K3 DI TEMPAT KERJA
(C.28LOG20.003.2)
1
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu
instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan
berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk
membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman
melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya
dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja
Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional)
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi
(Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan
menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen. Keduanya
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai referensi dalam
media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur/pembimbing,
agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Materi Pelatihan dengan judul “Menerapkan Prinsip-Prinsip K3 Di
Tempat Kerja”, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku
asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi
teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran,
sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja
yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja baik
nasional maupun global.
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja
ii
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Modul pelatihan merupakan buku panduan dalam meyampaian Materi
Pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk mencapai kompetensi di unit ini.
2
lain-lain sehingga diharapkan modul ini dapat diinplementasikan
sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Lembaga pelatihan.
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok,
presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini
dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Evaluasi pencapaian kompetensi peserta dapat dilaksanakan sesuai
dengan proses penilaian berupa soal tertulis, wawancara, instruksi
demonstrasi dan/atau standard produk yang dipersiapkan oleh
instruktur
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan
yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
3
C. SILABUS
Unit Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat Kerja
Kode Unit : C.28LOG20.003.2
Perkiraan Waktu : 10 JP @ 45 menit
Bentuk : Luring/Daring/Blended (*)
Capaian Unit Kompetensi : Terlaksananya praktek kerja yang aman, melaporkan bahaya-bahaya di tempat
kerja dan mengikuti prosedur keadaan darurat dengan disiplin dan cermat
1. Mengikuti praktek- 1.1. Kerja dilaksanakan Diikuti dan Penjelasan tentang: 1. Melaksanakan
praktek kerja yang dengan aman didemonstrasikan 1. Bekerja dengan pekerjaan dengan aman
aman sesuai dengan nya praktek kerja aman sesuai SOP dan sesuai SOP dengan
prosedur operasi yang aman 2. Kegiatan rumah disiplin dan cermat
standar. dengan cara tangga perusahaan 2. Melakukan kegiatan
1.2. Kegiatan rumah 3. Tanggung jawab rumah tangga
pekerjaan
tangga perusahaan dan tugas-tugas perusahaan sesuai SOP
dilaksanakan
dilakukan sesuai karyawan dalam dengan disiplin dan
sesuai SOP,
dengan prosedur kegiatan sehari- cermat
operasi standar. mengikuti tanda- 3. Mendemonstrasikan
hari
1.3. Tanggung jawab tanda/ simbol 4. Perlengkapan tanggung jawab dan 4 JP
dan tugas-tugas keselamatan, pelindung diri dan tugas-tugas karyawan
karyawan pedoman dan alat-alat dalam kegiatan sehari-
didemostrasikan kesehatan kerja keselamatan dan hari
dalam serta digunakanya cara menyimpanya 4. Menggunakan
kegiatan sehari- perlengkapan dan 5. Tanda-tanda Perlengkapan pelindung
hari. alat-alat simbol pada K3 diri dan alat-alat
1.4. Perlengkapan keselamatan 6. Pedoman dan keselamatan sesuai
pelindung diri dan sesuai SOP kesehatan kerja prosedur operasi
alat-alat 7. Perlangkapan standar.
keselamatan darurat 5. Menyimpan
4
digunakan Perlengkapan pelindung
sesuai prosedur diri dan alat-alat
operasi standar. keselamatan sesuai
1.5. Perlengkapan prosedur operasi
pelindung diri dan standar
alat-alat 6. Mengikuti Tanda-
keselamatan tanda/simbol sesuai
disimpan instruksi
sesuai prosedur 7. Melaksanakan Pedoman
operasi standar. dan kesehatan kerja
1.6. Tanda- sesuai prosedur
tanda/simbol operasi standar
diikuti sesuai 8. Mengidentifikasi
instruksi. perlengkapan darurat
1.7. Pedoman dan
kesehatan kerja
dilaksanakan
sesuai prosedur
operasi standar.
1.8. Perlengkapan
darurat
diiidentifikasi.
2. Melaporkan bahaya- 2.1. Bahaya-bahaya di Dikenalinya Penjelasan tentang: 1. Mengenali bahaya-
bahaya di tempat kerja tempat kerja bahaya-bahaya 1. Cara mengenali bahaya di tempat kerja
selama waktu di tempat kerja bahaya-bahaya di 2. Melaporkan bahaya-
kerja dikenali. selama waktu tempat kerja bahaya di tempat kerja
2.2. Bahaya-bahaya di kerja dan 2. Cara melaporkan kepada orang yang tepat
tempat kerja dilaporkannya bahaya-bahaya di sesuai SOP 4 JP
dilaporkan tempat kerja
bahaya-bahaya
kepada orang yang kepada orang yang
di tempat kerja
tepat tepat sesuai SOP
sesuai prosedur kepada orang
operasi standar yang tepat sesuai
SOP
5
3. Mengikuti prosedur 3.1. Cara-cara Didemonstrasikan Penjelasan tentang: 1. Mendemonstrasikan
keadaan darurat menghubungi nya cara-cara Cara-cara menghubungi
personil yang tepat 1. Menghubungi personil yang tepat dan
menghubungi
dan layanan personil yang tepat layanan darurat jika
personil yang
darurat jika dan layanan terjadi kecelakaan
tepat dan layanan darurat jika terjadi 2. Melaksanakan prosedur
terjadi kecelakaan darurat jika
didemonstrasikan. kecelakaan kondisi darurat dan 2 JP
terjadi kecelakaan 2. Prosedur kondisi
3.2. Prosedur kondisi evakuasi (pengungsian)
serta dipahaminya darurat dan
darurat dan
evakuasi prosedur kondisi evakuasi
(pengungsian) darurat dan (pengungsian)
dimengerti. evakuasi
(pengungsian)
Asesmen
6
D. PENGETAHUAN
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah aspek yang sangat
penting dalam dunia kerja dan pelatihan. K3 bertujuan untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan pekerja, mencegah kecelakaan dan cedera
kerja, serta mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kerja. Dalam
modul ini akan dijelaskan mengenai pentingnya penerapan K3 dalam
dunia kerja sebagai modal awal peserta pelatihan ketika berada di dunia
industri. Sehingga secara tidak langsung tidak hanya meningkatkan
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, namun juga dapat
meningkatkan produktivitas, membangun budaya keselamatan,
mengurangi biaya dan kerugian akibat kecelakaan kerja dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
7
adalah pendekatan yang diterapkan oleh suatu perusahaan atau
organisasi dalam melaksanakan tugas-tugas administratif dan
operasionalnya dengan mematuhi prosedur operasi standar yang
telah ditetapkan untuk aspek K3. Prosedur operasi standar K3
mencakup langkah-langkah yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa semua kegiatan di tempat kerja dilaksanakan dengan
aman, dengan tujuan untuk mencegah cedera, kecelakaan, dan
penyakit akibat kerja.
Beberapa contoh kegiatan rumah tangga perusahaan yang perlu
dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi standar K3
meliputi:
Penyusunan dokumen dan laporan administratif: Misalnya,
ketika menyiapkan laporan keuangan, laporan proyek, atau
surat-menyurat, karyawan harus mengikuti SOP K3 yang
mencakup penggunaan peralatan kantor dengan aman,
menjaga kenyamanan ergonomis saat bekerja di depan
komputer, dan menghindari potensi bahaya lingkungan seperti
kabel kelistrikan yang berserakan.
Penggunaan peralatan kantor dan perangkat lunak: Karyawan
harus mengikuti SOP K3 yang mengatur cara menggunakan
peralatan kantor, seperti pemeliharaan rutin, pengoperasian
yang aman, dan penggunaan perangkat lunak yang sah untuk
mengurangi risiko terhadap data sensitif dan serangan siber.
Pengelolaan bahan kimia: Jika perusahaan menggunakan atau
menyimpan bahan kimia, karyawan harus mengikuti SOP K3
yang mengatur prosedur penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan bahan kimia dengan aman untuk mencegah
paparan berbahaya dan pencemaran lingkungan.
Penyelenggaraan rapat dan pertemuan: Dalam mengadakan
pertemuan atau rapat, karyawan harus mematuhi SOP K3
untuk mencegah kecelakaan, seperti menjaga area pertemuan
bebas dari hambatan, menggunakan tanda-tanda peringatan,
dan mengidentifikasi jalur evakuasi jika diperlukan.
8
Penggunaan alat dan peralatan di area produksi: Bagi
perusahaan yang terlibat dalam produksi atau manufaktur,
SOP K3 harus diterapkan untuk memastikan bahwa alat dan
peralatan dioperasikan dengan aman, pekerja menggunakan
perlengkapan pelindung diri (APD) yang sesuai, dan terdapat
prosedur untuk mengatasi darurat seperti kebakaran atau
kecelakaan.
c. Tanggung jawab dan tugas-tugas karyawan dalam K3 perusahaan
(pengetahuan 1.3)
Tanggung jawab dan tugas karyawan dalam K3 mencakup
beberapa hal berikut:
Patuhi Prosedur K3: Karyawan harus mematuhi semua
prosedur keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Ini termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dan mengikuti langkah-langkah keselamatan dalam
melaksanakan tugasnya.
Identifikasi Bahaya: Karyawan harus dapat mengidentifikasi
bahaya potensial di tempat kerja dan melaporkannya kepada
manajemen. Bahaya dapat berupa bahaya fisik, kimia, biologis,
ergonomis, atau faktor psikososial yang dapat berdampak pada
kesehatan dan keselamatan mereka.
Lapor Kejadian dan Kecelakaan: Jika terjadi kecelakaan, cedera,
atau insiden yang berhubungan dengan keselamatan kerja,
karyawan harus segera melaporkannya kepada atasan atau tim
K3 yang bertanggung jawab.
Ikuti Pelatihan K3: Karyawan harus mengikuti pelatihan K3
yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kesadaran mereka tentang risiko dan cara mengatasi situasi
berbahaya.
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Saat bekerja di area yang
berpotensi berbahaya, karyawan harus menggunakan APD yang
9
sesuai seperti helm, kacamata, sarung tangan, masker, atau
sepatu keselamatan.
Jaga Kebersihan: Karyawan harus menjaga kebersihan di
tempat kerja agar lingkungan kerja tetap aman dan terhindar
dari potensi risiko kontaminasi atau kecelakaan.
Pelaporan Gangguan Keselamatan: Jika ada peralatan atau
fasilitas yang mengalami kerusakan atau kegagalan, karyawan
harus melaporkannya kepada pihak yang berwenang agar
segera diperbaiki.
Partisipasi dalam Program K3: Karyawan diharapkan aktif
berpartisipasi dalam program K3 yang dilaksanakan oleh
perusahaan, seperti inspeksi keselamatan rutin atau diskusi
tentang masalah keselamatan.
Hindari Penggunaan Narkoba dan Alkohol: Karyawan harus
menghindari penggunaan narkoba dan alkohol selama bekerja,
karena dapat menyebabkan penurunan kewaspadaan dan
meningkatkan risiko kecelakaan.
Terlibat dalam Perencanaan K3: Karyawan juga dapat
berkontribusi dalam perencanaan K3 dengan memberikan
masukan atau saran untuk meningkatkan keselamatan di
tempat kerja.
d. Perlengkapan pelindung diri dan alat-alat keselamatan dan cara
menyimpanya (pengetahuan 1.4)
Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja harus memahami APD
yang harus digunakan ketika bekerja guna mengurangi potensi
bahaya yang dapat terjadi. Berikut adalah APD yang biasa
digunakan di lingkungan kerja:
Helm:
Fungsi: Melindungi kepala dari benturan atau benda jatuh yang
dapat menyebabkan cedera kepala serius.
Penyimpanan: Simpan helm di tempat yang kering dan bersih.
Hindari tempat yang terkena sinar matahari langsung atau panas
yang berlebihan, karena hal ini dapat merusak bahan helm.
10
Gambar 1. Helm Safety
Kacamata Keselamatan:
Fungsi: Melindungi mata dari percikan bahan kimia, partikel,
serpihan, atau debu yang dapat menyebabkan luka pada mata.
Penyimpanan: Letakkan kacamata keselamatan dalam wadah
khusus atau tempat yang bersih dan kering. Hindari
menggoreskan permukaan lensa agar tidak mengurangi
efektivitasnya.
Masker Pernapasan:
Fungsi: Melindungi pernapasan dari partikel berbahaya atau
udara yang terkontaminasi.
Penyimpanan: Tempatkan masker pernapasan dalam kantong
atau wadah tertutup agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi
oleh bahan berbahaya.
11
Sarung Tangan:
Fungsi: Melindungi tangan dari bahan kimia, benda tajam, atau
suhu ekstrem.
Penyimpanan: Simpan sarung tangan dalam wadah tertutup agar
tidak terkena paparan bahan kimia atau kotoran lainnya.
Sepatu Keselamatan:
Fungsi: Melindungi kaki dari benturan, bahan kimia, dan potensi
bahaya lainnya di lingkungan kerja.
Penyimpanan: Simpan sepatu keselamatan di tempat yang bersih
dan kering, sehingga tidak mengalami korosi atau kerusakan.
12
Gambar 6. Sepatu Keselamatan
13
Gambar 8. Simbol Bahaya Khusus
14
Simbol Perlindungan Pribadi (Tanda Perlindungan Pribadi):
Penjelasan: Menunjukkan alat pelindung diri (APD) yang harus
digunakan untuk melindungi diri dari bahaya di area tersebut.
15
Simbol Lokasi Pertolongan Pertama (Tanda Pertolongan Pertama):
Penjelasan: Menunjukkan lokasi peralatan pertolongan pertama
atau fasilitas untuk memberikan pertolongan pertama jika
diperlukan.
16
Gambar 14. Pemadam Api (Fire Extinguisher)
17
Gambar 16. Alarm Darurat Kebakaran
18
Gambar 18. Telepon Darurat
19
Gambar 20. Lampu Penerangan Darurat
20
cedera punggung akibat mengangkat beban yang berat secara
tidak benar.
Salah satu dari bahaya fisik yang sering diperhitungkan
adalah kebisingan. Menghitung kebisingan melibatkan
pengukuran tingkat tekanan suara (dalam desibel) di tempat kerja.
Kebisingan di tempat kerja adalah salah satu jenis bahaya fisik
yang dapat berdampak negatif pada kesehatan karyawan,
terutama jika dibiarkan tanpa pengendalian yang tepat.
Kebisingan diukur dalam satuan desibel (dB) dan dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
dB = 10 * log10(I/I0)
dimana:
dB = desibel (tingkat tekanan suara).
I = intensitas suara yang diukur (dalam watt/meter
kuadrat).
I0 = ambang intensitas suara terendah yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia (dalam watt/meter kuadrat),
yaitu 10^(-12) watt/meter kuadrat.
21
Gambar 15. Perbandingan Tingkat Keparahan Kebisingan
Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah jenis bahaya di tempat kerja yang
berasal dari bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan risiko
kesehatan dan keselamatan bagi karyawan. Bahaya kimia dapat
timbul dari berbagai jenis zat kimia, seperti bahan beracun, bahan
korosif, bahan mudah terbakar, bahan peledak, bahan yang dapat
menyebabkan iritasi, atau bahan yang menghasilkan gas beracun
atau uap berbahaya.
Bahan kimia berbahaya dapat ditemukan di berbagai
industri dan sektor, termasuk pabrik, laboratorium, pertanian,
tambang, dan lain-lain. Karyawan yang bekerja dengan atau di
sekitar bahan kimia ini harus menyadari potensi bahayanya dan
mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri mereka
sendiri dan rekan kerja.
Bahaya kimia dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan karyawan, seperti iritasi kulit atau mata,
gangguan pernapasan, alergi, keracunan, luka bakar kimia, atau
bahkan kanker atau gangguan jangka panjang lainnya. Oleh
karena itu, penting untuk mengenali bahaya kimia di tempat kerja,
mengelola bahan kimia dengan aman, dan mengambil langkah-
langkah pencegahan untuk mengurangi risiko paparan.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk
menghadapi bahaya kimia di tempat kerja termasuk penggunaan
alat pelindung diri (APD), seperti sarung tangan, kacamata
keselamatan, dan masker, mengikuti prosedur kerja yang aman
dalam penanganan dan penyimpanan bahan kimia, serta
22
mengikuti pelatihan keselamatan yang sesuai untuk mengenali
bahaya dan tindakan pencegahan yang tepat.
23
Bahaya Ergonomis
Bahaya ergonomis adalah jenis bahaya di tempat kerja
yang terkait dengan faktor-faktor ergonomis yang dapat
menyebabkan stres atau ketidaknyamanan fisik pada karyawan
akibat postur tubuh yang tidak sesuai, gerakan berulang yang
berlebihan, atau beban fisik yang berlebihan. Ergonomi adalah
ilmu yang mempelajari cara manusia berinteraksi dengan alat,
peralatan, dan lingkungan kerja sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan, efisiensi, dan keselamatan dalam bekerja. Bahaya
ergonomis dapat terjadi di berbagai jenis pekerjaan, mulai dari
pekerjaan kantor, pabrik, perawatan kesehatan, hingga pekerjaan
konstruksi. Beberapa contoh bahaya ergonomis meliputi:
Posisi Duduk yang Tidak Ergonomis: Posisi duduk yang tidak
tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada punggung,
leher, dan bahu, serta masalah lain seperti sindrom
terowongan karpal.
Gerakan Berulang yang Berlebihan: Pekerjaan yang
mengharuskan gerakan berulang secara terus-menerus,
seperti mengetik atau mengangkat beban kecil, dapat
menyebabkan cedera berulang seperti cedera tendon atau otot.
Pengangkatan Beban yang Berat: Pengangkatan atau
pemindahan benda-benda berat tanpa teknik yang benar dapat
menyebabkan cedera punggung atau kerusakan pada sistem
muskuloskeletal.
Postur Tubuh yang Buruk: Postur tubuh yang buruk saat
berdiri atau berjalan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan stres pada kaki, kaki bengkak, atau masalah
lainnya.
Penggunaan Peralatan yang Tidak Ergonomis: Penggunaan
peralatan atau alat kerja yang tidak dirancang dengan baik
atau tidak sesuai dengan ukuran tubuh karyawan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan cedera.
24
Bahaya ergonomis dapat berdampak negatif pada
kesehatan karyawan, menyebabkan cedera kerja, dan mengurangi
produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bahaya
ergonomis di tempat kerja dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang tepat, seperti:
Mengatur posisi kerja yang ergonomis, termasuk tinggi kursi,
meja, dan monitor yang sesuai dengan postur tubuh karyawan.
Menggunakan alat bantu dan peralatan ergonomis, seperti
keyboard ergonomis, kursi yang dapat diatur, atau alat bantu
angkat yang meminimalkan tekanan pada tubuh.
Memberikan pelatihan tentang teknik pengangkatan beban
yang benar dan praktik kerja ergonomis kepada karyawan.
Melibatkan karyawan dalam merancang dan mengidentifikasi
solusi ergonomis yang sesuai dengan pekerjaan mereka.
Bahaya Psikososial
Bahaya psikososial adalah jenis bahaya di tempat kerja
yang berkaitan dengan faktor-faktor psikologis dan sosial yang
dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional
karyawan. Bahaya psikososial dapat timbul dari situasi atau
kondisi di lingkungan kerja yang menyebabkan stres, ketegangan,
dan tekanan psikologis yang berlebihan. Beberapa contoh bahaya
psikososial di tempat kerja meliputi:
Beban Kerja yang Berlebihan: Terlalu banyak tugas atau
tanggung jawab yang harus diselesaikan dalam waktu yang
terbatas dapat menyebabkan karyawan merasa tertekan dan
stres.
25
Konflik atau Pelecehan di Tempat Kerja: Konflik antar rekan
kerja atau pelecehan verbal, fisik, atau psikologis di tempat
kerja dapat menyebabkan stres dan mengganggu
kesejahteraan emosional karyawan.
Kekurangan Kontrol atau Dukungan: Karyawan yang merasa
kurang memiliki kendali atas pekerjaan mereka atau merasa
kurang didukung oleh atasan atau tim mereka dapat merasa
stres dan tidak puas.
Ketidakjelasan Peran dan Harapan Kerja: Ketidakjelasan
tentang peran dan harapan kerja dapat menyebabkan
kebingungan dan stres pada karyawan.
Kesenjangan Antara Upah dan Beban Kerja: Perasaan
ketidakadilan atau ketidakpuasan terkait gaji atau kompensasi
dapat menyebabkan stres dan ketidakpuasan pada karyawan.
Kurangnya Dukungan Sosial: Karyawan yang merasa terisolasi
atau kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja atau atasan
dapat merasa stres dan kesepian.
Ketidakseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Terlalu
banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja tanpa cukup
waktu untuk kehidupan pribadi dan rekreasi dapat
menyebabkan stres dan kelelahan.
Bahaya psikososial dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan mental dan emosional karyawan, seperti
stres, kecemasan, depresi, kelelahan, atau bahkan gangguan
kesehatan mental serius. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk mengenali dan mengatasi bahaya psikososial
di tempat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung kesejahteraan karyawan. Beberapa langkah
pencegahan yang dapat diambil untuk menghadapi bahaya
psikososial di tempat kerja termasuk:
Menciptakan budaya kerja yang mendukung dan menghargai
keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi karyawan.
26
Memberikan pelatihan dan dukungan untuk mengatasi stres
dan ketegangan di tempat kerja.
Membangun komunikasi terbuka dan mendukung di antara
rekan kerja dan antara atasan dengan bawahan.
Menyediakan sumber daya dan dukungan untuk membantu
karyawan menghadapi situasi stres atau konflik.
27
penggunaan peralatan keselamatan dan pengaturan yang lebih
aman.
Contoh: Instalasi peralatan vakum untuk menghilangkan debu di
tempat kerja.
Pengendalian Administratif (Administrative Controls):
Ini melibatkan penggunaan kebijakan, prosedur,
pelatihan, dan peraturan untuk mengelola risiko. Tujuannya
adalah mengatur perilaku pekerja dan meminimalkan risiko
melalui pengaturan administratif.
Contoh: Membuat kebijakan penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) dan memberikan pelatihan kepada pekerja.
Penggunaan APD (Personal Protective Equipment - PPE):
Ini adalah langkah terakhir dalam hirarki dan melibatkan
pemberian APD kepada pekerja. APD digunakan untuk melindungi
individu dari risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi
dengan cara lain.
Contoh: Penggunaan helm, kacamata pelindung, sarung tangan,
atau sepatu keselamatan oleh pekerja.
28
pekerja. Setiap tempat kerja biasanya memiliki Standar Prosedur
Operasional (SOP) sendiri untuk melaporkan bahaya. Namun,
secara umum, berikut adalah panduan umum untuk melaporkan
bahaya di tempat kerja kepada orang yang tepat sesuai dengan
SOP:
Pahami SOP yang Ada
Pertama, pastikan Anda memahami SOP yang ada di tempat kerja
Anda terkait dengan pelaporan bahaya. SOP ini biasanya
mencakup langkah-langkah yang harus diikuti untuk melaporkan
bahaya dengan benar.
Identifikasi Bahaya
Ketahui jenis bahaya yang ada di tempat kerja, seperti bahaya
fisik, kimia, biologis, atau bahaya ergonomis. Ini membantu Anda
dalam mengidentifikasi bahaya dengan lebih baik.
Temui Supervisor atau Manajer Anda
Jika Anda menemukan bahaya yang dapat menyebabkan cedera
atau masalah keselamatan lainnya, segera temui atasan langsung
Anda atau supervisor. Berbicaralah dengan mereka untuk
menjelaskan bahaya yang Anda temui.
Gunakan Alat Pelaporan yang Tersedia
Banyak tempat kerja menyediakan formulir atau alat khusus
untuk melaporkan bahaya. Gunakan alat tersebut dan isi dengan
rinci informasi tentang bahaya, lokasi, dan waktu kejadian.
Berpartisipasi dalam Pertemuan Keselamatan
Jika tempat kerja Anda memiliki pertemuan rutin tentang
keselamatan, berpartisipasi dalam pertemuan ini dan gunakan
kesempatan tersebut untuk melaporkan bahaya yang Anda temui.
Kolaborasi dengan Tim Keselamatan
Bekerja sama dengan tim keselamatan di tempat kerja jika ada.
Mereka biasanya memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang
SOP keselamatan dan dapat membantu Anda dalam melaporkan
bahaya dengan benar.
Ikuti Prosedur Lanjutan
29
Jika bahaya yang Anda laporkan memerlukan tindakan lebih
lanjut, pastikan Anda mengikuti prosedur lanjutan yang
ditetapkan dalam SOP. Ini mungkin termasuk tindakan perbaikan
atau investigasi lebih lanjut.
Pantau Progres Pelaporan
Pantau progres pelaporan Anda. Pastikan bahwa tindakan yang
diperlukan diambil untuk mengatasi bahaya tersebut dan bahwa
Anda mendapatkan umpan balik terkait dengan pelaporan Anda.
Tetap Dilibatkan
Keselamatan di tempat kerja adalah tanggung jawab bersama.
Teruslah melibatkan diri dalam memantau dan melaporkan
bahaya serta berpartisipasi dalam program keselamatan di tempat
kerja.
Setiap tempat kerja mungkin memiliki SOP yang berbeda,
jadi penting untuk mengikuti petunjuk yang ada dan berbicara
dengan atasan atau tim keselamatan untuk mendapatkan arahan
yang tepat dalam melaporkan bahaya. Keselamatan di tempat
kerja adalah hak dan tanggung jawab bersama, jadi pastikan Anda
melakukan peran Anda dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja.
30
3. MENGIKUTI PROSEDUR KEADAAN DARURAT
Dalam keadaan darurat, pekerja harus tanggap, mengetahui dan
berpartisipasi dalam penanggulangan bahaya tersebut agar bahaya
yang terjadi tidak menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa.
a. Menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan serta prosedur kondisi darurat dan evakuasinya
(pengetahuan 3.1 dan 3.2)
Cara menghubungi personel yang tepat dalam situasi darurat di
tempat kerja sangat penting untuk keselamatan semua orang.
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
31
memanggil nomor darurat. Berikan informasi tentang lokasi api
dan situasi lainnya.
Hubungi Polisi: Jika ada ancaman terhadap keamanan, kejahatan,
atau situasi darurat lainnya yang memerlukan bantuan polisi,
segera hubungi nomor darurat polisi yang berlaku.
Pemberitahuan Kepala Departemen: Selain memanggil nomor
darurat, juga penting memberi tahu kepala departemen atau
manajer yang relevan tentang situasi darurat tersebut. Mereka
mungkin perlu mengambil tindakan tambahan atau memberi
arahan kepada personel lainnya.
Gunakan Sistem Peringatan Darurat: Banyak tempat kerja
dilengkapi dengan sistem peringatan darurat, seperti alarm
kebakaran atau peringatan lainnya. Ketika terdengar alarm atau
peringatan semacam itu, segera mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk evakuasi jika diperlukan.
(https://www.istockphoto.com/id/foto/tombol-alarm-kebakaran)
33
4. EVALUASI TEORI
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar di bawah ini
34
d. Abaikan saja, itu mungkin tidak berbahaya
9. Apa yang dimaksud dengan PPE (Personal Protective Equipment)?
a. Perangkat untuk bermain game
b. Perlengkapan pribadi untuk melindungi dari bahaya di tempat
kerja
c. Peralatan produksi elektronik
d. Peralatan perkantoran
10. Siapa yang bertanggung jawab untuk menerapkan prinsip-
prinsip K3 di tempat kerja?
a. Pemerintah saja c. Inspektur K3
b. Pekerja saja d. Pemilik perusahaan,
manajemen, dan pekerja
35
E. KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA
1. Lembar Instruksi Kerja (LIK)_1
a. Informasi Umum
Unit Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat
Kerja
Kode Unit : C.28LOG20.003.2
Nama LIK : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat
Kerja
No. LIK :1
Waktu : 3 JP
Petunjuk:
1) Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi kerja dibawah ini
dengan cermat sebelum melaksanakan praktek.
2) Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang
sudah ditetapkan.
3) Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI/IK yang
dipersyaratkan.
4) Waktu pengerjaan yang disediakan 135 menit
b. Soal Praktik
1) Skenario
Sebagai karyawan perusahaan bagian K3, anda diminta untuk
membuat JSA bahaya di tempat workshop yang baru dibangun.
JSA tersebut akan di tempel di tiap-tiap peralatan workshop.
Setelah laporan tersebut di cetak, dipresentasikan di depan
Manager dan BOD.
36
2) Gambar Kerja
3) Langkah Kerja
4) Bahan Praktik
No. Nama Barang Spesifikasi Jumlah
37
5) Peralatan Praktik
a. Alat-alat K3 seperti Baju Kerja, Sepatu Safety
b. Kamera atau alat dokumentasi
c. Komputer Standar 1 unit
d. Penilaian Praktik
1) Lembar Cek Observasi (prosudur/langkah kerja = keterampilan dan sikap)
3. Mendemonstrasikan tanggung
jawab dan tugas-tugas karyawan
dalam kegiatan sehari-hari
4. Menggunakan Perlengkapan
pelindung diri dan alat-alat
keselamatan sesuai prosedur
operasi standar.
5. Menyimpan Perlengkapan
pelindung diri dan alat-alat
keselamatan sesuai prosedur
operasi standar
6. Mengikuti Tanda-tanda/simbol
sesuai instruksi
8. Mengidentifikasi perlengkapan
darurat
38
B. Melaporkan bahaya - bahaya di
tempat kerja
1. Mengenali bahaya-bahaya di
tempat kerja
2. Melaporkan bahaya-bahaya di
tempat kerja kepada orang yang
tepat sesuai SOP
1. Mendemonstrasikan Cara-cara
menghubungi personil yang tepat
dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan
39
F. EVALUASI PERSONAL
FORM MONITORING PERSONAL
INSTRUKSI PENGISIAN:
Berikanlah penilaian Anda pada tingkat pemenuhan tingkat perilaku peserta pelatihan sengan membubuhkan tanda
X (silang) atau V (centang) pada salah satu indicator perilaku yang ada.
Pemahaman indicator perilaku adalah:
Jenjang yang lebih tinggi telah mencakup jenjang yang lebih rendah
Contoh Jenjang 3 merupakan jenjang perilaku yang telah memenuhi jenjang 2 dan 1
Keterangan :
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X untuk
KOMPETENSI
No level pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Nama Kompetensi Pilih 1 Level indikator Perilaku
Perilaku Level indikator
Perilaku sesuai hasil observasi
40
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
KOMPETENSI Usaha untuk menunjukkan hasil kerja dengan sasaran hasil terbaik untuk level
No atau di atas standar yang ditetapkan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Bekerja untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh
manajemen
2 Menetapkan dan bertindak dalam meraih sasaran diri sendiri
dan orang lain
3 Berusahan menyelesaikan tugas dan fokus pada perbaikan
agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang terbaik
1 MOTIVASI DIRI
4 Berusaha untuk dapat mengoptimalan penggunaan sumber
daya yang ada untuk hasil kerja yang terbaik
Berusaha melakukan penyelesaian pekerjaan secara
5 maksimal dengan selalu melakukan perhitungan terhadap
potensi resiko sehingga menunjukkan usaha perbaikan dan
pengembangan semaksimal yang dapat dilakukan.
41
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Kemampuan untuk memahami komunikasi lisan, dan tulisan yang
KOMPETENSI untuk level
No disampaikan serta mampu menyampaikan pendapatnya secara
PERILAKU pencapaian
terbuka dalam interaksi komunikasi dua arah
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Dapat memahami informasi yang disampaikan secara lisan
dan tulisan
2 Dapat menyampaikan kembali pendapatnya dalam
menanggapi gagasan yang disampaikan kepadanya
Dapat memahami informasi yang diterima, menganalisa
3 informasi serta menyampaikan gagasan pikirnya baik dalam
mengajukan pandangannya juga memberikan alasan atas
2 KOMUNIKASI pendapatnya
Dapat menuangkan pemahaman dan pendapatnya secara
4 lisan dan tulisan serta memaparkan gagasannya dalam
forum diskusi dan paparan ketika diminta
Dapat menuangkan pemahaman dan pendapatnya secara
5 lisan dan tulisan serta memaparkan gagasannya dalam
forum diskusi dan paparan ketika diminta secara jelas, dan
menunjukkan kualitas yang baik
42
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
KOMPETENSI Kesediaan untuk melakukan dan melaksanakan tugas sesuai dengan untuk level
No prosedur/ ketentuan yang telah ditetapkan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Bersedia diarahkan dan mengikuti prosedur dan bila diingatkan
dapat memahami dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan
Memahami tahapan tugas dan proses kerja serta bersedia
2 menjalankan setiap tahapan pekerjaan yang disampaikan
kepadanya
KESEDIAAN Memahami tugas dan melakukan setiap tahapan proses dengan
3 MENGIKUTI 3
konsisten
ATURAN
Secara berkelanjutan mengikuti setiap ketentuan/ aturan yang
4 berlaku, dengan pemahaman dan berusaha bertanya untuk
memperbaiki setiap kekurangan yang diketahuinya
5 Dapat mengikuti aturan/ prosedur dan membantu memberikan
pemahaman kepada tim kerja/ groupnya
43
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain; untuk level
KOMPETENSI
No dorongan atau kemampuan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok pencapaian
PERILAKU
dalam melaksanakan suatu tugas Pembelajaran
ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Meminta gagasan dan pendapat dalam mengambil keputusan
atau merencanakan sesuatu.
Menjaga orang lain tetap memiliki informasi dan hal-hal baru
2 tentang proses dalam kelompok, dan membagi informasi yang
relevan.
4 3 Memperlihatkan harapan positif kepada orang lain dan
KERJASAMA
menindak-lanjuti untuk pencapaian hasil bersama
TIM
4 Berusaha memahami, menghargai orang lain yang berhasil
44
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Dorongan dalam diri seseorang untuk memastikan / mengurangi
KOMPETENSI untuk level
No ketidakpastian khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan
PERILAKU pencapaian
ketepatan / ketelitian data dan informasi di tempat kerja
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Menunjukkan kecermatan namun membutuhkan pengawasan
45
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Kemampuan untuk memahami situasi dengan menggunakan dasar
pemikiran dalam memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih Berikan tanda X
KOMPETENSI untuk level
No rinci (faktor-faktor), atau mengamati keadaan tahap demi tahap
PERILAKU pencapaian
berdasarkan pengalaman untuk digunakan dalam pertimbangan yang
Pembelajaran ini
dilakukan.
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
6 ANALISA & 1 Dapat memahami permasalahan pada tugas/pekerjaan dan
ANTISIPASI mengelompokkan pada skala prioritas
Dapat memahami permasalahan pada tugas/ pekerjaan dan
2 memecah proses kedalam tahapan tugas dan hubungan satu
dengan lainnya
Dapat memahami permasalahan pada tugas/ pekerjaan dan
3 mengolah setiap informasi yang diperoleh dengan melihat
hubungan satu informasi dengan informasi lainnya berdasarkan
tahapan penyelesaian masalah yang menjadi prioritas yang ada
4 Dapat mengolah setiap informasi dan hubungan setiap informasi
serta dapat melihat kemungkinan yang ditimbulkan
Dapat mengolah setiap informasi dan hubungan setiap informasi
5 serta dapat melihat potensi masalah dan mengolah informasi
secara terintegrasi dengan mempertimbangkan prioritas serta
mengantisipasi agar kualitas tindakan yang matang
46
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Besarnya usaha tambahan yang dikeluarkan untuk mengumpulkan Berikan tanda X
KOMPETENSI informasi lebih banyak sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan untuk level
No pengambilan keputusan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Menerima dan mencari informasi tambahan bila diarahkan
47
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Dorongan bertindak untuk melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut
oleh pekerjaan / lingkungan melakukan sesuatu tanpa menunggu Berikan tanda X untuk
No KOMPETENSI perintah lebih dahulu,tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki atau level pencapaian
PERILAKU meningkatkan hasil pekerjaan atau menghindari timbulnya masalah atau Pembelajaran ini
menciptakan peluang baru.
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
8 PROAKTIF 1 Menunjukkan inisiatif dalam tugas/ pekerjaan yang menjadi
tuntutan/tanggung jawabnya
Menunjukkan kesungguhan dalam memberikan kontribusi
2 dalam kegiatan yang diikuti untuk sasaran pencapaian hasil
kerjanya
Mengenali & memanfaatkan setiap peluang dan
3 menggunakannya agar dapat memberikan kontribusi pada
hasil kerja yang ditetapkan
4 Memiliki usaha dalam setiap kegiatan untuk performansi lebih
dari yang diharapkan pekerjaan
Mengantisipasi dan menganalisa peluang & masalah dalam
5 menyelesaikan tugas dan memanfaatkan setiap sumber daya
agar dapat secara positif dimanfaatkan dalam memberikan
kontribusi guna pencapaian hasil kerja yang maksimal
48
G. LAMPIRAN
1. Kamus Istilah
a. Platform …
b. e-Learning …
c. Branding …
… … …
… … …
… … …
2. Referensi
a. https://kbbi.co.id/arti-kata/platform
b. https://id.wikipedia.org/wiki/Platform_komputasi
c. …
… …
… …
… …
3. Unit Kompetensi
49
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengikuti praktek-
praktek kerja yang aman, melaporkan bahaya-bahaya di
tempat kerja, mengikuti prosedur keadaan darurat.
1.2 Unit ini menerapkan praktek-praktek kerja yang aman seperti
yang diterapkan di semua tempat kerja logam dan teknik
(rekayasa). Kompetensi-kompetensi yang didemonstrasikan
dihubungkan dengan kinerja dan penggunaan keahlian-
keahilian khusus.
1.3 Prosedur-prosedur darurat dapat meliputi isolasi sistem
darurat, listrik, mekanik, pneumatik dan tim darurat serta
perlengkapan air bila perlu.
50
1.4 Unit ini dan standar-standar ini tidak mencakup keahlian-
keahlian tim darurat seperti pemadam kebakaran, petugas
P3K dan sebagainya.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Unit kompetensi ini dapat diases di tempat kerja, di luar
tempat kerja atau kombinasi keduanya. Apabila asesmen
terjadi di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan
dengan karakteristik yang mencerminkan seperti kondisi
tempat kerja nyata.
1.2. Dalam pelaksanaannya peserta sertifikasi harus dilengkapi
dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta
fasilitas asesmen yang diperlukan.
1.3. Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati
bersama dengan mempertimpangkan aspek-aspek tujuan
dan konteks asesmen, ruang lingkup, kompetensi,
persyaratan peserta sertifikasi, sumber daya asesmen,
tempat asesmen serta jadwal asesmen.
1.4. Asesmen dapat dilakukan dengan metode pertanyaan lisan,
pertanyaan tertulis, observasi demonstrasi, verifikasi
portofolio, verifikasi pihak ketiga dan metode lain yang
relevan.
51
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang diperlukan.
4.1. Pengetahuan
3.1.1. Praktek-praktek kerja yang aman yang
berhubungan dengan semua tugas yang sedang
dilakukan di tempat kerja
3.1.2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
semua kegiatan di tempat kerja
3.1.3. Alasan-alasan untuk kerumah-tanggaan yang baik
di tempat kerja
3.1.4. Tanggung jawab dan kewajiban karyawan
3.1.5. Alasan-alasan untuk menggunakan perlengkapan
pelindung diri
3.1.6. Tanda-tanda dan simbol K3
3.1.7. Penerapan tanda-tanda dan simbol K3 pada
kegiatann kerja K3
3.1.8. Bahaya-bahaya yang mungkin ditemui di tempat
kerja
3.1.9. Prosedur-prosedur untuk melaporkan bahaya-
bahaya
3.1.10. Prosedur untuk menghubungi personil yang tepat
dan layanan darurat
3.1.11. Praktek kerja yang aman serta sesuai prosedur
3.1.12. Alasan-alasan untuk menyeleksi jenis perlengkapan
tertentu
3.1.13. Alasan-alasan perusahaan untuk membuat
prosedur evakuasi standar
4.2. Keterampilan yang diperlukan
3.2.1. Melaksanakan praktek-praktek kerja yang aman
3.2.2. Melaksanakan kegiatan di tempat kerja sesuai
dengan tanggung jawab dan tugas-tugas, tidak
membahayakan orang lain, mengikuti prosedur
untuk menangani zat-zat yang berbahaya dan
sebagainya
3.2.3. Melakukan pekerjaan sesuai dengan informasi yang
diberikan oleh tanda-tanda dan simbol
keselamatan
3.2.4. Menggunakan perlengkapan darurat
3.2.5. Menunjukkan lokasi perlengkapan darurat
3.2.6. Mengenali jenis perlengkapan darurat
52
3.2.7. Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja yang
ditemui dalam kegiatan sehari-hari
3.2.8. Mendemonstrasikan evakuasi kondisi darurat dan
3.2.9. Menjaga kebersihan dan keamanan tempat kerja
3.2.10. Menyeleksi perlengkapan dan alat-alat keselamatan
5. Aspek Kritis
5.1. Kedisiplinan dalam menggunakan perlengkapan pelindung
diri dan alat-alat keselamatan sesuai prosedur operasi
standar
5.2. Kecermatan dalam mengenali bahaya-bahaya di tempat
kerja selama waktu kerja
53
7. Daftar Nama Penyusun
No Nama Profesi
1.
2. Puguh Joko Nugroho, S.T. Instruktur Teknik Manufaktur
54