Anda di halaman 1dari 5

RPR Antigen

Tujuan penggunaan
RPR Antigen adalah tes flokulasi(penggumpalan) non-Treponemal yang digunakan untuk
mendeteksi dan menghitung kembali antibodi dalam plasma atau serum seseorang yang
menderita syphilis, atau adanya penyakit treponema lainnya. Kadang, seseorang dengan penyakit
atau kondisi lain juga dapat memberi reaksi terhadap tes non-Treponemal ini.

Ringkasan dan Prinsip


Treponema Pallidum, adalah agen yang bertanggungjawab penyebab penyakit syphilis,
menghasilkan 2 jenis antibodi pada infeksi tersebut. Antibodi dari Treponema bisa dideteksi
dengan tes Flourescent Treponemal Antibody-Absorption (FTA-ABS) atau tes MHA-TP dimana
antibodi yang terbentuk kembali bisa terdeteksi dengan tes non-treponemal seperti RPR Antigen
Card Tes. Adanya antibodi yang terbentuk kembali pada sample akan memberikan reaksi
(positif), RPR Antigen akan memproduksi flokulasi hitam dengan latar belakang putih pada
kartu tesnya. Dengan adanya kontras warna tersebut, sample yang tidak berekasi (negatif) akan
menghasilkan suspensi berwarna abu-abu terang.

Bahan yang terkandung


1. RPR Carbon Antigen
0.003% Cardiolipin, 0.020-0.022% leeithin, 0.09% Cholestrol, 0.0125M EDTA, 0.01M
Na2HPO3, 0.01M KH2PO4, 0.1% Thimerosal, 0.0118% Charcoal, dan 10% Choline Chloride.

2. Kontrol Reaktif (Positif)


Serum manusia mengandung 0.1% Sodium Azide sebagai pengawet

3. Kontrol Non-Reaktif (Negatif)


Serum manusia mengandung 0.1% Sodium Azide sebagai pengawet

4. peralatan
Botol tetes ukuran 3ml, jarum, kartu tes dan pipet satu kali pakai

5. bahan yang diperlukan


Rotator mekanik yang diatur pada 100 +/- 2 rpm dengan penutup, pengatur waktu, pipet
otomatis, tube tes, sarung tangan dan sumber cahaya

Penyimpanan dan stabilitas


Jika tidak digunakan, tempatkan reagen dan kontrol pada suhu 2-8C. JANGAN DIBEKUKAN.
Saat akan digunakan, hangatkan terlebih dahulu pada suhu 23-29 C. Antigen didalam harus
dihomogenisasi sebelum digunakan. Gunakan antigen secukupnya untuk penggunaan tes 1 hari.

Tindakan Pencegahan
Produk ini hanya untuk penggunaan diagnostic in vitro saja . Botol setelah digunakan harus
dibersihkan secara menyeluruh dan jarumnya di bilas dengan air suling, lalu keringkan. Botol
reagen dan kontrol telah teruji pada tes pada serum manusia asli untuk mengetahui adanya
Antigen Hepatitis B dan antibodi HIV-1, dan hasilnya negatif. Bagaimanapun, produk dengan
serum manusia dan spesimen dari pasien harus dianggap berpotensi berbahaya dan ditangani
sebagai bahan infeksius. Pengawet Sodium Azide mungkin akan bereaksi dengan logam pipa
sehingga terbentuk ledakan logam azide. Sebagai pencegahan, siramkan dengan air yang banyak
untuk mencegah terbentuknya logam azide.

Pengambilan Spesimen
Plasma dengan EDTA dan serum yang dipanaskan/tidak dipanaskan bisa digunkan. Spesimen
harus steril dari kontaminasi bakteri dan tidak hemolisis. Serum segar yang tidak terkontaminasi
bisa disimpan pada suhu 2-8C hingga 5 hari sebelum digunakan. atau sample bisa juga
dibekukan. Spesimen plasma hanya bisa digunakan untu kurun waktu 48jam, setelah melewati
waktu itu, sample harus dibuang.

Langkah prosedur
CATATAN: Seluruh spesimen, kontrol, reagent harus didiamkan pada suhu 23-29C sebelum
digunakan

Tes Kualitatif:
1. Petugas yang melakukan tes ini harus mengacu pada tabel hasil, agar mengetahui dengan jelas
hasil yang akan didapatkan. Jika tidak, lakukanlah tes dengan kontrol agar mengetahui hasil yang
mungkin terjadi. Teteskan 1 tetes dari setiap kontrol ke tiap-tiap lingkaran yang berbeda pada
kartu tes, lalu lakukan step ke-3 hingga step ke-5 dibawah.
2. gunakan pipet yang berbeda pada setiap sampel. Ketika menggunakan pipet stirrer, pegang
secara vertikal agar hasil akurat.
3. Gunakan pipet stirrer, luaskan sample tersebut hingga ke tiap area lingkaran
4. Campurkan Reagen Antigen Carbon dengan baik. Tempelkan jarum ke botol. Tekan botol
tersebut untuk mengeluarkan udara dan tarik reagen agar masuk ke botol. Buang beberapa tetes
dan lalu teteskan 1 tetes antigen (Pegang botolnya secara vertikal) ke lingkaran tes tadi.
JANGAN MENCAMPURKAN sample dengan antigen.
5. Letakkan kartu tes itu ke rotator dan letakkan penutupnya. Nyalakan rotator dengan
pengaturam 100rpm selama 8 menit. Setelah rotasi, putaran tangan singkat dan kemiringan kartu
(3 sampai 4 kali) harus dilakukan untuk membantu membedakan hasil nonreaktif dari hasil
reaktif minimal (positif). Baca hasil secara makroskopis dalam keadaan basah dibawah lampu
berintensitas tinggi.

Hasil
Hasil reaktif (positif) diketahui dengan adanya aggregat ditengah atau dipinggiran lingkaras tes.
Seluruh spesimen akan menunjukan seberapa besar reaktifitas yang terjadi atau terlihat dari
tingkat kekasaran yang ditunjukkan, harusnya bisa dijumlahkan (berdasarkan Prosedur tes
Quantitatif). Adanya hasil yang kasar bisa jadi adanya indikasi dari sample dengan prozone.
Reaksi sample yang minim ditunjukan dengan hasil yang halus. Hasil negatif ditunjukan dengan
adanya warna abu-abu terang.

Reactive Non-reactive
Tes Quantitative:
1. Teteskan 1 tetes (0.05ml) spesimen menggunakan stirrer pipet pada lingkaran pertama
2. Gunakan pipet otomatis 0.05ml (bisa juga dengan stirrer pipet), teteskan 1 tetes 0.9% saline ke
lingkaran ke-2 hingga ke-5 (dilusi tertinggi) JANGAN DILEBARKAN
3. Gunakan Pipet volume yang akurat, teteskan 0.05ml sample ke lingkaran ke-2. Masukan ujung
pipet tersebut ke campuran tadi, lalu campurkan dengan menarik dan mengeluarkan campuran
tersebut dengan pipet sebanyak 8 kali. Hindari terjadinya balon udara. Ambil 0.05ml campuran
tersebut, masukan ke dalam lingkaran ke-3. Lakukan hal tersebut berulang hingga mencapai
lingkaran ke-5 dan buang 0.05ml dari lingkaran ke-5 tersebut. Lingkaran 1 hingga 5 adalah dilusi
yang terbentuk dari setiap proses.

Circle: 1 2 3 4 5
Dilusi: 1:1 1:2 1:4 1:6 1:8

4. Dengan menggunakan stirrer pipet lebarkan diluasi sample ke seluruh area dilingkaran
tersebut dari lingkaran ke-5 terlebih dahulu (dilusi tertinggi). Lakukan perluasan ini ke lingkaran
4, 3, 2, dan 1

5. Teteskan 1 tetes Antigen Carbon dari botol tetes ke tiap lingkaran. JANGAN TERCAMPUR.
Letakkan kartu tersebut ke rotator otomatis dan atur selama 8 menit

6. Setelah 8 menit dirotasi, dengan cepat baca hasil secara makroskopis pada keadaan basah
dibawah lampu intesitas tinggi . Titer setiap sample adalah timbal balik dari dilusi tertinggi untuk
menunjukkan hasil secara maksroskopi (lihat ditabel hasil)

7. Jika sampel positive di dilusi ke 1:16, prosedur harus diperpanjang dengan cara:
a. Siapkan dilusi 1:50 dari serum yang tidak bereaksi di 0.9% saline. Ini digunakan untuk
membuat 1:32 dan dilusi yang lebih tinggi dari spesimen untuk dites lebih lanjut. Teteskan
0.05ml dari dilusi tersebut ke lingkaran ke-2 hingga ke-5.
b. Siapkan dilusi 1:16 dari spesimen dengan menambahkan 0.1ml serum ke 1.5ml 0.9% saline.
Campurkan secara merata. Teteskan 0.05ml dari dilusi 1:16 ke lingkaran ke-1 dan ke-2
c. Di lingkaran ke-2, masukan ujung dari pipet otomatis ukuran 0.05ml ke campuran hasil
(sample dan diluent). Pindahkan 0.05ml dari sample campuran tadi ke lingkaran berikutnya.
Ulangi prosedur pencampuran. Lanjutkan dilusi ini hingga lingkaran ke-5 dan buang 0.05ml dari
lingkaran terakhir.

Pada lingkaran 1 ke 5 adalah dilusi yang terbentuk dari setiap proses.

Circle: 1 2 3 4 5
Dilusi: 1:16 1:32 1:64 1:128 1:256

d. Proses dari tes prosedur menjelaskan bahwa step ke 4 dan 5 dari Tes Kuantitatif.
e. Lanjutkan dilusi hingga titer hasil akhir didapatkan.

Hasil
1:2 1:4

Reactive Reactive

Minimal Reactive Negative

1:8 1:16

Negative

Quality Control
Kontrol bereaksi (positive) dan kontrol tak berekasi (Negative) telah dimasukan ke dalam tes kit
untuk mengetahui performa dari reagent. Jika hasil diluar ekspektasi yang seharusnya, reagen
jangan digunakan kembali.

Batasan
Reaksi False Positive kadang terjadi pada RPR Carbon Antigen Tes. Seperti halnya reaksi
tersebut terjadi pada penyalahgunaan obat dan penyakit lupus erythematosis, mononucleosis,
leprosy, pneumoniae, dan setelah vaksin cacar. Ractive RPR Kaset spesimen harus dijadikan
objek untuk mendapatkan konfirmasi hasil lebih lanjut seperti yang direkomendasikan pada
manual tes untuk syphilis. Seperti pada prosedur tes serologi lainnya, diagnosis dari penyakit
syphilis tidak hanya didapatkan dari 1 kali hasil positif. Temperatur dari reagent dan specimen
sangat penting untuk dites hasilnya. Specimen plasma lebih dari 48jam akan memberikan hasil
eror.

Karakteristik performa
RPR Antigen telah dites menurut Centers For Disease Control (CDC) RPR Cassete Procedure.
RPR Antigen telah dibandingkan dengan CDC RPR Antigen dan RPR Antigen secara klinisi
telah dievaluasi. Sebanyak 205 specimen telah digunakan pada kasus ini dan telah disetujui
hasilnya 100%. Sebanyak 109 specimen negative menghasilkan hasil negative ketika dites
dengan 3 tipe RPR Antigen. 96 specimen positive memberikan hasil positive ketika dites dengan
3 tipe RPR Antigen. Hanya 4 dari 96 specimen positive berbeda dengan 1 dilusi dengan titer
berbeda ketika tes Kuantitatif. Tak ada penyimpangan yang spesifik dari hasil yang terjadi.

Specimens RPR Antigen CDC Antigen Competitor Tes


Positive 96 96 96
Negative 109 109 109

Refrensi
1. Hunter. EF. Deacon, W.E and Meyer PE. An improved FTA Test for syphilis. The Absorption
Procedure (FTA-ABS) Public Health Reports. 79. 410-412.1964
2. Manual of test syphilis. Public Health Service Publication. No.441. 1969
3. Manual of Test for Syphilis. Public Health Service Publication. No.441. 1990

Anda mungkin juga menyukai