Anda di halaman 1dari 28

1.1.1.

Pengkuran dan Pemeriksaan Kualitas Air Minum

1. Sampling Air Minum untuk Parameter Fisik dan Kimia


a. Menyiapkan alat pengambil sampel air
b. Membilas alat pengambil sampel dengan air sampel sebanyak 3x kali pembilasan
c. Ambil air sampel sesuai dengan peruntukannya (memenuhi botol/wadah sampel).
Usahakan selama pengambilan sampel berlangsung tidak terdapat ruang atau tidak
terjadi kontakdengan udara (aerasi). Kemudian homogenkan
d. Lakukan segera penguian untuk parameter fisik seperti suhu (parameter yang dapat
berubah)
e. Masukkan sampel air ke dalam wadah terlindung, segera periksakan hasilnya di
laboratorium, dan catat hasil pengukuran.
2. Sampling Air Minum untuk Parameter Biologi 
a. Menyiapkan botol sampel bakteriologis yang telah disterilkan pada suhu 150°C
selama 2 jam
b. Pengambilan sampel air keran dilakukan dengan cara mengalirkan keran terlebih
dahulu selama  ±2 menit. Tutup kran, bersihkan dengan alkohol atau fiksasi dengan
bunsen
c. Buka kran, alirkan air ke dalam botol sampel hingga ¾ bagian botol. Selama
pengisian, tutup botol harus difiksasi dengan api bunsen/ alkohol
d. Beri label, masukkan sampel ke dalam coolbox
e. Lakukan segera pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
3. Pemeriksaan Kualitas Air
a. Pengukuran TDS
Nama Alat : TDS meter
Cara Kerja :
1) Cuci elektroda dengan aquadest sebanyak 2-3 kali lalu keringkan dengan tisue/
kertas penghisap
2) Lakukan kalibrasi terhadap alat dengan cara memasukkan elektroda ke dalam
aquadest
3) Masukkan alat ke dalam air sampel
4) Lihat angka pada display sampai menunjukkan angka yang stabil
5) Catat hasil pengukuran
b. Pemeriksaan nitrit
Alat
1) Batang pengaduk
2) Labu erlenmeyer 250ml
3) Botol sempot
4) Neraca analitik
5) Botol timbang
6) Pemanas lisktrik
7) Corong
8) Pipet tetes
9) Gelas kimia 100ml dan 250 ml
10) Gelas ukur 100ml
11) Kuvet
12) Pipet ukur 10ml
13) Pipet volume 10ml, 25 ml, 50ml
14) Spektrofotometer
Bahan
1) Aquadest
2) Asam asetat glasial
3) Kertas saring
4) Naftilamin
5) NaNo2
Pengukuran Sampel 
1) Pipet 50ml sampel air masukan kedalam labu takar 100ml
2) Pipet 1ml ml larutan naftilamin
3) Pipet 1ml asam sulfanilat
4) Masukan kedalam labu takar 100ml
5) Encerkan tanda batas volume dengan aquadest
6) Homogenkan
7) Diamkan selama 30 menit
8) Ukur serapanya dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 543nm
terhadap blanko pereaksi
a. Pemeriksaan Nitrat
Alat
1) Batang pengaduk
2) Bulb
3) Botol semprot
4) Buret
5) Corong kaca
6) Gelas kimia 100ml, 250ml, 1liter
7) Gelas ukur 100ml
8) Kuvet
9) Labu ukur 100ml dan 250ml
10) Neraca analitik
11) Pemanas listrik
12) Pipet tetes
13) Pipet ukur 10ml
14) Pipet volume 10ml, 25ml, 50ml
15) spectrofotometer
Bahan
1) Kalium nitrat andhidrat
2) Natrium klorida
3) H2SO4
4) Brusin sulfat
5) Asam sufanilat
6) Aquadest
Pengukuran Sampel
1) Pipet 50ml sampel
2) Masukan 1ml NaCL 30%
3) Tambahkan 5ml H2SO4 (campurkan secara perlahan)
4) Pipet 0,025brusin sulfat dan homogenkan
5) panaskan selama 10menit samapai terbenuk warna kuning
6) Kemudian dinginkan
7) Ukur serapanya dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 410nm 
^Keterangan: pada saat memegang kuvet tangan harus menggunakan sarung
tangan karet, dan tidak boleh ada sidik jari pada kuvet yang dapat menyebabkan
tidak presisi terhadap hasil
a. Pemeriksaan E. coli dan coliform 
Alat dan bahan
1) buah tabung reaksi steril
2) buah cawan petri steril
3) Pipet ukur 1 ml, dan 10 ml steril
4) Kertas coklat
5) Tali kasurAutoclaff 
6) Inkubator 
7) Media agar EMB (Eosin Methylen Blue)
8) NaCl 0,85 % yang telah disterilkan
9) Aquadest 
Cara Kerja
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Membuat media sesuai dengan kebutuhan
3) Sterilisasi meja kerja
4) Memasukkan 9 ml NaCl 0,85% kedalam 5 tabung reaksi yang telah diberi labe
pengenceran
5) Memasukkan 1 ml sampel air kedalam tabung pengenceran 10-1, lalu homogenkan
6) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1 lalu memasukkannya kedalam tabung reaksi
pengenceran 10-2, lakukan kepada semua tabung berlabel pengenceran.
7) Memasukkan 1 ml larutan NaCl pada tabung reaksi berlabel kontrol ke dalam cawan
petri kontrol
8) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1, lalu memasukkannya kedalam cawan petri
berlabel yang sama, lakukan pada semua pengenceran
9) Memasukkan ±30 ml media EMBA kedalam cawan petri, lalu homogenkan.
10) Menumpuk semua cawan petri, lalu bungkus menggunakan kertas coklat, kemudian
ikat
11) Menginkubasi penanaman selama 2×24 jam dalam suhu 44°C (untuk pemeriksaaan
bakteri E.coli) dan suhu 37°C (untuk pemeriksaan bakteri coliform)
12) Catat koloni yang terbentuk.
1.1.2. Pengukuran dan Pemeriksaan Kualitas Air Bersih

1. Pengukuran Air Bersih untuk Parameter Fisika dan Kimia


a. Teknik Sampling
Pengambilan sampel air ini berdasarkan SNI 6989.57: 2008 tentang pengambilan
sampel air bersih.
b. Sampling Air Bersih untuk Parameter Fisik dan Kimia
Alat
1) Botol sampel
2) Atk 
Langkah – langkah
1) Menyiapkan alat pengambil sampel air
2) Membilas alat pengambil sampel dengan air sampel sebanyak 3x kali pembilasan
3) Ambil air sampel sesuai dengan peruntukannya (memenuhi botol/wadah sampel).
Usahakan selama pengambilan sampel berlangsung tidak terdapat ruang atau
tidak terjadi kontakdengan udara (aerasi). Kemudian homogenkan
4) Lakukan segera penguian untuk parameter fisik seperti suhu (parameter yang
dapat berubah)
5) Beri label
Label:
Jenin Pemeriksaan :
Hari/Tangal :
Lokasi :
Waktu :
Tujuan Pemeriksaan :
Petugas :
6) Masukkan sampel air ke dalam wadah terlindung, segera periksakan hasilnya di
laboratorium, dan catat hasil pengukuran.
c. Sampling Air Bersih untuk Parameter Biologi 
Alat
1. Botol sampel steril
2. Alkohol / bunsen
3. Kapas
4. Coolbox
5. Atk 
Prosedur Kerja:
1. Menyiapkan botol sampel bakteriologis yang telah disterilkan pada suhu
150°C
2. Pengambilan sampel air keran dilakukan dengan cara mengalirkan keran
terlebih dahulu selama  ±2 menit. Tutup kran, bersihkan dengan alkohol
atau fiksasi dengan bunsen
3. Buka kran, alirkan air ke dalam botol sampel hingga ¾ bagian botol. Selama
pengisian, tutup botol harus difiksasi dengan api bunsen
4. Beri label, masukkan sampel ke dalam coolbox. 
Label:
a) Jenis Pemeriksaan :
b) Hari/Tangal :
c) Lokasi :
d) Waktu :
e) Tujuan Pemeriksaan :
f) Petugas :
1. Lakukan segera pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
1. Pemeriksaan  Air Bersih untuk Parameter Fisika dan Kimia
a. Pengukuran Kekeruhan
Nama Alat : Turbidimeter
Alat dan Bahan :
1) Turbidimeter
2) Botol sampel
3) Larutan standar
4) Sampel
Cara Kerja :
1) Sambungkaan alat turbidimeter dengan sumber listrik dan diamkan selama
15 menit
2) Masukkan larutan standar pada botol sample, lakukan pengukuran dan
sesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga
nilai yang tertera pada layar sesuai dengan nilai standar.
3) Masukkan sampel pada botol sampel
4) Skala pengukuran kekeruhan dibaca (lakukan pengukuran 3 kali dengan
menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan)
b. Pengukuran pH
Nama Alat : pH meter
Cara Kerja :
1) Cuci elektroda dengan aquadest sebanyak 2-3 kali lalu keringkan dengan tisue/
kertas penghisap
2) Lakukan kalibrasi terhadap alat dengan cara memasukkan elektroda ke dalam
aquadest
3) Masukkan alat ke dalam air sampel
4) Lihat angka pada display sampai menunjukkan angka yang stabil
5) Catat hasil pengukuran
c. Pemeriksaan kadar Fe
Alat 
1) Erlenmeyer
2) Pipet ukur
3) Pipet tetes
4) Gelas ukur
5) Bulp
6) Kompor/ hotplate
7) Kuvet
8) Spektrofotometer
9) Neracaa analitik
10) Kaca arloji
11) Spatula
12) Alat pengambil sampel air ( botol / jerigen / botol timba jika dibutuhkan)
13) Label dan ATK
Bahan 
1) Sampel air
2) H2SO4 4N
3) KCNS 20%
4) Aqua brom
5) Aquadest 
Cara Kerja
1) Membuat faktor standar dan kurva kalibrasi
2) Menyiapkan 100 ml sampel air bersih kedalam erlenmeyer
3) Tambahkan 5 ml H2SO4 4N
4) Tambahkan 2-3 tetes aqua brom
5) Panaskan diatas kompor hingga bar brom hilang
6) Tambahkan 5 ml KCNS 20%
7) Masukkan aquadest kedalam kuvet untuk blanko di spektrofotometer
8) Lalu sampel tadi masukkan ke kuvet yang telah dibersihkan
9) Lakukan pemeriksaan atau pembacaan dengan emnggunakan
spektrofotometer dengan λ =550 nm
d. Pemeriksaan Kadar Mn
Alat 
1) Batang Pengaduk
2) Bulb
3) Botol semprot
4) Kaca arloji
5) Corong
6) Gelas ukur
7) Beaker glass 100 ml, 250 ml, dan 50 ml
8) Kuvet
9) Erlenmeyer 250 ml
10) Labu takar 100 ml dan 250 ml
11) Neraca analitik
12) Hot plate atau kompor
13) Pipet tetes
14) Gelas ukur
15) Pipet ukur 10 ml
16) Pipet gondok 10 ml, 25 ml, dan 50 ml
17) Spektrofotometer
Bahan
1) Aquadest
2) AgNO3 1/35
3) HNO3 pekat
4) K2S2O8
5) Kertas saring
6) Tissue 
7) MnSO4  4H2O
Cara Kerja
1) Membuat faktor standar dan kurva kalibrasi
2) Menyiapkan 50 ml sampel air bersih kedalam erlenmeyer (apabila sampel
keruh lakukan penyaringan)
3) Menambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat ke dalam labu erlenmeyer 
4) Tambahkan 2,5-5 ml AgNO3 1/35 N
5) Homogenkan 
6) Didihkan larutan hingga jernih 
7) Jika keruh saring dengan menggunakan kertas saring
8) Tambahkan 0,5 sampai 1 gram atau 1 spotel) kristal K2S2O8
9) Panaskan kembali, jika berubah warna merah muda atau ungu maka postif
mengandung Mn
10) Dinginkan 
11) Lakukan pemeriksaan atau pembacaan dengan menggunakan spektrofotometri
dengan λ =530 nm
e. Pemeriksaan Kesadahan
Alat 
1) Batang pengaduk
2) Bulb
3) Botol semprot
4) Botol timbang
5) Buret
6) Gelas kimia 100 ml, 250 ml, 1 liter
7) Gelas ukur 100 ml
8) Klem dan standar burret
9) Labu erlenmeyer 250 ml
10) Labu ukut 100 ml dan 250 ml
11) Pipet tetes
12) Pipet ukur 10 ml
13) Pipet ukur 10 ml ,25 ml dan 50 ml
14) Alu dan mortar
Bahan
1) Alkohol 96%
2) Aquadest
3) CaCl2 2H2O
4) MgCl 6H2O
5) Mureksid
6) NaOH
7) EBT
8) EDTA
9) Kertas saring
10) Kertas Timbang
11) NH4Cl
12) NH4OH
13) Buffer pH 10
14) Buffer pH12
15) KCNS 10%
16) Sampel Air
17) Tissue
Cara Kerja
Penetapan Kesadahan Total
1) Membuat standarisasi larutan EDTA dengan indikator EBT
2) Masukkan 100 ml sampel air bersih kedalam labu erlenmeyer Menambahkan
5ml buffer pH 10
3) Jika cairan keruh tambahkan 1 ml KCNS 10%
4) Menambahkan EBT sebanyak 50 mg 
5) Melakukan titrasi degan menggunakan EDTA 1/28 hingga berubah warna
menjadi biru laut
6) Catat kebutuhan EDTA yang digunakan
Penetapan Kesadahan Kalsium
1) Membuat standarisasi larutan EDTA dengan indikator mureide
2) Masukkan 100 ml sampel air bersih kedalam labu erlenmeyer
3) Menambahkan 1 ml buffer pH 12
4) Menambahkan 50 mg indikator murexide 
5) Melakukan titrasi deggan menggunakan EDTA 1/28 N hingga berubah warna
menjadi ungu violet
6) Catat kebutuhan EDTA yang digunakan
3. Pemeriksaan  Air Bersih untuk Parameter Mikrobiologi
Alat dan bahan
1) 5 buah tabung reaksi steril
2) 5 buah cawan petri steril
3) Pipet ukur 1 ml, dan 10 ml steril
4) Kertas coklat
5) Tali kasur
6) Autoclaff 
7) Inkubator 
8) Media agar EMB (Eosin Methylen Blue)
9) NaCl 0,85 % yang telah disterilkan
10) Aquadest 
Cara Kerja
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Membuat media sesuai dengan kebutuhan
3) Sterilisasi meja kerja
4) Memasukkan 9 ml NaCl 0,85% kedalam 5 tabung reaksi yang telah diberi label
pengenceran
5) Memasukkan 1 ml sampel air kedalam tabung pengenceran 10-1, lalu homogenkan
6) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1 lalu memasukkannya kedalam tabung reaksi
pengenceran 10-2, lakukan kepada semua tabung berlabel pengenceran.
7) Memasukkan 1 ml larutan NaCl pada tabung reaksi berlabel kontrol ke dalam
cawan petri kontrol
8) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1, lalu memasukkannya kedalam cawan petri
berlabel yang sama, lakukan pada semua pengenceran
9) Memasukkan ±30 ml media EMBA kedalam cawan petri, lalu homogenkan.
10) Menumpuk semua cawan petri, lalu bungkus menggunakan kertas coklat,
kemudian ikat
11) Menginkubasi penanaman selama 2×24 jam dalam suhu 44°C (untuk
pemeriksaaan bakteri E.coli) dan suhu 37°C (untuk pemeriksaan bakteri coliform)
12) Catat koloni yang terbentuk.
1.1.3. Pengukuran dan Pemeriksaan Kadar pH serta Cemaran Logam Berat Pada Tanah
(Kualitatif)

1. Sampling Tanah, Pengukuran pH, dan Pemeriksaan Logam Berat pada Tanah
Alat
1) Sekop
2) Soil tester
3) Plastik bening
4) Timbangan
5) Ayakan
6) ATK
7) Penggaris
8) Label 
9) Tabung reaksi
10) Pipet ukur
11) Rak tabung reaksi
12) Beaker glass
13) Bulb 
14) Erlenmeyer 
15) Batang pengaduk
16) Jartest
17) Stopwatch
18) Labu ukur 
19) Neraca analitik
20) Spatula 
21) Kaca arloji

Bahan
1) Sampel tanah
2) DTPA
3) Asam asetat 5%
4) Na2S
5) Kertas saring whatman

Cara kerja
a. Pengukuran kadar pH dan Pengambilan sampel tanah di lapangan

1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2) Tentukan titik lokasi sampel yang akan disampling tanahnya
3) Ukur luas tanah yang akan disampling menggunakan penggaris seluas 45x45 cm
4) Setelah diukur tentukan titik tengah tanah yang akan disampling
5) Tancapkan soil tester pada titik tengah tanah yang telah ditentukan dan amati
hingga stabil untuk mengetahui kadar pH, catat
6) Setelah menggunakan soil tester untuk mengukur kadar pH pada tanah, kemudian
gali tanah menggunakan sekop dibantu dengan penggaris untuk mengukur
kedalaman tanah sedalam 5 cm dari permukaan tanah
7) Jika tanah pada saat digali memiliki banyak bebatuan, saring tanah menggunakan
ayakan agar tanah menjadi halus, karena bebatuan dapat memengaruhi pada saat
melakukan pemeriksaan laboratorium, terutama pada saat melakukan
pengendapan tanah dengan Jartest karena bebatuan pada tanah akan menghambat
proses pengadukan
8) Tanah yang telah digali/diayak dimasukkan ke dalam plastik bening, lalu timbang
menggunakan timbangan
9) Ulangi langkah 5 hingga 8 dengan masing-masing kedalaman tanah 5 cm, 10 cm
dan 15 cm, catat kadar pH setiap masing-masing kedalaman, serta berat sampel
tanah mencapai 1 kilogram
10) Beri label pada sampel tanah
11) Masukkan sampel tanah pada tas sampling 
12) Sampel siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan

b. Pemeriksaan logam berat di laboratorium 

1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2) Timbang DTPA 1,96 gram dan larutkan dengan aquades sampai 1000 ml ke
beaker glass dan homogenkan menggunakan batang pengaduk
3) Lalu, timbang asam asetat sebanyak 5 gram dan larutkan dengan 100 ml aquades
4) Timbang juga Na2S sebanyak 15 gram dan larutkan dengan 100 ml aquades
5) Timbang 200 gram sampel tanah
6) Lalu, masukan 200 gram sampel tanah tersebut kedalam DTPA pada beaker glass
7) Jartest selama 2 jam
8) Setelah itu, diamkan selama 15 menit dan ambil bagian atas larutan dalam beaker
glass dengan pipet tetes
9) Lakukan penyaringan pada air tersebut, menggunakan kertas saring whatman
kedalam Erlenmeyer
10) Setelah itu, ambil 1,5 ml air tersebut dan tambahkan Na2S 15% sebanyak 0,5 ml
dan tambahkan asam asetat 5% sebanyak 0,5 ml
11) Kemudian, siapkan juga aquades sebanyak 1,5 ml masukan kedalam tabung
reaksi, tambahkan juga Na2S 15% sebanyak 0,5 ml dan tambahkan asam asetat
5% sebanyak 0,5 ml (sebagai blanko)
12) Amati, catat, dan dokumentasikan hasilnya
1.1.4. Pengukuran dan Pemeriksaan Kualitas Udara

1. Pengukuran Kebisingan
a. Alat ukur : Sound Level Meter
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang Operasi
2) Ruang Radiologi
3) Ruang Sterilisasi
4) Ruang Administrasi
5) Ruang Instalasi Gizi (Dapur)
6) Laboratorium Teknik
7) Ruang Laundry
a. Titik Sampling 
Titik sampling pengukuran kebisingan dilakukan pada satu titik di dekat
sumber kebisingan dan memegang alat ukur dengan membentuk sudut 45°
serta berjarak minimal 1 meter dari sinsing, atap, dan lantai.
Data kebisingan diambil setiap 5 detik sekali dampai data yang diperoleh
sebanyak 120 data.
a. Waktu Pengukuran 
Pengukuran dilakukan pada siang hari saat jam kerja
a. Prosedur Pengukuran :
1) Siapkan alat yang akan digunakan. Lakukan uji fungsi alat dan kalibrasi
alat
2) Posisikan alat dengan ketinggian ±1,5 meter dari lantai, dinding dan atap
serta kemiringan 45° ke arah sumber suara.
3) Hidupkan alat dengan cara menggeser tombol on/off ke arah on dan
sesuaikan skala (A = pengukuran terhadap lingkungan) dan kecepatan (F=
Fast, pengukuran setiap lima detik sekali)
4) Perhatikan angka pada display dan sebelum pengukuran angka harus
menunjukan angka nol dan tidak ada tanda panah pada display
5) Lakukan pengukuran sebanyak satu kali pengukuran setiap 5 detik sekali
sehingga didapat 120 data.
6) Catat hasil pengukuran pada tabel observasi kebisingan
a. Cara Pembacaan :
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung pada display alat.
2. Pengukuran Pencahayaan
a. Alat Ukur : Lux Meter
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang Operasi
2) Ruang Radiologi
3) Ruang Sterilisasi
4) Ruang Administrasi
5) Ruang Instalasi Gizi (Dapur)
6) Laboratorium Teknik
7) Ruang Laundry
a. Titik Sampling
Titik pengukuran dilakukan berdasarkan luas ruangan (SNI 16-7062-2004 tentang
Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja).
1) Jika luas ruangan <10m2, maka pengukuran dilakukan pada titik potong garis
horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 1 meter dari luas ruangan.
2) Jika luas ruangan antara 10-100 m2 maka pengkuran dilakukan pada titik
potong garis horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 3 meter
3) Jika luas ruangan >100m2 maka pengkuran dilakukan pada titik potong garis
horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 6 meter
a. Waktu Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada siang hari saat jam kerja.
a. Prosedur Pengukuran Pencahayaan
1) Persiapkan alat yang akan digunakan yaitu lux meter
2) Tentukan titik sampling
3) Hidupkan alat dengan menggeser tombol on/off ke arah on kemudian tentukan
mode/ skalanya (jika skala a hasil dikali 1 (×1), b 10 (×10), c 100 (×100)
4) Kalibrasi alat dengan cara menutup sensor cell dan pastikan angka pada display
menunjukkan nilai 0
5) Arahkan sensor ke sumber cahaya
6) Lihat angka digital pada display hingga nilai konstan
7) Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali di setiap titik sampling
8) Catat hasil pada tabel pengamatan
a. Cara Pembacaan
Pembacaan alat dilakukan secara langsung. Bila satuan alat dalam Food Candle, maka
perlu dikonversi pada lux diana 1 lux = 10 fc.
3. Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara Ruangan
a. Alat Ukur : Thermohygrometer 
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang operasi
2) Laboratorium teknik
3) Ruang radiologi
4) Ruang sterilisasi
5) IGD
6) Poli Gigi Umum
7) Administrasi 
8) Dapur
9) Ruang pasien
10) Ruang pemulihan
a. Titik Sampling:
Titik sampling pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan pada ruangan dengan
cara disimpan pada dinding atau meja setinggi 1-1,25 meter dari lantai, dilakukan
selama 30 menit.
a. Waktu Pengukuran :
Pengukuran dilakukan pda pagi hingga siang hari.
a. Prosedur Pengukuran
1) Persiapkan alat yang akan digunakan
2) Tentukan titik sampling untuk pengukuran suhu dan kelembaban ruangan kerja
3) Hidupkan alat dengan menekan tombol on
4) Lakukan kalibrasi dan uji fungsi dan periksa cara penggunaan alat
5) Letakkan alat pada dinding ruangan atau dapat juga menggunakan tripot
6) Hindarkan alat dari panas sinar matahari secara langsung
7) Pengoperasian alat dilakukan pada saat angka pada alat sudah menunjukkan
angka yang stabil
8) Catat hasil pengamatan.
a. Cara Pembacaan : 
Cara pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung pada display alat.
4. Pemeriksaan Bakteriologi Udara Ruang Operasi
a. Alat pengukuran : Microbiological Air Sampler (MAS)
b. Lokasi pengukuran : Ruang Operasi
c. Titik sampling : 
Jumlah titik sampel minimla 10% dari luas ruangan
a. Waktu pengukuran : 
Pengukuran dilakukan pada saat pagi hari,sebelum ada kegiatan operasi dan sedang
ada kegiatan operasi (saat jam kerja). 
a. Prosedur Pengukuran :
a. Alat 
1. Cawan petri
a. Bahan
1. Agar Nutrisi
a. Cara Kerja
1) Periksa kesiapan alat
2) Tuangkan 10-15 ml Agar Nutrisi ke dalam petri steril, tunggu hingga
membeku
3) Sterilkan permukaan alat (alkohol 70%)
4) Hidupkan alat, atur volume udara
5) Buka penutup tempat petri pada alat, letakkan petri yang telah berisi
Agar Nutrisi
6) Segera tutup kembali
7) Tekan tombol start pada alat, lepaskan penutup pori hisap
8) Alat akan berhenti secara otomatis 
9) Matikan alat, tutup kembali penutup pori hisap
10) Buka penutup tempat petri
11) Pasangkan kembali tutup petri, amankan sampel, masukan ke dalam
coolbox
12) Sampel siap dikirim ke laboratorium
13) Masukan petri ke dalam inkubator 37°C, inkubasikan selama 2 × 24
jam
14) Koloni yang tumbuh dihitung dengan rumus

Jumlah mikroba¿

15) Jumlah koloni yang tumbuh dikonversikan ke dalam tabel 


16) Angka yang didapat dari tabel konversi dikalikan dengan M³ udara
terhisap
a. Cara pembacaan
Pembacaan bakteri dilakukan pada saat bakteri telah diinkubas selama 2 × 24 jam.
1.1.5. Pengukuran dan Pemeriksaan Kualitas Limbah Cair

Pengukuran limbah cair dilakukan secara fisik, kimia dan observasi sarana Intalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL). Titik sampel air limbah yang diambil dari 2 titik, yaitu sebelum masuk ke
IPAL (inlet) dan setelah masuk ke IPAL (outlet).
1. Teknik Sampling
Pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan fisik dan kimia :
1) Menyiapkan jerigen untuk wadah sampel
2) Bilas jerigen dengan air sampel sebanyak 3 kali
3) Jerigen (minimal volume 500 ml) diisi dengan air sampel sampai penuh untuk
menghindari oksidasi
4) Beri label pada jerigen
5) Bawa air sampel ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
1. Pengukuran pH Limbah Cair (menggunakan pH meter)
1) Cuci elektroda dengan aquadest sebanyak 2-3 kali lalu keringkan dengan tisue kertas
penghisap
2) Lakukan kalibrasi terhadap alat dengan cara memasukkan elektroda ke dalam
aquadest
3) Masukkan alat ke dalam air sampel
4) Lihat angka pada display sampai menunjukkan angka yang stabil
5) Catat hasil pengukuran
1. TSS (Total Suspended Solid)
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Timbang cawan dan kertas saring sebelum di oven
3) Simpan kertas saring pada cawan penguap, lalu panaskan dalam oven pada suhu
105°C selama 1 jam
4) Setelah selesai di oven, kertas saring di dingunkan di dalam desikator selama 15
emnit, kemudian timbang beratnya
5) Homogenkan sampel limbah cair dengan cara dikocok, lalu tuangkan sampel
sebanyak 100 ml pada beaker glass
6) Pasangkan corong kaca pada tabung erlenmeyer, lalu simpan kertas saring diatasnya
menggunakan pinset agat tidak tersentuh tangan
7) Tuangkan 100 ml sampel limbah diatas kertas saring secara perlahan
8) Setelah itu simpan kembali kertas saring pada cawan penguap masukkan ke dalam
oven dengan suhu  105°C selama 1-2 jam 
9) Lalu dinginkan dalam desikator, kemudia timbang beratnya segera
10) Lakukan perhitungan dengan rumus:
1. Penentuan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD)
a. Bahan
1) Aquadest 
2) H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4 
3) K2Cr2O7 0,01 M 
4) Ferro amonium sulfat (FAS) ± 0,1 N 
5) Indikator PP (Phenolpthalein) 
6) Sampel Limbah Cair : Sebelum IPAL(inlet) dan sesudah IPAL (outlet)
b. Cara Kerja
1) Pipet K2Cr2O7 0,01 M sebanyak 1,5 mL kedalam tabung COD 
2) Tambahkan sampel sebanyak 2,5 mL 
3) Tambahkan H2SO4 (p) yang mengandung Ag2SO4 sebanyak 3,5 mL 
4) Refluks dengan Thermoreactor selama 2 jam pada suhu 148°C 
5) Dinginkan 
6) Setelah dingin, tuang dalam erlenmeyer 100 mL sambil dibilas dengan
aquadest 
7) Tambahkan indikator phenantroline sebanyak 3 tetes 
8) Titrasi dengan menggunakan FAS 0,01 N sampai titik akhir titrasi berwarna
merah bata
2. Penentuan Kadar Biological Oxygen Demand (BOD)
a. Alat
1) Batang Pengaduk
2) Bulb
3) Botol BOD
4) Botol Semprot
5) Botol Timbang
6) Burret
7) Gelas Kimia 100 ml, 250 ml, dan 1 liter
8) Gelas ukur 100 ml
9) Klem dan Standar Buret
10) Labu Erlenmeyer
11) Labu Ukur 100 ml dan 250 ml
12) Pipet Tetes
13) Pipet Ukur 10 ml
14) Pipet Volume 10 ml, 25 ml, dan 50 ml
b. Bahan
1) Amilum
2) Aquadest
3) H2SO4 Pekat
4) K2Cr2O7
5) KI
6) Kertas Saringan
7) Kertas Timbang
8) MnSO4.5H2O
9) NaN3
10) NaOH
11) Na2S2O3.5H2O
12) Tissue
c. Cara Kerja
1) Melakukan standarisasi Larutan Na2S2O3 0,025 N
2) Masukkan sampel kedalam botol BOD 250-300 ml hingga penuh, segera
pastikan tidak ada udara yang terperangkap didalam botol. (setiap botol
BOD mempunyai volume yang berbeda – beda, dalam hal ini dapat
dilakukan pengukuran secara kuantitatif yaitu dengan mengisi botol dengan
air setelah itu tutup, dan air yang ada di dalam botol BOD dikeluarkan untuk
diukur dengan menggunkan gelas ukur
3) Kedalam sampel yang sudah ada di dalam botol BOD, tambahkan 2 ml
larutan MnSo4 40% dibawah permukaan cairan
4) Tambahkan 2 ml alkali iodide azida, ujung pipet tepat diatas permukaan
larutan. Botol ditutup kemabali dengan hati – hati untuk mencegah
terperangkapnya udara dari luar, kemudian dikocok dengan membalik-
balikan botol beberapa kali dan dihomogenkan hingga terbentuk gumpalan
sempurna, biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit
5) Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat, pada sisa larutan yang mengendap dalam
botol winklwer yang dialirkan melalui dinding bagian dalam dari leher botol,
kemudian botol ditutup kembali
6) Botol digoyangkan dengan hati – hati sehingga semua endapan melarut.
Seluruh isi botol dituangkan secara kuantitatif kedalam Erlenmeyer 500 ml
7) Pindahkan bagian larutan kedalam labu erlenmeyer 500 ml
8) Titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,025 N sehingga terjadi warna
cokelat muda
9) Tambahkan indikator 1 ml amilum 0,5% (timbul warna biru) dan
homogenkan
10) Titrasi dengan tiosulfat 0,025 N sehingga warna biru hilang pertama kali
(setelah beberapa menit akan timbul lagi).
11) Catat hasilnya, lalu lakukan perhitungan.
1.1.6. Pengukuran dan Pemeriksaan Makanan dan Minuman

1. Pemeriksaan Cemaran Mikrobiologi pada Makana (Bakteri Salmonella)


a. Perlakuan sampel 
1) Siapkan alat  dan bahan.
2) Membersihkan meja kerja dan tangan menggunakan kapas dan alkohol.
3) Nyalakan api Bunsen.
4) Siapkan plastik sampel steril untuk menimbang sampel. 
5) Haluskan dengan Alu dan Pelumpang dengan halus. 
6) Timbang sampel sebesar 25 gram.
7) Masukan sampel yang sudah ditimbang kedalam Erlemeyer yang sudah berisi
LB  steril  225 ml .
8) Inkubasi selama 2 x 24 jam di inkubator dengan suhu 37º C
a. Penanaman sample 
1) Siapkan alat  dan bahan.
2) Membersihkan meja kerja dan tangan menggunakan kapas dan alkohol.
3) Nyalakan api Bunsen.
4) Sterilkan ose dengan api Bunsen.
5) Keluarkan sampel dan tunggu sampai hangat kuku.
6) Masukan ose ke dalam erlemeyer berisi sample lalu mulai goreskan pada petridish
berisi SSA yang telah membeku.
7) Bungkus memakai kertas coklat lalu inkubasi pada suhu 37ºC selama 2 x 24 jam.
8) Hitung hasilnya.

2. Pemeriksaan Cemaran Mikrobiologi pada Makanan (Bakteri E. Coli)


a. Perlakuan sampel 
1) Siapkan alat  dan bahan.
2) Membersihkan meja kerja dan tangan menggunakan kapas dan alkohol.
3) Nyalakan api Bunsen.
4) Siapkan plastik sampel steril untuk menimbang sampel. 
5) Timbang sampel sebesar 10 gram.
6) Masukan sampel yang sudah ditimbang kedalam Erlemeyer yang sudah berisi
NaCl  steril  90 ml.
7) Homogenkan
b. Penanaman sample 
1) Siapkan alat  dan bahan.
2) Membersihkan meja kerja dan tangan menggunakan kapas dan alkohol.
3) Nyalakan api Bunsen.
4) Memasukkan 9 ml NaCl 0,85% kedalam 5 tabung reaksi yang telah diberi label
pengenceran.
5) Memasukkan 1 ml sampel kedalam tabung pengenceran 10-1, lalu homogenkan
6) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1 lalu memasukkannya kedalam tabung reaksi
pengenceran 10-2, lakukan kepada semua tabung berlabel pengenceran.
7) Memasukkan 1 ml larutan NaCl pada tabung reaksi berlabel kontrol ke dalam
cawan petri kontrol
8) Mengambil 1 ml pengenceran 10-1, lalu memasukkannya kedalam cawan petri
berlabel yang sama, lakukan pada semua pengenceran
9) Memasukkan ±30 ml media EMBA kedalam cawan petri, lalu homogenkan.
10) Menumpuk semua cawan petri, lalu bungkus menggunakan kertas coklat,
kemudian ikat
11) Menginkubasi penanaman selama 2×24 jam dalam suhu 44°C
12) Catat koloni yang terbentuk.

1.1.7. Pengukuran dan Pemeriksaan Angka Total Kuman pada Alat Makan

1. Pemeriksaan ALT pada alat makan


a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Erlenmeyer
4) Micropipet
5) Bunsen dan korek api
6) Kapas
7) Alkohol 70%
8) Cotton swab
9) Sampel : piring, mangkuk, gelas, sendok, garpu
b. Bahan
1) AN (Agar Nutrisi)
2) Nacl 0,85%
c. Cara Kerja
1) Pengambilan sampel usap alat makan
a) Siapkan alat dan bahan
b) Sterilkan tangan dan meja kerja (secara terarah) dengan menggunakan kapas yang
diberi alkohol
c) Nyalakan api bunsen untuk menghindari adanya kontaminasi
d) Siapkan tabung reaksi berisi Nacl 0,85% sebanyak 10 ml dan cotton swab
e) Ambil dan buka tutup botol tabung reaksi, lidah apikan mulut tabung reaksi
dengan api bunsen
f) Ambil cotton swab dan celupkan ke dalam tabung reaksi,kemudian diperas pada
dinding tabung reaksi dan lidah apikan kembali tabung reaksi dan tutup,
kemudian simpan kembali pada rak tabung reaksi
g) Siapkan alat makan yang akan diusap
h) Lakukan usap alat makan pada piring dengan menggunakan metode
menyilang,kemudian lakukan dengan berulang pada alat makan berikutnya
i) Cara melakukan usap pada gelas: usap permukaan luar dalam bagian bibir
setinggi 1 cm
j) Setiap hasil mengusap 1 alat makan, selalu masukkan kedalam tabung reaksi Nacl
dengan cara diputar-putar dan di tekan ke dinding tabung, lalu peras dan lakukan
berulang-ulang sampai semua alat makan di ambil usapnya
k) Cara melakukan usapan pada garpu: usap bagian permukaan dan dalam alat
penusuk garpu
l) Cara melakukan usapan pada mangkuk dan piring menggunakan metode usap
silang (X)
m) Cara melakukan usapan pada sendok: usap permukaan bagian luar dan dalam
seluruh lekukan sendok
n) Setelah semua alat makan diusap, masukkan cotton swab kedalam tabung reaksi
yang berisi Nacl 10ml lalu patahkan cotton swab, lidah apikan  bibir tabung reaksi
dengan api Bunsen lalu tabung ditutup
o) Beri label pada tabung reaksi dengan menempelkan kertas yang telah ditulis
dengan spidol/pulpen, menvantumkan :
 Jenis spesimen (nama alat makan)
 Nama tempat pengolahan makanan (TPM)
 Nomor/kode/spesimen
 Tanggal dan waktu pengambilan sampel
 Petugas pengambil sampel
p) Pengiriman spesimen dilakukan dalam suhu dingin dengan suhu 0-40c pada hari
yang sama
2) Pemeriksaan sampel
a) Menyiapkan tabung 5 tabung reaksi yang telah berisi NaCl steril.  1 tabung reaksi
untuk kontrol dengan berisi 10 ml  dan 4 tabung reaksi yang masing masing 9 ml
NaCl steril kemudian beri label 10-¹, 10-², 10-3,10-4 . 
b) Melakukan pengenceran usap alat hingga  10-4 . 
c) Membuka tutup tabung reaksi kemudian lidah apikan kemudian ambil 1 ml dari
tabung reaksi sampel dan masukan ke dalam pengenceran 10 -1 homogenkan
dengan cara menghisap lepas. 
d) Mengambil 1 ml dari  tabung 10 -1, masukan ke konsentrasi 10 -2 homogenkan. 
e) Mengambil 1 ml dari  tabung 10 -2, masukan ke konsentrasi 10 -3 homogenkan.
f) Mengambil 1 ml dari  tabung 10 -3, masukan ke konsentrasi 10 -4 homogenkan.
g) Menyiapkan 5 cawan petri dan beri label seperti tabung reaksi. 
h) Memasukan larutan NaCl 1 ml ke kontrol , masukan larutan 10 -1
ke cawan 10 -1

dan seterusnya. 
i) Memasukan agar nutrisi hangat-hangat kuku pada masing-masing cawan 15-20
ml. 
j) Homogenkan dan dinginkan. 
k) Bungkus dengan kertas coklat.
l) Inkubasi dengan suhu 37°C selama 2x 24 jam. 
m) Menghitung total kuman. 

1.1.8. Pengukuran Kepadatan Lalat

1. Pengukuran Kepadatan Lalat

a. Alat Ukur : Fly Grill


b. Lokasi Pengukuran : TPS 
c. Titik Sampling :
Titik sampling pengukuran kepadatan lalat diukur dari sumber pencemaran yaitu
tempat sampah disekitar TPS dengan jarak 1 meter 2 meter dan 3 meter dengan
menggunakan alat fly grill dan stopwatch
d. Waktu Pengukuran :
Pengukuran dilakukan pada siang hari saat jam kerja. Dilakukan pada jam 08.00.
a. Langkah Langkah Pengukuran Kepadatan Lalat :
1) Letakan flygrill pada tempat yang telah ditentukan .
2) Biarkan sesaat untuk penyesuaian bagi lalat.
3) Hitung jumlah lalat yang hinggap pada flygrill selamat 30 detik sebanyak 10 kali.
4) Ambil 5 hasil lalat terbanyak yang hinggap pada flygrill kemudian rata ratakan.
5) Agar hasil lebih akurat amati suhu dan cuaca.

Anda mungkin juga menyukai