Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IMUNOSEROLOGI

SEJARAH IMUNOLOGI

Kelas 2 B
Nama Kelompok:

Dian Juliana Ferty

Siti Nur Halimah

Suci Agung Lestari

Suresti Agita

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
TAHUN AJAR 2020/2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Imunologi, pada matakulih Imunoserologi. Makalah
ini disusun dberdasarkan silabus dengan mengambil materi dari beberapa buku dan jurnal
referensi. Makalah ini kami tujukan untuk memenuhi nilai matakuliah Imunoserologi khususnya
dan pembaca makalah pada umumnya.

Pada system penyajian materi dalam makalah ini diharapkan dapat diterima oleh para
pembaca sebagai penstimulasi untuk lebih memahami materi tentang “Sejarah Imunologi”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karenanya, kritik dan saran yang
bersifat membangun kami yang diharapkan demi perbaikan makalah dimasa mendatang.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.

Tangerang, 25 Januari

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan……………………………………………………….......….............. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Pengertian Imunologi……………….........................….................…….. 2


B. Sejarah Imunologi………….........................................................….……….. 2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari imunologi?
2. Bagaimana sejarah awal imunologi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunologi
2. Mengetahui sejarah dari imunologi
3. Mengetahui perkembangan imunologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup studi tentang
semuaaspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Ini berkaitan dengan,
antara lain,fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan kesehatan dan
penyakit,malfungsi sistem kekebalan tubuh pada gangguan imunologi, kimia, fisik dan
fisiologiskarakteristik komponen dari sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan in
vivo.

B. Sejarah Imunologi

Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.
Pada saat imunologi belum berkembang, nenek moyang bangsa Cina membuat puder dari
serpihan kulit penderita cacar untuk melindungi anak-anak mereka dari penyakit tersebut,
yang kemudian dipaparkan pada anak-anak dengan cara dihirup. Cara yang mereka lakukan
berhasil mencegah penularan infeksi cacar dan mereka kebal walaupun hidup pada
lingkungan yang menjadi wabah. Pada saat itu belum ada ilmuwan yang dapat memberikan
penjelasan, dan imunologi termasuk ilmu yang baru berkembang.
Ilmu ini sebenarnya berawal dari penemuan vaksin oleh Edward Jenner pada tahun 1796.
Dengan ketekunannya telah menemukan vaksin penyakit cacar menular, smallpox.
Pemberian vaksin terhadap individu sehat selanjutnya dikenal dengan istilah vaksinasi.
Vaksin ini berupa strain yang telah dilemahkan dan tidak punya potensi menimbulkan
penyakit bagi individu yang sehat.
Berikut merupakan sejarah perkembangan imunologi dan tokohnya:
a. Girolamo Fracastoro
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari
respon tubuh, terutama respon kekebalan terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1545,
Girolamo Fracastoro mengajukan teori contagion yang menyatakan bahwa pada
penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari
satu individu ke individu yang lain, tetapi zat tersebut sangat kecil dan tidak dapat
dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.

b. Edward Jenner
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seorang dapat terhindar dari
infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi
(cow pox). Sejak saat itu dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum
diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Penelitian ilmiah mengenai
imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab
penyakit inveksi dan dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman
(germ theory) penyakit, yang kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies
pada manusia tahun 1885 yang juga merupakan dasar perkembangan vaksin
selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi.

c. Robert Koch
Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit
tuberculosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap penyakit ini, ia mengamati
adanya reaksi tuberculin (1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada
kulit terhadap kuman tuberculosis. Reaksi tuberculin ini kemudian oleh Mantoux
(1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberculosis pada anak. Imunologi mulai
dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin tuberculosis
ditemukan pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan kemudian diketahui bahwa tidak hanya
mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup
pun dapat menginduksi kekebalan.
d. Alexander Yersin dan Roux
Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun1885, Von Behring
dan Kitasato menemukan antitoksin difteri pada binatang (1890). Sejak saat itu
dimulailah pengobatan dengan serum kebal yang diperoleh dari kuda dan imunologi
diterapkan dalam pengobatan penyakit infeksi pada anak. Pengobatan dengan serum
kebal ini di kemudian hari berkembang menjadi pengobatan dengan imunologi
spesifik atau globilin gama yang diperoleh dari manusia.

e. Clemens von pirquet


Dengan pemakaian serum kebal, munculah secara klinis kelainan akibat
pemberian serum ini. Dua orang dokter anak, Clemens von pirquet dari Austria dan
Bela Shick dari Hongaira melaporkan pada tahun 1905, bahwa anak yang mendapat
suntikan serum kebal yang berasal dari kuda terkadang menderita panas, pembesaran
kelenjar, dan eritema yang dinamakan penyakit serum (serum sickness). Mulailah
imunologi dilibatkan dalam reaksi lain dari kekebalan akibat pemberian toksin atau
antitoksin
Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit
dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan
antara penyakit ini dengan serbuk sari (pollen). Oleh Wolf Eisner (1906) dan Meltzer
(1910), penyakit ini dinamakan anafilaksis pada manusia (human anaphylaxis).
Pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever
dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit.
Dasarnya pada waktu itu dianggap bahwa serbuk sari mengeluarkan toksin, dengan
harapan agar terbentuk antitoksin netralisasi. Sejak itu cara tersebut masih dipakai
untuk mengobati penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara
desensitisasi. Akan tetapi mekanisme yang sekarang dianut adalah berdasarkan
pembentukan antibodi penghambat (blocking antibody).
Setelah Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan
golongan darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis
berdasarkan reaksi imun semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi
baru dapat dijabarkan dengan istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939, 141 tahun
setelah penemuan Jenner, Tiselius dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa
antibodi terletak dalam spektrum globulin gama yang kemudian dinamakan
imunoglobulin (Ig). Dengan cara imunoelektroforesis diketahui bahwa imunoglobulin
terdiri atas 5 kelas yang diberi nama IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964), dan
kemudian diketahui bahwa masing-masing kelas tersebut mempunyai subkelas.
Pada tahun 1959 Porter dan Edelman menemukan struktur imunoglobulin, dan
tahun 1969 Edelman pertama kali melaporkan urutan asam amino molekul
imunoglobulin yang lengkap. Reagin, yaitu faktor yang dianggap berperan pada
penyakit alergi, baru ditemukan strukturnya oleh Kimishige dan Teneko Ishizaka pada
tahun 1967 dan merupakan kelas imunoglobulin E (IgE). Sekarang banyak penelitian
dilakukan mengenai regulasi sintesis IgE, dengan harapan dapat menerapkannya
dalam mengendalikan penyakit atopi.

f. Metchnikoff
Pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya telah mengatakan bahwa pertahanan
tubuh tidak saja diperankan oleh faktor humoral, tetapi leukosit juga berperan dalam
pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada waktu itu peran leukosit baru dikenal
fungsi fagositosisnya. Beliaulah yang menemukan sel makrofag. Sekarang kita
mengetahui bahwa sel makrofag aktif berperan pada imunitas selular untuk eliminasi
antigen. Baru pada tahun 1964, Cooper dan Good dari penelitiannya pada ayam
menyatakan bahwa sistem limfosit terdiri atas 2 populasi, yaitu populasi yang
perkembangannya bergantung pada timus dan dinamakan limfosit T, serta populasi
yang perkembangannya bergantung pada bursa fabricius dan dinamakan limfosit B.
Tetapi pada waktu itu belum dapat dibedakan antara limfosit T dan limfosit B.
Limfosit T berperan dalam hipersensitivitas lambat pada kulit dan penolakan jaringan,
sedangkan limfosit B dalam produksi antibodi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0zraOvKXnAhUn63MBHXt
-AQEQFjAJegQIAxAB&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdocument%2F150089441%2FPengertian-
imunologi&usg=AOvVaw20WSoV38iR0QELnfE-YfjE

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=2ahUKEwj0zraOvKXnAhUn63MBHXt-
AQEQFjAHegQICBAB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F29184857%2FMakalah_imunologi&usg=AOvVaw0AvBeIVnOMn3pVcGJ4K0N_

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwjl7YGunKbnAhUI63MBHfnYD7oQFjADegQIAx
AB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F25249868%2FSejarah_and_Konsep_Imunologi&usg=AOvVaw2sxeEhk8MLwl_bxdViIBv1

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiYn_m_vqXnAhWB_XMBHc
LxDycQFjACegQIAhAB&url=https%3A%2F%2Fchildrenallergyclinic.wordpress.com
%2F2009%2F03%2F22%2Fsejarah-imunologi%2F&usg=AOvVaw1-NERwKIleFffrEFi6l2bi

Anda mungkin juga menyukai