Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM VIII

“PENENTUAN AKTIVITAS ANTIBIOTIK/DILUSI”

Disusun Oleh:

Desi Kristina Putri (19012037)


S1 RK-B Semester 5

Dosen Pengampu:
apt. M. Ikhwan Setiawan, M.Farm

Tempat Praktikum : Laboratorium STTIF Bogor

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2021
BAB I

DASAR TEORI

Metode dilusi (dilution method) menggunakan senyawa antimikroba dengan kadar


yang menurun secara bertahap, baik dengan media cair atau padat. Pada media yang
diinokulasi mikroba uji, dilarutkan senyawa antimikroba dengan menggunakan beberapa
tingkatan konsentrasi senyawa antimikroba, dan kemudian diamati pada konsentrasi
berapakah senyawa antimikrobia tersebut bersifat menghambat atau mematikan.Pada uji
mikrodilusicairdapat memberikan hasil kuantitatif yang menunjukkan jumlah antimikrobia
yangdibutuhkan untuk mematikan bakteri (Jawetz dkk, 2001).Metode ini dapat digunakan
untuk penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM).
Kadar Hambat Minimal (KHM) suatu antibiotik adalah konsentrasi antibiotik
terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Kadar Bunuh
Minimal suatu antibiotik adalah konsentrasi antibiotik terendah yang dapat membunuh
pertumbuhan mikroba tertentu. KHM dan KBM dapat ditentukan dengan prosedur tabung
dilusi. Prosedur ini digunakan untuk menentukan konsentrasi antibiotik yang masih efektif
untuk mencegah pertumbuhan patogen dan mengindikasikan dosis antibiotik yang efektif
dalam mengontrol infeksi pada pasien (Radji, 2004).
Metode dilusi disebut metode pengenceran. Pada metode ini obat (misalnya
antibiotik) dibuat dalam berbagai konsentrasi, kemudian ditambahkan pada media yang
mengandung mikroba uji. Hasil yang dibaca adalah kekeruhan. Kekeruhan menandakan
adanya potensi hambat obat pada konsentrasi tersebut. Keuntungan metode ini dibandingkan
dengan metode difusi adalah dapat menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) atau MIC
(Minimum Inhibitory Concentration) dari obat tersebut. Ada 3 macam cara dalam metode
dilusi yaitu metode Macro Broth Dilution, metode Micro Broth Dilution dan metode agar
dilusi (dilusi padat). Pada metode agar dilusi digunakan satu seri plate agar, masingmasing
mengandung konsentrasi obat yang berbeda yang berkisar pada dosis terapeutik. Setelah
inkubasi dapat dilihat hasilnya dengan membaca kekeruhan pada masing-masing konsentrasi
sehingga bisa ditentukan MIC (Koneman et al, 1997)
BAB II
PROSEDUR PRAKTIKUM

2.1 Alat Dan Bahan


Alat :
1) Rak tabung reakasi
2) Tabung reaksi (8 buah)
3) Kawat ose
4) Kapas
5) Pipet tetes
6) Spirtus
7) Incubator

Bahan :
1) Media Cair (Nutrient Broth)
2) Bakteri E.coli
3) Antibiotik Amoxycillin
4) Antibiotik Cefixime

2.2 Cara Kerja


A. Penentuan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum)
1. Ambil 9 tabung reaksi diberi label 10-1 hingga 10-8 dan 1 tabung diberi label media
NB
2. Tambahkan 4.5 ml nutrient broth pada tabung reaksi no.1 hingga 9
3. Tambahkan 0.5 ml sample antibiotik (cefixime atau amoxicillin) pada tabung
reaksi no.1 (10-1) kocok atau goyangkan tabung reaksi ad homogen
4. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 1 dan dimasukkan kedalam tabung no. 2 (10-
2
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
5. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 2 dan dimasukkan kedalam tabung no. 3 (10-
3
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
6. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 3 dan dimasukkan kedalam tabung no. 4 (10-
4
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
7. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 4 dan dimasukkan kedalam tabung no. 5 (10-
5
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
8. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 5 dan dimasukkan kedalam tabung no. 6 (10-
6
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
9. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 6 dan dimasukkan kedalam tabung no. 7 (10-
7
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok.
10. Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 7 dan dimasukkan kedalam tabung no. 8 (10-
8
) kemudian dihomogenkan dengan cara digoyangkan atau digojok. Kemudian
dibuang sebanyak 0.5 ml.
11. Tambahkan 0.5 ml suspensi E-Coli pada tabung reaksi no.1 hingga 8
12. Kemudian disumbat dan dibungkus dengan koran lalu diinkubasi selama 24 jam
pada suhu ruangan
13. Setelah 24 jam kemudian lihat masing-masing tabung reaksi, lalu
diamati kejernihan
A. Penentuan KBM (Konsentrasi Bunuh Mikroba)
1. Siapkan 2 cawan petri steril yang berisi media nutrien agar (NA). Tiap cawan petri
dibagi menjadi 4 menggunakan spidol kemudian diberi label 10 -1 hingga 10-8
2. Inokulasikan masing masing tabung (10-1 hingga 10-8) pada tiap tiap bagian cawan
petri (misal tabung 10-1 pada bagian cawan petri 10-1 begitupun seterusnya) dengan
menggunakan ose steril, jika sudah selesai tutup cawan petri kemudian dibungkus
dengan kertas koran.
3. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
4. Amati daerah cawan petri yang membentuk koloni bakteri untuk menentukan
KBM.
BAB III

BAGAN/SKEMA PRAKTIKUM

A) Penentuan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum)

Ambil 9 tabung reaksi diberi label 10-1 hingga 10-8


dan 1 tabung diberi label media NB

Tambahkan 4.5 ml nutrient broth pada tabung


reaksi no.1 hingga 9

Tambahkan 0.5 ml sample antibiotik (cefixime atau


amoxicillin) pada tabung reaksi no.1 (10-1) kocok atau
goyangkan tabung reaksi ad homogen

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 1 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 2 (10-2) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 2 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 3 (10-3) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 3 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 4 (10-4) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 4 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 5 (10-5) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.
Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 5 dan dimasukkan
kedalam tabung no. 6 (10-6) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 6 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 7 (10-7) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok.

Pipet 0.5 ml larutan pada tabung 7 dan dimasukkan


kedalam tabung no. 8 (10-8) kemudian dihomogenkan
dengan cara digoyangkan atau digojok. Kemudian
dibuang sebanyak 0.5 ml.

Tambahkan 0.5 ml suspensi E-Coli pada tabung


reaksi no.1 hingga 8

Kemudian disumbat dan dibungkus dengan koran lalu


diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan

Setelah 24 jam kemudian lihat masing-masing tabung


reaksi, lalu diamati kejernihan
B) Penentuan KBM (Konsentrasi Bunuh Mikroba)

Siapkan 2 cawan petri steril yang berisi media nutrien agar


(NA). Tiap cawan petri dibagi menjadi 4 menggunakan
spidol kemudian diberi label 10 -1 hingga 10-8

Inokulasikan masing masing tabung (10-1 hingga 10-8) pada tiap tiap
bagian cawan petri (misal tabung 10-1 pada bagian cawan petri 10-1
begitupun seterusnya) dengan menggunakan ose steril, jika sudah selesai
tutup cawan petri kemudian dibungkus dengan kertas koran.
Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

Amati daerah cawan petri yang membentuk koloni


bakteri untuk menentukan KBM.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan

Kadar sampel Hasil


10-1 Jernih
10-2 Keruh
10-3 Keruh
10-4 Keruh
10-5 Keruh 1. Data hasil Antibiotik Cefixime
10-6 Keruh
10-7 Keruh
10-8 Keruh

2. Data hasil Antibiotik Amoxicillin


Kadar sampel Hasil
10-1 Keruh
10-2 Keruh
10-3 Jernih
10-4 Keruh
10-5 Keruh
10-6 Keruh
10-7 Keruh
10-8 Keruh

4.2 Hasil Gambar


1. Antibiotik Cefixime
2. Antibiotik Amoxicillin
Gambar Keterangan
 Hasil dari sampel 10¯'
 Hasil dari sampel 10¯²
 Hasil dari sampel 10¯³

 Hasil dari sampel 10¯⁴


 Hasil dari sampel 10¯⁵
 Hasil dari sampel 10¯⁶

 Hasil dari sampel 10¯⁷


 Hasil dari sampel 10¯⁸

Hasil perbandingan sampel


Hasil penggoresan sampel di
cawan petri

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum Mikrobiologi Farmasi kali ini dari hasil percobaan Antibiotik Cefixime
dimana MIC terdapat pada tabung 2 hingga tabung 8 (10-2 hingga 10-8) dimana larutan
berwarna keruh yang menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri (tidak dihambat pertumbuhan
bakteri). Sedangkan tabung 1 (10-1) berwarna bening yang menunjukkan tidak terjadi
pertumbuhan bakteri di dalam tabung tersebut (pertumbuhan bakteri dihambat). Hasil
percobaan yang didapat tidak sesuai dengan literatur yang ada, dimana seharusnya KHM tidak
boleh kurang dari 10-4.

Dari hasil percobaan Antibiotik Amoxicillin dimana 10-1 s/d sampel 10¯⁸
menunjukkan bahwa sampel 10-3 dan sampel 10¯⁶ nampak berwarna bening (jernih) yang
artinya tidak terjadi pertumbuhan bakteri di dalam tabung tersebut (pertumbuhan bakteri
dihambat) . Sedangkan sampel 10-1 , 10¯²,10¯⁴ , 10¯⁵, 10¯⁷, dan 10¯⁸ Nampak berwarna keruh
adanya pertumbuhan bakteri (tidak dihambat pertumbuhan bakteri). Untuk KHM nya berada
di sampel 10¯⁶ karena berwarna lebih jernih dibandingkan dengan yang lainnya .

BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil


percobaan yang didapat tidak sesuai dengan literatur yang ada, dimana seharusnya KHM tidak
boleh kurang dari 10-4. Berwarna bening yang menunjukkan tidak terjadi pertumbuhan bakteri
di dalam tabung tersebut (pertumbuhan bakteri dihambat).

Anda mungkin juga menyukai