Anda di halaman 1dari 12

I.

TES ANTI STREPTOLISIN O (ASTO)


PRA ANALITIK
A.Metode
Aglutinasi Latex
B.Prinsip
Serum tes direaksikan dengan partikel latex yang dilapisi
antigen O, sehingga bila ada antibodi streptolosin O (ASTO)
pada serum maka akan terjadi agglutinasi.
C.Persiapan Pasien
- Tidak ada persiapan khusus
- Sampel tidak hemolisis, lipemik, ikterik
D.Sampel/Serum
Pengumpulan dan penyimpanan sampel:
- Darah vena 3-5 ml tanpa antikoagulan
- Pisahkan serum, dapat disimpan pada suhu 2-8 0 C stabil
sampai 2 hari
E. Alat dan Bahan
Alat
1.
Aplikator
2.
Pipet (20l, 100l)
3.
Tes slide, plastik slide
4.
Rotator mekanik
5.
Tabung reaksi

Bahan
1. Serum
2. Reagen latex
3. Kontrol positif
4. Kontrol negatif
5. Larutan NaCl 0,9%

ANALITIK
Cara Kerja
A. Metode Kualitatif
1.
Reagen dan sampel disimpan pada suhu ruangan
2.
Teteskan 40l serum di atas slide tes
3.
Kocok reagen latex dan tambahkan satu tetes di atas
1

4.
5.
6.

serum tadi
Aduk dengan aplikator
Homogenkan larutan dengan menggoyang slide tes
dengan hati-hati
Observasi adanya agglutinasi dalam waktu 3 menit

B. Metode Semi Kuantitatif


1.
Siapkan tabung reaksi 5 buah
2.
Masukkan kedalam masing-masing tabung reaksi 100l
NaCl
3.
Tambahkan pada tabung I 100 l sampel lalu aduk (
pengenceran )
4.
Pindahkan dari tabung I ke tabung II 100l (pengenceran
)
5.
Buat pengenceran sampai 1/32
6.
Kemudian masing-masing ditambahkan reagen latex,
observasi dimana terjadi agglutinasi.
Tabung

II

III

IV

Pengenceran

1/8

1/16

1/32

Sampel

100 l

NaCl 0,9%

100 l

100 l`

100 l 100 l

100 l

Pindahkan sampel

100 l

100 l 100 l

100 l

Kadar anti streptolisin O dapat dihitung sebagai berikut :


Titer Asto = Pengenceran tertinggi yang positif x 200 IU/ml
Interpretasi :
Aglutinasi(+) : ASTO 200 IU/ml
Ditemukan pada orang yang sedang/pernah terinfeksi

Streptococcus Grup A (Demam Rematik, Glomerulonefritis)


Aglutinasi (-) : ASTO < 200 IU/ml

Campur sampel & reagen observasi adanya aglutinasi

Tidak terjadi agglutinasi(-)

Terjadi agglutinasi (+)


Lanjutkan ke metode
semikuantitatif

II. TES RHEUMATOID FAKTOR (RF)


PRA ANALITIK
A.Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
B.Persiapan Sampel
- Dapat menggunakan serum/plasma, hindari hemolisis dan
-

lipemik
Sampel dapat disimpan dalam freezer (2-80C) selama < 48

jam
C.Prinsip Tes
Reaksi antigen-antibodi antara latex anti rheumatoid dan
rheumatoid faktor dalam sampel akan membentuk agglutinasi.
D.Alat dan Bahan
- Reagen latex kit

Slide (plat hitam)


Pengaduk

ANALITIK
Cara Kerja
1.Biarkan reagen dan serum pada temperatur ruang
2.Tempatkan satu tetes sampel (40l) kedalam lingkaran slide
(plat hitam)
3.Tambahkan satu tetes reagen latex disamping sampel
4.Campurkan secara merata sampel dan reagen latex dengan
pengaduk sampai batas lingkaran slide.
5.Campur reagen dan serum tersebut perlahan-lahan selama 3
menit.
6.Amati timbulnya agglutinasi
Nilai rujukan : Dewasa : <8l/ml
7.Jika hasil positif (terjadi aglutinasi), maka dilanjutkan dengan
metode semikuantitatif untuk menentukan titernya.
Tabung

II

III

IV

Pengenceran

1/2

1/4

1/8

1/16

1/32

Sampel

100 l

NaCl 0,9%

100 l

100 l`

100 l 100 l 100 l

100 l

100 l 100 l 100 l

Pindahkan
sampel

Ambil 40 l sampel dari tabung I dan tetesi reagen latex satu


tetes, kerjakan seperti di atas (No. 2 s/d 5) bila hasil masih
positif lakukan tes menggunakan sampel dari tabung II dan
seterusnya.
Hasilnya = Pengenceran x 8 IU/ml
4

Contohnya : Aglutinasi pada tabung II maka hasilnya adalah 4 x


8 IU/ml
PASCA ANALITIK
Interpretasi :
Aglutinasi (-) : RF Negatif
Aglutinasi (+) : RF Positif

III. TES C-REACTIVE PROTEIN (CRP)


PRA ANALITIK
A.Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
B.Persiapan sampel
Gunakan sampel (serum)segar yang telah disentrifus terlebih
dahulu sampel tidak boleh lipemik dan hemolisis
C.Prinsip Tes
Aglutinasi latex
D.Alat
1.
2.
3.

dan Bahan
Pengaduk
Plat/slide
Reagen latex CRP

ANALITIK
Cara Kerja
Metode Kualitatif
1. Kocok perlahan

reagen

4. Kontrol positif
5. Kontrol negatif

latex

sampai

partikel-partikelnya

tercampur
2. Tempatkan satu tetes sampel kedalam lingkaran slide
3. Tambahkan satu tetes reagen latex disamping sampel
4. Campurkan secara merata sampel dan reagen latex dengan
pengaduk sampai batas lingkaran slide
5. Lakukan hal yang sama pada kontrol positif atau negatif

6. Goyangkan perlahan-lahan slide kedepan dan kebelakang selama


3 menit
7. Lihat hasilnya, apakah ada aglutinasi atau tidak
8. Jika hasilnya positif (terjadi aglutinasi), maka dilanjutkan dengan
metode semi kuantitatif untuk menentukan titernya.
Nilai Rujukan :
Dewasa < 6 mg/l
Metode Semi Kuantitatif
Dilution

1/8

1/16

1/32

Sampel serum

100 l

NaCl

100 l

100 l

100 l

100 l

100 l

100 l
100 l
100 l
100 l
Volume sample

50 l

50l

50l

50l

50l

6 x N of dilution

6x2

6x4

6x8

6x16

6x32

Mg/I.U/ml

12

24

48

96

192

Pembacaan Hasil
Pengenceran tertinggi

yang

masih

memberikan

hasil

positif

(pengenceran berapa(N) x 6 adalah hasil konsentrasi CRP dalam


serum tersebut)
PASCA ANALITIK
Interpretasi:
Peningkatan nilai CRP lebih dari normal (>6 mg/l) mengindikasikan
kerusakan jaringan, inflamasi atau keduanya.

IV. PEMERIKSAAN LUPUS ERITOMATOSUS (SEL LE)


PRA ANALITIK
A. Persiapan Penderita
- Sebaiknya sebelum pemeriksaan sel LE dilakukan, penderita
tidak

mendapatkan

pengobatan

kortikosteroid

seminggu

sebelum pemeriksaan.
- Riwayat minum obat perlu diperhatikan
B. Prinsip
Factor LE dalam fraksi gamma globulin berpengaruh pada lekosit
yang

rusak,

karena

paparan

perubahan

suhu/pemanasan

sehingga lekosit tersebut berubah menjadi benda homogen dan


bulat yang kemudian difagisitosis oleh lekosit normal.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Tabung wintrobe
3. Pipet Pasteur
4. Sentrifuge
5. Lumping
6. Mikroskop
7. Saringan kawat tembaga 30 kawat perinci
8. Objek gelas
9. Inkubator 370C
Bahan
1. Darah beku 8-10 ml
2. Methanol
3. Giemsa
ANALITIK
A. Cara Kerja
Cara Magath dan Winkie (modifikasi dari Zimmer dan Hargraves)

1. Ambillah darah vena 8-10 ml dan biarkan darah membeku


dalam tabung yang kering dan bersih.
2. Biarkan tabung selama 2 jam pada suhu 27 0C atau 30 menit
dalam incubator atau waterbath dengan suhu 370C
3. Pisahkan bekuan dari serum, kemudian bekuan tersebut
disaring dan digerus melalui saringan kawat tembaga.
4. Bahan yang melalui saringan itu dimasukkan kedalam tabung
wintrobe dan disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama
10 menit.
5. Buanglah serum, ambillah dengan pipet Pasteur lapisan sel
paling atas (kebanyakan buffy coat) dan buatlah sediaan
hapus.
6. Pulaslah sediaan hapus dengan giemsa dan carilah sel LE, atau
tart cell, rosette dengan mikroskop.
PASCA ANALITIK
A. Penilaian
Dalam sediaan apus sel LE dapat dilihat :
1. Sel PMN yang didalam sitoplasmanya terdapat massa homogen
(LE

body)

berbentuk

sferik

dan

berwarna

ungu

pucat.

Walaupun LE body pada dasarnya adalah inti, namun struktur


inti sama sekali tidak terlihat.
2. Inti dari neutrofil yang memfagosit terdesak kesalah satu sisi,
lobus inti tampak terperangkap disekitar LE body.
3. Hasil positif (+) jika beberapa sel LE ditemukan hasil negatif (-)
jika sel LE tidak ditemukan.
B. Interpretasi
Hasil sel LE positif dapat menunjang diagnosis SLE, terutama bila
didapatkan bersama gejala klinik khas SLE. SLE positif

dapat

ditemukan pada AR, lupoid hepatitis, reaksi obat dan penyakit


kollagen lainnya.
Tidak ditemukannya sel LE bukan berarti tidak adanya SLE pada
orang tersebut. Jika sel LE positif sebaiknya dilanjutkan tes ANA,
anti DNA atau anti Sm.
Pembuatan Sedian Apus
- Dengan tangan kanan

letakkan

kaca

perata disebelah kiri tetesan darah


Gerakkan kaca perata ke kanan hingga

menyentuh tetesan darah.


Biarkan darah menempel dan menyebar

rata dipinggir kaca perata


Segera geserkan kaca tersebut ke kiri
dengan sudut 30-45. Jangan menekan
kaca perata tersebut ke bawah.

Sel LE

Keterangan tanda panah : Sel LE

KARTU KONTROL

PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK


SISTEM MUSKULOSKELETAL

Nama

NIM

Pembimbing

10

Foto 3 x 4

Kelompok

HARI/TANGGAL

TES

TANDATANGAN
PEMBIMBING
PRAKTIKU
LAPORAN
M

2013

Koordinator Praktikum

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM


PATOLOGI KLINIK

SISTEM MUSKULOSKELETAL
11

Kerja Sama Antara

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
&
UNIVERSITAS Islam Al-Khairaat PALU
2011

12

Anda mungkin juga menyukai