Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I

PENENTUAN ANGKA MIKROBA


(METODE ANGKA LEMPENG TOTAL)

Oleh:

Nama: Miftaqul Jannah


NIM : P27235019081
Kelas : 3B ANAFARMA

PRODI DIII ANAFARMA


JURUSAN ANAFARMA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2020
PRAKTIKUM 6
PENENTUAN ANGKA MIKROBA
(METODE ANGKA LEMPENG TOTAL)

I. TUJUAN
 Mengetahui jumlah bakteri dalam sampel dengan metode ALT

II. DASAR TEORI


Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri
dari campuran berbagai jenis. Di dalam laboratorium, populasi mikroba dapat
diisolasi dari sumber / habitat seperti udara, tanah, air, makanan dan lainnya. Hasil
isolasi umumnya merupakan biakan mikroba campuran dan perlu dimurnikan untuk
memperoleh biakan murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi,
sifat fisiologi dan biokimiawinya. Isolasi dapat dilakukan menggunakan beberapa
teknik berikut :

 Teknik Pengenceran
Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang
bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk
dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml (Cahaya, 2011)

 Teknik Penanaman
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam
hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Teknik isolasi mikroba dengan metode pengenceran bertujuan untuk


memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.

Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada


perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dari pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroba dari pengenceran sebelumnya. Cara
kerjanya sebagai berikut :
Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran
pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat
sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9. Setelah sampel masuk lalu
dilarutkan dengan 27 mengocoknya sampai homogen. Pengocokan dilakukan dengan
cara membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen. Diambil 1 ml dari
tabung 10-1 dengan mikropipet kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis
kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen.
Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama,
hal yang perlu diingat bahwa tip mikropipet yang digunakan harus selalu diganti.
Penentuan angka mikroba dapat dilakukan dengan metode plate count / hitung
cawan (Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK)), dan Most
Probable Number (MPN). Angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan
jumlah bakteri mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang
diperiksa. Prinsip dari ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob
mesofil setelah sampel makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan
cara tuang kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37°C. Angka Kapang
Khamir (AKK) menunjukkan jumlah kapang/khamir dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram
sampel. Prinsipnya sama dengan ALT namun suhu inkubasinya adalah pada suhu
kamar. MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan
data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair.
Kelebihan dari metode ini yaitu dapat diketahui adanya mikroba jenis lain
yang terdapat pada media dan dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan
sedangkan kekurangan dari metode ini adalah memungkinkan terjadinya koloni yang
berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai
atau kelompok sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (2001) yang menyatakan
bahwa Tujuan dari pengenceran pada metode Total Plate Count (TPC) yaitu
mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel sehingga nantinya dapat
diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan
perhitungan yang tepat. (Fardiaz, 2001).

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Mortar & Stamper
2. Labu Erlenmeyer
3. Cawan petr
4. Hotplate stirrer & stirrer
5. Pembakar Bunsen
6. Laminar air flow
7. Mikropipet/pipet volume

B. Bahan
1. Media PCA
2. NaCl
3. Aquades
4. Sampel makanan uji (kornet)
5. Etanol 70%
IV. PROSEDUR KERJA

A. Angka Lempeng Total

1. Siapkan 6 buah tabung reaksi steril dan pipet ukur, simpan tabung reaksi
tersebut dalam rak tabung reaksi.
2. Masukkan NaCl 0,9% sebanyak 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi,
tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
3. Beri label pada setiap tabung reaksi yang akan digunakan, penandaan di mulai
dari pengenceran 10-1 – 10-5.
4. Sampel dihancurkan dengan mortar dan stamper, timbang sebanyak 1 gr.
5. Masukkan ke dalam tabung reaksi dengan tanda 10-1, kocok dengan cara
menggoyangkan tabung ke satu arah atau gunakan vortex agar homogen.
6. Pipet 1 ml sampel dari tabung reaksi 10-1, masukkan ke reaksi dalam tabung
dengan tanda 10-2, kocok sampai homogen, ulangi prosedur hingga tabung
reaksi dengan tanda 10-5.
7. Buat media PCA dengan menimbang sebanyak 11,25 gr PCA, dilarutkan
dalam 100 ml aquades, panaskan diatas hotplate stirrer pada suhu 270°C
sampai larutan jernih. Sterilisasi menggunakan autoklaf.
8. Siapkan petri dish sebanyak 5 buah, beri tanda pada setiap petri dish sama
seperti pada tabung reaksi. Masukkan media PCA ke dalam petri dish.
9. Pipet 1 ml sampel dari setiap tabung reaksi ke dalam masing petri dish (tabung
reaksi 10-1 dimasukkan ke dalam petri dish dengan tanda 10-1, begitu
seterusnya hingga tanda 10-5).
10. Putar petri dish searah jarum jam sebanyak 5 kali, kemudian berlawanan arah
jarum jam sebanyak 5 kali.Inkubasi pada suhu 37°C selama 24jam.

V. HASIL DAN PERHITUNGAN

Hasil
Kontrol 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5
media
Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada
(182 (54 Koloni) (Menyatu) (Menyatu)
Koloni)

Keterangan:
 10-1 = 182 koloni , Berbentuk circular,irregular,punctiform,spindel. Dan
berwarna kuning keruh dan trasnparan.
 10-2 = 54 koloni, Berbentuk irregular,punctiform,spindel. Dan berwarna
kuning keruh dan transparan.
 10-3 = Spindel (Menjadi satu) dan tidak masuk ke hitungan
 10-4 = Spindel (Menjadi satu) dan tidak masuk ke hitungan
Perhitungan:
 10-1 = 182 x 1/10-1 = 1.82 x 101cfu/g
 10-2 = 54 x 1/10-2 = 5.4 x 102 cfu/g

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penentuan angka lempeng total
(ALT).Penentuan angka lempeng total (ALT) merupakan metode kuantotatif yang
digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel (BPOM,
2008).Pada praktikum kali ini menggunakan sampel kornet bermerk.Sampel makanan
tersebut termasuk olahan daging dan produk daging.Akan tetapi olahan daging dan
produk daging sendiri menurut BPOM masih digolongkan dalam beberapa macam.
Tahapan atau proses dilaksanakan alat yang digunakan harus disterilisasi
dengan cara membungkus dengan koran atau kertas putih lalu dimasukkan kedalan
oven. Tujuan dari sterilisasi ini agar alat bebas dari cemaran mikroba yang dapat
mengkontaminasi sampel. Setelah itu siapkan 6 tabung reaksi reaksi dan gelas ukur.
Tabung reaksi steril disini mulut tabung disumbat dengan kapas. Dan setiap membuka
tabung reaksi harus aseptis atau didekatkan dengan api bunsen.
Masukkan NaCl 0,9 % sebanyak 9 ml kedalam masing masing tabung reaksi
yang sudah diberi label penandaan di mulai dari sampel dan pengenceran 10-1– 10-5.
Fungsi larutan NaCl 0,9 % yang digunakan dalam pertumbuhan bakteri pada media
PCA yaitu digunakan sebagai pelarut dan sebagai pengawet. Kemudian, larutan NaCl
juga berfungsi sebagai penjaga agar mikroba tidak terurai. Salah satunya dilakukan
untuk menunjang pertumbuhan mikroorganisme sehingga dengan memberikan nutrisi
dan mineral tambahan ketersediaan nutrient bagi mikroorganisme dapat terjamin yang
membuat mikroorganisme dapat melakukan metabolismenya dengan baik dan dapat
memproduksi produk dengan aktivitas terbaik. Selain itu, NaCl juga berfungsi sebagai
media selektif atau media penghambat dalam menekan pertumbuhan mikroorganisme
lain dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan. Praktikum ini
dilakukan di laminar air flow (LAF) karena untuk pengerjaan sacara aseptis
karenamempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan
aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Sampel kornet bermerk dihancurkan dengan mortar dan stamper lalu timbang
sebanyak 1 gr. Usahakan sampel kornet bermerk tidak terlalu di udara karena dapat
terjadi kontaminasi dengan udara. Masukkan sampel kornet bermerk yang sudah
hancur ke dalam tabung reaksi yang berlabel sampel. Pipet 1 ml sampel dari tabung
reaksi sampel, masukkan ke tabung reaksi dengan tanda 10-1, kocok sampai homogen
dengan stirrer, ulangi prosedur hingga tabung reaksi dengan tanda 10-5. Pengenceran
bertingkat pada media PCA merupakan suatu perlakuan yang dilakukan dengan
menghomogenkan suatu campuran agar dapat memperkecil atau mengurangi
kepadatan pada mikroba yang tersuspensi didalam cairan.
Membuat media PCA dengan menimbang sebanyak 11,25 gr PCA, dilarutkan
dalam 500 ml aquades, panaskan diatas hotplate stirrer pada suhu 270°C sampai
larutan jernih. Fungsi dari media PCA ( Plate Count Agar ) adalah sebagi media
petumbuhan mikroorganisme yang umum diigunakan untuk perhitungan jumlah
bakteri total. Kemudian sterilisasi menggunakan autoklaf selama kurang lebih 20
menit. Setelah itu siapkan 5 petri dish steril sama seperti pada tabung reaksi secara
aseptis. Masukkan media PDA ke dalam petri dish lalu letakkan agar merata. Pipet 1
ml sampel dari setiap tabung reaksi ke dalam masing petri dish berlabel 10-1( gambar
1 ), tabung reaksi 10-1dimasukkan ke dalam petri dish dengan tanda 10-2 ( gambar 2 ),
begitu seterusnya hingga tanda 10-5.
Putar petri dish searah jarum jam sebanyak 8 kali, kemudian berlawanan arah
jarum jam sebanyak 6 kali, atau membentuk angka 8 sebanyak 6 kali. Fungsi
pengadukan dengan membentuk angka delapan pada cawan petri yaitu agar larutan
dapat tercampur rata dan homogen pada semua permukaan media yang digunakan.
Inkubasi pada suhu kamar selama 5-7 hari. Fungsi media PCA diletakkan dengan
posisi dibalik pada saat diletakkan didalam inkubator. Hal ini bertujuan agar uap air
yang terbentuk pada saat dilakukan proses inkubasi tidak menetes pada koloni bakteri.
Apabila sampai ditetesi dengan uap air, maka kemungkinan besar bentuk koloni akan
berubah  karena sudah terkontaminasi.
Setalah 1 x 24 jam petri dish dapat diamati. Hasil pengamatan pada percobaan
Media Pertumbuhan Mikroba pada media PCA pada sampel kornet bermerk dengan
pengenceran 10-1 - 10-5 adalah pengenceran 10-1 terdepat cemaran bakteri sebanyak 182
x 101 cfu/g , untuk pengenceran 10-2 terdapat cemaran bakteri sebanyak 54 x 102 cfu/g,
untuk pengenceran 10-3 dan 10-4 terdapat 1 cemaran bakteri yang menyatu dan untuk
pengenceran 10-5 tidak didapatkan cemaran bakteri.Sedangkan nilai ALT olahan
daging dan sejenisnya menurut BPOM adalah 1 x 104 cfu/g.Hal tersebut menunjukan
bahwa nilai ALT sampel lebih kecil daripada yang telah ditentukan oleh BPOM
,sehingga makanan tersebut masih layak atau masih bisa dikomsumsi.
Tetapi apabila praktikum ini tidak dilakukan di laboratorium khusus
mikrobiologi, tidak menuntut kemungkinan pasti banyak cemaran mikroba
lingkunganm udara, dan air. Adapun faktor kemungkinan yang menyebabkan
kesalahan pada pengenceran 10-5 ini adalah proses aseptis. Aseptis yang dimaksud
adalah posisi cawan petri tetap berada tidak jauh dari lampu bunsen yaitu untuk
menghindari adanya mikroorganisme lain yang dapat menghambat pertumbuhan.
Namun mungkin praktikan terlalu lama dan terlalu dekat dengan lampu Bunsen
sehingga mikroba yang ada tidak sengaja terbunuh.

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa teknik yag dilakukan bertujuan
untuk mengetahui seberapa banyak cemaran bakteri pada sampel kornet bermerk.
Hasil pengamatan pada percobaan Media Pertumbuhan Mikroba pada media PCA
pada sampel kornet bermerk dengan pengenceran 10-1 - 10-5 adalah pengenceran 10-1
terdepat cemaran bakteri sebanyak 182 x 101 cfu/g , untuk pengenceran 10-2 terdapat
cemaran bakteri sebanyak 54 x 102 cfu/g, untuk pengenceran 10-3 dan 10-4 terdapat 1
cemaran bakteri yang menyatu dan untuk pengenceran 10-5 tidak didapatkan cemaran
bakteri.Sedangkan nilai ALT olahan daging dan sejenisnya menurut BPOM adalah 1
x 104 cfu/g.Hal tersebut menunjukan bahwa nilai ALT sampel lebih kecil daripada
yang telah ditentukan oleh BPOM ,sehingga makanan tersebut masih layak atau masih
bisa dikomsumsi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 National Food and Drug Agency (BPOM). 2019. Peraturan Badan Pengawas
Obat Dan Makanan Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran
Mikroba Dalam Pangan Olahan.
 http://pendidikan-biologi.blogspot.com/2014/10/laporan-alt-bakteri.html?
m=1 ,diakses 6 Oktober 2020
 Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
IX. LAMPIRAN

Pengenceran 10-1 Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3
Pengenceran 10-4

Pengenceran 10-5
LAPORAN SEMENTARA
Klaten, 6 Oktober 2020

Dosen, Praktikan,

(Makhabbah Jamilatun,M.Si) (Miftaqul Jannah)

Anda mungkin juga menyukai