, Pengujian Dan Sertifikat Laik
Operasi (SLO) Instalasi Ketenagalistrikan).
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup pengujian dipersempit namun tak terbatas kepada : pengujian fungsi peralatan proteksi dan(ref :
lampiran Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005)
c. Clearance distance adalah jarak terpendek antara benda bertegangan dengan benda tidak bertegangan (grounded object). Sedangkan
creepage distance (jarak rambat) adalah jarak terdekat yg memungkinkan listrik (elektron) bisa merambat melalui permukaan.
d. Clearance and creepage distance perlu diperiksa dan diuji, karena sangat mempengaruhi konsep A3 (Aman, Andal,Akrab lingkungan).
Clerance atau creepage distance yang tidak memenuhi standar dapat mempermudah loncatan listrik (spark over) atau rambatan listrik
(flash over).
e. Standard Clearance and creepage distance dapat diperoleh dari SNI IEC 71 dan 815 (terlampir)
f. Di dalam dokumen kontrak, spesifikasi teknik dan spesifikasi material umumnya terdapat dibagian akhir dokumen, yang dikenal
dengan bid proposal and drawing, atau technical particular and guarantee (TPG)
4. Hasil praktik
Formulir hasil praktik
5. Laporan
Format laporan sesuai dengan Permen ESDM
JUDUL PRAKTIK : 3. Praktik Evaluasi Hasil Uji Individual Peralatan Utama (IDF)
TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu melakukan evaluasi hasil uji peralatan utama (IDF)
DURASI : 60 menit
1. Teori pendukung
a. Evaluasi hasil uji individual peralatan utama elektrikal yaitu kegiatan evaluasi kesesuaian terhadap spesifikasi teknik pabrikan, standar
dan peraturan.
b. Dalam kegiatan SLO, ruang lingkup evaluasi uji individual merujuk namun tak terbatas kepada mata uji pada lampiran 1 Peraturan
Menteri ESDM No 0045 tahun 2005
c. Induce Draft Fan adalah peralatan utama untuk menarik Flue gas dari dalam boiler ke ESP lalu dibuang ke udara melalui Chimney
d. Pengukuran suhu (themperature rise) dan Vibrasi diperlukan untuk mengetahui bahwa parameter tersebut normal atau tidak normal
sebelum dioperasikan secara kontinyu
2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Dokumen hasil uji individual Induce Draft Fan (IDF)
2.2. Material kerja
- Material habis pakai : tidak ada
2.3. Peralatan ukur / uji
a. Peralatan Utama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada
B Pelaksanaan praktik
5. Laporan
Setelah lembar hasil uji ditandatangani bersama oleh pihak yang terkait kemudian laporkan kepada Manager Komisioning
1. Teori pendukung
• Standar K3 (Peraturan Pemerintah tentang K3 tahun 1970, Peraturan Pemerintah tentang K2 tahun 1985,SNI, SPLN, SE Direksi
No.002 tahun 2013 tentang Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi)
• Materi K2
• Instalasi ketenagalistrikan :
a. Proyek Pembangkit :
- Boiler
- Generator
- Trafo Step-Up
- Gedung
b. Proyek Transmisi :
- Jaringan (SUTET/SUTT)
- Konstruksi Tower
- Peralatan Gardu Induk (Bay Line dan Bay Trafo)
- Gedung
B Pelaksanaan praktik :
- Periksa fasilitas K2/K3 (checklist kelengkapan
obyek kerja)
- Catat hasil pemeriksaan
C Evaluasi :
- Lakukan evaluasi hasil pemeriksaan
- Evaluasi / Cocokkan terhadap kriteria dan standar
- Simpulkan hasil kecukupan
Catatan : ……
5. Laporan
Format laporan sesuai standar perusahaan.
1. Teori pendukung
- Pengujian adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk mengukur dan menilai unjuk kerja suatu instalasi.
- lnspeksi adalah pemeriksaan suatu desain produk, jasa, proses, atau pabrik dan penentuan kesesuaiannya terhadap
persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pembuktian secara profesional.
- Pembumian peralatan adalah pembumian untuk peralatan ketenagalistrikan, misalnya pembumian CT, PT, Cubicle dll. Nilai
pembumian diharapkan sekecil mungkin. Untuk pembumian peralatan di luar GI, diharapkan nilai resistansi maksimumnya
adalah 5 ohm. Sedangkan di dalam GI, nilai resistansi pembumian diharapkan < 1 ohm
2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Titik pembumian, atau elektrode pembumian (ground terminal)
2.2. Material kerja
- Baterry 1,5 V, 6 bh
- Lap / majun
5. Laporan
Buat laporan sesuai dengan Format Permen ESDM
1. Teori pendukung
a. Pengukuran Dampak Lingkungan yaitu kegiatan mengukur dampak yang ditimbulkan oleh suatau kegiatan instalasi
pembangkit yang dampaknya dirasakan oleh penduduk disekitarnya .
b. Dalam kegiatan SLO, pengukuran Dampak Lingkungan merujuk kepada mata uji pada lampiran 1 Peraturan Menteri ESDM
No 0045 tahun 2005 yang terdiri ; pengukuran emisi gas buang (Flue gas emission), pengukuran tingkat bising (Noise level)
dan pengukuran/analisa limbah padat dan cair (Waste water disposal)
c. Pengukuran dilakukan pada:
- Boiler Flue gas
- Sample limbah cair yang keluar dari Intalasi Pengolah Limbah (IPAL) atau komplek pembangkit
- Bising di peralatan, di lingkungan pembangkit dan di luar lingkungan pembangkit
d. Kriteria pengukuran berdasarkan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup ;
- PERMEN LH No. 21 Tahun 2008 ; Baku mutu emisi tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga
listrik
- PERMEN LH No. 8 tahun 2009 ; Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik
- PERMEN LH No.48 tahun 1996 ; Baku mutu tingkat kebisingan
5. Laporan
Setelah lembar hasil pengukuran ditandatangani bersama oleh pihak yang terkait kemudian laporkan kepada Manager
Komisioning.
JUDUL PRAKTIK : 7. Praktik pembuatan laporan teknik uji laik operasi PLTD
TUJUAN PRAKTIK : Peserta mampu membuat laporan teknik uji laik operasi PLTD
DURASI : 60 menit
1. Teori pendukung
a. Dalam kegiatan pembuatan laporan teknik SLO, merujuk pada lampiran III Peraturan Menteri ESDM No 0045 tahun 2005
b. Laporan SLO diperlukan sebagai dokumentasi dan rekomendasi penerbitan Sertifikat Laik Operasi atau Tidak Laik Operasi
2. Sarana/prasarana praktik
2.1. Benda / obyek kerja
- Laporan Teknik SLO
- Dokumen hasil inspeksi dan pengujian
2.2. Material kerja
- Material habis pakai : Kertas dan tinta
2.3. Peralatanukur / uji
a. Peralatan Utama : tidak ada
b. Peralatan Bantu : tidak ada
4. Laporan
Setelah laporan teknik SLO selesai dibuat yang ditanda tangani oleh inspektor pelaksana inspeksi, Deputy Manager Pembangkit
Tenaga listrik dan Manager Bidang Kelaikan Instalasi, bila hasil inspeksi dinyatakan laik operasi maka laporan tenik SLO ini akan
dipakai sebagai rekomendasi untuk diterbitkan Sertifikat Laik Operasi yang ditanda tangani oleh General Manager Jasa Sertifikasi