Anda di halaman 1dari 12

NON PROTEIN NITROGEN DAN

HUBUNGAN NPN DENGAN


KELAINAN GINJAL

Disusun Oleh :
1. Dini Restu Fauziah
2. Hartini
3. Icha Khofifah
4. Muhamad Rifqi Wardani
5. Suci Agung Lestari
6. Wanda Nur Sakinah

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin- Nya
memberikan Kami kesempatan untuk membuat makalah mengenai Non Protein
Nitrogen.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pemilik website yang Kami


gunakan sebagai referensi dalam membuat makalah ini.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan


mengenaiNon Protein Nitrogen, baik pengertian dari Non Protein Nitroogen
tersebut, jenis, fungsi, nilai normal, tujuan pemeriksaan, interpretasi hasil, dan
prosess terbentuknya Non Protein Nitrogen.

Kami menyadari bahwa makalah yang Kami buat belum sempurna. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar Kami dapat
membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

Demikian, semoga makalah Kami nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 13 Maret 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam jaringan hidup, nitrogen terdapat sebagai protein dalam jumlah


relatif besar dan sebagai non protein nitrogen (NPN) dalam jumlah relatif
kecil. Protein adalah suatu senyawa polimer yang tersusun dari asam amino
melalui ikatan peptida. NPN terdiri dari senyawa-senyawa nitrogen seperti
asam amino bebas, alkaloid, nitrat, urea, dan sebagainya. Protein dalam
tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani,
sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.

Adanya NPN dalm bahan makanan yang kaya protein perlu diketahui
untuk memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari bahan makanan
tersebut. Pada umumnya NPN yang terdapat dalam bahan makanan mentah
hanya sedikit dibandingkan dengan kandungan proteinnya. Jadi nilai gizi dari
bahan mentah sebenarnya tidak begitu dipengaruhi oleh adanya NPN
tersebut.

Pada bahan makanan yang telah mengalami perubahan- perubahan baik


karena pengaruh kondisi dari luar ataupun karena proses pengolahannya
kemungkinan sekali NPN nya semakin bertambah, tergantung pada cara
pengolahan yang telah diterapkan. Hasil penguraian protein pada proses
pengolahan dapat terjadi sampai asam amino bebas yang tidak mempunyai
nilai gizi lagi. Sehingga penentuan kadar NPN dalam bahan makanan yang
telah diproses penting sekali untuk mengetahui nilai gizi yang sebenarnya
tersedia dalam bahan makanan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen?
2. Apa saja yang termasuk jenis dari Non Protein Nitrogen?
3. Apa peranan / fungsi Non Protein Nitrogen?
4. Berapa nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen?
5. Bagaimana interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen?
6. Bagaimana proses terbentuknya dan metabolisme umum dari Non Protein
Nitrogen?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen.
2. Untuk mengetahui jenis dari Non Protein Nitrogen.
3. Untuk mengetahui peranan / fungsi Non Protein Nitrogen.
4. Untuk mengetahui nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen.
5. Untuk mengetahui interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen.
6. Untuk mengetahui proses terbentuknya dan metabolisme umum dari Non
Protein Nitrogen.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Non Protein Nitrogen


Non Protein Nitrogen (NPN) adalah senyawa – senyawa nitrogen
bukan protein yang berasal dari katabolisme protein dan asam nukleat. NPN
yang terdiri dari senyawa-senyawa nitrogen seperti asam amino bebas,
alkaloid, vitamin, nitrat, dsb. Selama proses pengolahan bahan makanan,
protein dapat terurai menjadi NPN berupa senyawa peptida, asam amino
bahkan menjadi amonia, tergantung pada cara
pengolahan yang diterapkan (Silalahi, 1994).
NPN merupakan senyawa bukan protein yang mengandung nitrogen
seperti asam amino bebas, asam nukleat, amonia, urea, trimetilamina
(TMA) , dimetilamina (DMA), nitrat dll. Asam amino bebas yang terdapat
dalam jaringan hidup merupakan hasil residu dari sintesis protein yang
kemungkinan hasil degradasi dari protein. Sedangkan dari asam amino bebas
ini dapat terbentuk senyawa- senyawa NPN lainnya merupakan hasil
deaminasi atau dekarboksilasi dari asam amino bebas, yang dikatalis oleh
enzim-enzim tertentu (Silalahi, 1994).
Adanya NPN dalam bahan makanan yang kaya protein perlu diketahui
untuk memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari bahan makanan
tersebut. Pada umumnya NPN yang terdapat dalam bahan makanan segar
hanya sedikit dibandingkan dengan kandungan proteinnya. NPN yang
terdapat dalam bahan tersebut biasanya berasal dari asam amino bebas yang
kemungkinan merupakan hasil degradasi proteinnya ataupun residu dari
sintesis protein yang tidak jadi. Pada bahan makanan yang telah mengalami
perubahan karena proses pengolahannya kemungkinan sekali NPN-nya
semakin bertambah. Banyak senyawa – senyawa amina yang dapat terbentuk
dari asam- asam amino bebas, seperti amonia sebagai hasil deaminasi asam
amino bebas (Tarigan, 1983). Jadi penentuan kadar NPN dalam bahan
makanan yang telah diproses penting sekali untuk mengetahui nilai
gizi yang sebenarnya tersedia dalam bahan makanan tersebut (Ngili, 2009).

2. Jenis Non Protein Nitrogen

Dalam plasma terdapat lebih dari 15 macam zat NPN, antara lain :

a. Ureum
Ureum merupakan ‘end product’ yang paling bebas dari protein dan
asam amino. Proses katabolisme protein ini berlangsung di dalam
hati/hepar. Urea yang terbentuk dibuang lewat ginjal, keringat dan feses
(Ureum mengalami degradasi oleh kerja bakteri usus). Pembuangan
lewat urin ± 80% - 90% dari total Nitrogen dalam urin, setelah
mengalami filtrasi, reabsorbsi dan sekresi oleh glomerulus dan tubulus
ginjal. Dengan demikian dapat dinilai fungsi ginjal. Pada keadaan normal
kadar ureum darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan
sekresinya.

b. Kreatinin dan Kreatin


Kreatin disintesa dari asam-asam amino, diproduksi terutama di hati
dan ginjal. 98% dari total kreatin tubuh terdapat didalam otot. Kreatinin
dibentuk dari hasil dehidrasi non enzimatik kreatinin otot, terbentuk
secara spontan dan sifatnya irreversible. Produksi kreatinin setiap hari
stabil ± 2% dari kreatin dalam 24 jam. Perubahan kadar serum kreatinin,
berbeda dengan urea yaitu tidak dipengaruhi oleh kadar protein dalam
makanan. Dengan demikian kreatinin merefleksikan beratnya kegagalan
ginjal meskipun selama suatu diet protein yang rendah dan ketat.

c. Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir utama dari metabolisme asam
nukleat dan purin pada manusia melalui jalur umum akhir untuk konversi
xantin, dengan menggunakan xantin oksidase, menjadi asam urat. Sintesa
asam urat terjadi di hati. Kadar urat plasma sedikit dipengaruhi oleh
varian kandungan purin diet dan menggambarkan keadaan stabil antara
produksi endogen dan
sekresi tubulus ke urin, karena normalnya urat yang difiltrasi hampir
seluruhnya direbsorbsi.

d. Ammoniak
Sejumlah kecil ammonia terbentuk didalam dan diabsorbsi dari usus,
serta dimetabolisme di dalam hepar. Sumber amonia adalah diaminasi
asam amino pada perombakan protein dan pemecahan protein dalam usus
oleh bakteri usus. Oksidasi deaminasi dari asam amino terjadi dihepar,
terutama dilakukan oleh glutamat-dehydrogenase, mengkatalisis
deaminasi alfa- glutamate menjadi alfa-ketoglutarate, dan merupakan
salah satu sumber amonia yang masuk ke dalam siklus urea. Ekskresinya
lewat ginjal.

3. Fungsi Non Protein Nitrogen.


 Fungsi amonia adalah sebagai regulasi elektrolit dan pH.
 Fungsi kreatin dalam tubuh adalah berfungsi sebagai substrat sumber
energi tinggi yang menghasilkan ATP dan siap dipakai dalam waktu
cepat. Kreatin juga mampu meningkatkan kemampuan otak dan daya
ingat. Kreatin juga berfungsi sebagai zat ergogenik yaitu zat yang
mampu memberikan peningkatan pada kapasitas performa olahraga.
 Fungsi kreatinin sangat berguna dalam mengefaluasi fungsi ginjal.
 Asam urat berfungsi sebagai antioksidan dan bermanfaat dalm regenerasi
sel. Setiap peremajaan sel kita membutuhkan asam urat, jika tubuh
kekurangan antioksidan akan banyak oksidan yang membunuh sel-sel
kita.
 Fungsi urea adalah untuk mengetahui adanya disfungsi pada ginjal.

4. Nilai Normal Non Protein Nitrogen


a. Tujuan
Pemeriksaan Non Protein Nitrogen (NPN) untuk mengetahui fungsi
ginjal. Pada gangguan ginjal sering ditemukan kadar NPN di dalam darah
meninggi sehingga dikenal istilah Azotemia.

b. Jenis-Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar NPN adalah
pemeriksaan ureum, keratin, kreatinin, ammonia, asam amino, asam urat dan urea
clearance.
c. Nilai Normal
 Ureum : 1,7 – 8,3 mmol/L (10-50 mg/dL)
 Kreatin : 0,2 – 0,5 mg/dL
 Kreatinin : Laki-laki = 0,9 – 1,5/100 µl
Wanita = 0,8 – 1,2/100 µl

 Amonia : 3,5 – 7 mg/dL


 Asam amino : 0,15 – 35 mg/dL
 Asam urat : Laki-laki = 3,4 – 7,0 mg/dL
Wanita = < 5,7 mg/dL

Anak = 2,5 – 5,5 mg/dL

Lansia = 3,5 – 8,5 mg/dL

 Urea clearance : 64 – 99 ml/mn

5. Interpretasi Hasil Non Protein Nitrogen


a. Ureum
 Peningkatan kadar urea (uremia) disebabkan gagalnya mekanisme
yang bekerja sebelum filtrasi oleh glomerelus, gagal ginjal yang
kemudian menyebabkan gangguan ekskresi urea, obstruksi saluran
kemih dibagian bawah ureter, kandung kemih,atau uretra yang
menghabat ekskresi urin.
 Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat,
karsinoma payudara yang sedang dalam pengobatan dengan androgen
yang intensif, pada akhir kehamilan, dan malnutrisi protein jangka
panjang.
b. Kreatinin
 Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan gagal ginjal akut,
gagal ginjal kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis,
neferopatik diabetik, hipertensi esensial, dehidrasi, leukimia, dan lain-
lain.
 Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada distropi otot tahap akhir
dan miasthenia gravis.
c. Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mememonitor fungsi
ginjal, tanda gout atau gejala leukimia.
 Kadar asam urat turun pada pasien yang diterapi dengan obat yang
bersifat uricosuric (zat yang meningkatkan ekskresi asam urat dalam
urine sehingga mengurangi konsentrasi asam urat dalam plasma).
 Kadar asam urat meningkat pada orang dengan senyawa purin
berlebih, konsumsi alkohol berlebih, berat badan berlebih, gangguan
fungsi ginjal,penyakit degeneratif (hipertensi, penyakit jantung, dan
diabetes mellitus), konsumsi obat seperti diuretic (peluruh air kencing)
dan aspirin (pencegah serangan jantung). Asam urat juga dapat
meningkat dikarenakan faktor genetik, pada pria usia diatas 30 tahun
dan wanita yang telah menopause.
d. Ammoniak
Kadar ammoniak meningkat pada serosis hati dengan ensefalopati
(ensefalopati hepaticum) adalah suatu kelainan dimana fungsi otak
mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah yang dalam
kadaan normal dibuang ke hati.
6. Proses Terbentuknya dan Metabolisme Umum dari Non Protein Nitrogen.
a. Siklus Amoniak dibentuk dari glutamat. Glutamat mengalami
deaminasi oksidatif oleh aktivitas L-glutamat dehidronase, yang

memerlukan NAD+ sebagai molekul penerima. Enzim ini terdapat hanya


dalam mitrokondria yaitu pada matrixnya. Glutamat dehidronase
menyebabkan terbentuknya hampir semua amonia didalam jaringan
karena glutamat merupakan satu-satunya asam amino dengan gugus -
amino yang dapat secara langsung dilepaskan.
b. Siklus urea dimulai dari amonia bebas yang terbentuk segera
dipergunakan bersama-sama dengan karbondioksida yang
dihasilkan didalam mitrokondria oleh respirasi, untuk membentuk
karbamoil fosfat didalam matriks, pada suatu reaksi yang bergantung pada
ATP yang dikatalisis oleh enzim karboil fosfat sintetase I. Korbamoil fosfat
sintetase I merupakan enzim pengatur. Enzim ini memerlukan N-
asetilglutamat sebagai modulator positif atau perangsangnya. Pada tahap
selanjutnya korbamoit fosfat memberikan gugus karbomoilnya kepada
ornitil untuk membentuk sitrolil dan membebaskan fosfatnya. Selanjutnya
sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan argininosuksinal sintese. Pada tahap
selanjutnya argininnosuksinat segera terurai oleh argininosuksinat liase
untuk membentuk arginin dan fumarat bebas. Reaksi ini berlangsung dengan
bantuan enzim argininosuksinase.Suatu enzim hati dan jaringan ginjal.
Fumarat yang dibentuk dapat dikonversi jadi oksaloasetat melalui reaksi
fumarase dan melat dehdrogenase dan selanjutnya ditransaminasi untu
membentuk kembali aspartat sedangkan arginin dibelah menjadi ornitin dan
urea.
▪ Siklus asam urat dimulai dari mengonsumsi zat yang mengandung
purin yang secara berlebihan kemudian zat purin yang banyak ini
masuk ke dalam tubuh melalui metabolisme berubah menjadi asam
urat. Kelebihan kadar asam urat dalam tubuh dapat menyebabkan
ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat tersebut.
Kemudian kristal asam urat yang berlebih menumpuk dipersendian
akibatnya sendi menjadi
membengkak,nyeri,meradang panas dan kaku.
 Siklus kreatinin reaksi pertama adalah proses transamidanasi dari
arginin menjadi glisin untuk membentuk glikosiamina proses ini
terjadi didalam ginjal. Reaksi kedua adalah metilasi glikosiamin oleh
metionin dalam hati menjadi fosfokreatin. Reaksi terakhir dalah reaksi
nonenzimatik didalam otot untuk merubah fosfokreatin menjadi
kreatin. Kreatin dan fosfokreatin
otot dirubah secara nonenzimatik menjadi kreatinin yang
nantinya akan berdifusi keluar sel dan di ekresikan oleh ginjal.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

labkesehatan.blogspot.com/2010/03/kreatinin-darah-serum.html?m=1

perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-tahapan-dan-proses-siklus-
urea-pada-manusia-dan-hewan.html?m=1

yazhid28bashar.blogspot.co.id/2013/10/makalah-senyawa-non-protein.html?m=1

www.academia.edu/13649304/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_KLINIK_PENGUJIAN_K
ADAR_UREUM_DENGAN_METODE_BERTHOLET_OLEH_KELOMPOK_1_GOLONGAN_II

khikymarssy.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biokimia-asam-amino.html?m=1

indahdjumati95.blogspot.co.id/2013/01/makalah-biokimia-asam-amino.html?
m=1

labkesehatan.blogspot.co.id/2010/03/ureum-darah-serum.html?m=1

www.ebiologi.com/2015/10/sistem-ekskresi-hati-fungsi-hati-alat.html?m=1

www.cekkesehatan.com/category/fungsi-asam-urat-dalam-tubuh-kita/

Anda mungkin juga menyukai