D. Bahan Kimia
1. Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap beracun dan berbahaya.
JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM! Cucilah tangan Anda setiap akan
meninggalkan laboratorium!
Labu ukur:
Alat gelas berbentuk labu yang
terbuat dari kaca dan termasuk
kedalam peralatan laboratorium
volumetrik yang digunakan untuk
mengencerkan zat tertentu atau
membuat larutan dengan volume
yang teramati hingga batas leher
Pipet volume:
Alat gelas volumetric yang
berfungsi untuk mengambil larutan
dengan volume tunggal dengan
ketelitian tinggi. Pipet volume
memiliki ukuran volume tunggal.
Pengambilan larutan sesuai
volume dilakukan hingga meniskus
larutan tepat pada tanda batas
pipet. Pipet volume biasanya
digunakan untuk pengambilan
sampel atau larutan standar.
Pipet ukur:
Alat gelas volumetric yang
berfungsi untuk mengambil larutan
dengan teliti. Pipet ukur digunakan
untuk mengambil larutan dengan
volume tertentu. Terdapat skala
yang menunjukkan ukuran volume
yang diambil dengan pipet ukur.
Terdapat berbagai ukuran pipet
ukur mulai dari 1 mL hingga 50mL.
Buret:
Alat gelas volumetric yang
digunakan untuk mengukur
banyaknya larutan yang diperlukan
pada saat proses titrasi dilakukan.
Buret dilengkapi dengan kran pada
ujungnya yang berfungsi untuk
mengatur keluarnya larutan dari
buret. Terdapat garis skala pada
buret yang berfungsi untuk
menunjukkan banyaknya
larutan/cairan yang leuar dari
buret.
Kaki tiga:
Alat yang berfungsi untuk
menyangga ring dan digunakan
untuk menahan kawat kasa dalam
proses pemanasan di
laboratorium.
Kawat Kasa:
Alat laboratorium yang berfungsi
sebagai tempat meletakkan wadah
sampel dalam proses pemanasan
A. Tujuan Percobaan
Tujuan Umum : Mahasiswa mampu memahami prinsip dan mampu melakukan
identifikasi karbohidrat
secara kualitatif
Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya karbohidrat secara kualitatif
dengan Uji Molisch.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya gugus aldehid pada karbohidrat
dengan Uji Tollens.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya gula reduksi dengan Uji Benedict.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya adanya ketosa (fruktosa) dengan
Uji Selliwanof.
e. Mahasiswa mampu membedakan monosakarida dan disakarida dengan Uji
Barfoed.
f. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi menggunakan iodin untuk
membedakan jenis golongan polisakarida.
B. Dasar Teori
Karbohidrat adalah senyawa kompleks yang terdiri dari senyawa karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Namun demikian
karbohidrat sering didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida dan poihidroksi keton atau
senyawa yang bila dihidrolisis akan menghasilkan residu senyawa tersebut. Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mempunyai rumus molekul
umum (CH2O)n. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid
dan gugus keton.Karbohidrat memiliki 2 fungsi yaitu, sebagai sumber energi dan sebagai
bahan penyusunan struktur. Contoh karbohidrat sebagai sumber energi adalah glukosa,
pati dan glikogen. Sedangkan karbohidrat sebagai bahan penyusun struktur yaitu
selulosakitin dan pektin. Terdapat 4 golongan utama karbohidrat yaitu:
1. Monosakarida
Disebut juga dengan gula sederhana, terdiri dari satu unit polihidroksialdehid
atau keton, merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Jenis senyawa yang termasuk ke dalam kelompok monosakarida adalah
senyawa yang tak berwarna, berbentuk Kristal padat, pada umumnya mempunyai rasa
manis, larut dalam air, tapi tidak larut dalam pelarut non polar. Contoh kelompok
monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa. Secara umum
monosakarida dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu berdasarkan gugus fungsi dan
jumlah atom karbon.
Berdasarkan gugus fungsi yang diikat maka monosakarida dibedakan sebagai berikut.
b. Maltosa
Maltosa atau gula gandum dapat diperoleh dari hidrolisis parsial amilum dengan
asam atau dengan pengaruh enzim diastase. Enzim diastase memecah amilum
menghasilkan campuran dekstrin dan maltosa, maltosa dengan enzim maltase
menghasilkan dua molekul glukosa. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati,
seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di
dalam usus manusia pada pencernaan pati. Berdasarkan strukturnya, maltosa
merupakan gula pereduksi, berarti positif terhadap pereaksi Fehling, Benedict, atau
Tollens.
3. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida. Beberapa
oligosakaraida antara lain adalah:
a. Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat du dalam biji
tumbuh -tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-
enzim perncernaan.
b. Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit
fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam
serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan
secara berarti. Sebagian besar di dalam usus besar difermentasi
4. Polisakarida
Polisakarida adalah senyawa yang tersusun atas banyak (ratusan bahkan
ribuan) unit monosakarida per molekul yang dihubungkan oleh ikatan glikosida, dan dapat
dipecah melalui hidrolisis. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai sumber
energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan) dan sebagai penguat tekstur (selulosa,
hemiselulosa, pektin, lignin) yang tidak dapat dicerna tubuh tetapi merupakan serat untuk
menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Polisakarida terpenting adalah selulosa, amilum,
dan glikogen.Selulosa merupakan material struktur utama tumbuh-tumbuhan, yang
memberikan kekakuan dan bentuk tumbuh-tumbuhan, dan bukan merupakan gula
pereduksi. Amilum penyusun bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan banyak
dijumpai dalam biji-bijian maupun umbi-umbian. Amilum lebih mudah larut dibanding
selulosa, lebih mudah terhidrolisis dam mudah dicerna. Amilum dapat dipisahkan menjadi
E. Evaluasi
1. Tuliskan tujuan, prinsip dan reaksi yang terjadi pada masing-masing uji kualitatif
karbohidrat diatas!
2. Berikan contoh karbohidrat yang dapat memberikan hasil positif pada masing-
masing uji tersebut!
F. Referensi
Budiyanto, 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
Fauzi, 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember: UNEJ.
Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. New Tork: Marcel Dekker Inc.
Gaman, M., 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi.
Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Jolanda, M. 2010. Penentuan kadar glukosa. Makassar: FMIPA Universitas
Hassanuddin.
Megawati, Modul Praktikum Biokimia. Kolaka:Universitas Sembilanbelas November.
nn. 2018. Modul Karbohidrat. Yogyakarta: Diploma Analisis Kimia, UII.
Rohman, A. 2013. Analisis Komponen Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
dan Minuman. Yogyakarta: Liberty
Wahyuni, Y. 2009. Modul Praktikum Biokimia. Bandung: Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Bandung
Winarno, F.G.2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
A. Tujuan Percobaan
Tujuan Umum : Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara mengidentifikasi
protein secara
kualitatif
Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu melakukan analisis protein menggunakan uji Ninhidrin
b. Mahasiswa mampu melakukan analisis protein menggunakan uji Biuret.
c. Mahasiswa mampu melakukan analisis protein menggunakan uji Xantoprotein.
d. Mahasiswa mampu melakukan analisis protein menggunakan uji Sulfur.
e. Mahasiswa mampu melakukan analisis gugus karboksilat pada protein.
f. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakterisasi sifat protein dengan tes
pengendapan menggunakan
asam kuat.
g. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakterisasi sifat protein dengan tes
pengendapan menggunakan
alkohol.
h. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakterisasi sifat protein dengan tes
pengendapan menggunakan
anion kompleks dan logam berat.
B. Dasar Teori
Protein memiliki fungsi selular penting dalam tubuh karena berpartisipasi dalam
biosintesis porfirin, purin, pirimidin dan urea. Rantai protein merupakan jenis polipeptida
yang terdiri atas L-α-asam amino. Polimer asam amino yang memiliki rantai lebih pendek
dinamakan dengan peptida yang berperan penting sebagai hormon. Protein merupakan
makromolekul yang terdiri dari 1 (satu) rantai polipeptida dan terkadang dua atau lebih
polipeptida. Protein juga dapat ditemukan dalam setiap sel dan molekulnya terdiri dari
unsur C, H, N, O, S dan terkadang P, Fe, Zn dan Co.
Asam Amino
Asam amino adalah monomer penyusun protein yang memiliki dua gugus fungsi
yaitu –NH2 dan karboksil (-COOH). Terdapat 20 jenis Asam Amino penyusun protein di
alam.
E. Evaluasi
F. Referensi
Budiyanto, 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
Fauzi, 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember: UNEJ.
Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. New Tork: Marcel Dekker Inc.
Gaman, M., 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi.
Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Jolanda, M. 2010. Penentuan kadar glukosa. Makassar: FMIPA Universitas
Hassanuddin.
Megawati, Modul Praktikum Biokimia. Kolaka:Universitas Sembilanbelas November.
nn. 2018. Modul Asam Amino, Peptida dan Protein. Yogyakarta: Diploma Analisis
Kimia, UII.
Rohman, A. 2013. Analisis Komponen Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
dan Minuman. Yogyakarta: Liberty
Wahyuni, Y. 2009. Modul Praktikum Biokimia. Bandung: Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Bandung
Winarno, F.G.2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama