Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRATIKUM

HEMATOLOGI
“Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Mata Kuliah Hematologi”

Dosen Pengampu : 1. Dr. drg. I Gusti Ayu Dharmawati, M.Biomed.


2. Ni Nyoman Astika Dewi, M.Biomed.
3. Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed
4. I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, S.ST., M.Si.
5. Surya Bayu Kurniawan, S.Si.
6. I Ketut Adi Santika, A.Md.AK

Oleh :

NAMA : I MADE KRISNA PARAMARTHA


NIM : P07134220069
KELAS : 3B/STR

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

diberikan kesempatan untuk mengikuti praktikum Hematologi dengan

lancer. Sehingga kali ini saya dapat menyusun Laporan Praktikum

Hematologi sebagai syarat pemenuhan tugas praktikum mata kuliah

Hematologi. Saya menyadari penyusunan laporan ini tidak sepenuhnya

sempurna, maka dari itu saya memohon maaf dan memohon kritik dan

saran yang mendukung dari dosen pengampu mata kuliah ini agar

nantinya kualitas penyusunan laporan atau makalah yang akan saya

kerjakan dapat meningkat. Semoga laporan yang saya susun ini dapat

bermanfaat bagi pembaca nantinya. Akhir kata saya ucapkan terima

kasih

Denpasar, 30 November 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM
HEMATOLOGI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) ................................................................. 4
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN (SAHLI) ............................................................... 7
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN (CYANMET)…………………………………….10
PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT ............................................................................... 12
HITUNG RETIKULOSIT ................................................................................................... 14
HITUNG ERITROSIT ........................................................................................................ 18
HITUNG TROMBOSIT ...................................................................................................... 22
HITUNG LEUKOSIT ......................................................................................................... 25
INDEKS ERITROSIT ......................................................................................................... 29

III
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)
(METODE WESTERGREEN)

I. Acara Pratikum : Pemeriksaan Laju Endap Darah (Metode Westergreen)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Spesimen darah yang telah dihomogenkan dengan antikoagulan (EDTA)
dituangkan ke dalam tabung westergreen dan diletakkan pada rak westergreen
kemudian ditunggu selama 1 jam untuk menentukan LED-nya.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah Westergreen
V. Dasar Teori
Laju Endap Darah (LED) atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit mengendap dalam
darah yang tidak membeku (darah berisi antikoagulan) pada suatu tabung
vertikal dalam waktu tertentu. Laju Endap Darah (LED) pada umumnya
digunakan untuk mendeteksi dan memantau adanya kerusakan jaringan,
inflamasi dan menunjukkan adanya penyakit (bukan tingkat keparahan) baik
akut maupun kronis, sehingga pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) bersifat
tidak spesifik tetapi masih digunakan untuk membuat perhitungan kasar
mengenai proses penyakit sebagai pemeriksaan screening (penyaring) dan
memantau berbagai macam penyakit infeksi, autoimun, keganasan dan berbagai
penyakit yang berdampak pada protein plasma.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung atau Pipet Westergreen
- Tabung reaksi/serologis 5 ml
- Rak Westergreen
- Push ball
Bahan :
Darah vena dengan antikoagulan EDTA. 1 mg untuk tiap 1 ml darah. Perlu
diencerkan dengan NaCl 0,9% (4 volume darah : 1 volume NaCl 0,9%)
VII. Cara Kerja

4
1. Pipet NaCl 0,9% dengan pipet Westergreen sampai skala 150, kemudian
masukkan ke dalam tabung serologis.
2. Sampel darah dengan antikoagulan EDTA dihisap dengan pipet Westergreen
hingga tanda 0 lalu masukkan ke dalam tabung serologis yang telah berisi NaCl
0,9% tadi.
3. Campur isi tabung Westergreen dengan cara menyedot dan meniup beberapa
kali sehingga tercampur baik.
4. Campuran larutan dalam tabung Westergreen kemudian dihisap dengan pipet
Westergreen sampai skala 0, kemudian letakkan pipet Westergreen tegak lurus
pada rak Westergreen.
5. Baca tinggi lapisan plasma pada pengendapan yang terjadi selama 1 jam
pertama sebagai hasil LED.
VIII. Nilai Rujukan
- Laki-laki = s/d 10 mm/jam
- Perempuan = s/d 15 mm/jam
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Dewa Ayu Pradnyani Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 30 mm/jam
X. Pembahasan
Laju Endap Darah (LED) atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku
dengan satuan mm/jam.LED yang normal dapat member petunjuk
kemungkinan tidak adanya penyakit organ yang serius. Sebaliknya, pada LED
yang tidak normal, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain untuk
menentukan diagnosis pasti. LED adalah jenis pemeriksaan yang bersifat tidak
spesifik, artinya LED bias meningkat pada semua penyakit atau dalam keadaan
patologi bila terjadi peradangan, degenerasi, atau nekrosis jaringan (Kiswari,
2014). Proses sedimentasi eritrosit digambarkan dalam tiga fase: agregasi,
endapan, dan packing, agregasi adalah fase yang paling berpengaruh dalam
menentukan hasil dari tes. Kadar normal pemeriksaan ini yaitu laki laki 0 – 10
mm/jam dan pada wanita 0 - 15 mm/jam dengan metode westergreen. Sehingga,

5
pada pemeriksaan kali ini, Probandus atas nama Dewa Ayu Pradnyani Putri
mendapatkan hasil 30 mm/jam yang berarti ditetapkan sebagai hasil yang tinggi.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus didapatkan hasil yang tinggi
yaitu dengan hasil 30 mm/jam, karena nilai normal LED metode Westergreen
pada perempuan adalah 0-15 mm/jam.

6
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN
(CARA SAHLI)

I. Acara Pratikum : Penetapan Kadar Hemoglobin (cara Sahli)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCl 0.1 N, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visuil dengan standard permanent
dalam alat Haemometer.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Sahli
V. Dasar Teori
Haemoglobin adalah komponen molekul protein sel darah merah yang
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Pada haemoglobin terdapat zat besi
yang membuat darah berwarna merah. Zat besi merupakan bahan pembuat sel
darah merah. Haemoglobin diukur secara kimiawi serta jumlah Hb per 100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen dalam darah
(10). Kadar haemoglobin adalah ukuran pigmenrespiratorik yang terdapat
dalam sel-sel darah merah, digunakan sebagai parameter terjadinya anemia.
Haemoglobin dapat diukur dengan berbagai metode antara lain metode sahli,
metode oksihemoglobin dan metode sianmethemoglobin.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Haemometer/Haemoglobinometer
- Pipet haemoglobin
- Batang pengaduk
- Vial
- Pembersih tabung
- Tabung pengencer
- Standar warna permanen
Spesimen :
- Darah Vena (antikoagulan EDTA)
Reagen :
- Aquadest
- HCL 0.1 N

7
VII. Cara Kerja
1. Larutan HCl 0,1 N dimasukkan kedalam tabung pengencer hemometer
sampai tanda 2 gr%.
2. Sampel darah dihisap dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 20 cmm
atau 0.02 ml.
3. Hapus darah yang melekat pada luar ujung pipet dengan tissue/kertas saring.
4. Lalu darah dipindahkan dari pipet kedalam dasar tabung pengencer yang
sudah berisi HCl 0,1 N.
5. Angkat pipet sedikit, lalu isap bagian atas dari asam HCl yang jernih itu
kedalam pipet sahli, bilas 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah yang masih
tertinggal dalam pipet sahli.
6. Campur isi tabung atau homogenisasi agar darah dan asam bersenyawa,
warna campuran menjadi coklat tua. Kemudian ditunggu selama 5 - 10 menit
untuk pembentukan asam hematin.
7. Tambahkan aquadest setetes demi setetes sembari diaduk dengan batang
pengaduk hingga warna menunjukkan persamaan dengan standart permanet
yang tersedia.
8. Bacalah meniskus bawah larutan (karena larutan berwarna namun tetap
bening) dan tetapkan kadar hemoglobin dan nyatakan dalam g% (g/dl).
VIII. Nilai Rujukan
Nilai normal kadar hemoglobin untuk usia dewasa adalah :
- Laki-laki : 13,0 - 18,0 gr%
- Perempuan : 12,0 - 16,0 gr%
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Dhea Amanda Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 13,0 gr%
X. Pembahasan
Dalam metode sahli adalah metode pemeriksaan haemoglobin yang
dilakukan secara visual. Pemeriksaan haemoglobin dengan cara darah
diencerkan dengan larutan HCl agar haemoglobin berubah menjadi asam
hematin, kemudian dicampur dengan aquadest hingga warnanya sesuai dengan
warna standar. Hasil pengukuran untuk menyimpulkan anemia atau tidak akan

8
terlihat dari angka di tabung pengukurnya. Metode ini memiliki subjektifitas
yang tinggi, misalnya dalam membandingkan warna hasil dengan warna standar.
Kadar normal hemoglobin untuk pria dewasa adalah 13,0 – 18,0 gr% dan untuk
perempuan dewasa adalah 12,0 – 16,0 gr%. Berdasarkan hasil praktikum
didapatkan hasil kadar hemoglobin probandus adalah 13,0 gr% dengan atas
nama Dhea Amanda Putri, dengan jenis kelamin perempuan berumur 19 tahun
dan dinyatakan bahwa kadar hemoglobin probandus adalah normal.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus didapatkan hasil normal
dengan hasil 13,0 gr%, karena nilai normal kadar Hemoglobin perempuan
adalah 12,0 – 16,0 gr%.

9
PENETAPAN KADAR HEMOGLOBIN
(CARA CYANMET)

I. Acara Pratikum : Penetapan Kadar Hemoglobin (Cyanmet)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Berdasarkan derivat - derivat Hemoglobin didalam darah kecuali
verdoglobin (sulphaemoglobin) diubah secara kuantitatif menjadi hemoglobin
Cyanide (Sianmethemoglobin) dengan memakai suatu larutan pereaksi yang
berisi kalium sianida (KCN) dan kalium ferrisianida (K3Fe(CN)6). Absorbansi
larutan diukur pada panjang gelombang 546 nm dan faktor 36,77.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah metode Cyanmet
V. Dasar Teori
Hemoglobin mempunyai berat molekul penyusun 64.450 dan
merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida, dimana pada
tiap polipeptida melekat pada gugus heme. Heme adalah suatu turunan porfirin
yang mengandung besi (Fe). Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai
bagian dari globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin
ini sebagai alat transportasi O2 serta membawa hasil akhir proses respirasi CO2.
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin.Diantara metode pemeriksaan
hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling
sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
cyanmethemoglobin
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Haemometer/Haemoglobinometer
- Pipet haemoglobin
- Batang pengaduk
- Vial
- Pembersih tabung
- Tabung pengencer
- Spektrofotometer/ Fotometer
- Cuvet

10
Spesimen :
- Darah Vena (antikoagulan EDTA)
Reagen :
- Larutan Drabkins (NaHCO3 1 g, K3Fe(CN)4 200 mg, KCN 50 mg, aquadest
1 liter , pH 8,6)
VII. Cara Kerja
1. Masukkan 5 ml larutan Drabkins ke dalam tabung reaksi.
2. Pipet darah yang diperiksa sebanyak 0,02 ml dengan pipet Hb.
3. Bilas pipet dengan campuran pereaksi, homogenkan dengan cara memutar
tabung diantara telapak tangan
4. Selanjutnya baca absorbansinya pada fotometer dengan panjang gelombang
546 nm (Absorbance maximum)
VIII. Nilai Rujukan
Nilai normal kadar hemoglobin untuk usia dewasa adalah :
- Laki-laki : 13,0 - 18,0 gr%
- Perempuan : 12,0 - 16,0 gr%
IX. Hasil
Nama probandus : Dhea Amanda Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 8,0 gr%
X. Pembahasan
Kadar normal hemoglobin untuk pria dewasa adalah 13,0 – 18,0 gr%
dan untuk perempuan dewasa adalah 12,0 – 16,0 gr%. Berdasarkan hasil
praktikum didapatkan hasil kadar hemoglobin probandus adalah 8,0 gr% atas
nama Dhea Amanda Putri, dengan jenis kelamin perempuan berumur 19 tahun
dan dinyatakan bahwa kadar hemoglobin probandus adalah dibawah normal.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus didapatkan hasil dibawah
normal yaitu dengan hasil 8,0 gr% dan dapat diindikasikan adanya anemia,
karena nilai normal kadar Hemoglobin perempuan dewasa adalah 12,0 – 16,0
gr%

11
PENETAPAN NILAI HEMATOKRIT
(MIKROMETODE)

I. Acara Pratikum : Penetapan Nilai Hematokrit (HCT)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Apabila darah disentrifuge dengan metode microhematocrit, sel – sel
yang lebih berat (Eritrosit) akan turun kedasar tabung (mampat), sedangkan sel
– sel yang lebih ringan seperti buffycoat (Leukosit dan Trombosit) berada diatas
sel – sel yang berat tadi. Kemudian Eritrosit yang sudah mampat dibaca pada
chart.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah mikrometode
V. Dasar Teori
Hematokrit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam persen.
Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit
terhadap volume seluruh darah yang dihitung dalam %. Hematokrit adalah nilai
yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah.
Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh
darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat
persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga nilai hematokritnya
juga meningkat.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Heparinized microhematocrit tube atau tabung mikrokapiler
- Centrifuge mikrohematokrit
- Seal/plastisin
Bahan :
- Darah kapiler atau darah vena (antikoagulan EDTA)
- Chart / Hematokrit Reader (Pembaca Hematokrit)
VII. Cara Kerja
1. Tabung microhematocrit diisi dengan sampel darah sebanyak 2/3 bagian
2. Salah satu ujung (yang tertutup darah) ditutup dengan seal.

12
3. Tempatkan tabung microhematokrit tadi pada centrifuge microhematokrit.
(dengan ujung pipet kapiler yang diseal menghadap ke luar)
Pusingkan dengan kecepatan 16000 rpm selama 3 – 5 menit.
4. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan Chart
5. Bila nilai hematokrit melebihi 50 %, pemusingan ditambah 5 menit lagi.
VIII. Nilai Rujukan
- Pria : 40 – 50 %
- Wanita : 38 – 47 %
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Dhea Amanda Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 38%
X. Pembahasan
Pada Pemeriksaan hematokrit menggambarkan perbandingan persentase
antara sel darah merah, sel darah putih dan trombosit terhadap volume seluruh
darah atau konsentrasi (%) eritrosit dalam 100mL/dL keselurahan darah. Untuk
evaluasi Anemia, jumlah & volume Eritrosit Kehilangan darah, Anemia
Hemolitik, Polycythemia.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus atas nama Dhea Amanda
Putri didapatkan hasil normal yaitu dengan hasil 38%, karena nilai normal
Hematokrit pada perempuan adalah 38 – 47 % .

13
HITUNG RETIKULOSIT

I. Acara Pratikum : Hitung Retikulosit


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Sel – sel Retikulosit adalah eritrosit muda mengandung sisa dari RNA
yang basophilic (berwarna biru). Materi yang berwarna biru ini akan tercat
secara supravital oleh cat tertentu seperti New Methylene Blue atau Brilliant
Cresyl Blue untuk membentuk suatu granula yang berwarna biru.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah sediaan basah
V. Dasar Teori
Retikulosit adalah sel darah merah yang imatur (muda), tidak berinti
merupakan bagian dari rangkaian pembentukan eritrosit di sumsum tulang. Sel
ini mempunyai jaringan organela basofilik terdiri dari RNA dan protoforpirin
(retikulum) yang dapat berupa endapan dan berwarna biru apabila dicat dengan
pengecatan biru metilin. Ribosom mempunyai kemampuan untuk bereaksi
dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue
untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru.
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa retikulosit didasarkan pada
temuan adanya protein RNA pada sitoplasma dari retikulosit. Sejak tahun 1940
sampai awal 1980 pemeriksaan retikulosit seluruhnya ditentukan dengan
pemeriksaan mikroskop pada hapusan darah tepi, dimana retikulosit diwarnai
dengan pewarna supravital walaupun metode ini relatif tidak akurat, lambat dan
lebih sederhana. Namun sejak tahun 80an mulai dikembangkan pemeriksaan
yang lebih canggih, lebih cepat, lebih akurat yaitu Flowcytometer yang
menggunakan pewarna berfloresensi spesifik dengan RNA. Alat ini dapat
menilai tingkat maturasi dari retikulosit dengan menghitung fraksi floresensi
dari retikulosit pada masingmasing regio baik pada floresensi rendah, floresensi
sedang maupun pada Intensitas floresensi tinggi. Hasil pemeriksaan dengan
menggunakan flowcytometer ini jauh lebih tepat dan akurat walaupun pada
kosentrasi retikulosit yang rendah.
Kadar retikulosit darah mencerminkan ukuran kuantitatif dari
eritropoiesis, sedangkan parameter retikulosit lebih memberikan informasi

14
kondisi tentang kualitas retikulosit. Jumlah dan karakteristik retikulosit dapat
merefleksikan aktifitas sumsum tulang, oleh karena itu pemeriksaan retikulosit
menjadi salah satu pemeriksaan dasar yang penting untuk penatalaksanaan
klinis beberapa penyakit. Pemeriksaan beberapa parameter baru dari retikulosit
banyak dipergunakan untuk menetapkan berbagai jenis anemia pada kondisi
klinis yang baru, seperti monitoring terhadap regenerasi eritroid setelah
pemberian kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang serta mengetahui
respon eritropoiesis setelah pemberian terapi eritropoietin
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Objek glass
- Cover glass
- Tabung serologis
- Mikroskop binokuler
- Mikropipet

Bahan :
- Darah vena dengan antikoagulan (EDTA).
Reagen :
Brilliant Cresyl Blue atau
New Methylene Blue (Colour Index 52030)
Larutan sitrat salin
VII. Cara Kerja
1. Satu tetes larutan brilliant cresyl blue dalam alkohol ditengah kaca obyek
dan biarkan sampai kering (kaca dengan bercak zat itu boleh disimpan untuk
menjadi persediaan yang dapat dipakai). Jika akan menggunakan larutan
brilliant cresyl blue dalam garam, langkah 1.adiganti dengan: Taruhlah 1 tetes
larutan zat warna tersebut diatas kaca obyek kemudian lanjutkan dengan
langkah 2.
2. 1 tetes darah kecil darah ditaruh pada bercak kering atau kearah tetes zat
warna, dan segera campur darah dan zat warna itu dengan memakai sudut kaca
obyek lain.
3. Tetes darah itu ditutup dengan kaca penutup
4. Lapisan darah dalam sediaan basah ini harus tipis benar.

15
5. Biarkan beberapa menit atau masukkan dalam cawan petri yang berisi kertas
saring basah jika pemeriksaan ditunda.
6. Tentukan berapa banyak reticulosit didapat antara 1000 eritrosit.
VIII. Nilai Rujukan
Jumlah Retikulosit biasanya dihitung dengan % atau perseribu eritrosit.
Nilai normal retikulosit adalah 0.5 – 1.5 % dari jumlah eritrosit. Dapat menyebut
jumlah eritrosit per µl darah. Nilai normal 25.000 – 75.000 reticulosit per µl
darah.
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Ni Komang Ayu Trisna Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 0,8 %
Lp. 1 Lp.2 Lp. 3 Lp. 4 Lp. 5 Lp. 6 Total

Retikulosit 1 - 3 2 1 1 8

Eritrosit 218 160 125 110 208 183 1004

Perihitungan:

X. Pembahasan
Pada pemeriksaan hitung retikulosit menggunakan metode sediaan
basah, hasil pemeriksaan probandus menunjukkan nilai 0,8%, dimana nilai
tersebut dikategorikan normal (Nilai normal retikulosit adalah 0.5 – 1.5 % dari
jumlah eritrosit).
Pemeriksaan retikulosit adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur jumlah sel darah merah muda dalam volume darah tertentu. Jumlah
dan karakteristik retikulosit dapat merefleksikan aktifitas sumsum tulang, oleh

16
karena itu pemeriksaan retikulosit menjadi salah satu pemeriksaan dasar yang
penting untuk penatalaksanaan klinis beberapa penyakit.
Pemeriksaan beberapa parameter baru dari retikulosit banyak
dipergunakan untuk menetapkan berbagai jenis anemia pada kondisi klinis yang
baru, seperti monitoring terhadap regenerasi eritroid setelah pemberian
kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang serta mengetahui respon
eritropoiesis setelah pemberian terapi eritropoietin. Jumlah retikulosit dihitung
pada mikroskop cahaya dengan perbesaran 100 x 10, dihitung minimal per 1000
eritrosit dalam lapang pandang lebih dari 10. Metode sediaan basah yang
digunakan memiliki kelebihan yaitu lebih mudah, ringkas dan waktu yang
diperlukan lebih singkat/efisien. Kelemahan metode sediaan basah adalah tidak
dapat disimpan dengan waktu yang cukup lama dan sel retikulosit bergerak
menyebabkan sel dapat terhitung ulang. Pada pemeriksaan retikulosit cara
manual sering terdapat beberapa sumber kesalahan, antara lain: (1) Volume
darah yang digunakan tidak sesuai dengan volume zat warna (2). Zat warna
tidak disaring akan mengendap di eritrosit sehingga tampak seperti retikulosit
(3). Waktu inkubasi campuran darah dan zat warna kurang lama (4). Tidak
menghomogenkan campuran zat warna dengan darah sebelum membuat sediaan
apus Retikulosit mempunyai berat jenis yang lebih rendah dari eritrosit sehingga
berada dibagian atas dari campuran. (5). Menghitung di daerah yang terlalu
padat (6). Jumlah eritrosit yang dihitung tidak mencapai 1000.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus atas nama Ni Komang Ayu
Trisna Putri didapatkan hasil normal yaitu dengan hasil 0,8%, karena nilai
normal retikulosit adalah 0,5 – 1,5 % dari jumlah eritrosit atau 25.000 – 75.000
retikulosit per mikro liter darah.

17
HITUNG ERITROSIT

I. Acara Pratikum : Hitung Eritrosit ( Red Blood Cell )


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan isotonis,
kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam
volume tertentu, dengan menggunakan faktor konersi jumlah eritrosit per µl
darah dapat diperhitungkan.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah metode manual dengan menggunakan bilik
hitung.
V. Dasar Teori
Eritrosit atau sel darah merah adalah salah satu komponen darah yang
bersifat padat. Eritrosit berbentuk seperti cakram atau bikonkaf dan tidak
mempunyai inti dengan ukuran 0,007 mm, tidak bergerak, berwarna kuning
kemerah-merahan. Eritrosit bersifat kenyal sehingga bisa berubah bentuk sesuai
pembuluh darah yang dilalui (Syaifudin, 2016).
Eritrosit berjumlah paling banyak dibandingkan sel-sel darah lainnya
yaitu kira-kira 5 juta eritrosit dalam satu mm3 darah, itu sebabnya darah
berwarna merah. Pembuatan eritrosit (hematopoiesis) terjadi di sumsum tulang,
terutama dari tulang pendek pipih dan tidak beraturan, jaringan kanselus pada
ujung tulang pipa, sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Rata-rata
masa hidup eritrosit adalah 120 hari setelah itu sel eritrosit akan menjadi rusak
dan dihancurkan dalam sistem retikulum endothelium terutama dalam limfa dan
hati (D’Hiru, 2013).
Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dalam sirkulasi antara lain
hormon eritroprotein yang berfungsi merangsang eritropoiesis dengan memicu
produksi proeritroblas dari sel-sel hemopoietik dalam sumsum tulang. Vitamin
B12 dan asam folat mempengaruhi eritropoiesis pada tahap pematangan akhir
dari erirosit sedangkan hemolisis dapat mempengaruhi jumlah eritrosit yang
berada dalam sirkulasi (Meyer dan Harvey, 2004).
VI. Alat dan Bahan
Alat :

18
- Pipet thoma eritrosit (skala 0,5 – 101)
- Kamar hitung Improved Neubaeuer
- Cover glass khusus
- Mikroskop binokuler
Bahan : Larutan Hayem
Dengan komposisi, sebagai berikut
- Natrium – sulfat
- Natrium – chlorida
- Merkuri – chlorida
- Aquades
VII. Cara Kerja
Membuat pengenceran
 Cara pipet :
Darah diisap sampai garis tanda 0.5 dan larutan pengencer (Hayem)
sampai garis tanda 101 ( pengeceran 200x ). Homogenkan selama 3
menit.

 Mengisi Kamar Hitung :


- Letakkanlah kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja. Kocoklah pipet yang diisi tadi
selama 3 menit terus menerus, jagalah jangan sampai ada cairan
terbuang dari dalam pipet itu selama waktu mengocok. Buanglah 2-3
tetesan pertama, lalu sentuhkan tetesan selanjutnya pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggir cover glass.
- Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit agar eritrosit
mengendap dan dapat dihitung. Jika tidak segera dihitung maka
kamar hitung dapat disimpan pada sebuah cawan petri tertutup yang
berisi tissue/kapas/kertas saring basah.
 Menghitung jumlah Sel :
Meja mikroskop harus dalam sikap rata air. Fokus diatur terlebih dahulu
dengan memakai lensa obyektif kecil (10%), kemudian lensa itu diganti
atau digeser dengan lensa obyektif besar (40%), sampai garis bagi dalam
bidang besar tengah jelas tampak. Semua eritrosit dihitung yang terdapat

19
dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil, umpamanya pada
keempat sudut bidang besar ditambah yang ditengah-tengah. Cara
menghitung mulai dari kiri ke kanan kemudian dari kanan ke kiri dan
seterusnya Kepastian untuk menghitung atau tidaknya eritrosit yang
menyinggung garis batas sama seperti untuk leukosit.
 Perhitungan :
Pengenceran dalam pipet eritrosit ialah 200 kali.
Luas tiap bidang kecil 1/400 mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm,
sedangkan eritrosit. Dihitung dalam 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang
kecil yang jumlah luasnya 1/5 mm2. Jadi isi 80 petak kecil = 1/5 x 1/10
= 1/50 mm3 yang didalamnya terdapat N eritrosit.
Jadi rumus perhitungan jumlah eritrosit :
Σ Eritrosit per mm3 = N x 50 x 200
= N x 10.000/μl darah
= N x 104/μl darah
VIII. Nilai Rujukan
Pria : 4,6 – 6,2 x 106 sel/mm3 atau SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
Wanita : 4,2 - 5,4 x 106 sel/mm3 atau SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Pande Putu Wahyu Pradiptha Nugraha
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hasil : 6,18 x 1012 sel/L
Dengan perhitungan :
Eritrosit per mm3 = N x 50 x 200
= 468 x 50 x 200
= 4.680.000
= 4.6 x 106 sel/L
X. Pembahasan
Pada Pada pemeriksaan hitung eritrosit pengenceran yang dilakukan pada
penghitungan eritrosit menggunakan larutan Hayem. Larutan ini merupakan
larutan yang isotonik dengan sitoplasma eritrosit dan memiliki kemampuan
untuk melisis sel darah putih, sehingga eritrosit terlihat pada mikroskop. Dari
pemeriksaan hitung eritrosit mendapatkan hasil lebih tinggi dari batas normal

20
sehingga pasien mengalami polisitemia. Polisitemia. bisa terjadi karena faktor
genetik (keturunan), dehidrasi, gangguan paru (seperti penyakit paru obstruktif
kronis, fibrosis paru), gangguan jantung (seperti penyakit jantung bawaan, gagal
jantung), tumor jinak atau ganas, gangguan pada hemoglobin (seperti karena
thalasemia, anemia sel sabit), apnea tidur, dan sebagainya. Polisitemia bisa juga
terjadi akibat efek samping beberapa jenis obat, kebiasaan merokok, tinggal di
dataran tinggi, dan beberapa kondisi lainnya. Pengenceran pada pipet eritrosit
adalah 200 kali. Luas bidang kecil 1/400 mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm,
sedangkan eritrosit dihitung dalam 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang kecil yang
jumlah luasnya 1/5 mm2 . jadi 80 petak kecil = 1/5 x 1/50 mm3 yang didalamnya
terdapat banyaknya eritrosit.
XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan pada probandus diatas didapatkan hasil 4,6 x 106 sel/L
yaitu normal.

21
HITUNG TROMBOSIT

I. Acara Pratikum : Hitung trombosit


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Darah diencerkan dengan suatu larutan yang mengandung brilliantcresyl
blue yang akan mengenai trombosit menjadi berwarna agak biru muda.
Kemudian Trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar hitung.
IV. Metode
Metode yang digunakan adalah cara langsung ( Rees dan Ecker)
V. Dasar Teori
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti yang
berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron
dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Dalam keadaan normal,
jumlah trombosit berkisar antara 200.000 sampai 500.000/µL darah. Apabila
jumlah trombosit kurang dari nomal maka keadaan itu disebut trombositopenia.
Sedangkan apabila jumlah trombosit lebih dari normal maka keadaan itu disebut
trombositosis.
Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi
berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur dan
mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu
mekanisme faal tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan
atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh
darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi
sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Pipet thoma eritrosit atau clinipet 20 ml dengan pipet volumetrik 2 ml
- Tabung ukuran 75 x 10 cm
- Kamar hitung improved Neubauer dan kaca penutup
- Pipet Pasteur
- Cawan petri + kertas saring (kapas) basah

22
- Mikroskop Binokuler
Bahan : Rees Ecker
Dengan komposisi sebagai berikut:
 Natrium – sitrat
 Brilliant cresyl blue
 Farmaldehid 40 %
 Aquadest
VII. Cara Kerja
- Cairan Rees dan Ecker diisap kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu.
- Darah diisap sampai garis tanda 0.5 dan cairan Rees Ecker sampai 101.
Segeralah kocok selama 3 menit.
- Teruskan tindakan seperti untuk menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
- Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan petri
yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
- Semua Trombosit dihitung dalam seluruh bidang besar ditengah – tengah
memakai lensa obyektif besar.
- Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah Trombosit per μl darah
VIII. Nilai Rujukan
150.000 – 440.000 / μl atau 150 – 440 x 103 / μl darah.

IX. Hasil
Nama probandus : Dhea Amanda Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 360.000/uL
Dengan perhitungan :
𝑵𝒙𝑷 𝟕𝟐 𝒙 𝟐𝟎𝟎
= = 𝟏. 𝟖𝟎𝟎 𝒙 𝟐𝟎𝟎 = 𝟑𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎/ µl
𝑽 𝟎,𝟎𝟒

X. Pembahasan
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel
muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses
replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada

23
akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap
megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari
diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu
sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari. Trombosit adalah
sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan
volume 7 – 8 fl.
Jumlah trombosit normal adalah 200.000 – 500.000 /µl darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 /µl
darah. Apabila trombosit kurang dari 60.000 /µl darah maka akan cenderung
terjadi perdarahan. Jika darah trombosit diatas 40.000 / µl darah maka biasanya
tidak terjadi perdarah spontan kemungkinan fungsi trombosit tergangggu atau
ada gangguan pembekuan darah. Bila jumalah darah trombosit kurang dari
40.000 /µl darah , biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumalahnya
kuarang dari 10.000 /µl darah maka perdarahan akan lebih berat.

XI. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan probandus didapatkan hasil normal yaitu
dengan hasil 360.000/uL, karena nilai normal dari trombosit adalah 150.000 –
400.000/uL

24
HITUNG LEUKOSIT

I. Acara Pratikum : Hitung Leukosit (White Blood Cell)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Darah diencerkan dalam pipet leukosit dengan larutan asam lemah dan
hipotonis, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah leukosit
dihitung dalam volume tertentu, dengan mengenakan faktor konversi jumlah
leukosit per μl darah dapat diperhitungkan.
IV. Metode
Metode yang digunakan manual dengan menggunakan kamar hitung (improved
Neubauer)
V. Dasar Teori
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik
untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan
tubuh terhadap infeksi (Sutedjo, 2006). Fungsi leukosit adalah sebagai
pertahanan tubuh untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang
terutama dengan cara mencerna yaitu melalui fagositosis.
Pemeriksaan hitung jumlah leukosit dapat dilakukan dengan
menggunakanalat Automatik dan kamar hitung Improved Neubauer. Hasil
pemerikasaan leukosit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya
jumlah darah yang dipipet tidak tepat, kesalahan dalam proses pengenceran,
tidak terhomogenkan/tercampur dengan baik setelah mengambil larutan Turk,
tidak tercampur larutan reagen yang berada dalam tabung, sebelum mengisi
kamar hitung tidak membuang beberapa tetes isi pipet (Gandasoebrata.R, 2007).
VI. Alat dan Bahan
Alat :
- Pipet thoma leukosit (skala : 0,5 – 11)
- Kamar Hitung Improved Neubauer
- Cover glass khusus
- Mikroskop Binokuler
Bahan : Turk

25
Dengan komposisi sebagai berikut :
 asam asetat glasial 3 ml
 Gentian violet 1% 1 ml
 Aquades 100 ml
Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna pada inti dan granula
lekosit dan larutan ini melisiskan eritrosit dan trombosit tetapi tidak
melisiskan lekosit maupun eritrosit berinti.
VII. Cara Kerja
 Mengisi pipet Leukosit
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan diatas meja praktikum.
2. Darah diisap dengan pipet thoma leukosit hingga skala 0,5 tepat.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
4. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan
Turk diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11. Hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara.
5. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap.
6. Pipet tersebut dikocok selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan
dihitung, letakkanlah dalam sikap horisontal.
 Mengisi Kamar Hitung
1. Letakkanlah kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar diatas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus menerus, jagalah
jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu selama waktu
mengocok.
3. Buanglah semua cairan yang ada didalam batang kapiler pipet (3 atau 4
tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya.

26
4. Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukosit dapat
dihitung. Jika tidak segera dihitung maka kamar hitung dapat diletakkan
pada sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.
 Menghitung Jumlah Sel
1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan perbesaran 10x. Turunkan
lensa
2. kondensor atau kecilkan diafragma. Meja mikroskop harus dalam posisi
datar.
3. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan dibawah obyektif
dan focus mikroskop diarahkan kepada garis bagi itu. Dengan sendirinya
leukosit jelas terlihat.
4. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar
pada sudut – sudut seluruh permukaan yang dibagi.
5. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kekanan, kemudian turun
6. kebawah dan kanan ke kiri, lalu turun lagi kebawah dan dimulai lagi dari
kiri kekanan. Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar.
 Perhitungan
Keempat bidang pada bilik hitung leukosit masing - masing memiliki luas 1
mm2, jadi, luas seluruh bidang adalah 4 mm2. Karena kedalaman setiap
bilik-hitung leukosit adalah 0,1 mm, volume seluruh bilik hitung leukosit
adalah 4 x 0,1 = 0,4 mm3.
Jadi, kalau jumlah leukosit yang ditemukan dibagi 4 dan dikali 10, diperoleh
jumlah leukosit per 1 mm3 darah (dengan pengenceran). Karena
pengencerannya adalah 1 : 20, jumlah leukosit per 1 mm3 darah (tanpa
pengenceran) sama dengan hasil di atas dikali 20. Karena 1 liter sama
dengan 1 juta (106) millimeter kubik, jumlah leukosit per liter darah (tanpa
pengenceran) sama dengan nilai tersebut dikali 106 .
VIII. Nilai Rujukan
4500 – 11.000 /mm3 darah
SI : 4,0 – 10,0 x 109/L
IX. Hasil dan Dokumentasi
Nama probandus : Darmayanti
Usia : 20 Tahun

27
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil : 4.550 sel/uL
X. Pembahasan
Perhitungan Leukosit atau sel darah putih memiliki inti dan jumlahnya
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Di dalam darah manusia, sel
darah putih normal 5000-9000 sel/mm3. Jangka hidup dari leukosit belum
diketahui secara pasti, namun sekitar 3- 12 hari untuk leukosit granular dan
sedikit lebih lama untuk limfosit.
Pada pemeriksaan leukosit yang dilakukan pada pratikum ini
menggunakan metode manual dengan menggunakan kamar hitung (improved
neubauer) dikarenakan metode ini memiliki kelebihan yaitu biaya pemeriksaan
lebih murah, peralatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dengan mikroskop.
Adapun kekurangannya yaitu memerlukan waktu pemeriksaan yang lama dan
tidak praktis. Dari pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop dengan
lensa objektif perbesaran 10x dimana menggunakan larutan pengencer turk
yang terdiri dari asam asetat glasial, gentian violet bertujuan memberi warna
pada inti dan granula lekosit, dan aquades yang dimana ditemukan 4.550
sel/mm3 darah termasuk normal.
XI. Kesimpulan
Jadi hasil yang didapatkan pada pemeriksaan hitung leukosit dengan metode
manual menggunakan kamar hitung (improved neubauer) pada probandus Darmayanti
adalah 4.550 sel/mm3 darah yang dimana hasil tersebut normal.

28
INDEKS ERITROSIT

I. Acara Pratikum : Indeks Eritrosit (Nilai Eritrosit Rata-Rata)


II. Hari/Tanggal : Kamis, 25 November 2021
III. Prinsip
Nilai eritrosit rata-rata dipertimbangkan dari hasil pemeriksaan jumlah eritrosit,
kadar hemoglobin dan nilai hematokrit dengan menggunakan rumus : HCT, Hb,
Eritrosit (juta per mikroliter)
IV. Metode
Metode yang digunakan perhitungan manual
V. Dasar Teori
Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin
eritriosit. Indeks eritrosit terdiri atas Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean
Corpuscular Hemoglobin (MCH), dan Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration (MCHC). Mean corpuscular volume (MCV) yang disebut VER
(volume eritrosit rata-rata) ialah indeks untuk menentukan ukuran sel darah
merah dalam satuan femtoliter dengan indeks anemia sebagai berikut: anemia
mikrositer bila MCV < 80 fl, anemia normositer bila MCV 80-100 fl, dan
anemia makrositer bila MCV > 100 fl. Indeks tersebut dihitung dari hasil
pemeriksaan hitung eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hemaktorit. Indeks
eritrosit digunakan secara luas dalam mengklasifikasikan anemia atau sebagai
penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. Bila dipergunakan
bersama dengan pemeriksaan eritrosit dalam sediaan apus maka gambaran
morfologi eritrosit menjadi lebih jelas.
VI. Cara Kerja
Pada Pemeriksaan ini yang harus diketahui terlebih dahulu
- Penentuan Kadar Hemoglobin
- Hitung jumlah Eritrosit
- Penentuan Nilai HCT
- Rumus Perhitungan Indeks Eritrosit
- MCV (Mean Corpuscular Volume) 10 x HCT(%) /Eritosit
- MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin)Hbx 10 /Eritosit
- (MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) Hb x 100% /HCT
VII. Nilai Rujukan

29
MCV : Nilai Rujukan 80-100 fl
MCH : Nilai Rujukan 28-34 pg/sel
MCHC: Nilai Rujukan 32-36 %
VIII. Hasil
Nama probandus : Dhea Amanda Putri
Usia : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hasil dan perhitungan :

 MCV : 10 x HCT : Eritrosit


10 x 38 : 4,6 = 82,60 fL
 MCH : 10 x Hb : Eritrosit
10 x 13 : 4,6= 28,26 pg
 MCHC : 100 x Hb : HCT
100 x 13 : 38 = 1300 : 38
= 34,21 %
IX. Pembahasan
Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.
Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kospouskuler. Indeks eritrosit
terdiri atas : isi/volume atau ukuran eritrosit (MCV : mean corpuscular volume
atau volume eritrosit rata-rata), berat (MCH : mean corpuscular hemoglobin
atau hemoglobin eritrosit rata-rata), konsentrasi (MCHC : mean corpuscular
hemoglobin concentration atau kadar hemoglobin eritrosit rata-rata), dan
perbedaan ukuran (RDW : RBC distribution width atau luas distribusi eritrosit).
Indeks eritrosit dipergunakan secara luas dalam mengklasifikasi anemia atau
sebagai penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia. Indeks
eritrosit dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual dan elektronik
(automatik) menggunakan hematology analyzer. Untuk dapat menghitung
indeks eritrosit secara manual diperlukan data kadar hemoglobin,
hematokrit/PCV dan hitung eritrosit.
X. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan praktikum kali ini, didapatkan hasil sebagai berikut :
MCV : 82,60 fL (Normal)

30
MCH : 28,26 pg (Normal)
MCHC : 34,21 % (kurang dari normal)

31

Anda mungkin juga menyukai