Dosen Pengampu :
1. Dewi Astuti,S.Si.,M.Biomed.
2. Drs.Chairlan,.Biomed.
3. Eva AyuMaharani,S.Si,M.Biomed.
Ditulis oleh :
Nama : Eva Khaerunisa
NIM : P3.73.34.1.19.059
Semester : III (Tiga)
LEMBAR PENUGASAN
B. Cara Tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 20 kali.
1. Larutan Turk dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
380 µL dengan menggunakan mikropipet.
2. Darah EDTA dihomogenisasi, kemudian diambil 20 µL
darah EDTA dimasukkan ke dalam tabung tersebut.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
hingga homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengenceran diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel lekosit mengendap sempurna
dan mudah untuk dihitung.
7. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 10 x.
8. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung
garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung.
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel lekosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel lekosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
Volume bilik hitung Improved Neubauer (V)
V = (1 mm2 x 4) X 0,1 mm = 0,4 mm3
Jika pengenceran 20 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 20/0,4 = 50
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 50
Nilai Normal :
Dewasa : 4.000 - 10.000 sel/µL darah
Neonatus : 10.000 - 25.000 sel/µL darah
1-7 Tahun : 6.000 - 18. 000 sel/µL darah
8 - 12 Tahun : 4500 - 13.500 sel/µL darah
Hasil Nama : Nn. Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Th
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Jumlah lekosit :
Kotak A= 49
Kotak B = 37
Kotak C = 43
Kotak D = 35
Total (N) = 169
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x 50
= 169 x 50
= 8200 / µL darah
Kesimpulan Dari praktikum yang dilakukan tentang hitung leukosit
didapatkan hasil jumlah hitung leukosit adalah 8200 /μl darah
dengan pasien Nn. Sarah Amalia yang berjenis kelamin
perempuan berusia 19 tahun. Hal ini menunjukan bahwa
jumlah leukosit tersebut dalam batas normal
LEMBAR PENUGASAN
B. Cara tabung
Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
1. Larutan pengencer dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 3980 µL dan 20 µL darah EDTA dengan
menggunakan mikropipet.
2. Darah yang tersisa di dalam pipet dibilas dengan menghisap
dan mengeluarkan larutan pengencer sebanyak tiga kali.
3. Tabung tersebut ditutup dengan parafilm dan dicampur
dengan homogen. Proses homogenisasi dilakukan 1-2 menit.
4. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua
tanggul bilik hitung dibasahi sedikit dengan air supaya kaca
penutup melekat dengan baik.
5. Bilik hitung diisi dengan menggunakan mikropipet. Pada
saat pengisian darah beserta larutan pengencer diusahakan
untuk : tidak terlalu banyak cairan yang masuk sehingga
mengisi parit bilik hitung. Bilik hitung harus terisi dengan baik
dan tidak terdapat gelembung udara di dalam bilik hitung.
6. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit
pada tempat yang rata supaya sel eritrosit mengendap
sempurna dan mudah untuk dihitung. Jika tidak segera
dihitung, bilik hitung segera diletakkan pada cawan petri
dengan alas kapas yang basah dan cawan petri ditutup supaya
bilik hitung tidak menjadi kering.
7. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop
perbesaran lensa objektif 40 x.
8. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil, dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas”
adalah sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
atas dihitung, sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis
batas sebelah kanan bawah tidak dihitung
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel eritrosit / µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eritrosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel eritrosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P) / Volume bilik hitung (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = ( 1/5 mm x 1/5 mm x 5 ) X 1/10 mm = 1/50 mm3
Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 200 : 1/50 = 10.000
Jumlah sel lekosit / µL darah = N X 10.000
Nilai Normal :
Pria = 4,6 - 6,2 x 10^6 sel/µL darah
Wanita = 4,2 - 5,4 x 10^6 sel/µL darah
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Dari perhitingan di dapat hasil :
Kotak pojok kiri atas = 179 sel
Kotak pojok kanan atas = 181 sel
Kotak bagian tengan = 132 sel
Kotak pojok kiri bawah = 143 sel
Kotak pojok kanan bawah = 135 sel
Jumlah keseluruhan =770
Jumlah eritosit/mm3 = 770 x 10000
= 7,70 juta/mm3 darah
Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jumlah eritrosit atas nama Nn. Sarah
Amalia umur 19 tahun jenis kelamin perempuan adalah 7,70
juta/ µl darah. Hal ini menunjukan bahwa jumlah eritrosit
tersebut diatas batas normal pada perempuan yaitu 4,2-5,4
juta/µl darah.
LEMBAR PENUGASAN
Perhitungan
Untuk menentukan jumlah sel eosinofil/ µL darah atau / mm3
darah, maka faktor penghitungan harus ditentukan terlebih
dahulu.
Jumlah sel eosinofil / µL darah = jumlah sel eosinofil yang
dihitung (N) X faktor (F)
F = Faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
Pengenceran sampel (P)
P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)
Volume terlarut
= 180 µL + 20 µL = 10
20 µL
Volume bilik hitung Fuch Rossental (V)
V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm2 x 16 kotak) X 2 mm = 32 mm3
10 10
Jika pengenceran 10 kali, maka faktor penghitungan adalah :
F = 10 = 100
32/10 32
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N X 100
32
Nilai Normal:
Jumlah mutlak : 40 – 400 sel / uL
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Hasil Umur : 19 Tahun
Pemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Perhitungan : Jumlah sel yang ditemukan = 123
Jumlah sel eosinofil / µL darah = N x 100
32
= 123 x 100
32
= 384 sel / uL
LEMBAR PENUGASAN
Cara pemeriksaan :
1. Sediaan apus diletakkan di mikroskop
2. Diperiksa dengan pembesaran lemah (lensa obyektif10
kali) untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.
3. Pada daerah yang eritrositnya saling berdekatanadalah
daerah yang paling baik untuk melakukanhitungan jenis
leukosit. Dengan pembesaran sedang(lensa obyektif 40
kali dan lensa okuler 10kali) dilakukan hitung jenis
leukosit, bila diperlukan dapatdilakukan penilaian lebih
lanjut dari sediaan apus menggunakan lensa objektif
100kali menggunakan oil imersi.
Nilai Normal :
Basofil : 0 - 1 %
Eosinofil : 1 -3 %
Netrofil Stab/Batang : 2 - 6 %
Netrofil Segmen : 50 - 70 %
Limfosit : 20 - 40 %
Monosit : 2 - 8 %
Hasil Nama : Sarah Amalia
(Dokumentasi Umur : 19 Tahun
HasilPemeriksaan ) Jenis Kelamin : Perempuan
Sample : Darah EDTA
Ditemukan sel hitung jenis lekosit pada sediaan darah Nn.
Sarah Amalia usia 19 tahun
Basophil 0
Eosinofhil 2
Neutrofil batang 2
Segment 67
Limfosit 24
Monosit 5
Kesimpulan Hasil pemeriksaan hitung jenis lekosit atas nama Nn. Sarah
Amalia umur 19 tahun jenis kelamin perempuan adalah
Basophil 0
Eosinofhil 2
Neutrofil batang 2
Segment 67
Limfosit 24
Monosit 5
Dari hasil yang ditemukan dapat disimpulkan hitung jenis sel
lekositdalam batas normal.
LEMBAR PENUGASAN
Hasil pemeriksaan
Dari hasil praktikum di dapatkan hasil pemeriksaan
hematokrit yaitu 40 %
Cara Mikro
Cara Makro