Anda di halaman 1dari 15

UNSUR – UNSUR SEDIMEN URIN

Dosen Pengampu :
Dra. Ratih Dewi Dwiyanti, M.Kes

Mata Kuliah:
Kimia Klinik

Disusun oleh:
Nama : Betty Herliani
NIM : P07134217218
Prodi : D IVAnalis Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
Jurusan Analis Kesehatan
2018/2019
No. Gambar Keterangan
Eritrosit dapat terlihat berbentuk normal, membengkak,
krenasi, mengecil, shadow atau ghost cells dengan
mikroskop cahaya. Spesimen segar dengan berat jenis 1,010-
1,020, eritrosit berbentuk cakram normal. Eritrosit tampak
bengkak dan hampir tidak berwarna pada urin yang encer,
1. tampak mengkerut (crenated) pada urine yang pekat, dan
tampak mengecil sekali dalam urine yang alkali.Selain itu,
kadang-kadang eritrosit tampak seperti ragi.

Eritrosit dismorfik tampak pada ukuran yang heterogen,


hipokromik, terdistorsi dan sering tampak gumpalan-
gumpalan kecil tidak beraturan tersebar di membran sel.
Eritrosit dismorfik memiliki bentuk aneh akibat terdistorsi
saat melalui struktur glomerulus yang abnormal. Adanya
2. eritrosit dismorfik dalam urin menunjukkan penyakit
glomerular seperti glomerulonefritis.

Sel darah merah. (Sel darah merah) dan bakteri dalam


sedimen urin. Tampak sebaran sel darah merah dan bentuk
bacillary. Dua leukosit juga tampak di tengah lapangan
pandang. ( mikroskop cahaya, × 160.)

3.

Neutrofil PMN dan sel-sel darah merah dalam urin.


Tampak jelas sel darah merah bikonkav dan inti
multilobe serta sitoplasma granular dari neutrofil. Beberapa
sel darah merah sedikit crenated. ( mikroskop, × 200.)
4.
Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-
kira 1,5 – 2 kali eritrosit. Lekosit dalam urine umumnya
adalah neutrofil (polymorphonuclear, PMN)..

5.

Pada kondisi berat jenis urin rendah, leukosit dapat


ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMN
yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam
sitoplasma. Pada suasana pH alkali leukosit cenderung
berkelompok.
6.

Sel epitel tubulus ginjal berbentuk bulat atau oval, lebih


besar dari leukosit, mengandung inti bulat atau oval besar,
bergranula dan biasanya terbawa ke urin dalam jumlah kecil.

7.

Sel epitel tubulus. Normal (nol sampai satu per lima LP).
Bentuk paling sering adalah polyhedral, agak datar,
menunjukkan berasal dari lengkung Henle. Intinya eksentrik
tetapi mungkin sentral.
8.
Sel epitel tubulus dapat terisi oleh banyak tetesan lemak
yang berada dalam lumen tubulus (lipoprotein yang
menembus glomerulus), sel-sel seperti ini disebut oval fat
bodies / renal tubular fat / renal tubular fat bodies. Oval fat
bodiesmenunjukkan adanya disfungsi disfungsi glomerulus
dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel
9. epitel tubulus.

Sel epitel transisional Sel epitel ini lebih besar dari sel epitel
tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa,
berbentuk bulat atau oval, gelendong dan sering mempunyai
tonjolan. Sel Transisi. (panah) dan sel darah putih serta sel
darah merah dalam urin. Perhatikan bentuk bola dan inti di
pusat sel ini. ( mikroskop cahaya, × 160.). Sel ini (juga
disebut sel urothelial) merupakan lapisan epitel pada
sebagian besar saluran kemih dan sering tampak di sedimen
(nol sampai satu per LP). Bentuknya bertingkat-tingkat dan
biasanya beberapa lapisan sel tebal. Ada tiga bentuk utama:
bulat, polyhedral, dan "kecebong”, sel transisi memiliki
karakteristik yang khas yaitu mudah menyerap air dan
10.
dengan demikian membengkak sampai dua kali ukuran
aslinya.. Sel transisi Polyhedral sulit dibedakan dari sel RTE
jika mereka tidak memiliki permukaan microvillus dan
memiliki inti di pusat. Sitoplasma sel transisional tidak
mengandung jumlah besar fosfatase asam. Sel urothelial
berbentuk kecebong sering tampak dalam urin. Mereka
mungkin berasal dari lapisan pertengahan epitel
transisi. Sel Transisi kecebong muncul dalam kelompok-
kelompok atau pasangan, serta tunggal, inti biasanya di
pusat, dan mereka memiliki sitoplasma berbentuk
fusiform Peningkatan jumlah sel Transisi dalam urin
biasanya menandakan inflamasi pada saluran kemih.
Sekelompok sel epitel skuamosa dalam urin. Sel-sel yang
besar dan datar dan memiliki beberapa butiran dalam
sitoplasma mereka. Inti di pusat besarnya sekitar ukuran
limfosit ( mikroskop cahaya, × 160). Spesimen urine porsi
tengah paling baik digunakan. Sejumlah sel skuamosa dalam
urin dari seorang pasien wanita biasanya menunjukkan
kontaminasi vagina.

11.

Sel epitel renal :


 Sel-sel epitel terkecil dalam urin
 Berasal di tubulus ginjal
 Sering dikacaukan dengan leukosit
 Umumnya bulat dengan inti besar
12

Columnar ephitelium cell

13.
Silinder hialin. Silinder ini homogen (tanpa struktur), tekstur
halus, jernih, sisi-sisinya parallel, dan ujung-ujungnya
membulat.

14.

Silinder eritrosit bersifat granuler dan mengandung


hemoglobin dari kerusakan eritrosit. Adanya silinder eritrosit
disertai hematuria mikroskopik memperkuat diagnosis untuk
kelainan glomerulus. Cedera glomerulus yang parah dengan
15. kebocoran eritrosit atau kerusakan tubular yang parah
menyebabkan sel-sel eritrosit melekat pada matriks protein
(mukoprotein Tamm-Horsfall) dan membentuk silinder
eritrosit.
Silinder Leukosit Silinder lekosit atau silinder nanah, terjadi
ketika leukosit masuk dalam matriks Silinder. Kehadiran
mereka menunjukkan peradangan pada ginjal, karena
silinder tersebut tidak akan terbentuk kecuali dalam ginjal.
Silinder lekosit paling khas untuk pielonefritis akut, tetapi
juga dapat ditemukan pada penyakit glomerulus
16.
(7eutrophil7phritis). Glitter sel (fagositik 7eutrophil)
biasanya akan menyertai silinder lekosit. Penemuan silinder
leukosit yang bercampur dengan bakteri mempunyai arti
penting untuk pielonefritis, mengingat pielonefritis dapat
berjalan tanpa keluhan meskipun telah merusak jaringan
ginjal secara progresif.
Silinder Granular Silinder granular adalah silinder selular
yang mengalami degenerasi. Hasil disintegrasi awalnya
granular kasar, kemudian menjadi butiran halus.

17.

Silinder Lilin (WaxyCast) Silinder lilin adalah silinder tua


hasil silinder granular yang mengalami perubahan
degeneratif lebih lanjut.

18.
Silinder epitel : Sel tubuli yang terlepas.

19.

Silinder lemak. Silinder yang berisi butir-butir lemak. Sangat


membias cahaya.

20.

Kalsium Oksalat Kristal ca-oxallate bervariasi dalam ukuran


dari cukup besar untuk sangat kecil, tak berwarna, dan
bebentuk amplop atau halter.
21.

Kristal terlihat berbentuk prisma empat persegi panjang


seperti tutup peti mati (kadang – kadang juga bentuk daun
atau bintang), tak berwarna dan larut dalam asam cuka
encer. Terdapat pada urin “alkaline”.

22.
Sistin (Cystine)
Cystine berbentuk heksagonal dan tipis. Kristal dan batu
sistin dapat dijumpai pada cystinuria dan homocystinuria

23.

Leusin dan Tirosin


Tirosin tampak sebagai jarum yang tersusun sebagai berkas
atau mawar dan kuning. Leusin muncul-muncul berminyak
bola dengan radial dan konsentris striations. Kristal leucine
24. dipandang sebagai bola kuning dengan radial konsentris.

Kristal Kolesterol
Kristal kolesterol tampak regular atau irregular , transparan,
tampak sebagai pelat tipis empat persegi panjang dengan
satu (kadang dua) dari sudut persegi memiliki takik.
25.

Amonium urat (atau biurat)


Amonium urat : warna kuning-coklat, bentuk bulat tidak
teratur, bulat berduri, atau bulat bertanduk

26.

Asam Urat
Kristal asam urat tampak berwarna kuning ke coklat,
berbentuk belah ketupat (kadang-kadang berbentuk jarum
atau mawar).
27.
Amorphous phosphate
Terdapat pada urin “alkaline”.

28.

Calcium fosfat
Tak berwarna, bentuk batang-batang panjang, berkumpul
membentuk rosset.
29.

Kristal Sulfadiazin
Kristal sulfadiazin terbentuk karena banyak obat
diekskresikan dalam urin mempunyai potensi untuk
membentuk kristal.
30.

Kristal Sulfonamida
Kristal sulfonamida terbentuk karena banyak obat
diekskresikan dalam urin mempunyai potensi untuk
31. membentuk kristal.

Amorphous phosphates
Terdapat pada urin “acidic”

32.

Urid acid
Terdapat pada urine yang asam
Kuning atau coklat
33.
Leucine
Terdapat pada urine yang asam
Kuning atau coklat
Highly refractive

34.

Bilirubin
Terdapat pada urine yang asam
Tampak seperti jarum bewarna kuning

35.

Calcium carbonate
Tak berwarna
Bentuk bulat kecil
Halter.

36.
Yeast cell ( Sel Ragi)
Merupakan kontaminan atau infeksi jamur sejati. Mereka
sering sulit dibedakan dari sel darah merah dan kristal amorf,
memiliki kecenderungan bertunas

37.

Candida
Candida, yang dapat menginvasi kandung kemih, uretra, atau
vagina.
38.

Trichomonas vaginalis
Parasit menular seksual yang dapat berasal dari urogenital
laki-laki dan perempuan. Ukuran organisme ini bervariasi
antara 1-2 kali diameter leukosit. Organisme ini mudah
39.
diidentifikasi dengan cepat dengan melihat adanya flagella
dan pergerakannya yang tidak menentu.
Spermatozoa
Kehadiran sperma menunjukkan bahwa urin telah dicampur
dengan air mani.
40. Sperma dapat ditemukan pada laki-laki ketika urin
dikumpulkan oleh cystocentesis.

Bakteri
Kecil dan konsisten dalam bentuk
Batang atau coccus
Biasanya disertai dengan leukosit
41. Waspadai kontaminasi

Schistosomahaematobium

42.
Pthirius Pubis / Kutu Pubis

43.

Starch (Karbohidrat)

44.

Makrofag

45.

Sel tepung

46.

Pollen particle

47.
Saburra

48.

Referensi :

Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.

Tim Praktikum Kimia Klinik. (2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I.Yogyakarta:
Akademi Analis Kesehatan Manggala Yogyakarta.

Gjandasoebrata R . 1986, Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta . Dian Rakyat

Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. Jakarta: Panerbit Buku Kedokteran EGC.Tim Praktikum Kimia Klinik.
(2011). Buku Petunjuk Praktikum Kimia Klinik I. Yogyakarta: Akademi Analis Kesehatan
Manggala Yogyakarta

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-2-analisis-mikroskopik.html

https://www.slideshare.net/mataharisenjajingga/isi-atlas-sedimen-urin

http://ankesbimta.blogspot.com/2015/11/sedimen-urine.html

https://kaahil.wordpress.com/2013/05/11/lengkap-hasil-pemeriksaan-urine-rutin-urinalisis-
makroskopik-glukosa-protein-bilirubin-urobilinogenkeasamanph-berat-jenisbj-darah-keton-
nitrit-lekosit-esterase-mikroskopik-eritro/

http://labpatologiklinik.blogspot.com/2010/10/urinalysis-sedimen.html

Anda mungkin juga menyukai