Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HEMATOLOGI PRAKTIKUM

Dosen Pengampu :
1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.
2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.

Ditulis oleh :
Nama : Eva Khaerunisa
NIM : P3.73.34.1.19.059
Semester : III (Tiga)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Hari / Tanggal Selasa/ 11 Agustus 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujua Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb)
darah
Prinsip Pemeriksaan Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin
sianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium
sianida. Diukur pada panjang gelombang 540 nm/546 nm.
Alat dan B ahan Alat Bahan
 Spektrofotometer / Foto  Darah EDTA
meter  Larutan Drabkin
 Tabung reaksi  Aquadest
 Pipet ukur 5ml
 Parafilm
 Tissue
 Pipet otomatic 20ul
 Yellow tip
 Blub

Prosedur Kerja 1. Dimasukkan 5ml larutan drabkin kedalam tabung reaksi


2. Dihisaplah darah vena (EDTA) dengan pipet otomatik 20 mikron
3. Dihapus kelebihan darah yang menempel dengan kertas
pembersih / tissue
4. Dimasukkan darah dalam pipet kedalam tabung reaksi yang
berisi larutan drabkin
5. Dibilas pipet denganlarutan drabkin tersebut
6. Ditutup tabung reaksi dengan menggunakan parafilm
7. Dihomogenkan larutan dengan cara mengoyang – goyangkan
tabung secara perlahan – lahan hingga larutan homegen dan
biarkan selama 5 menit
8. Dibaca dengan menggunakan fotometer / spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm sebagai blanko di gunakan larutan
drabkin
Nilai normal Hb
 Bayi baru lahir : 15.2 - 23,6 gr/dl
 Anak 1-3 th : 10.8 - 12.8 gr/dl
 Anak 4-5th : 10.7 - 14.7 gr/dl
 Anak 5-10 th : 10.8 - 15.6 gr/dl
 Dewasa (Pria) : 13.2 - 17.3 gr/dl
 Dewasa (Wanita) : 11.7 - 15.5 gr/dl
Perhitungan
Kadar Hb = Absorbansi sample x 36.8 (ketetapan kurva standar HCN)

Hasil Nama : Nn. Sarah amalia


(Dokumentasi Hasil Umur : 19 th
Pemeriksaan ) Jenis kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Perhitungan
Kadar Hb = Absorbansi sample x 36.8 (ketetapan kurva standar HCN)
= 0. 375 x 36.8 = 13.8 gr/dl
Kesimpulan Penetapan kadar hemoglobin adalah cara yang dilakukan untuk
mengetahui jumlah kadar hemoglobin yang di miliki oleh seseorang
agar di ketahui kadar hemoglobin seseorang dalam keadaan normal atau
tidak. Kondisi tubuh seseorang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam
darah, selain itu jenis kelamin juga sangat berpengaruh terhadap kadar
hemoglobin seseorang. Metode yang di gunakan dalam penetapan kadar
hemoglobin ini adalah metode sianmethemoglobin, karena metode ini
merupakan metode yang lebih akurat dibanding metode sahli .
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil
diatas memiliki kadar hemoglobin 13.8 gr/dl dengan pasien Nn. Sarah
Amalia usia 19 th berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan
bahwa hasil tersebut berada dalam batas normal

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel leukosit

Hari / Tanggal Selasa/ 11 Agustus 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
leukosit metode pipet thoma dan tabung
Prinsip Pemeriksaan Darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan
menggunakan larutan pengencer turk (acetid acid 2%,
hydrochloric acid 1 %), kemudian dimasukkan ke dalam kamar
hitung. Jumlah sel leukosit dihitung dalam volume tertentu
dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel leukosit/μl
darah dapat diperhitungkan.
Alat dan bahan Alat :
 Mikropipet 20 µl dan yellow tip
 Pipet thoma leukosit
 Tabung ukuran 75 x 10 mm
 Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
 Cell counter
 Cawan Petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan pengencer dapat menggunakan salah satu dari
larutan berikut :
1. Turk : asam asetat glacial 15 ml
gentian violet 1% 1 ml
akuades 475 ml
Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna
pada inti dan granula lekosit. Larutan ini melisiskan
eritrosit dan trombosit tetapi tidak melisiskan lekosit
maupun eritrosit berinti.
2. HCl 1%
3. Asam asetat 2%
Prosedur Kerja A. Cara Pipet Thoma
Cara Pipet Thoma Pada umumnya, pengenceran yang
dilakukan adalah pengenceran 20 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet Thoma
sampai skala tepat 0,5.
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus
dengan tisu.
3. Larutan Turk dihisap sampai skala 11. Penghisapan
dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi gelembung
udara di dalam bulatan.
4. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari (menggunakan
gloves), dihomogenisasi dengan cara dikocok selama 2-3
menit. Jika tidak segera dihitung, diletakkan pada tempat yang
rata dengan posisi horisontal.
5. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
6. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat
di dalam pipet Thoma dibuang terlebih dahulu sebanyak 3-4
tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam
bilik hitung mempunyai volume yang tepat (tidak berlebih atau
terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan jangan sampai
cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
7. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel lekosit mengendap sempurna
dan mudah untuk dihitung.
8. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 10 x.
9. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.

B. Cara Tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 20 kali.
1. Larutan Turk dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
380 µL dengan menggunakan mikropipet.
2. Darah EDTA dihomogenisasi, kemudian diambil 20 µL
darah EDTA dimasukkan ke dalam tabung tersebut.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
hingga homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengenceran diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel lekosit mengendap sempurna
dan mudah untuk dihitung.
7. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 10 x.
8. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel lekosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel lekosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
Volume bilik hitung Improved Neubauer (V)
V = (1 mm2 x 4) X 0,1 mm = 0,4 mm3
Jika pengenceran 20 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 20/0,4 = 50
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 50
Nilai Normal :
Dewasa : 4.000 - 10.000 sel/µL darah
Neonatus : 10.000 - 25.000 sel/µL darah
1-7 Tahun : 6.000 - 18. 000 sel/µL darah
8 - 12 Tahun : 4500 - 13.500 sel/µL darah
Hasil Nama : Nn. Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Th
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Jumlah lekosit :
Kotak A= 49
Kotak B = 37
Kotak C = 43
Kotak D = 35
Total (N) = 169
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x 50
= 169 x 50
= 8200 / µL darah
Kesimpulan Dari praktikum yang dilakukan tentang hitung leukosit
didapatkan hasil jumlah hitung leukosit adalah 8200 /μl darah
dengan pasien Nn. Sarah Amalia yang berjenis kelamin
perempuan berusia 19 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
jumlah leukosit tersebut dalam batas normal

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel eritrosit

Hari / Tanggal Selasa/ 18 Agustus 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
eritrosit metode pipet thoma/tabung
Prinsip Pemeriksaan Darah yang diencerkan dengan larutan Hayem sehingga
eritrosit dapat dihitung menggunakan bilik hitung Improved
Neubeur dalam 5 bidang kecil (5R).
Alat dan bahan Alat :
 Mikropipet 20 uL
 Mikropipet 1000 uL
 Yellow tip
 Blue tip
 Pipet thoma
 Tabung ukuran 75 x 10 mm
 Kamar hitung improved neubauer dan kaca penutup
 Cell counter
 Cawan Petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan pengencer darah terdiri dari berbagai macam
jenis, yaitu larutan Hayem, Gower, Formal citrat. Jenis
larutan tersebut selain berguna sebagai larutan
pengencer darah, juga bersifat isotonis terhadap sel
eritrosit dan tidak membentuk aglutinasi.
a. Komposisi larutan Hayem :
i. Natrium sulfat kristal : 5 gr
ii. Natrium chlorida : 1 gr
iii. Mercury chlorida : 0,5 gr
iv. Aquadest : 200 mL
b. Komposisi larutan Gower :
i. Natrium sulfat kristal : 12,5 gr
ii. Asam asetat glasial : 33,3 mL
iii. Aquadest : 200 mL
c. Komposisi larutan Formal sitrat :
i. Natrium sitrat : 3 gr
ii. Formaldehid 40% : 1 mL
iii. Aquadest : 100 mL
Prosedur Kerja A. Cara pipet Thoma
Pada umumnya, pengenceran yang dilakukan adalah
pengenceran 200 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet
Thoma sampai skala tepat 0,5.
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus
dengan tisu.
3. Larutan pengencer dihisap tepat sampai skala 101.
Penghisapan dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi
gelembung udara di dalam bulatan. Pada saat menghisap
larutan pengencer, pipet dipegang dengan sudut 450 . Setelah
larutan mendekati garis tanda 101 pipet dipegang tegak lurus.
4. Pipet diangkat dari larutan, ujung pipet ditutup dan karet
penghisapnya dilepaskan.
5. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari, dihomogenisasi
dengan cara dikocok selama 1-2 menit. Jika tidak segera
dihitung diletakkan pada tempat yang rata dengan posisi
horisontal.
6. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
7. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat
di dalam pipet Thoma dibuang terlebih dahulu sebanyak 3-4
tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam
bilik hitung mempunyai volume yang tepat (tidak berlebih atau
terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan jangan sampai
cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
8. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel eritrosit mengendap
sempurna dan mudah untuk dihitung.
9. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 40 x.
10. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil (E) yang
tersebar pada satu bidang besar yang terletak di bagian tengah
bilik hitung
11. Penghitungan sel eritrosit dengan memperhatikan
ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah sel eritrosit
yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung,
sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah
kanan dan bawah tidak dihitung.

B. Cara tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
1. Larutan pengencer dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 3980 µL dan 20 µL darah EDTA dengan
menggunakan mikropipet.
2. Darah yang tersisa di dalam pipet dibilas dengan menghisap
dan mengeluarkan larutan pengencer sebanyak tiga kali.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
dengan homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengencer diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel eritrosit mengendap
sempurna dan mudah untuk dihitung. Jika tidak segera
dihitung, bilik hitung segera diletakkan pada cawan petri
dengan alas kapas yang basah dan cawan petri ditutup supaya
bilik hitung tidak menjadi kering.
7. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 40 x.
8. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
atas dihitung, sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis
batas sebelah kanan bawah tidak dihitung

Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel eritrosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eritrosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel eritrosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P) / Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = ( 1/5 mm x 1/5 mm x 5 ) X 1/10 mm = 1/50 mm3
Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 200 : 1/50 = 10.000
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 10.000

Nilai Normal :
Pria = 4,6 - 6,2 x 10^6 sel/µL darah
Wanita = 4,2 - 5,4 x 10^6 sel/µL darah
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Dari perhitingan di dapat hasil :
Kotak pojok kiri atas = 179 sel
Kotak pojok kanan atas = 181 sel
Kotak bagian tengan = 132 sel
Kotak pojok kiri bawah = 143 sel
Kotak pojok kanan bawah = 135 sel
Jumlah keseluruhan =770
Jumlah eritosit/mm3 = 770 x 10000
= 7,70 juta/mm3 darah

Gambar kamar hitung


untuk eritrosit
Perbesaran 10x untuk
perhitungan eritrosit

Perbesaran 40x untuk


perhitungan eritrosit

Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jumlah eritrosit atas nama Nn. Sarah
Amalia umur 19 tahun jenis kelamin perempuan adalah 7,70
juta/ µl darah. Hal ini menunjukan bahwa jumlah eritrosit
tersebut diatas batas normal pada perempuan yaitu 4,2-5,4
juta/µl darah.

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan hitung sel eosinofil

Hari / Tanggal Selasa/ 18 Agustus 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.


2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Tujuan Pembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah sel
eosinofil
Prinsip Pemeriksaan Sampel darah diencerkan dengan pelarut yang mengandung
eosin (Von Dungern) yang dapat mewarnai granula dalam sel
eosinofhil, sehingga dengan mudah dapat dikenal. Jumlah
eosinfil dihitung dalam kamar hitung dibawah mikroskop.
Alat dan bahan Alat :
 Hemositometer fuchs-rosenthal
 Mikropipet 10 μL
 Mikropipet 20 μL
 Mikropipet 200 μL
 Tip kuning
 Cawan petri
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Larutan eosin 2%
 Larutan aceton
 Aquadest

Prosedur Kerja 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi, aquadest sebanyak 180


μL, Larutan eosin 2% sebanyak 10 μL dan aceton sebanyak 10
μL.
2. Campuran larutan tersebut dihomogenisasi lalu dikurangi
sebanyak 20 μL.
3. Ke dalam 180 μL larutan campuran tadi, ditambahkan 20 μL
darah sampel, lalu dihomogenisasi.
4. Sampel yang sudah diencerkan dengan reagensia,
dihomogenisasi kembali, lalu dimasukkan ke dalam bilik
hitung (satu aliran).
5. Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu
selama 15 menit di dalam cawan petri yang dialasi oleh
tissue/kapas basah.
6. Sel eosinofil dihitung pada luas 16mm2 (Gambar 4)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
10x. Sel eosinofil dihitung dalam enam belas bidang besar,
dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri
atas” adalah sel eosinofil yang menyinggung garis batas
sebelah kiri dan batas atas dihitung, sedangkan sel eosinofil
yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak
dihitung.
7. Jumlah sel eosinofil yang ditemukan dikalikan dengan
faktor pengenceran, kemudian hasil perhitungan dilaporkan
sebagai jumlah sel eosinofil sampel.

Perhitungan
Untuk menentukan jumlah sel eosinofil/ µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eosinofil / µL darah = jumlah sel eosinofil yang
dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
Pengenceran sampel (P)
P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut
= 180 µL + 20 µL = 10
20 µL
Volume bilik hitung Fuch Rossental (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm2 x 16 kotak) X 2 mm = 32 mm3
10 10
Jika pengenceran 10 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 10 = 100
32/10 32
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N X 100
32
Nilai Normal:
Jumlah mutlak : 40 – 400 sel / uL
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Perhitungan : Jumlah sel yang ditemukan = 123
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N x 100
32
= 123 x 100
32
= 384 sel / uL

Kamar hitung Fuchs Rosental


Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jumlah eosinofil atas nama Nn.
Sarah Amalia usia 19 tahun jenis kelamin perempuan adalah
384 sel/µl darah. Hal ini menunjukan bahwa jumlah eosinofil
berada dalam batas normal.

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan SADT Hitung Jenis Lekosit

Hari / Tanggal Selasa/ 25 Agustus 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti, S. Si., M.Biomed.


2. Eva AyuMaharani, S.Si, M.Biomed
TujuanPembelajarann Praktikum ini dilaksanakan untuk mengetahui jumlah jenis sel
lekosit, serta morfologi eritrosit, lekosit dan trombosit
Prinsip Pemeriksaan Setetes darah dipaparkan diatas kaca objek lalu dicat dengan
pewarnaan giemsa dan diperiksa dibawah mikroskop dengan
lensa objektif 100X
Alat dan bahan Alat :
 Kaca objek glass bebas lemak dan debu , kering dan
bersih
 Rak pewarnaan
 Pipet pastuare
 Mikroskop
Bahan/ Reagen :
 Darah EDTA
 Oli imersi
 Pewarnaan Giemsa
 Methanol
ProsedurKerja  Cara Pembuatan Slide
1. objek glass harus kering, bebas air, bebas lemak, dan
debu
2. Diteteskan sedikit darah pada objek glass
3. Dilteteskan setetes darah dengan jarak kurang lebih
2cm dariujung objek glass dan letakkan di atas meja
dengan setetesdarah di sebelah kanan
4. Digerakkan tangan kanan pada objek glass lainnya di
sebelahkiri tetes darah
5. Digerakkan darah sampai memcapai kurang lebih
1/2cm darikaca
6. Kemudian didorong kaca penggeser ke kiri stabil
memegang miringdengan sudut 30 - 40 derajat
7. Kemudian biarkan sediaan kering dan tulis nama
pasien dan tanggalpembuatan
8. Lalu sediaan siap di warnai

 Cara perwarnaan dengan Giemsa :


1. Sediaan yang akan di pulas diletakkan di atas rak
dengan lapisan darah ke atas
2. Diteteskan beberapa tetes metanol ke atas sediaan
hapusan sehingga bagian yang terlapis darah
tertutupsemuanya , biarkan selama 5 menit
3. Kemudian tuanglah kelebihan metanol tadi lalu
teteskan larutan giemsa yang telah di encerkan(1 ml + 5
tetes giemsa induk) biarkan selama 15 -20 menit
4. Setelah itu dibilas dengan air dan biarkan vertical
sampai kering

 Cara pemeriksaan :
1. Sediaan apus diletakkan di mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran lemah (lensa obyektif10
kali) untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.
3. Pada daerah yang eritrositnya saling berdekatanadalah
daerah yang paling baik untuk melakukanhitungan jenis
leukosit. Dengan pembesaran sedang(lensa obyektif 40
kali dan lensa okuler 10kali) dilakukan hitung jenis
leukosit, bila diperlukan dapatdilakukan penilaian lebih
lanjut dari sediaan apus menggunakan lensa objektif
100kali menggunakan oil imersi.

Nilai Normal :
 Basofil : 0 - 1 %
 Eosinofil : 1 -3 %
 Netrofil Stab/Batang : 2 - 6 %
 Netrofil Segmen : 50 - 70 %
 Limfosit : 20 - 40 %
 Monosit : 2 - 8 %
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Umur : 19 Tahun
HasilPemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Ditemukan sel hitung jenis lekosit pada sediaan darah Nn.
Sarah Amalia usia 19 tahun
Basophil 0
Eosinofhil 2
Neutrofil batang 2
Segment 67
Limfosit 24
Monosit 5
Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jenis lekosit atas nama Nn. Sarah
Amalia umur 19 tahun jenis kelamin perempuan adalah
Basophil 0
Eosinofhil 2
Neutrofil batang 2
Segment 67
Limfosit 24
Monosit 5
Dari hasil yang ditemukan dapat disimpulkan hitung jenis sel
lekositdalam batas normal.

LEMBAR PENUGASAN

Mata Kuliah Hematologi Praktikum

Kajian / Materi Pemeriksaan Nilai Hematokrit

Hari / Tanggal Selasa, 1 September 2020

Dosen / Fasilisator 1. Dewi Astuti, S. Si., M.Biomed.


2. Eva Ayu Maharani, S.Si, M.Biomed
TujuanPembelajarann Untuk mengetahui nilai hematokrit dalam darah  dengan
menggunakan metode mikro dan makro hematokrit
Prinsip Pemeriksaan Darah yang disentrifus sel-sel eritrositnya akan dimampatkan.
Tingginya kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam % dari
darah tersebut
Alat dan bahan A.       Alat yang digunakan
1. Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm. Diameter 1
mm. Ada yang berisi heparin (khusus untuk darh
kapiler). Dan ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk
darah antikoagulan mis. Darah EDTA)
2. Dempul untuk menutup salah satu ujung tabung
hematokrit
3. Alat sentrifus khusus untuk mikrohematokrit yang
berkapasitas putar 11.500-15.000 ppm
4. Reader/Alat baca mikro-hematokrit

B.      Bahan yang digunakan


1. Darah EDTA

ProsedurKerja A. Prosedur mikro metode sentrifuge


1. Isilah tabung mikro kapiler yang khusus dibuat untuk
penetapan mikro hematokrit dengan darah EDTA.
2. Di tutup salah satu dari ujung tabung dengan dempul. 
3. Tabung kapiler dimasukkan kedalam centrifuge mikro
dengan bagian yang ditutup mengarah keluar, diputar
pada kecepatan 16.000 rpm selama 5 menit. 
4. Hematokrit dibaca dengtan memakai alat baca yang
telah tersedia

B. Prosedur Makro Hematokrit


1. Diambil sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA
atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang
berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0
mm dan berskala 0-10 mm.
2. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan
kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah
nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.

C. Nilai Normal Hematokrit


 Laki-laki          :   40-48 %
 Perempuan      :   37-43 %
Hasil Nama               : Nn. Sarah Amalia
(Dokumentasi Umur               : 19 tahun
HasilPemeriksaan ) Jenis kelamin  : Perempuan
Sample : Darah EDTA

Hasil pemeriksaan
Dari hasil praktikum di dapatkan hasil pemeriksaan
hematokrit yaitu 40 %
 
Cara Mikro

Cara Makro

Kesimpulan Hasil pemeriksaan nilai hematokrit atas nama Nn.


Sarah Amalia umur 19 tahun jenis kelamin perempuan
adalah 40 %. Hal ini menunjukan bahwa nilai
hematokrit berada dalam batas normal.

Anda mungkin juga menyukai