Anda di halaman 1dari 126

Catatan Praktikum GEH

Semangattt.. Semoga dapat nilai A+ Amin


Praktikum
1. Praktikum Histologi (v)
2. Praktikum Patologi Anatomi (v)
3. Praktikum Klinik (v)
4. Praktikum Parasitologi (v)
5. Praktikum Mikrobiologi (v)
6. Praktikum Biokimia (v)
7. Praktikum Anatomi (v)
8. Praktikum Gizi (v)
Histologi
No 1- 10 belum ada foto
Bibir
Otot orbikularis oris : untuk membolak
balikan makanan saat mengunyah
Lidah
Papila Sirkumvalata
Papila Filiformis
Papila Foliata
Sediaan Gosok Gigi
Pertumbuhan Gigi
Esofagus
Esofagus Kardia
Gaster Fundus
Gaster Pilorus
Duodenum
Gaster duodenum
Yeyunum
Ileum
Kolon rektum

menuju ke anus
Sediaan hepar
Apendix
Rektum anus
Hati babi
Hati pewarnaan perak
Hati homo
Kantung empedu
Patologi Anatomi
Hemorrhoid
Adenokarsinoma Kolon
Apendisitis
Adenoma dan radang polip kolon
Adenoma
- memiliki sel goblet lebih
sedikit atau bahkan tidak Polip
- memiliki bnyk sel
ada sel goblet
goblet
Kolesistitis Kronik
KSS Lidah
Patologi Klinik
1. Pemeriksaan Analisa Feses 
Pemeriksaan analisa feses bertujuan untuk membantu diagnosis adanya kelainan pada sistem traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi
parasit, perdarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindrom malabsorbsi. Pemeriksaan ini meliputi meliputi pemeriksaan
makroskopi, mikroskopis, kimia dan mikrobiologi.
A. Pemeriksaan makroskopis
1. Praanalitik
● Persiapan pasien
Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar atau obat anti diare yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
● Persiapan sampel
Feses sebaiknya feses segar, defekasi spontan, tidak tercampur urin atau sekresi tubuh lainnya serta diperiksa di
laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi. Pada bayi bila tidak memungkinkan bisa diambil dengan swab anus.
● Pengumpulan / pengambilan sampel
Wadah yang dipakai pot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih serta tidak boleh mengenai bagian luar wadah
dan diisi kurang lebih 10 gram feses. Beri label : nama,umur,jenis kelamin , tanggal dan nomor lab pasien
1. Analitik
Alat dan bahan :
● Lidi atau spatel kayu
● Wadah bermulut lebar - Feses
Cara kerja:
Perhatikan dan amati sampel dalam pot sampel
● Warna, bentuk, konsistensi darah, lendir, parasit cacing dewasa dan bau
3. Pasca analitik hasil dan interpretasi
B. Pemeriksaan mikroskopis

1. Praanalitik

Persiapan pasien dan persiapan sampel sama dengan tes makroskopi.

2. Analitik

Alat dan bahan :


● Obyek glass/cover glass
● Feses
● Tabung reaksi dan rak tabung
● NacL 0.9%
● Eosin 2%
● Lugol (untuk melihat karbohidrat/amilum)
● Sudan III (untuk melihat sel lemak)
● Mikroskop

Cara kerja :
● Buat suspensi 1 bagian feses dan 2 bagian NacL 0.9% pada tabung kemudian homogenkan denga spatel atau pengaduk
● Ambil 1 tetes suspensi feses taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes eosin kemudian tutup dengan cover glass
● Ambil 1 tetes suspensi feses taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes lugol kemudian tutup dengan cover glass
● Ambil 1 tetes suspensi tersebut taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes sudan III kemudian tutup dengan cover glass
● Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x kemudian 40x. Amati apakah ada telur cacing, eritrosit,
lekosit, sel epitel, kristal, sisa makanan dll
3. Pasca analitik hasil dan interpretasi
Pemeriksaan kimia

1. Tes darah samar pada fases


A. Pemeriksaan darah samar dengan Guiac
Cara kerja:
● Ambil sejumlah feses dengan ujung lidi/spatel kayu dari berbagai tempat kemudian
● Oleskan pada kertas pemeriksaan ( 2 kotak) setelah itu teteskan reagen/buffer diatas feses dan biarkan 2 menit dengan
menutup kertas pemeriksaan
● Balik kertas pemeriksaan dan buka penutup di depannya, perhatikan warna yang timbul

Hasil/interpretasi :
A. Pemeriksaan Fecal Occult Blood (FOB) Prosedur Test
1. TAHAP PRAANALITIK ● Bawa spesimen dan uji komponen untuk suhu kamar jika
Alat dan Bahan :
didinginkan atau dibekukan
● Kit pemeriksaan darah samar (FOB)
● Pipet ● Letakkan perangkat uji di atas permukaan yang bersih dan rata.
● NaCL 0.9% ● Pegang tabung pengumpul sampel dengan tegak, lepaskan
● Sarung tangan ujung tabung pengumpul dengan hati-hati, pindahkan 2 tetes
● Feses ke wadah spesimen dari perangkat uji, kemudian mulai
● Spatel kayu/lidi pengatur waktu. Lihat ilustrasi di bawah.
1. TAHAP ANALITIK ● Tunggu hingga garis berwarna muncul. Baca hasilnya dalam
Pengambilan Sampel
10 menit. Jangan menafsirkan hasilnya setelah 10 menit.
● Kumpulkan sampel feses secara acak di wadah yang bersih dan
kering
● Buka tutup tabung pengumpul spesimen, kemudian tusuk Hasil interpretasi :
aplikator pengumpul spesimen secara acak ke dalam spesimen
tinja di setidaknya 5 tempat berbeda
● Kencangkan tutup tabung pengumpul spesimen, kemudian
kocok tabung pengumpul spesimen dengan kuat untuk
mencampur spesimen dan buffer pengenceran. Biarkan selang
selama 2 menit.
● Bawa spesimen ke suhu kamar sebelum pengujian. Spesimen
yang dibekukan harus benar-benar dicairkan dan dicampur
dengan baik sebelum pengujian. Spesimen tidak boleh
dibekukan dan dicairkan berulang kali
1. Pemeriksaan Glutamic-Pyruvic TRasaminase (GPT) atau Cara kerja :
Alanine Amino Transferase (ALT) ● Siapkan 1 buah tabung reaksi dan beri label (Sampel)
Alat dan bahan : ● Masukkan 800 µl Reagent 1 dan 200 µl Reagent 2 ke dalam tabung
● Spektrofotometer reaksi
● Pipet mikro 100 µl, 200 µl dan 800 µl ● Tambahakan 100 µl sampel pada tabung reaksi
● Tabung reaksi ● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 1 menit
● Rak tabung
pada suhu 37ºC
● Reagent :
A. Reagent 1 ● Ukur kadar SGPT menggunakan spektrofotometer.
● Tris Buffer 125 mM ● Hasil tes SGPT akan keluar melalui print out
● L-Alanine 680 mM
● LDH (Mikrobial) >2000 U/l Interpretasi :
● pH 7,5 ± 0,1
A. Reagent 2
● α-ketoglutaric acid 97 mM
● NADH 1,1 Mm
● sodium azide 0,01 %
● pH 10,0 ± 0,1
2. Pemeriksaan Phosphatase Alkalis atau Alkaline Phosphatase (ALP) Interpretasi
Alat dan bahan :
● Spektrofotometer
● Pipet mikro 20 µl, 200 µl, dan 800 µl
● Tabung reaksi
● Rak tabung
● Reagent :
A. Reagent 1
● Diethanolamine 1,0 mM
● Magnesium chloride 0,5 mM
A. Reagent 2
● P-Nitrophenylphosphate 10,0 mM
● pH 10,4 ± 0,2
Cara kerja :
● Siapkan 1 buah tabung reaksi dan beri label (Sampel)
● Masukkan 800 µl Reagent 1 dan 200 µl Reagent 2 ke dalam tabung reaksi
● Tambahakan 20 µl sampel pada tabung reaksi
● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 2-3 menit pada suhu 37ºC
● Ukur kadar ALP menggunakan spektrofotometer.
● Hasil tes ALP akan keluar melalui print out
3. Pemeriksaan Bilirubin Interpretasi
Alat dan bahan :
● Spektrofotometer
● Pipet mikro 10 µl, 20 µl dan 300 µl
● Tabung reaksi
● Rak tabung
● Reagent :
A. Reagent 1
● HCL 50mM
● Sulphanilic Acid 30 mM
● Dimethylsulphoxide (DMSO) 7M
A. Reagent 2
● Sodium Nitrite 29 mM

Cara Kerja :
● Siapkan 3 buah tabung reaksi dan beri label (Blanko, Standar dan Sampel)
● Masukkan 300 µl Reagent 1 dan 10 µl Reagent 2 ke dalam 3 buah tabung reaksi
● Tambahkan 10 µl standar pada tabung standar dan 10 µl sampel pada tabung sampel
● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 5 Menit pada suhu 15-25ºC
● Ukur kadar Total Bilirubin menggunakan spektrofotometer.
● Hasil tes Total Bilirubin akan keluar melalui print out
4. Pemeriksaan HBsAg
Alat dan Bahan :
● kit pemeriksaan rapid HBsAg
● Buffer
● Serum/plasma
● Sarung tangan
● pipet
Cara Kerja :
a. Bawa spesimen dan uji komponen untuk suhu kamar jika didinginkan atau dibekukan
b. Buka kantong pada ujungnya dan keluarkan perangkat tes pada permukaan yang bersih dan datar
c. isi pipet plastik dengan spesimen
d. pegang pipet secara vertikal, keluarkan 2 tetes dari spesimen ke dalam wadah sampel sambil memastikan bahwa tidak ada gelembung
udara
e. tunggu sampai 15 menit
f. jangan membaca hasil setelah 20 menit, untuk menghindari kesalahan membaca

Interpretasi :

Non Reaktif / Negatif


Parasitologi
Entamoeba histolytica
Spesies : Entamoeba histolytica

Stadium : Minuta

Ciri khas :

- Inti satu
- Bentuk tidak bulat

Penyakit : Diare dan Amebiasis


Entamoeba histolytica

Bentuk Tropozoit Bentuk kista


Ciri khas : Ciri Khas :
- Satu inti entameba dengan karisom letak - dibentuk sebagai bentuk dorman
sentral pertahanan terhadap lingkungan
- Endoplasma dengan vakuol-vakuol - Dinding kista dibentuk oleh
- Ada eritrosit hialin.
- Ektoplasma membentuk pseudopodium - Pada kista muda terdapat
kromatid dan vakuola
- Kista immatur:
kromosomsausage-lik e
- Kista matang: 4 nukleus
Giardia lamblia

Kista

Ciri khas :

- Bentuk oval
- Mempunyai dinding yang tipis dan kuat
dengan sitoplasma berbutir halus
- Kista baru mempunyai 2 inti, kista
matang mempunyai 4 inti

Penyakit : Giardiasis
Tropozoit

Ciri Khas :

- Bentuk oval
- Inti: 2-4
- Mempunyai dinding kista: 2
blepharoplasts, 2 parabasal
bodies
Vegetatif

● Giardia intestinalis :

Parasit protozoa

● dikenal sebagai:
- Giardia lamblia
- Lamblia intestinalis
- Giardia duodenalis
● Diisolasi dari manusia, hewan
peliharaan, dan binatang liar
Telur Schistosoma japonicum
Ciri khas :

- Berbentuk oval yang hampir bulat,


- warna transparan atau kuning pucat,
- berisi embrio di dalamnya tanpa
operkulum.

Penyakit : Schistosomiasis
kelas Spesie
parasitnya s

Trematoda : Cacing dewasa Schistosoma japonicum


Ciri khas :

- Kulit tubuhnya halus, tidak ada


tuberkel
- Cacing jantan panjangnya 12-20 mm,
mempunyai 6-8 testis
- Cacing betina panjangnya ± 26 mm,
ovarium terletak di tengah tubuhnya

Penyakit : Schistosomiasis
Telur Taenia sp.
Ciri khas :

- Telur dibungkus embriofor berisi suatu


embrio heksakan yang disebut
onkosfer
- Bentuk agak bulat
- Dinding bergaris radial
- Telur yang baru keluar dari uterus
masih diseliputi selaput tipis yang
disebut lapisan luar telur

Penyakit : Taeniasis
Ascaris lumricoides
Telur Ascaris lumbricoides

Telur dibuahi
Telur Tidak dibuahi
Ciri khas :
Ciri khas :
- Berbentuk bulat atau bulat lonjong, - Berbentuk lonjong, lebih panjang
- Berdinding tebal
- Berdinding lebih tipis (lapisan
- terdiri dari 2 lapis: Lapisan luar dengan
jaringan albuminoid dan lap dalam
albuminoid tipis)
bening. - Isi: Granula
- Isi: embrio sedang membelah
Telur matang

Ciri Khas :

- Bentuk infektif
- Isi : larva

Note : Semua telur ascaris lumbricoides


menyebabkan penyakit Askariasis
Trichuris trichiura
Telur Trichuris trichiura
Ciri khas :

- Berbentuk seperti tempayan.


- Dinding telur berwarna coklat dari
warna empedu
- kedua ujungnya berwarna bening.

Penyakit : Diare, disentri


Larva Filariform
Telur Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus
Ciri khas :

- Bentuk : Lonjong
- Dinding : Bening tipis
- Jumlah telur A.duodenale 20.000/hari,
N.americanus 10.000/hari.
- Telur mati pd 45 °C dlm beberapa jam
dan 0 °C dlm 7 hari

Penyakit :
Ancylostoma duodenale

Ciri2 :

- Badan menyerupai huruf C


- Mempunyai 2 pasang gigi
- Cacing betina: ±10-13 mm
- Cacing jantan: ± 8-11 mm
- Ujung posterior cacing betina tumpul dan
jantan mempunyai bursa copulatrix
Necator americanus

Ciri2 :

- Badan menyerupai huruf S


- Rongga mulut terdapat bentukan semilunar
cutting plates
- Cacing betina: ±9-11 mm, dm 0,4 mm
- Cacing jantan: ± 7-9 mm, dm 0,4 mm
- Ujung posterior cacing jantan terdapat bursa
copulatrix dengan sepasang spiculae, dan betina
Oxyuris vermicularis
Jantan
Oxyuris vermicularis
betina
Parasit Penyakit Gejala

Entamoeba histolytica Amebiasis ● Sindrom disentri : diare dengan tinja berlendir, berdarah
tenesmus anus, nyeri pada anus waktu bab, mules
● Tinja ditemukan bentuk histolitika
● BB menurun
● Badan terasa lemas
● Tidak nafsu makan
● Bentuk histolitika dalam bipsi dinding abses → diagnosis

Giardia lamblia giardiasis ● Sindrom malabsorbsi : kembung, abdomen membesar


dan tegang, mual, anoreksia, feses banyak dan berbau
busuk, penurunan berat badan

Schistosoma japonicum Text book :


- Oriental schistosomiasis
- Skistosomiasis japonika
Di Indonesia
- Penyakit katayama
- Penyakit demam keong

Ascaris lumbricoides askariasis ● Larva = Sindrom loeffler (batuk, demam, eosinofilia)


● Cacing dewasa =
Infeksi ringan : mual, anoreksia, diare/konstipasi
Infeksi berat : malabsorbsi
● Telur dalam tinja dan cacing dewasa dari mulut, hidung,
tinja → diagnosis
Parasit Penyakit Gejala

Trichuris trichiura trikuriasis Infeksi ringan : biasa tanpa gejala


Infeksi berat :
● Diare sering diselingi sindrom disentri
● Anemia
● BB menurun
● Prolapsus rektum (kadang)
● Disertai infeksi cacing lain (sering)
● telur/cacing dewasa dalam tinja → diagnosis

Ancylostoma duodenale ankilostomiasis Stadium larva :


● ground itch ( rasa gatal di kulit pada titik atau lubang kecil
tempat masuknya larva)
Stadium dewasa :
● Anemia hipokrom mikrositer
● Eosinofilia
● Telur/cacing dalam tinja segar, larva dalam tinja lama →
diagnosis
Mikrobiologi
Soal kuis
1. Morfologi, sifat, biokim e.coli
2. 5 bakteri family enterobactericeae 3. APW, fungsi dan bakteri

➔ Escherichia coli
➔ Klebsiella sp
➔ Shigella dysenteriae
➔ Proteus sp
➔ Vibrio sp

Medium cair Alkali Pepton Water ( APW)


Medium enrichment yang dapat digunakan
untuk isolasi Vibrio spp
4. morfologi v. cholerae 5. media utk salmonella
Tujuan Pengambilan Spesimen (Handling specimen) adalah

• Mengetahui teknik pengambilan spesimen yang benar.


• Mengetahui teknik transport spesimen yang benar, termasuk penggunaan
medium transport yang sesuai
• Menguasai teknik penilaian kualitas spesimen yang baik untuk pemeriksaan
mikrobiologi.
Bakteri penyebab infeksi gastrointestinal yang utama
• Lactose Fermenter Enterobacteriacea :
● Non Lactose Fermenter Enterobacteriacea :
Eschericia coli diaregenik: 1. Shigella spp,
2. Salmonella spp,
● Enteroinvasive E. coli (EIEC) 3. Vibrio cholerae,
● Enterotoxigenic E. coli (ETEC) 4. Vibrio parahemolyticus
● Enteropathogenic E. coli (EPEC)
● Bakteri Anaerob berspora :
● Enteroinvasive E.coli (EIEC) 1. Clostridium botulinun,
● Enteroadherent E. coli (EAEC) 2. Clostridium difficle
● Enterohemorrhagic E. coli O157:H7
● Bakteri aerob berspora :
1. Bacillus cereus
Family Enterobacteriacea
Sifat bakteri dari family Enterobacteriacea secara umum :

1. Bentuk/morfologi basil/ kokobasil

2. Bersifat Gram negative

3. Tidak berspora

4. Memfermentasi glukosa

5. Bersifat fakultatif anaerob

6. Mereduksi nitrat menjadi nitrit

7. Oxidase negati
Prinsip Identifikasi Enterobacteriaceae

1. Mikroskopis dengan pewarnaan Gram

2. Kultur/isolat

3. Test Biokimia

4. Uji kepekaan antibiotik


Enriched media

Media ini digunakan untuk memperbanyak/ menumbuhkan bakteri untuk lebih


banyak.
alkaline peptone water
agar darah

Medium cair Alkali Pepton Water ( APW) Medium


enrichment yang dapat digunakan untuk isolasi Vibrio spp
MEDIA DIFERENSIAL

• Media yang mengandung zat yang dapat


mengeluarkan sifat/karakteristik tertentu dari
bakteria sehingga dapat membantu untuk
membedakan diantara mereka.

• Contoh : MacConkey agar, fermentasi laktosa oleh


organisme menampakkan koloni berwarna magenta-
merah muda cerah yang berarti organisme
menggunakan laktosa.
Media Selektif

Media ini digunakan untuk memilih/


memisahkan salah satu jenis koloni bakteri
tertentu dari koloni bakteri yang bakteri yang
lain

• Contoh:
Uji Biokimia Identifikasi Enterobacteriaceae

Medium TSI /Triple Sugar Iron)

Medium Triple Sugar Iron adalah medium differensiasi yang dapat membedakan
antara bakteri gram negatif yang berdasarkan kemampuan fisiologi :

a. Metabolisme laktosa dan/ atau sukrosa.

b. Fermentasi untuk menghasilkan asam.

c. Menghasilkan gas selama fermentasi.

d. H2 S.

Medium TSI terdiri dari 1,0 % sukrosa dan laktosa dan 0,1% glucosa.
Hasil TSI
1. Warna merah menandakan sifat alkali, warna
kuning menandakan sifat asam

2. Slant merah (alkali) dan Butt kuning ( asam),


berarti bakteri yang tumbuh hanya menfermentasi
glukosa saja.

3. Slunt kuning ( asam) dan Butt kuning ( asam),


berarti bakteri yang tumbuh menfermentasi
laktosa dan/atau sukrosa dan memfermentasi
glukosa juga.

4. Slant merah ( alkali) dan Butt merah (alkali),


berarti tidak ada fermentasi karbonhidrat. Hasil ini
berlaku untuk bakteri selain Enterobacteriaceae.
Reaksi tipe untuk Golongan kuman Enterobacteriaceae
Indole test
• Prinsip: Beberapa enterobacteriaceae yang
lactose fermenter menghasilkan indole sebagai hasil
metaboliknya

Cara:

• Bakteri di inokulasikan pada media indole yang


berisi tryptophan atau peptone Broth.

Inkubasi suhu 35 C 18-24 jam Teteskan reagen


Kovac 5 tetes

Hasil:

• indole (+) jika terdapat cincin berwarna merah


keunguan
Uji Urease

prinsip : media urea


terdegradasi menjadi
amoniak menyebabkan
lingkungan basa, maka
media menjadi merah
muda

Cara Kerja •
Inokulasikan koloni
tersangka pada Urea
• Urease Positif jika medium berubah menjadi merah muda,
broth • Inkubasi pada
misal pada : Proteus spp dan Yersinia spp
suhu 35 C selama 1-2
hari • Urease negatif jika tidak berubah warna, misal pada:
Salmonella spp Shigella spp
Uji Motility
Prinsip : Bakteri-bakteri tertentu bergerak

contoh : Salmonella spp

Cara Kerja

• Dengan menggunakan ose jarum koloni


bakteri tersangka diambil dan ditusukkan
ke dalam Motility test Agar,

• Inkubasi pada suhu 35 C selama 24 jam

Hasil :

• Positif jika terlihat pergerakan pada


media, bekas tusukan tidak lagi berbatas
tegas.
Uji Merah Metil ( Methyl Red)
Methyl red merupakan
fermentasi glukosa , yang
menghasilkan asam,
mengubah indikator menjadi
merah.
Uji Citrat
Uji citrate menggunakan media padat yang
mengandung :
• Garam-garam ammonium
• Natrium citrate
• Brom thimol biru
• Agar base
Citrat dalam medium digunakan sebagai
sumber energi. Medium ini mengandung
indicator PH Bromthymol Blue yang suasana
alkali berwarna biru apabila bakteri yang
tumbuh menggunakan citrate sebagai sumber
energi. Citrat ini diubah oleh bakteri menjadi
pyruvid acid dan Co2 akan menjadi Na2CO3
yang menyebabkan suasana alkali dan
merubah warna medium yang asalnya berwarna
kehijauan menjadi berwarna biru.
Uji Reaksi Biokimia IMViC
Escherichia coli
Mikroskopik Kultur

Morfologi : kokobasil 1. Media MacConkey : Koloni


Gram (-) berwarna merah muda
2. Media EMB : koloni berwarna
green metallic
Biokimia Eschericia coli
Uji Kepekaan Antibiotik

tidak ada zona hambatan → resisten


terhadap antibiotik
Prosedur Pemeriksaan Antisera pada E.coli
Klebsiella pneumoniae

Kultur

Media mc conkey Koloni Laktosa


Mikroskopik fermenter, berwarna Pink, Mucoid,
Gram : Bakteri batang Gram cembung
negatif
Test biokimia
Uji Kepekaan Antibiotik

tidak ada zona hambatan → resisten


terhadap antibiotik
Salmonella Serotype Typhi
Mikroskopik
Kultur
Gram : Bakteri batang Gram
negatif

Media SS : Koloni kehitaman Media mc conkey : Koloni


non laktosa fermenter
berwarna putih kepucatan
biokimia
Uji Kepekaan Antibiotik

tidak ada zona hambatan → resisten


terhadap antibiotik
Shigella spp

Mikroskopik Kultur

Gram : Bakteri batang Gram Media mc conkey : Koloni non


Media SS : Koloni tidak
negatif laktosa fermenter berwarna putih
berwarna kehitaman
kepucatan /colorless
Biokimia
Uji Kepekaan Antibiotik

tidak ada zona hambatan → resisten


terhadap antibiotik
Proteus vulgaris

Gram : Bakteri batang Gram


negatif Media Agar Darah : Tidak Media mc conkey : Koloni
hemolisis, koloni menjalar/ non laktosa fermenter
swarming berwarna putih kepucatan
biokimia
Uji Kepekaan Antibiotik

tidak ada zona hambatan → resisten


terhadap antibiotik
Mikroskopis Kultur
morfologi : batang comma 1. APW (Alkali pepton water)
gram (-) 2. Media TCBS
Meragi sukrosa
Vibrio cholerae dan Vibrio parahaemolyticus
Biokimia Uji sensitivitas antibiotik

1. APW (Alkali pepton water)


Biokimia
1.1 Sifat – sifat fisis dan reaksinya
A. Catatlah warna, bau, dan konsistensinya.
B. Tentukan pHnya dengan kertas pH indikator.
C. Tentukan berat jenis dengan urinometer.

● warnanya kuning
kecoklatan,
● baunya Amis,
● konsistensinya
netral
1.2 Percobaan emulsi dengan empedu
A. Kedalam tabung reaksi (A) masukkan 1 mL minyak dan 10 mL air
B. Kedalam tabung reaksi yang lain (B) dimasukkan 1 mL minyak, 8 mL air, dan 2 mL empedu. Kedua tabung reaksi
ini dikocok kuat-kuat dan tempatkanlah untuk beberapa lama di rak tabung reaksi. Perhatikanlah emulsi yang terjadi

Tabung A dengan air dengan minyak tidak mengikat minyak karena tidak ada garam
empedu. Sedangkan, tabung B dengan campuran air, minyak, dan empedu dapat
mengikat kolesterol karena terdapat garam empedu. Garam empedu yang
membantu emulsifikasi lemak yang mengikat minyak tersebut, garam empedu
berikatan dengan asam lemak yang membentuk suatu kompleks yang lebih mudah
larut dan diserap.

1.3 Percobaan Untuk Menyatakan Pigmen Empedu (gmelin’s Test)


tabung reaksi yang kering, masukkan 2 mL asam nitrat pekat kemudian tuangkan empedu 2 mL secara hati-hati sehingga
membentuk lapisan bawah. Pada batas antara kedua larutan itu akan terdapat suatu cincin berwarna hijau. Ulangi percobaan ini
dengan menggunakan empedu yang telah diencerkan

1. Larutan nitrat di campur dengan cairan empedu 2ml.


Kemudian hasilnya terdapat cairan berwarna hijau . (dalam percobaan 100% cairan warna
hijau pekat)
2. larutan nitrat yang di campur cairan empedu dan aquades .
Kemudian hasilnya terdapat perbatasan antara cairan dan terdapat cairan berwarna hijau
dan tidak terlalu pekat (dalam percobaan 50%)
3. pada percobaan 25% setelah di campurkan terdapat perbatasan cincin cairan hijau
yang tidak terlalu pekat
1.4 Percobaan menyatakan garam empedu (pattenkoffer’s Test)
Ke dalam tabung reaksi, campurkan 5 mL empedu yang telah diencerkan dan 5 tetes larutan sukrosa 5% lalu dikocok. Ke
dalam tabung reaksi yang lain masukkan 5 mL asam sulfat pekat kemudian tuangkan perlahan-lahan larutan empedu yang
telah dicampur dengan sukrosa sehingga membentuk lapisan bawah. Perhatikan warna cincin ungu yang terbentuk pada
batas kedua larutan. Dasar reaksi adalah pembentukan furfural dari sukrosa. Reaksi mana lagi yang mempunyai dasar yang
sama? Apa perbedaannya?

didapatkan adanya warna cincin ungu yang terbentuk pada batas


kedua laruran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam larutan terkandung
asam sulfat + empedu. Larutan sukrosa dengan H2SO4 akan
membentuk gula heksosa yang kemudian membentuk
hidroksimetilfurfural yang ditandai dengan adanya cincin ungu.
Uji pettenkofer bertujuan membuktikan adanya garam dan
asam empedu. Hijau adalah asam empedu, kuning: asam sulfat,
ungu/coklat: asam sulfat + empedu, putih yaitu sukrosa.
Anatomi
Greater omentum posterior surface

Left lobe of liver Body of stomach posterior surface

Falciform ligament Jejunum posterior surface

Spleen
Right lobe of liver

Ascending (4th part) of


Inferior (3rd part) of
duodenum posterior surface
duodenum posterior surface
Gall bladder Tail of pancreas
Descending (2nd part) of Body of pancreas
duodenum posterior surface
1. Gall bladder 21. Aorta
2. Right lobe of liver 22. Right ureter
3. Falciform ligament 23. Right common iliac artery
4. Left lobe of liver and vein
5. Descending (2nd part) of duodenum 24. Promontary of sacrum
posterior surface 25. Genitofemoral nerve
6. Inferior (3rd part) of duodenum 26. Right external iliac artery
posterior surface and vein
7. Ascending (4th part) of duodenum 27. Femoral nerve
posterior surface 28. Lateral cutaneous nerve of
8. Jejunum posterior surface thigh
9.Greater omentum posterior surface 29. Ilioinguanal nerve
10. Body of stomach posterior surface 30. Lower pole of right kidney
11. Spleen 31. Renal cyst (deflated)
12. Tail of pancreas 32. Transversus abdominis
13. Body of pancreas 33. Quadratus lumborum
14. Upper pole of left kidney 34. Iliacus
15. Lower pole of left kidney 34. Left ureter
16. Renal vein 35. Psoas major
17. Renal artery
18. Gonadal vein
19. Inferior mesenteric vein
20. Inferior vena cava
1. Fundus of gall bladder 14. Renal impression

2. Body of gall bladder 15.Right lobe

3. Neck of gall bladder 16. Colic impression

4. Cystic duct 17. Notch for ligamentum


teres and falciform ligament
5. Common hepatic duct
18. Quadrate lobe
6. Hepatic artery
19. Gastric impression
7. Portal vein
20. Omental tuberosity
8. Caudate process
21. Left lobe
9. Caudate lobe
22. Oesophageal groove
10. Inferior vena cava
23. Left triangular ligament
11. Bare area

12. Coronary ligament

13. Right triangular ligament


Gizi
DAFTAR BAHAN MAKANAN YANG SESUAI DENGAN DIET UNTUK PENYAKIT
PRAKTIKUM I: LAKUKAN
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
BB DAN TB TERHADAP 2 ORANG
ANGGOTA KELOMPOK
PRAKTIKUM II: LAKUKAN PENGAMBILAN DATA 24 HOURS
FOOD RECALL TERHADAP KEDUA TEMAN TERSEBUT
DENGAN MENGGUNAKAN DAFTAR BAHAN MAKANAN
PENUKAR DAN FORM 24 HOURS FOOD RECALL YANG
TELAH DIBERIKAN
PRAKTIKUM III: HITUNGLAH KEBUTUHAN
SERAT KEDUA ORANG TEMAN
TERSEBUT BERDASARKAN KEBUTUHAN
ENERGI TOTAL KEDUANYA DENGAN
MENGGUNAKAN RUMUS HARRIS
BENNEDICT NOTE: SETIAP 1000 KKAL
MEMBUTUHKAN 14 GRAM SERAT
PRAKTIKUM IV • HITUNGLAH ESTIMASI ASUPAN SERAT KEDUA ORANG
TEMAN TERSEBUT DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS ESTIMASI BERIKUT:
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/4357/2934/

Anda mungkin juga menyukai