0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan5 halaman
Metode pengujian mutu sediaan farmasi meliputi uji organoleptis, bahan partikulat, kejernihan, penetapan kadar, sterilitas, endotoksin bakteri, pirogen, pH, kebocoran wadah, dan volume injeksi. Semua uji bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan sediaan.
Metode pengujian mutu sediaan farmasi meliputi uji organoleptis, bahan partikulat, kejernihan, penetapan kadar, sterilitas, endotoksin bakteri, pirogen, pH, kebocoran wadah, dan volume injeksi. Semua uji bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan sediaan.
Metode pengujian mutu sediaan farmasi meliputi uji organoleptis, bahan partikulat, kejernihan, penetapan kadar, sterilitas, endotoksin bakteri, pirogen, pH, kebocoran wadah, dan volume injeksi. Semua uji bertujuan untuk memastikan kualitas dan keamanan sediaan.
A. Uji Organoleptis − Prinsip : Dilakukan pengamatan terhadap warna, bau sediaan secara visual − Tujuan : Untuk mengetahui warna bau dari sediaan − Prosedur : Diamati bentuk dan warna sediaan secara visual − Kriteria penerimaan : Larutan tak berwarna
B. Bahan Partikulat [Bahan Partikulat dalam Injeksi <751>, 1494]
− Prinsip : pengujian dengan mikroskopik − Tujuan : untuk menghitung partikel asing dalam injeksi − Prosedur : Volume dalam Wadah 25 ml atau Lebih 1. Siapkan 10 sediaan 2. Wadah dibolak-balikkan 20 kali. 3. Disonikasi selama 30 detik dan diamkan larutan sampai bebas gelembung udara. 4. Lepaskan penutup unit 5. Aduk isi wadah perlahan-lahan secara manual 6. Ambil masing-masing volume 5 ml 7. Saring larutan dalam penyaring membran 0,45 µm 8. Amati di bawah mikroskop 9. Catat banyaknya semua partikel berukuran 10 µm atau lebih besar dan banyaknya partikel berukuran 25 µm atau lebih besar. P V P = banyaknya partiker yang terhitung V = volume larutan dalam ml − Kriteria penerimaan : Banyak partikel berukuran ≥10 µm tidak melebihi 12 per ml dan partikel berukuran ≥25 µm tidak lebih dari 2 per ml
C. Uji Kejernihan [Uji Kejernihan <881>, 1521]
− Prinsip : membandingkan larutan uji dengan larutan suspensi padanan − Tujuan : mengetahui kejernihan larutan − Prosedur : 1. Digunakan tabung reaksi diameter 15 mm hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral. 2. Masukkan larutan uji dan larutan suspensi padanan (larutan pembanding yang terdiri dari air dan baku opalesen) ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda hingga volume larutan dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm. 3. Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan suspensi padanan dengan latar belakang hitam. 4. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke arah bawah tabung. Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga suspensi padanan 1 dapat langsung dibedakan dari suspensi padanan 2 dan dari air. − Kriteria penerimaan : Suatu cairan dikatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti yang tertera pada prosedur.
D. Penetapan Kadar (Moffat et al., 2011)
− Prinsip : pengujian dilakukan dengan HPLC − Tujuan : untuk mengetahui kadar zat aktif sediaan − Prosedur : 1. Melakukan preparasi larutan baku standar manitol dengan 5 konsentrasi yang berbeda 2. Larutan baku standar diuji pada instrumen HPLC dan dibuat persamaan garis regresi linear. 3. Melakukan preparasi larutan uji, dan diambil sejumlah volume injeksi setara dengan 250 mg manitol, masukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan hingga tanda batas. 4. Larutan uji diuji pada instrumen HPLC dengan kondisi sebagai berikut. - Fase diam : sulfonated styrene–divinylbenzene copolymer with zinc ions Gelpack, GL-C64Z (150 x 6 mm, 10 µm) - Fase gerak : acetonitrile:air (80:20) - Suhu : 80° - Flow rate : 1 ml/menit - Volume injeksi : 10 µl - Detektor : Spektro MS 5. Dihitung kadarnya. − Kriteria penerimaan : Kadar tidak kurang dari 95% – 105%. E. Uji Sterilitas [Uji Sterilitas <71>, 1359] − Prinsip : Menguji sampel produk dengan cara metode penyaringan membran atau inokulasi langsung dengan cara inkubasi sampel pada media − Tujuan : − Prosedur : 1. Digunakan 10 wadah. Volume sampel yang diambil adalah 10% dari isi wadah, tetapi tidak kurang dari 20 ml. 2. Membran dipindahkan dari alat pemegang secara aseptik, membran dicelupkan ke dalam 100 ml soybean casein digest medium dan inkubasi pada 20˚ C hingga 25˚ C selama tidak kurang dari 7 hari. Dengan cara yang sama membran dicelupkan ke dalam 100 ml media tioglikolat cair dan diinkubasi pada 30˚ C hingga 35˚ C selama tidak kurang dari 7 hari. − Kriteria penerimaan : tidak terjadi pertumbuhan mikroba
F. Uji Endotoksin Bakteri [Uji Endotoksi Bakteri <201>, 1406]
− Prinsip : pengujian dilakukan menggunakan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) dengan teknik jendal gel atau fotometri − Tujuan : untuk mendeteksi endotoksin bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel yang diuji. − Prosedur : 1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 10 mm x 75 mm atau vial uji tunggal, sejumlah volume yang telah ditentukan dari kontrol negatif, kadar baku endotoksin, spesimen, dan kontrol sediaan positif. Kontrol sediaan positif berisi bahan atau larutan pencuci atau ekstrak yang telah ditambah BPF atau BEK yang telah dibakukan hingga kadar endotoksin 2λ. 2. Pereaksi LAL ditambahkan dan campur spesimen atau campuran pereaksi LAL. 3. Tabung diinkubasi dalam tangas air atau blok pemanas dan waktu untuk mulai inkubasi untuk setiap tabung dicatat dengan tepat. 4. Masing-masing tabung diinkubasi selama 60 menit ± 2 menit pada suhu 37˚±1˚ C dan tidak diperbolehkan adanya gangguan dan secara hati-hati diangkat untuk diamati. 5. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya gel yang stabil dan tetap melekat pada dasar tabung bila dibalikkan 180˚ dan reaksi negatif ditandai dengan tidak terbentuknya gel atau terbentuk gel kental yang akan terlepad dari tabung bila dibalik 180°. − Kriteria penerimaan : Pada spesimen atau larutan uji menunjukkan reaksi negatif dan pada kontrol sediaan positif menunjukkan reaksi positif
G. Uji Pirogen [Uji Pirogen <231>, 1412]
− Prinsip : Dilakukan pengukunan kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan sediaan uji secara intravena − Tujuan : Untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima pasien − Prosedur : 1. Lakukan uji dalam ruang terpisah yang dirancang untuk pengujian pirogen dan pada kondisi lingkungan yang sama dengan ruang pemeliharaan hewan dan bebas dan gangguan yang menimbulkan kegelisahan. 2. Kelinci tidak diberi makan selama pengujian. Boleh diberi minum setiap saat, tetapi terbatas. 3. Ukur suhu tiap kelinci 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji. Suhu tersebut digunakan sebagai awal untuk penetapan setiap kenaikan suhu yang dihasilkan dari penyuntikan larutan uji. Dalam setiap kelompok kelinci uji, perbedaan suhu kontrol antara kelinci satu dengan lainnya tidak lebih dari 1°, dan suhu kontrol setiap kelinci tidak boleh lebih dari 39,8°. 4. Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, suntikkan 10 ml larutan uji per kg berat badan kedalam vena telinga setiap tiga kelinci, lakukan penyuntikan dalam waktu 10 menit. 5. Catat suhu berturut-turut antara jam ke-1 dan ke-3 setelah penyuntikan dengan selang waktu 30 menit. − Kriteria penerimaan : Sediaan memenuhi syarat apabila tidak ada satupun kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu 0,5° atau lebih. Bila ada kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu 0,5° atau lebih, lanjutkan uji menggunakan lima ekor kelinci lain. Sediaan memenuhi syarat bebas pirogen bila, tidak lebih dari 3 dari 8 ekor masing-masing menunjukkan kenaikan suhu 0,5° atau lebih dan jumlah kenaikan suhu maksimum 8 kelinci tidak melebihi 3,30.
H. Uji pH sediaan [Penetapan pH <1071>, 1563]
− Prinsip : pH larutan diukur dengan menggunakan pH meter. − Tujuan : Untuk mengetahui ph larutan. − Prosedur : 1. Sampel diambil dengan volume yang cukup dan dipindahkan ke gelas kimia yang bersih. 2. Larutan kemudian diukur pH menggunakan pH meter. − Kriteria penerimaan : pH dari sediaan 5,5 – 7
I. Uji Kebocoran Wadah [USP 31 <381>]
− Prinsip : menggunakan metode dye bath − Tujuan : untuk mengetahui kebocoran pada wadah − Prosedur : 1. Larutan metilen blue 0,1 % (1 gram / L) dimasukkan ke dalam bejana vakum. 2. 10 wadah sediaan yang berisi larutan sediaan dimasukkan ke dalam bejana vakum. 3. Vakum dinyalakan dengan tekanan 27 kPa selama 10 menit. 4. Tekanan kemudian dikembalikan seperti semula dan sediaan dibiarkan terendam selama 30 menit. 5. Sediaan dikeluarkan dari bejana, bagian luar wadah dibilas. − Kriteria penerimaan : Tidak ada satu pun wadah yang isinya mengandung larutan berwarna biru
J. Penetapan Volume Injeksi dalam Wadah [Penetapan Volume
Injeksi dalam Wadah <1131] − Prinsip : menggunakan gelas ukur atau gelas piala − Tujuan : untuk mengetahui volume injeksi sediaan − Prosedur : 1. Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih 2. Buka wadah dan pndahkan kedalam gelas ukur atau gelas piala yang telah ditara − Kriteria penerimaan : volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu per satu