Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas matakuliah


“Manajemen Laboratorium”

Dosen Pengampu:
Zulfah, S.Pd.Si., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok F

Jihan Maghfiroh Velayati (297180037)


Muhammad Zulqarnain (207180045)
Rohmatin Munirotuz Zuhriyah (207180053)
Umi Nur Kholifah Hidayah (207180060)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PONOROGO
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM”.
Selawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad saw, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan dan
kebodohan sampai pada zaman yang terang benderang, serta yang dinantikan
syafa’atnya di hari kiamat kelak.
Orang bijak mengatakan “tiada gading yang tak retak” sehingga makalah ini
tidak terlepas dari kesalahan dan kekuarangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang. Selain itu, penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Ponorogo, 26 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................. 2
BAB II : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
A. Mengenali Potensi Bahaya ....................................................... 3
B. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya ............................... 4
C. Keselamatan Kerja di Laboratorium ........................................ 7
D. Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja ....................................... 14
E. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan .................................... 14
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan pekerjaan maupun
pelatihan yang memerlukan dorongan budaya keselamatan dan keamanan.
Menurut PERMENPAN nomor 3 tahun 2010 laboratorium adalah unit
penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat peranen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
Adanya laboratorium dalam sebuah lembaga pendidikan sangat
dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan di
laboratorium harus sesuai dengan peraturan. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja selama di laboratorium. Namun kurangnya
pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga masih ada kecelakan yang terjadi di
laboratorium dengan berbagai faktor.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut. Penulis tertarik
membahas permasalahan tersebut dalam makalah yang berjudul Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Laboratorium. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengenali potensi bahaya yang dapat terjadi di laboratorium?
2. Bagaimana sumber bahaya dan cara pencegahannya?
3. Bagaima keselamatan kerja di laboratorium?
4. Bagaimana tujuan peraturan keselamatan kerja di laboratorium?
5. Bagaimana penganan pertolongan pertama pada kecelakaan di
laboratorium?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengenali potensi bahaya yang dapat terjadi di laboratorium..
2. Untuk mengetahui sumber bahaya dan pencegahannya.
3. Untuk mengetahui keselamatan kerja di laboratorium.
4. Untuk mengetahui tujuan perturan keselamatan kerja di laboratorium.
5. Untuk mengetahui penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan di
laboratorium.

2
BAB II
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM

Laboratorium sebagai tempat pelaksanaan praktikum menuntut kesungguhan


yang tinggi. Menurut Lisa Moran dan Tina Masciangioli (2010), meski bergantung
pada panduan guru atu dosen, peserta didik dan mahasiswa yang sebenarnya
melakukan pekerjaan. Mereka harus bekerja dengan bahan kimia dan alat-alat
laboratorium yang digunakan secara aman dan selamat, semua orang yang bekerja di
laboratorium bertanggung jawab memenuhi keselamatan dan keamanan untuk
melindungi diri mereka sendiri dan orang lain1. Kesehatan dan keselamata kerja
merupakan ilmu pengetahuan dan prenerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan pennyakit akibat kerja.
A. Mengenali Potensi bahaya
Disiplin mematuhi segala ketentuan yang ada merupakan modal dasar
untuk menjaga keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium.disiplin di
laboratorium perlu lebih diketatkan daripada disiplin dalam ruang kelas, karena
di laboratorium, selain bekerja dengan alat-alat yang mungkin berbahaya juga
bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya. Hal-hal yang berbahaya tersebut
antara lain, sebagai berikut2.
1. Luka yang disebabkan oleh benda yang tajam sseperti pecahan kaca atau
luka bakar.
2. Terkena cairan korosif, kaustik, dan beracun.
3. Tertelan zat yang beracun.
4. Pingsan.
5. Terkena kejutan listrik.
6. Gigitan hewan percobaan.

1
Fela Citra Pertiwi dan Eko Yulianto, tt, “ Analisis Pengetahuan Konsep (K3) Laboratorium
Kimia di MAN 2 Kota Semarang”, Seminar Nasional Pendidikan, Sains, dan Teknologi, 114–123
2
Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,
2015), 9.3–9.4

3
7. Kemaksukan bakteri patogen.
8. Kebakaran yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab lain.
Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium, dapat
dikurangi terjadinya, antara lain dengan mencukupi kebutuhan fasilitas
laboratorium sebagai berikut3.
1. Laboratorium cukup luas.
2. Terdapat lorong-lorong yang cukup, untuk lalu lalang pekerja di
Laboratorium.
3. Tidak alat-alat yang menonjol ke lorong tempat lalu lintas pekerja
laboratorium.
4. Laboratorium memiliki lemari asap untuk menyimpan dan melakukan
eksperimen bagi zat yang berasap.
5. Ventilasi cukup, sebagai sirkulasi udara yang baik.
6. Memiliki dua buah pintu dan dapat dikunci.
7. Pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur
pemasangannya.
8. Menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang
melaluinya.
9. Stop kontak tidak tersembunyi dan mudah di raih.
10. Fasilitas air yang cukup dalam laboratorium.
11. Tersedianya tempat yang cukup untuk menyimpan alat dan bahan.
12. Tersediia kotak P3K dan alat untuk memadamkan kebakaran.
B. Sumber Bahaya dan Cara Pencegahannya
Adapun sumber bahaya dan cara pencegahannya adalah sebagai berikut 4.
1. Pengaturan alat
Alat yang tidak segera dipakai supaya disimpan di gudang atau
dalam lemari. Bahan yang mudah terbakar atau berbahaya jangan

3
Ibid., 9.4–9.5.
4
Ibid., 9.5–9.10.

4
diletakkan di dekat jalan keluar. Diusahakan bahan yang mudah terbakar
dan berbahaya jumlahnya sedikit.
2. Alat-alat dari kaca (gelas)
Botol-botol yang berisi bahan kimia hendaknya disimpan pada
tempat yang tidak terjangkau oleh sinar matahari. Membawa pipa kaca
yang panjang hendaknya dengan sikap vertikal. Jika ada pecahan kaca
hendaknya segera dibersihkan. Pecahan kaca yang kecil-kecil dibersihkan
menggunakan plastisin.
3. Bahan kimia
Adapun tipe bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia
adalah sebagai berikut5.
a. Eksplosip (mudah meledak)
Ledakan dapat terjadi karena adanya gesekan, loncatan api,
pemanasan, dan bantingan terhadap bahan kimia yang
bersangkutan. Peristiwa ledakan biasanya diikuti kebakaran, maka
jika melakukan aktivitas dengan bahan yang mudah meledak harus
dilakukan di lemari asam, menggunakan alat perlindung dari plastik
yang transparan dan tebal serta siap dengan alat pemadam
kebakaran.
b. Toksis (beracun)
Penanganan bahan kimia beracun dilakukan di lemari asam
dengan menggunakan masker yang spesifik. Untuk perlindungan
tangan digunakan sarung tangan tipis dari karet, untuk penahan
panas digunakan sarung tangan dari kapas atau asbes tingkat
kepanasannya.
c. Bahan yang mudah terbakar
Memadamkan kebakaran dilakukan dengan cara disesuaikan
kelas kebakarannya sebagai tindakan pertama sebelum memanggil

5
Marham Sitorus dan Ani Sutiani, Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 9–13

5
petugas kebakaran. Selain menyediakan alat pemadam kebakaran
maka di laboratorium harus ada selimut api cara manual
memadamkan kebakaran.
d. Bahan yang dapat menimbulkan bahaya kecil
Bahan yang dapat menimbulkan bahaya kecil adalah bahan yang
apabila masuk ke dalam organ tubuh akan menyebabkan gangguan
keshatan seperti piridin bagi laki-laki dan piperidin untuk
perempuan. Untuk penyegahannya maka aktivitas dilakukan di
lemari asam.
e. Bahan yang bersifat korosif
Bahan yang apabila kontak dengan tubuh dapat merusak
jaringan seperti brom. Efek yang terjadi dapat bersifat lokal
(primer) maupun sistematik (sekunder). Untuk pencegahannya
digunakan sarung tangan dari plastik dan masker.
f. Bahan yang menimbulkan iritasi
Apabila bahan ini kontak dengan tubuh dapat menyebabkan
lecetnya kulit, mata, dan mengganggu pernapasan seperti fenol.
Untuk pencegahannya digunakan sarung tangan dari plastik.
g. Bahan yang menghasilkan radiasi
Bahan radiasi bersifat radioaktif dapat memancarkan sinar
alfa, beta, gama yang dapat merusak jaringan tubuh (mutasi gen)
khususnya di laboratorium nuklir seperti BATAN. Untuk
mencegahnya digunakan baju timbal.
4. Listrik
Kapasitor dapat menimbulkan kejutan listrik apabila dipegang,
walaupun arus listrik sudah diputus. Karena itu, sebelum digunakan
muatannya harus dibuang dulu dengan membuat arus pendek. Semua alat
baru harus diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
meyakinkan apakah pada khasiatnya tidak terjadi hubungan pendek.

6
5. Silinder (tabung) gas
Silinder gas diletakkan dalam keadaan berdiri dan diikat pada
alasnya atau ditidurkan dengan diberi ganjal agar tidak terguling. Klep
silinder gas yang baru datang harus dicek terlebih dahulu, dan sebelum
digunakan pasanglah regulator pada klepnya untuk mengatur tekanan gas
keluar dari silinder.
6. Hewan percobaan
Semua hewan harus diperlakukan dengan hati-hati karena dapat
menyebbakan infeksi. Hewan percobaan yang digunakan harus hewan
yang sehat yang diperkirakan tidak membawa bibit penyakit.
7. Mikroorganisme
Pemberian kultur organisme harus dilakukan dengan teknik yang
benar, karena dimungkinkan terkontaminasi organisme pathogen. Alat-
alat yang digunakan harus bebas hama dengan cara disterilkan lebih
dahulu atau dibungkus dengan kertas yang ditetesi dengan formalin
secukupnya.
8. Api
Api yang kecil sangat dibutuhkan di laboratorium sebagai sumber
panas. Tetapi, apabila api ini membesar dapat menimbulkan kebakaran.
C. Keselamatan Kerja di Laboratorium
1. Perlengkapan saat berada di laboratorium
Sebelum memasuki laboratorium, setiap praktikum harus mengenakan
perlengkapan, yaitu6:
a. Jas laboratorium
Berfungsi untuk melindungi pakaian yang kita kenakan dari kontak
fisik zat-zat dan senyawa kimia.
b. Masker

6
Ismu Wahyudi dan Anggit Wicaksana, Pengelolaan Lab IPA Berpedoman Permendiknas,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018), 88

7
Ditujukan pada saat memasuki laboratorium, kita akan mencium
aroma tidak sehat.
c. Sarung tangan
Digunakan saat akan melakukan berbagai reaksi kimia agar bahan
kimia tidak berkontak langsung dengan bahan kimia
d. Kaca mata
Kaca mata yang digunakan yaitu kaca mata yang dapat melindungi
mata dari reaksi-reaksi dan bahan kimia
e. Sepatu
Berfungsi untuk melindungi kaki dari tumpuhan bahan-bahan
kimia.
Pakaian yang digunakan harus simpel dan memberikan kemudahan
bergerak. Pada percobaan tertentu mungkin perlu digunakan laboratorium
jas, sarung tangan dari bahan tertentu, kaca mata alas kaki, masker dan
sebagainya.
2. Alat-alat keselamatan kerja
Beberapa alat bantu yang digunakan untuk menjaga keselamatan
alat dan keselamatan kerja di laboratorium misalnya adalah sebagai
berikut ini7.
a. Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit
dan memegang bendayang di panaskan.
b. Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan.
c. Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan.
d. Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasan
pada kaki komponen elektronik yang akan disolder sehingga
komponen elektronik tidak terlalu terkena panas solder.
e. Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidak terlalu besar.

7
Ibid., 89

8
Untuk menaggulangi atau memberikan semacam pertolongan
pertama pada kecelakaan, maka setiap laboratorium hendaknya memiliki
instalasi keselamatan atau sekurang-kurannya kotak PPPK8.
a. Kotak PPPK (P3K) adalah kotak yang berisi alat-alat dan obat-
obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Kotak ini
biasanya berwarna putih dan diberi tanda palang merah, disimpan
pada tempat strategis dan mudah dijangkau.
b. Tissue, kapas, lap pembersih serta alat-alat untuk membersihkan zat
cair atau bahan lain yang tupah atau tececer, serta alat-alat
kebersihan.
c. Kertas dan lap khusus serta bahan-bahan atau zat-zat tertentu yang
membersihkan alat-alat tertentu pula.
d. Tabung pemadam kebakaran (hydrat) atau sekurang-kurangnya lap
basah dan lebar atau kotak berisi pasir untuk memadamkan api
sesegera mungkin.
e. Eye washer
f. Water shower
3. Tata tertib keselamatan kerja
a. Tata tertib laboratorium
Tata tertib laboratorium dapat dibedakan tata tertib unum dan
tata tertib khusus. Tata tertib umum adalah tata tertib yang berlaku
bagi semua orang yang bekerja di laboratorium. Tata tertib khusus
adalah tata terti yang berhubungan dengan prosedur kerja da
berlaku di kakalngan tertentu. Yang perlu di atur dan dikemukakan
dalam tata tertib umum adalah hal-hal sebagai berikut9.
1) Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di
laboratorium.
2) Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium.

8
Ibid., 89–90
9
Ibid., 90–91

9
3) Cara bertutur kata dan berperilaku di dalam laboratorium.
4) Barang bawaan yang boleh dan yang tidak boleh dibawa ke
dalam dan keluar laboratorium.
5) Mencuci tangan sebelum dan sesudah praktikum.
6) Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat
laboratorium.
7) Gunakan alat dan bahan sesuai petunjuk praktikum yang
diberikan.
8) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan
letaknya untuk memudahkan saat terjadi kecelakaan kerja.
9) Perhatikan keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat
laboratorium.
10) Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera
melapor kepada petugas laboratorium.
11) Setiap praktikan harus mengethui cara memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
b. Pedoman kegiatan
Pedoman kegiatan laboratorium adalah petunjuk teknis
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta monitoring kegiatan
laboratorium. Pedoman ini berisi mengenai hal sebagai berikut10.
1) Informasi dan penjelasan tentang organisasi laboratorium.
2) Prosedur kerja dan tata tertib laboratorium.
3) Berbagai peluang dan kendala yang dimiliki laboratorium.
4) Rencana kerja dan jadwal kegiatan rutin laboratorium.
5) Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk
melaksanakan kegiatan laboratorium non rutin.
6) Petunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratorium.
7) Petunjuk pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan
laboratorium yang akan dilaksanakan.
10
Ibid., 93–94

10
c. Penggunaan bahan-bahan kimia di laboratorium
Hal-hal yang harus diperhatikan saat penggunaan bahan kimia
antara lain sebagai berikut.
1) Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke
wajah sendiri atau orang lain.
2) Senyawa kimia tidak boleh di baui.
3) Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai
ahrus segera di bersihkan.
4) Larutan pekat yang tidak terpakai harus segera dibuang
setelah diencerkan terlebih dahulu.
5) Senyawa/zat kimia tertentu tidak boleh dicampur karena akan
terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti
tidak akan menimbulkan bahaya.
6) Senyawa / zat yang sudah tertuang kedalam botol jangan di
kembalikan ke tempat semula.
d. Simbol keselamatan kerja
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada
latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi
ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam:
 Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
 Resiko kesehatan (sifat toksikologi)
 Kombinasi dari keduanya
Berikut adalah simbol-simbol berbahaya11.
1) Explosive (bersifat mudah terbakar)
 bahaya: eksplosive pada
kondisi tertentu
 contoh: ammonium nitrat

11
Ibid., 98–102

11
 keamanan: hindari benturan,
gesekan loncatan api, dan
panas.

2) Oxidizing (pengoksidasi)
 bahaya: oksidator dapat
membakar bahan lain,
penyebab timbulnya api atau
penyebab sulitnya
pemadaman api.
 Contoh: hidrogen peroksida
 Keamanan: hindari panas
serta bahan mudah terbakar
dan reduktor
3) Flammable ( mudah terbakar)
 Bahaya: zat mudah terbakar
 Contoh: alumunium alkil
fosfor
 Keamanan: jauhkan dari
sumber api

4) Toxic (beracun)
 Bahaya: berbahaya bagi
kesehatan bila terhisap,
tertelan atau kontakdengan
kulit, dan dapat mematikan
 Contoh: arsen triklorida

12
 Keamanan: hindari kontak
atau masuk dalam tubuh,
segera berobat ke dokter
bila kemungkinan
keracunan.
5) Harmful irritant (bahaya, iritasi) kode Xn
 Bahaya: menimbulkan
kerusakan kecil pada tubuh.
 Contoh: peridin
 Keamanan: hindari kontak
dengan tubuh atu hindari
menghirup.
Kode Xi
 Bahaya: iritasi terhadap
kulit, mata, dan alat
pernapasan.
 Contoh: ammonia
 Keamanan: hindari terhirup
pernapasan, kontak dengan
kulit dan mata.
6) Corrosive (korosif)
 Bahaya: korosif atau merusak
jaringan tubuh manusia.
 Contoh: Klor
 Keamanan: hindari terhirup
pernapasan, kontak dengan
kulit dan mata.

13
7) Dangerous for enviromental (bahan berbahaya bagi
lingkungan)
 Bahaya: bagi lingkungan,
gangguan ekologi.
 Contoh: tributil timah klorida
 Keamanan: hindari
pembuangan langsung ke
lingkungan.
D. Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja
Tujuan peraturan kerja dimaksudkan untuk menjamin:
1. Kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja di
laboratorium.
2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar
dan beracun.
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,
sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
E. Pertolongan Perrtama pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan pemberian pertolongan
segera kepada penderita sakit/cidera/kecelakaan yang membutuhkan
penanganan medis dasar. Jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium
dan membutuhkan pertolongan pertama yaitu terkena larutan asam, terkena
logam natrium atau kalium, terkena bromin, luka bakar akibat benda panas,
terkena percikan larutan asam pada mata, terkena percikan larutan basa pada
mata, tergores saat praktikum, keracunan zat melalui pernapasan12.

12
Regina Tutik Padmaningrum, 2012, “Keselamata Kerja dalam Laboratorium Kimia”, Jurdik
Kimia UNY.

14
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut13.
1. Membawa korban ke tempat yang lebih nyaman.
2. Korban dibaringkan dan pakaian dilonggarkan.
3. Apabila terjadi pendarahan, diusahakan agar darah yang keluar dapat
dihentikan dengan cara mengangkat bagian tubuh yang luka hingga
letaknya di atas jantung..
4. Segera panggil dokter dan apabila perlu ambulans.

13
Hartinawati, Pengelolaan Laboratorium IPA, (Tanggerang Selata: Universitas Terbuka,
2015), 9.15

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan uraian di atas adalah sebagai berikut.
1. Potensi bahaya
Potensi bahaya yang dapat terjadi di laboratorium adalah sebagai
berikut.Luka yang disebabkan oleh benda yang tajam, terkena cairan
korosif, kaustik, dan beracun, tertelan zat yang beracun, pingsan. terkena
kejutan listrik,gigitan hewan percobaan, kemaksukan bakteri patogen,
kebakaran yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab lain.
2. Sumber bahaya dan pencegahannya
Sumber bahaya dalam laboratorium di anataranya, pengaturan alat, alat-
alat dari kaca, bahan kimia, zat radioaktif, radiasi, listrik, hewan
percobaanya, mikroorganisme, dan api.
3. Keselamatan kerja di laboratorium
Prosedur keselamatan kerja di laboratorium antara lain mengenakan
perlengkapan laboratorium, menaatai tata tertib keselamatan kerja
dilaboratorium, memahami symbol keselamatan kerja, dan lain-lain.
4. Tujuan peraturan keselamatan kerja
Tujuan peraturan kerja dimaksudkan untuk menjamin: Kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium.
Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium. Mengontrol
penyimpanan dan penggunaan bahan. Mengontrol pelepasan bahan
berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara.
5. Pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium.
Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan pemberian pertolongan
segera kepada penderita sakit/cidera/kecelakaan yang membutuhkan
penanganan medis dasar.

16
B. Saran
Ketika memasuki laboratorium hendaknya praktikan mengikuti peraturan
yang ada agar terhindar dari bahaya yang mungkin terjadi ketika praktikum
berlangsung. Ketika terjadi kecelakaan hendaknya segera melakukan
pertolongan pertama, agar dapat mengurangi risiko yang terjadi dan tidak
memperparah keadaan penderita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hartinawati. 2015. Pengelolaan Laboratorium IPA. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.
Padmaningrum, Regina Tutik. 2012. Keselamata Kerja dalam Laboratorium Kimia,
Yogyakarta: Jurdik Kimia UNY.
Pertiwi, Fela Citra dan Yulianto, Eko. tt. Analisis Pengetahuan Konsep (K3)
Laboratorium Kimia di MAN 2 Kota Semarang. Semarang: Seminar Nasional
Pendidikan, Sains, dan Teknologi.
Sitorus, Marham dan Sutiani, Ani. 2013. Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium
Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyudi, Ismu dan Wicaksana, Anggit. 2018. Pengelolaan Lab IPA Berpedoman
Permendiknas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai