TES HEMATOLOGI
Persiapan Sampel:
1. Sampel darah EDTA sebaiknya dilakukan selambatnya 2 jam
2. Sampel dapat disimpan sampai 24 jam di kulkas dengan suhu 4°C
3. Anamnesa perludengan diperhatikan riwayat perdarahan, obat yang di
minum dan transfusi darah
Prinsip tes:
- Tes hemoglobin:
Metode :sianmethemoglobin
Prinsip: hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosit akan bereaksi dengan
kalium sianida membentuk campuran sianmethoglobin kromogenik yang
kemudian diukur dengan spektrofotometer.
- Tes RBC
Metode: Impedans
Prinsip: Sampel yang akan diencerkan dengan larutan elektrolit dialirkan
melalui micro-apertura yang telah dikalibrasi. Dua elektroda yang diletakkan
di masing-masing sisi apertura di aliri oleh aliran listrik secara kontinyu. Pada
saat melewati apertura, tahanan listrik diantara dua elektroda akan
meningkat sesuai volume sel.
- MCV dan MCH
Prinsip: dihitung langsung pada histogram RBC
- RDW
Prinsip: dihitung langsung dari histogram RBC
- Hematokrit
Prinsip: dihitung berdasarkan perbandingan persentase volume eritrosit/
volume darah.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
ANALITIK
Cara kerja:
1. Pastikan reagent sudah terpasang dengan baik (diluent, lyse, cleaner) dan
waste
2. Pastikan power supply sudah terhubung dengan baik
3. Tekan tombol power (on/off)
4. Masukkan nama operator pada kolom log in dengan menekan kolom “A..Z”
5. Masukkan password (123 atau kosongkan) lalu tekan VALID
6. Tekan START UP, lampu akan menyala berwarna merah (alat melakukan
cleaning dan check background) tunggu sampai lampu berwarna hijau kembali
7. Tekan RUN SAMPLE, needle akan kluar secara otomatis
8. Masukkan ID, PID, SID bila perlu
9. Masukkan sample pada needle sambil menekan tombol (start cycle). Tunggu
sampai lampu berhenti kerkedip dan needle naik
10. Alat akan melakukan analisa sampel (lampu menyala merah)
11. Hasil akan keluar pada layar dan akan tercetak pada printer secara otomatis
1.PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Tujuan Mengukur kadar hemoglobin
Prinsip Hemoglobin di ubah menjadi hematin asam, warna yang terjadi dibandingkan
secara visual dengan standard dalam alat itu.
Bahan
pemeriksaan a. Darah vena yang sudah diberi antikoagulan
b. Darah kapiler
Pelaporan
Kadar Hb = gram %
Nilai normal
Laki-laki dewasa : 12,0 – 16,0 g %
Wanita dewasa : 12,0 – 14,0 g %
Wanita hamil : 11,0 – 14,0 g %
Anak-anak (3-6 th) : 12,0 – 14,0 g %
Bayi : 13,5, - 19,5 g %
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Prinsip Darah diencerkan dulu, lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume pengeceran
tertentu. Dengan mengalikan terhadap faktor penghitung diperoleh jumlah leukosit
dalam satuan volume darah.
Alat a. Pipet 20 ul dapat berupa pipet sahli atau pipet semi otomatis
b. Kamar hitung improved neubauer yang dilengkapi dengan kaca penutup khusus
c. Pipet pasteur
d. Mikroskop dengan lensa obyektif 10 x
e. Conter tally (bila ada)
Cara kerja a. Pipetlah 0,38 ml larutan turk dengan pipet berskala. Masukan dalam sebuah wadah kecil
dari kaca/plastik
b. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet sahli sampai tepat pada garis 20 ul
c. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dengan kertas
saring/tissue secara tepat
d. Masukan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang berisi larutan turk. Bilaslah pipet
tersebut dengan larutan turk sebanyak 3 kali. Kemudian wadah ditutup dengan karet
penutup/kertas parafilm dan kocok dengan membolak-balik wadah minimal 2 menit.
e. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan letakan dengan kaca penutup terpasang
mendatar diatasnya
f. Dengan pipet pasteur teteskan 3-4 tetes larutan dengan cara menyentuhkan ujung pipet
pada pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi secara perlahan-lahan dengan
sendirinya.
g. Meja mikroskop harus dalam posisi horizontal. Turunkan lensa atau kecilkan diapgragma.
Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa obyektif 10 x sampai garis bagi
dalam bidang besar tampak jelas.
h. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam 4 bidang besar pada sudut-sudut seluruh
permukaan (1, 3, 7 dan 9)
i. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan, kemudian turun kebawah, dari
kanan ke keri, lalu turun lagi kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan seterusnya.
Cara seperti ini berlaku untuk keempat bidang besar.
j. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah atas dan kiri harus dihitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah bawah dan kanan tidak dihitung
Pengenceran darah dalam pipet = 20 x, sedangkan luas tiap bidang besar = 1 mm2 dan
Perhitungan tinggi kamar hitung = 1/10 mm.
Leukosit dihitung dalam 4 bidang besar sehingga jumlah luasnya = 4 x 1 mm2 = 4 mm2.
Jumlah leukosit/ul darah = jumlah leukosit yang dihitung x faktor perhitungan.
20
Faktor perhitungan = 50
4𝑥1𝑥0,1
Jadi Jumlah leukosit per ul darah = jumlah leukosit yang dihitung dalam 4 bidang x 50.
Nilai normal
4.000 – 11.000/mm3 darah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Prinsip Darah diencerkan, kemudian dihitung jumlah eritrosit yang ada dalam volume
pengenceran tertentu. Dengan mengkalikan terhadap faktor perhitungan
diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.
Alat
a. Pipet 20 ul dapat berupa pipet sahli atau pipet semi otomatis
b. Kamar hitung improved neubauer yang dilengkapi dengan kaca penutup khusus
c. Pipet pasteur
d. Mikroskop dengan lensa objektif 10 x, 40 x
e. Counter tally ( bila ada)
Reagen Larutan hayem :
Natrium sulfat (berair kristal) 5 g
Natrium khlorida 1 g
Merkuri khlorida 0,5 g
Akuades ad 200 ml
Saringlah larutan-larutan sebelum memakainya
Bahan
pemeriksaan a. Darah vena dengan antikoagulan
b. Darah kapiler
Cara kerja a. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet sahli sampai tepat pada garis 20
ul.
b. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dengan kertas
saring / tissue
c. Masukan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang berisi larutan hayem.
Bilaslah pipet tersebut dengan larutan hayem sebanyak 3 x. Kemudian wadah
ditutup dengan karet penutup kertas para film dan kocok dengan membolak-
balik wadah minimal 2 menit.
d. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan letakan dengan kaca penutup
terpasang mendatar diatasnya.
e. Dengan pipet pasteur teteskan 3-4 tetes larutan dengan cara menyentuhkan
ujung pipet pada pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung tersisi secara
perlahan-lahan dengan sendirinya.
f. Meja mikroskop harus dalam posisi horizontal. Turunkan lensa atau kecilkan
diaphragma. Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai obyektif 10 x
kemudian ganti dengan lensa obyektif 40 x sampai garis bagian dalam bidang
kecil dibagian tengah tampak jelas.
g. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil (bidang A,B,C,D dan
E) yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil.
h. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus kekanan kemudian turun
kebawah, dari kanan kekiri, lalu turun kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan
dan seterusnya. Cara seperti ini berlaku untuk kelima bidang kecil
i. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah atas dan kiri harus
dihitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah bawah dan
kanan tidak dihitung
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Kesalahan yang
dapat terjadi Sama seperti kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada waktu menghitung
jumlah leukosit.
4.Hitung trombosit
Tujuan Menghitung jumlah trombosit dalam darah
Prinsip Darah diencerkan, lalu dihitung jumlah trombosit dalam volume pengeceran
tertentu.
Dengan mengalikan terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah trombosit
dalam satuan volume darah.
Alat a. Pipet 20 ul dapat berupa pipet sahli atau pipet semi otomatis
b. Kamar hitung improve neubauer yang dilengkapi dengan kaca penutup khusus
c. Pipet pasteur
d. Mikroskop dengan lensa objektif 40 x dan okuler 10 x
e. Counter tally (bila ada)
f. Cawan petri
g. Pipet mikro 500 ul
Bahan
pemeriksaan a. Darah vena dengan antikoagulan
b. Darah kapiler
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Persiapan Sampel:
- Darah segar akan memberikan morfologi dan hasil pewarnaan yang optimal
pada sediaan apusan
- Darah EDTA ( Etilen Diamin Tetra Asetat) dapat dipakai karena tidak
berpengaruh terhadap morfologi eritrosit dan leukosit serta mencegah
trombosit bergumpal. Tes sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2
jam. Tiap 1 mg EDTA digunakan untuk 1 ml darah vena.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Prinsip
Terdapat perbedaan morfologi leukosit dan daya serap masing-masing jenis
leukosit terhadap zat warna
Alat
a. Mikroskop
b. Kaca objek yang kering, bebas debu dan lemak
c. Differential counter
d. Pengatur waktu (timer)
e. Rak pengecetan
f. Rak pengering
g. Minyak imersi
h. Kaca penggeser
i. Pinsil kaca
Reagen a. Larutan GIEMSA(1 gram giemsa stok+54 ml gliserol+85 metanol absolute,di gerus
sampai larut kemudian di saring)
Zat warna wright 1 g, gerus
Metanol absolut 600 ml, tambahkan sedikit demi sedikit sampai larut.
Tutup rapat, dan simpan ditempat gelap selama 2-3 minggu.
Saring sebelum dipakai
b. Larutan penyangga dengan pH 6,4
- Na2HPO4 2,56 g
- KH2PO4 6,63 g
- Akuades sampai volumenya 11
Bahan
pemeriksaan a. Darah vena dengan antikoagulan
b. Darah kapiler
c.
Cara kerja a. Pembuatan sediaan apus darah
- Teteskan satu tetes darah diatas kaca objek ± 2 cm dari tepi. Letakan kaca
tersebut diatas meja dengan darah disebelah kanan.
- Dengan tangan kanan letakan kaca penggeser disebelah kiri tetesan darah
- Gerakan kekanan hingga menyentuh tetesan tersebut
- Biarkan darah menempel dan menyebar rata dipinggir kaca penggeser
- Segera geserkan kaca tersebut kkekiri dengan sudut 300 – 450. Jangan menekan
kaca penggeser tersebut ke bawah.
- Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tulislah nama pasien, tanggal, pada
bagian tabel dari sediaan dengan pinsil kaca.
Ciri-ciri sediaan apus yang baik :
- Panjang apusan ± ½ - 2/3 panjang kaca.
- Apusan makin ke ujung makin tipis
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Prinsip Daerah vena yang sudah diberi antikoagulan bila didiamkan dalam waktu 1 jam,
maka sel-sel darah akan mengendap.
Alat
a. Tabung
- Panjang 300 mm
- Garis tengah bagian dalam 2,5 mm
- Skala dari 0 – 200 mm
- Kedua ujung tabung terbuka
b. Rak tabung westergren
- Untuk menempatkan tabung dalam keadaan vertikal
- Bagian bawah terdapat karet untuk menutup tabung
- Dibagian atas terdapat pegas untuk menekan tabung kebawah
c. Karet pengisap
d. Pengatur waktu (timer)
e. Pipet ukur 2 ml
f. Wadah
8.HEMATOKRIT
Prinsip Bila darah disentrifus akan terjadi pemadatan dari sel-sel darah merah.
Ketebalan/tinggi kolom sel darah diukur dan dinyatakan sebagai presentase
terhadap seluruh darah.
Cara kerja a. Isi tabung kapiler dengan darah EDTA hingga mencapai ¾ bagian dari tabung
(untuk darah kapiler digunakan tabung kapiler yang berlapis heparin).
b. Tutup ujung tabung tempat masuk darah dengan bahan penutup khusus
(cristoseal)
c. Letakan tabung kapiler ke dalam sentrifus mikrohematokrit dengan ujung yang
tertutup disebelah luar.
d. Pusingkan dengan kecepatan 16.000 rpm selama 3 -5 menit
e. Setelah diangkat terlihat adanya 3 lapisan yang terdiri dari lapisan sel darah
merah, buffy coat dan lapisan plasma
Cara kerja f. Isi tabung kapiler dengan darah EDTA hingga mencapai ¾ bagian dari tabung
(untuk darah kapiler digunakan tabung kapiler yang berlapis heparin).
g. Tutup ujung tabung tempat masuk darah dengan bahan penutup khusus
(cristoseal)
h. Letakan tabung kapiler ke dalam sentrifus mikrohematokrit dengan ujung yang
tertutup disebelah luar.
i. Pusingkan dengan kecepatan 16.000 rpm selama 3 -5 menit
j. Setelah diangkat terlihat adanya 3 lapisan yang terdiri dari lapisan sel darah
merah, buffy coat dan lapisan plasma
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Nilai normal
Laki-laki : 40-5 %
Wanita : 37-45%
Bayi : 44-64%
Kesalahan yang a. Meletakan ujung kapiler hematokrit yang tidak tertutup disebelah dalam
dapat terjadi sentrifus
b. Adanya gelembung udara
c. Adanya bekuan darah
Catatan a. Jika tidak ada cristoseal, ujung kapiler dapat ditutup dengan cara membakar
diatas nyala api
b. Kalau skala hematokrit tidak ada, perhitungan dapat dilakukan dengan cara
mengukur tinggi kolom darah merah dibagi dengan tinggi seluruh kolom darah
dikalikan 100%
Alat a. Sfigmomanometer
b. Lanset
c. Pencatat waktu (stop watch)
d. Kertas saring
e. Kapas alkohol
Cara Duke
a. Bersihkan cuping telinga dengan kapas alkohol 70 % dan biarkan mengering
b. Tusuk dengan lanset pada bagian bawah cuping telinga
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Perhitungan Masa pendarahan = jumlah bercak darah dalam kertas saring kali 30 detik.
Catatan a. Pada cara Ivy jika perdarahan berlangsung terus lebih dari 10 menit dan pada
cara Duke lebih dari 5 menit maka pemeriksaan tidak usah diteruskan dan
perdarahan dihentikan. Perdarahan dihentikan dengan menekan bekas tusukan
dalam kapas alkohol yang sudah diperas
b. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti, ulangi tes ini 2 x atau 3 x dan
kemudian ambil harga rata-rata
c. Tusukan tidak boleh dilakukan tepat diatas vena
d. Tusukan tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal
e. Tekanan darah selama pemeriksaan (cara Ivy) harus tetap
Prinsip Memeriksa dan menghitung petekia yang timbul akibat pembendungan vena
Alat Tensimeter
Cara kerja
a. Lakukan pembendungan pada lengan atas dengan memasang tensimeter dengan
tekanan antara nilai sistolik dan diastolik
b. Pertahankan tekanan ini selama 10 menit (jika percobaan ini dilakukan sebagai
lanjutan perdarahan cukup dipertahankan selama 5 menit)
c. Lepaskan bendungan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah lenyap
d. Periksa adanya petekia dikulit lengan bawah bagian voler, kira-kira 4 cm dari siku,
pada daerah dengan garis tengah 5 cm.
Pelaporan
Negatif/positif
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TES HEMATOLOGI
Catatan
Tabung yang dipakai sebaiknya berlapis silikon
Prinsip Mengukur waktu yang diperlukan darah untuk membeku, (modifikasi Lee and
White)
Perhitungan Jumlah waktu yang dibutuhkan oleh darah sejak darah masuk dalam seprit
sampai terjadi bekuan pada tabung 2,3 dan 4 dibagi 3.
Perhitungan dilakukan dengan pembulatan sampai dengan 0,5 menit.
Contoh : 1,20 menjadi 1,5.