Anda di halaman 1dari 3

Nama : Evi Hastanti Saptasiwi

NIM : P3.73.34.1.19.014
Prodi : DIII Teknologi Laboratorium Medis

RESUME RAPID PLASMA REAGIN (RPR)


Prinsip Pemeriksaan :
RPR/Rapid Plasma Reagin digunakan dalam tes non-treponemal untuk tes serologi
sifilis. Suspensi karbon partikulat dilapisi dengan kompleks lipid aglutinasi dengan
adanya reagen serum. Reagin adalah antibodi yang ada di serum pasien sifilis.
Aglutinasi terlihat dalam bentuk gumpalan hitam yang dapat dilihat secara
makroskopik menunjukkan adanya antibodi tersebut dalam sampel yang diuji.

RPR CARBON ANTIGEN KIT :


1. Botol tutup biru = Kontrol Negatif
2. Botol tutup merah = Kontrol Positif
3. Botol tutup putih = Antigen
4. Botol tidak berlabel = Saline 0,5%

Komposisi :
Suspensi Karbon Stabil dilapisi dengan kompleks lipid Sodium Azide 0,95 g/L

Penyimpanan :
Simpan pada suhu 2 – 8oC

Spesimen :
1. Serum atau Plasma stabil selama 48 Jam pada 2 – 8oC.
2. Spesimen harus bebas dari kontaminasi dan hemolisis.
3. Specimen lipemik tidak akan mempengaruhi hasil tes, kecuali cukup parah untuk
mengaburkan keadaan partikel antigen.

Persiapan sampel :
1. Dapatkan dari darah vena yang dimasukkan ke dalam tabung tanpa antikoagulan,
kemudian didiamkan sekitar 15-20 menit hingga darah membeku.
2. Centrifuge spesimen dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit, sehingga
terpisah antara cairan serum dengan sel darah. Pindahkan serum ke cup serum
dan beri identitas.

Persiapan Reagen :
Homogenkan antigen karbon perlahan agar tercampur merata. Pindahkan antigen
karbon ke dalam botol penetes. Beri label pada botol dengan antigen lot number,
tanggal kadaluarsa dan tanggal pemindahan. Setelah antigen dipindahkan ke dalam
botol, antigen akan stabil selama 3 bulan atau sampai waktu kadaluarsa.

Peralatan tambahan :
1. Rotator mekanik, disetel pada kecepatan 100 rpm, dengan diameter lingkaran 2,0
cm.
2. Tempat spesimen, kertas sekali pakai dengan lingkaran / Glass Slide
3. Mikropipet 50 uL dan tip cone
4. Stopwatch

Pemeriksaan Kualitatif
Prosedur kerja :
1. Letakkan dan hangatkan reagen dan sampel pada suhu kamar.
2. Letakkan 50µl (1 tetes) sampel dan 1 tetes kontrol positif dan kontrol negatif
pada lingkaran slide dengan latar putih.
3. Homogenkan carbon antigen secara perlahan.
4. Ratakan dan lebarkan sampel di setiap lingkaran menggunakan stirer.
5. Tambahkan 1 tetes antigen (menggunakan jarum hipodermik yang terpasang pada
botol penetes) pada setiap lingkaran.
6. Putar slide/kartu menggunakan rotator pada kecepatan 100 rpm selama 8 menit

Pemeriksaan Semi-Kuantitatif
Prosedur kerja :
1. Tambahkan 50 µL saline ke dalam lingkaran 2, 3, 4, dan 5 menggunakan pipet
semiotomatis. Saline jangan diratakan.
2. Tambahkan 50 µL sampel pasien ke dalam lingkaran 1 dan 2.
3. Campur saline dan sampel dalam lingkaran 2 dengan cara menghomogenkan naik
turun secara perlahan untuk menghindari adanya gelembung.
4. Pindahkan campuran 50 µL dari lingkaran 2 ke saline yang ada pada lingkaran 3.
5. Lakukan pengenceran serial yang sama sampai lingkaran terakhir.
6. Ratakan sampel yang sudah diencerkan di seluruh area dari setiap lingkaran
dimulai dari lingkaran 5 dan mundur secara berurutan sampai sampel di
lingkaran1.
7. Lanjutkan dengan pemeriksaan kualitatif dari prosedur 5.

Interpretasi Hasil :
Hasil pemeriksaaan dapat diamati secara makroskopik, apakah ada atau tidak
gumpalan/flokulasi sesaat setelah slide diambil dari rotator.
Pembacaan dihitung dan dilaporkan menurut kriteria sebagai berikut :
Flokulasi yang terlihat Interpretasi Laporan
Flokulasi sedang dan besar R (Reaktif) Reaktif
Flokulasi kecil W (Weak Reaktif) Sedikit Reaktif
Tidak ada flokulasi N (Negatif) Non-Reaktif
Serum yang reaktif dapat dilanjutkan dengan pengenceran secara semikuantitatif.
Untuk titer dibuat pengenceran serial dua kali lipat dalam 9 g/L saline seperti yang
dijelaskan di bagian prosedur kuantitatif sebelumnya. Titer serum yang dianggap
sebagai pengenceran tertinggi menunjukkan hasil reaktif.

Catatan :
 Uji yang mirip Cardiolipin non spesifik terhadap sifilis. Sampel yang teruji
reaktif pada tes RPR harus dilanjutkan tes serologi yang lebih spesifik yaitu FTA-
Abs, TPHA, untuk mengkonfirmasi hasil.
 Reaksi positif palsu biologis terjadi pada penyakit seperti infeksi mononucleosis,
radang paru-paru dan toksoplasmosis, kehamilan dan penyakit autoimun.
 Sensitivitas tes dapat berkurang pada suhu rendah. Hasil terbaik diperoleh pada
suhu antara 23oC - 29oC
 Suhu tinggi dapat menyebabkan komponen uji mengering pada kartu dan
memberikan hasil positif palsu. Jika perlu tempatkan kartu dibawah penutup yang
lembab.

Anda mungkin juga menyukai