Anda di halaman 1dari 30

“OBSERVASI LABORATORIUM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah K3L Laboratorium dan


Industri
Dosen Pengampu :
Hadziqul Abror, S.Si., M.T.

DISUSUN OLEH :
Buyung Pamujo 171910101027
Enha Ilmi Madani 171910101057
Yulianto Setyo Nugroho 171910101063

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Observasi Laboratorium ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Hadziqul
Abror, S.Si., M.T., selaku Dosen mata kuliah K3L Laboratorium dan Industri yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan paper yang akan kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Dalam penulisan paper ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dari kami, semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya dan laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Jember, 5 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Laboratorium merupakan suatu tempat dimana suatu percobaan dan
penelitian dilakukan dengan tujuan untuk meneliti sesuatu yang baru atau
penelitian untuk membuktikan teori yang sudah ada. Dalam arti sempit,
laboratorium sering diartikan sebagai tempat yang berupa gedung yang
dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan
bahan praktikum. Dalam sebuah pembelajaran, laboratorium dapat berupa
ruang terbuka atau ruang tertutup. Misal laboratorium terbuka adalah kebun
botai, agroteknologi dan lain lain.
Mengetahui pentingnya kegiatan praktikum, maka kondidi tempat
praktikum atau yang disebut laboratorium haruslah memenuhi standar yang
telah ditentukan supaya kegiatan praktikum berjalan dengan lancar.
Laboratorium dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen didalam
sains atau melakukan pangajian dan analisis. Tidak hanya kondisi gedung
yang baik, tetapi sara dan prasarana yang tersedia dalam laboratorium harus
mendukung kegiatan praktikum itu sendiri. Desain laboratorium berarti,
bagaimana bentuk laboratorium itu, bagian bagian apa yang harus ada agar
semua memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar maupun
mengerjakan tugas tugasnya. Tata ruang laboratorium berarti bagaimana
menyusun semua peralatan dalam laboratorium, baik meja, kursi, lemari,
maupun peralatan lain sesuai dengan kegiaan belajar mengajar atau praktikum.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui profil, aktivitas dan peralatan di laboratoium.
2. Mengetahui kondisi standart APD seharusnya dan yang diterapkan
mahasiswa.
3. Mengetahui peralatan yang ada dilaboratorium beserta prosedurnya.
4. Mengetahui potensi dan resiko bahaya dilaboratorium.
5. Mengetahui Job Safety Snalysis (JSA) dari alat yang ada dilaboratorium.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami profil, aktivitas dan peralatan di laboratoium.
2. Memahami kondisi standart APD seharusnya dan yang diterapkan
mahasiswa.
3. Memahami peralatan yang ada dilaboratorium beserta prosedurnya.
4. Memahami potensi dan resiko bahaya dilaboratorium.
5. Memahami Job Safety Snalysis (JSA) dari alat yang ada dilaboratorium.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Laboratorium


Laboratorium Rekayasa Mekanik merupakan salah satu laboratorium yang
dimiliki oleh jurusan Teknik Mesin Universitas Jember. Laboratorium ini
berada di Jl. Slamet Riyadi No. 36 Patrang, Jember.cTerdapat berbagai
macam praktikum yang berlangsung di laboratorium tersebut diantaranya :
1. Metrologi
2. Gambar mesin dan CAD
3. Desain mesin statis dan dinamis
4. Perawatan mesin perkakas
5. Perancangan elemen mesin
6. Fisika
7. Pr. Gambar mesin
8. Pr. Fenomena Dasar Mesin solid
9. Pr. Perancangan elemen mesin
10. Proyek akhir/ skripsi/ tesis
Adapun laboratorium ini mempunyai kepala laboratorium yang bernama
Ir. F.X. Kristianta, M. Eng, untuk teknisi yang berjaga yaitu Oki Pranajaya, A.Md
serta aslab yang bertugas sebanyak 21 orang dan ada 5 dosen yang silih berganti
mengajar di laboratorium ini.
Di laboratorium rekayasa mekanik ada beberapa perlatan yang menunjang
pengujian ataupun praktikum yang berlangsung antara lain mesin uji fatigue,
mesin press, mesin uji tarik, alat peraga gear, meja kalkir, dan alat peraga lainnya.

2.2 Standart Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang disekelilingnya. Peraturan APD dibuat oleh pemerintah sebagai
pelaksaan ketentuan perundang-undangan tentang keselamatan kerja. Perusahaan
atau pelaku usaha yang memperlakukan pekerja atau buruh memiliki kewajiban
menyediakan APD di tempat kerja sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
standar yang berlaku. Selain itu perusahaan harus mengumumkan secara tertulis
dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD serta
melaksanakan APD di tempat kerja.
Namun pada kenyataannya di lapangan sangat jauh berbeda. Penerapan
APD tidak dilaksanakan dengan baik dan sering diindahkan. Banyak praktikan
yang memakai APD tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Berikut ini
standar APD laboratorium dengan realita di Laboratorium Rekayasa Mekanik:
No. APD Standar APD Laboratorium
1. Menggunakan jas laboratorium atau Beberapa praktikan tidak memakai
catlepack. jas laboratorium ataupun catlepack.
2. Menggunakan sepatu safety. Beberapa praktikan tidak memakai
sepatu safety.
3. Menggunakan sarung tangan. Sarung tangan tidak sesuai dengan
standar dan jumlahnya terbatas.
4. Menggunakan kacamata safety Tidak tersedia.
5. Menggunakan earprotection. Tidak tersedia.
6. Menggunakan helm safety Tidak tersedia

2.3 Peralatan di Laboratorium


Beberapa peralatan laboratorium Rekayasa Mekanik ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
2.3.1 Mesin Uji Fatigue
Fatik merupakan terjadinya kerusakan material akibat pembebanan yang
terus menerus. Dari pernyataan tersebut didapatkan bahwa apabila pada sebuah
material diberikan tegangan secara terus menerus maka akan menyebabkan
materia tersebut menjadi mengalami kerusakan karena tegangan yang lebih rendah
dari pada tegangan yang diperlukan supaya mengakibatkan kerusakan pada berat
statik. Kerusakan karena beban menerus atau terus menerus ini disebut keruskan
lelah (fatigue failures) karena pada normalnya kerusakan material tersebut terjadi
setelah kurun waktu penggunaan yang lumanyan lama.
Gambar 2.1 Mesin Uji Fatigue

Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin Uji Fatigue sebagai berikut:


1) Hubungkan kabel dengan sumber listrik pada stop kontak.
2) Atur jumlah siklus putaran motor
3) Putaran poros motor akan diteruskan ke poros fleksibel menuju poros
sebagai penggerak arbor.
4) Putaran arbor tersebut yag dapat memutarkan spesimen sebagai uji tarik
dengan banyaknya siklus (putaran) sampai bahan mengalami kelelahan
material.

2.3.2 Mesin Press

Gambar 2.2 Mesin Press

Standar Operasional Prosedur (SOP) Mesin Press sebagai berikut:


1. Periksa kondisi motor, gearbox, hydraulic, conveyor, digester, press, dan
vibrating screen sebelum dioperasikan.
2. Pastikan setiap mesin dalam keadaan baik sebelum dioperasikan, bila ada
mesin yang tidak berfungsi atau dalam kondisi yang dapat menimbulkan
gangguan atau kerusakan, segera ambil tindakan yang diperlukan atau
laporkan kepada atasan.
3. Pastikan Cake Breaker Conveyor (CBC) telah beroperasi sebelum mesin-
mesin di stasiun press dioperasikan.
4. Buka valve by-pass pada steam trap agar air didalam steam header keluar.
5. Operasikan mesin-mesin dengan urutan berikut: vibrating screen, digester,
hydraulic press lalu screw press.
6. Buka valve steam ke Crude Oil Tank (COT), sand trap tank, digester dan
hot water tank.
7. Bila digester sudah terisi 34, buka pintu outlet digester dan operasikan
hydraulic secara manual sampai ampas yang keluar dari press tidak terlalu
basah.
8. Selama proses berlangsung temperatur di digester sekitar 85 ⁰C sampai
120 ⁰C dan temperatur air sekitar 65 ⁰C sampai 100 ⁰C.
9. Buka valve air pengencer untuk press diatur agar ampas tidak basah dan
losses sesuai dengan standar.
10. Bukaan valve air pengencer untuk oil gutter diatur agar minyak tidak
tumpah dari gutter dan kadar air di sand trap tidak terlalu tinggi, agar
beban kerja vibrating screen tidak berlebih.
11. Umpan dan air pengencer vibrating screen harus diatur agar ampas yang
keluar dari vibrating screen tidak basah dan kadar air di COT tidak tinggi.
12. Tinggi buah di digester harus dijaga agar senantiasa antara 34 sampai
penuh.
13. Saat proses di stasiun press akan di hentikan, pastikan di digester kosong ,
vibrating screen kosong dan valve umpan ke vibrating screen ditutup, dan
minyak di sand trap palong sudah ditransfer semua ke COT.
14. Pastikan lingkungan kerja sudah bersih saat selesai operasi atau tukar shift.
15. Catat kondisi selama operasi kedalam press stasiun journal kumpulkan
jurnal tersebut kepada foreman setiap selesai operasi.
2.3.3 Mesin Uji Tarik

Gambar 2.3 Mesin Uji Tarik

Semua benda memiliki karakteristik dan tingkat kekuatan yang berbeda


mulai dari kelenturan, kepadatan, ketahanan, dan lainnya. Namun, untuk
mengetahui sejauh mana kekuatan yang dimiliki benda tersebut dibutuhkan suatu
pengujian. Jenis pengujian yang umumnya dilakukan untuk mengetahui kekuatan
dan sifat suatu benda adalah uji Tarik (tensile test).
Pengujian tensile test ini menggunakan sebuah mesin uji Tarik yang biasa
dikenal dengan nama Universal Testing machine. Progressnya sederhana, nantinya
mesin ini akan memberikan gaya Tarik yang kuat pada benda yang diuji.
Maksimal kekuatan gaya Tarik bisa disesuaikan dengan kebutuhan industry,
bahkan bisa juga sampai benda benar-benar putus.

Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin Uji Tarik sebagai berikut:


1. Sambungkan kabel usb ke laptop.
2. Tancapkan kabel usb tersebut ke dalam lubang usb yang ada di alat uji
tarik.
3. Pastikan laptop atau komputer sudah terinstal software arduino beserta
drivernya.
4. Jika sudah nyalakan software arduino dan klik menu serial.
5. Copy data ke excel.

2.3.4 Alat Peraga Gear

Gambar 2.4 Alat Peraga Gear

Standar Operasional Prosedur (SOP) Alat Peraga Gear sebagai berikut:


1. Periksa kelengkapan tiap-tiap komponen alat peraga.
2. Pastikan posisi tiap-tiap komponen sesuai dan tepat
3. Pengecekan pada tiap-tiap sambungan alat peraga.
4. Gerakan pada alat peraga gear secara manual.
5. Putar pada poros gear secara perlahan.
6. Dalam melakukan gerakan usahakan tidak ada yang mengganggu gerakan
gear.
7. Amati gerakan pada gear dalam
a) Tingkat kepresisian
b) Kelancaran gerakan
c) Tingkat keausan puncak roda gigi
8. Melakukan pengecekan kembali komponen alat peraga yang meliputi :
a) Bearing
b) Mur baut
c) Poros
d) Rangka alat peraga
9. Posisikan kembali alat peraga seperti semula.
2.3.5 Alat Peraga Transmisi Roda Gigi

Gambar 2.5 Alat Peraga Transmisi Roda Gigi

Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin Uji Fatigue sebagai berikut:


1. Siapkan model transmisi rantai.
2. Bongkar dan pasang kembali sprocket pada poros.
3. Cek ketegangan rantai
4. Setel ketegangan rantai sesuai standar.
5. Kencangkan seluruh baut.
6. Catatlah ukuran-ukuran akhir.

2.4 Potensi dan Resiko Bahaya


Dalam setiap pekerjaan dilaboratorium maupun ditempat lain selalu
terdapat potensi bahaya, terdapat banyak potensi bahaya dari yang paling
ringan hingga potensi bahaya yang tinggi dimana dapat menyebabkan
kematian juga. Potensi bahaya pada laboratorium ini dapat diketahui melalui
beberapa faktor seperti keadaan ruangan atau lingkungan, bahan-bahan kimia
yang terdapat dilaboratotium, dan juga alat atau mesin yang ada. Pada
laboratorium rekayasa mekanika dan perawatan yang dimiliki oleh teknik
mesin di bidang desain ini potensi bahaya hanya terdapat pada alat atau
mesin yang nantinya digunakan oleh mahasiswa atau praktikan. Beberapa
potensi bahaya yang dapat terjadi akan dijelaskan pada subsub-bab berikut ini
dan juga disertai penanggulangannya.
2.4.1 Tersengat Listrik
Listrik merupakan suatu sumber daya utama yang banyak digunakan oleh
alat-alat yang ada di laboratorium rekayasa mekanik dan laboratorium
perawatan. Instalasi kabel listrik dibeberapa mesin uji cenderung kurang
aman dikarenakan penempatan kabel yang kurang rapi.
Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penggunaan sarung
tangan juga sepatu pengaman ,selain itu juga perlu dilakukan instalasi ulang
dengan merapikan kabel-kabel yang berserakan akibar terlalu panjang dan
tidak tertata juga kabel-kabel pada mesin yang kurang rapi seperti pada
mesin uji fatik.

2.4.2 Kebakaran
Kebakaran merupakan suatu potensi bahaya yang sangat sering
ditemukan dan terjadi, kebakaran disini berhubungan dengan poin
sebelumnya yaitu instalasi kabel yang kurang tertata rapi. Hal tersebut bisa
saja menyebabkan suatu korsleting listrik yang kemudian menimbulkan
percikan api dan menjalar menjadi suatu kebakaran akibat korsleting.
Pencegahan yang dilakukan masih sama yaitu dengan merapikan dan
menata ulang kabel-kabel yang berhubungan dengan mesin uji. Perlu
diperhatikan juga pada kondisi kabel yang rawan mengalami gerakan
sehingga dapat menyebabkan terkelupasnya kabel oleh karena itu perlu
pengaturan dan penempatan yang sesuai agar tetap menjadikan laboratorium
yang aman.
2.4.3 Terjepit
Adanya sistem alat peraga seperti transmisi sabuk dapat menyebabkan
kecelakaan berupa terjepitnya jari saat pemasangan sabuk pada pulley. Hal
ini sangat wajar dan mudah terjadi dikarenakan pemasangan sabuk pada
pulley menggunakan suaian pas hingga suaian paksa yang mengharuskan
kondisi sabuk benar-benar kencang saat terpasang pada pulley agar saat
pulley berputar sabuk tidak mudah lepas dan slip tidak mudah terjadi.
Untuk pencegahannya adalah dengan penggunaan sarung tangan agar saat
terjepit jari tidak mengalami luka yang serius, selain itu metode pemasangan
yang benar juga perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan terjepitnya tangan.

2.4.4 Tersandung
Kecilnya ruangan laboratorium Rekayasa Mekanik menyebabkan ruang
gerak menjadi terbatas. Ditambah lagi banyaknya alat/tool yang berceceran
di lantai dapat membahayakan pergerakan seseorang. Sehingga jika tidak
berhati-hati dapat menyebakan seseorang tersandung. Penempatan peralatan
yang sesuai dapat mengurangi bahaya tersandung. Pemindahan alat
bertujuan agar peralatan tidak menumpuk pada suatu ruangan.

2.5 Job Safety Analysis di Laboratorium

Job safety analysis (JSA), biasa disebut juga dengan job hazard analysis
(JHA) atau job task analysis (JTA) adalah teknik manajemen keselamatan
yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan
di area kerja. JSA umumnya melibatkan empat unsur penting sebagai berikut:
Langkah-langkah pekerjaan secara spesifik
1. Identifikasi bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan

2. Menentukan skala bahaya atau urutan bahaya yang harus ditangani


terlebih dahulu (atau bahkan tidak perlu penanganan)

3. Merancang dan menerapkan pengendalian bahaya.


Melalui analisis bahaya yang sistematis mencakup identifikasi bahaya dan
pengendaliannya dalam setiap tahapan suatu proses pekerjaan di area kerja,
ini dapat membantu Anda menciptakan lingkungan kerja yang aman. Suatu
laboratorium yang baik diperlukan adanya JSA yang terpampang jelas di
depan laboratorium agar kesehatan keamanan dan keselamatan kerja dapat
diterapkan dengan baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja pada laboratorium terutama bagi mahasiswa atau praktikan. Dengan
adanya JSA ini mahasiswa atau praktikan juga akan dibiasakan dengan
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kesehatan keamanan dan
keselamatan kerja agar pada saat terjun didunia industri mereka sudah hafal
dan dapat menerapkannya langsung demi keselamatan diri mereka dan orang
lain. Berikut ini susunan JSA pada laboratorium Rekayasa mekanik:
No. Revisi 0
Hal
JOB SAFETY ANALYSIS
Tanggal 5 Oktober 2019
No. JSA 01
Nama Praktikan Buyung Pamujo
Job/ Activity
Mesin Uji Fatigue Teknisi
Name Oki Pranajaya, A. Md.
Laboratorium
Laboratorium Rekayasa
Kepala Ir. F.X. Kristianta. M.
Lokasi Mekanik, Fakultas Teknik,
Laboratorium Eng.
Universitas Jember
Alat Pelindung Diri
Jas Laboratorium/ Cuttle Pack Sarung Tangan
Kacamata Safety Sepatu Safety

Penanggung
No Prosedur Kerja Bahaya Resiko Bahaya Pengendalian
Jawab
1 Menggunakan alat Teknisi Lab.
pelindung diri - - - dan
Mahasiswa

2 Hubungkan sumber Tersengat Luka bakar, Menggunakan Mahasiswa


listrik pada stop listrik dan meninggal sarung tangan
kontak dan sepatu
safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

3 Atur jumlah siklus Mahasiswa


- - -
putaran motor

4 Putaran poros motor Mahasiswa


akan diteruskan ke
poros fleksibel
- - -
menuju poros
sebagai penggerak
arbor
5 Putaran arbor Spesimen Cedera Menggunakan Teknisi Lab.
tersebut dapat terlempar dan kacamata dan
memutarkan pada saat safety Mahasiswa
specimen sebagai uji sudah
Tarik dengan patah
banyaknya siklus karena
(putaran) sampai cekaman
bahan mengalami kurang
kelelahan material kuat

6 Setelah patah, Tersengat Luka bakar, Menggunakan Teknisi Lab.


matikan motor listrik dan meninggal sarung tangan dan
listriknya dan sepatu Mahasiswa
safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

7 Cabut kabel power Tersengat Luka bakar, Menggunakan Teknisi Lab.


dengan stop kontak listrik dan meninggal sarung tangan dan
dan sepatu Mahasiswa
safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

Disusun Diperiksa Disetujui Ditinjau


Praktikan Teknisi Laboratorium Kepala Laboratorium Ketua Jurusan
Teknik mesin

Buyung Pamujo Oki Pranajaya, A. Md. Ir. F.X. Kristianta. M.


Hari Arbiantara
Eng.
S.T., M.T.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
No. Revisi 0
Hal
JOB SAFETY ANALYSIS
Tanggal 5 Oktober 2019
No. JSA 02
Nama Praktikan Buyung Pamujo
Job/ Activity
Mesin Uji Press Teknisi
Name Oki Pranajaya, A. Md.
Laboratorium
Laboratorium Rekayasa
Kepala Ir. F.X. Kristianta. M.
Lokasi Mekanik, Fakultas Teknik,
Laboratorium Eng.
Universitas Jember
Alat Pelindung Diri
Jas Laboratorium/ Cuttle Pack Sarung Tangan
Kacamata Safety Sepatu Safety

Penanggung
No Prosedur Kerja Bahaya Resiko Bahaya Pengendalian
Jawab
1 Menggunakan alat Teknisi Lab.
pelindung diri - - - dan
Mahasiswa

2 Memeriksa kondisi Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


motor, gearbox, dan atau cedera sarung tangan dan
hydraulic, conveyor, tergores safety Mahasiswa
digester, press, dan
Vibrating Screen
sebelum
dioperasikan.

3 Memastikan setiap Terjepit Terjadi luka Menggunakan Mahasiswa


mesin dalam dan atau cedera sarung tangan
keadaan baik tergores safety
sebelum
dioperasikan.

4 Memastikan Cake Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


Breaker Conveyor dan atau cedera sarung tangan dan
(CBC) telah tergores safety Mahasiswa
beroperasi sebelum
mesin – mesin di
stasiun press di
operasikan.

5 Buka valve by-pass Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


pada steam trap agar dan atau cedera sarung tangan dan
air di dalam Steam tergores safety Mahasiswa
header keluar
6 Operasikan mesin – Terjepit Terjadi luka Menggunakan Mahasiswa
mesin dengan urutan dan atau cedera sarung tangan
berikut : Vibrating tergores safety
Screen, digister,
Hydraulic Press lalu
screw press.

7 Buka valve steam ke Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


Crude Oil Tank dan atau cedera sarung tangan dan
(COT), Sand Trap tergores safety Mahasiswa
Tank, Digester dan
Hot Water Tank.

8 Bila digester sudah Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


terisi 3⁄4 , buka dan atau cedera sarung tangan dan
pintu Outlet digester tergores safety Mahasiswa
dan operasikan
hydraulic secara
manual sampai
ampas yang keluar
dari press tidak
terlalu basah.

9 Selama proses Terpapar Melepuh dan Menggunakan Mahasiswa


berlangsung panas luka bakar sarung tangan
temperature di safety
Digester sekitar
85°C sampai 120˚C
dan temperatur air
sekitar 65°C sampai
100˚C.

10 Buka valve air Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


pengencer untuk dan atau cedera sarung tangan dan
press diatur agar tergores safety Mahasiswa
ampas tidak basah
dan losses sesuai
dengan standar.

11 Bukaan valve air - - - Mahasiswa


pengencer untuk oil
gutter di atur agar
minyak tidak
tumpah dari gutter
dan kadar air di sand
trap palong tidak
terlalu tinggi, agar
beban kerja
Vibrating Screen
tidak berlebih.

12 Umpan dan air - - - Mahasiswa


pengencer Vibrating
Screen harus diatur
agar ampas yang
keluar dari Vibrating
Screen tidak basah
dan kadar air di
COT tidak tinggi.

13 Tinggi buah di - - - Mahasiswa


digester harus dijaga
agar senantiasa
antara 3⁄4 sampai
penuh.

14 Saat proses di Terjepit -Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


Stasiun Press akan dan atau cedera sarung tangan dan
di hentikan, pastikan tergores Mahasiswa
di digester kosong,
Vibrating Screen
kosong dan valve
umpan ke Vibrating
Screen ditutup, dan
minyak di sand trap
palong sudah di
transfer semuah ke
COT.

15 Pastikan lingkungan Mahasiswa


kerja yang meliputi dan Teknisi
Vibrating Screen, Lab.
Digester, Press,
- - -
Sand Trap Tank, dan
CBC sudah bersih
saat selesai operasi
atau tukar Shift.

16 Catat kondisi selama Mahasiswa


operasi kedalam
Press Stasion
Journal, kumpulkan
- - -
jurnal tersebut
kepada Foreman
setiap selesai
operasi.
Disusun Diperiksa Disetujui Ditinjau
Praktikan Teknisi Laboratorium Kepala Laboratorium Ketua Jurusan
Teknik mesin

Buyung Pamujo Oki Pranajaya, A. Md. Ir. F.X. Kristianta. M.


Hari Arbiantara
Eng.
S.T., M.T.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
No. Revisi 0
Hal
JOB SAFETY ANALYSIS
Tanggal 5 Oktober 2019
No. JSA 03
Nama Praktikan Buyung Pamujo
Job/ Activity
Mesin Uji Tarik Teknisi
Name Oki Pranajaya, A. Md.
Laboratorium
Laboratorium Rekayasa
Kepala Ir. F.X. Kristianta. M.
Lokasi Mekanik, Fakultas Teknik,
Laboratorium Eng.
Universitas Jember
Alat Pelindung Diri
Jas Laboratorium/ Cuttle Pack Sarung Tangan
Kacamata Safety Sepatu Safety

Penanggung
No Prosedur Kerja Bahaya Resiko Bahaya Pengendalian
Jawab
1 Menggunakan alat Teknisi Lab.
pelindung diri - - - dan
Mahasiswa

2 Pastikan emergency Mahasiswa


switch dalam
keadaan off dan - - -
tombol motor dalam
kondisi nol

3 Tancapkan kabel Tersengat Luka bakar, Menggunakan Mahasiswa


power kedalam listrik dan meninggal sarung tangan
sumber listrik dan sepatu
safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

4 Pasang specimen ke Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


pencekam specimen dan atau cedera sarung tangan dan
tergores safety Mahasiswa

5 Pasang pencekam ke Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


alat uji tarik dan atau cedera sarung tangan dan
tergores safety Mahasiswa

6 Pastikan klem atas Teknisi Lab.


dan bawah pas dan
- - -
dengan pencekam Mahasiswa
specimen
7 Setelah itu putar Mahasiswa
emergency switch - - -
ke dalam posisi on

8 Pasang usb dari alat Mahasiswa


uji Tarik ke dalam
laptop/computer - - -
untuk akuisisi data
hasil percobaan

9 Dilakukan proses uji Mahasiswa


Tarik dengan
- - -
menekan tombol
power

10 Gunakan traducer Mahasiswa


untuk mengukur
- - -
regangan pada
spesimen

Disusun Diperiksa Disetujui Ditinjau


Praktikan Teknisi Laboratorium Kepala Laboratorium Ketua Jurusan
Teknik mesin

Buyung Pamujo Oki Pranajaya, A. Md. Ir. F.X. Kristianta. M.


Hari Arbiantara
Eng.
S.T., M.T.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
No. Revisi 0
Hal
JOB SAFETY ANALYSIS
Tanggal 5 Oktober 2019
No. JSA 04
Nama Praktikan Buyung Pamujo
Job/ Activity
Alat Peraga Gear Teknisi
Name Oki Pranajaya, A. Md.
Laboratorium
Laboratorium Rekayasa
Kepala Ir. F.X. Kristianta. M.
Lokasi Mekanik, Fakultas Teknik,
Laboratorium Eng.
Universitas Jember
Alat Pelindung Diri
Jas Laboratorium/ Cuttle Pack Sarung Tangan
Kacamata Safety Sepatu Safety
Penutup Telinga

Resiko Penanggung
No Prosedur Kerja Bahaya Pengendalian
Bahaya Jawab
1 Menggunakan alat Teknisi Lab.
pelindung diri - - - dan
Mahasiswa

2 Periksa kelengkapan Terjepit dan Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


tiap-tiap komponen tergores atau cedera sarung tangan dan
alat peraga safety Mahasiswa

3 Pengecekan pada Terjepit dan Terjadi luka Menggunakan Mahasiswa


tiap-tiap sambungan tergores atau cedera sarung tangan
alat peraga safety

4 Menyalakan motor Tersengat Luka bakar, Menggunakan Mahasiswa


listrik dengan listrik dan meninggal sarung tangan
menyambungkannya dan sepatu
pada stop kontak safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

5 Dalam melakukan Terjepit, -Terjadi luka -Menjaga jarak Teknisi Lab.


gerakan usahakan tergores, atau cedera dengan alat dan
tidak ada yang suara bising karena terjepit peraga Mahasiswa
mengganggu atau tergores
gerakan gear -Menggunakan
-Gangguan penutup
pendengaran telingga untuk
karena suara mengurangi
bising kebisingan
6 Amati gerakan pada Terjepit, -Terjadi luka -Menjaga jarak Teknisi Lab.
gear dalam tergores, atau cedera dengan alat dan
suara bising karena terjepit peraga Mahasiswa
a. Tingkat atau tergores
kepresisian -Menggunakan
-Gangguan penutup
b. Kelancaran pendengaran telingga untuk
gerakan karena suara mengurangi
bising kebisingan
c. Tingkat keausan
puncak roda gigi

7 Melakukan Terjepit, -Terjadi luka -Menjaga jarak Teknisi Lab.


pengecekan kembali tergores, atau cedera dengan alat dan
komponen alat suara bising karena terjepit peraga Mahasiswa
peraga yang atau tergores
meliputi : -Menggunakan
a. Bearing -Gangguan penutup
b. Mur baut pendengaran telingga untuk
c. Poros karena suara mengurangi
d. Rangka alat bising kebisingan
peraga

8 Mematikan motor Terjepit, -Luka bakar, Menggunakan Teknisi Lab.


listrik dengan tergores, dan meninggal sarung tangan dan
mencabut stop suara bising dan sepatu Mahasiswa
kontak safety untuk
isolator agar
terhindar dari
sengatan listrik

9 Posisikan kembali Tersandung, Cedera Berhati-hati Teknisi Lab.


alat peraga sesuai terpleset dalam dan
tempat semula membawa alat Mahasiswa

Disusun Diperiksa Disetujui Ditinjau


Praktikan Teknisi Laboratorium Kepala Laboratorium Ketua Jurusan
Teknik mesin

Buyung Pamujo Oki Pranajaya, A. Md. Ir. F.X. Kristianta. M.


Hari Arbiantara
Eng.
S.T., M.T.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
No. Revisi 0
Hal
JOB SAFETY ANALYSIS
Tanggal 5 Oktober 2019
No. JSA 05
Nama Praktikan Buyung Pamujo
Job/ Activity Alat Peraga Transmisi
Teknisi
Name Roda Gigi Oki Pranajaya, A. Md.
Laboratorium
Laboratorium Perawatan
Kepala Ir. F.X. Kristianta. M.
Lokasi Mekanik, Fakultas Teknik,
Laboratorium Eng.
Universitas Jember
Alat Pelindung Diri
Jas Laboratorium/ Cuttle Pack Sarung Tangan
Kacamata Safety Sepatu Safety

Penanggung
No Prosedur Kerja Bahaya Resiko Bahaya Pengendalian
Jawab
1 Menggunakan alat Teknisi Lab.
pelindung diri - - - dan
Mahasiswa

2 Siapkan model Mahasiswa


- - -
transmisi rantai.

3 Bongkar dan pasang Terjepit Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


kembali sprocket dan atau cedera sarung tangan dan
pada poros. tergores safety Mahasiswa

4 Cek ketegangan Tergores Terjadi luka Menggunakan Mahasiswa


rantai atau cedera sarung tangan
safety

5 Setel ketegangan Tergores Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


rantai sesuai standar. atau cedera sarung tangan dan
safety Mahasiswa

6 Kencangkan seluruh Tergores Terjadi luka Menggunakan Teknisi Lab.


baut. atau cedera sarung tangan dan
safety Mahasiswa

7 Catatlah ukuran- Mahasiswa


- - -
ukuran akhir.
Disusun Diperiksa Disetujui Ditinjau
Praktikan Teknisi Laboratorium Kepala Laboratorium Ketua Jurusan
Teknik mesin

Buyung Pamujo Oki Pranajaya, A. Md. Ir. F.X. Kristianta. M.


Hari Arbiantara
Eng.
S.T., M.T.
Tanggal : Tanggal : Tanggal :

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari observasi ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang hendak menggunakan alat/mesin di laboratorium sebaiknya
menggunakan alat pelindung diri sesuai standar untuk keselamatan kerja.
2. Mahasiswa yang hendak menggunakan alat/mesin di laboratorium sebaiknya
membaca dan memahami standar operasional prosedur (SOP) dari alat/mesin
yang akan digunakan untuk menghindari kecelakaan kerja.
3.2 Saran
Adapun saran dari observasi ini sebagai berikut:
1. Laboratorium seharusnya menyediakan alat pelindung diri (APD) yang
lengkap sesuai dengan pekerjaan apa yang akan dilakukan.
2. Dilakukan perawatan pada alat/mesin yang ada secara berkala serta
pembaruan alat/ mesin yang sudah rusak.
3. Melampirkan cara merawat alat/mesin selain menampilkan standar operasinal
prosedur (SOP) dari alat/mesin yang ada.
4. Memperluas ruang laboratorium agar memudahkan pergerakan dan aktivitas
di dalam ruangan.
Lampiran 1. Dokumentasi Observasi Laboratorium
Adapun dokumentasi hasil observasi laboratorium yang telah kelompok
kami lakukan sabagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai