Anda di halaman 1dari 56

MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP

K3 DI TEMPAT KERJA
(C.28LOG20.003.2)

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. ii
A. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL ………………………………………….. 1
C. SILABUS ……………………..……………………………………………………. 3
D. PENGETAHUAN ………………...…………………………..................……. 6
1. Mengikuti praktek-praktek kerja yang aman …
2. Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja …
3. Mengikuti prosedur keadaan darurat …
4. Evaluasi Teori
E. KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA
1. Lembar Instruksi Kerja_1
a. Informasi Umum ………….……………………………………………
b. Soal Praktek ….……………….………………………..………………
c. Penilaian Praktik ………………………………………………………
2. Evaluasi Praktek …………………………………………………………….
F. EVALUASI PERSONAL …………………………………………………………
G. LAMPIRAN …………………………………………………………………………. …
1. Kamus Istilah ………………………………………………………………. …
2. Referensi …………………………………………………………………….. …
3. Unit Kompetensi …………………………………………………………… …
4. Daftar Nama Penyusun ………………………………………………….. …

i
KATA PENGANTAR
Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu
instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan
berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk
membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman
melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya
dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan
yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja
Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional)
Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi
(Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan
menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen. Keduanya
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai referensi dalam
media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur/pembimbing,
agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Materi Pelatihan dengan judul “Menerapkan Prinsip-Prinsip K3 Di
Tempat Kerja”, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku
asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi
teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran,
sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita
semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses
pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja
yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja baik
nasional maupun global.
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja

Moh. Amir Syarifuddin, S.T, M.M


NIP. 19690725 199703 1 001

ii
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Modul pelatihan merupakan buku panduan dalam meyampaian Materi
Pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk mencapai kompetensi di unit ini.

B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL


Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Modul ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:
a. Pengetahuan
b. Keterampilan dan Sikap Kerja
c. Evaluasi
d. Lampiran:
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
a. Instruktur dapat menggunakan modul ini yang dilengkapi dengan
referensi sumber lainnya seperti buku, video, file presentasi dan

2
lain-lain sehingga diharapkan modul ini dapat diinplementasikan
sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Lembaga pelatihan.
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok,
presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini
dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Evaluasi pencapaian kompetensi peserta dapat dilaksanakan sesuai
dengan proses penilaian berupa soal tertulis, wawancara, instruksi
demonstrasi dan/atau standard produk yang dipersiapkan oleh
instruktur
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan
yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.

3
C. SILABUS
Unit Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat Kerja
Kode Unit : C.28LOG20.003.2
Perkiraan Waktu : 10 JP @ 45 menit
Bentuk : Luring/Daring/Blended (*)
Capaian Unit Kompetensi : Terlaksananya praktek kerja yang aman, melaporkan bahaya-bahaya di tempat
kerja dan mengikuti prosedur keadaan darurat dengan disiplin dan cermat

KRITERIA UNJUK INDIKATOR KETERAMPILAN DAN


ELEMEN KOMPETENSI PENGETAHUAN DURASI
KERJA UNJUK KERJA SIKAP

1. Mengikuti praktek- 1.1. Kerja dilaksanakan Diikuti dan Penjelasan tentang: 1. Melaksanakan
praktek kerja yang dengan aman didemonstrasikan 1. Bekerja dengan pekerjaan dengan aman
aman sesuai dengan nya praktek kerja aman sesuai SOP dan sesuai SOP dengan
prosedur operasi yang aman 2. Kegiatan rumah disiplin dan cermat
standar. dengan cara tangga perusahaan 2. Melakukan kegiatan
1.2. Kegiatan rumah 3. Tanggung jawab rumah tangga
pekerjaan
tangga perusahaan dan tugas-tugas perusahaan sesuai SOP
dilaksanakan
dilakukan sesuai karyawan dalam dengan disiplin dan
sesuai SOP,
dengan prosedur kegiatan sehari- cermat
operasi standar. mengikuti tanda- 3. Mendemonstrasikan
hari
1.3. Tanggung jawab tanda/ simbol 4. Perlengkapan tanggung jawab dan 4 JP
dan tugas-tugas keselamatan, pelindung diri dan tugas-tugas karyawan
karyawan pedoman dan alat-alat dalam kegiatan sehari-
didemostrasikan kesehatan kerja keselamatan dan hari
dalam serta digunakanya cara menyimpanya 4. Menggunakan
kegiatan sehari- perlengkapan dan 5. Tanda-tanda Perlengkapan pelindung
hari. alat-alat simbol pada K3 diri dan alat-alat
1.4. Perlengkapan keselamatan 6. Pedoman dan keselamatan sesuai
pelindung diri dan sesuai SOP kesehatan kerja prosedur operasi
alat-alat 7. Perlangkapan standar.
keselamatan darurat 5. Menyimpan

4
digunakan Perlengkapan pelindung
sesuai prosedur diri dan alat-alat
operasi standar. keselamatan sesuai
1.5. Perlengkapan prosedur operasi
pelindung diri dan standar
alat-alat 6. Mengikuti Tanda-
keselamatan tanda/simbol sesuai
disimpan instruksi
sesuai prosedur 7. Melaksanakan Pedoman
operasi standar. dan kesehatan kerja
1.6. Tanda- sesuai prosedur
tanda/simbol operasi standar
diikuti sesuai 8. Mengidentifikasi
instruksi. perlengkapan darurat
1.7. Pedoman dan
kesehatan kerja
dilaksanakan
sesuai prosedur
operasi standar.
1.8. Perlengkapan
darurat
diiidentifikasi.
2. Melaporkan bahaya- 2.1. Bahaya-bahaya di Dikenalinya Penjelasan tentang: 1. Mengenali bahaya-
bahaya di tempat kerja tempat kerja bahaya-bahaya 1. Cara mengenali bahaya di tempat kerja
selama waktu di tempat kerja bahaya-bahaya di 2. Melaporkan bahaya-
kerja dikenali. selama waktu tempat kerja bahaya di tempat kerja
2.2. Bahaya-bahaya di kerja dan 2. Cara melaporkan kepada orang yang tepat
tempat kerja dilaporkannya bahaya-bahaya di sesuai SOP 4 JP
dilaporkan tempat kerja
bahaya-bahaya
kepada orang yang kepada orang yang
di tempat kerja
tepat tepat sesuai SOP
sesuai prosedur kepada orang
operasi standar yang tepat sesuai
SOP

5
3. Mengikuti prosedur 3.1. Cara-cara Didemonstrasikan Penjelasan tentang: 1. Mendemonstrasikan
keadaan darurat menghubungi nya cara-cara Cara-cara menghubungi
personil yang tepat 1. Menghubungi personil yang tepat dan
menghubungi
dan layanan personil yang tepat layanan darurat jika
personil yang
darurat jika dan layanan terjadi kecelakaan
tepat dan layanan darurat jika terjadi 2. Melaksanakan prosedur
terjadi kecelakaan darurat jika
didemonstrasikan. kecelakaan kondisi darurat dan 2 JP
terjadi kecelakaan 2. Prosedur kondisi
3.2. Prosedur kondisi evakuasi (pengungsian)
serta dipahaminya darurat dan
darurat dan
evakuasi prosedur kondisi evakuasi
(pengungsian) darurat dan (pengungsian)
dimengerti. evakuasi
(pengungsian)

Asesmen

6
D. PENGETAHUAN
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah aspek yang sangat
penting dalam dunia kerja dan pelatihan. K3 bertujuan untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan pekerja, mencegah kecelakaan dan cedera
kerja, serta mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kerja. Dalam
modul ini akan dijelaskan mengenai pentingnya penerapan K3 dalam
dunia kerja sebagai modal awal peserta pelatihan ketika berada di dunia
industri. Sehingga secara tidak langsung tidak hanya meningkatkan
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, namun juga dapat
meningkatkan produktivitas, membangun budaya keselamatan,
mengurangi biaya dan kerugian akibat kecelakaan kerja dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

1. MENGIKUTI PRAKTEK-PRAKTEK KERJA YANG AMAN


a. Bekerja dengan aman sesuai SOP (pengetahuan 1.1)
Bekerja dengan aman sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP) adalah proses melaksanakan tugas atau aktivitas
dengan mematuhi langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam
SOP untuk memastikan keselamatan diri sendiri, rekan kerja, dan
lingkungan kerja. Mengikuti SOP membantu mengurangi risiko
cedera, kecelakaan, dan insiden lainnya yang dapat terjadi selama
pelaksanaan tugas atau proses tertentu. SOP mencakup langkah-
langkah yang telah diuji dan terbukti efektif untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
Sebagai contoh, dalam industri kimia, SOP untuk mengoperasikan
peralatan khusus atau menangani bahan kimia berbahaya akan
menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti, peralatan
keselamatan yang harus digunakan, dan tindakan pencegahan
lainnya untuk mengurangi risiko kecelakaan atau paparan yang
berbahaya.
b. Kegiatan rumah tangga perusahaan dilakukan sesuai prosedur
K3 (pengetahuan 1.2)
Kegiatan rumah tangga perusahaan dilakukan sesuai dengan
prosedur operasi standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

7
adalah pendekatan yang diterapkan oleh suatu perusahaan atau
organisasi dalam melaksanakan tugas-tugas administratif dan
operasionalnya dengan mematuhi prosedur operasi standar yang
telah ditetapkan untuk aspek K3. Prosedur operasi standar K3
mencakup langkah-langkah yang harus diikuti untuk memastikan
bahwa semua kegiatan di tempat kerja dilaksanakan dengan
aman, dengan tujuan untuk mencegah cedera, kecelakaan, dan
penyakit akibat kerja.
Beberapa contoh kegiatan rumah tangga perusahaan yang perlu
dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi standar K3
meliputi:
 Penyusunan dokumen dan laporan administratif: Misalnya,
ketika menyiapkan laporan keuangan, laporan proyek, atau
surat-menyurat, karyawan harus mengikuti SOP K3 yang
mencakup penggunaan peralatan kantor dengan aman,
menjaga kenyamanan ergonomis saat bekerja di depan
komputer, dan menghindari potensi bahaya lingkungan seperti
kabel kelistrikan yang berserakan.
 Penggunaan peralatan kantor dan perangkat lunak: Karyawan
harus mengikuti SOP K3 yang mengatur cara menggunakan
peralatan kantor, seperti pemeliharaan rutin, pengoperasian
yang aman, dan penggunaan perangkat lunak yang sah untuk
mengurangi risiko terhadap data sensitif dan serangan siber.
 Pengelolaan bahan kimia: Jika perusahaan menggunakan atau
menyimpan bahan kimia, karyawan harus mengikuti SOP K3
yang mengatur prosedur penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan bahan kimia dengan aman untuk mencegah
paparan berbahaya dan pencemaran lingkungan.
 Penyelenggaraan rapat dan pertemuan: Dalam mengadakan
pertemuan atau rapat, karyawan harus mematuhi SOP K3
untuk mencegah kecelakaan, seperti menjaga area pertemuan
bebas dari hambatan, menggunakan tanda-tanda peringatan,
dan mengidentifikasi jalur evakuasi jika diperlukan.

8
 Penggunaan alat dan peralatan di area produksi: Bagi
perusahaan yang terlibat dalam produksi atau manufaktur,
SOP K3 harus diterapkan untuk memastikan bahwa alat dan
peralatan dioperasikan dengan aman, pekerja menggunakan
perlengkapan pelindung diri (APD) yang sesuai, dan terdapat
prosedur untuk mengatasi darurat seperti kebakaran atau
kecelakaan.
c. Tanggung jawab dan tugas-tugas karyawan dalam K3 perusahaan
(pengetahuan 1.3)
Tanggung jawab dan tugas karyawan dalam K3 mencakup
beberapa hal berikut:
 Patuhi Prosedur K3: Karyawan harus mematuhi semua
prosedur keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Ini termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dan mengikuti langkah-langkah keselamatan dalam
melaksanakan tugasnya.
 Identifikasi Bahaya: Karyawan harus dapat mengidentifikasi
bahaya potensial di tempat kerja dan melaporkannya kepada
manajemen. Bahaya dapat berupa bahaya fisik, kimia, biologis,
ergonomis, atau faktor psikososial yang dapat berdampak pada
kesehatan dan keselamatan mereka.
 Lapor Kejadian dan Kecelakaan: Jika terjadi kecelakaan, cedera,
atau insiden yang berhubungan dengan keselamatan kerja,
karyawan harus segera melaporkannya kepada atasan atau tim
K3 yang bertanggung jawab.
 Ikuti Pelatihan K3: Karyawan harus mengikuti pelatihan K3
yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kesadaran mereka tentang risiko dan cara mengatasi situasi
berbahaya.
 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Saat bekerja di area yang
berpotensi berbahaya, karyawan harus menggunakan APD yang

9
sesuai seperti helm, kacamata, sarung tangan, masker, atau
sepatu keselamatan.
 Jaga Kebersihan: Karyawan harus menjaga kebersihan di
tempat kerja agar lingkungan kerja tetap aman dan terhindar
dari potensi risiko kontaminasi atau kecelakaan.
 Pelaporan Gangguan Keselamatan: Jika ada peralatan atau
fasilitas yang mengalami kerusakan atau kegagalan, karyawan
harus melaporkannya kepada pihak yang berwenang agar
segera diperbaiki.
 Partisipasi dalam Program K3: Karyawan diharapkan aktif
berpartisipasi dalam program K3 yang dilaksanakan oleh
perusahaan, seperti inspeksi keselamatan rutin atau diskusi
tentang masalah keselamatan.
 Hindari Penggunaan Narkoba dan Alkohol: Karyawan harus
menghindari penggunaan narkoba dan alkohol selama bekerja,
karena dapat menyebabkan penurunan kewaspadaan dan
meningkatkan risiko kecelakaan.
 Terlibat dalam Perencanaan K3: Karyawan juga dapat
berkontribusi dalam perencanaan K3 dengan memberikan
masukan atau saran untuk meningkatkan keselamatan di
tempat kerja.
d. Perlengkapan pelindung diri dan alat-alat keselamatan dan cara
menyimpanya (pengetahuan 1.4)
Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja harus memahami APD
yang harus digunakan ketika bekerja guna mengurangi potensi
bahaya yang dapat terjadi. Berikut adalah APD yang biasa
digunakan di lingkungan kerja:

 Helm:
Fungsi: Melindungi kepala dari benturan atau benda jatuh yang
dapat menyebabkan cedera kepala serius.
Penyimpanan: Simpan helm di tempat yang kering dan bersih.
Hindari tempat yang terkena sinar matahari langsung atau panas
yang berlebihan, karena hal ini dapat merusak bahan helm.

10
Gambar 1. Helm Safety

 Kacamata Keselamatan:
Fungsi: Melindungi mata dari percikan bahan kimia, partikel,
serpihan, atau debu yang dapat menyebabkan luka pada mata.
Penyimpanan: Letakkan kacamata keselamatan dalam wadah
khusus atau tempat yang bersih dan kering. Hindari
menggoreskan permukaan lensa agar tidak mengurangi
efektivitasnya.

Gambar 2. Kacamata Keselamatan

 Masker Pernapasan:
Fungsi: Melindungi pernapasan dari partikel berbahaya atau
udara yang terkontaminasi.
Penyimpanan: Tempatkan masker pernapasan dalam kantong
atau wadah tertutup agar tetap bersih dan tidak terkontaminasi
oleh bahan berbahaya.

Gambar 3. Masker Pernapasan

11
 Sarung Tangan:
Fungsi: Melindungi tangan dari bahan kimia, benda tajam, atau
suhu ekstrem.
Penyimpanan: Simpan sarung tangan dalam wadah tertutup agar
tidak terkena paparan bahan kimia atau kotoran lainnya.

Gambar 4. Sarung Tangan

 Rompi Reflektif (Vest K3):


Fungsi: Meningkatkan visibilitas karyawan di area kerja yang
berbahaya, terutama di lokasi yang minim pencahayaan.
Penyimpanan: Gantung vest K3 di tempat yang mudah diakses
dan terlihat oleh semua karyawan. Pastikan vest tetap bersih dan
tidak rusak.

Gambar 5. Rompi Reflektif (Vest K3)

 Sepatu Keselamatan:
Fungsi: Melindungi kaki dari benturan, bahan kimia, dan potensi
bahaya lainnya di lingkungan kerja.
Penyimpanan: Simpan sepatu keselamatan di tempat yang bersih
dan kering, sehingga tidak mengalami korosi atau kerusakan.

12
Gambar 6. Sepatu Keselamatan

e. Tanda-tanda simbol pada K3 (pengetahuan 1.5)


Tanda-tanda simbol pada K3 adalah simbol-simbol yang
digunakan untuk memberikan informasi tentang bahaya atau
instruksi keselamatan di tempat kerja. Penggunaan simbol ini
universal dan mudah dipahami oleh berbagai orang dari berbagai latar
belakang, tanpa memandang bahasa atau budaya. Berikut adalah
beberapa contoh tanda simbol pada K3 beserta penjelasan dan
gambarnya:

 Simbol Bahaya Umum (Tanda Peringatan):


Penjelasan: Menandakan adanya bahaya umum yang bisa
menyebabkan cedera atau kecelakaan.

Gambar 7. Simbol Bahaya Umum

 Simbol Bahaya Khusus (Tanda Bahaya):


Penjelasan: Menandakan bahaya khusus atau spesifik yang
mungkin terdapat di lokasi tertentu.

13
Gambar 8. Simbol Bahaya Khusus

 Simbol Pelarangan (Tanda Larangan):


Penjelasan: Menandakan bahwa suatu tindakan atau aktivitas
dilarang di area tersebut.

Gambar 9. Simbol Pelarangan (Tanda Larangan)

 Simbol Kewajiban (Tanda Wajib):


Penjelasan: Menandakan tindakan yang wajib dilakukan oleh
karyawan atau pengunjung di area tersebut.

Gambar 10. Simbol Kewajiban (Tanda Wajib)

14
 Simbol Perlindungan Pribadi (Tanda Perlindungan Pribadi):
Penjelasan: Menunjukkan alat pelindung diri (APD) yang harus
digunakan untuk melindungi diri dari bahaya di area tersebut.

Gambar 11. Simbol Perlindungan Pribadi

 Simbol Pemadam Api (Tanda Pemadam Api):


Penjelasan: Menunjukkan lokasi pemadam kebakaran atau
peralatan pemadam api di tempat kerja.

Gambar 12. Simbol Pemadam Api

 Simbol Jalur Evakuasi (Tanda Jalur Evakuasi):


Penjelasan: Menunjukkan jalur evakuasi yang harus diikuti untuk
keluar dari area jika terjadi keadaan darurat.

Gambar 13. Simbol Jalur Evakuasi

15
 Simbol Lokasi Pertolongan Pertama (Tanda Pertolongan Pertama):
Penjelasan: Menunjukkan lokasi peralatan pertolongan pertama
atau fasilitas untuk memberikan pertolongan pertama jika
diperlukan.

Gambar 14. Simbol Lokasi Pertolongan Pertama

Tanda-tanda simbol K3 ini harus ditempatkan dengan jelas dan


terlihat di tempat kerja untuk membantu meningkatkan kesadaran
karyawan tentang keselamatan dan meminimalkan risiko cedera atau
kecelakaan.

f. Perlengkapan Darurat (pengetahuan 1.6, 1.7, 1.8)


Di industri manufaktur, perlengkapan darurat K3 sangat penting
untuk menjaga keselamatan karyawan dan merespons dengan
cepat dalam situasi darurat. Berikut adalah beberapa
perlengkapan darurat K3 yang umum digunakan di industri
manufaktur beserta penjelasannya:
 Pemadam Api (Fire Extinguisher):
Pemadam api adalah alat yang digunakan untuk memadamkan
kebakaran yang kecil dan dapat diakses dengan cepat. Pemadam
api tersedia dalam berbagai tipe, seperti pemadam api ringan,
karbon dioksida, atau serbuk kering, tergantung pada jenis
kebakaran yang mungkin terjadi.

16
Gambar 14. Pemadam Api (Fire Extinguisher)

 Tabung Pemadam Kebakaran (Fire Hose Reel):


Tabung pemadam kebakaran adalah selang yang digunakan
untuk menyemprotkan air pada kebakaran yang lebih besar.
Tabung pemadam kebakaran biasanya dipasang di lokasi strategis
di sekitar pabrik untuk memberikan akses cepat pada sumber air
jika terjadi kebakaran besar.

Gambar 15. Fire Hose Reel

 Alarm Kebakaran (Fire Alarm):


Alarm kebakaran adalah sistem peringatan yang akan berbunyi
atau memberikan sinyal visual jika terdeteksi asap atau panas
yang mencurigakan. Alarm ini memberikan peringatan dini
kepada karyawan untuk segera mengambil tindakan evakuasi jika
diperlukan.

17
Gambar 16. Alarm Darurat Kebakaran

 Peralatan Pertolongan Pertama (First Aid Kit):


Peralatan pertolongan pertama berisi berbagai perlengkapan
medis seperti perban, plester, gunting, antiseptik, pembalut kasa,
dan lain-lain. Peralatan pertolongan pertama ini digunakan untuk
memberikan pertolongan pertama dalam kasus cedera ringan atau
kejadian medis mendesak.

Gambar 17. First Aid Kit

 Telepon Darurat (Emergency Phone):


Telepon darurat adalah telepon yang ditempatkan di lokasi
strategis di pabrik untuk memberikan akses cepat ke layanan
darurat, seperti pemadam kebakaran, ambulans, atau kepolisian,
jika diperlukan.

18
Gambar 18. Telepon Darurat

 Peta Evakuasi (Evacuation Map):


Peta evakuasi adalah peta yang menunjukkan jalur evakuasi yang
harus diikuti oleh karyawan untuk keluar dari pabrik dengan
aman jika terjadi keadaan darurat atau kebakaran.

Gambar 19. Peta Evakuasi

 Lampu Penerangan Darurat (Emergency Lighting):


Lampu penerangan darurat adalah lampu yang otomatis menyala
jika terjadi pemadaman listrik. Lampu ini memastikan bahwa jalur
evakuasi tetap terang dan mudah diikuti selama situasi darurat.

19
Gambar 20. Lampu Penerangan Darurat

2. MELAPORKAN BAHAYA-BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Bekerja di proses produksi suatu industri tentunya akan
berdampingan dengan berbagai bahaya di sekitar area kerja. Bahaya-
bahaya tersebut tentunya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, namun
bisa di reduksi tingkat keparahannya dan intensitasnya.

a. Cara mengenali bahaya-bahaya di tempat kerja


(pengetahuan 2.1)
Bahaya di tempat kerja dapat bervariasi tergantung pada jenis
industri dan lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa jenis
bahaya umum di tempat kerja dan cara mengenali bahaya
tersebut:
 Bahaya Fisik:
Bahaya fisik adalah jenis bahaya di tempat kerja yang
dapat menyebabkan cedera atau kerugian fisik pada karyawan.
Bahaya fisik dapat berasal dari berbagai sumber, seperti peralatan
berat, benda tajam, suhu ekstrem, kebisingan, radiasi, getaran,
dan sebagainya.
Bahaya fisik dapat terjadi di berbagai lingkungan kerja,
termasuk pabrik, bengkel, konstruksi, pertanian, dan sektor-
sektor lain yang melibatkan aktivitas fisik atau penggunaan
peralatan berat. Cedera atau cedera fisik yang dapat timbul akibat
bahaya fisik ini termasuk luka sayat, luka bakar, lecet, patah
tulang, atau bahkan gangguan kesehatan jangka panjang seperti
kerusakan pendengaran akibat kebisingan yang berlebihan atau

20
cedera punggung akibat mengangkat beban yang berat secara
tidak benar.
Salah satu dari bahaya fisik yang sering diperhitungkan
adalah kebisingan. Menghitung kebisingan melibatkan
pengukuran tingkat tekanan suara (dalam desibel) di tempat kerja.
Kebisingan di tempat kerja adalah salah satu jenis bahaya fisik
yang dapat berdampak negatif pada kesehatan karyawan,
terutama jika dibiarkan tanpa pengendalian yang tepat.
Kebisingan diukur dalam satuan desibel (dB) dan dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
dB = 10 * log10(I/I0)
dimana:
dB = desibel (tingkat tekanan suara).
I = intensitas suara yang diukur (dalam watt/meter
kuadrat).
I0 = ambang intensitas suara terendah yang masih dapat
didengar oleh telinga manusia (dalam watt/meter kuadrat),
yaitu 10^(-12) watt/meter kuadrat.

Contoh penghitungan kebisingan:


Misalkan Anda melakukan pengukuran kebisingan selama
8 jam kerja di sekitar suatu mesin industri dan mendapatkan hasil
rata-rata intensitas suara (I) sebesar 0,001 watt/meter kuadrat.
dB = 10 * log10(0,001/10^(-12))
dB = 10 * log10(10^12)
dB = 10 * 12
dB = 120
Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa
kebisingan di tempat kerja mencapai 120 desibel (dB), yang dapat
dianggap sebagai tingkat kebisingan yang sangat tinggi dan
berbahaya bagi kesehatan karyawan jika dibiarkan tanpa
pengendalian yang tepat. Dalam situasi ini, langkah-langkah
untuk mengurangi kebisingan harus diambil untuk melindungi
karyawan dari potensi dampak negatifnya.

21
Gambar 15. Perbandingan Tingkat Keparahan Kebisingan

 Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah jenis bahaya di tempat kerja yang
berasal dari bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan risiko
kesehatan dan keselamatan bagi karyawan. Bahaya kimia dapat
timbul dari berbagai jenis zat kimia, seperti bahan beracun, bahan
korosif, bahan mudah terbakar, bahan peledak, bahan yang dapat
menyebabkan iritasi, atau bahan yang menghasilkan gas beracun
atau uap berbahaya.
Bahan kimia berbahaya dapat ditemukan di berbagai
industri dan sektor, termasuk pabrik, laboratorium, pertanian,
tambang, dan lain-lain. Karyawan yang bekerja dengan atau di
sekitar bahan kimia ini harus menyadari potensi bahayanya dan
mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri mereka
sendiri dan rekan kerja.
Bahaya kimia dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan karyawan, seperti iritasi kulit atau mata,
gangguan pernapasan, alergi, keracunan, luka bakar kimia, atau
bahkan kanker atau gangguan jangka panjang lainnya. Oleh
karena itu, penting untuk mengenali bahaya kimia di tempat kerja,
mengelola bahan kimia dengan aman, dan mengambil langkah-
langkah pencegahan untuk mengurangi risiko paparan.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk
menghadapi bahaya kimia di tempat kerja termasuk penggunaan
alat pelindung diri (APD), seperti sarung tangan, kacamata
keselamatan, dan masker, mengikuti prosedur kerja yang aman
dalam penanganan dan penyimpanan bahan kimia, serta

22
mengikuti pelatihan keselamatan yang sesuai untuk mengenali
bahaya dan tindakan pencegahan yang tepat.

Gambar 16. Bahan Kimia Berbahaya


 Bahaya Biologis
Bahaya biologis adalah jenis bahaya di tempat kerja yang
berasal dari mikroorganisme atau bahan biologis yang dapat
menyebabkan risiko kesehatan pada karyawan. Bahaya biologis
dapat berupa bakteri, virus, jamur, parasit, atau bahan biologis
lainnya yang dapat menyebabkan penyakit atau infeksi.
Karyawan yang berisiko terpapar bahaya biologis biasanya
bekerja di sektor-sektor tertentu, seperti laboratorium, rumah
sakit, klinik, fasilitas kesehatan, laboratorium penelitian, industri
pengolahan makanan, dan sektor-sektor lain yang berhubungan
dengan bahan biologis.
Bahaya biologis dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan karyawan, tergantung pada jenis
mikroorganisme atau bahan biologis yang terlibat. Dampaknya
bisa berupa infeksi, penyakit menular, gangguan pernapasan,
alergi, atau reaksi alergi lainnya. Beberapa bahaya biologis juga
dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian, terutama
jika tidak ditangani dengan benar.

Gambar 17. Bahaya Biologi

23
 Bahaya Ergonomis
Bahaya ergonomis adalah jenis bahaya di tempat kerja
yang terkait dengan faktor-faktor ergonomis yang dapat
menyebabkan stres atau ketidaknyamanan fisik pada karyawan
akibat postur tubuh yang tidak sesuai, gerakan berulang yang
berlebihan, atau beban fisik yang berlebihan. Ergonomi adalah
ilmu yang mempelajari cara manusia berinteraksi dengan alat,
peralatan, dan lingkungan kerja sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan, efisiensi, dan keselamatan dalam bekerja. Bahaya
ergonomis dapat terjadi di berbagai jenis pekerjaan, mulai dari
pekerjaan kantor, pabrik, perawatan kesehatan, hingga pekerjaan
konstruksi. Beberapa contoh bahaya ergonomis meliputi:
 Posisi Duduk yang Tidak Ergonomis: Posisi duduk yang tidak
tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada punggung,
leher, dan bahu, serta masalah lain seperti sindrom
terowongan karpal.
 Gerakan Berulang yang Berlebihan: Pekerjaan yang
mengharuskan gerakan berulang secara terus-menerus,
seperti mengetik atau mengangkat beban kecil, dapat
menyebabkan cedera berulang seperti cedera tendon atau otot.
 Pengangkatan Beban yang Berat: Pengangkatan atau
pemindahan benda-benda berat tanpa teknik yang benar dapat
menyebabkan cedera punggung atau kerusakan pada sistem
muskuloskeletal.
 Postur Tubuh yang Buruk: Postur tubuh yang buruk saat
berdiri atau berjalan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan stres pada kaki, kaki bengkak, atau masalah
lainnya.
 Penggunaan Peralatan yang Tidak Ergonomis: Penggunaan
peralatan atau alat kerja yang tidak dirancang dengan baik
atau tidak sesuai dengan ukuran tubuh karyawan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan cedera.

24
Bahaya ergonomis dapat berdampak negatif pada
kesehatan karyawan, menyebabkan cedera kerja, dan mengurangi
produktivitas. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bahaya
ergonomis di tempat kerja dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang tepat, seperti:
 Mengatur posisi kerja yang ergonomis, termasuk tinggi kursi,
meja, dan monitor yang sesuai dengan postur tubuh karyawan.
 Menggunakan alat bantu dan peralatan ergonomis, seperti
keyboard ergonomis, kursi yang dapat diatur, atau alat bantu
angkat yang meminimalkan tekanan pada tubuh.
 Memberikan pelatihan tentang teknik pengangkatan beban
yang benar dan praktik kerja ergonomis kepada karyawan.
 Melibatkan karyawan dalam merancang dan mengidentifikasi
solusi ergonomis yang sesuai dengan pekerjaan mereka.

Gambar 18. Posisi duduk yang ergonomis

 Bahaya Psikososial
Bahaya psikososial adalah jenis bahaya di tempat kerja
yang berkaitan dengan faktor-faktor psikologis dan sosial yang
dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional
karyawan. Bahaya psikososial dapat timbul dari situasi atau
kondisi di lingkungan kerja yang menyebabkan stres, ketegangan,
dan tekanan psikologis yang berlebihan. Beberapa contoh bahaya
psikososial di tempat kerja meliputi:
 Beban Kerja yang Berlebihan: Terlalu banyak tugas atau
tanggung jawab yang harus diselesaikan dalam waktu yang
terbatas dapat menyebabkan karyawan merasa tertekan dan
stres.

25
 Konflik atau Pelecehan di Tempat Kerja: Konflik antar rekan
kerja atau pelecehan verbal, fisik, atau psikologis di tempat
kerja dapat menyebabkan stres dan mengganggu
kesejahteraan emosional karyawan.
 Kekurangan Kontrol atau Dukungan: Karyawan yang merasa
kurang memiliki kendali atas pekerjaan mereka atau merasa
kurang didukung oleh atasan atau tim mereka dapat merasa
stres dan tidak puas.
 Ketidakjelasan Peran dan Harapan Kerja: Ketidakjelasan
tentang peran dan harapan kerja dapat menyebabkan
kebingungan dan stres pada karyawan.
 Kesenjangan Antara Upah dan Beban Kerja: Perasaan
ketidakadilan atau ketidakpuasan terkait gaji atau kompensasi
dapat menyebabkan stres dan ketidakpuasan pada karyawan.
 Kurangnya Dukungan Sosial: Karyawan yang merasa terisolasi
atau kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja atau atasan
dapat merasa stres dan kesepian.
 Ketidakseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi: Terlalu
banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja tanpa cukup
waktu untuk kehidupan pribadi dan rekreasi dapat
menyebabkan stres dan kelelahan.
Bahaya psikososial dapat menyebabkan berbagai dampak
negatif pada kesehatan mental dan emosional karyawan, seperti
stres, kecemasan, depresi, kelelahan, atau bahkan gangguan
kesehatan mental serius. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk mengenali dan mengatasi bahaya psikososial
di tempat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung kesejahteraan karyawan. Beberapa langkah
pencegahan yang dapat diambil untuk menghadapi bahaya
psikososial di tempat kerja termasuk:
 Menciptakan budaya kerja yang mendukung dan menghargai
keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi karyawan.

26
 Memberikan pelatihan dan dukungan untuk mengatasi stres
dan ketegangan di tempat kerja.
 Membangun komunikasi terbuka dan mendukung di antara
rekan kerja dan antara atasan dengan bawahan.
 Menyediakan sumber daya dan dukungan untuk membantu
karyawan menghadapi situasi stres atau konflik.

b. Hirarki pengendalian Resiko (pengetahuan 2.1)


Hirarki pengendalian risiko adalah pendekatan sistematis
yang digunakan dalam manajemen risiko untuk mengurangi atau
mengendalikan risiko di tempat kerja atau dalam berbagai situasi.
Pendekatan ini mengurutkan langkah-langkah pengendalian
risiko berdasarkan tingkat efektivitas dan preferensi untuk
menghindari atau mengurangi risiko. Ada lima tingkat utama
dalam hirarki pengendalian risiko, yang disusun dari yang paling
efektif hingga yang paling rendah:
 Eliminasi Risiko (Risk Elimination):
Ini adalah langkah pertama dan paling efektif dalam
hirarki. Tujuannya adalah menghilangkan risiko sepenuhnya
dengan menghilangkan aktivitas atau kondisi yang menghasilkan
risiko.
Contoh: Menghentikan penggunaan bahan kimia berbahaya yang
tidak diperlukan dalam proses produksi.
 Substitusi Risiko (Risk Substitution):
Langkah ini melibatkan menggantikan bahan, proses, atau
metode yang lebih aman untuk mengurangi risiko. Tujuannya
adalah mengurangi risiko dengan mengganti sesuatu yang lebih
berisiko dengan yang lebih aman.
Contoh: Mengganti bahan kimia berbahaya dengan alternatif
yang lebih aman dalam proses produksi.
 Pengendalian Teknis (Engineering Controls):
Pengendalian teknis melibatkan perubahan fisik pada
tempat kerja atau proses untuk mengurangi risiko. Ini termasuk

27
penggunaan peralatan keselamatan dan pengaturan yang lebih
aman.
Contoh: Instalasi peralatan vakum untuk menghilangkan debu di
tempat kerja.
 Pengendalian Administratif (Administrative Controls):
Ini melibatkan penggunaan kebijakan, prosedur,
pelatihan, dan peraturan untuk mengelola risiko. Tujuannya
adalah mengatur perilaku pekerja dan meminimalkan risiko
melalui pengaturan administratif.
Contoh: Membuat kebijakan penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) dan memberikan pelatihan kepada pekerja.
 Penggunaan APD (Personal Protective Equipment - PPE):
Ini adalah langkah terakhir dalam hirarki dan melibatkan
pemberian APD kepada pekerja. APD digunakan untuk melindungi
individu dari risiko yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi
dengan cara lain.
Contoh: Penggunaan helm, kacamata pelindung, sarung tangan,
atau sepatu keselamatan oleh pekerja.

Gambar 19. Hirarki Pengendalian Resiko


(https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/0
9/pengendalian-resikobahaya.html)

c. Cara melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja kepada orang


yang tepat sesuai SOP (pengetahun 2.2)
Melaporkan bahaya di tempat kerja merupakan langkah
penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan semua

28
pekerja. Setiap tempat kerja biasanya memiliki Standar Prosedur
Operasional (SOP) sendiri untuk melaporkan bahaya. Namun,
secara umum, berikut adalah panduan umum untuk melaporkan
bahaya di tempat kerja kepada orang yang tepat sesuai dengan
SOP:
 Pahami SOP yang Ada
Pertama, pastikan Anda memahami SOP yang ada di tempat kerja
Anda terkait dengan pelaporan bahaya. SOP ini biasanya
mencakup langkah-langkah yang harus diikuti untuk melaporkan
bahaya dengan benar.
 Identifikasi Bahaya
Ketahui jenis bahaya yang ada di tempat kerja, seperti bahaya
fisik, kimia, biologis, atau bahaya ergonomis. Ini membantu Anda
dalam mengidentifikasi bahaya dengan lebih baik.
 Temui Supervisor atau Manajer Anda
Jika Anda menemukan bahaya yang dapat menyebabkan cedera
atau masalah keselamatan lainnya, segera temui atasan langsung
Anda atau supervisor. Berbicaralah dengan mereka untuk
menjelaskan bahaya yang Anda temui.
 Gunakan Alat Pelaporan yang Tersedia
Banyak tempat kerja menyediakan formulir atau alat khusus
untuk melaporkan bahaya. Gunakan alat tersebut dan isi dengan
rinci informasi tentang bahaya, lokasi, dan waktu kejadian.
 Berpartisipasi dalam Pertemuan Keselamatan
Jika tempat kerja Anda memiliki pertemuan rutin tentang
keselamatan, berpartisipasi dalam pertemuan ini dan gunakan
kesempatan tersebut untuk melaporkan bahaya yang Anda temui.
 Kolaborasi dengan Tim Keselamatan
Bekerja sama dengan tim keselamatan di tempat kerja jika ada.
Mereka biasanya memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang
SOP keselamatan dan dapat membantu Anda dalam melaporkan
bahaya dengan benar.
 Ikuti Prosedur Lanjutan

29
Jika bahaya yang Anda laporkan memerlukan tindakan lebih
lanjut, pastikan Anda mengikuti prosedur lanjutan yang
ditetapkan dalam SOP. Ini mungkin termasuk tindakan perbaikan
atau investigasi lebih lanjut.
 Pantau Progres Pelaporan
Pantau progres pelaporan Anda. Pastikan bahwa tindakan yang
diperlukan diambil untuk mengatasi bahaya tersebut dan bahwa
Anda mendapatkan umpan balik terkait dengan pelaporan Anda.
 Tetap Dilibatkan
Keselamatan di tempat kerja adalah tanggung jawab bersama.
Teruslah melibatkan diri dalam memantau dan melaporkan
bahaya serta berpartisipasi dalam program keselamatan di tempat
kerja.
Setiap tempat kerja mungkin memiliki SOP yang berbeda,
jadi penting untuk mengikuti petunjuk yang ada dan berbicara
dengan atasan atau tim keselamatan untuk mendapatkan arahan
yang tepat dalam melaporkan bahaya. Keselamatan di tempat
kerja adalah hak dan tanggung jawab bersama, jadi pastikan Anda
melakukan peran Anda dalam menjaga keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja.

Gambar 20. Contoh prosedur pelaporan bahaya


(https://sumbawa.karantina.pertanian.go.id/evakuasi)

30
3. MENGIKUTI PROSEDUR KEADAAN DARURAT
Dalam keadaan darurat, pekerja harus tanggap, mengetahui dan
berpartisipasi dalam penanggulangan bahaya tersebut agar bahaya
yang terjadi tidak menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa.
a. Menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan serta prosedur kondisi darurat dan evakuasinya
(pengetahuan 3.1 dan 3.2)
Cara menghubungi personel yang tepat dalam situasi darurat di
tempat kerja sangat penting untuk keselamatan semua orang.
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:

 Tentukan Nomor Darurat: Pastikan pekerja tahu nomor darurat


yang sesuai untuk wilayah Anda. Di sebagian besar negara, nomor
darurat adalah 112 atau 911. Jika Anda berada di luar negeri, cari
tahu nomor darurat yang berlaku di wilayah tersebut sebelumnya.
 Hubungi Tim Medis: Jika situasinya melibatkan cedera atau
masalah medis, segera hubungi tim medis atau ambulans dengan
memanggil nomor darurat. Jelaskan dengan jelas apa yang terjadi
dan alamat tempat kejadian.

Gambar 21. Tim Medis


(https://phi.pertamina.com/id/media-informasi/perlombaan-first-
aid-phi-tingkatkan-keahlian-tim-tanggap-darurat)

 Hubungi Tim Pemadam Kebakaran: Jika ada kebakaran atau


ancaman kebakaran, hubungi tim pemadam kebakaran dengan

31
memanggil nomor darurat. Berikan informasi tentang lokasi api
dan situasi lainnya.
 Hubungi Polisi: Jika ada ancaman terhadap keamanan, kejahatan,
atau situasi darurat lainnya yang memerlukan bantuan polisi,
segera hubungi nomor darurat polisi yang berlaku.
 Pemberitahuan Kepala Departemen: Selain memanggil nomor
darurat, juga penting memberi tahu kepala departemen atau
manajer yang relevan tentang situasi darurat tersebut. Mereka
mungkin perlu mengambil tindakan tambahan atau memberi
arahan kepada personel lainnya.
 Gunakan Sistem Peringatan Darurat: Banyak tempat kerja
dilengkapi dengan sistem peringatan darurat, seperti alarm
kebakaran atau peringatan lainnya. Ketika terdengar alarm atau
peringatan semacam itu, segera mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk evakuasi jika diperlukan.

Gambar 22. Alarm Kebakaran

(https://www.istockphoto.com/id/foto/tombol-alarm-kebakaran)

 Sediakan Pelatihan dan Informasi: Pastikan bahwa seluruh


personel di tempat kerja telah menerima pelatihan mengenai
tindakan darurat dan mengetahui prosedur yang harus diikuti
dalam berbagai situasi darurat. Selain itu, pastikan ada papan
informasi darurat yang memuat nomor kontak penting dan peta
evakuasi yang jelas di tempat kerja.
 Simulasi Darurat: Lakukan latihan atau simulasi darurat secara
berkala sehingga personel tahu bagaimana merespons situasi
32
darurat dengan benar. Ini dapat meningkatkan kesiapan dan
membantu mengurangi risiko.
 Komunikasi Selama Darurat: Jangan lupa untuk tetap tenang
selama situasi darurat, dan jika memungkinkan, pertahankan
komunikasi dengan personel lainnya. Gunakan teknologi
komunikasi yang tersedia, seperti telepon genggam atau walkie-
talkie, untuk berkoordinasi.
 Koordinasi dengan Layanan Darurat: Setelah Anda menghubungi
nomor darurat, ikuti petunjuk yang diberikan oleh operator
darurat dan kerjasama dengan petugas yang tiba di tempat
kejadian.

33
4. EVALUASI TEORI
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar di bawah ini

1. Undang-Undang yang mengatur tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah
a. UU no.1 tahun 1971 c. UU no.1 tahun 1975
b. UU no.1 tahun 1970 d. UU no.1 tahun 1980
2. Di bawah ini adalah penyebab kecelakaan kerja, kecuali....
a. Ketidak sempurnaan alat c. Kurang hati-hati
b. Kurang pertimbangan dalam d. Melaksanakan pekerjaan
Bekerja sesuai prosedur
3. Berikut adalah faktor-faktor bahaya K3 pada umumnya, kecuali
a. Fisika c. Biologi
b. Kimia d. Sosiologi
4. Salah satu jenis potensi bahaya pada faktor fisika adalah sebagai
berikut, kecuali
a. Kebisingan c. Jamur
b. Penerangan d. Getaran
5. NAB kebisingan yang disarankan oleh Undang-Undang adalah
a. 80 dB c. 85 dB
c. 70 dB d. 75 dB
6. Faktor penyebab kecelakaan kerja adalah
a.Unsafe act c. Kondisi yang berbahaya
c. Kombinasi a dan b d. Jawaban a,b,c benar
7. Apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran di tempat kerja?
a.Abaikan dan lanjutkan bekerja
b. Cobalah untuk memadamkannya sendiri tanpa bantuan
c. Evakuasi tempat kerja dan hubungi layanan darurat
d. Panggil teman-teman Anda untuk melihatnya
8. Apa yang harus dilakukan jika Anda melihat sesuatu yang tidak
aman di tempat kerja?
a. Biarkan saja, itu bukan tanggung jawab Anda
b. Sampaikan kepada rekan kerja Anda
c. Laporkan kepada manajemen atau atasan Anda

34
d. Abaikan saja, itu mungkin tidak berbahaya
9. Apa yang dimaksud dengan PPE (Personal Protective Equipment)?
a. Perangkat untuk bermain game
b. Perlengkapan pribadi untuk melindungi dari bahaya di tempat
kerja
c. Peralatan produksi elektronik
d. Peralatan perkantoran
10. Siapa yang bertanggung jawab untuk menerapkan prinsip-
prinsip K3 di tempat kerja?
a. Pemerintah saja c. Inspektur K3
b. Pekerja saja d. Pemilik perusahaan,
manajemen, dan pekerja

B. Jawablah pertanyaan essai berikut dengan jawaban yang benar

1. Apa itu K3 dan mengapa penting diterapkan di tempat kerja?


Jawab:……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Sebutkan jenis-jenis bahaya di tempat kerja dan contohnya
Jawab:……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Jelaskan dan beri contoh perhitungan kebisingan yang terjadi di
tempat kerja
Jawab:……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Jelaskan bagaimana prosedur jika pekerja melihat kebakaran di
tempat bekerja
Jawab:……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

35
E. KETERAMPILAN DAN SIKAP KERJA
1. Lembar Instruksi Kerja (LIK)_1
a. Informasi Umum
Unit Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat
Kerja
Kode Unit : C.28LOG20.003.2
Nama LIK : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat
Kerja
No. LIK :1
Waktu : 3 JP
Petunjuk:
1) Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi kerja dibawah ini
dengan cermat sebelum melaksanakan praktek.
2) Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang
sudah ditetapkan.
3) Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI/IK yang
dipersyaratkan.
4) Waktu pengerjaan yang disediakan 135 menit

b. Soal Praktik
1) Skenario
Sebagai karyawan perusahaan bagian K3, anda diminta untuk
membuat JSA bahaya di tempat workshop yang baru dibangun.
JSA tersebut akan di tempel di tiap-tiap peralatan workshop.
Setelah laporan tersebut di cetak, dipresentasikan di depan
Manager dan BOD.

36
2) Gambar Kerja

3) Langkah Kerja

1) Buatlah kelompok beserta teman anda dengan


beranggotakan maksimal 4 orang per kelompok.
2) Lakukan studi lapangan pada tempat-tempat yang telah
dibagikan oleh instruktur pada masing-masing kelompok.
Catatlah hal-hal yang ditemukan pada saat studi lapangan
sesuai dengan tabel contoh dan buat dokumentasi baik foto
maupun video hal-hal yang ditemukan tersebut. Selalu
gunakan APD lengkap pada saat melakukan studi lapangan
dan utamakan keselamatan
3) Presentasikan hasil studi lapangan anda didepan kelas
beserta dokumentasi yang sudah diambil dan sertakan
waktu untuk tanya jawab.

4) Bahan Praktik
No. Nama Barang Spesifikasi Jumlah

1 ATK Standar 1 set


2 Kertas A4 10 lembar
3 Tinta Printer standar 1 set
4 Komputer Standar 1 unit

37
5) Peralatan Praktik
a. Alat-alat K3 seperti Baju Kerja, Sepatu Safety
b. Kamera atau alat dokumentasi
c. Komputer Standar 1 unit
d. Penilaian Praktik
1) Lembar Cek Observasi (prosudur/langkah kerja = keterampilan dan sikap)

ELEMEN KOMPETENSI Acuan Pembanding

A. Mengikuti praktek-praktek kerja yang


aman

1. Melaksanakan pekerjaan dengan


aman dan sesuai SOP dengan
disiplin dan cermat

2. Melakukan kegiatan rumah


tangga perusahaan sesuai SOP
dengan disiplin dan cermat

3. Mendemonstrasikan tanggung
jawab dan tugas-tugas karyawan
dalam kegiatan sehari-hari

4. Menggunakan Perlengkapan
pelindung diri dan alat-alat
keselamatan sesuai prosedur
operasi standar.

5. Menyimpan Perlengkapan
pelindung diri dan alat-alat
keselamatan sesuai prosedur
operasi standar

6. Mengikuti Tanda-tanda/simbol
sesuai instruksi

7. Melaksanakan Pedoman dan


kesehatan kerja sesuai prosedur
operasi standar

8. Mengidentifikasi perlengkapan
darurat

38
B. Melaporkan bahaya - bahaya di
tempat kerja

1. Mengenali bahaya-bahaya di
tempat kerja

2. Melaporkan bahaya-bahaya di
tempat kerja kepada orang yang
tepat sesuai SOP

C. Mengikuti prosedur keadaan darurat

1. Mendemonstrasikan Cara-cara
menghubungi personil yang tepat
dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan

2. Melaksanakan prosedur kondisi


darurat dan evakuasi
(pengungsian)

2) Lembar Cek Hasil


Ceklis
No Aspek Yang Dinilai Standar Keberterimaan
K BK
Identifikasi potensi bahaya
Daftar potensi bahaya
1 yang ada pada area kerja
dan dokumentasinya
yang telah ditentukan
Identifikasi perilaku tidak Daftar perilaku tidak
aman dan kondisi tidak aman dan kondisi tidak
2
aman yang ditemukan di aman yang ditemukan
area kerja serta dokumentasinya
Identikasi kemungkinan Daftar kemungkinan
3 resiko kecelakaan yang resiko kecelakaan yang
mungkin terjadi mungkin terjadi
Membuat rekomendasi Rekomendasi dari
4 penanganan potensi temuan yang
bahaya yang ditemukan ditemukan
Mempresentasikan hasil
temuan dari studi lapangan
Presentasi didepan
5
kelas
yang telah dilakukan

39
F. EVALUASI PERSONAL
FORM MONITORING PERSONAL

INSTRUKSI PENGISIAN:

Berikanlah penilaian Anda pada tingkat pemenuhan tingkat perilaku peserta pelatihan sengan membubuhkan tanda
X (silang) atau V (centang) pada salah satu indicator perilaku yang ada.
Pemahaman indicator perilaku adalah:
 Jenjang yang lebih tinggi telah mencakup jenjang yang lebih rendah
 Contoh Jenjang 3 merupakan jenjang perilaku yang telah memenuhi jenjang 2 dan 1
Keterangan :
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X untuk
KOMPETENSI
No level pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
Nama Kompetensi Pilih 1 Level indikator Perilaku
Perilaku Level indikator
Perilaku sesuai hasil observasi

40
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
KOMPETENSI Usaha untuk menunjukkan hasil kerja dengan sasaran hasil terbaik untuk level
No atau di atas standar yang ditetapkan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Bekerja untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh
manajemen
2 Menetapkan dan bertindak dalam meraih sasaran diri sendiri
dan orang lain
3 Berusahan menyelesaikan tugas dan fokus pada perbaikan
agar dapat menyelesaikan pekerjaan yang terbaik
1 MOTIVASI DIRI
4 Berusaha untuk dapat mengoptimalan penggunaan sumber
daya yang ada untuk hasil kerja yang terbaik
Berusaha melakukan penyelesaian pekerjaan secara
5 maksimal dengan selalu melakukan perhitungan terhadap
potensi resiko sehingga menunjukkan usaha perbaikan dan
pengembangan semaksimal yang dapat dilakukan.

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

41
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Kemampuan untuk memahami komunikasi lisan, dan tulisan yang
KOMPETENSI untuk level
No disampaikan serta mampu menyampaikan pendapatnya secara
PERILAKU pencapaian
terbuka dalam interaksi komunikasi dua arah
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Dapat memahami informasi yang disampaikan secara lisan
dan tulisan
2 Dapat menyampaikan kembali pendapatnya dalam
menanggapi gagasan yang disampaikan kepadanya
Dapat memahami informasi yang diterima, menganalisa
3 informasi serta menyampaikan gagasan pikirnya baik dalam
mengajukan pandangannya juga memberikan alasan atas
2 KOMUNIKASI pendapatnya
Dapat menuangkan pemahaman dan pendapatnya secara
4 lisan dan tulisan serta memaparkan gagasannya dalam
forum diskusi dan paparan ketika diminta
Dapat menuangkan pemahaman dan pendapatnya secara
5 lisan dan tulisan serta memaparkan gagasannya dalam
forum diskusi dan paparan ketika diminta secara jelas, dan
menunjukkan kualitas yang baik

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

42
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
KOMPETENSI Kesediaan untuk melakukan dan melaksanakan tugas sesuai dengan untuk level
No prosedur/ ketentuan yang telah ditetapkan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Bersedia diarahkan dan mengikuti prosedur dan bila diingatkan
dapat memahami dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan
Memahami tahapan tugas dan proses kerja serta bersedia
2 menjalankan setiap tahapan pekerjaan yang disampaikan
kepadanya
KESEDIAAN Memahami tugas dan melakukan setiap tahapan proses dengan
3 MENGIKUTI 3
konsisten
ATURAN
Secara berkelanjutan mengikuti setiap ketentuan/ aturan yang
4 berlaku, dengan pemahaman dan berusaha bertanya untuk
memperbaiki setiap kekurangan yang diketahuinya
5 Dapat mengikuti aturan/ prosedur dan membantu memberikan
pemahaman kepada tim kerja/ groupnya

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

43
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain; untuk level
KOMPETENSI
No dorongan atau kemampuan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok pencapaian
PERILAKU
dalam melaksanakan suatu tugas Pembelajaran
ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Meminta gagasan dan pendapat dalam mengambil keputusan
atau merencanakan sesuatu.
Menjaga orang lain tetap memiliki informasi dan hal-hal baru
2 tentang proses dalam kelompok, dan membagi informasi yang
relevan.
4 3 Memperlihatkan harapan positif kepada orang lain dan
KERJASAMA
menindak-lanjuti untuk pencapaian hasil bersama
TIM
4 Berusaha memahami, menghargai orang lain yang berhasil

Mendorong orang lain dan membuat mereka merasa terlibat dan


5
memberikan kontribusi untuk pencapaian hasil terbaik bersama

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

44
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Berikan tanda X
Dorongan dalam diri seseorang untuk memastikan / mengurangi
KOMPETENSI untuk level
No ketidakpastian khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan
PERILAKU pencapaian
ketepatan / ketelitian data dan informasi di tempat kerja
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Menunjukkan kecermatan namun membutuhkan pengawasan

2 Dapat menunjukkan hasil kerja dengan detail proses pekerjaan


secara konsisten
3 Manyelesaikan setiap pekerjaan dan memeriksa ketepatan
informasi/data untuk dapat secara tepat diselesaikan
Menunjukkan perhatian terhadap kejelasan, kepastian detail
5 TELITI
4 pekerjaan dan memeriksa setiap tahapan agar sesuai dengan
standard yang ditetapkan
Memastikan seluruh proses pelaksanaan pekerjaan memiliki
5 standard dan melakukan pemeriksaan pada setiap tahapan, dan
memastikan perbaikan pada setiap tahapan agar dicapai
proses/hasil kerja yang memiliki kualitas terbaik

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

45
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Kemampuan untuk memahami situasi dengan menggunakan dasar
pemikiran dalam memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih Berikan tanda X
KOMPETENSI untuk level
No rinci (faktor-faktor), atau mengamati keadaan tahap demi tahap
PERILAKU pencapaian
berdasarkan pengalaman untuk digunakan dalam pertimbangan yang
Pembelajaran ini
dilakukan.
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
6 ANALISA & 1 Dapat memahami permasalahan pada tugas/pekerjaan dan
ANTISIPASI mengelompokkan pada skala prioritas
Dapat memahami permasalahan pada tugas/ pekerjaan dan
2 memecah proses kedalam tahapan tugas dan hubungan satu
dengan lainnya
Dapat memahami permasalahan pada tugas/ pekerjaan dan
3 mengolah setiap informasi yang diperoleh dengan melihat
hubungan satu informasi dengan informasi lainnya berdasarkan
tahapan penyelesaian masalah yang menjadi prioritas yang ada
4 Dapat mengolah setiap informasi dan hubungan setiap informasi
serta dapat melihat kemungkinan yang ditimbulkan
Dapat mengolah setiap informasi dan hubungan setiap informasi
5 serta dapat melihat potensi masalah dan mengolah informasi
secara terintegrasi dengan mempertimbangkan prioritas serta
mengantisipasi agar kualitas tindakan yang matang

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

46
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Besarnya usaha tambahan yang dikeluarkan untuk mengumpulkan Berikan tanda X
KOMPETENSI informasi lebih banyak sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan untuk level
No pengambilan keputusan pencapaian
PERILAKU
Pembelajaran ini
LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
1 Menerima dan mencari informasi tambahan bila diarahkan

2 Mencari informasi yang tepat untuk hal yang sesuai dengan


materi/pekerjaan
3 Mencari informasi dari berbagai sumber yang dibutuhkan
dalam penyelesaian pekerjaan
MENCARI Memilih peluang-peluang potensial yang mungkin berguna
7
INFORMASI 4 dimasa yang akan datang, dan selalu melihat situasi kerja
sebagai dasar menentukan informasi yang dibutuhkan
Mencari informasi dari berbagai sumber dan melihat hubungan
5 informasi yang dicari untuk melengkapi setiap tahapan kerja
serta mencocokkan pada setiap hubungan sebab bateraibat
untuk setiap informasi yang dikumpulkan

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

47
INDIKATOR PERILAKU PENILAIAN
Dorongan bertindak untuk melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut
oleh pekerjaan / lingkungan melakukan sesuatu tanpa menunggu Berikan tanda X untuk
No KOMPETENSI perintah lebih dahulu,tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki atau level pencapaian
PERILAKU meningkatkan hasil pekerjaan atau menghindari timbulnya masalah atau Pembelajaran ini
menciptakan peluang baru.

LEVEL URAIAN 1 2 3 4 5
8 PROAKTIF 1 Menunjukkan inisiatif dalam tugas/ pekerjaan yang menjadi
tuntutan/tanggung jawabnya
Menunjukkan kesungguhan dalam memberikan kontribusi
2 dalam kegiatan yang diikuti untuk sasaran pencapaian hasil
kerjanya
Mengenali & memanfaatkan setiap peluang dan
3 menggunakannya agar dapat memberikan kontribusi pada
hasil kerja yang ditetapkan
4 Memiliki usaha dalam setiap kegiatan untuk performansi lebih
dari yang diharapkan pekerjaan
Mengantisipasi dan menganalisa peluang & masalah dalam
5 menyelesaikan tugas dan memanfaatkan setiap sumber daya
agar dapat secara positif dimanfaatkan dalam memberikan
kontribusi guna pencapaian hasil kerja yang maksimal

Ket : 1 : Sangat Kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik

48
G. LAMPIRAN
1. Kamus Istilah
a. Platform …
b. e-Learning …
c. Branding …
… … …
… … …
… … …

2. Referensi
a. https://kbbi.co.id/arti-kata/platform
b. https://id.wikipedia.org/wiki/Platform_komputasi
c. …
… …
… …
… …

3. Unit Kompetensi

KODE UNIT : C.28LOG20.003.2

JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip-prinsip K3 di Tempat


Kerja

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,


keterampilan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam menerapkan prinsip-
prinsip K3 di lingkungan kerja..

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengikuti praktek 1.1. Kerja dilaksanakan dengan aman


sesuai dengan prosedur operasi
praktek kerja yang
standar.
aman
1.2. Kegiatan rumah tangga perusahaan
dilakukan sesuai dengan prosedur
operasi standar
1.3. Tanggung jawab dan tugas-tugas
karyawan didemostrasikan dalam
kegiatan sehari-hari.

49
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.4. Perlengkapan pelindung diri dan


alat-alat keselamatan digunakan
sesuai prosedur operasi standar.
1.5. Perlengkapanpelindung diri dan
alat-alat keselamatan disimpan
sesuai prosedur operasi standar.
1.6. Tanda-tanda/simbol diikuti sesuai
instruksi.
1.7. Pedoman dan kesehatan kerja
dilaksanakan sesuai prosedur
operasi standar
1.8. Perlengkapan darurat diiidentifikasi.

2.1. Bahaya-bahaya di tempat kerja


2. Melaporkan bahaya
selama waktu kerja dikenali.
bahaya di tempat
2.2. Bahaya-bahaya di tempat kerja
kerja
dilaporkan kepada orang yang tepat
sesuai prosedur operasi standar.

3. Mengikuti prosedur 3.1. Cara-cara menghubungi personil


yang tepat dan layanan darurat jika
keadaan darurat
terjadi kecelakaan
didemonstrasikan.
3.2. Prosedur kondisi darurat dan
evakuasi (pengungsian) dimengerti.
3.3. Prosedur kondisi darurat dan
evakuasi disemonstrasikan.

BATASAN VARIABEL

1. Konteks Variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengikuti praktek-
praktek kerja yang aman, melaporkan bahaya-bahaya di
tempat kerja, mengikuti prosedur keadaan darurat.
1.2 Unit ini menerapkan praktek-praktek kerja yang aman seperti
yang diterapkan di semua tempat kerja logam dan teknik
(rekayasa). Kompetensi-kompetensi yang didemonstrasikan
dihubungkan dengan kinerja dan penggunaan keahlian-
keahilian khusus.
1.3 Prosedur-prosedur darurat dapat meliputi isolasi sistem
darurat, listrik, mekanik, pneumatik dan tim darurat serta
perlengkapan air bila perlu.

50
1.4 Unit ini dan standar-standar ini tidak mencakup keahlian-
keahlian tim darurat seperti pemadam kebakaran, petugas
P3K dan sebagainya.

2. Peralatan dan Perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Peralatan penunjang penerapan K3 di tempat kerja
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Peralatan penunjang penerapan K3 di tempat kerja

3. Peraturan yang diperlukan


(Tidak ada.)

4 Norma dan Standar


4.1. Norma
(tidak ada)
4.2. Standar
4.1.2. Prosedur yang berkaitan dengan unit ini

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian
1.1. Unit kompetensi ini dapat diases di tempat kerja, di luar
tempat kerja atau kombinasi keduanya. Apabila asesmen
terjadi di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan
dengan karakteristik yang mencerminkan seperti kondisi
tempat kerja nyata.
1.2. Dalam pelaksanaannya peserta sertifikasi harus dilengkapi
dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta
fasilitas asesmen yang diperlukan.
1.3. Perencanaan dan proses asesmen ditetapkan dan disepakati
bersama dengan mempertimpangkan aspek-aspek tujuan
dan konteks asesmen, ruang lingkup, kompetensi,
persyaratan peserta sertifikasi, sumber daya asesmen,
tempat asesmen serta jadwal asesmen.
1.4. Asesmen dapat dilakukan dengan metode pertanyaan lisan,
pertanyaan tertulis, observasi demonstrasi, verifikasi
portofolio, verifikasi pihak ketiga dan metode lain yang
relevan.

51
2. Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan Keterampilan yang diperlukan.
4.1. Pengetahuan
3.1.1. Praktek-praktek kerja yang aman yang
berhubungan dengan semua tugas yang sedang
dilakukan di tempat kerja
3.1.2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
semua kegiatan di tempat kerja
3.1.3. Alasan-alasan untuk kerumah-tanggaan yang baik
di tempat kerja
3.1.4. Tanggung jawab dan kewajiban karyawan
3.1.5. Alasan-alasan untuk menggunakan perlengkapan
pelindung diri
3.1.6. Tanda-tanda dan simbol K3
3.1.7. Penerapan tanda-tanda dan simbol K3 pada
kegiatann kerja K3
3.1.8. Bahaya-bahaya yang mungkin ditemui di tempat
kerja
3.1.9. Prosedur-prosedur untuk melaporkan bahaya-
bahaya
3.1.10. Prosedur untuk menghubungi personil yang tepat
dan layanan darurat
3.1.11. Praktek kerja yang aman serta sesuai prosedur
3.1.12. Alasan-alasan untuk menyeleksi jenis perlengkapan
tertentu
3.1.13. Alasan-alasan perusahaan untuk membuat
prosedur evakuasi standar
4.2. Keterampilan yang diperlukan
3.2.1. Melaksanakan praktek-praktek kerja yang aman
3.2.2. Melaksanakan kegiatan di tempat kerja sesuai
dengan tanggung jawab dan tugas-tugas, tidak
membahayakan orang lain, mengikuti prosedur
untuk menangani zat-zat yang berbahaya dan
sebagainya
3.2.3. Melakukan pekerjaan sesuai dengan informasi yang
diberikan oleh tanda-tanda dan simbol
keselamatan
3.2.4. Menggunakan perlengkapan darurat
3.2.5. Menunjukkan lokasi perlengkapan darurat
3.2.6. Mengenali jenis perlengkapan darurat

52
3.2.7. Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja yang
ditemui dalam kegiatan sehari-hari
3.2.8. Mendemonstrasikan evakuasi kondisi darurat dan
3.2.9. Menjaga kebersihan dan keamanan tempat kerja
3.2.10. Menyeleksi perlengkapan dan alat-alat keselamatan

4. Sikap kerja yang diperlukan.


4.1. Disiplin
4.2. Cermat

5. Aspek Kritis
5.1. Kedisiplinan dalam menggunakan perlengkapan pelindung
diri dan alat-alat keselamatan sesuai prosedur operasi
standar
5.2. Kecermatan dalam mengenali bahaya-bahaya di tempat
kerja selama waktu kerja

53
7. Daftar Nama Penyusun

No Nama Profesi

1.
2. Puguh Joko Nugroho, S.T. Instruktur Teknik Manufaktur

54

Anda mungkin juga menyukai