Tim Penyusun:
Dr. Dian Herasari, M.Si.
Dra. Aspita Laila, M.S.
Dr. Nurhasanah, M.Si.
Prof. Dr. Yandri AS, M.S
Mulyono, Ph.D.
Dr. Eng. Heri Satria, M.Si.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung
2022
PETUNJUK KESELAMATAN KERJA
Dengan kehati-hatian dan pengatuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium
bukanlah tempat yang berbahaya. Petunjuk keselamatan kerja berikut ini adalah hal yang
masuk akal belaka.
1. Kenakan jas lab dan sepatu tertutup untuk keselamatan Anda sewaktu bekerja di
laboratorium
2. Andi tidak dibenarkan makan, minum, dan merokok saat di laboratorium
3. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi apapun kecuali
diminta Asisten
4. Jika bahan kimia mengenai anggota badan Anda, maka cucilah segera dengan air
sebanyak-banyak dan laporkan kejadian ini kepada Asisten
5. Jangan langsung membaui uap atau gas, tapi tepiskan sedikit sampel gas ke hidung
Anda
6. Setiap reaksi yang melibatkan bahan kimia berbahaya atau berbau tidak enak,
maka kerja harus dilakukan di dalam lemari asam
7. Hindarkan dari nyala api pelarut yang mudah terbakar seperti alcohol, aseton, dan
khususnya eter
8. Jangan kerjakan percobaan yang tidak diwajibkan
TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Syukur kehadirat Allah SWT dengan selesainya Modul Praktikum Biokimia ini, harapan
kami buku ini bisa dijadikan pedoman dan petunjuk untuk melakukan kerja di
laboratorium. Karena ilmu yang bersifat eksperimental, maka percobaan adalah salah
satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kimia. Buku
petunjuk praktikum ini akan memudahkan kerja mahasiswa dan asisten untuk memahami
tujuan kerja pada setiap percobaan, membuat tugas praktik sebelum bekerja di
laboratorium, memperlihatkan bagan kerja kepada asisten setiap kali akan melakukan
praktikum dan mencatat langsung hasil pengamatan pada lembar laporan. Laporan harus
dikumpulkan setelah praktikum selesai sesuai instruksi dan perjanjian dengan asisten.
Buku petunjuk praktikum ini adalah wujud dari upaya para dosen di Jurusan Kimia FMIPA
Unila. Dengan rendah hati kami mengharapkan saran perbaikan dari pengguna buku agar
buku petunjuk praktikum ini dapat kami sempurnakan pada terbitan yang akan datang.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku petunjuk praktikum ini.
TIM PENYUSUN
PENGARAHAN BAGI PRAKTIKAN
Dalam rangkaian percobaan yang Anda hadapi, Anda akan dapat menghayati apa yang
telah dilakukan oleh ilmuwan terdahulu pada zamannya. Mereka dahulu amat
bersemangat melakukan pengamatan sehingga kita sekarang bisa memetik teori, dalil
atau aturan yang dirumuskan acapkali dari percobaan-percobaan yang amat sederhana.
Anda akan terlibat dalam pekerjaan yang kami rancang untuk merangsang kemampuan
Anda dalam mengamati dan menarik kesimpulan yang masuk akal.
Seorang kimiawan yang bekerja di laboratorium harus ada perencanaan. Oleh karena itu,
agar dapat memperoleh pengalaman belajar yang sebesar-besarnya, maka Anda harus
mengetahui percobaan yang akan dilakukan sebelum datang ke laboratorium. Dan ada
beberapa langkah-langkah yang akan membantu Anda mempersiapkan praktikum yang
berhasil, yaitu:
Jika Anda melaksanakan peraturan, kami yakin Anda akan memperoleh manfaat besar
dari pengalaman kerja di laboratorium. Disamping itu prinsip-prinsip yang diberikan oleh
dosen selama perkuliahan akan terasa relevan.
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Instrumen Biokimia
Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari proses kimia yang terjadi dalam sel
hidup. Penelitian bidang biokimia, selain menggunakan peralatan dan instrumentasi yang
umum digunakan dalam penelitian ilmu kimia, juga menggunakan beberapa instrumentasi
khusus bidang biokimia.
Beberapa instrumentasi dalam bidang biokimia yang sering digunakan antara lain adalah:
A. Alat Sterilisasi
Bahan atau peralatan yang digunakan dalam teknik penelitian biokimia, harus dalam
keadaan steril. Sterilisasi yaitu usaha untuk membebaskan bahan-bahan dan alat-alat
dari segala mikroba. Cara sterilisasi yang dipakai tergantung pada macamnya bahan
dan sifat bahan yang disterilkan. Hal ini tergantung pada ketahanan alat / bahan
terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan: padat, cair atau gas.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu:
1. Secara fisik dengan sinar ultraviolet, sinar x, dll.
2. Secara mekanik dengan penyaringan.
3. Secara kimia dengan desinfektan, larutan filtrat formalin, dll.
C. Inkubator
Alat yang digunakan untuk tempat pertumbuhan dan penyimpanan mikroorganisme.
D. Sentrifuga
Alat yang digunakan untuk memisahkan pellet dan supernatan dengan kecepatan
5000 rpm selama 15-20 menit yang berdasarkan gaya gravitasi bumi.
E. Waterbath
Instrumentasi yang digunakan pada proses pertumbuhan atau inkubasi
mikroorganisme media cair dan reaksi enzimatik.
F. Mikropipet
Pipet yang digunakan untuk mengambil enzim atau larutan lain dalam jumah mikro
dari 1 mL sampai 0,01 mL.
Selain instrumentasi yang khusus, pembuatan reagen dan beberapa pereaksi dalam
bidang ilmu kimia juga mempunyai kekhasan tersendiri. Kecuali untuk keperluan
standarisasi, reagen dan pereaksi bidang biokimia dibuat dengan labu ukur yang tidak
perlu dilakukan secara kimia sekali. Misalnya, untuk membuat media pertumbuhan
mikroorganisme yang terdiri dari bahan-bahan berikut: glukosa 10%, NaCl 1%, MgSO4
0,01% dan pepton 2,5% yang dilarutkan dalam 100mL akuades.
Buffer
Salah satu faktor yang mempengaruhi reaksi dalam sel biologis, utamanya aktivitas enzim,
adalah pH (derajat keasaman). Reaksi enzim akan mencapai aktivitas optimal pada saat
pH optimalnya. Perubahan pH saat reaksi enzim, apalagi bila terjadi perubahan pH yang
ekstrim dapat menyebabkan perubahan struktur protein enzim yang mengakibatkan
menurunnya atau hilangnya aktivitas enzim. Hal inilah yang mendasari perlunya larutan
buffer dalam suatu reaksi enzimatis, untuk menjaga stabilitas konsentrasi ion hidrogen
selama reaksi terjadi.
Pada penelitian biokimia, ada beberapa jenis buffer yang sering digunakan, bergantung
pada range pH yang dibutuhkan pada reaksi enzimatis. Secara umum larutan buffer ini
termasuk dalam kelompok larutan buffer asam, larutan buffer basa dan larutan buffer
netral.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan persamaan Henderson-Hasselbach untuk menghitung pH suatu larutan
buffer!
2. Sebutkan beberapa jenis buffer yang sering digunakan dalam penelitian biokimia,
yang termasuk dalam kelompok buffer asam dan buffer basa (3 contoh)!
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah larutan stok A: 0,2 M natrium dihidrogen fosfat (27,8 g dalam 1000 mL
akuades) atau natrium dihidrogen fosfat hidrat (31,97 g dalam 1000 mL akuades).
2. Buatlah larutan stok B: 0,2 M dinatrium hidrogen fosfat (28,42 g dalam 1000 mL) atau
dinatrium hidrogen fosfat 7-hidrat (53,65 g dalam 1000 mL akuades)
3. Buatlah larutan buffer pada 4 keadaan pH yaitu 3, 5, 7 dan 9 melalui persamaan
Henderson-Hasselbach
Stok A Stok B pH meter pH perhitungan
[ ]
[ ]
[ ]
Misal:;
Va = X
Vg = (mL buffer yg akan dibuat – Va)
Nilai Va = mL stok A
Nilai Vg = mL stok B
Banyaknya mL stok A dan B
sesuai dengan mL buffer yang
akan dibuat.
Pembuatan Media
Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme
Media adalah campuran zat-zat makanan untuk menumbuhkan mikroba. Media yang
dibutuhkan untuk menumbuhkan bakteri bervariasi tergantung pada jenis mikroba dan
jenis enzim yang akan dihasilkan.
Agar miring merupakan media berbentuk padat yang diletakkan dalam tabung reaksi yang
dimiringkan. Agar plate merupakan media padat yang diletakkan di dalam cawan petri.
Agar plate ini dapat digunakan untuk tujuan skrining atau untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Sebelum cawan petri digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu agar
tidak terjadi kontaminasi terhadap media yang diletakkan dalam cawan petri tersebut.
Agar ini digunakan sebagai media untuk menumbuhkan mikroorganisme (bakteri, jamur,
dan khamir). Media agar yang biasa digunakan untuk menumbuhkan bakteri adalah
Nutrient Agar (NA), Larient Broth (LB), sedangkan untuk jamur dan khamir adalah Potato
Dextrose Agar (PDA). Komponen dari NA adalah ekstrak ragi, pepton dan agar. Komponen
dari LB adalah pepton, ekstrak ragi, NaCl, dan agar. Cara membuat agar miring adalah
sebagai berikut:
PROSEDUR KERJA
Protein berasal dari kata proteos (Yunani) yang berarti pertama atau terutama.
Maksudnya adalah suatu zat yang terpenting di dalam kehidupan. Protein adalah senyawa
organik yang mengandung nitrogen yang sangat kompleks yang strukturnya terdiri dari
satuan-satuan asam amino yang terikat oleh ikatan peptida. Komposisi elementernya
menunjukkan bahwa selain karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen kompleks dalam
jumlah bervariasi juga ditemukan belerang dan sulfur.
Percobaan berikut ini merupakan uji protein berdasarkan sifat-sifat koloid dari larutannya,
sejumlah reaksi-reaksi warna serta reaksi-reaksi pengendapan protein. Tipe/struktur
protein tergantung dari jenis asam-asam amino penyusunnya.
PROSEDUR KERJA
1. Komposisi Elementer
a. Masukkan 2 mL larutan putih telur ke dalam sebuah tabung reaksi yang bersih dan
kering, dan berangsur-angsur panaskan sampai tercium bau rambut terbakar, bau
ini khas untuk senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen dari protein. Warna
hitam menunjukkan adanya karbon dan kondensasi air di bagian atas tabung
menunjukkan adanya oksigen dan hidrogen.
b. Masukkan 0,5 mL larutan putih telur ke dalam tabung reaksi, tambahkan sebanyak
dua kali volumenya kristal NaOH dan panaskan hati-hati. Perhatikan bau ammonia
atau pengaruh uapnya terhadap kertas lakmus merah yang telah dibasahi dengan
air, yang menunjukkan adanya nitrogen dan hidrogen.
c. Masukkan 1 mL larutan putih telur ke dalam sebuah tabung reaksi dan tambahkan 5
mL NaOH 10%. Didihkan campuran itu, tambahkan 10 tetes larutan Pb-Asetat 2%.
Larutan menjadi gelap atau hitam. Kemudian dengan hati-hati tambahkan 1 mL HCl
pekat dan perhatikan bau khas yang keluar, ini disebabkan oleh belerang. Didihkan
campuran itu, tambahkan 10 tetes larutan Pb-Asetat 2%. Larutan menjadi gelap
atau hitam. Kemudian dengan hati-hati tambahkan 1 mL HCl pekat dan perhatikan
bau khas yang keluar, ini disebabkan oleh belerang yang tidak teroksidasi.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 12
Laboratorium Biokimia
Pada suatu pH tertentu (asam/basa) protein akan bermuatan negatif atau positif.
Pada suatu pH tertentu (asam/basa) protein akan bermuatan negatif (sebagai
anion) sehingga dapat bereaksi dengan ion logam berat (sebagai kation)
Protein (OH)- + L+ → endapan
Protein jika dalam larutan dapat berupa sebuah koloid. Dengan zat-zat tertentu
dapat diendapkan (irreversible) atau hanya sebagai emulsi (reversible).
Masukkan 3 mL larutan sampel protein (larutan putih telur) dalam tabung reaksi
yang pHnya telah disesuaikan kira-kira 7 (dengan menambah Na2CO3 1% sebanyak 3
tetes). Tambahkan tetes demi tetes pereaksi larutan AgNO 3 2% hingga 3 mL sambil
dikocok hati-hati dan perhatikan pengaruhnya tiap tetes penambahan. Perhatikan
apakah terbentuk endapan yang tetap atau melarut kembali, atau makin bertambah
dengan tiap penambahan pereaksi. Ulangi prosedur ini dengan menggunakan
larutan berikut ini sebagai pengganti AgNO3 yaitu : Pb-Asetat 2%, CuSO4 2%, HgCl2
2%, FeCl3 2 %.
Semua asam kuat menghasilkan endapan dengan larutan protein, tetapi dengan
HNO3 pekat endapan itu yang paling sedikit dapat larut kembali dalam asam
berlebih.
4. Uji Heller
Uji Heller didasarkan atas pembentukan cincin tak berwarna dari protein yang
mengendap apabila larutan ditambahkan HNO3 pekat.
Ke dalam 1 mL larutan putih telur tambahkan 2,5 mL alkohol 95%. Campurkan baik-
baik. Apakah dan endapan yang terbentuk. Lakukan uji kelarutan dalam air dari
sedikit endapan itu.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 13
Laboratorium Biokimia
TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan fungsi protein dalam tubuh!
2. Gambarkan struktur asam amino, serta tunjukkan ikatan peptida yang terbentuk
bila asam amino tersebut membentuk rantai protein.
3. Mengapa logam dapat mengendapkan protein
4. Unsur-unsur apa yang biasannya ada dalam protein tetapi tidak ada dalam lipid dan
karbohidrat
5. Apakah pengertian istilah berikut :
a. Koagulasi
b. Denaturasi
c. Titik isoelektrik
d. Tetapan dielektrikum medium
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 14
Laboratorium Biokimia
Identifikasi Karbohidrat
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari karbohidrat dapat kita jumpai pada nasi, tepung gandum,
susu, jagung, kedelai, ubi kayu, dan sebagainya. Karbohidrat adalah suatu hidrat /air dan
karbon (Cn[H2O]n), yaitu senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O dengan berat
molekul yang tinggi. Argumentasi yang terbaru manyatakan bahwa karbohidrat adalah
suatu polihidrat alkohol dengan gugus-gugus aldehida atau keton atau turunannya.
Karbohidrat dibedakan dalam tiga kelompok besar (klsifikasi) yang terdiri dari:
a).Monosakarida; b).Oligosakarida; c).Polisakarida. Monosakarida adalah jenis karbohidrat
yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit yang lebih kecil (n=1). Oligosakarida adalah
kelipatan dari monosakarida (n=2, 3, dan 4). Sedangkan poliskarida mempunyai n lebih
dari 4.
Karbohidrat yang tergolong dalam kelompok monosakarida disebut juga gula sederhana,
yaitu diosa, triosa, tetrosa, pentosa (arabinosa, xylosa, ribosa), hexosa (glukosa, fruktosa,
galaktosa, manosa). Yang termasuk kelompok oligosakarida yaitu ditri, tetra, penta, dan
heksasakarida. Sedangkan kelompok polisakarida adalam amilum, glikogen, dekstrin, dan
selulosa.
Karbohidrat dapat pula dibagi berdasarkan ada atau tidaknya gugus aldehida atau keton
yang dimiliki oleh molekulnya. Bila terdapat gugus aldehida disebut aldosa, bila terdapat
gugus keton diberi nama ketosa.
PROSEDUR KERJA
Sampel yang diuji larutan glukosa, fruktosa, amilum, laktosa, sukrosa, dan arabinosa;
masing-masing dengan konsentrasi 1%.
Karbohidrat hidratase terhidrolisis oleh asam pekat memberikan suatu furfural atau
derivat-derivatnya, yang kemudian dengan α-naphtol dari pereaksi molisch bereaksi
membentuk senyawa yang berwarna ungu (Pereaksi Molisch terdiri dari larutan α-
naphtol 5% dalam alkohol 95%).
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 15
Laboratorium Biokimia
Prosedur
Dalam tabung reaksi masukkan 2 mL sampel karbohidrat dan 2 tetes larutan molisch,
campurkan hingga homogen. Melalui dinding tabung yang dimiringkan, teteskan 5 mL
H2SO4 pekat perlahan-lahan. Perhatikan warna ungu kemerah-merahan/violet
berbentuk ring yang terjadi pada permukaan larutan bila uji positif.
Gula-gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dipanaskan dengan
Larutan Benedict (Na2CO3) membentuk enol reaktif yang akan mereduksi Cu2+ (CuSO4)
menjadi Cu+. Cu+. bersama OH- (Na-sitrat) membentuk CuOH (berwarna kuning) dan
dipanaskan menjadi endapan Cu2O yang berwarna merah. Warna yang terbentuk
bervariasi mulai dari hijau, kuning, orange, merah sampai endapan merah bata,
tergantung jumlah Cu2O yang terbentuk, sehingga reaksi ini dapat digunakan untuk
menentukan adanya gula baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Larutan A
Larutkan 173 g Na-sitrat + 100 mL Na2CO3 dalam 800 mL akuades (dibantu dengan
pemanasan) saring jika perlu.
Larutan B
Larutkan 17,3 g CuSO4 dalam 150 mL akuades hingga larut secara sempurna .
Prosedur
Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 mL sampel dan 5 mL larutan Benedict,
dihomogenkan. Masukkan dalam penangas air mendidih selama 15 menit. Amati
hasilnya, sampel mana yang memberikan endapan.
Larutan Seliwanoff terdiri dari 0,5g resorcinol dilarutkan ke dalam 1 liter HCl 3 M
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 16
Laboratorium Biokimia
Prosedur
Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 mL sampel + 5 mL larutan Seliwanoff, kocok,
kemudian tempatkan dalam air mendidih hingga timbul warna merah. Amati
hasilnya, mana yang memberikan warna.
I2 I2 I2 I2 I2 I2
PROSEDUR
Reagen:
Larutan Amilum 1% (2 g amilum dalam 200 mL air)
2 g KI dilarutkan dalam 200 mL air, tambahkan 0,5 g I 2 aduk hingga larut
TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang disebut karbohidrat itu, jelaskan dengan singkat!
2. Tuliskan prinsip reaksi untuk setiap perubahan yang saudara lakukan
3. Gambarkan skema langkap reaksi hidrolisis polisakarida amilum menjadi
monosakarida oleh asam menggunakan indikator I2. Jelaskan!
4. Tuliskan rumus bangun dari:
Glukosa Galaktosa
Fruktosa Maltosa
Sukrosa Gula invert (gula tebu)
5. Apakah perbedaan gula pereduksi dengan non-pereduksi serta berikan contoh
masing-masingnya
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 17
Laboratorium Biokimia
Identifikasi Lemak
PENDAHULUAN
Secara kimia, lipida adalah ester dari gliserol dan asam lemak atau zat lain yang dapat
membentuk ester, di alam banyak ditemukan dalam bahan-bahan nabati dan hewani.
Yang disebut lipid bukan hanya lemak dan minyak, tetapi juga zat organik lain yang
sangat berlainan susunan kimianya, akan tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa
dalam hal tidak atau sukarnya larut dalam air, mudah larut dalam pelarut lemak
seperti eter, petroleum eter, kloroform, 18olatil, 18olatil panas da sebagainya.
Sifat fisik lemak antara lain BJ < BJ air, trigliserida rantai pendek sedikit larut dalam
air, sedang yang berantai panjang tidak larut dalam air, tak berwarna, tak berasa, tak
berbau, tetapi warna, rasa, dan bau ada karena zat-zat yang dikandungnya. Sebagai
contoh warna kuning karena vitamin B2, karoten, dan xanthopyl.
Sifat kimia dari lipida antara lain mudah terhidrolisa pada suhu dan tekanan tinggi,
mudah teroksidasi oleh udara (Oksigen), safonikasi dengan panas dan basa
membentuk sabun. Uji-uji yang biasa dipakai untuk menentukan derajat mutu
lemak/lipida antara lain uji bilangan sabun, uji bilangan asam, uji bilangan ester, uji
bilangan iod, dan sebagainya.
PROSEDUR KERJA
1. Uji kelarutan
Sampel yang diuji: minyak kelapa, lemak, asam palmitat, gliserol
Pelarut yang digunakan: air, 18olatil, eter, kloroform
Kurang lebih 0,25 – 0,5 g lemak hewan atau 0,5 mL minyak kelapa dan 2 mL pelarut
masukkan ke dalam tabung reaksi. Kocok dan amati bagaimana kelarutannya. Khusus
untuk campuran 18olatil minyak /lemak, panaskan tabung dalam penangas. Amati
kelarutan dalam 18olatil panas. Susunlah dalam bentuk tabel pelarut-pelarut mana
yang paling mudah melarutkan minyak dan lemak, gliserol, dan asam palmitat.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 18
Laboratorium Biokimia
Proses oksidasi merupakan reaksi kimia kedua yang dapat menyebabkan ketengikan.
Oksigen dari udara dapat menyerang rantai-rantai tidak jenuh yang terkandung
dalam campuran gliserida. Hasil reaksi oksidasi ini adalah asam lemak-asam lemak
bebas 19olatile berantai pendek atau macam-macam aldehid yang menimbulkan bau
tengik.
TUGAS PENDAHULUAN
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 19
Laboratorium Biokimia
Skrining Bakteri
TUJUAN
1. Untuk mendapatkan bakteri dari sampel (tanah)
2. Mengetahui teknik skrining bakteri
PENDAHULUAN
Isolasi adalah pemindahan mikroba dari lingkungan alaminya dan menumbuhkan sebagai
biakan murni dalam media buatan.
PROSEDUR KERJA
Sebanyak 1 gram sampel tanah diencerkan dengan akuades steril atau larutan salin
(0,85% NaCl) sebanyak 100 ml kemudian dilakukan pengenceran hingga 10 kali.
Selanjutnya dari 20iltrate sampel tersebut diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke
1
dalam tabung reaksi yang berisi akuades steril sebanyak 9 mL (pengenceran 10- ), dari
-1
tabung pengenceran 10 diambil sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung
2 -10
selanjutnya (pengenceran 10- ), dan seterusnya hingga pengenceran 10 . Sebanyak 1-2
mL sampel dari setiap pengenceran ditanam pada agar plate. Kemudian diinkubasi dalam
inkubator, setelah mikroba tumbuh, dapat diamati dan setiap pengenceran dibandingkan.
Semakin banyak pengenceran, jenis mikroba yang tumbuh semakin sedikit.
Pembiakan Bakteri
TUJUAN
1. Meningkatkan ketrampilan dalam teknik penggoresan
2. Dapat membedakan mikroba yang diharapkan dan mikroba kontaminasi
PENDAHULUAN
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 20
Laboratorium Biokimia
Untuk memindahkan mikroba digunakan jarum ose dalam keadaan aseptis. Bentuk jarum
ose untuk bakteri berbeda dengan jarum ose untuk jamur.
Jarum ose yang digunakan terlebih dahulu dicelupkan pada alkohol, lalu dibakar pada
nyala api hingga membara setelah agak dingin kemudian digunakan untuk mengambil
mikroba dari kultur untuk dipindahkan ke media agar miring atau agar plate dengan cara
digoreskan. Setelah digunakan, jarum ose dipanaskan/dibakar lalu dicelupkan ke dalam
21iltrat kembali.
PROSEDUR
2. Teknik tusuk
Ambil tabung reaksi dan cawan petri yang telah berisi media pertumbuhan NA, NA
pati, PDA dan PDA selulosa. Lalu goreslah media secara zig-zag dengan jarum ose
dalam keadaan aseptis di dalam laminar air flow.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 21
Laboratorium Biokimia
TUJUAN
Mengetahui cara membuat media dan inokulasi bakteri dan jamur dalam jumlah
besar
Mengetahui cara memproduksi enzim dengan baik
PENDAHULUAN
Isolasi enzim dari bakteri selalu diawali dengan menumbuhkan/membiakkan bakteri pada
media selektif tertentu sehingga akan diperoleh bakteri dalam jumlah besar. Media yang
digunakan biasanya berupa media cair.
Media cair merupakan media yang banyak digunakan untuk memperbanyak atau
pembiakan bakteri dalam jumlah besar. Dalam percobaan ini mengunakan media
22inokulum dan media fermentasi. Kedua media tersebut memiliki komposisi yang
sama, hanya saja medium inokulum merupakan medium adaptasi sebelum dibiakkan
dalam media yang lebih besar (media fermentasi). Dimana suatu media memiliki
komposisi tertentu untuk mendapatkan enzim tertentu dari bakteri tertentu juga. Setiap
media memiliki sumber nutrisi yang berupa karbohidrat, mineral, buffer.
PROSEDUR KERJA
Media inokulum dan fermentasi Bacillus yang digunakan terdiri dari0,5% pati, 0,5%
yeast ekstrak, 0,02% MgSO4.7H2O, 0,01% CaCl2.5H2O dan 0,05% KH2PO4 dilarutkan
dalam akuades. Media ini disterilisasi pada suhu 121ºC, tekanan 1 atm, selama kurang
lebih 15 menit dalam autoklaf.
Media inokulum dan fermentasi Aspergillus yang digunakan terdiri dari 0,03% urea,
0,03% KCl, 0,02% MgSO4.7H2O, 0,03% CaCl2.5H2O, 0,2% KH2PO4, 0,1% selulosa,
0,14% (NH4)SO4, 0,2% yeast ekstrak, 0,2% pepton, 0,05% glukosa, dilarutkan dalam
akuades. Media ini disterilisasi pada suhu 121ºC, tekanan 1 atm, selama kurang lebih 15
menit dalam autoklaf.
Media inokulum yang telah dishaker selama 24 jam diambil 2% dari volum media
fermentasi dilakukan dalam keadaan aseptik. Kemudian media di shaker selama 72 jam
(Yandri et al., 2010).
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 22
Laboratorium Biokimia
PENDAHULUAN
Enzim dapat diproduksi dengan cara mensentrifugasi ekstrak kasar enzim. Sentrifugasi
merupakan salah satu teknik untuk memisahkan antara pelet (endapan) dengan
23supernatan (filtrat). Cara memisahkan pelet dengan endapan adalah sebagai berikut:
cairan atau larutan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan volumenya harus
sama. Kemudian tabung tersebut dimasukkan ke dalam alat sentrifuga (letaknya harus
seimbang), atur kecepatan dan waktu putaran. Untuk memisahkan ekstrak kasar enzim
dari sel-sel mikroba pada umumnya menggunakan kecepatan 5000 rpm selama 15-20
menit.
Penentuan kurva pertumbuhan bertujuan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk
pemanenan mikroba. Penentuan kurva pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara
menumbuhkan mikroba dalam media cair steril, kemudian diinkubasi dalam shaker
incubator23 selama waktu tertentu. Setiap beberapa jam (misalnya setiap 1 jam)
dilakukan sampling dan pengukuran. Dari data-data yang diperoleh, dapat dibuat kurva
pertumbuhan mikroba, sehingga dapat diketahui waktu adaptasi, fase log, fase
eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian dari mikroba tersebut.
PROSEDUR KERJA
Setelah media fermentasi yang berisi Bacillus subtilis ITBCCB148 dan Aspergillus niger
dikocok menggunakan shaker incubator selama 72 jam selanjutnya biakan disentrifugasi
dengan kecepatan 5000 rpm pada suhu 4oC selama 20 menit. Filtrat yang diperoleh
disebut ekstrak kasar enzim yang akan diuji aktivitasnya dengan metode Fuwa, metode
Mandels dan diukur kadar proteinnya dengan metode Lowry.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 23
Laboratorium Biokimia
b. Larutan pati
0,1 gram pati dilarutkan dalam 100 mL akuades dan dipanaskan hingga larut.
c. Larutan HCl 1N
Hitung pengenceran HCl pekat 12 N menjadi 1N. Maka akan diperoleh 8,3 mL HCl
pekat yang akan ditambah akuades hingga batas miniskus pada labu ukur
100 mL.
2. Uji aktivitas
Aktivitas α-amilase ditentukan oleh metode iodin (Fuwa, 1954). Metode ini
berdasarkan jumlah pengurangan jumlah pati hingga menghasilkan warna bening.
Sebanyak 0,25 mL enzim ditambahkan ke dalam 0,25 mL larutan pati 0,1% lalu
diinkubasi pada suhu 60oC selama 10 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan
0,25 mL HCl 1 N dan kemudian ditambahkan 0,25 mL pereaksi iodin dan 4 mL
akuades. Lalu campuran diaduk rata dan diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer UV- VIS pada λ 600 nm.
Kontrol dibuat dengan cara yang sama, hanya menggunakan 0,25 mL enzim yang
sudah diinaktifkan dengan HCl. Penentuan aktivitas dengan menggunakan metode
iodin dilakukan pada tahap isolasi, pemurnian dan karakterisasi enzim.
2. Uji aktivitas
Metode ini berdasarkan glukosa yang terbentuk (Mandels et al., 1976). Sebanyak 0,5
mL enzim, 0,5 mL larutan pati 0,1 % dan buffer fosfat pH 6,0 dicampur lalu
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60oC. Kemudian ditambahkan 2 mL pereaksi
DNS dididihkan selama 10 menit pada penangas air dan didinginkan. Setelah dingin,
serapannya diukur menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada λ 510 nm. Kadar
glukosa yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan kurva standar glukosa. Uji
ini dilakukan pada tahap penentuan KM dan Vmaks.
1. Pembuatan pereaksi
Pereaksi A : 2 gram Na2CO3 dilarutkan dalam 100 mL NaOH 0,1N.
Pereaksi B : 5 mL larutan CuSO4.5H2O 1% ditambahkan ke dalam 5 mL
larutan Na/K-tartrat 1%.
Pereaksi C : 2 mL pereaksi B + 100 mL pereaksi A.
Pereaksi D : reagen folin ciocelteau diencerkan dengan akuades 1:1.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 24
Laboratorium Biokimia
Larutan standar : larutan BSA (Bovine Serum Albumin) dengan kadar 20, 40, 60, 80,
100, 120, 140 ppm
2. Penentuan kadar protein
Kadar protein enzim ditentukan dengan metode Lowry (1951). Sebanyak 0,1 mL
enzim yang akan diukur kadar proteinnya ditambahkan 0,9 mL akuades lalu
direaksikan dengan 5 mL pereaksi C dan campuran diaduk rata kemudian dibiarkan
selama 10 menit pada suhu kamar. Setelah itu ditambahkan dengan cepat 0,5 mL
pereaksi D dan diaduk dengan sempurna, didiamkan selama 30 menit pada suhu
kamar. Untuk kontrol, 0,1 mL enzim diganti dengan 0,1 mL akuades, selanjutnya
perlakuannya sama seperti sampel. Serapannya diukur menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada λ 750 nm. Untuk menentukan konsentrasi protein
enzim yang digunakan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin).
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 25
Laboratorium Biokimia
TUJUAN
PENDAHULUAN
Pemurnian enzim merupakan tahap dimana enzim yang diinginkan dipisahkan dari
protein lain dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim. Fraksinasi merupakan
proses pengendapan secara bretahap. Pengendapan dilakukan dengan penambahan
garam seperti natrium klorida, natrium sulfat ataupun ammonium sulfat.
Senyawa elektrolit yang sering digunakan untuk mengendapkan protein ialah ammonium
sulfat. Kelebihan ammonium sulfat dengan dibandingkan dengan senyawa-senyawa
elektrolit lain ialah memiliki kelarutan yang tinggi, tidak mempengaruhi aktivitas enzim,
mempunyai daya pengendap yang efektif, efek penstabil terhadap kebanyakan enzim,
dapat digunakan pada berbagai pH dan harganya murah.
PROSEDUR KERJA
Ekstrak kasar enzim yang diperoleh diendapkan dengan garam ammonium sulfat
pada berbagai derajat kejenuhan yaitu (0-15)%; (15-30)%; (30-45)%; (45-60); (60-75)%;
dan (75-90)%. Skema proses pengendapan protein enzim dengan penambahan amonium
sulfat ditunjukkan pada gambar berikut:
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 26
Laboratorium Biokimia
Sejumlah ekstrak kasar enzim yang diperoleh ditambahkan garam ammonium sulfat
secara perlahan sambil diaduk dengan magnetic stirer. Endapan protein enzim yang
didapatkan pada tiap fraksi kejenuhan ammonium sulfat dipisahkan dari filtratnya
dengan sentrifugasi dingin pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit. Kemudian
endapan yang diperoleh dilarutkan dengan buffer phosfat 0,1 M pH 6,0 dan diuji
aktivitasnya dengan metode Fuwa dan metode Mandels serta diukur kadar proteinnya
dengan metode Lowry. Selanjutnya, filtrat yang didapat dari fraksi 0-15% digunakan
untuk diendapkan kembali dengan fraksi kejenuhan 15-30% dengan prosedur yang sama.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 27
Laboratorium Biokimia
TUJUAN
PENDAHULUAN
Dialisis merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan garam dari larutan protein
berdasarkan pada sifat semipermeabel membran. Secara umum, proses dialisis
berlangsung sebagai berikut: Larutan protein atau enzim dimasukkan ke dalam kantung
dialisis yang terbuat dari membran semipermeabel (selofan). Jika kantung yang berisi
larutan protein atau enzim dimasukkan ke dalam larutan buffer, maka molekul kecil yang
ada di dalam larutan protein atau enzim seperti garam anorganik akan keluar melewati
pori-pori membran, sedangkan molekul protein atau enzim yang berukuran besar tetap
tertahan dalam kantung dialisis. Keluarnya molekul menyebabkan distribusi ion-ion yang
ada di dalam dan di luar kantung dialisis tidak seimbang. Untuk memperkecil pengaruh ini
digunakan larutan buffer dengan konsentrasi rendah di luar kantung dialisis (Lehninger,
1982). Setelah tercapai keseimbangan, larutan di luar kantung dialisis diganti dengan
larutan yang baru agar konsentrasi ion-ion di dalam kantung dialisis dapat dikurangi.
Proses ini dapat dilakukan secara terus menerus sampai ion-ion di dalam kantung dialisis
dapat diabaikan. Difusi zat terlarut bergantung pada suhu dan viskositas larutan.
Meskipun suhu tinggi dapat meningkatkan laju difusi, namun sebagian besar protein dan
enzim stabil pada suhu 4-8°C sehingga dialisis harus dilakukan di dalam ruang dingin.
PROSEDUR KERJA
Endapan enzim yang telah dilarutkan dari tiap fraksi amonium sulfat dengan aktivitas
spesifik yang tinggi dimasukkan ke dalam kantong selofan dan didialisis dengan buffer
fosfat 0,01 M pH 6 selama 24 jam pada suhu dingin. Selama dialisis, dilakukan pergantian
buffer selama 4-6 jam agar konsentrasi ion-ion di dalam kantong dialisis dapat dikurangi.
Proses ini dilakukan secara kontinu sampai ion-ion didalam kantong dialisis dapat
diabaikan. Untuk mengetahui bahwa sudah tidak ada lagi ion-ion garam dalam kantong,
maka diuji dengan menambahkan larutan Ba(OH)2 atau BaCl2, bila masih ada ion sulfat
dalam kantong, maka akan terbentuk endapan putih BaSO 4. Semakin banyak endapan
yang terbentuk, maka semakin banyak ion sulfat yang ada dalam kantong. Selanjutnya
dilakukan uji aktivitas dengan metode Fuwa, serta diukur kadar proteinnya dengan
metode Lowry.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 28
9. Kromatografi Kolom Enzim α-Amilase dari Bacillus subtilis ITBCCB148
dan Enzim Selulase dari Aspergillus niger dengan CM-Selulase
TUJUAN
PENDAHULUAN
Kromatografi kolom merupakan metode yang banyak digunakan untuk isolasi dan
pemurnian enzim. Pada kromatografi kolom suatu fluida dialirkan ke dalam kolom yang
mengandung matriks bahan pengisi dan molekul yang ingin dipisahkan menjadi beberapa
komponen dengan adanya perbedaan daya ikat terhadap bahan pengisi. Pada proses
isolasi dan pemurnian enzim dikenal tiga jenis kromatografi, yaitu kromatografi filtasi
gel, kromatografi afinitas, dan kromatografi ion.
Kromatografi filtrasi gel yang digunakan untuk memisahkan protein yang mempunyai
berat molekul tinggi dengan protein atau molekul lain yang berat molekulnya rendah.
Salah satu bahan terpenting sebagai gel adalah dektran (polimer gula yang biasa larut
dalam air) yang telah mengalami reaksi “cross linkage” yang secara komersil dikenal
dengan nama sephadex. Pemisahan dengan metode ini didasarkan pada ukuran protein.
Matriks filtrasi gel mengandung pori yang memungkinkan buffer dan protein lebih kecil
memasukinya sedangkan protein yang lebih besar tidak dapat memasukinya sehingga
akan keluar terlebih dulu (Watson, 1987).
Kromatogafi filtrasi gel merupakan teknik pemurnian yang kapasitasnya lemah. Namun,
metode ini efektif dalam pemisahan enzim dari pelarut penggumpal, larutan garam dan
buffer yang tidak dikehendaki. Kapasitas sampelnya cukup tinggi dan efesien filtrasi gel
meningkat dengan semakin tingginya kolom.
Prinsip dasar teknik penukaran ion adalah memisahkan biomolekul berdasarkan muatan
ioniknya. Pernukaran ion terdiri atas matriks yang tidak larut dan gugus bermuatan yang
terikat secara kovalen pada matriks. Gugus-gugus bermuatan berasosiasi dengan
“counter ion”. Counter ion dapat diganti secara reversibel oleh ion-ion lain yang
bermuatan sama. Penukaran ion yang bemuatan positif mempunyai counter ion yang
bermuatan negatif, sehingga disebut dengan penukaran anion. Sedangkan penukaran
kation bermuatan negatif dan mempunyai counter ion yang bermuatan positif. Matriks
Laboratorium Biokimia
dapat berupa senyawa anorganik, resin sintetik, polisakarida, dan sebagainya (Wolfe,
1993).
Protein yang terikat pada penukaran ion dapat dialusi kolom dengan mengubah pH atau
konsentrasi garam, misalnya NaCl. Pada saat konsentarsi garam naik, protein akan diganti
Cl pada penukar anion dan akan digantikan oleh Na+ pada penukaran kation. Penukaran
ion dengan matriks selulosa yang banyak digunakan dalam pemisahan protein adalah
DEAE-selulosa (dietilaminoetil-selulosa) dan CM-selulosa (karboksimetil- selulosa). Gugus
DEAE, - OC2H5NH(C2H5)2 bemuatan positif pada pH 6,0-8,0 sehingga dapat digunakan
untuk protein yang bermuatan negatif pada rentang pH tersebut. Sedangkan CM-selulosa
(selulosa-OCH2COO-) dapat digunakan untuk memisahkan protein yang bermuatan positif
pada pH 4,5.
Kelebihan metode ini dibandingkan dengan kromatografi filtrasi gel adalah kromatografi
penukar ion tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi kolom. Efisien dapat diperbaiki dengan
meningkatkan diameter kolom, apabila digunakan jumlah sampel yang lebih banyak. Pada
filtrasi gel memerlukan kolom yang lebih tinggi untuk penggunaan sampel yang lebih
banyak.
3. Kromatografi afinitas
Pada metode ini, pemisahan terjadi karena adanya interaksi spesifik diantara pasangan
senyawa (seperti makromolekul enzim dengan subtrat, kofaktor allosetrik, efektor atau
inhibitor). Pada prinsipnya, suatu ligan yang terikat secara kovalen pada matriks yang
tidak larut air akan menyerap salah satu satu beberapa komponen dari campuran.
Komponen yang diserap harus mempunyai afinitas yang spesifik terhadap ligan tersebut.
Komponen-komponen yang tidak mempunyai afinitas akan melaju terus. Molekul-
molekul yang telah diserap dapat dilepaskan dengan mengubah kondisi elusi (dengan
larutan bebas ligan atau perubahn pH dan kakuatan ion) (Murray, 2003).
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah sifat interaksinya yang spesifik. Jumlah
adsorben yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan jumlah zat yang akan diadsorpsi,
partikel-partikel yang terserap dapat dilepaskan dengan mudah dan absorben dapat
diregenerasi beberapa kali (Suhartono,1989).
PROSEDUR KERJA
Sebanyak 40 gram CMC disuspensikan dalam akuades dan dibiarkan mengembang pada
suhu kamar. Partikel halus dibuang dengan cara dekantasi. Setelah itu ditambahkan
600 mL NaOH 0,5 M dan diaduk perlahan-lahan selama 30 menit, lalu didekantasi
dan dilakukan pencucian dengan akuades sampai air cucian menunjukkan pH 8.
Kenudian CMC direndam dengan 600 mL larutan HCl 0,5 M selama 30 menit sambil
sekali- kali diaduk. Setelah itu dilakukan pencucian lagi dengan akuades sampai air cucian
bersifat netral, CMC ini kemudian distabilkan dengan buffer awal.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 1
Laboratorium Biokimia
CMC yang sudah siap, distabilkan menggunakan buffer fosfat 0,1 M dengan variasi pH
yaitu 5,0; 5,5; 6,0; 6,5; 7,0; 7,5; 8,0. Kemudian ke dalam matriks ditambahkan 0,5 mL
enzim hasil dialisis dan dielusi dengan buffer yang sesuai, diaduk 5-10 menit. Campuran
tersebut selanjutnya dibiarkan hingga CMC mengendap. Supernatan selanjutnya
didekantasi dan diuji aktivitas enzimnya.
Penentuan buffer elusi dilakukan sama seperti di atas, setelah CMC distabilkan
menggunakan buffer fosfat 0,1 M dan kemudian ke dalam masing-masing tabung
ditambahkan 0,5 mL enzim, kemudian masing-masing tabung dielusi dengan buffer fosfat
dengan pH yang divariasikan, diaduk 5-10 menit. Campuran tersebut selanjutnya
dibiarkan hingga CMC mengendap dan supernatan didekantasi dan diuji aktivitas
enzimnya.
Kolom berukuran 1,5 x 50 cm dibubuhi wol gelas atau kapas di ujung bawah. Kolom
dipasang tegak lurus. Bubur gel yang telah mengembang selanjutnya dimasukkan ke
dalam kolom dengan kondisi tidak terlalu kental. Untuk menghindari timbul gelembung
udara dalam kolom gel, karena pengatur dibiarkan terbuka.
e. Penstabilan gel
Gel dalam kolom distabilkan dengan mengalirkan akuades sebanyak 2 kali volum matriks,
dilanjutkan dengan mengalirkan buffer fosfat pH pengikatan enzim (hasil pemeriksaan)
sebanyak 2 kali volum matriks atau sampai kondisi pH pengikatan tercapai. Karena
pengatur dibuka sedemikian rupa sehingga kecepatan tetesan 1-2 mL/menit.
Sebanyak 25 mL enzim hasil dialisis dimasukkan ke dalam kolom yang telah berisi CMC.
Enzim dielusi dengan buffer awal dan eluat ditampung sebanyak 25 mL untuk fraksi 1-25.
Selanjutnya dielusi dengan buffer elusi. Eluat ditampung dengan volume 25 mL untuk
fraksi 26-50. Fraksi pertama dimulai pada saat cuplikan enzim telah dimasukkan.
Untuk mengetahui pola protein enzim hasil kromatografi kolom, maka setiap fraksi diukur
pada λ 280 nm menggunakan spektrofotometer UV-VIS.
Setiap fraksi pada puncak protein yang diperoleh dari pengukuran eluen yang ditentukan
aktivitasnya. Pada fraksi yang menunjukkan aktivitas unit tertinggi ditentukan kadar
proteinnya untuk mengetahui aktifitas spesifiknya.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 2
Laboratorium Biokimia
TUJUAN
PENDAHULUAN
Saat setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar gula darah yang merangsang
pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut.
Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan
sebagai cadangan energi.
Nilai Rujukan
a. Gula darah sewaktu
DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl;
Darah lengkap : sampai dengan 120 mg/dl
ANAK : Sampai dengan 120 mg/dl
LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl;
Darahlengkap : sampai dengan 140 mg/dl.
b. Gula darah puasa
DEWASA : Serum dan plasma : 70 – 110 mg/dl;
Darah lengkap : 60 – 100 mg/dl;
Nilai panik : kurang dari 40 mg/dl dan > 700 mg/dl
ANAK : Bayi baru lahir : 30 – 80 mg/dl; Anak : 60 – 100 mg/dl
LANSIA : 70 – 120 mg/dl.
c. Gula darah 2 jam setelah makan (post prandial)
DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl;
Darah lengkap : sampai dengan 120 mg/dl
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 3
Laboratorium Biokimia
Darah mengandung sel darah merah, sel darah putih, protein dan glukosa yang terlarut
dalam plasma darah. Untuk menetukan kadar glukosa dalam darah, maka sampel harus
diberi perlakuan khusus. Protein harus diendapkan terlebih dahuluagar tidak dapat
mengganggu analisis darah. Sampel darah kemudian dipanaskan dengan larutan Cu 2+
dalam suasana basa. Glukosa mempunyai gugus aldehid bebas yang dalam larutan berada
dalam bentuk setimbang dalam bentuk enediol. Pada suasana basa bentuk enediol
dominan dan mereduksi ion kupri (Cu 2+). Cu2O yang terbentuk kemudian direaksikan
dengan asam fosfomolibdat yangbakan memerikan warna biru (molybdenum blue).
Intensitas warna diukur pada panjang gelombang nm. Konsentrasi glukosa darah dapat
ditentukan dengan kurva standar.
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Pereaksi
1. Larutan Ba(OH)2 0,3 N
2. Larutan ZnSO4.7H2O 5 %
3. Larutan standar glukosa 1,00 mg/ml
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 4
Laboratorium Biokimia
PERTANYAAN
1. Buat kurva standar glukosa
2. Hitung kadar glukosa darah dalam mg glukosa/mL sampel darah yang dianalisis
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan mengapa glukosa merupakan sumber energi bagi sel !
2. Jelaskan mengapa seorang penderita penyakit diabetes diobati dengan insulin !
3. Tuliskan reaksi – reaksi yang terjadi pada penentuan kadar glukosa darah yang
dilakukan dalam percobaan ini !
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 5
Laboratorium Biokimia
PENDAHULUAN
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh
perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, sebagai
‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah. Kolesterol dihasilkan tubuh 80% (organ hati)
dan 20% dari luar tubuh untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain
membentuk dinding sel. Informasi mengenai lemak utama dalam darah yakni total
kolesterol yang terdiri dari kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida.
Total Kolesterol
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan
trigliserida normal adalah 140-250 mg/dl.
Trigliserida
< 150 mg/dL (1,69 mmol/L) Normal
150-199 mg/dL (1,69-2,25 mmol/L) Batas normal tertinggi
200-499 mg/dL (2,26-2,65 mmol/L) Tinggi
>500 mg/dL (5,64 mmol/L) Sangat tinggi
Penentuan kolesterol pada percobaan ini dilakukan dengan mengekstraksi kolesterol dari
serum dengan menggunakan etanol. Ekstrak kolesterol kemudian direaksikan dengan
larutan FeCl3 dalam asam fosfat yang akan menghasilkan kompleks berwarna merah.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 6
Laboratorium Biokimia
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Pereaksi
TUGAS PENDAHULUAN
1. Bagaimana proses kolesterol LDL dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah?
2. Jelaskan hubungan antara HDL dengan LDL dalam darah?
3. Sebutkan contoh makanan yang dapat;
a) menurunkan kadar LDL dan menaikkan kadar HDL
b) menaikkan jumlah LDL dan HDL dengan kekuatan seimbang
c) menaikkan jumlah LDL dan menurunkan jumlah HDL
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 7
Laboratorium Biokimia
TUJUAN
PENDAHULUAN
Proteinuria adalah suatu kondisi di mana sejumlah protein terdapat dalam urin. Yang
paling banyak didapatkan adalah protein serum albumin, di mana albumin merupakan
protein serum yang paling banyak terdapat dan mempunyai berat molekul terkecil,
sehingga mempunyai kemungkinan besar berdifusi melalui membran. Protein lain yang
mungkin didapatkan dalam urin adalah globulin. Ekskresi normal dari total protein adalah
0,02-0,075 g protein per hari (jam). Dari kadar tersebut, 90-100% adalah protein albumin
dan 0-10% globulin.
Total protein ditentukan menurut reaksi biuret. Sebelum ditambahkan reagen biuret,
protein dalam urin diendapkan dengan penambahan trichloroacetic acid (TCA). Pellet
protein kemudian diresuspensi dalam alkali (3% NaOH). Lakukan prosedur percobaan
menurut protokol seperti di bawah ini:
PROSEDUR KERJA
Tabung ke-
Penambahan (mL)
1 2 3 4 5 6 7 8
BSA (2 mg/mL) 0,1 0,2 0,3 0,4 - - - -
Urin - - - - 20 20 20 20
H2O 20 19,9 19,8 19,7 19,6 - - -
TCA 50% 2 2 2 2 2 2 2 2
Campurkan dengan baik, letakkan dalam es selama 3 menit,
sentrifius selama 5 menit. Pisahkan supernatant, resuspensi
masing-masing pellet dalam 1,5 mL NaOH 3%. Homogenkan.
Reagen Biuret 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
o
Inkubasi pada 37 C selama 15 menit dan tentukan A540.
Hitung jumlah protein per mL urin dengan membandingkan A540nm sampel dengan kurva
standar. Konversikan hasil dalam satuan g/hari.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 8
Laboratorium Biokimia
13. Fermentasi dan Sintesis Asam Laktat sebagai Bahan Baku Plastik
Biodegradable
PLA (polylactic acid) atau poli asam laktat adalah polimer dari senyawa asam laktat yang
dibuat dari bahan alami terbarukan melalui proses fermentasi karbohidrat dan
polimerisasi secara kimia. Struktur PLA dapat dilihat pada Gambar 1.
Monomer dari PLA adalah senyawa asam laktat atau asam -hidroksi propionat
merupakan salah satu asam organik yang dapat dihasilkan melalui sintesis kimia dan
sintesis secara mikroobiologis dengan mikoorganisme tertentu melalui proses fermentasi.
Asam laktat mempunyai rumus kimia C3H6O3 dengan rumus molekul CH3CHOHCOOH.
Asam laktat dalam larutan akan kehilangan satu proton dari gugus asam dan
menghasilkan ion laktat CH3CH(OH)COO-. Penggunaan asam laktat amat luas mencakup
industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan kimia. Selanjutnya untuk membentuk
poli asam laktat, melalui polimerisasi kimia asam laktat dapat dihasilkan PLA, yang
merupakan biodegradable plastik yang saat ini banyak digunakan sebagai biomedikal
seperti surgical implant, drug delivery system, dan artificial scaffold matterials.
Bakteri asam laktat (BAL) adalah sebutan bagi bakteri yang dapat
memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat. Berdasarkan taksonomi,
terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL. BAL adalah kelompok bakteri gram-
positif yang tidak membentuk spora. Beberapa BAL yang sering digunakan adalah
Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,
Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus,
dan Weissella. Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran
bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 9
Laboratorium Biokimia
kesehatan manusia biasa disebut sebagai asam susu adalah salah bahan kimia yang
berperan penting dalam industri biokimia. Contoh produk makanan yang dibuat
menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan
produk fermentasi lainnya.
Fermentasi asam laktat merupakan sebuah tahapan respirasi anaerob yang menghasilkan
asam laktat sebagai produk akhir. Bahan dasar atau utama dari proses fermentasi asam
laktat adalah glukosa yang dibantu dengan enzim. Reaksi pembentukan asam laktat pada
proses fermentasi dapat dituliskan sebagai berikut:
Tugas Pendahuluan
1. Gambarkan jalur metabolisme sintesis asam laktat!
2. Jelaskan perbedaan fermentasi asam laktat secara homofermentatif dan
heterofermentatif
3. Bagaimana proses polimerisasi asam laktat membentuk PLA? Jelaskan!
Prosedur Percobaan
Sebanyak satu ose isolat bakteri diinokulasikan ke dalam 100 ml media MRS-broth steril
secara aseptis, lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam dan dikocok 200 rpm.
Setelah waktu inkubasi selesai kemudian dilakukan pemisahan antara filtrat dan suspensi
sel dengan menggunakan centrifuge dengan putaran 10000 rpm selama 5 menit pada
suhu 25°C. Suspensi sel digunakan untuk proses selanjutnya yaitu fermentasi.
25% (%v/v) dari suspensi sel dipindahkan ke 500 ml reaktor yang berisi medium MRS-
broth baru dengan konsentrasi glukosa 40 g/L untuk membentuk 200 ml volume akhir.
Proses fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerobik pada suhu kamar dan kecepatan
pengadukan 200 rpm selama 24 jam. Hasil fermentasi asam laktat dianalisis dengan
metode titrimetri.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 10
Laboratorium Biokimia
diencerkan. Larutan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan NaoH 0,1 N. Kadar asam laktat
dihitung dengan rumus:
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 11
Laboratorium Biokimia
DAFTAR PUSTAKA
Fuwa, H. 1954. A new method for microdetermination of amylase activity by the use of
amylase as the subtrate. J. eBiochem. Tokyo.
Lowry, O. H., N. J., Rosebrough, A. L., Farr, and R. J. Randall. 1951. Protein measurement
with the folin phenol reagent. J. Biol. Chem.
Mandels, et. al. 1990. Measurement of saccharifying cellulose. Biotech and Bioeng. Symp.
John Wiley and Sons Inc.
Murray, R.K. 2003. Biokimia Harper. Buku Kedokteran. EGC Press. Suhartono. M.T.
1989. Enzim dan Bioteknologi. PAU. Bioteknologi ITB. Bandung.
Wirahadikusumah, M. 1977. Biokimia protein, Enzim, dan asam Nukleat. ITB. Bandung.
Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing Company.
California.
Yandri, A.S. 2004. Karakterisasi dan Modifikasi Kimia α-amilase dari Bakteri Isolat Lokal
Bacillus subtilis ITBCCB148 Dengan Modifikasi Kimia Menggunakan Dimetiladipimidat.
(Disertasi). Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Yandri, A.S., Tati S., and Hadi, S. 2010. Purification and characterization of extracellular
α-amilase enzyme from locale bacteria isolate Bacillus subtilis ITBCCB148. European
Journal of Scientific Research.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 12
Laboratorium Biokimia
Nandini, dkk. 2021. Skrining Bakteri Lactobacillus dan Weisella untuk Produksi Asam
Laktat dengan Metode Fermentasi Batch. Akta Kimia Indonesia. Vol. 6(2), 127-135.
Indrarti, dkk. 2005. Biosintesis Asam Laktat sebagai Bahan Baku Plastik Plastik
Biodegradable. Prosiding Simposium Nasional Polimer V. ISSN 1410-8720.
Modul Praktikum Biokimia - Jurusan Kimia - FMIPA Unila Semester Genap 2021-2022 13