menuju ke anus
Sediaan hepar
Apendix
Rektum anus
Hati babi
Hati pewarnaan perak
Hati homo
Kantung empedu
Patologi Anatomi
Hemorrhoid
Adenokarsinoma Kolon
Apendisitis
Adenoma dan radang polip kolon
Adenoma
- memiliki sel goblet lebih
sedikit atau bahkan tidak Polip
- memiliki bnyk sel
ada sel goblet
goblet
Kolesistitis Kronik
KSS Lidah
Patologi Klinik
1. Pemeriksaan Analisa Feses
Pemeriksaan analisa feses bertujuan untuk membantu diagnosis adanya kelainan pada sistem traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi
parasit, perdarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindrom malabsorbsi. Pemeriksaan ini meliputi meliputi pemeriksaan
makroskopi, mikroskopis, kimia dan mikrobiologi.
A. Pemeriksaan makroskopis
1. Praanalitik
● Persiapan pasien
Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar atau obat anti diare yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
● Persiapan sampel
Feses sebaiknya feses segar, defekasi spontan, tidak tercampur urin atau sekresi tubuh lainnya serta diperiksa di
laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi. Pada bayi bila tidak memungkinkan bisa diambil dengan swab anus.
● Pengumpulan / pengambilan sampel
Wadah yang dipakai pot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih serta tidak boleh mengenai bagian luar wadah
dan diisi kurang lebih 10 gram feses. Beri label : nama,umur,jenis kelamin , tanggal dan nomor lab pasien
1. Analitik
Alat dan bahan :
● Lidi atau spatel kayu
● Wadah bermulut lebar - Feses
Cara kerja:
Perhatikan dan amati sampel dalam pot sampel
● Warna, bentuk, konsistensi darah, lendir, parasit cacing dewasa dan bau
3. Pasca analitik hasil dan interpretasi
B. Pemeriksaan mikroskopis
1. Praanalitik
2. Analitik
Cara kerja :
● Buat suspensi 1 bagian feses dan 2 bagian NacL 0.9% pada tabung kemudian homogenkan denga spatel atau pengaduk
● Ambil 1 tetes suspensi feses taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes eosin kemudian tutup dengan cover glass
● Ambil 1 tetes suspensi feses taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes lugol kemudian tutup dengan cover glass
● Ambil 1 tetes suspensi tersebut taruh pada kaca obyek dan tambah 1 tetes sudan III kemudian tutup dengan cover glass
● Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x kemudian 40x. Amati apakah ada telur cacing, eritrosit,
lekosit, sel epitel, kristal, sisa makanan dll
3. Pasca analitik hasil dan interpretasi
Pemeriksaan kimia
Hasil/interpretasi :
A. Pemeriksaan Fecal Occult Blood (FOB) Prosedur Test
1. TAHAP PRAANALITIK ● Bawa spesimen dan uji komponen untuk suhu kamar jika
Alat dan Bahan :
didinginkan atau dibekukan
● Kit pemeriksaan darah samar (FOB)
● Pipet ● Letakkan perangkat uji di atas permukaan yang bersih dan rata.
● NaCL 0.9% ● Pegang tabung pengumpul sampel dengan tegak, lepaskan
● Sarung tangan ujung tabung pengumpul dengan hati-hati, pindahkan 2 tetes
● Feses ke wadah spesimen dari perangkat uji, kemudian mulai
● Spatel kayu/lidi pengatur waktu. Lihat ilustrasi di bawah.
1. TAHAP ANALITIK ● Tunggu hingga garis berwarna muncul. Baca hasilnya dalam
Pengambilan Sampel
10 menit. Jangan menafsirkan hasilnya setelah 10 menit.
● Kumpulkan sampel feses secara acak di wadah yang bersih dan
kering
● Buka tutup tabung pengumpul spesimen, kemudian tusuk Hasil interpretasi :
aplikator pengumpul spesimen secara acak ke dalam spesimen
tinja di setidaknya 5 tempat berbeda
● Kencangkan tutup tabung pengumpul spesimen, kemudian
kocok tabung pengumpul spesimen dengan kuat untuk
mencampur spesimen dan buffer pengenceran. Biarkan selang
selama 2 menit.
● Bawa spesimen ke suhu kamar sebelum pengujian. Spesimen
yang dibekukan harus benar-benar dicairkan dan dicampur
dengan baik sebelum pengujian. Spesimen tidak boleh
dibekukan dan dicairkan berulang kali
1. Pemeriksaan Glutamic-Pyruvic TRasaminase (GPT) atau Cara kerja :
Alanine Amino Transferase (ALT) ● Siapkan 1 buah tabung reaksi dan beri label (Sampel)
Alat dan bahan : ● Masukkan 800 µl Reagent 1 dan 200 µl Reagent 2 ke dalam tabung
● Spektrofotometer reaksi
● Pipet mikro 100 µl, 200 µl dan 800 µl ● Tambahakan 100 µl sampel pada tabung reaksi
● Tabung reaksi ● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 1 menit
● Rak tabung
pada suhu 37ºC
● Reagent :
A. Reagent 1 ● Ukur kadar SGPT menggunakan spektrofotometer.
● Tris Buffer 125 mM ● Hasil tes SGPT akan keluar melalui print out
● L-Alanine 680 mM
● LDH (Mikrobial) >2000 U/l Interpretasi :
● pH 7,5 ± 0,1
A. Reagent 2
● α-ketoglutaric acid 97 mM
● NADH 1,1 Mm
● sodium azide 0,01 %
● pH 10,0 ± 0,1
2. Pemeriksaan Phosphatase Alkalis atau Alkaline Phosphatase (ALP) Interpretasi
Alat dan bahan :
● Spektrofotometer
● Pipet mikro 20 µl, 200 µl, dan 800 µl
● Tabung reaksi
● Rak tabung
● Reagent :
A. Reagent 1
● Diethanolamine 1,0 mM
● Magnesium chloride 0,5 mM
A. Reagent 2
● P-Nitrophenylphosphate 10,0 mM
● pH 10,4 ± 0,2
Cara kerja :
● Siapkan 1 buah tabung reaksi dan beri label (Sampel)
● Masukkan 800 µl Reagent 1 dan 200 µl Reagent 2 ke dalam tabung reaksi
● Tambahakan 20 µl sampel pada tabung reaksi
● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 2-3 menit pada suhu 37ºC
● Ukur kadar ALP menggunakan spektrofotometer.
● Hasil tes ALP akan keluar melalui print out
3. Pemeriksaan Bilirubin Interpretasi
Alat dan bahan :
● Spektrofotometer
● Pipet mikro 10 µl, 20 µl dan 300 µl
● Tabung reaksi
● Rak tabung
● Reagent :
A. Reagent 1
● HCL 50mM
● Sulphanilic Acid 30 mM
● Dimethylsulphoxide (DMSO) 7M
A. Reagent 2
● Sodium Nitrite 29 mM
Cara Kerja :
● Siapkan 3 buah tabung reaksi dan beri label (Blanko, Standar dan Sampel)
● Masukkan 300 µl Reagent 1 dan 10 µl Reagent 2 ke dalam 3 buah tabung reaksi
● Tambahkan 10 µl standar pada tabung standar dan 10 µl sampel pada tabung sampel
● Homogenkan ketiga tabung tersebut dan inkubasi selama 5 Menit pada suhu 15-25ºC
● Ukur kadar Total Bilirubin menggunakan spektrofotometer.
● Hasil tes Total Bilirubin akan keluar melalui print out
4. Pemeriksaan HBsAg
Alat dan Bahan :
● kit pemeriksaan rapid HBsAg
● Buffer
● Serum/plasma
● Sarung tangan
● pipet
Cara Kerja :
a. Bawa spesimen dan uji komponen untuk suhu kamar jika didinginkan atau dibekukan
b. Buka kantong pada ujungnya dan keluarkan perangkat tes pada permukaan yang bersih dan datar
c. isi pipet plastik dengan spesimen
d. pegang pipet secara vertikal, keluarkan 2 tetes dari spesimen ke dalam wadah sampel sambil memastikan bahwa tidak ada gelembung
udara
e. tunggu sampai 15 menit
f. jangan membaca hasil setelah 20 menit, untuk menghindari kesalahan membaca
Interpretasi :
Stadium : Minuta
Ciri khas :
- Inti satu
- Bentuk tidak bulat
Kista
Ciri khas :
- Bentuk oval
- Mempunyai dinding yang tipis dan kuat
dengan sitoplasma berbutir halus
- Kista baru mempunyai 2 inti, kista
matang mempunyai 4 inti
Penyakit : Giardiasis
Tropozoit
Ciri Khas :
- Bentuk oval
- Inti: 2-4
- Mempunyai dinding kista: 2
blepharoplasts, 2 parabasal
bodies
Vegetatif
● Giardia intestinalis :
Parasit protozoa
● dikenal sebagai:
- Giardia lamblia
- Lamblia intestinalis
- Giardia duodenalis
● Diisolasi dari manusia, hewan
peliharaan, dan binatang liar
Telur Schistosoma japonicum
Ciri khas :
Penyakit : Schistosomiasis
kelas Spesie
parasitnya s
Penyakit : Schistosomiasis
Telur Taenia sp.
Ciri khas :
Penyakit : Taeniasis
Ascaris lumricoides
Telur Ascaris lumbricoides
Telur dibuahi
Telur Tidak dibuahi
Ciri khas :
Ciri khas :
- Berbentuk bulat atau bulat lonjong, - Berbentuk lonjong, lebih panjang
- Berdinding tebal
- Berdinding lebih tipis (lapisan
- terdiri dari 2 lapis: Lapisan luar dengan
jaringan albuminoid dan lap dalam
albuminoid tipis)
bening. - Isi: Granula
- Isi: embrio sedang membelah
Telur matang
Ciri Khas :
- Bentuk infektif
- Isi : larva
- Bentuk : Lonjong
- Dinding : Bening tipis
- Jumlah telur A.duodenale 20.000/hari,
N.americanus 10.000/hari.
- Telur mati pd 45 °C dlm beberapa jam
dan 0 °C dlm 7 hari
Penyakit :
Ancylostoma duodenale
Ciri2 :
Ciri2 :
Entamoeba histolytica Amebiasis ● Sindrom disentri : diare dengan tinja berlendir, berdarah
tenesmus anus, nyeri pada anus waktu bab, mules
● Tinja ditemukan bentuk histolitika
● BB menurun
● Badan terasa lemas
● Tidak nafsu makan
● Bentuk histolitika dalam bipsi dinding abses → diagnosis
➔ Escherichia coli
➔ Klebsiella sp
➔ Shigella dysenteriae
➔ Proteus sp
➔ Vibrio sp
3. Tidak berspora
4. Memfermentasi glukosa
7. Oxidase negati
Prinsip Identifikasi Enterobacteriaceae
2. Kultur/isolat
3. Test Biokimia
• Contoh:
Uji Biokimia Identifikasi Enterobacteriaceae
Medium Triple Sugar Iron adalah medium differensiasi yang dapat membedakan
antara bakteri gram negatif yang berdasarkan kemampuan fisiologi :
d. H2 S.
Medium TSI terdiri dari 1,0 % sukrosa dan laktosa dan 0,1% glucosa.
Hasil TSI
1. Warna merah menandakan sifat alkali, warna
kuning menandakan sifat asam
Cara:
Hasil:
Cara Kerja •
Inokulasikan koloni
tersangka pada Urea
• Urease Positif jika medium berubah menjadi merah muda,
broth • Inkubasi pada
misal pada : Proteus spp dan Yersinia spp
suhu 35 C selama 1-2
hari • Urease negatif jika tidak berubah warna, misal pada:
Salmonella spp Shigella spp
Uji Motility
Prinsip : Bakteri-bakteri tertentu bergerak
Cara Kerja
Hasil :
Kultur
Mikroskopik Kultur
● warnanya kuning
kecoklatan,
● baunya Amis,
● konsistensinya
netral
1.2 Percobaan emulsi dengan empedu
A. Kedalam tabung reaksi (A) masukkan 1 mL minyak dan 10 mL air
B. Kedalam tabung reaksi yang lain (B) dimasukkan 1 mL minyak, 8 mL air, dan 2 mL empedu. Kedua tabung reaksi
ini dikocok kuat-kuat dan tempatkanlah untuk beberapa lama di rak tabung reaksi. Perhatikanlah emulsi yang terjadi
Tabung A dengan air dengan minyak tidak mengikat minyak karena tidak ada garam
empedu. Sedangkan, tabung B dengan campuran air, minyak, dan empedu dapat
mengikat kolesterol karena terdapat garam empedu. Garam empedu yang
membantu emulsifikasi lemak yang mengikat minyak tersebut, garam empedu
berikatan dengan asam lemak yang membentuk suatu kompleks yang lebih mudah
larut dan diserap.
Spleen
Right lobe of liver