Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum dengan judul “Uji Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Mikroba” ini
dilaksanakan pada hari Senin, 27 September 2021 pada pukul 08.00-18.00 WIB secara virtual
dari rumah masing-masing.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat Jumlah
a) Erlenmeyer 200ml : 1 buah
b) Gelas Beaker 50 ml : 1 buah
c) Gelas Beaker 250 ml : 1 buah
d) Cawan Petri (tanpa tutup) : 6 buah
e) Tabung Reaksi : 9 buah
f) Tabung Durham : 9 buah
g) Spatula : 1 buah
h) Jarum Ose : 1 buah
i) Bunsen : 1 buah
j) Gelas Ukur 10 ml : 1 buah
k) Pipet Tetes : 1 buah
l) Termometer : 1 buah
m) Magnetic stirrer : 1 buah
n) Autoclave : 1 buah
o) Neraca analitik : 1 buah
p) Kaca arloji : 1 buah
q) Oven : 1 unit
r) Inkubator : 1 unit
s) Lemari es : 1 unit
t) Hotplate : 1 unit

3.2.2 Bahan Jumlah


a) NaCl : 1 gram
b) Aluminium foil : secukupnya
c) Sukrosa : secukupnya
d) Glukosa : 2,8 gram
e) Ekstrak daging : secukupnya
f) Nutrient agar : 5 gram
g) Natrium : secukupnya
h) Biakan jamur : secukupnya
i) Aquades : secukupnya
j) Kentang (rebus) : secukupnya
k) Ragi roti : secukupnya
l) Jamur roti : secukupnya
m)Detergen cair : 10 ml
n) Air Mineral : 10 ml
o) Sampel air keran : secukupnya
p) Sampel cuka (ekstrak jeruk) : 10 ml
q) Kertas Warp : secukupnya
r) Kapas : secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Pengujian Pengaruh Suhu
Pengujian dapat dilakukan dengan melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Siapkan 1 set percobaan yang terdiri dari 3 tabung reaksi yang telah dilengkapi
dengan tabung durham dan media cair;
2. Tanamkan biakan bakteri (misalnya: E.Coli dan Bacillus sp) pada
masingmasing tabung;
3. Inkubasikan pada suhu 5oC (dalam lemari es); 35oC (di suhu ruangan); dan
55oC (dalam inkubator); dan
4. Amati pertumbuhan bakteri setelah 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

3.2.2 Pengujian pH
Pengujian kemampuan tumbuh mikroba terhadap pH dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Siapkan 1 set percobaan yang terdiri dari 3 tabung reaksi yang telah dilengkapi
dengan tabung durham dan media cair dengan pH berbeda (pH 5, 7, dan 9);
2. Tanamkan biakan bakteri dan jamur (misalnya : E.Coli dan Penisillium) pada
masing-masing tabung;

3. Inkubasikan pada suhu 30 ; dan

4. Setelah 24-48 jam, amatilah pertumbuhan setiap biakan.

3.2.3 Pengujian Pengaruh Kadar Air


Pertumbuhan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh faktor kadar air
(kelembaban). Presentase kadar air berbeda sesuai dengan spesiesnya.
1. Siapkan beras pada 3 cawan petri steril, masing-masing diisi dengan beras sehingga
penuh. Beri kode : A, B, dan C;
2. Cawan petri A, diperlakukan tanpa diberi air; Cawan petri B, diberi air sampai
beras terasa lembab ; sedangkan Cawan petri C, diberi air sehingga permukaan
beras terendam air;
3. Inokulasikan pada permukaan beras biakan jamur (misalnya : Aspergillus atau
Penillium), secara aseptis;
4. Inkubasikan pada suhu ruangan, dalam kondisi cawan petri tertutup, selama 24-72
jam; dan
5. Amati frekuensi pertumbuhan jamur pada beras, cawan petri mana yang
memungkinkan pertumbuhan jamur.

3.2.4 Pengujian Pengaruh Cahaya


Gelombang cahaya tertentu berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba.
Pengujian dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Siapkan plate Medium NA dalam 3 cawan petri. Beri kode A, B, dan C;
2. Siapkan sumber cahaya yang mengandung sinar UV;
3. Suspensikan kultur E.Coli segar. Pipet sebanyak 1 ml, dan teteskan pada
permukaan medium NA;
4. Ratakan suspensikan bakteri ke seluruh permukaan media dengan memakai batang
drigalski (batang pengaduk yang dibengkokkan);
5. Cawan petri A diperlakukan tanpa penyinaran; cawan petri B dengan penyinaran 5
menit; sedangkan cawan petri C dengan penyinaran 15-30 menit;
6. Ketiga cawan tersebut kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24,48 jam;
dan 72 jam.
7. Amati pertumbuhan E.coli dalam ketiga cawan petri tersebut.

3.2.5 Pengujian Pengaruh Tekanan Osmosis


Pengaruh konsentrasi cairan di sekitar sel mikroba dapat mempengaruhi
kerusakan sel, dan mengakibatkan kematian sel. Pengujiannya dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Siapkan suspensi Sacharomyces cerevisiae dan Aspergillus niger;
2. Siapkan 3 set Medium Malt Ekstract Broth dengan konsentrasi sukrosa 0, 25, dan
50% ke dalam tabung reaksi masing-masing berisi 10 ml medium;
3. Inokulasikan suspensi ragi dan jamur di atas sebanyak masing-masing 1 ml pada
medium, dan rakan dengan menggunakan batang drigalski;
4. Inkubasikan semua tabung pada suhu 30˚C; dan
5. Amati pertumbuhannya pada hari 24-72 jam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Makhluk hidup dalam pertumbuhannya pasti membutuhkan makanan. Makanan tersebut


juga disebut dengan nutrisi. Begitupun dengan mikroba, mikroba sendiri membutuhkan
nutrisi yang cukup serta lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhannya. Dan
berikut faktor-faktor lingkungan tersebut sebagaimana akan dibahas dalam hasil dan
pembahasan pratikum yang sudah kami laksanakan ini :

4.1 Pengujian pengaruh Suhu


Sebagaimana pratikum yang telah dilaksanakan, dalam pengujian suhu ini disiapkan 3
buah tabung reaksi yang sudah dilengkapi dengan tabung durham dan media cair. Yang
mana nantinya, dalam pengujian suhu ini dilakukan dalam 3 suhu yang berbeda, yaitu pada

suhu -5 , 37 , dan 55 , dan sampel nya adalah Eschericia Coli dari air parit. Dalam hal

tersebut, saya berasumsi, yang mana menurut logika saya kenapa dibagi menjadi 3 suhu,
dikarenakan bisa dikatakan mengambil 3 bagian, yaitu suhu minimum, pertengahan, dan suhu
maksimal. Dan hal tersebut juga terbukti dikarenakan dalam pengujian suhu ini nantinya

bakteri tersebut dibagi kedalam 3 pembagian, yaitu psikrofil (hidup diantara suhu 0-30 ),

mesofil (15-55 ), dan termofil (40-75 ). Dan juga hal tersebut juga dapat kita lihat pada

saat pratikum, yang mana pada saat diinkubasikan, suhu -5°C tersebut diinkubasikan pada
lemari es, suhu 37°C di dalam inkubator, dan suhu 55°C di dalam oven. Nah, setelah diamati
dalam waktu yang telah ditentukan, gelembung udara semakin lama semakin banyak pada

suhu 37 , yang mana dapat kita lihat pada waktu 0 jam tidak terdapat gelembung udara,

namun pada waktu 24 jam dan 48 jam terdapat gelembung udara sedikit dan warna media

cair semakin keruh. Berbeda dengan 2 suhu yang lainnya, yang mana pada suhu -5 , pada

waktu 0 jam, 24 jam, maupu 48 jam tidak terdapat gelembung udara, begitu pula pada suhu

55 .. Adanya gelembung udara yang terdapat didalam tabung reaksi, menunjukkan adanya

aktivitas mikroba, yang mana semakin banyak gelembung udara yang ada atau terbentuk,
maka semakin tinggi aktivitas mikrobanya. Dan dari pengamatan yang telah dilakukan kita
mengetahui bahwa bakteri E. coli dapat tumbuh optimum pada suhu 37°C. Sehingga dengan
demikian dapat kita simpulkan bahwa bakteri E.choli tersebut tergolong ke dalam

mikroorganisme mesofilik, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan suhu 25-40 .

4.2 Pengujian pengaruh pH


Masih sama seperti sebelumnya, pada pengujian pH ini disiapkan 3 buah tabung reaksi
yang didalam nya sudah dilengkapi dengan tabung durham. Dalam pengujian pengaruh pH
ini, sampel yang digunakan masih sama, yaitu Eschericia coli dari air parit. Yang mana,
medianya adalah cuka (asam), air keran (netral), air deterjen (basa).
Pada data pengamatan yang telah didapat, disana dapat dilihat, pada media air keran (pH
7) dan larutan deterjen (pH 8), pada waktu 24 jam, terdapat gelembung udara sedikit,
sedangkan pada waktu 48 jam pada sampel air keran terdapat banyak gelembung udara dan
adanya endapan, yang menandakan pada kedua sampel ada bakteri yang tumbuh, namun
hanya sedikit dan hanya pada waktu tertentu . Sedangkan pada sampel ekstrak jeruk nipis (pH
2), tidak terjadinya perubahan. Sehingga dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa
bakteri E.coli dapat tumbuh dengan baik atau optimal pada media air keran (netral) yang
memiliki pH 7.

4.5 Pengujian pengaruh Kadar Air


Berbeda dengan 2 pengujian sebelumnya, pada pengujian pengaruh kadar air ini,
disiapkan 3 buah cawan petri, yang mana pada masing-masing cawan petri nantinya diberi
label A, B, dan C. Pada cawan petri A, tidak diberi air (kering), cawan petri B diberi air
hingga lembab, sedangkan cawan petri C diberi air sampai permukaan beras terendam oleh
air.
Pada pengujian ini, adapun media yang dipakai adalah kentang rebus yang mana dengan
kondisi kering, lembab, dan terendam air dengan sampel yang digunakan adalah jamur roti.
Sebagaimana dapat kita lihat dari data pengamatan yang ada, dapat kita lihat bahwa pada
dalam keadaan kering, tidak terjadinya pertumbuhan jamur. Berbeda pada keadaan lembab,
pada waktu 0 jam dan 24 jam jamur mulai tumbuh sedikit,dan pada waktu 48 jam jamur
semakin bertambah dan bau menyengat. Pada keadaan terendam sepenuhnya, juga berbeda
lagi, yang mana pada waktu 0 jam tidak ada pertumbuhan, Sedangkan pada waktu 24 jam dan
48 jam jamur mulai tumbuh dalam jumlah sedikit.
Dalam masalah kelembaban, suatu mikroorganisme memiliki kelembabab optimum.
Bakteri dan jamur memerlukan kelembaban di atas 85% untuk pertumbuhannya. Dan dari apa
yang sudah dijelaskan diatas, dapat kita simpulkan, bahwa untuk sampel jamur roti yang
digunakan, kelembaban optimumnyanya yaitu pada keadaan lembab.

4.4 Pengujian pengaruh Cahaya


Pada pengujian yang keempat ini, disiapkan plate medium Natrium Agar dalam 3
buah cawan petri dan masing-masing cawan diberi kode A, B, dan C. Adapun sampel yang
digunakan adalah bakteri E. Coli, yang mana dengan waktu penyinaran 0; 45; 120 menit.
Dari data pengamatan yang sudah didapatkan, dapat dengan jelas kita lihat, pada waktu
penyinaran 0 menit, perubahan pada waktu 0 jam tidak ada perubahan, pada 24 jam
terjadinya pertumbuhan sedikit, dan bakteri tumbuh semakin banyak pada waktu 48 jam.
Sedangkan pada waktu penyinaran 45 menit terjadinya pertumbuhan bakteri sedikit hanya
pada waktu 24 jam dan 48 jam. Sedangkan pada waktu penyinaran 120 menit tidak ada
terjadinya perubahan ataupun pertumbuhan. Pada beberapa mikroba, intensitas cahaya
bukanlah hal terpenting yang membuat tumbuhnya mikroba. Hal tersebut dapat terbukti dari
data pengamatan yang sudah didapatkan pada pratikum ini, yang sebagaimana telah
dijelaskan diatas, yaitu Eschericia Coli hanya dapat tumbuh dengan baik tanpa penyinaran.

4.5 Pengujian Tekanan Osmosis.


Tekanan osmotik adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentrasinya
lebih kecil ke larutan yang konsentrasinya lebih besar melalui 7embrane semipermiabel
(Arivo dan Annissatussholeha, 2017). Basarkan hasil data pengamatan yang didapat, pada
pengujian tekanan osmosis ini sampel yang digunakan adalah sampel ragi roti, yang mana
dengan media sukrosa dengan konsentrasi 5%, 15%, dan 25%. Pada data yang pengamatan
yang sudah didapatkan, dapat kita lihat, pada konsentrasi sukrosa 5% tiada terjadinya
perubahan dan tidak terdapat gelembung udara. Sedangkan pada konsentrasi sukrosa 15%,
pada waktu 0 jam tidak terdapat gelembung udara, namun pada waktu 24 jam dan 48 jam
terdapat gelembung udara sedikit dan terdapat endapan. Sedangkan pada konsentrasi 25%,
pada waktu 0 jam tidak ada gelembung udara, pada waktu 24 jam terdapat gelembung udara
sedikit dan adanya endapan, sedangkan pada waktu 48 jam gelembung udaranya semakin
banyak, adanya endapan yang mucul dan warna media menjadi keruh. Nah, adanya
gelembung udara, menunjukkan aktivitas dari pertumbuhan mikroba atau menandakan
keberadaan si ragi roti tadi. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan mikroba
yang paling optimum adalah pada konsentrasi 15% dan 25%.
BAB V
KESIMPULAN

Dari pratikum yang telah selesai dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor fisis yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah suhu, pH, kadar air,
cahaya dan tekanan osmosis.

2. Pada faktor suhu, bakteri Eschericia Coli tumbuh dengan baik pada suhu suhu 37 ,

sehingga termasuk ke dalam bakteri mesofilik.


3. Pada faktor pH, bakteri Eschericia Coli tumbuh dengan baik pada pH netral, yaitu pada
media air keran (pH 7) yaitu dalam keadaan netral.
4. Pada faktor kadar air, kentang rebus sebagai media tumbuh dengan baik dalam keadaan
lembab, karena umumnya memang bakteri dan jamur hidup di tempat basah atau lembab.
5. Pada faktor cahaya, sebagaimana sampel yang digunakan adalah Eschericia Coli, tumbuh
secara optimal pada waktu penyinaran 0 menit, karena pada dasarnya beberapa mikroba
hidup tanpa penyinaran cahaya.

6. Pada faktor tekanan osmosis, pertumbuhan ragi roti optimal pada konsentrasi sukrosa 15%
dan 25%, dikarenakan adanya gelembung udara, yang menunjukkan aktivitas dari
pertumbuhan mikroba tersebut.

Anda mungkin juga menyukai