Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA KLINIK II

NON PROTEIN NITROGEN

Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Tingkat /Semester : II / 4B
1. A’innayah Nuralifah
2. Jihan Susanti
3. Muhammad Ahli Tauhid
4. Nurul Safitri
5. Qois Fauzan
6. Shinta Prawidya N
7. Zelina Nurul A

AKADEMI ANALIS KESHATAN AN NASHER

Jl. Pp Tarbiyatul Banin Kaliwadas, Cirebon 45611, Jawa Barat. Telp / fax 0231- 322919

TAHUN 2019
0|Page
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat,hidayah dan
inayah-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Non
Protein Nitrogen”.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenaiNon
Protein Nitrogen, baik pengertian dari Non Protein Nitroogen tersebut, jenis, fungsi, nilai
normal, tujuan pemeriksaan, interpretasi hasil, dan prosess terbentuknya “Non Protein
Nitrogen”.

Terkait dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun penyusunan kata.Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca karena sesungguhnya kamipun masih dalam tahap pembelajaran.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kami sendiri
maupun pembacanya.Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.

16 Maret 2019

Penyusun

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................1

Daftar Isi ..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................... 4

BAB II ISI ................................................................................................................5

2.1 Pengertian Non Protein Nitrogen ................................................................................... 5

2.2 Jenis Non Protein Nitrogen .............................................................................................. 6

2.2.1 Asam urat ................................................................................................................... 6

2.2.2 Kreatinin .................................................................................................................... 8

2.2.3 Ureum .......................................................................................................................... 9

2.2.4 Urea Clearance ........................................................................................................... 10

2.3 Interpretasi Hasil Non Protein Nitrogen.......................................................................... 12

2.3.1Ureum ........................................................................................................................... 12

2.3.2 Kreatinin ..................................................................................................................... 12

2.3.3 Asam Urat ................................................................................................................... 12

2.3.4 Ammoniak ................................................................................................................... 13

2.4 Proses Terbentuknya dan Metabolisme Umum dari Non Protein Nitrogen ................ 13

BAB III PENUTUP.................................................................................................15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15

3.2 Saran ...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ yang sangat penting di dalam tubuh kita, karena ginjal
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu menyaring darah dalam tubuh dan
mengekskresikan urin.

Setiap harinya pasti kita selalu mengeluarkana air kemih yang disebut urin tanpa
mengetahui proses yang terjadi sebelum air kemih itu di keluarkan, atau bagaimana darah
dalam nadi kita mengalir tanpa kita ketahui apakah darah itu disaring pada saat dialirkan.

Kelompok bahan kimia mengacu kepada senyawa berberat molekul rendah yang
mengandung nitrogen dan dibedakan dari protein. Non protein Nitrogen (NPN) mencakup
ureum, kreatinin, asam urat, amonia, dan asam amino. Senyawa-senyawa ini adalah produk
sampingan dari metabolisme protein atau asam nukleat. Senyawa ini terdapat dalam
konsentrasi miligram/desiliter atau kurang karena cepat dikeluar melalui urine. Dahulu,
sebelum tersedianya analisis spesifik-enzim, pengukuran NPN digunakan sebagai indeks
fungsi ginjal. Namun, dengan tersedianya pemeriksaan modern untuk masing-masing
senyawa tidak lagi diperlukan penentuan NPN.

Dalam jaringan hidup, nitrogen terdapat sebagai protein dalam jumlah relatif besar dan
sebagai non protein nitrogen (NPN) dalam jumlah relatif kecil. Protein adalah suatu senyawa
polimer yang tersusun dari asam amino melalui ikatan peptida. NPN terdiri dari senyawa-
senyawa nitrogen seperti asam amino bebas, alkaloid, nitrat, urea, dan sebagainya. Protein
dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal
dari tumbuhan disebut protein nabati.

Adanya NPN dalm bahan makanan yang kaya protein perlu diketahui untuk memberi
gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari bahan makanan tersebut. Pada umumnya NPN yang
terdapat dalam bahan makanan mentah hanya sedikit dibandingkan dengan kandungan
proteinnya. Jadi nilai gizi dari bahan mentah sebenarnya tidak begitu dipengaruhi oleh
adanya NPN tersebut.

3|Page
Pada bahan makanan yang telah mengalami perubahan-perubahan baik karena
pengaruh kondisi dari luar ataupun karena proses pengolahannya kemungkinan sekali NPN
nya semakin bertambah, tergantung pada cara pengolahan yang telah diterapkan. Hasil
penguraian protein pada proses pengolahan dapat terjadi sampai asam amino bebas yang
tidak mempunyai nilai gizi lagi. Sehingga penentuan kadar NPN dalam bahan makanan yang
telah diproses penting sekali untuk mengetahui nilai gizi yang sebenarnya tersedia dalam
bahan makanan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen?
2. Apa saja yang termasuk jenis dari Non Protein Nitrogen?
3. Apa peranan / fungsi Non Protein Nitrogen?
4. Berapa nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen?
5. Bagaimana interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen?
6. Bagaimana proses terbentuknya dan metabolisme umum dari Non Protein Nitrogen?
7. Bagaimana tes laboratorium teradap ureum, kreatinin, asam urat, dan urea clearence ?
8. Penyakit apa yang disebabkan apabila kelebian kadar ureum, kreatinin,asam urat, dan
urea clearence dalam darah?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Non Protein Nitrogen.
2. Untuk mengetahui jenis dari Non Protein Nitrogen.
3. Untuk mengetahui peranan / fungsi Non Protein Nitrogen.
4. untuk mengetahui pemeriksaan ureum, kreatinin, asam urat,dan ureaclearence
5. Untuk mengetahui nilai normal dari tiap jenis Non Protein Nitrogen.
6. Untuk mengetahui interpretasi hasil dari Non Protein Nitrogen.
7. Untuk mengetahui proses terbentuknya dan metabolisme umum dari Non Protein
Nitrogen.
8. untuk mengetahui pengaruh akan kelebihan kadar urea, kreatinin, asam urat, dan urea
clearance terhadap tubuh

4|Page
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Non Protein Nitrogen
Non Protein Nitrogen (NPN) adalah senyawa – senyawa nitrogen bukan protein
yang berasal dari katabolisme protein dan asam nukleat. NPN yang terdiri dari senyawa-
senyawa nitrogen seperti asam amino bebas, alkaloid, vitamin, nitrat, dsb. Selama proses
pengolahan bahan makanan, protein dapat terurai menjadi NPN berupa senyawa peptida,
asam amino bahkan menjadi amonia, tergantung pada cara pengolahan yang diterapkan
(Silalahi, 1994).
NPN merupakan senyawa bukan protein yang mengandung nitrogen seperti asam
amino bebas, asam nukleat, amonia, urea, trimetilamina (TMA) , dimetilamina (DMA),
nitrat dll. Asam amino bebas yang terdapat dalam jaringan hidup merupakan hasil residu
dari sintesis protein yang kemungkinan hasil degradasi dari protein. Sedangkan dari asam
amino bebas ini dapat terbentuk senyawa-senyawa NPN lainnya merupakan hasil
deaminasi atau dekarboksilasi dari asam amino bebas, yang dikatalis oleh enzim-enzim
tertentu (Silalahi, 1994).
Adanya NPN dalam bahan makanan yang kaya protein perlu diketahui untuk
memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dari bahan makanan tersebut. Pada
umumnya NPN yang terdapat dalam bahan makanan segar hanya sedikit dibandingkan
dengan kandungan proteinnya. NPN yang terdapat dalam bahan tersebut biasanya berasal
dari asam amino bebas yang kemungkinan merupakan hasil degradasi proteinnya
ataupun residu dari sintesis protein yang tidak jadi. Pada bahan makanan yang telah
mengalami perubahan karena proses pengolahannya kemungkinan sekali NPN-nya
semakin bertambah. Banyak senyawa – senyawa amina yang dapat terbentuk dari asam-
asam amino bebas, seperti amonia sebagai hasil deaminasi asam amino bebas (Tarigan,
1983). Jadi penentuan kadar NPN dalam bahan makanan yang telah diproses penting
sekali untuk mengetahui nilai gizi yang sebenarnya tersedia dalam bahan makanan
tersebut (Ngili, 2009).

5|Page
2.2 Jenis Non Protein Nitrogen

Dalam plasma terdapat lebih dari 15 macam zat NPN, antara lain :

2.2.1 Asam urat

Asam Urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein atau
dari peguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya dibuang melalui
ginjal, feses atau keringat. Penyakit yang timbulkan asam urat.
Biasanya 25 persen orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit
gout. Itu disebut awal stadium, asimtomatik, tanpa gejala. Pada setiap orang berbeda-
beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang
muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

Artristis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul


berulang-ulang. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah pembengkakan,
kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi
mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.

Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai tiga tahapan. Tahap
pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami
serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan
dalam waktu 5-7 hari.

Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo


atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan
pemeriksaan lanjutan.

Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita


terserang penyakit gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh
sendiri, sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu
disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan pertama
kali ini akan hilang sendiri.

Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada
keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu
antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang
sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1-2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout akut atau
menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.

Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intemiten. Setelah
melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan
memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita
akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan

6|Page
serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin
panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini
terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini
akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan
banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi
Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam
darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena
saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya
batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.

Pemeriksaan Asam Urat :


A. Pra Analitik
Pra analitik meliputi persiapan pasien, dan pengambilan sampel. Pada pemeriksaan asam
urat tidak dibutuhkan adanya persiapan sampel yang khusus seperti halnya pada
pemeriksaan glukosa darah.

B. Analitik
Prosedur kerja

Bahan Blanko Standar Sampel

1. Larutan kerja 1000 µL 1000 µL 1000 µL


2. Larutanstandar - 20 µL -
3. Sampel - - 20 µL
4. H2O 20 µL - -

Campur dan inkubasi selama 5-30 menit pada 30 0c , baca pada spektrofotometer
dengan panjang gelombamg λ 546 nm.

C. Pasca Analitik
Pada pasca analitik meliputipembacaan hasil
Nilai rujukan
Laki-laki : 3,4-7,0 mg/dl
Wanita : <5,7mg/dl
Anak : 2,5-5,5 mg/dl
Lansia : 3,5-8,5 mg/dl

7|Page
2.2.2 Kreatinin

Kreatinin adalah hasil akhir dari metabolisme keratin. Penyakit yang


ditimbulkan akibat kelebihan kadar kreatinin yaitu gagal ginjal, penyakit ini dapat
dibantu diagnosis dengan melihat hasil tes laboratorium disamping pemeriksaan
penunjang lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Fungsi utama ginjal adalah
membersihkan darah dari sisa-sisa hasil metabolisme tubuh yang berada di dalam darah
dengan cara menyaringnya. Jika kedua ginjal gagal menjalankan fungsinya (tahap akhir
penyakit ginjal), sisa-sisa hasil metabolisme yang diproduksi oleh sel normal akan
kembali masuk ke dalam darah (uremia). Gagal ginjal bisa terjadi jika terdapat gangguan
pada pembuluh darah vena atau sistem penyaringannya. Namun, bisa juga berasal dari
masalah-masalah kesehatan yang lain, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes atau
adanya masalah dengan sistem penyaringan pada ginjal (seperti pada keadaan
glomerulonefritis atau penyakit ginjal polikistik). Pada kasus lainnya juga ditemukan
adanya masalah pada saluran kemih.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar fungsi ginjal tidak bertambah
parah, yakni:

1. Mengkonsumsi makanan rendah protein. Tubuh memerlukan protein untuk


membentuk otot. Tapi bagi penderita penyakit ginjal, kelebihan protein menyebabkan
gang-guan pada proses filtrasi atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa
hasil metabolisme protein dalam darah. Anda dapat mencegah hal ini dengan
mengkonsumsi makanan rendah protein.
2. Mengkonsumsi sedikit garam. Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan
cairan dalam tubuh Anda. Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda
membeli makanan, periksalah label makanan carilah makanan yang mempunyai
kandungan natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan, gunakan saus yang berkadar
natrium rendah, dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung kalium.
3. Tidak minum terlalu banyak. Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan
cairan yang masuk dan ke luar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka
akan terjadi masalah pada pembentukan urine. Anda harus membatasi konsumsi air.
Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon untuk membasahi bibir yang kering, minumlah hanya
untuk mengatasi haus, dan jika Anda menderita diabetes, jagalah kadar gula Anda, agar
Anda tidak merasa terlalu haus.
4. Tidak mengkonsumsi fosfat. Makanan dari produk susu, kacang-kacangan yang
dikeringkan dan coklat mengandung banyak fosfat. Jika banyak mengkonsumsi makanan
ini, maka kadar fosfat dalam darah meningkat dan menyebabkan tulang menjadi lebih
rapuh.
A. Pra Analitik

Meliputi persiapan pasien,pengambilan sampel dan penyiapan alat dan bahan.

B. Analitik

Meliputi prosedur kerja

8|Page
Tes Standar Blanko
1. Filtrat 3 ml - -

2. standar Kerja - 1,5 ml -

3. NaOH 0.5 ml 0.5 ml 0.5 ml

4. Asam Pikrat 0.5 ml 0.5 ml 0.5 ml

5. Aquadest - - 3 ml

Dicampur,lalu dibaca pada spekterofotometer dengan panjang λ 520 nm.

C. Pasca Analitik

Meliputi hasil pemeriksaan

Nilai Normal :

Pada Laki – Laki = 0,9 – 1,5 / 100 ml

Pada Wanita = 0,8 – 1,2 / 100 ml

2.2.3 Ureum

Ureum adalah merupakan hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung
nitrogen. Hal ini dinyatakan dengan meningkatnya jumlah urea padaurea dalam darah
yang menjadi sumber sebagai hyperuremia atau azotemia.

Pemisahan paralel dari urea dan kreatinin yang ditunjukan untuk membedakan
antara prerenal dan post-renal azotemia. Pre-renal azotemia disebabkan oleh dehidrasi
(kekurangan air), menurunnya katabolisme protein, pembersih cortisol, atau
berkurangnya perfusi renal, penyebab utama bertambahnya jumlah urea, dimana
jumlah creatin tidak seperti jarak semula pada aotemia post-renal, disebabkan oleh
terhalangnya saluran kencing.

Metode klasik untuk pemeriksaan urea memerlukan konversi menjadi ammonia oleh
enzim urease yang spesifik dan pengukuran ammonia. Suatu metode kolori meter
berdasarkan atas reaksi dengan diasetil monoksida yang sering dipakai.

Urea plasma bertambah dengan bertambahnya usia walaupun tanpa penyakit ginjal
yang bisa dideteksi, walau perubahan ini jelas karena perubahan fungsi ginjal.
Konsentrasi juga sedikit lebih tinggi pada laki-laki, satu makanan protein tidak

9|Page
meningkatkan kadar urea plasma secara bermakna. Urea plasma puasa lebih tingi pada
diet tinggi protein dari pada diet rendah protein.

A. Pra Analitik

Meliputi persiapan pasien,pengambilan sampel dan penyiapan alat dan bahan.

B. Analitik

Meliputi prosedur kerja

R1 & R2 = 4: 1 (800 µL : 200 µL)

Blanko Standar Sampel


1. Larutan kerja (R1 & R2) 1000 µ 1000 µL 1000 µL
2. Larutan standar L 10 µL -
3. Sampel - - 10 µL
4. H2O - - -
10 µL

Dicampur,lalu dibaca pada spekterofotometer dengan panjang λ 340 nm.

C. Pasca Analitik

Meliputi hasil pemeriksaan

Nilai Normal : 1,7 – 8.3 mmol/L (10 – 50 mg/dL)

2.2.4 Urea Clearance

Fungsi urea clearance yaitu mengukur fungsi glomeruli, karena ureum melalui
glomeluri itu. Tetapi nilai urea clearance tidak boleh dipandang sama dengan nilai
glomerular filtration, karena sebagian dari ureum itu dalam tubuh mendifusi kembali
kedalam darah. Banyaknya ureum yang mendifusi kembali ikut ditentukan oleh besarnya
urea.

Pemeriksaan pada Urea Clearence

A. Pra Analitik

Kirakira setengah jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien disuruh minum aior atau
the sebanyak 400-500 ml .

B. Analitik

10 | P a g e
 Pada saat pemriksaan, dimulai pada saat pasien kencing (misalkan P). Pada saat
kencing yang pertama ini,urin pasien dibuang.

 Kira-kira 1 jam kemudian diambil5 ml darah fena dari penderita.

 Kemudian pada saat pasien kencing(misalkan P+2), uri9n pasien ditampung dan
disimpan untuk pemeriksaan. Catatlah tepat dengan menit waktu itu.

 Ukurlah tinggi dan berat badan pasien.

 Tentukan volume urin yang dikeliarkan tadidan tentukan pula kadarureum urin.

 Kadar ureum darah juga dipastikan.

C. Pasca Analitik

Rumus perhitungan nilai ureum clearance:

U /B X V = UREA CLEARENCE (ml/menit)

Dik:

U = kadar ureum dalam urin

B = kadar ureum dalam darah

V = diuresa disebut dengan ml/menit

Nilai normal:

64-99 ml/mn

11 | P a g e
2.3 Interpretasi Hasil Non Protein Nitrogen

2.3.1 Ureum

 Peningkatan kadar urea (uremia) disebabkan gagalnya mekanisme yang bekerja


sebelum filtrasi oleh glomerelus, gagal ginjal yang kemudian menyebabkan gangguan
ekskresi urea, obstruksi saluran kemih dibagian bawah ureter, kandung kemih,atau uretra
yang menghabat ekskresi urin.
 Penurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat, karsinoma
payudara yang sedang dalam pengobatan dengan androgen yang intensif, pada akhir
kehamilan, dan malnutrisi protein jangka panjang.

2.3.2 Kreatinin

 Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan gagal ginjal akut, gagal ginjal
kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, neferopatik diabetik, hipertensi esensial,
dehidrasi, leukimia, dan lain-lain.
 Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada distropi otot tahap akhir dan
miasthenia gravis.

2.3.3 Asam Urat

Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mememonitor fungsi ginjal, tanda gout atau
gejala leukimia.
 Kadar asam urat turun pada pasien yang diterapi dengan obat yang bersifat uricosuric
(zat yang meningkatkan ekskresi asam urat dalam urine sehingga mengurangi
konsentrasi asam urat dalam plasma).
 Kadar asam urat meningkat pada orang dengan senyawa purin berlebih, konsumsi
alkohol berlebih, berat badan berlebih, gangguan fungsi ginjal,penyakit degeneratif
(hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus), konsumsi obat seperti diuretic
(peluruh air kencing) dan aspirin (pencegah serangan jantung). Asam urat juga dapat
meningkat dikarenakan faktor genetik, pada pria usia diatas 30 tahun dan wanita yang
telah menopause.

12 | P a g e
2.3.4 Ammoniak

Kadar ammoniak meningkat pada serosis hati dengan ensefalopati (ensefalopati


hepaticum) adalah suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-
zat racun di dalam darah yang dalam kadaan normal dibuang ke hati.

2.4 Proses Terbentuknya dan Metabolisme Umum dari Non Protein Nitrogen.

 Siklus Amoniak dibentuk dari glutamat. Glutamat mengalami deaminasi oksidatif


oleh aktivitas L-glutamat dehidronase, yang memerlukan NAD+ sebagai molekul
penerima. Enzim ini terdapat hanya dalam mitrokondria yaitu pada matrixnya. Glutamat
dehidronase menyebabkan terbentuknya hampir semua amonia didalam jaringan karena
glutamat merupakan satu-satunya asam amino dengan gugus -amino yang dapat secara
langsung dilepaskan.
 Siklus urea dimulai dari amonia bebas yang terbentuk segera dipergunakan bersama-
sama dengan karbondioksida yang dihasilkan didalam mitrokondria oleh respirasi, untuk
membentuk karbamoil fosfat didalam matriks, pada suatu reaksi yang bergantung pada
ATP yang dikatalisis oleh enzim karboil fosfat sintetase I. Korbamoil fosfat sintetase I
merupakan enzim pengatur. Enzim ini memerlukan N-asetilglutamat sebagai modulator
positif atau perangsangnya. Pada tahap selanjutnya korbamoit fosfat memberikan gugus
karbomoilnya kepada ornitil untuk membentuk sitrolil dan membebaskan fosfatnya.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan argininosuksinal sintese. Pada tahap selanjutnya
argininnosuksinat segera terurai oleh argininosuksinat liase untuk membentuk arginin
dan fumarat bebas. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim
argininosuksinase.Suatu enzim hati dan jaringan ginjal. Fumarat yang dibentuk dapat
dikonversi jadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat dehdrogenase dan
selanjutnya ditransaminasi untu membentuk kembali aspartat sedangkan arginin dibelah
menjadi ornitin dan urea.
 Siklus asam urat dimulai dari mengonsumsi zat yang mengandung purin yang secara
berlebihan kemudian zat purin yang banyak ini masuk ke dalam tubuh melalui
metabolisme berubah menjadi asam urat. Kelebihan kadar asam urat dalam tubuh dapat
menyebabkan ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat tersebut. Kemudian
kristal asam urat yang berlebih menumpuk dipersendian akibatnya sendi menjadi
membengkak,nyeri,meradang panas dan kaku.

13 | P a g e
 Siklus kreatinin reaksi pertama adalah proses transamidanasi dari arginin menjadi
glisin untuk membentuk glikosiamina proses ini terjadi didalam ginjal. Reaksi kedua
adalah metilasi glikosiamin oleh metionin dalam hati menjadi fosfokreatin. Reaksi
terakhir dalah reaksi nonenzimatik didalam otot untuk merubah fosfokreatin menjadi
kreatin. Kreatin dan fosfokreatin otot dirubah secara nonenzimatik menjadi kreatinin
yang nantinya akan berdifusi keluar sel dan di ekresikan oleh ginjal.

14 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapt diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Asam urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein atau
dari peguraian senyawa purin (sel tubuh yang rusak)
2. Kreatinin adalah hasil akhir dari metabolisme keratin. Penyakit yang ditimbulkan
akibat kelebihan kadar kreatinin yaitu gagal ginjal

3. Ureum adalah merupakan hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung
nitrogen.

4. Penyakit yang diakibatkan karena kelebihan urem, kreatinin, asam urat yaitu gagal
ginjal

Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200
ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat
tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya
terbentuk 1 ml urin per menit.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui
kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai
organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.

3.2 Saran

Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita
senantiasa selalu menjaga kesehatan dan pola hidup kita dimana salah satunya jangan
mengkonsumsi alkohol dan minuman lainnya yang dapat merusak kesehatan ginjal.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Ganda soebrata. R . 1967. penuntun laboratorium klinik. Dian Rakyat. Jakarta.

Hardjoeno.H. 2006. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium. Hasanuddin University Press.


Makassar.

Irianto, Kusm, DRS . 2004. struktur dan fungsi tubuh manusia para medis. PT. Yrama Widya.
Bandung.

Jurnal Praktikum Kimia Klinik II

labkesehatan.blogspot.com/2010/03/kreatinin-darah-serum.html?m=1

perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-tahapan-dan-proses-siklus-urea-pada-
manusia-dan-hewan.html?m=1

yazhid28bashar.blogspot.co.id/2013/10/makalah-senyawa-non-protein.html?m=1

www.academia.edu/13649304/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_KLINIK_PENGUJIAN_
KADAR_UREUM_DENGAN_METODE_BERTHOLET_OLEH_KELOMPOK_1_GOLON
GAN_II

khikymarssy.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biokimia-asam-amino.html?m=1

indahdjumati95.blogspot.co.id/2013/01/makalah-biokimia-asam-amino.html?m=1

labkesehatan.blogspot.co.id/2010/03/ureum-darah-serum.html?m=1

www.ebiologi.com/2015/10/sistem-ekskresi-hati-fungsi-hati-alat.html?m=1

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai