Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN PRESISI AKURASI PROTEIN

Kelompok 2 TLM 2A:


1. LANA FAUZIAH FADLIN 10. NURUL PURBAYA
2. LUTHFIAH NISA HANIFAH 11. PERWITA
3. MAHDUM WALIMUN HAMZAH 12. RAHMA LISA
4. MUTHIA BILQIS ASSAFAR 13. RIA ANGRRAENI
5. NABILA AYU FAHIRAH 14. RIFQOH HANNYFAH
6. NABILAH NURACHMAWATY 15. RIZKA AMALIA
7. NIA MURNIAWATI 16. RIZKY MAULANA
8. NITADEWI SITI HARTATI 17. SALWA GAIDAHARA
9. NURHOJATUL HAYAN
Pemeriksaan Protein

1. Pemeriksaan Kadar Protein Total


Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untu
k pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total
protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
• Deskripsi
Protein total sebagian besar terdiri atas albumin dan globulin. Manfaat uji protein serum total ini bersif
at terbatas, kecuali jika tambahan uji albumin serum, rasio A/G, atau uji elektroforesis protein ju
ga dilakukan.
• Tujuan:
– Untuk membedakan antara kadar albumin dan globulin
– Untuk memantau kadar protein
– Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan terpilih yang berhubungan dengan deficit protein
.
1). Pra analitik: 2). Persiapan Pasien
Alat dan Bahan
• Alat yang digunakan: - Tidak perlu persiapan khusus
– Sentrifuge - Hindari zat – zat yang ada hubungannya dengan
– Tabung sentrifuge peningkatan total protein serum invivo.
– Tabung serologi - Tidak terdapat pembatasan asupan makanan ataupun
– Fotometer minuman.
– Mikropipet 20mL dan 1000mL - Makanan tinggi lemak harus dihindari selama 24 jam
– Tip kuning dan biru sebelum uji dilakukan.
– Parafilm
– Tissue
• Bahan yang digunakan:
- Sampel (serum) atau plasma (EDTA/Heparin)
- Pereaksi Biuret
3). Persiapan Sampel
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama.
• Kumpulkan 3 ml darah vena dalam tabung bertutup merah.
• Identitas benar sesuai dengan data pasien
• Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
• Diamkan tabung selama 30 menit dalam suhu kamar
• Centrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rp
• Serum/plasma yang terbentuk dimasukkan ke dalam disposible cup atau ependo
rp kemudian diberi label nama pasien
• Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -2
0ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
• Metode : Biuret
• Prinsip : Ikatan peptide dalam senyawa basa akan membentuk senya
wa kompleks yang berwarna ungu dengan adanya pereaksi biuret, in
tensitas warna yang terjadi setara dengan kadar protein total dalam
sampel dan diukur dengan menggunakan fotometer pada panjang g
elombang 546nm.
ANALITIK
  Blanko Standar Sampel
20µl
Standar - -
20µl
Serum    
1.000µl 1.000µl 1.000µl
Larutan Kerja
Campur sampai homogen. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25oC.
Ukur absorban standard an sampel terhadap blanko pada panajjng
gelombang 546nm.
Prosedur:
• Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label untuk reagen Blank
o (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa serum darah.
• Tabung RB diberi 1.000 μl Reagen biuret.
• Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl Reagen Biuret,
dicampur supaya homogen.
• Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur supaya homogen
.
• Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
• Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan panjang gelomb
ang 546 nm.
• Batas linearitas alat adalah 12 g/dl. Apabila didapatkan diatas angka tersebut, serum harus dien
cerkan dengan NaCl 1+1, hasil dikalikan 2.
Pasca Analitik


 a
• Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar proteinny

• Rumus : Kadar Protein = X Konsentrasi standar

• Nilai rujukan
Dewasa: 6.0 – 8,7 g/dl
Bayi : 6,0 – 6,7 g/dl
Anak: 6,2 – 8,0 g/dl
Anak premaatur: 4,2 – 7,6 g/dl
Bayi baru lahir: 4,6 – 7,4 g/dl
Pemeriksaan Kadar Albumin (Serum)
Dekripsi
Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi dihat
i. Saat hati normal mampu memproduksi 11-15g albumin/hari. Bahk
an ia merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang kada
rnya mencapai60%. Sedangkan nilai normal dalam darah sekitar 3,5
sampai 5g/dL.
Tujuan
Untuk mendeteksi kekurangan albumin.
Pra Analitik
• Alat dan bahan • Bahan yang digunaka
1. Sentrifuge, tabung sentrifuge
n
2. Tabung serologi
3. Fotometer 1. Sampel (serum) atau
4. Mikropipet 10µl dan 1000µl plasma (EDTA/Hepar
5. Tip kuning dan tip biru in)
6. parafilm
2. Persiapan Pasien 3. Persiapan sampel
• Tidak perlu persiapan khusus • Hindari hemolisis dan penggun
• Hindari obat-obat yang dapa aan tourniquet yang lama kare
na akan menyebabkan hasil pe
t mempengaruhi kadar album
ningkatan palsu.
in serum invivo , kadarnya m
• Tampung 3-5 ml dara vena dal
eningkat pada infus albumin.
am tabung bertutup merah.
• Tidak ada pembatasan maka
nan atau minuman.
• Obat tertentu dapat menyeb
abkan hasil negatif dan positi
f palsu (lihat pengaruh obat)
Metode : Brom Cresol Green (BCG)
• Prinsip : Albumin dengan BCG pada suasana pH 4,2 dari buffer sit
rat akan membentuk kompleks warna Hijau-Biru. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi Albumin dalam sa
mpel, yang diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 5
78nm.
ANALITIK
  Blanko Standar Sampel
Standar - 10µl -
Serum     10 µl

Larutan Kerja 1.000 µl 1.000 µl 1.000 µl

Campur sampai homogen.


Inkubasi selama 3 menit pada suhu 20-25oC.
Ukur absorban standar & sampel terhadap blanko dengan menggunkan
program absorban atau ukur kadar albumin dengan program C/ST pada
fotometer dengan panjang gelombang 640nm.
PROSEDUR
1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label untuk
reagen Blanko (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa serum darah.
2. Tabung RB diberi 1.000μl Reagen biuret.
3. Tabung STD diberi 20μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 1.000μl R
eagen Biuret, dicampur supaya homogen.
4. Tabung SPL diberi 20μl Sampel (serum) dan 1.000μl Reagen Biuret , dicampur sup
aya homogen.
5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar.
6. Diukur absorbs (∆A) dari STD dan SPL terhadap RB dengan fotometer dengan pa
njang gelombang 640 nm.
Pasca Analitik

•  
• Membaca nilai absorbansi dari fotometer dan hitung kadar proteinnya
• Rumus : Kadar Protein = X Konsentrasi standar
• Nilai rujukan
Dewasa : 3,5 – 5,0 g/dl
Anak : 4,0 – 5,8 g/dl
Bayi : 4,4 – 5,4 g/dl
Noenatus: 2,9 – 5,4 g/dl
Pemeriksaan kadar globulin serum
• Prinsip: Kadar globulin didapat dari selisih antara kadar protein total seru
m dengan kadar albumin serum tersebut. Sedangkan nilai ratio albumin
dengan globulin didapapt dari perbandingan kadar albumin terhadap glo
bulin serum tersebut.

• Rumus :
Kadar globulin = Kadar protein- Kadar Albumin
Ratio = Albumin : Globulin
Pra analitik
Pra analitik: Alat dan Bahan :
• Alat
• Persiapan pasien • Elektroforesis chamber
• Tidak perlu persiapan khusus • Power supply
• Mikropipet
• Hindari obat yang meningkatkan protein total s • Bahan
erum (steroid, androgen, digitalis, insulin, kontr – Serum
asepsi oral) – Agarosa
– Buffer TAE 1x
• Hindari obat yang menurunkan protein total ser – Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie Blue R250
um (laksansia, rifampisin, dekstran, estrogen). (w/w), 30% metanol, 5% asam asetat)
– Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
Persiapan Sampel – Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam ta
bung merah bertutup merah. Cegah terjadinya
hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet y
ang lama karena akan menyebabkan hasil peni
ngkatan palsu.
Analitik
1. Masukkan 1 ml serum dalam tabung Venoject
2. Teteskan larutan Hayem dalam serum dengan pipet TD
3. Amati hingga terjadi kekeruhan pertama
4. Bandingkan kekeruhan dengan serum awal
5. Hitung berapa volume larutan hayem yang digunakan pada pipet
Interpretasi hasil
• Perhitungan kadar globulin didasarkan pada volume larutan hayem yang
digunakan hingga terjadi kekeruhan dengan nilai normal berada diamba
ng 1,5 ml - 2 ml
• Rumus perhitungan mungkin saja berlaku jika kadar albumin dan protein
total dalam spesimen diketahui dengan menggunakan rumus :
• Globulin (g/dL) = Protein total – Albumin

Dengan nilai normal berada pada ambang


• Serum : 3,8 5.1 g/dL
• Plasma : 38 - 51 g/Dl
ELEKTROFORESIS PROTEIN (SERUM)

• Elektroforesis merupakan teknik pemisahan berdasarkan pergerakan molekul be


rmuatan dalam suatu medan listrik dimana percepatan pergerakan molekul ter
gantung dari muatan bentuk serta ukuran.
Tujuan:
• Uji elektroforesis protein digunakan untuk mengukur albumin dan globulin seru
m, protein darah utama, dengan memisahkan protein kedalam lima fraksi yang
Prinsip:
• Partikel – partikel bermuatan dalam substrat dapat mengalami pemisahan kare
na partikel – partikel tersebut memiliki kecepatan gerak yang berbeda dalam m
uatan listrik besar kecilnya muatan listrik ini tergantung dari banyak sedikitnya
gugus amino atau karboksil yang terikat pada masing – masing asam amino.
▪ Pra analitik:

Persiapan pasien
• Tidak perlu persiapan khusus
• Hindari obat yang meningkatkan protein total serum (steroid, androgen, di
gitalis, insulin, kontrasepsi oral)
• Hindari obat yang menurunkan protein total serum (laksansia, rifampisin, d
ekstran, estrogen).
Persiapan Sampel
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung merah bertutup mera
h. Cegah terjadinya hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena akan men
yebabkan hasil peningkatan palsu.
Alat dan Bahan
1.) Alat
2.) Elektroforesis chamber
3.) Power supply
Mikropipet
1.) Bahan
2.) Serum
3.) Agarosa
4.) Buffer TAE 1x
5.) Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie Blue R250 (w/w),
30% metanol, 5% asam asetat)
4.) Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
5.) Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
Analitik
 Diletakkan agarosa yang telah dicetak dalam chamber.
 Dimasukkan buffer TAE 1x pada chamber jangan sampai melebihi jembatan.
 Tempat agarosa diletakkan
 Dimasukkan Serum ke dalam sumur (origin) dengan berjarak 1 origin kosong dalam agarosa dengan digunakan mikro
pipet ± 50 µL
 Dihubungkan kabel dengan power supply.
Set power supply :
• Voltase 220 v
• Arus 90 A
• Waktu 60 menit
 Dijalankan power supply
 Setelah 60 menit, dimatikan power supply dan angkat agarosa.
 Dimasukkan agarosa dalam larutan Coomassie R250 staining solutin dan diamkan selama 5 menit ( gunakan hand glov
es ), lalu angkat agarosa dan masukan dalam Destain Solution 1 lalu diamkan selama 5 menit, kemudian angkat agaro
sa dan masukan dan Destain Solution 2 lalu diamkan selama 5 menit.26
 Diamati dan Identifikasi hasil Serum protein tersebut dengan densitometer yang dihubungkan elektrophoretogram, ha
sil berupa kurva dan hasil prosentase masingmasing fraksi protein.
•Pasca Analitik Nilai Rujukan
Interpretasi Hasil Normalnya:
Fraksi % g/dl
Albumin 58-74 3,3-5,0
Alfa 1 globulin 2,0-3,5 0,1-0,4
Alfa 2 globulin 5,4-10,6 0,5-0,1
Beta globulin 7,4-14,0 0,7-1,2
Gama globulin 8,0-18,0 0,5-1,6

(a) Skema representasi dari protein Elektroforesis dengan gel agarose

(b) Pemisahan protein dilihat dengan densitometer


Fraksi-fraksi Serum Protein Elektroforesis:

A. Albumin, berfungsi mempertahankan tekanan osmotik plasma yang di


sintesa dalam hati.
• Sirosis Hepatis
• Hiperalbuminemia: Peningkatan Albumin
– Dehidrasi
– Multiple myeloma 
• Hipoalbuminemia: Penurunan Albumin
– Penyakit hati : cirosis hepatis
– Penyakit ginjal : sindrom nefrotik
– Keganasan
– Malnutrisi
– Inflamasi gastrointestinal Kehamilan (normal 8 minggu post
partum), usia tua
Sirosis Hepatis
b. Alpha 1-globulin, Terdiri dari:
– Alfa 1 Antitripsin (AAT)
Apabila terjadi peningkatan pada Alpha 1-globulin, dapat menyebabkan: infeksi akut, f
ebris, kehamilan sedangkan jika terjadi penurunan dapat menyebabkan: nefrosis, defisi
ensi alfa 1 antitripsin.

c. Alpha2- globulin, terdiri dari :


– α2 Haptoglobin (HAP) → hemolisis
– α2 Macroglobulin (AMG) → sindrome nefrotik
– Ceruloplasmin (CER) → penyakit wilson
d. Beta-globulin, terdiri dari :
– Transferin (TRF) : transport Fe → Anemia hipokromik
– β Lipoprotein : Transport Lipid

e. Alpha2- globulin, terdiri dari :


– α2 Haptoglobin (HAP) → hemolisis
– α2 Macroglobulin (AMG) → sindrome nefrotik
– Ceruloplasmin (CER) → penyakit wilson
Kesimpulan :

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan sus
unannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam am
ino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal, serta molekulny
a sederhana, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh karena protein ters
usun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsu
r seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H, O, N dan
kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti misalnya S, P, Fe, ata
u Mg.Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula.
Presisi atau ketelitian merupakan kesesuaian antara hasil pada pemeriksaan
berulang. Akurasi atau ketepatan merupakan kesesuaian hasil pemeriksaan
dengan nilai yang sebenarnya. Pada pemeriksaan laboratorium ketelitian da
n ketepatan analisa sangatlah penting untuk hasil pemeriksaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai