SEJARAH IMUNOLOGI
Kelas 2 B
Nama Kelompok:
Suresti Agita
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Sejarah Imunologi, pada matakulih Imunoserologi. Makalah
ini disusun dberdasarkan silabus dengan mengambil materi dari beberapa buku dan jurnal
referensi. Makalah ini kami tujukan untuk memenuhi nilai matakuliah Imunoserologi khususnya
dan pembaca makalah pada umumnya.
Pada system penyajian materi dalam makalah ini diharapkan dapat diterima oleh para
pembaca sebagai penstimulasi untuk lebih memahami materi tentang “Sejarah Imunologi”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karenanya, kritik dan saran yang
bersifat membangun kami yang diharapkan demi perbaikan makalah dimasa mendatang.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Tangerang, 25 Januari
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan……………………………………………………….......….............. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari imunologi?
2. Bagaimana sejarah awal imunologi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunologi
2. Mengetahui sejarah dari imunologi
3. Mengetahui perkembangan imunologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup studi tentang
semuaaspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Ini berkaitan dengan,
antara lain,fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan kesehatan dan
penyakit,malfungsi sistem kekebalan tubuh pada gangguan imunologi, kimia, fisik dan
fisiologiskarakteristik komponen dari sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan in
vivo.
B. Sejarah Imunologi
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.
Pada saat imunologi belum berkembang, nenek moyang bangsa Cina membuat puder dari
serpihan kulit penderita cacar untuk melindungi anak-anak mereka dari penyakit tersebut,
yang kemudian dipaparkan pada anak-anak dengan cara dihirup. Cara yang mereka lakukan
berhasil mencegah penularan infeksi cacar dan mereka kebal walaupun hidup pada
lingkungan yang menjadi wabah. Pada saat itu belum ada ilmuwan yang dapat memberikan
penjelasan, dan imunologi termasuk ilmu yang baru berkembang.
Ilmu ini sebenarnya berawal dari penemuan vaksin oleh Edward Jenner pada tahun 1796.
Dengan ketekunannya telah menemukan vaksin penyakit cacar menular, smallpox.
Pemberian vaksin terhadap individu sehat selanjutnya dikenal dengan istilah vaksinasi.
Vaksin ini berupa strain yang telah dilemahkan dan tidak punya potensi menimbulkan
penyakit bagi individu yang sehat.
Berikut merupakan sejarah perkembangan imunologi dan tokohnya:
a. Girolamo Fracastoro
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari
respon tubuh, terutama respon kekebalan terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1545,
Girolamo Fracastoro mengajukan teori contagion yang menyatakan bahwa pada
penyakit infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari
satu individu ke individu yang lain, tetapi zat tersebut sangat kecil dan tidak dapat
dilihat dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
b. Edward Jenner
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seorang dapat terhindar dari
infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terpajan sebelumnya dengan cacar sapi
(cow pox). Sejak saat itu dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum
diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Penelitian ilmiah mengenai
imunologi baru dimulai setelah Louis Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab
penyakit inveksi dan dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman
(germ theory) penyakit, yang kemudian dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin rabies
pada manusia tahun 1885 yang juga merupakan dasar perkembangan vaksin
selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi.
c. Robert Koch
Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman penyebab penyakit
tuberculosis. Dalam rangka mencari vaksin terhadap penyakit ini, ia mengamati
adanya reaksi tuberculin (1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada
kulit terhadap kuman tuberculosis. Reaksi tuberculin ini kemudian oleh Mantoux
(1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberculosis pada anak. Imunologi mulai
dipakai untuk menegakkan diagnosis penyakit pada anak. Vaksin tuberculosis
ditemukan pada tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan kemudian diketahui bahwa tidak hanya
mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang tidak hidup
pun dapat menginduksi kekebalan.
d. Alexander Yersin dan Roux
Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun1885, Von Behring
dan Kitasato menemukan antitoksin difteri pada binatang (1890). Sejak saat itu
dimulailah pengobatan dengan serum kebal yang diperoleh dari kuda dan imunologi
diterapkan dalam pengobatan penyakit infeksi pada anak. Pengobatan dengan serum
kebal ini di kemudian hari berkembang menjadi pengobatan dengan imunologi
spesifik atau globilin gama yang diperoleh dari manusia.
f. Metchnikoff
Pada tahun 1883, Metchnikoff sebenarnya telah mengatakan bahwa pertahanan
tubuh tidak saja diperankan oleh faktor humoral, tetapi leukosit juga berperan dalam
pertahanan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada waktu itu peran leukosit baru dikenal
fungsi fagositosisnya. Beliaulah yang menemukan sel makrofag. Sekarang kita
mengetahui bahwa sel makrofag aktif berperan pada imunitas selular untuk eliminasi
antigen. Baru pada tahun 1964, Cooper dan Good dari penelitiannya pada ayam
menyatakan bahwa sistem limfosit terdiri atas 2 populasi, yaitu populasi yang
perkembangannya bergantung pada timus dan dinamakan limfosit T, serta populasi
yang perkembangannya bergantung pada bursa fabricius dan dinamakan limfosit B.
Tetapi pada waktu itu belum dapat dibedakan antara limfosit T dan limfosit B.
Limfosit T berperan dalam hipersensitivitas lambat pada kulit dan penolakan jaringan,
sedangkan limfosit B dalam produksi antibodi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang system pertahanan tubuh.
Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti
pengecualian atau pembebasan. Isitlah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang
memiliki hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya.
Immunitas selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlinndungan
dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas
yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak
jaman dulu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj0zraOvKXnAhUn63MBHXt
-AQEQFjAJegQIAxAB&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdocument%2F150089441%2FPengertian-
imunologi&usg=AOvVaw20WSoV38iR0QELnfE-YfjE
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=2ahUKEwj0zraOvKXnAhUn63MBHXt-
AQEQFjAHegQICBAB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F29184857%2FMakalah_imunologi&usg=AOvVaw0AvBeIVnOMn3pVcGJ4K0N_
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=2ahUKEwjl7YGunKbnAhUI63MBHfnYD7oQFjADegQIAx
AB&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F25249868%2FSejarah_and_Konsep_Imunologi&usg=AOvVaw2sxeEhk8MLwl_bxdViIBv1
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiYn_m_vqXnAhWB_XMBHc
LxDycQFjACegQIAhAB&url=https%3A%2F%2Fchildrenallergyclinic.wordpress.com
%2F2009%2F03%2F22%2Fsejarah-imunologi%2F&usg=AOvVaw1-NERwKIleFffrEFi6l2bi