Tujuan:
1. Untuk membedakan antara kadar albumin dan globulin
2. Untuk memantau kadar protein
3. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan terpilih yang berhubungan dengan
deficit protein.
Pra analitik:
1) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
1. Sentrifuge
2. Tabung sentrifuge
3. Tabung serologi
4. Fotometer
5. Mikropipet 20L dan 1000L
6. Tip kuning dan biru
7. Parafilm
8. Tissue
Bahan yang digunakan:
1. Sampel (serum) atau plasma (EDTA/Heparin)
2. Pereaksi Biuret
2) Persiapan Pasien
Tidak perlu persiapan khusus
Hindari zat – zat yang ada hubungannya dengan peningkatan total protein
serum invivo.
Tidak terdapat pembatasan asupan makanan ataupun minuman.
Makanan tinggi lemak harus dihindari selama 24 jam sebelum uji dilakukan.
3) Persiapan Sampel
Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama.
Analitik
Cara Kerja :
Blanko Standar Sampel
Standar - 20 uL -
Serum 20 uL
Larutan Kerja 1.000 uL 1.000 uL 1.000 uL
Campur sampai homogen. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-
25oC.
Ukur absorban standard an sampel terhadap blanko pada panjang
gelombang 546nm.
Prosedur:
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label
untuk reagen Blanko (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa
serum darah.
2. Tabung RB diberi 1.000 μl Reagen biuret.
3. Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl
Reagen Biuret, dicampur supaya homogen.
4. Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur
supaya homogen.
5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
6. Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan
panjang gelombang 546 nm.
7. Batas linearitas alat adalah 12 g/dl. Apabila didapatkan diatas angka tersebut,
serum harus diencerkan dengan NaCl 1+1, hasil dikalikan 2.
Pasca analitik
Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar proteinnya
Rumus : Kadar Protein = Absorban sampel X Konsentrasi standar
Absorban standar
Nilai Rujukan
Dewasa : 6.0 -8.7 g/dl Bayi : 6.0 -6.7 g/dl
Anak perematur : 4.2 – 7.6 g/dl Anak : 6.2 – 8.0 g/dl
Bayi baru lahir : 4.6 – 7.4 g/dl
Tujuan
Untuk mendeteksi kekurangan albumin
Pra analitik:
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan: Bahan yang digunakan:
Analitik
Prosedur:
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label
untuk reagen Blanko (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa
serum darah.
2. Tabung RB diberi 1.000μl Reagen biuret.
3. Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl
Reagen Biuret, dicampur supaya homogen.
4. Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur
supaya homogen.
5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
6. Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan
panjang gelombang 640 nm.
Pasca analitik
Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar albumin
Rumus : Kadar Albumin = Absorban sampel X Konsentrasi standar
Absorban standar
Nilai rujukan
Dewasa : 3.5 - 5.0 g/dl Bayi : 4.4 - 5.4 g/dl
Anak : 4.0 - 5.8 g/dl Neonatus : 2.9 - 5.4 g/dl
Rumus:
Kadar globulin = Kadar protein- Kadar Albumin
Ratio = Albumin : Globulin
Interprestasi hasil
Nilai rujukan :
- Nilai normal : 2 – 3,5 g/dl
- Ratio A/G :>1g/dl
Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan
- Sampel darah hemolysis
- Pemipetan yang tidak tepat
Reagen
larutan Hayem (HCL);
a. Na2SO4
b. NaCI
c. HgC12
d. Aquadest
Persiapan reagen
Reagen dan standar sudah siap pakai. Tempatkan botol pada tray reagen
Specimen
Penggunaan sample serum dalam pemeriksaan, harus dilakukan pemisahan serum dari
bekuan darah paling lambat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan sample karena
dalam waktu 2 jam kandungan zat di dalam sample masih stabil dan untuk mencegah
kesalahan hasil pemeriksaan.
Stabilitas reagen dan specimen
Sampel yang telah diambil haruslah segera diperiksa karena stabilitas sampel yang
dapat berubah Kekalan tertentu yang menyebabkan terjadinya penundaan pemeriksaan
sampel, diperlukan penyimpanan sampel yang tepat untuk menjaga stabilitas.
Penyimpanan sampel terdapat beberapa cara yaitu:
a. Sampel disimpan dalam suhu kamar
b. Sampel disimpan dalam sulai 2 -8 °C(7 hari) 15 - 25 oC( 24 jam)
c. Sampel dibekukan pada suhu 20°C, -70 atau -120 oC dan tidak boleh dibekukan
ulang
d. Sampel ditambah bahan pengawet
e. Penyimpanan sampel darah sebaiknya dalam bentuk serum
Reagen bertahan sampai batas kadaluwarsa, jika disimpan pada suhu 2-25 derajat
Celsius. Setelah dibuka. hindari kontaminasi
Panjang gelombang: (Tidak menggunakan Fotometer tetapi titrasi)
Cara kerja:
1. Masukkan 1 ml serum dalam tabung Venoject
2. Teteskan larutan Hayem dalam serum dengan pipet TD
3. Amati hingga terjadi kekeruhan pertama
4. Bandingkan kekeruhan dengan serum awal
5. Hitung berapa volume larutan hayem yang digunakan pada pipet
Perhitungan :
Perhitungan kadar globulin didasarkan pada volume larutan hayem yang digunakan
hingga terjadi kekeruhan dengan nilai normal berada diambang 1,5 ml - 2 ml
Rumus perhitungan mungkin saja berlaku jika kadar albumin dan protein total dalam
spesimen diketahui dengan menggunakan rumus :
Globulin (g/dL) = Protein total – Albumin
Dengan nilai normal berada pada ambang
Serum : 3,8 5.1 g/dL
Plasma : 38 - 51 g/Dl
Tujuan:
Uji elektroforesis protein digunakan untuk mengukur albumin dan globulin serum,
protein darah utama, dengan memisahkan protein kedalam lima fraksi yang
Prinsip:
Partikel – partikel bermuatan dalam substrat dapat mengalami pemisahan karena
partikel – partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda dalam muatan listrik
besar kecilnya muatan listrik ini tergantung dari banyak sedikitnya gugus amino atau
karboksil yang terikat pada masing – masing asam amino. Pada ph tertentu suatu protein
bermuatan netral. Bila pH tercapai titik netralnya disebut ph isoelektrik point. berbeda:
albumin, alpha1- globulin, alpha2 - globulin, beta - globulin, dan gamma - globulin.
▪ Pra analitik:
1. Persiapan pasien
Tidak perlu persiapan khusus
Hindari obat yang meningkatkan protein total serum (steroid,
androgen, digitalis, insulin, kontrasepsi oral)
Hindari obat yang menurunkan protein total serum (laksansia,
rifampisin, dekstran, estrogen).
2. Persiapan Sampel
Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung merah bertutup
merah. Cegah terjadinya hemolisis.
Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena akan
menyebabkan hasil peningkatan palsu.
3. Alat dan Bahan
Alat
a. Elektroforesis chamber
b. Power supply
c. Mikropipet
Bahan
a. Serum
b. Agarosa
c. Buffer TAE 1x
d. Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie Blue
R250 (w/w), 30% metanol, 5% asam asetat)
e. Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
f. Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
▪ Analitik
Metode : Elektroforesis
Teknik : Elektroferesis Gel Agarosa
Prinsip kerja : Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang
bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul - molekul
tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan
muatan
yang terkandung di dalamnya. Molekul- molekul yang bermuatan negatif (anion)
akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-molekul yang
bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negative (katoda).
Cara Kerja:
1. Diletakkan agarosa yang telah dicetak dalam chamber.
2. Dimasukkan buffer TAE 1x pada chamber jangan sampai melebihi jembatan.
3. Tempat agarosa diletakkan
4. Dimasukkan Serum ke dalam sumur (origin) dengan berjarak 1 origin kosong
dalam agarosa dengan digunakan mikropipet ± 50 µL
5. Dihubungkan kabel dengan power supply.
Set power supply :
• Voltase 220 v
• Arus 90 A
• Waktu 60 menit
6. Dijalankan power supply
7. Setelah 60 menit, dimatikan power supply dan angkat agarosa.
8. Dimasukkan agarosa dalam larutan Coomassie R250 staining solutin dan
diamkan selama 5 menit ( gunakan hand gloves ), lalu angkat agarosa dan
masukan dalam Destain Solution 1 lalu diamkan selama 5 menit, kemudian
angkat agarosa dan masukan dan Destain Solution 2 lalu diamkan selama 5
menit.26
9. Diamati dan Identifikasi hasil Serum protein tersebut dengan densitometer
yang dihubungkan elektrophoretogram, hasil berupa kurva dan hasil
prosentase masingmasing fraksi protein.
GLUKOSA
Pra analitik
Persiapan Pasien
1. Tidak perlu berpuasa
2. Hindari meminum obat – obatan yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3. Hindari membatasi diet karbohidrat
4. Hindari merokok sebelum pemeriksaan
5. Sebaiknya tidak melakukan Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium
dilakukan dapat menurunkan kadar gula darah.
6. Pemeriksaan sebaiknya dipagi hari.
7. Ketahui riwayat penyakit pasien.
Persiapan Sampel
1. Darah kapiler
1. Identifikasi pasien /jam pengambilan spesimen
2. Labeling 2. Darah vena . Serum (Pada tabung
3. Teknik pengambilan darah yang benar untuk Merah/Kuning) dan Plasma (Pada Tabung
mencegah kontaminasi pada sampel misal Abu-abu berisi NaF) karena NaF mampu
Metode : POCT
Prinsip : Darah kapiler diserap ke dalam strip tes, kemudian mengalir ke area tes dan
bercampur dengan reagen untuk memulai proses pengukuran. Enzim Glucose
dehydrogenase dan koenzim dalam strip tes mengkonversi glukosa dalam sampel darah
menjadi glukonolakton. Reaksi tersebut menghasilkan listrik DC yang tidak berbahaya
sehingga Meter mampu mengukur gula darah.
Tes glukosa darah puasa adalah pengukuran tingkat glukosa darah seseorang setelah orang
tersebut tidak makan selama 8 sampai 12 jam (biasanya semalam)
Pra analitik
Persiapan pasien
1. Pasien dipuasakan 8– 12 jam sebelum tes. Pasien tidak boleh merokok, jika
pasien puasa lebih dari 12 jam maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena
dapat menghasilkan kadar glukosa yang rendah palsu
2. Jika sampel tetap dikerjakan, mintalah persetujuan dari dokter,pasien dan
cantumkan kondisi sampel
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu, jika pasien mengonsumsi
obat maka catat jenis obat dan waktu meminum obatnya.
Persiapan Sampel
1. Pengambilan sampel darah vena 3 mL sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
2. Serum (Pada tabung Merah/Kuning). Stabil kurang dari 1 jam
Analitik
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dL
Prinsip kerja : Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk
asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan phnenol dan
4-aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoeimin berwarna
merah. Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum
Cara kerja
Campur sampai homogen Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25o C Baca hasil
dengan fotometer pada Panjang gelombang 546 nm, dengan program absorban atau C/ST
Pasca Analitik
1. Melakukan verifikasi pada sample
2. Memastikan kondisi pasien (riwayat penyakit, konsumsi obat, konsumsi makanan)
dan identitas pasien
3. Pada tahap ini dilakukan pelaporan dan pencatatan hasil
Interprestasi Hasil
Pra Analitik
Pesiapan pasien
1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi hari. Pasien dipuasakan 8 – 12
jam sebelum tes, kemudian diambil darah puasa
2. Setelah pengambilan darah, pasien diberi makan ( ukurannya seperti
pola makan biasanya ) puasakan kembali 2 jam lalu ambil darah kembali
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu
Persiapan sampel
1. Pengambilan sampel darah vena 3 mL sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
2. Sampel serum ( Tabung merah/ kuning ) stabil kurang dari 1 jam
Analitik
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dL
Prinsip kerja : Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk
asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan phnenol dan
4-aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoeimin berwarna
merah. Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum
Cara kerja
Campur sampai homogen inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Baca hasil
pada panjang gelombang 546 nm
Persiapan pasien
1. Terlebih dahulu pasien berpuasa selama 8-12 jam
2. Diambil darah puasa
3. Setelah diambil darah puasa, diberikan 75 gram/kg BB. Dilarutkan dalam 250
ml air
4. Selama TTGO pasien hanya boleh minum air putih, pasien tidak boleh minum
kopi, teh, merokok. Pasien tidak boleh minum obat sebelum pemeriksaan
Prinsip kerja : Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk
asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan phnenol dan
4-aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoeimin berwarna
merah. Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum
1. Pasien diambil darah vena 3-5 ml untuk uji glukosa darah puasa.
3. Setelah meminum cairan glukosa , Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam,
pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa darahnya.
Pemeriksaan HbA1c
HbA1c mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan terakhir (sesuai dengan
umur sel darah merah manusia kira-kira 100-120 hari), sehingga hal ini dapat
memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu 3 bulan
terakhir.
Tujuan : untuk mengetahui seberapa baik pasien dapat mengontrol penyakitnya
dalam 2 sampai 3 bulan terakhir
● Glicated albumin (GA) adalah salah satu indikator yang menunjukkan keadaan
pengendalian glukosa darah, yang menggambarkan rata-rata glukosa darah 1bulan
sebelumnya (terutama 2 minggu sebelumnya) sesuai dengan usia albumin dan digunakan
untuk menilai diabetes melitus.
● Glycated albumin (GA) adalah albumin yang berikatan dengan glukosa.
● Nilai Normal : 11-16 %
Presisi dan Akurasi
Metode : Within Run
Prinsip : Pengulangan pemeriksaan yang dilakukan pada satu sampel dalam satu seri (within run) dan
ditentukan ukuran bagaimana nilai-nilai hasil pemeriksaan secara seri dan distribusi dari hasil (SD),
juga kesesuaian antara hasil-hasil pemeriksaan (impresisi) atau penyimpangan hasil pemeriksaan
terhadap nilai rata-rata. Kemudian ditentukan kesesuai antara hasil pemeriksaan dengan nilai yang
benar (inakurasi).
Alat :
Mikropipet.
Tip kuning.
Tip biru.
Fotometer
Bahan :
Serum kontrol.
Pereaksi biuret :
Cara Kerja :
1. Siapkan 12 tabung reaksi kecil dan deretkan pada rak dan beri label, BL, ST, X1,X2,X3,X4,
dan X5.
3. Pipet serum kontrol masing- masing 20 µL dan masukkan pada tabung X1,2,3,4, dan X5.
5. Masing- masing isi tabung dikocok sampai homogen dan inkubasi pada suhu kamar selama
10 menit.
6. Ukur kadar protein dari tabung X1,2,3,4 dan X5 terhadap standar pada fotometer pada 546
nm.
7. Masukkan kadar tersebut dalam tabel dan tentukan nilai rata- rata (X), 1SD, 2SD, 3SD, dan
CV (presisi)dan d% (akurasi) serta buat grafik Levey Jenings distribusi kadar masing- masing
protein pada batasan nilai SD terhadap nilai TrueValue.
8. Amati dari grafik (2SD) tersebut adakah yang terdapat pada batas peringatan atau daerah
kontrol (3SD)
Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
Rumus :