Anda di halaman 1dari 34

MIKROSKOPIS

URIN
EVI PUSPITA SARI
PENGUMPULAN SAMPEL

Spesimen harus diperiksa saat segar atau ditambahkan


pengawet.
Pendinginan menyebabkan presipitasi urat amorf dan fosfat
amorf,
Penggunaan Midstream clean-catch specimen meminimalkan
kontaminasi sedimen .
Urin harus benar-benar tercampur sebelum dituang ke dalam
tabung sentrifuge
Dalam urin, eritrosit tampak ERITROSIT
halus, tidak berinti, biconkaf,
berukuran sekitar 7 mm.
Eritrosit sering dirancukan oleh
Dilaporkan dalam Jumlah rata- sel ragi (yeast), droplet lemak,
rata dalam 10 lapang pandang dan gelembung udara.
Jumlah eritrosit normal <3/LP  Sel ragi biasanya menunjukkan
Dalam urin pekat sel-sel tunas, Tetesan minyak dan
menyusut karena kehilangan air gelembung udara tampak bias
dan tampak krenasi atau saat difokuskan menggunakan
berbentuk tidak teratur makrometer

Dalam urin encer, sel menyerap


air, sweeling, dan lisis dengan
cepat, melepaskan hemoglobin
dan hanya menyisakan membran
sel (ghost cells ).
yeast
Eritrosit mikrositik dan krenasi

Air Bubble
Eritrosit normal
Infeksi bakteri seperti pielonefritis,
LEUKOSIT sistitis, prostatitis, dan uretritis,
Lebih besar dari eritrosit, sering menyebabkan piuria.
berdiameter 12 mm Pyuria juga dapat terjadi pada
Jenis leukosit yang banyak di gangguan non infeksi, misalnya
sedimen urin adalah neutrofil. pada SLE, nefritis interstisial, dan
tumor.
Hasil dilaporkan rata-rata dalam
10 lapang pandang Melaporkan adanya bakteri pada
urin yang terdapat leukosit lebih
Jumlah leukosit pada urin normal dari normal sangat penting
< 5/LP
Neutrofil cepat rusak pada urin
Peningkatan jumlah leukosit dalam alkali encer dan mulai kehilangan
urin disebut pyuria. detil nuklearnya.
Peningkatan jumlah leukosit Leukosit dalam urin hipotonik akan
menunjukkan adanya infeksi atau menyerap air dan membengkak.
peradangan
LEUKOSIT
Leukosit sering rancu dengan sel epitel tubular ginjal (renal
tubular epitelRTE).
 Sel RTE lebih besar dari leukosit dan bentuknya lebih
polyhedral dengan nukleus yang letaknya eksentrik.
Pewarnaan supravital atau penambahan asam asetat
dapat digunakan untuk memperjelas detail nuklearnya
EPITEL
Sel epitel memiliki inti dan berukuran lebih besar dari leukosit
Sel epitel biasa ditemukan dalam urin normal, karena berasal
dari lapisan sistem genitourinari. Kecuali terdapat dalam jumlah
besar atau bentuknya abnormal.
Tiga Jenis sel epitel dalam urin:
Sel epitel skuamous/gepeng
Sel epitel transitional
Sel epitel tubuli ginjal (renal tubular epitel)
EPITEL
SQUAMOSA

Merupakan sel terbesar


dalam sedimen urin dengan
sitoplasma yang lebar dan
tidak beraturan dengan inti
yang menonjol
Korelasi urinalisis lengkap:
kejernihan
SEL EPITEL TRANSISIONAL

Lebih kecil dari sel epitel skuamosa


Terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu
spherical (ukuran paling besar),
polyhedral, dan kaudatus
Perbedaan bentuk disebabkan oleh
kemampuan sel menyerap air.
Sel epitel transisional berasal dari
lapisan panggul ginjal,ureter, kandung
kemih, dan uretra pada pria.
Bentuk sel epitel transisional sulit
dibedakan dari sel epitel tubuli ginjal
(RTE). Dengan melihat Letak intinnya atau
dengan pewarnaan supravital, bisa
membantu dalam membedakan kedua sel
tersebut
SEL EPITEL TUBULAR GINJAL

Sel epitel tubular ginjal (RTE)


memiliki ukuran dan bentuk
yang bervariasi tergantung Korelasi hasil: kejernihan,
dari mana asalnya di tubulus warna, protein, Bilirubin
ginjal berasal. (hepatitis), Darah, Leukocyte
esterase dan nitrit (pielonefritis)
Bentuk rectangular, kolumnar,
bulat, oval atau,cuboidal
dengan nukleus eksentrik
Sumber kesalahan: Sel epitel
transisional dan silinder
granuler
Pelaporan: Jumlah rata-
rata/10 lapang pandang
CAST/SILINDER
Merupakan unsur sedimen yang memberikan informasi tentang
kondisi ginjal
Terbentuk di dalam lumen tubulus distal dan tubulus kolektivus.
Bentuk serupa lumen tubular,dengan sisi sejajar dan agak bulat,
dan mereka mungkin mengandung elemen tambahan yang ada
dalam filtrate.
Pengamatan dibawah cahaya yang lemah sangat penting,
karena matriks cast memiliki indeks bias rendah. Setelah
terdeteksi, harus diidentifikasi lebih lanjut komposisinya dengan
menggunakan kekuatan magnifikasi tinggi.
Dilaporkan dalam rata-rata per 10 lapang pandang.
MUCUS
Secara mikroskopis tampak struktur
seperti benang dengan indeks bias
rendah (Gambar 6-39).
 Adanya Silinder hialin dapat
membuat rancu. Untuk
membedakanya bisa dilakukan
dengan mengamati adanya benang
mukus yang tidak beraturan.
Hasil dilaporkan sebagai jarang,
sedikit, sedang, atau banyak per
lapang pandang .
Mucus lebih sering ada dalam urine
wanita.
BAKTERI

Berbentuk bulat kecil atau


berbentuk batang
Pelaporan: jarang, Sedikit,
sedang, atau banyak per
lapang pandang,
Korelasi urinalisis lengkap:
Leukosit esterase, leukosit,
nitrit,
JAMUR
Berbentuk kecil, oval,
struktur Refraktl dengan
tunas dan / atau miselium
Sumber kesalahan: sel
darah merah
Pelaporan: jarang, sedikit,
sedang, atau banyak per
lapang pandang,
Korelasi Urinalisis Lengkap:
glukosa, leukosit, leukosit
esterase
TRICHOMONAS

Berbentuk seperti pir, motil, berflagel


Sumber kesalahan: sel darah putih, sel epitel
tubular ginjal
Pelaporan: jarang, sedikit, sedang, atau banyak
per lapang pandang
Korelasi urinalisis lengkap: leukosit, leukosit
esterase
SPERMATOZOA

Memiliki Kepala oval


meruncing dengan ekor
kurus panjang,
Sumber kesalahan:tidak
ada
Pelaporan: Ada, atau
Korelasi urinalisis lengkap
KRISTAL NORMAL PADA URIN

Kristal yang umum terdapat pada urin asam adalah urat, terdiri
dari urat amorf, asam urat, dan natrium urat
Sebagian besar kristal urat tampak kuning sampai coklat
kemerahan
Kristal fosfat merupakan kristal utama dalam urin alkali, terdiri
dari fosfat amorf, triple fosfat dan kalsium fosfat.
Fosfat amorf berbentuk granuler seperti urat amorf. Pendinginan
dapat menyebabkan mengendapnya kristal tersebut dan
menyebabkan endapan putih yang tidak larut pada pemanasan.
Keduanya dapat dibedakan dari berdasarkan warna sedimen
dan pH urin.
OVAL FAT BODIES
Merupakan sel epitel bulat
yang mengandung lemak
berasal dari tubulus ginjal
dan sering dihubungkan
dengan sindrom nefrotik
Sering ditemukan bersamaan
dengan droplet lemak
OFB diperkuat dengan
pewarnaan sedimen dengan
Sudan III atau Minyak Red O
Dilaporkan dalam rata-rata
per lapang pandang
KRISTAL ABNORMAL

Jarang ditemukan pada urin asam atau netral


Kebanyakan kristal abnormal memiliki karakteristik bentuk
yang sangat khas
Adanya kristal abnormal di sedimen harus dikonfirmasikan
dengan tes kimia atau dengan informasi klinis pasien
KRISTAL
SISTIN
Ditemukan dalam urin orang dengan gangguan metabolik
reabsorpsi sistin oleh tubulus ginjal (sistinuria)cenderung
membentuk batu ginjal,
Tidak berwarna, berbentuk heksagonal dan tebal atau tipis.
Hasil positif kristal sistin dikonfirmasi dengan pemeriksaan kimia
menggunakan uji sianida-nitroprusside
KRISTAL TIROSIN,
LEUSIN DAN
BILIRUBIN

Keduanya merupakan kristal


asam amino yang sering muncul
bersama-sama dalam penyakit
hati berat.
Tirosin berbentuk jarum yang
tersusun seperti mawar dan
berwarna kuning.
Leusin berbentuk menyerupai
bola dengan radial dan
konsentris yang berwarna
kuning kecoklatan.
Kristal Bilirubin terdapat pada
penderita gangguan hepar yang
menghasilkan bilirubin urin
dalam jumlah banyak.Bilirubin
berbentuk jarum atau granula
yang menggerombol berwarna
kuning
ARTEFAK

Semua kontaminan dapat ditemukan dalam urin.


Pengumpulan sampel yang tidak benar atau
penggunaan wadah yang kotor merupakan penyebab
utama adanya artifak
Pelaporan artefak tidak diperlukan.
Ex:Fecal artefak berupa serat tumbuhan dan serat
daging atau sebagai amorf yang berwarna coklat
dalam berbagai ukuran dan bentuk

Anda mungkin juga menyukai