1. Sampling Tanah, Pengukuran pH, dan Pemeriksaan Logam Berat pada Tanah
Alat
1) Sekop
2) Soil tester
3) Plastik bening
4) Timbangan
5) Ayakan
6) ATK
7) Penggaris
8) Label
9) Tabung reaksi
10) Pipet ukur
11) Rak tabung reaksi
12) Beaker glass
13) Bulb
14) Erlenmeyer
15) Batang pengaduk
16) Jartest
17) Stopwatch
18) Labu ukur
19) Neraca analitik
20) Spatula
21) Kaca arloji
Bahan
1) Sampel tanah
2) DTPA
3) Asam asetat 5%
4) Na2S
5) Kertas saring whatman
Cara kerja
a. Pengukuran kadar pH dan Pengambilan sampel tanah di lapangan
1. Pengukuran Kebisingan
a. Alat ukur : Sound Level Meter
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang Operasi
2) Ruang Radiologi
3) Ruang Sterilisasi
4) Ruang Administrasi
5) Ruang Instalasi Gizi (Dapur)
6) Laboratorium Teknik
7) Ruang Laundry
a. Titik Sampling
Titik sampling pengukuran kebisingan dilakukan pada satu titik di dekat
sumber kebisingan dan memegang alat ukur dengan membentuk sudut 45°
serta berjarak minimal 1 meter dari sinsing, atap, dan lantai.
Data kebisingan diambil setiap 5 detik sekali dampai data yang diperoleh
sebanyak 120 data.
a. Waktu Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada siang hari saat jam kerja
a. Prosedur Pengukuran :
1) Siapkan alat yang akan digunakan. Lakukan uji fungsi alat dan kalibrasi
alat
2) Posisikan alat dengan ketinggian ±1,5 meter dari lantai, dinding dan atap
serta kemiringan 45° ke arah sumber suara.
3) Hidupkan alat dengan cara menggeser tombol on/off ke arah on dan
sesuaikan skala (A = pengukuran terhadap lingkungan) dan kecepatan (F=
Fast, pengukuran setiap lima detik sekali)
4) Perhatikan angka pada display dan sebelum pengukuran angka harus
menunjukan angka nol dan tidak ada tanda panah pada display
5) Lakukan pengukuran sebanyak satu kali pengukuran setiap 5 detik sekali
sehingga didapat 120 data.
6) Catat hasil pengukuran pada tabel observasi kebisingan
a. Cara Pembacaan :
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung pada display alat.
2. Pengukuran Pencahayaan
a. Alat Ukur : Lux Meter
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang Operasi
2) Ruang Radiologi
3) Ruang Sterilisasi
4) Ruang Administrasi
5) Ruang Instalasi Gizi (Dapur)
6) Laboratorium Teknik
7) Ruang Laundry
a. Titik Sampling
Titik pengukuran dilakukan berdasarkan luas ruangan (SNI 16-7062-2004 tentang
Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja).
1) Jika luas ruangan <10m2, maka pengukuran dilakukan pada titik potong garis
horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 1 meter dari luas ruangan.
2) Jika luas ruangan antara 10-100 m2 maka pengkuran dilakukan pada titik
potong garis horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 3 meter
3) Jika luas ruangan >100m2 maka pengkuran dilakukan pada titik potong garis
horizontal panjang dan lebar pada jarak setiap 6 meter
a. Waktu Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada siang hari saat jam kerja.
a. Prosedur Pengukuran Pencahayaan
1) Persiapkan alat yang akan digunakan yaitu lux meter
2) Tentukan titik sampling
3) Hidupkan alat dengan menggeser tombol on/off ke arah on kemudian tentukan
mode/ skalanya (jika skala a hasil dikali 1 (×1), b 10 (×10), c 100 (×100)
4) Kalibrasi alat dengan cara menutup sensor cell dan pastikan angka pada display
menunjukkan nilai 0
5) Arahkan sensor ke sumber cahaya
6) Lihat angka digital pada display hingga nilai konstan
7) Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali di setiap titik sampling
8) Catat hasil pada tabel pengamatan
a. Cara Pembacaan
Pembacaan alat dilakukan secara langsung. Bila satuan alat dalam Food Candle, maka
perlu dikonversi pada lux diana 1 lux = 10 fc.
3. Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara Ruangan
a. Alat Ukur : Thermohygrometer
b. Lokasi Pengukuran :
1) Ruang operasi
2) Laboratorium teknik
3) Ruang radiologi
4) Ruang sterilisasi
5) IGD
6) Poli Gigi Umum
7) Administrasi
8) Dapur
9) Ruang pasien
10) Ruang pemulihan
a. Titik Sampling:
Titik sampling pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan pada ruangan dengan
cara disimpan pada dinding atau meja setinggi 1-1,25 meter dari lantai, dilakukan
selama 30 menit.
a. Waktu Pengukuran :
Pengukuran dilakukan pda pagi hingga siang hari.
a. Prosedur Pengukuran
1) Persiapkan alat yang akan digunakan
2) Tentukan titik sampling untuk pengukuran suhu dan kelembaban ruangan kerja
3) Hidupkan alat dengan menekan tombol on
4) Lakukan kalibrasi dan uji fungsi dan periksa cara penggunaan alat
5) Letakkan alat pada dinding ruangan atau dapat juga menggunakan tripot
6) Hindarkan alat dari panas sinar matahari secara langsung
7) Pengoperasian alat dilakukan pada saat angka pada alat sudah menunjukkan
angka yang stabil
8) Catat hasil pengamatan.
a. Cara Pembacaan :
Cara pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung pada display alat.
4. Pemeriksaan Bakteriologi Udara Ruang Operasi
a. Alat pengukuran : Microbiological Air Sampler (MAS)
b. Lokasi pengukuran : Ruang Operasi
c. Titik sampling :
Jumlah titik sampel minimla 10% dari luas ruangan
a. Waktu pengukuran :
Pengukuran dilakukan pada saat pagi hari,sebelum ada kegiatan operasi dan sedang
ada kegiatan operasi (saat jam kerja).
a. Prosedur Pengukuran :
a. Alat
1. Cawan petri
a. Bahan
1. Agar Nutrisi
a. Cara Kerja
1) Periksa kesiapan alat
2) Tuangkan 10-15 ml Agar Nutrisi ke dalam petri steril, tunggu hingga
membeku
3) Sterilkan permukaan alat (alkohol 70%)
4) Hidupkan alat, atur volume udara
5) Buka penutup tempat petri pada alat, letakkan petri yang telah berisi
Agar Nutrisi
6) Segera tutup kembali
7) Tekan tombol start pada alat, lepaskan penutup pori hisap
8) Alat akan berhenti secara otomatis
9) Matikan alat, tutup kembali penutup pori hisap
10) Buka penutup tempat petri
11) Pasangkan kembali tutup petri, amankan sampel, masukan ke dalam
coolbox
12) Sampel siap dikirim ke laboratorium
13) Masukan petri ke dalam inkubator 37°C, inkubasikan selama 2 × 24
jam
14) Koloni yang tumbuh dihitung dengan rumus
Jumlah mikroba¿
Pengukuran limbah cair dilakukan secara fisik, kimia dan observasi sarana Intalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL). Titik sampel air limbah yang diambil dari 2 titik, yaitu sebelum masuk ke
IPAL (inlet) dan setelah masuk ke IPAL (outlet).
1. Teknik Sampling
Pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan fisik dan kimia :
1) Menyiapkan jerigen untuk wadah sampel
2) Bilas jerigen dengan air sampel sebanyak 3 kali
3) Jerigen (minimal volume 500 ml) diisi dengan air sampel sampai penuh untuk
menghindari oksidasi
4) Beri label pada jerigen
5) Bawa air sampel ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
1. Pengukuran pH Limbah Cair (menggunakan pH meter)
1) Cuci elektroda dengan aquadest sebanyak 2-3 kali lalu keringkan dengan tisue kertas
penghisap
2) Lakukan kalibrasi terhadap alat dengan cara memasukkan elektroda ke dalam
aquadest
3) Masukkan alat ke dalam air sampel
4) Lihat angka pada display sampai menunjukkan angka yang stabil
5) Catat hasil pengukuran
1. TSS (Total Suspended Solid)
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Timbang cawan dan kertas saring sebelum di oven
3) Simpan kertas saring pada cawan penguap, lalu panaskan dalam oven pada suhu
105°C selama 1 jam
4) Setelah selesai di oven, kertas saring di dingunkan di dalam desikator selama 15
emnit, kemudian timbang beratnya
5) Homogenkan sampel limbah cair dengan cara dikocok, lalu tuangkan sampel
sebanyak 100 ml pada beaker glass
6) Pasangkan corong kaca pada tabung erlenmeyer, lalu simpan kertas saring diatasnya
menggunakan pinset agat tidak tersentuh tangan
7) Tuangkan 100 ml sampel limbah diatas kertas saring secara perlahan
8) Setelah itu simpan kembali kertas saring pada cawan penguap masukkan ke dalam
oven dengan suhu 105°C selama 1-2 jam
9) Lalu dinginkan dalam desikator, kemudia timbang beratnya segera
10) Lakukan perhitungan dengan rumus:
1. Penentuan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD)
a. Bahan
1) Aquadest
2) H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4
3) K2Cr2O7 0,01 M
4) Ferro amonium sulfat (FAS) ± 0,1 N
5) Indikator PP (Phenolpthalein)
6) Sampel Limbah Cair : Sebelum IPAL(inlet) dan sesudah IPAL (outlet)
b. Cara Kerja
1) Pipet K2Cr2O7 0,01 M sebanyak 1,5 mL kedalam tabung COD
2) Tambahkan sampel sebanyak 2,5 mL
3) Tambahkan H2SO4 (p) yang mengandung Ag2SO4 sebanyak 3,5 mL
4) Refluks dengan Thermoreactor selama 2 jam pada suhu 148°C
5) Dinginkan
6) Setelah dingin, tuang dalam erlenmeyer 100 mL sambil dibilas dengan
aquadest
7) Tambahkan indikator phenantroline sebanyak 3 tetes
8) Titrasi dengan menggunakan FAS 0,01 N sampai titik akhir titrasi berwarna
merah bata
2. Penentuan Kadar Biological Oxygen Demand (BOD)
a. Alat
1) Batang Pengaduk
2) Bulb
3) Botol BOD
4) Botol Semprot
5) Botol Timbang
6) Burret
7) Gelas Kimia 100 ml, 250 ml, dan 1 liter
8) Gelas ukur 100 ml
9) Klem dan Standar Buret
10) Labu Erlenmeyer
11) Labu Ukur 100 ml dan 250 ml
12) Pipet Tetes
13) Pipet Ukur 10 ml
14) Pipet Volume 10 ml, 25 ml, dan 50 ml
b. Bahan
1) Amilum
2) Aquadest
3) H2SO4 Pekat
4) K2Cr2O7
5) KI
6) Kertas Saringan
7) Kertas Timbang
8) MnSO4.5H2O
9) NaN3
10) NaOH
11) Na2S2O3.5H2O
12) Tissue
c. Cara Kerja
1) Melakukan standarisasi Larutan Na2S2O3 0,025 N
2) Masukkan sampel kedalam botol BOD 250-300 ml hingga penuh, segera
pastikan tidak ada udara yang terperangkap didalam botol. (setiap botol
BOD mempunyai volume yang berbeda – beda, dalam hal ini dapat
dilakukan pengukuran secara kuantitatif yaitu dengan mengisi botol dengan
air setelah itu tutup, dan air yang ada di dalam botol BOD dikeluarkan untuk
diukur dengan menggunkan gelas ukur
3) Kedalam sampel yang sudah ada di dalam botol BOD, tambahkan 2 ml
larutan MnSo4 40% dibawah permukaan cairan
4) Tambahkan 2 ml alkali iodide azida, ujung pipet tepat diatas permukaan
larutan. Botol ditutup kemabali dengan hati – hati untuk mencegah
terperangkapnya udara dari luar, kemudian dikocok dengan membalik-
balikan botol beberapa kali dan dihomogenkan hingga terbentuk gumpalan
sempurna, biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit
5) Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat, pada sisa larutan yang mengendap dalam
botol winklwer yang dialirkan melalui dinding bagian dalam dari leher botol,
kemudian botol ditutup kembali
6) Botol digoyangkan dengan hati – hati sehingga semua endapan melarut.
Seluruh isi botol dituangkan secara kuantitatif kedalam Erlenmeyer 500 ml
7) Pindahkan bagian larutan kedalam labu erlenmeyer 500 ml
8) Titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,025 N sehingga terjadi warna
cokelat muda
9) Tambahkan indikator 1 ml amilum 0,5% (timbul warna biru) dan
homogenkan
10) Titrasi dengan tiosulfat 0,025 N sehingga warna biru hilang pertama kali
(setelah beberapa menit akan timbul lagi).
11) Catat hasilnya, lalu lakukan perhitungan.
1.1.6. Pengukuran dan Pemeriksaan Makanan dan Minuman
1.1.7. Pengukuran dan Pemeriksaan Angka Total Kuman pada Alat Makan
dan seterusnya.
i) Memasukan agar nutrisi hangat-hangat kuku pada masing-masing cawan 15-20
ml.
j) Homogenkan dan dinginkan.
k) Bungkus dengan kertas coklat.
l) Inkubasi dengan suhu 37°C selama 2x 24 jam.
m) Menghitung total kuman.