Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :
Ika Hasna Mira Hastuti
(P1337433215001)
Rointan Sihite
(P1337433215002)
(P1337433215003)
(P1337433215004)
(P1337433215005)
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
PERHITUNGAN JASAD RENIK METODE TPC (TOTAL
PLATE COUNT)
Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :
I.
II.
III.
(P1337433215001)
Rointan Sihite
(P1337433215002)
(P1337433215003)
(P1337433215004)
(P1337433215005)
RENIK
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
Tujuan
: Mengetahui jumlah total koloni mikroba dalam
contoh padat maupun cair dengan metode cawan tuang dan pengenceran
Alat
:
1. Cawan petri
2. Kertas payung
3. Label
4. Colony counter
Bahan
:
1. Media agar PCA
2. Sampel udara
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan media PCA ke dalam cawan petri steril (cawan petri
yang sudah diinkubasi)
3. Mamaparkan media PCA pada udara ruangan
4. Menutup cawan petri (media PCA) dengan kertas paying
5. Menginkubasi selama 2x24 jam ke dalam incubator dengan suhu 377C
6. Mengamati koloni jasad renik yang ada dengan menggunakan colony
counter
7. Melakukan identifikasi bakteri, kapang, dan khamir dengan cirri-ciri :
a. Bakteri : permukaan mengkilat bila dilihat dari samping
b. Kapang : terdapat benang-benang, hifa, dan menyebar
c. Khamir : berwarna keruh
Hasil
A. Dasar Teori
TPC adalah suatu metode uji cemaran mikroba yang bertujuan
untuk menghitung total koloni mikroba dalam contoh padat maupun
cair dengan metode cawan tuang dan pengenceran. Metode ini paling
banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Pada metode ini
membutuhkan media untuk tumbuhnya jasad renik (bakteri, kapang,
dan khamir) yang akan ditanam yaitu menggunakan media agar PCA
(Plat Count Agar).
Bakteri merupakan organism uniseluler (bersel satu, prokariot,
tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik. Jumlah
bakteri paling banyak dan tersebar luas dibandingkan mikroorganisme
lainnya. kapang merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam
anggota kingdom fungi yang membentuk hifa. Kapang biasanya
tumbuh pada permmukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama
tidak diolah. Khamir merupakan mikroorganisme uniseluler, yang
telah banyak dimanfaatkan dalam industri pangan sebagai pengawet.
B. Hasil
Pada praktikum hari Kamis, 21 September 2016, dalam
perhitungan jasad renik metode TPC, kelompok 1 C-1 mendapatkan
jasad renik berupa bakteri yang berjumlah 11 koloni.
C. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan pengukuran jumlah
koloni bakteri menggunakan metode TPC. Percobaan ini
menggunakan sampel agar yang dibuat lalu diletakkan pada cawan
petri yang tertutup hingga beku. Setelah itu membuka cawan petri
yang kemudian di angin-anginkan pada udara bebas selama 15 menit
yang bertujuan agar mendapatkan koloni jasad renik dalam udara.
Setelah itu kemudian menutup kembali cawan dan kemudian
dibungkus menggunakan kertas payung dan di beri label. Selanjutnya
memasukkan agar tadi pada incubator dengan suhu 377C selama 2x24
jam. Setelah itu memeriksa koloni dengan menggunakan colony
counter dan kemudian diidentifikasi jasad reniknya. Dan kelompok
kami menemukan 11 koloni berjenis bakteri karena saat dilihat dari
samping terlihat mengkilap.
IX.
Kesimpulan
Dari pengamatan yang kelompok kami lakukan, terdapat sampel udara
ruangan di laboratorium kesling bahwa laboratorium ini terdapat banyak
koloni bakteri, karena dibuktikan dengan hasil. Dan metode TPC ini baik
digunakan pada sampel udara dengan cara membuat media tumbuh berupa
PCA.
X.
Saran
1. Sebaiknya pada praktikum ini, mahasiswa diajarkan untuk melakukan
pembuatan media dari awal (PCA, pengambilan sampel, gingga cara
penghitungan)
2. Sebaiknya sampel yang digunakan lebih berfariasi lagi
3. Dalam melakukan praktikum dibutuhkan keuletan, ketelatenan,
ketelitian, dan kesabaran yang tinggi agar mendapat hasil yang
maksimal.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
ANALOGI TSS
Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :
I.
II.
III.
IV.
V.
(P1337433215001)
Rointan Sihite
(P1337433215002)
(P1337433215003)
(P1337433215004)
(P1337433215005)
2. Cawan petri
3. Corong
4. Desikator
5. Gelas kimia 400 ml
6. Gelas ukur 50 ml
7. Konduktiviti meter
8. Kertas saring
9. Labu Erlenmeyer
10. Oven
11. Pinset
12. Timbangan analitik
VI.
Bahan
:
1. Air sampel
2. Aquades
VII.
Cara kerja
Metode yang digunakan adalah gravitimetri, tahapannya adalah sebagai
berikut :
1. Preparasi sampel :
a. Memisahkan partikel besar yang mengapung
b. Meresidu yang berlebihan dalam saringan dapat mongering
membentuk kerak dan menjebak air, untuk itu batasi contoh uji
agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200 mg
c. Pada contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas
residu yang menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat
terlarut benar-benar dihilangkan
d. Menghindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk
mencegah penyumbatan oleh zat koloida yang terperangkap pada
saringan
2. Preparasi kertas saring :
a. Memasang kertas saring pada corong dan meletakkan corong pada
labu Erlenmeyer, menyiram kertas saring dengan aquades 20 ml
b. Memindahkan kertas saring pada cawan petri menggunakan pinset
c. Mengeringkan dalam oven pada suhu 1037C - 1057C selama 1 jam,
kemudian mengangkat dan memasukkannnya dalam desikator
selama 10 15 menit dan kemudian menimbangnya menggunakan
timbangan digital analitik
d. Mengulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat
konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap
penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg
3. Analisis TSS :
a. Menyiapkan alat penyaringan kemudian membasahi saringan
dengan sedikit air suling aquades
VIII.
Hasil
A. Dasar teori
Uji TSS (Total Suspended Soil) merupakan suatu
cara untuk menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu bahan
makanan. Zat padat tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganic.
Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara
lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat
terendap yang bersifat organis dan organic. Jumlah padatan tersuspensi
dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi sinar matahari kedalam air sehingga akan
mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani, 2010).
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang
baik terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan
menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan
untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar
matahri masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga
menyumbat ingsang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika
suspended solid tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan
telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan
pengerukkan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan
Kesimpulan
Praktikum ini di lakukan untuk mengetahui nilai total
suspended solid (TSS)
Hasil dari perhitungan yang di peroleh adalah -0,0015 mg/L
X.
Saran
1. Dalam melakukan praktikum dibutuhkan keuletan, ketelatenan,
kesabaran, dan ketelitian tinggi agar mendapatkan hasil yang
maksimal
2. Dalam menghitung juga harus lebih teliti agar hasil yang
diperoleh dapat dipertanggung jawabkan
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH LABORATORIUM KESLING
UJI LIPOFILIK
Dosen Pengampu:
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
Oleh :
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
(P1337433215001)
Rointan Sihite
(P1337433215002)
(P1337433215003)
(P1337433215004)
(P1337433215005)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Minyak goring
Mentega
Bensin
Air
Eter
Alkohol 95%
NaOH 1N
VII.
Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menambahkan pada masing-masing tabung reaksi dengan 1 ml
minyak goring, kemudian dicampur dengan bahan sebagai berikut :
a. Tabung I : ditambah 1 ml air
b. Tabung II : ditambah 1 ml bensin
c. Tabung III : ditambah 1 ml alkohol 95%
d. Tabung IV : ditambah 1 ml eter
e. Tabung V : ditambah 1 ml NaOH 1N
3. Mengaduk hingga homogeny, dan mendiamkan selama beberapa menit
4. Mengamati perubahan yang terjadi
5. Mencatat perubahan yang terjadi pada tabel
6. Mengulangi percobaan diatas dengan memakai mentega sebagai
sumber lipida
VIII.
Hasil
A. Rasional
Sifat hydrofilik atau lipofobik berhubungan dengan kelarutan
dalam air, sedangkan sifat lipofilik atau hydrofobik berhubungan
dengan kelarutan lemak. Gugusan yang meningkatkan kelarutan
molekul air dikenal sebagai gugus hidrofilik (polar). Kalau dalam
bentuk lemak dikenal sebagai gugus lipofilik (nonpolar).
B. Prinsip
Jika minyak dikocok kuat dengan air akan terjadi emulsi yang
tidak mantap karena butir-butir minyak kecil akan memisah dari air.
Penambahan emulgator misalnya, protein, gom, sabun akan terbentuk
emulsi yang stabil. Lemak larut dalam pelarut non-polar seperti eter,
heksan, bensin, kloroform, tetapi tidak larut dalam pelarut polar.
Lemak dalam larutan NaOH atau KOH akan terjadi penyabunan.
C. Hasil
Dalam praktikum yang kelompok 1 C-1 lakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut :
a. Minyak (1 ml) + air (1 ml)
= 10.13detik (tidak tercampur)
b. Minyak (1 ml) + bensin (1 ml) = 15.9detik (dapat tercampur)
IX.
X.
Saran
Dalam melakukan praktikum ini dibutuhkan ketelitian, keuletan yang
tinggi dalam melihat perubahan yang terjadi, karena hasil harus bisa
dipertanggung jawabkan