Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING


PERHITUNGAN JASAD RENIK METODE MPN (MOST
PROBABLE NUMBER)

Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :
Ika Hasna Mira Hastuti

(P1337433215001)

Rointan Sihite

(P1337433215002)

Bella Nabilah Ibrahim

(P1337433215003)

Navisa Arsy Mahayani

(P1337433215004)

Aulia Fajriatun Niza

(P1337433215005)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN


TAHUN AKADEMIK 2016/2017
I.
II.
III.
IV.
V.

VI.
VII.

VIII.

Hari / Tanggal Praktek : Kamis, 22 September 2016


Lokasi Praktek
: Laboratorium
Acara / Kegiatan Praktek :
PERHITUNGAN
JASAD
RENIK
METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER)
Tujuan
: Mengetahui banyaknya mikroba yang terdapat
dalam tabung yang ditumbuhi oleh mikroorganisme
Alat
:
1. Tabung reaksi
2. Tabung durham
3. Tabel MPN dengan kombinasi seri 7
Bahan
:
1. Sampel media cair
Cara Kerja
:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyiapkan tabung reaksi dengan kombinasi 10; 1; 0,1 yang telah
diinkubasi selama 2x24 jam yang telah tersedia di laboratorium
3. Mengamati ada tidaknya gelembung di dalam tabung durham
4. Menghitung tabung yang terdapat gelembung di dalam tabung durham
pada setiap kombinasi tabung
5. Mencocokkan hasil kombinasi tabung yang terdapat gelembung
didalamnya dengan tabel MPN
Hasil
A. Dasar Teori
MPN (Most Probably Number) merupakan metode yang
menggunakan medium berbentuk cair yang dimasukkan dalam tabung
reaksi yang diisi dengan tabung durham. Perhitungan mikroba pada
metode ini dilakukan berdasarkan atas banyaknya tabung yang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh mikroorganisme (berwarna keruh) atau
terjadi perubahan warna dari medium dan berbentuk gas, setelah
dimasukkan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Setiap
pengenceran dapat digunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak
tabung yang digunakan akan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi.
Prinsip utama metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah
mikroba yang menggunakan tiga tahap yaitu :
a. Uji Pendugaan
Media pada tabung aadalah LB (Lactose Broth), pemberian
sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda.pada sampel 10
ml menggunakan LBDS (Lactose Broth Double Stegth) 1

ml dan 0,1 ml dimasukkan media LBSS (Lactose Broth


Single Stegth). Indicator terdapat coliform yaitu adanya
gelembung udara pada tabung durham.
b. Uji Penengasan
Pada uji penegasan media yang digunakan adalah BGLB
(Brilian Green Lactosa Broth). Indicator terdapat coliform
yaitu adanya gelembung udara pada tabung durham.
Jumlah yang positif dapat dicocokkan dengan tabel MPN
per 100 ml dengan batas kepercayaan 95%.
c. Uji Pelengkap
Didasarkan untuk mengetahui jumlah mikroba.
B. Hasil
Dari praktikum yang kelompok 1 C-1 lakukan, dapat diketahui
bahwa sampel yang diinkubasi selama 4x24 jam dan lulus uji
penegasan menunjukkan hasil sebagai berikut :
a. Tabung reaksi yang bervolume 10 ml sebanyak 2 tabung
menunjukkan adanya gelembung
b. Tabung reaksi yang bervolume 1 ml sebanyak 1 tabung
menunjukkan adanya gelembung
c. Tabung reaksi yang bervolume 0,1 ml sebanyak 1 tabung
tidak menunjukkan adanya gelembung
d. Dari hasil yang ada, jumlah coliform pada sampel air
tersebut sebanyak 7,6 MPN/100 ml
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dengan cara uji penegasan yang
dilakukan di tabung seri 7, terdapat bakteri hal ini dilihat dari adanya
gelembung pada tabung durhamyang mengidentifikasi adanya bakteri
pada tabung. Gelembung ini ada karena bakteri dalam tabung sedang
melakukan respirasi. Hasil diatas diperoleh setelah melakukan tes,
yaitu :
1. Mensterilkan tangan dan meja praktikumdengan alkohol
70%
2. Meneteskan 10 ml sampel dengan menggunakan pipet ukur
yang berisi aquades 90% kemudian dikocok
3. Dalam uji ini menggunakan tabung seri 7 dan media LBDS
dan LBSS
4. Menyiapkan tabung reaksi dengan kombinasi 10 ml; 1 ml;
0,1 ml yang telah diinkubasi selama 2x24 jam yang telah
tersedia di laboratorium dengan suhu 377C
5. Memeriksa keadaan tabung durham jika terdapat
gelembung berarti terdapat golongan bakteri colli, namun

IX.

X.

jika tidak ada gaas berarti hasilnya (-). Langkah 2 5


merupakan rangkaian uji pendugaan
6. Tes penegasan dilakukan dengan mengambil tabung yang
lulus uji pendugaan ( + ), dimana masing-masing tabung
diberi BGLB dengan suhu 377C pada inkubator selama 2x24
jam tabung yang di dalamnya terdapat tabung durham
terdapat gelembung berarti hasilnya ( + )
7. Tes pelengkap, untuk mengetahui berapa jumlah bakteri
dalam air sampel dengan menggunakan tabel MNA,
kelompok kami memperolehhasil 7,6 MPN/100 ml
Kesimpulan
1. Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel
yang digunakan menunjukkan hasil (+) karena mengandung bakteri
coliform yang ditunjukkan dengan adanya gelembung di dalam tabung
tersebut
2. Pada pemeriksaan kali ini, ada beberapa metode yaitu :
a. Tes Perkiraan (Presumtive Test)
b. Tes Penegasan (Comfirmatory Test)
c. Tes Pelengkap ( Complete Test)
3. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya bakteri colirom fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri pathogen.
4. Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
kualitas air minum
Saran
1. Jangan menggunakan air yang digunakan sebagai sampel, karena
mengandung bakteri coliform
2. Dalam melakukan praktikum, semua harus steril baik itu alat maupun
bahan
3. Dalam melakukan praktikum dibutuhkan ketelitian dan ketekunan
tinggi
4. Dalam melakukan perhitungan harus teliti jangan sampai terjadi
kesalahan

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
PERHITUNGAN JASAD RENIK METODE TPC (TOTAL
PLATE COUNT)

Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :

I.
II.
III.

Ika Hasna Mira Hastuti

(P1337433215001)

Rointan Sihite

(P1337433215002)

Bella Nabilah Ibrahim

(P1337433215003)

Navisa Arsy Mahayani

(P1337433215004)

Aulia Fajriatun Niza

(P1337433215005)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Hari / Tanggal Praktek : Kamis, 22 September 2016
Lokasi Praktek
: Laboratorium
Acara / Kegiatan Praktek :
PERHITUNGAN
JASAD
METODE TPC (TOTAL PLATE COUNT)

RENIK

IV.
V.

VI.

VII.

VIII.

Tujuan
: Mengetahui jumlah total koloni mikroba dalam
contoh padat maupun cair dengan metode cawan tuang dan pengenceran
Alat
:
1. Cawan petri
2. Kertas payung
3. Label
4. Colony counter
Bahan
:
1. Media agar PCA
2. Sampel udara
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan media PCA ke dalam cawan petri steril (cawan petri
yang sudah diinkubasi)
3. Mamaparkan media PCA pada udara ruangan
4. Menutup cawan petri (media PCA) dengan kertas paying
5. Menginkubasi selama 2x24 jam ke dalam incubator dengan suhu 377C
6. Mengamati koloni jasad renik yang ada dengan menggunakan colony
counter
7. Melakukan identifikasi bakteri, kapang, dan khamir dengan cirri-ciri :
a. Bakteri : permukaan mengkilat bila dilihat dari samping
b. Kapang : terdapat benang-benang, hifa, dan menyebar
c. Khamir : berwarna keruh
Hasil
A. Dasar Teori
TPC adalah suatu metode uji cemaran mikroba yang bertujuan
untuk menghitung total koloni mikroba dalam contoh padat maupun
cair dengan metode cawan tuang dan pengenceran. Metode ini paling
banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Pada metode ini
membutuhkan media untuk tumbuhnya jasad renik (bakteri, kapang,
dan khamir) yang akan ditanam yaitu menggunakan media agar PCA
(Plat Count Agar).
Bakteri merupakan organism uniseluler (bersel satu, prokariot,
tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik. Jumlah
bakteri paling banyak dan tersebar luas dibandingkan mikroorganisme
lainnya. kapang merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam
anggota kingdom fungi yang membentuk hifa. Kapang biasanya
tumbuh pada permmukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama
tidak diolah. Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler, yang
telah banyak dimanfaatkan dalam industri pangan sebagai pengawet.

B. Hasil
Pada praktikum hari Kamis, 21 September 2016, dalam
perhitungan jasad renik metode TPC, kelompok 1 C-1 mendapatkan
jasad renik berupa bakteri yang berjumlah 11 koloni.
C. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan pengukuran jumlah
koloni bakteri menggunakan metode TPC. Percobaan ini
menggunakan sampel agar yang dibuat lalu diletakkan pada cawan
petri yang tertutup hingga beku. Setelah itu membuka cawan petri
yang kemudian di angin-anginkan pada udara bebas selama 15 menit
yang bertujuan agar mendapatkan koloni jasad renik dalam udara.
Setelah itu kemudian menutup kembali cawan dan kemudian
dibungkus menggunakan kertas payung dan di beri label. Selanjutnya
memasukkan agar tadi pada incubator dengan suhu 377C selama 2x24
jam. Setelah itu memeriksa koloni dengan menggunakan colony
counter dan kemudian diidentifikasi jasad reniknya. Dan kelompok
kami menemukan 11 koloni berjenis bakteri karena saat dilihat dari
samping terlihat mengkilap.
IX.

Kesimpulan
Dari pengamatan yang kelompok kami lakukan, terdapat sampel udara
ruangan di laboratorium kesling bahwa laboratorium ini terdapat banyak
koloni bakteri, karena dibuktikan dengan hasil. Dan metode TPC ini baik
digunakan pada sampel udara dengan cara membuat media tumbuh berupa
PCA.

X.

Saran
1. Sebaiknya pada praktikum ini, mahasiswa diajarkan untuk melakukan
pembuatan media dari awal (PCA, pengambilan sampel, gingga cara
penghitungan)
2. Sebaiknya sampel yang digunakan lebih berfariasi lagi
3. Dalam melakukan praktikum dibutuhkan keuletan, ketelatenan,
ketelitian, dan kesabaran yang tinggi agar mendapat hasil yang
maksimal.

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
ANALOGI TSS

Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :

I.
II.
III.
IV.
V.

Ika Hasna Mira Hastuti

(P1337433215001)

Rointan Sihite

(P1337433215002)

Bella Nabilah Ibrahim

(P1337433215003)

Navisa Arsy Mahayani

(P1337433215004)

Aulia Fajriatun Niza

(P1337433215005)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Hari / Tanggal Praktek : Kamis, 22 September 2016
Lokasi Praktek
: Laboratorium
Acara / Kegiatan Praktek : ANALOGI TSS
Tujuan
: Mengetahui kadar total padatan yang terlarut
dalam suatu bahan makanan
Alat
:
1. Botol

2. Cawan petri
3. Corong
4. Desikator
5. Gelas kimia 400 ml
6. Gelas ukur 50 ml
7. Konduktiviti meter
8. Kertas saring
9. Labu Erlenmeyer
10. Oven
11. Pinset
12. Timbangan analitik
VI.

Bahan

:
1. Air sampel
2. Aquades

VII.

Cara kerja
Metode yang digunakan adalah gravitimetri, tahapannya adalah sebagai
berikut :
1. Preparasi sampel :
a. Memisahkan partikel besar yang mengapung
b. Meresidu yang berlebihan dalam saringan dapat mongering
membentuk kerak dan menjebak air, untuk itu batasi contoh uji
agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200 mg
c. Pada contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas
residu yang menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat
terlarut benar-benar dihilangkan
d. Menghindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk
mencegah penyumbatan oleh zat koloida yang terperangkap pada
saringan
2. Preparasi kertas saring :
a. Memasang kertas saring pada corong dan meletakkan corong pada
labu Erlenmeyer, menyiram kertas saring dengan aquades 20 ml
b. Memindahkan kertas saring pada cawan petri menggunakan pinset
c. Mengeringkan dalam oven pada suhu 1037C - 1057C selama 1 jam,
kemudian mengangkat dan memasukkannnya dalam desikator
selama 10 15 menit dan kemudian menimbangnya menggunakan
timbangan digital analitik
d. Mengulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat
konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap
penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg
3. Analisis TSS :
a. Menyiapkan alat penyaringan kemudian membasahi saringan
dengan sedikit air suling aquades

b. Mengaduk sampel sampai homgen kemudian memindahkan


sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur
c. Memasukkan sampel ke dalam peralatan penyaringan dan
menunggu hingga semua larutan melewati saringan
d. Memindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan
penyaringan ke cawan petri
e. Mengeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1037C - 1057C,
kemudian mendinginkannya ke dalam desikator selama 10 15
menit untuk menyeimbangkan suhu dan menimbangnya
f. Mengulangi tahapan pengeringan, memasukkan kedalam desikator
dan melakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau
sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg
Rumus :
TSS = b- a
= mg/liter

VIII.

Hasil
A. Dasar teori
Uji TSS (Total Suspended Soil) merupakan suatu
cara untuk menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu bahan
makanan. Zat padat tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganic.
Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara
lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat
terendap yang bersifat organis dan organic. Jumlah padatan tersuspensi
dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi sinar matahari kedalam air sehingga akan
mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani, 2010).
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang
baik terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan
menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan
untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar
matahri masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga
menyumbat ingsang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika
suspended solid tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan
telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan
pengerukkan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan

TSS dalam badan air sering mununjukkan konsentrasi yang lebih


tinggi pada bakteri, nutrient, pestisida, logam didalam air (Margareth,
2009).
B. Hasil
Dari percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok
kami, menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Diketahui :
a = 0,7485 mg/L
b = 0,7470 mg/L
2. Ditanya :
TSS ?
3. Jawab :
TSS = b-a
= 0,7470 mg/L 0,7485 mg/L
= -0,0015 mg/L
C. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kelompok kami melakukan
pemeriksaan TSS dengan alat dan bahan utama berupa cawan dan
kertas saring. Yang dilakukan terhadap benda tersebut adalah :
1. Kertas saring di lengkungkan membentuk corong
2. Setelah itu meletakkan kertas saring yang berbentuk corong tadi ke
atas labu Erlenmeyer (sebagai corong)
3. Menuangkan aquades sebanyak 20 ml, yang sebelumnya telah
diukur menggunakan gelas ukur
4. Setelah itu mengangkat kertas saring menggunakan pinset dan
meletakkannya ke cawan petri kemudian diberi label
5. Setelah diberi label, cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam
incubator dengan suhu 1037C selama 30 menit (aturan
sesungguhnya 2x24 jam)
6. Setelah 30 menit, kertas tadi di angkat dan diletakkan ke dalam
desikator selama 10 menit
7. Setelah 10 menit, kertas tersebut ditimbang menggunakan neraca
analitik, kemudian memperoleh hasil 0,7485 mh/L (sebagai A)
8. Melakukan percobaan kembali dengan urutan seperti diatas, tetapi
aquades diganti dengan menggunakan air sampel
9. Pada percobaan yang ke-2 kelompok kami memperoleh hasil
0,7470 mg/L (sebagai hasil B)
IX.

Kesimpulan
Praktikum ini di lakukan untuk mengetahui nilai total
suspended solid (TSS)
Hasil dari perhitungan yang di peroleh adalah -0,0015 mg/L

X.

Pada penimbangan berat kertas saring pertama dan kedua


terjadi perubahan atau perbedaan berat, hal ini disebabkan
karena adanya partikel dari aquades dan air sampel yang
menempel pada kertas saring tersebut

Saran
1. Dalam melakukan praktikum dibutuhkan keuletan, ketelatenan,
kesabaran, dan ketelitian tinggi agar mendapatkan hasil yang
maksimal
2. Dalam menghitung juga harus lebih teliti agar hasil yang
diperoleh dapat dipertanggung jawabkan

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
UJI LIPOFILIK

Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

Ika Hasna Mira Hastuti

(P1337433215001)

Rointan Sihite

(P1337433215002)

Bella Nabilah Ibrahim

(P1337433215003)

Navisa Arsy Mahayani

(P1337433215004)

Aulia Fajriatun Niza

(P1337433215005)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Hari / Tanggal Praktek : Kamis, 22 September 2016
Lokasi Praktek
: Laboratorium
Acara / Kegiatan Praktek : UJI LIPOFILIK
Tujuan
: Mengetahui cairan yang larut dalam air
Alat
:
1. Tabung reaksi
2. Pipet ukur
Bahan
:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Minyak goring
Mentega
Bensin
Air
Eter
Alkohol 95%
NaOH 1N

VII.

Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml
minyak goring, kemudian dicampur dengan bahan sebagai berikut :
a. Tabung I : ditambah 1 ml air
b. Tabung II : ditambah 1 ml bensin
c. Tabung III : ditambah 1 ml alkohol 95%
d. Tabung IV : ditambah 1 ml eter
e. Tabung V : ditambah 1 ml NaOH 1N
3. Mengaduk hingga homogeny, dan mendiamkan selama beberapa menit
4. Mengamati perubahan yang terjadi
5. Mencatat perubahan yang terjadi pada tabel
6. Mengulangi percobaan diatas dengan memakai mentega sebagai
sumber lipida

VIII.

Hasil
A. Rasional
Sifat hydrofilik atau lipofobik berhubungan dengan kelarutan
dalam air, sedangkan sifat lipofilik atau hydrofobik berhubungan
dengan kelarutan lemak. Gugusan yang meningkatkan kelarutan
molekul air dikenal sebagai gugus hidrofilik (polar). Kalau dalam
bentuk lemak dikenal sebagai gugus lipofilik (nonpolar).
B. Prinsip
Jika minyak dikocok kuat dengan air akan terjadi emulsi yang
tidak mantap karena butir-butir minyak kecil akan memisah dari air.
Penambahan emulgator misalnya, protein, gom, sabun akan terbentuk
emulsi yang stabil. Lemak larut dalam pelarut non-polar seperti eter,
heksan, bensin, kloroform, tetapi tidak larut dalam pelarut polar.
Lemak dalam larutan NaOH atau KOH akan terjadi penyabunan.
C. Hasil
Dalam praktikum yang kelompok 1 C-1 lakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut :
a. Minyak (1 ml) + air (1 ml)
= 10.13detik (tidak tercampur)
b. Minyak (1 ml) + bensin (1 ml) = 15.9detik (dapat tercampur)

IX.

c. Minyak (1 ml) + alkohol (1 ml) = 17.92detik (terdapat Kristal


dan larut dalam minyak)
d. Minyak (1 ml) + spirtus (1 ml) = 13.30detik (tidak menyatu, ada
gelembung)
e. Minyak (1 ml) + NaOH (1 ml) =22.07detik (menghasilkan busa
dan larut dalam minyak)
f.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan untuk uji lipofilik dengan
menggunakan minyak sebagai lipid atau lemak dengan beberapa pelarut,
kelompok kami menyimpulkan bahwa pelarut yang memiliki sifat lipofilik
diantaranya adalah :
a. Bensin
b. Alkohol
c. NaOH
Dan dari zat tersebut, zat yang memiliki sifat lipofilik yang paling
tinggi adalah bensin, karena dapat menyatu dengan air dalam waktu 15.9
detik.

X.

Saran
Dalam melakukan praktikum ini dibutuhkan ketelitian, keuletan yang
tinggi dalam melihat perubahan yang terjadi, karena hasil harus bisa
dipertanggung jawabkan

Anda mungkin juga menyukai