Anda di halaman 1dari 41

PETUNJUK

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
(Ilmu Kedokteran Dasar)

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan BimbinganNya penyusun dapat menyelesaikan buku petunjuk praktikum
Bakteriologi dapat terselesaikan.
Bersama ini perkenalkanlah penyusun mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Ec. Lianawati, MBA. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti
Wiyata Kediri.
2. Prof. dr. Muhamad Zainuddin., Apt selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
3. Binti Mu’arofah., S.Pd., S.ST., M.Si Selaku Kepala Laboratorium
Bakteriologi Media dan Tim Laboratorium Bakteriologi Media
4. Serta semua pihak yang belum penyusun sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan buku petunjuk praktikum Bakteriologi.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan buku
petunjuk praktikum Bakteriologi.

Kediri, Oktober 2019

Binti Mu’arofah., S.Pd., S.ST., M.Si

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


2
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 2


Daftar Isi ................................................................................................................. 3
Pengenalan Budaya K3.................................................................... ....................... 4
Alat-Alat Praktikum ................................................................................................ 10
Macam-Macam Reagent ......................................................................................... 15
Mikroskop ............................................................................................................... 16
Pewarnaan Sederhana.............................................................................................. 28
Pewarnaan Gram ..................................................................................................... 30
Uji Sensitifitas Antibiotik ....................................................................................... 32
Media ...................................................................................................................... 37
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 40

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


3
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3) DI LABORATORIUM

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh


melalui kegiatan praktikum.Di samping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi
di laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran,
keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).Di
samping itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada resiko yang
cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus
dilakukan pada saat bekerja di Laboratoriumantara lain :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum
serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


4
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.


e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke
tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian yang Sesuai


 Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak
untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kacamata pelindung
dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan.
 Jangan pernah menggunakan lensa kontak ketika bekerja di laboratorium
kimia. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
 Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi tidak boleh digunakan di
laboratorium.
 Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab,
sementara itu mahasiswa yang memakai jilbab harus memasukkan jilbabnya ke
dalam jas lab juga, hal ini untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya,
mesin yang bergerak dan nyala api.
 Selalu cuci tangan dan lengan anda sebelum meninggalkan laboratorium.
Melakukan Percobaan
 Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan tanpa
adanya pengawasan asisten/dosen laboratorium.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


5
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

 Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja di laboratorium.


anda harus mengacu pada Material safety Data Sheet (MSDS) setiap kali
bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
 Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera
laporkan pada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
 Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang
melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari
asam.
 Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau
dosen pemimpin praktikum.
 Jangan meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan
yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
 Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan
dalam setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS (Material Safety Data
Sheet) tiap-tiap zat !
 Beri label pada botol reagen dan sampel yang anda gunakan.
 Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
 Jangan membuang zat-zat kimia ke wasbak !
 Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau
jurigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
 Jangan pernah memipet sesuatu dengan mulut, gunakan bola hisap pushball
 Segera bersihkan setiap tumpuhan zat kimia maupun air dengan lap kering.
 Laporkan setiap kejadian bila anda ragu cara menanggulanginya

Bahan Kimia
 Bahan-bahan kimia di laboratorium harus dianggap beracun dan berbahaya.
jangan makan dan minum di laboratorium ! Cucilah tangan anda setiap
akan meninggalkan laboratorium! dan bila perlu segera minum susu setelah
melaksanakan praktikum.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


6
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

 Selalu buka pintu dan jendela serta nyalakan lemari asam dan blower ketika
bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa
yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam !
 Jika anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja anda, tutuplah
selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut !
 Jika anda menumpahkan zat kimia di meja anda, segera bersihkan dengan
lap kering atau tissu. Buanglah tissu pada tempatnya, jangan buang sampah
di dalam wasbak !
 Jika anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah
dengan air mengalir yang banyak. kecuali apabila anda terkena tumpahan
atau cipratan brom, fenol atau asam-asam pekat, hindari membilas dengan
air !!
 Jika terkena H2SO4 pekat, laplah bagian tubuh anda yang terkena asam
sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering. Kemudian setelah
beberapa saat, cucilah bagian tubuh anda dengan air sabun dan air mengalir
yang banyak.
 Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi encer :
asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), asam asetat
(CH3COOH), larutan kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida
(NaOH). Berhati-hatilah!
 Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap oleh
kulit. Berhati-hatilah !
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan.Sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca
pada Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet.
Berikut ini sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
kimia:

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


7
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Tabel 1. Simbol berbahaya


Toxic (sangat beracun) Bahan ini dapat menyebabkan
kematian atau sakit serius bila
Huruf kode: masuk ke dalam tubuh melalui
T+ pernapasan, pencernaan atau
melalui kulit

Corrosive(korosif)
Bahan ini dapat merusak
Huruf kode:
jaringan hidup, menyebabkan
C
iritasi kulit, dan gatal.

Explosive (bersifat
mudah meledak)
Bahan ini mudah meledak
Huruf kode: dengan adanya panas, percikan
E bunga api, guncangan atau
gesekan.

Oxidizing
(pengoksidasi) Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini
Huruf kode:
menghasilkan panas jika kontak
O
dengan bahan organik dan
reduktor.

flammable (sangat
mudah terbakar)
Bahan ini memiliki titik nyala
Huruf kode: rendah dan bahan yang bereaksi
F dengan air untuk menghasilkan
gas yang mudah terbakar.

Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Bahan ini menyebabkan luka
Xn bakar pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


8
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Tabel 2. Beberapa Jenis Kecelakaan Yang Sering Terjadi


Jenis Cara Pencegahannya Pertolongan yang diberikan
kecelakaan
Syok Listrik Menggunakan sandal Matikan sumber listrik, cabut sambungan
atau sepatu saat dari sumber, Jangan memegang korban
menghubungkan saat kena strum, tenangkan korban dan
listrik ke sumbernya bawa ke dokter
Kebakaran Jauhkan zat yang Basahi handuk dan kurungkan ke atas api
mudah terbakar api yang menyala, siapkan tabung pemadam
kebakaran. Dan jauhkan bahan-bahan lain
yang mudah terbakar api.
Terhirup gas  Jangan menghirup Usahakan pasien untuk muntah, bawa ke
beracun gas sembarangan tempat yang tenang dan udara bersih
 Gunakan masker
jika hendak
praktikum kimia
Tersiram zat  Jangan taruh zat Jangan langsung dilap bagian kulit yang
kimia kimia di tepi meja terkena cairan. Alirkan air ke atas bagian
 Gunakan pakaian kulit yang terkena tumpahan.
khusus ketika akan
bekerja dengan
bahan-bahan kimia
 Bacalah dengan
teliti label zat yang
ada di botol

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


9
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

ALAT DAN REAGENT


1. Untuk mengetahui nama, bentuk dan fungsi alat yang ada di laboratorium
bakteriologi.
2. Untuk mengetahui reagent yang digunakan di laboratorium bakteriologi dan
fungsinya.
No. Nama Dan Gambar Fungsi
1. Ose Bulat - Untuk penanaman kuman pada
media padat/cair
- Untuk pembuatan sediaan

2. Ose Jarum - Untuk penanaman kuman pada


media yang membutuhkan
tusukan KIA, Semi Solid.
- Untuk pembuatan sediaan

3. Staining Jar
- Untuk pewarnaan kuman dengan
system celup
- Bak pengecatan

4. Devicator/Evicator - Untuk
mengikubasi/mengeramkan
kuman secara anaerob oksigen

5. Incubator - Untuk mengikubasi kuman secara


aerob

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


10
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

6. Oven - Untuk sterilisasi alat dengan suhu


160º-170ºC selama 1 jam
- Untuk mengeringkan media
dengan suhu ±70ºC
- Memiliki 1 pintu dari stainless

7. Petri Dish/Plate - Untuk tempat media padat

8. Autodave - Untuk sterilisasi mesia dengan


suhu 121ºC atau 250ºF selama 15
menit dengan tekanan 1-1,5 atas.
Waktu 15 menit dihitung (1 jam)
pada saat suhu 121ºC
- Menggunakan prinsip uap air
bertekanan

9. Tabung reaksi - Untuk tempat media padat dan


cair

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


11
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

10. Tabung centrifuge - Untuk centrifuge darah dalam


pembuatan plasma citrat.

11. Tabung durhan - Untuk melihat pembentukan gas


oleh kuman pada media gula-
gula
- Penggunaan tabung ini
dimasukkan ketabung
khan/reaksi dengan posisi
terbalik

12. Obyek glass datar - Untuk tempat sediaan atau


preparat
- Untuk tes koagulasi dan katalase

13. Objek glass cekung - Untuk sediaaan tetes gantung

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


12
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

14. Colony counter - Untuk menghitung jumlah koloni


kuman pada media plate

15. Inkase - Untuk mengurangi kontaminasi


pada penanaman kuman

16. Asbes - Untuk membantu saat pemanasan


diletakan diatas kaki tiga

17. Beaker glass - Untuk melarutkan media cair

18. Mortir - Untuk menghaluskan sampel

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


13
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

19 kaki tiga - Untuk penopang erlenmeyer atau


becker glass saat melarutkan.

19. Maat pipet - Untuk menghisap larutan dalam


jumlah yang sedikit atau tetes

20. Gelas ukur

- Untuk mengukur cairan atau


aquadest saat melarutkan.

21. Erlen meyer - Digunakan untuk melarutkan


media padat.
- Digunakan untuk melarutkan
media cair klau tidak langsung
dipakai.
22. Lampu spiritus - Untuk mensterilkan ose
- Untuk menflaming mulut tabung
- Untuk menfiksasi

23. Bunsen - Untuk memanaskan / melarutkan


media
- Untuk menflaming plate

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


14
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

24. Staining Jar  untuk pewarnaan sediaan


kuman dengan system celup
 bak pengecetan

25 Jembatan perwarnaan  untuk mewarnai sediaan


kuman dengan system tuang
 bak pengecetan

26 Jangka sorong  untuk menghitung zona


jernih yang terbentuk pada
pemeriksaan antibiotic

MACAM-MACAM REAGENT

1. PZ
Phisiologi Zuur yang isinya NaCl 0,85%
Digunakan : - untuk pembuatan suspense kuman

2. Oil Imersi
Digunakan : - untuk pengamatan mikroskop menggunakan lensa
Objektif

3. Xylol / Xylene
Digunakan : - untuk membersihkan lensa objektif 100 kali pada
mikroskop
Caranya : - kapas putih (biasa) Xylol dan dioleskan ke lensa
obyektif pada mikroskop

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


15
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

MIKROSKOP MONOKULER

Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil
(jasad renik) yang tidak tampak oleh mata telanjang.
1) System Optik
Terdiri dari : a. Okulator
b. Obyektif
c. Kondensor
d. cermin
2) System Mekanik
Terdiri dari : a. Tabung / Tabus
b. Makrometer
c. Mikrometer
d. Revolver Nois Picce
e. Meja Objek / Stage
f. Penjepit
g. Sekrup penggerak
h. Kerangka body
i. Food / kaki
j. Diafragma

SISTEM OPTIK
a. Okulair / Eyepiece
 Gunanya : untuk memperbesar bayangan semu terakhir
sehingfa dapat dilihat oleh mata.
 Ada dua macam :
1. Monokulair / satu okulair
2. Binokulair / dua okulair
 Ukuran yang tertera 5x, 10x, 15x

b. Objektif / Noisepiece
 Gunanya : untuk memperbesar bayangan benda

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


16
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

 Mempunyai perbesaran
1. 5x, 10x, 20x yang dikenal dengan low dry
2. 40x, 50x yang dikenal dengan high dry
3. 97x, 100x yang menggunakan Oil Immersi

 Tingkat numeris
Adalah salah satu factor penting untuk mengefisiensikan
penggunaan lensa obyektif dengan kondensor.

c. Kondensor
Kondensor adalah lensa cembung yang bersifat menfokuskan sinar
dan mempertegas pencahayaan benda.
 Terdiri dari :
1. Lensa datar
2. Lensa cembung

d. Cermin
 Gunanya : untuk mengumpulkan / menangkap sumber cahaya
 Terdiri dari :
1. Cermin Datar
Digunakan apabila menggunakan sinar dari alam / lansung
Contoh : sinar matahari
2. Cermin Cekung
Digunakan apabila menggunakan sibar buatan / tak langsung
Ada 2 sinar buatan :
a. sinar dari dalam
contoh : lampu dari dalam mikroskop
b. sinar dari luar
contoh : lampu TI / Ruangan

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


17
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

SISTEM MEKANIK
a. Tabung atau Tubus
Tempat lensa okulair
b. Makrometer
Menaik turunkan tubus secara tepat agar bayangan dapat terfokus
c. Mikrometer
Menaik turunkan tubus secara sangat lambat agar bayangan dapat terfokus
d. Revolver Nolse Piece
Lensa okulair
e. Meja Objek / Stage
Tempat sediaan yang akan diperiksa
f. Penjepit
Untuk menjepit sediaan yang akan diperiksa
g. Sekrup penggerak
Penggerak sediaan yang akan diperiksa
h. Kerangka / body
Untuk menyangga mikroskop
i. Foot / kaki
Dasar mikroskop
j. Diafragma
Mengatur intensitas cahaya yang masuk

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


18
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

GAMBAR MIKROSKOP

Cara Menggunakan MIkroskop


Dapat dibagi menjadi :
1. Cara Kering
 Menggunakan objektif 5x, 10x, 40x, dan 45x
Tehnik :
a. mikroskop harus dalam posisi tegak.
b. carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 5x / 10x ditenpatkan dilubang stage
- Kondensor diturunkan penuh
- Diafragma ditutup penuh
- Mata didekatkan lensa okulair
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang
yang terang
c. setelah didapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan pada
meja sediaan dan jepitlah dengan jepit sediaan.
d. Objektif diturunkan sampai hamper menyentuh sediaan (dengan
mkrometer)
e. Carilah bayangan benda. Naikan objektif dengan menggunakan
makrometer secara perlahan.
f. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


19
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

bayangan benda terlihat jelas.


 Menggunakan Objek 40x, 50x
Tehnik :
a. mikroskop harus dalam posisi tegak
b. Carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 40x, 50x ditempakan di lubang stage#
- Kondensor dinaikan setengah
- Diafragma dibuka setengah
- Mata dekatkan lensa okuler
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang
yang terang
c. Gantilah objektif 5x, 10x, dengan objektif 40x, 50x
d. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai
bayangan benda jelas terlihat.
2. Cara Basah
 Cara ini menggunakan objektif 100x dan menggunakan minyak
cedar / oil immersion
 Guna minyak cedar adalah mengurangi pembiasan sinar karena sinar
yang masuk terlalu kuat.
 Tehnik :
a. Mikroskop dalam posisi tegak
b. Carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 5x, 10x ditempatkan dilubang stage
- Kondensor diturunkan penuh
- Diafragma ditutup penuh
- Mata didekatkan lensa okulair
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang
yang terang
c. Setelah di dapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan
pada meja dan jepitlah dengan penjepit sediaan.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


20
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

d. Objektif diturunkan sapai hampir menyentuh sediaan


e. Carilah bayangan benda. Naikkan objektif dengan menggunakan
makrometer secara perlahan.
f. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai
bayangan benda terlihat jelas.
g. Setelah terlihat jelas dilanjutkan dengan :
- Kondensor dinaikan penuh
- Diafragma dibuka penuh
- Sediaan diberi minyak cedar
- Obkektif diganti 100x
h. Penjelas bayangan dengan menggunakan micrometer.

Penanganan dan Pemeliharaan Mikroskop


1. Setelah dipakai harus dibersihkan dengan kain halus / kapas
2. Perhatian :
- Untuk objektif 10x dan 45x dibersihkan dengan kapas dan tidak boleh
tersentuh minyak cedar
- Untuk objek 100x dibersihkan dengan kapas berxylol
- Untuk alat-alat mekanik dibersihksan dengan kapas / kain kering
3. Cara penyimpanan mikroskop
- Mikroskop dalam posisi tegak
- Kondensor diturunkan penuh
- Diafragma ditutup
- Cermin desejajarkan
- Objektif 10x ditempatkan tepat pada lubang stage
- Objektif diturunkan penuh
- Simpan mikroskop dalam kotak yang kering dan bersih
4. Cara membawa mikroskop
Mikroskop dibawa dalam posisi tegak, tangan kanan memegang tangkai
mikroskop dan tangan kiri memegang dasar mikroskop
- Alat :
a. Mikroskop

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


21
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

b. Objek Glass
c. Cover Glass
d. Lampu
- Bahan / objek : preparat bakteri
- Prosedur
Menggunakan cara basah :
a. Mikroskop harus dalam posisi tegak
b. Mencari sumber cahaya dengan cermin pada mikroskop
Caranya :
- Objek 100x ditempatkan diatas lubang stage
- Kondensor dinaikkan penuh / diafragma dibuka penuh
- Tetesi preparat dengan oil immersion
- Putar-putarlah cermin sampai dapat lapang pandang yang
terang.
c. Setelah dapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan pada
meja sediaan dan jepit dengan penjepit sediaan.
d. Objek diturunkan sampai hampir menyentuh sediaan
e. Mencari bayangan benda, naikkan objek dengan menggunakan
makrometer dengan perlahan
f. setelah bayangan benda terfokus, putarlah makrometer sampai
bayangan benda jelas terlihat.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


22
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

MIKROSKOP BINOKULER

Penemu awal mikroskop bernama Anthony Van Leewenhoek. Mikroskop


merupakan alat bantu yang bisa digunakan atau berfungsi untuk melihat dan
memperbesar benda – benda yang memiliki ukurannya sangat kecil, mikro yaitu
benda yang tidak akan bisa dilihat dengan mata telanjang. Benda benda kecil
seperti bakteri dan sel darah, dapat dilihat dengan memperbesar ukurannya sesuai
perbesaran yang digunakan. Benda bisa diperbesar dengan 40 kali, 100 kali, 400
kali dan 1000 kali.
Mikroskop umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut:
1. Objektif 4 x dan okuler 10 x,pembesaran total 40 x
2. Objektif 10 x dan okuler 10 x,pembesaran total 100 x
3. Objektif 40 x dan okuler 10 x,pembesaran total 400 x
4. Objektif 100 x dan okuler 10 x,pembesaran total 1000 x

Jenis mikroskop dibedakan menjadi dua menurut jumlah lensanya yaitu


1. Monokular jika memiliki lensa satu

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


23
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

2. Binokuler jika memiliki lensa dua. Dan menurut jenisnya terdapat dua yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop electron.
Bagian Bagian Mikroskop
Bagian mikroskop dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian optik dan mekanik.
A. Bagian Optik
1. Lensa Okuler
Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan memperbesar bayangan
dengan perbesaran 6 kali, 10 kali, atau 12 kali.
2. Lensa Objektif
Terdapat tiga lensa objektid dengan perbesaran 10 kali, 40 kali, 100 kali
atau juga ada yang 1000 kali pada jenis mikroskop terbaru. Saat
menggunakan lensa objektif, 100 kali untuk memperjelas gambaran benda
perlu diberi minyak pelumas oil imersi karena benda atau objek sampai
menempel atau bersentuhan dengan lensa.
3. Kondensor
Kondensor merupakan bagian yang bisa diputar naik turun berfungsi untuk
memusatkan objek atau benda serta memperjelas cahaya yang dipantulkan
oleh cermin.
4. Diafragma
Benda atau objek mikro biasanya diletakkan pada preparat atau lempengan
kaya yang di jepitkan pada tatakan bawah lensa. Diafragma berfungsi
mengatur seberapa banyak cahaya yang digunakan untuk melihat objek pada
preparat.
5. Cermin
Cermin berada pada posisi bawah berbentuk bulat dan berfungsi menerima
dan memantulkan cahaya ke arah preparat agar objek yang sedang diamati
bisa terlihat jelas. Cermin bisa diarahkan ke segala arah untuk mendapatkan
pencahayaan yang cukup terang.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


24
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

B. Bagian Mekanik
1. Revolver
Revolver merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur seberapa
banyak perbesaran lensa yang diinginkan. Revolver bisa diatur dengan
memutarnya sesuai dengan perbesaran yang tertera atau tertulis.
2. Tabung Mikroskop
Tabung mikroskop ini yang berbentuk panjang karena merupakan
penghubung antara lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
3. Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop merupakan tempat pegangan untuk pengamat. Untuk
memberi kenyamanan bagi pengamat saat menggunakan mikroskop.
4. Meja Benda
Meja benda merupakan tatakan tempat objek atau preparat diletakkan. Pada
meja tersebut terdapat penjepit di kanan dan kiri meja benda yang berfungsi
untuk menjaga agar preparat tidak bergeser.
5. Makrometer
Makrometer merupakan bagian untuk menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop secara cepat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek.
6. Mikrometer
Mikrometer merupakan bagian untuk memperjelas gambaran pada objek.
7. Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop merupakan bagian dasar yang menopang mikroskop secara
keseluruhan, dan juga penyangga saat mikroskop akan dipindahkan.
8. Sendi Inklinasi
Pengatur sudut atau tegaknya mikroskop sesuai dengan kenyamanan
pengamat. Sendi inklinasi ini bisa ditegakkan atau dibungkukkan tergantung
kenyamanan pengamat dan disesuaikan dengan arah lensa okulernya.

CARA PEMAKAIAN MIKROSKOP BINOKULER


1. Kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik.
2. Tombol "ON" dinyalakan sehingga lampu menyala. Terang cahaya lampu dapat
diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


25
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

3. Diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar
diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati.
4. Preparat di pasang pada meja benda.
5. Objek pada mikroskop pertama kali dicari pada perbesaran lemah (4 x 10)
dengan cara memutar makrometer mikroskop.
6. Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler.
Penambahan ukuran lensa okuler dilakukan dengan menggeser revolver.
7. Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada perbesaran
lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan
menggeser mikrometer. makrometer mikroskop sebaiknya tidak digunakan
ketika memperjelas obyek. Penggunaan makrometer pada perbesaran kuat dapat
menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang diamati.

LANGKAH-LANGKAH MENGEMBALIKAN MIKROSKOP


BINOKULER
1.Ketika pengamatan berakhir maka kembalikanlah posisi lensa okuler pada
perbesaran terkecil (4 x 10) kemudian turunkan meja benda dengan cara
menggeser makrometer mikroskop.
2. Preparat dari meja benda dilepaskan.
3. Diafragma pada posisi MIN, kemudian lampu mikroskop diredupkan.
4.a. Tombol OFF ditekan.
b. Kondensor diturunkan.
c. Lensa okuler dilap dengan kertas lensa.
d. Meja benda dilap dengan lap bersih.
5.Kabel dilepaskan dari sumber listrik .
6.Kabel dilipat dan dikembalikan pada posisi semula.
5. Mikroskop dikembalikan ke tempat penyimpanan.

Cara merawat Mikroskop


1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari
uap asam dan basa. Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop
yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


26
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan
dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan
dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di
bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa. Jangan membersihkan lensa menggunakan sapu
tangan atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene).
Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel
pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak
bahan plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang
lain.
5. Sebelum menyimpan mikroskop,bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama
hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus
tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus
pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif
dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi
semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu
dimatikan.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


27
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

PEWARNAAN

Macam-macam pewarnaan
1. Regresif staining : pewarnaan mengunakan lebih dari satu macam cat
( Gram, ZN, KG )
2. Progresif staining : pewarnaan yang mengunakan 1 macam cat saja
(Lugol, Fucshin, Methylen Blue)
3. Negatif staining : pewarnaan yang diwarnai latar belakangnya ( Kapsul )
4. Metha cromatik staining ( Pewarnaan granula)

PEWARNAAN SEDERHANA
TUJUAN :
* untuk melihat morfologi kuman
* untuk melihat susunan kuman
ALAT : Objek glass, ose bulat/jaru, lampu spiritus, Mikroskop
BAHAN : Pz, Oil imersi, kuman
Prosedur Kerja

A. Pembuatan Sediaan
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Sterilkan objek glass dengan difiksasi diatas api dan tetesi dengan pz
(kuman dari media padat plate).
3. Panaskan ose bulat dengan api diatas lampu spiritus sampai merah
membara dan dinginkan.
4. Ambil kuman dalam tabung/plate yang telah diflaming dengan ose bulat,
kemudian oleskan pada objek glass searah dengan jarum jam dan
keringkan.
5. Sediaan difiksasi (dipanasi diatas api) dan diwarnai.

B. Prosedur pewarnaan sederhana


1. Sediaan digenangi dengan cat gentian violet (gram 1) 1-5 menit.
2. Cat dibuang dan dicuci diair mengair dan di keringkan

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


28
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

3. Sediaan ditetesi dengan Oil Immersi dan diamati dibawah mikroskop


dengan perbesaran 100 x lensa objektif.
Hasil :
Batang
Cat Malacite Methylen Fucshin Gentian
Green Blue Violet
Bentuk Batang Batang Batang Batang
Susunan menyebar menyebar menyebar menyebar
Warna Hijau Biru merah unggu

Coccus
Cat Malacite Methylen Fucshin Gentian
Green Blue Violet
Bentuk Coccus Coccus Coccus Coccus
Susunan Bergerombol Bergerombol Bergerombol Bergerombol
Warna Hijau Biru merah unggu

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


29
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

PEWARNAAN GRAM

TUJUAN :
 untuk membedakan kuman Gram positif dan kuman Gram
negatif
 untuk melihat susunan dan morfologi kuman
 untuk melihat sifat kuman terhadap pewarnaan
 untuk membantu klasifikasi kuman
PRINSIP :
* Kuman Gram positif
Dituangi Gram 1 (gentian violet) berwarna unggu, kemudian
digenangi gram 2 (lugol) agar cat semakin kuat dan bila
dilunturkan dengan Gram 3 ( alkohol 70%) tidak luntur bila
digenangi fucshin tidak terserap sehinga kuman tetap berwarna
unggu.
* Kuman Gram Negatif
Dituangi Gram 1 (gentian violet) berwarna unggu, kemudian
digenangi gram 2 (lugol) dilunturkan dengan Gram 3 ( alkohol
70%) luntur, digenangi fucshin terserap sehinga kuman merah.
ALAT :
* Objek glass
* ose bulat/jarum
* lampu spiritus
* Mikroskop
BAHAN :
* Pz
* Oil imersi
* kuman
* Gram 1 : Gentian Violet
* Gram II : Lugol
* Gram III : Alkohol 70%
* Gram IV : Fucshin

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


30
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Prosedur Kerja
1. Sedian difiksasi
2. Digenangi Gram 1 selama 3-5 menit, cat dibuang di cuci dengan air mengalir
kecil.
3. Digenangi Gram II selama 1 menit, cat dibuang.
4. Digenangi Gram III selama 10 detik, alkohol dibuang dicuci dengan air
mengalir kecil.
5. Digenangi Gram IV selama 3-5 menit, cat dibuang dicuci dengan air mengalir
kecil.
6. Dikeringkan dan diperiksa memakai mikroskop perbesaran 100X
HASIL
Sifat pewarnaan Gram Positif Gram Negatif

Bentuk Coccus Batang


Susunan Bergerombol Menyebar
Warna Unggu Merah

BENTUK KUMAN
1. Batang Gram Negatif
* Echerichia coli
* Klebsiella
* Salmonella
* Shigella
* Proteus
* Pseudomonas
* Vibrio cholera
2. Batang Gram positif
* M. tuberculosa
* M.lepra
* C. difteri
3. Coccus Gram Positif
* Staphylococcu * Diplococcus
* Sarkina * Tetracoccus

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


31
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK

Tujuan : Uji kepekaan kuman terhadap antimikroba terutama antibiotic.

Prinsip : Suatu jeniskuman dapat peka terhadap antibioktik atau


antimikroba dapat diketahui secara invitro dengan cara
membiakkan bakteri pada media yang diberi disk aantibiotik
atau antimikroba.

Bahan : Suspensi kuman.

Media : Nutrient broth, Agar Mueller-Hilton (MH Agar)

Kuman control : Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC


25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853

Agar memenuhi persyaratan sbb:

o Diameter dan potensi sesuai dengan ketentuan.

o Disimpan dalam -20ºC

o Disk untuk dipakai sehari-hari disimpan dalam 4ºC --- 1 bulan

o Sebelum dipakai container disk dilakukan pada suhu kamar lalu


agar tidak basah waktu dipakai.

Standart kekeruhan Mc farlan untuk dibandingkan dengan suspense bakteri.


Suspensi Bakteri  1. PZ 5ml + koloni bakteri dr media MSA, NAS, BAP,
MCA, Selektif atau KIA
2. NB 5 ml + koloni bakteri dr media MSA, NAS, BAP,
MCA, Selektif atau KIA
Metode : 1. Dilusi
2.Difusi Cakram dan sumuran
Cara pemeriksaan :

1. Strain berasal dari kultur murni.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


32
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Satu ose penuh strain ditanam dalam broth/inkubasi 27º C 2-3 jam.
Kekeruhan broth dibandingkan dengan standar Mc farlan.

2. Dengan swab steril kultur dalam broth ditanam merata pada agar MH.
Sebelumnya swab diperas dahulu pada dinding tabung (dengan menekan
sambil diputar). Lalu diswabkan meliputi seluruh permukaan plate secara
merata.

3. Metode Cakram :

a. Plate setelah diswab suspensi bakteri, dibiarkan beberapa menit pada


temperature kamar dalam keadaan tertutup, agar bakteri yang
diswabkan terserap.

b. Disk antibiotic diletakkan dengan pinset/ jarum steril pada permukaan


plate agar, tiap disk diperkirakan jaraknya 15-20 mm, agar zona jernih
yang terjadi tidak saling bertubrukan. Satu plate maksimum tujuh disk.

c. Setelah diinkubasi 37º 24 jam zona jernih yang dihasilkan diukur


diameternya dengan jangka sorong. Cawan petri tetap ditutup
pengukuran dilaksanakan dari dasar plate (dibalik). Hasil pengukuran
dicocokkan dengan tabel NCCLS satuan mio.

4. Metode Sumuran :

a. Plate MH setelah diswab suspensi bakteri, dibiarkan beberapa menit


pada temperature kamar dalam keadaan tertutup agar bakteri terserap..

b. Antibiotic cair diletakkan pada lubang sumuran agar sebanyak 50 mikro


diperkirakan jaraknya lubang 15 mm- 20 mm saat pembuatan media,
agar zona jernih yang terjadi tidak saling bertubrukan. Satu plate
maksimum enam disk.

c. Setelah diinkubasi 37º 24 jam zona jernih diukur diameternya dengan


jangka sorong. Cawan petri tetap ditutup pengukuran dilaksanakan dari
dasar plate (dibalik). Hasil pengukuran dicocokkan dengan tabel
NCCLS satuan mio.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


33
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Control kualitas :
 Selalu digunakan control kuman yang murni.
 Media perlu diuji sterilitas dan spesifisitasnya.
 Disk antibiotiknya tidak kadaluarsa.
Cara pelaporan : Ada 3 kategori:
1. Resisten (R)
2. Intermediate (I)
3. Sensitif (S)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Koloni kuman harus murni dan diketahui spesiesnya.
2. Koloni kuman sudah diinkubasi terlebih dahulu minimal 2 jam.
3. Peneneman harus merata.
4. Jangan diinkubasi pada suhu yang terlalu tinggi beberapa antibiotic rusak
oleh panas.
Antibiotik : zat-zat biokimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup yang
aktif dalam jumlah kecil yang bisa menghambat atau membunuh
mikroorganisme hidup lainnya.
Zat-zat antibater berdasarkan cara kerja :
1. Obat-obat bakteriostastik
Adalah obat-obatan yang dalm konsentrasi yang dapat diterima oleh tubuh,
hanya menghambat pertumbuhan kuman.
Ex : Kloramfenikol, Sulfonamida, Tetrasiklin, dll.
2. Obat-obat bakterisidal
Adalah obat-obatan yang membunuh kuman karena daya kerjanya yang
cepat mematikan kuman.
Ex : Penisilin, Sefalosforin, Aminoglikosida, Asam nalidiksat, dll.

 Obat-obat bakterisidal merupakan zat-zat terapeusin yang lebih efektif


dari pada obat-obat bakteriostatik.
Sasaran obat :
1. Hambatan sintesis peptidoglikan dinding sel

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


34
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Ex : Penicilin, Bacitrasin, Vankomisin, Sikloserin


2. Mengganggu permeabilitas selaput sitoplasma
Ex : Triosidin, Gramisidin, Polimiksin, Antibiotika polien anti jamur
3. Menghambat sintesis protein
Ex : Aminoglikosida, Tetrasiklin
4. Menghambat sintesis asam nukleat Ex : Rifampisin
DAFTAR DIAMETER ZONE DAN PERKIRAAN YANG SESUAI DENGAN
NILAI MIC
Bahan antimikrobial Kadar µg Zone diameter (mm) Nilai MIC
lempeng Resiet Interme Peka Reisten Peka
diet µg/ml µg/ml
Amikacin 10 ≤11 12-13 ≥14 ≥32 ≤8
Ampicillina-Gram negatif 10 ≤11 12-13 ≥14 32 ≤8
bakteri dan enterococcus
Ampicillina- Staphylococcus 10 ≤20 21-28 ≥29 32b ≤0,2
dan organisme yang peka
thd Penicillin G
Ampicillina- spesies 10 ≤19 - ≥20 - ≤2,0
Haemophilus
Carbenicillin bila diujikan 100 ≤17 18-22 ≥23 32 ≤16
pada spesies Proteus dan
E.coli
Carbenicillin bila diujikan 100 13 14-16 ≥17 250 ≤125
pada Pseudomonas
aeroginosa
Cephalohinc 30 ≤14 15-17 ≥18 32 ≤10
Chloramphenicol 30 ≤12 13-17 ≥18 25 ≤?2,5
Clindamycin 2 ≤14 15-16 ≥17 2 ≤?
Colistind 10 ≤8 9-10 ≥11 -d -
Emythromycin 15 ≤13 14-17 ≥18 8 ≤2
Gentamicin 10 ≤12 13-14 ≥15 16 ≤4
Kanamycin 30 ≤13 14-17 ≥18 25 ≤6
Sethicillin bila diujikan pada 5 ≤9 10-13 ≥14 - ≤3
Staphylococcus
Neomycin 30 ≤12 13-16 ≥17 - ≤10
Penicillin G- bila diujikan 10 unit ≤20 21-23 ≥29 b ≤0,1
pada Staphylococcus
Penicillin G- bila diujikan 10 unit ≤11 12-21 ≥22 32 ≤1,5
pada organisme lainnya
Polymycin 300 ≤8 9-11 ≥12 50 -

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


35
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

Streptomycin 10 ≤11 12-14 ≥15 15 ≤6


Tetracycline 30 ≤14 15-18 ≥19 12 ≤4
Tobramycin 10 ≤11 12-13 ≥14 16 ≤4
Vancomycin 30 ≤9 10-11 ≥12 - ≤???
Sulfonamides e 250-300 ≤12 13-16 ≥17 350 ≤100
Trimethoprim- 1,25 ≤10 11-16 ≥16 200 ≤25
sulfamethoxasole 23,75
HitrofurantoinG 300 ≤14 15-16 ≥17 100 ≤25
Halidixic acidG 30 ≤18 14-?? ≥19 32 ≤12

Dari : National Committee for Laboratory


a. Golongan untuk lempeng ampicilln dan amoxicillin
b. Strain resisten dari S.aureus pembentuk penicillinase. Strain resisten terhadap
amoxicillin dan juga pembentuk penicillinase.
c. Golongan untuk lempeng cephalothin, cephalexin, cephazolin, cephacetrile
dan cephapirin
d. Colistin dan polymyxin sulit menyebar dalam agar, kemantapan tes difusi
kurang sekali dan korelasi MIC tidak dapat dilakukan dengan tepat.
.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


36
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

MEDIA :

A. SENSITIFITAS ANTIBIOTIK
MH Agar
12 plate 100 ml  6 plate
Aquadest  100 / 6 × 12 = 200 ml
34 gram / 1000 ml × 200 ml = 6,8 gram

B. MEDIA PELARUT
1. Letheen Broth
a. Erlenmeyer 90 ml
b. Tabung reaksi @ 9 ml 18 ml
108 ml
37,8 gram / 1000 ml × 108 = 4,1 gram
Twen 80  5/1000 ml × 108 = 0,5 ml
Aquadest  108 – 0,5 = 107,5 ml

2. PZ (Pisiologi Zuur)
Auadest 100 ml
NaCl  5 gram / 1000 = 0,9 gram

3. PDF
a. Erlenmeyer 90 ml
b. Tabung reaksi @ 9 ml 18 ml
Aquadest 108 ml
Pepton  25,5gram/1000ml×108 ml = 2,8 gram

4. Buffer phosphate
Stock  KH2PO4 17 gram
Aquadest 250 ml dan di adkan sampai 1000 ml

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


37
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

C. PEWARNAAN
1. CAT INDUK
 Basic Fuchsin
5 gram basic fuchsin + 95 ml alcohol 96%

 Methylen Blue
5 gram methylen blue + 95 ml alcohol 96%

 Kristal Violet
5 gram kristal violet + 95 ml alcohol 96%

 Gentian Violet
5 gram gentian violet + 95 ml alcohol 96%

 Safranin
5 gram safranin + 95 ml alcohol 96%

 Malachit Green
5 gram malacit green + 95 ml alcohol 96%

2. PEWARNAAN SEDERHANA
 Fuchsin
10 ml cat induk fuchsin + 90 ml aquadest

 Methylen Blue
10 ml cat induk methylen blue + 90 ml aquadest

 Kristal Violet
10 ml cat induk kristal violet + 90 ml aquadest

 Malachite Green
10 ml cat induk malachite green + 90 ml aquadest

3. PEWARNAAN GRAM
 Gram I (Gentian Violet)
5 gram gentian violet + 95 ml alcohol 95%
Pengencer  10 ml cat induk gentian violet + 90 ml aquadest

 Gram II (Induk Logol)


Iodium Kristal 1 gram
KI 2 gram
Aquadest 300 ml

 Gram III
Alcohol 96% 73 ml

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


38
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

 Aquadest 27 ml Gram IV (Fuchsin)


5 gram fuchsin + 95 ml alcohol 95%
Pengencer  10 ml cat induk fuchsin + 90 ml aquadest

PEMBUATAN MEDIA

1. Media pada plate


Misalnya  MH
Buat  12 plate
Pelarut aquadest  200 ml
Pembuatan  Steril plate di oven. Ditimbang masing-masing media
dimasukkan Erlenmeyer dan ditambah 200ml aquadest
dipanaskan sampai larut, setelah larut sesuaikan pHnya
dengan yang diminta, ditrerilkan di autoclave, media
yang sudah steril keluar dari autoclave di tuang pada
plate steril didekat api bunse setelah membeku, disimpan
pada almari es posisi agar di atas.

2. Media cair
Misalnya
Pembuatan -masing media dimasukkan beaker
glass ditambah aquadest sesuai kebutuhan dan
dipanaskan sampai larut, sesuaikan pHnya sesuai yang
diminta, tuang pada tabung sesuai ukuran masing-
masing, tutup dengan kapas berlemak, steril diautoclav,
setelah dingin disimpan di lemari es

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


39
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

DAFTAR PUSTAKA

Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi ed.


Kedua – 1992

Joklik, Willett, Amos, Wilfert, “Zinsser Mikrobiologi, 19th” Ed. Prentice. Hall
International Inc. 1988, him 487

Senzel, A.J (ED). Hewburger’s Manual of Cosmetic Analiysis, 2nd Ed, the
association of official Analytical Chemists, Inc Washington DC, 1977, hlm
132 – 140

Srikandi Fardiaz, Mikrobioligi Pangan , IPB. Bogor – 1992.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 661 / Menkes / SK /


VII / 1992, tentang persyaratan Obat Tradisional.

PROGRAM STUDI S1-KEDOKTERAN GIGI


40
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IIK BW

41

Anda mungkin juga menyukai