Anda di halaman 1dari 7

PETUNJUK PENGGUNAAN

TSH ELISA KIT

PENGGUNAAN YANG DIMAKSUD

Uji autobio TSH dirancang untuk penentuan kuantitatif konsentrasi TSH dalam serum manusia.

PENDAHULUAN

Penentuan kadar serum atau plasma dari TSH/ tirotropin merupakan metode sensitive dalam
diagnosis awal (primer) dan sekunder pada penyakit hipotiroid. TSH adalah sekresi dari lobus
anterior dari kelenjar pituitary dan menginduksi produksi dan pelepasan tirosin (T4) dan
triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid, yang adalah glikoprotein dengan berat molekul sekitar
28.000 Dalton. Terdiri dari 2 sub unit yang berbeda secara kimia, alfa dan beta.

Walaupun konsentrasi TSH dalam darah sangat rendah, TSH sangat penting untuk menjaga
fungsi tiroid tetap normal. Pelepasan TSH diatur oleh hormone pelepasan TSH-releasing
hormone (TRH), yang diproduksi oleh hipotalamus. Kadar TSH dan TRH berbanding terbalik
dengan kadar hormone tiroid. Dimana ketika kadar hormone tiroid tinggi dalam darah, pelepasan
TRH diproduksi rendah oleh hipotalamus. Sehingga TSH kurang disekresi oleh pituitari.
Tindakan yang berlawanan akan terjadi ketika ada penurunan kadar hormone tiroid dalam darah.
Proses ini dikenal sebagai mekanisme umpan balik negative, dan bertanggung jawab dalam
menjaga kadar hormone-hormon dalam darah. TSH dan pituitary glikoprotein, LH, FSH dan
HCG identik dengan memiliki rantai alfa.

PRINSIP PENGUJIAN

Tes TSH ELISA didasarkan pada prinsip uji immunosorbent enzim terkait fase padat. sistem
pengujian menggunakan antibodi monoklonal spesifik secara langsung terhadap determinan
antigenik yang berbeda pada molekul TSH utuh. satu antibodi anti-TSH monoclonal digunakan
untuk imobilisasi fase padat dan antibodi anti-TSH lainnya adalah dalam larutan konjugasi
antibodi-enzim (horseradish peroksidase). sampel uji diizinkan untuk bereaksi secara bersamaan
dengan dua antibodi, menghasilkan molekul TSH yang terjepit di antara fase padat dan antibodi
terkait-enzim. setelah inkubasi 60 menit pada 37C, sumur dicuci dengan Wash Solution untuk
menghilangkan antibodi berlabel yang tidak terikat. Solusi subtrata dan Chromogen Solution
ditambahkan dan diinkubasi selama 20 menit, sehingga pengembangan dihentikan dengan
penambahan Stop Solution, dan warnanya berubah menjadi kuning dan intensitas warna diukur
secara spektrofotometri pada 450 nm. intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi TSH
dalam sampel uji.

BAHAN YANG DISEDIAKAN

1) Antibody Coated Microtiter Plate: Microplate dengan antibodi anti-TSH monoclonal


antibody(MAB) coated (1 plate, 96 wells)
2) Enzyme Conjugate Reagent: Horseradish Proxidase (HRP) berlabel anti-TSH (MAb) dalam
Stabilizing Buffer (1 vial, 6 ml)
3) Standar Referensi: 0, 0,5, 2,0, 5,0, 10, 20 µLU / ml TSH dalam larutan Tris dengan
pengawet, 1μLU / ml standar acuan setara dengan 1 µLU / ml IRP 80/558 ke-2. (6 vial), 1 ml
/ ea)
4) Solusi Cuci Berkonsentrasi: PBS-Tween (1 botol, 25 ml, 40x)
5) Solusi Substrat: Hidrogen Peroksida (1 vial, 7,5 ml)
6) Chromogen Solution: Tetramethylbenzidine (1 vial, 7,5 ml)
7) Stop Solusi: 1.0M H2SO4 (1 vial, 7.5 ml)

BAHAN-BAHAN YANG TIDAK DISEDIAKAN

Bahan-bahan berikut adalah bahan-bahan wajib tetapi bukan berasal dalam alat uji :

1. Air sulingan
2. Pipet presisi untuk pengiriman dari 20-200pl, 100-1000pl (penggunaan pipet akurat
dengan plastik yang dapat dibuang sangat dianjurkan)
3. Pembaca lempeng mikro ELISA dengan sebuah pita selebar 10nm atau lebih dan sebuah
densitas optik berjarak 0-3,5 OD atau lebih besar 450nm panjang gelombang
4. Pengaduk magnet
5. Pusaran pengaduk atau penyetara
6. Mesin cuci lempengan mikro
7. Pengontrol kualitas bahan percobaan
8. Inkubator
9. Kertas penghisap

PENYIMPANAN ALAT UJI DAN INSTUMENTASI/LANGKAH-LANGKAH

1. Alat uji yang belum dibuka harus disimpan di 2-8ºC setelah diterima dan lempeng mikro
tersimpan di sebuah kantong tertutup dan kering untuk mengurangi paparan udara basah.
Alat uji kemungkinan dipakai sepanjang sebelum masa kadaluarsa (1 tahun dari tanggal
pembuatan). Perhatikan label bungkusan tanggal kadaluarsa.
2. Alat uji yang sudah terbuka akan bertahan paling lambat dua bulan, asalkan disimpan
sesuai aturan di atas.

PERCOBAAN DAN PERSIAPAN BAHAN

1. Serum adalah jenis sampel yang disarankan untuk menguji kadar logam ini.
2. Kumpulkan seluruh sampel darah secara umum dari pembuluh darah vena
3. Biarkan sampel menggumpal selama 1 jam sebelum proses sentrifugasi
4. Hindari hemolitik berlebihan, lipemik, atau sampel mengkeruh
5. Sebelum digunakan, bahan percobaan harus ditutup dan disimpan selama 48 jam dalam
2-8ºC. untuk penyimpanan yang lebih lama, bekukan bahan percobaan di -20ºC. Sampel
yang dicairkan, harus dicampur sebelum diuji.

KEWASPADAAN DAN PERINGATAN

1. Hanya untuk penggunaan in vitro.


2. Penanganan bahan reaksi, serum bahan percobaan harus sesuai dengan aturan
keselamatan dasar.
3. Semua produk hewani dan tiruan harus diambil dari hewan yang sehat. Komponen sapi
berasal dari Negara yang dimana BSF sudah tidak dilaporkan. Namun demikian,
komponen yang berisi zat-zat hewani harus diobati selama berpotensi terinfeksi.
4. Hindari kontak kulit dengan semua bahan reaksi. Larutan berhenti berisi H ₂SO ₄, jika ada
kontak kulit, cuci sepenuhnya dengan air.
5. Jangan merokok, minum, makan atau menggunakan kosmetik di wilayah kerja. Jangan
menghirup dengan mulut. Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan sekali pakai.

PERSIAPAN REAKSI

1. Semua bahan reaksi harus dibawa ke temperatur ruangan (18-25ºC) sebelum digunakan.
2. Sesuaikan inkubator di suhu 37ºC
3. Siapkan larutan cuci : tambahkan 25ml konsentrat larutan cuci ke 1000ml air sulingan
dan campurkan secara baik dengan pengaduk magnet. Larutan cuci stabil di R.T selama
dua bulan.

CATATAN PENTING

1. Jangan gunakan bahan reaksi yang sudah kadaluarsa


2. Jangan mencampur atau menggunakan komponen dari alat uji dengan nomor atau angka
yang jauh berbeda
3. Disarankan tidak boleh lebih dari 32 kali pemakaian untuk setiap uji coba yang
dilakukan, jika pipet manual digunakan, sejak seluruh standar pipet, contoh dan kontrol
harus lengkap dalam waktu 5 menit. Sepenuh 96 kali penggunaan maka secara otomatis
pipet tersedia.
4. Segera gantilah penutup bahan reaksi. Jangan menukar penutup.
5. Prosedur pencucian sangat penting. Pencucian yang sempurna akan menghasilkan
ketelitian yang buruk dan yang fatal pembacaan absorbansi palsu meninggi.
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Amankan / pastikan jumlah sumur terlapis yang diinginkan dalam dudukannya. Membuat
lembar data dengan identifikasi sampel.
2. Membagikan (dipipet) 50 µL standarts, spesimen (sampel), dan control sesuai sumur.
3. Membagikan (dipipet) 50 µL reagen enzim konjugat kedalam setiap sumur.
4. Benar-benar tercampur 30 detik (diamkan 30 detik sampai benar-benar tercampur).
Pencampuran yang sempurna sangat penting untuk tahap ini.
5. Inkubasi 370C selama 60 menit.
6. Pindahkan campuran inkubasi dengan membalik isi piring ke dalam wadah pembuangan.
7. Bilas dan jentikan sumur microtiter 5 kali dengan larutan pencuci.
8. Letakkan sumur kertas penyerap untuk menghapus semua sisa tetesan air.
9. Membagikan (dipipet) 50 µL larutan kromogen kedalam setiap sumur.
10. Membagikan (dipipet) 50 µL larutan substrat kedalam setiap sumur. Dengan hati-hati
dicampur selama 15 detik.
11. Inkubasi pada suhu ruangan yang gelap selama 20 menit tanpa dikocok/dicampur.
12. Hentikan reaksi dengan menambahkan 50 µL larutan stop ke setiap sumur.
13. Dengan hati-hati dicampur selama 15 detik. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa
warna biru berubah menjadi kuning sempurna.
14. Baca absorbansi pada 450 nm dengan microplate ELISA raeder dalam 15 menit.

PERHITUNGAN HASIL
1. Hitung nilai rata-rata dari setiap reagen duplikat. Jika diperlukan nilai rata-rata harus
digunakan untuk perencanaan.
2. Pada kertas grafik linear petak nilai absorbansi (ordinat) untuk masing-masing kalibrator
terhadap konsentrasi TSH yang sesuai dalam µIU/mL (absis) dan menggambar kurva
kalibrasi melalui titik kalibrator dengan menghubungkan titik-titik yang diplot dengan
garis lurus.
3. Baca konsentrasi pada setiap control dan sampel dengan interpolasi pada kurva kalibrasi.
4. Pengurangan data dengan bantuan computer akan menyederhanakan perhitungan ini. Jika
pemrosesan hasil otomatis digunakan, disarankan pemasangan kurva fungsi logistic 4-
parameter.
CONTOH STANDAR KURVA
(gambar kurva)

INTERPRETASI HASIL
(tabel)

KINERJA
A. SENSITIVITAS
B. SPESIFITAS
C. PRESISI
D. AKURASI
E. EFEK PENGAIT

KELEMAHAN
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan akan sesuai apabila memahami instruksi pada KIT dan
bekerja sesuai dengan praktek laboratorium yang baik.
Antibody heterofilik dalam serum manusia dapat bereaksi dengan immunoglobulin reagen,
sehingga mengganggu immunoassay secara in vitro.
Rutinitas pasien yang terpapar dengan hewan atau produk serum hewan dapat mempengaruhi
pemeriksaan, sehingga nilai anomalia dapat diamati.
Untuk diagnosa konsentrasi TSH, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fungsi kelenjar
hipotalamus, fungsi kelenjar tiroid dan respon hipofisis terhadap TRH.
Untuk tujuan diagnosis hasil yang diperoleh dari pemeriksaan selalu dikombinasikan dengan
permintaan klinik, riwayat kesehatan pasien dan lain sebagainya.
KONTROL KUALITAS
Panduan pedoman laboratorium mengharuskan setiap spesimen quality control harus
dijalankan dengan masing-masing kurva kalibrasi untuk pembuktian pemeriksaan yang
dilakukan. Untuk memastikan dengan tepat pengujian yang dilakukan, secara statistic nomor
yang tepat dari kontrol telah diuji untuk ditetapkan nilai rata-rata dan range/kisaran yang
sesuai.

SIMBOL
- Sekumpulan kode
- Digunakan jika
- Pabrik pembuat
- Penampung cukup untuk <n> pengujian
- Diagnose alat kesehatan untuk diagnose in vitro
- Batas temperatur
- Nomor catalog
- Konsultasi instruksi untuk penggunaan

Anda mungkin juga menyukai