Anda di halaman 1dari 33

Obat Parkinson

Kelompok 5
1. Nur Andini 18010175
2. Desi Kristina p. 19012037
3. Wiwin Murtopiah19012042
4. Sifa Faujiah 19012047
5. Tasyya Mutiara 19012052
6. Sharen Anggita 19012057
7. Khoerunnisa 19012062
Parkinson

Penyakit gemetar (plasy) adalah


suatu penyakit neurodegenerative
disebabkan oleh terganggunya
neurohormon di sistem
ekstrapiramidal otak, yang
mengendalikan system
keseimbangan yang dipengaruhi
oleh keseimbangan antara
neurohormon asetilkolin (Ach) dan
dopamine (DA).
Parkinson
Penyakit ini terjadi karena kekurangan dopamine
diganglia otak, terutama di sel-sel hitam
(substantia niagra) sehingga acetilkolin lebih
berkuasa. Kekurangan ini disebabkan degeneratif
sel-sel saraf dopaminergik sehingga produksi
dopamine berkurang, juga berkurangnya nor
adrenalin dan serotonin.
Berdasarkan Etiologinya, ada 3 jenis 2. Parkinsonisme Akibat Obat

penyakit parkinson Penyakit Parkinson adalah adanya


kematian sel atau disfungsi sel otak
yang memproduksi dopamin.
Dopamin sendiri merupakan zat
kimia penting yang menghubungkan
sinyal antara sel saraf dan otak. 
1. Parkinsonisme Pasca
Ensefalitik

merupakan penyakit yang diyakini


disebabkan oleh penyakit virus yang 3. Parkinsonisme Idiopatik
memicu degenerasi sel saraf di 
substansia nigra . Secara keseluruhan, Pada
degenerasi ini menyebabkan  penyakit Parkinson yang idiopatik ter
parkinsonisme klinis . jadi proses degenerasi yang progresif
neuron berpigmen dalam subtansia
nigra, akhirnya menyebabkan
defisiensi neurotransmitter dopamin.
Gejala Penyakit Parkinson
Tiga gejala utama (trias gangguan neuromuskular)
 Tremor disertai kelainan postur tubuh dan gaya berjalan
 Gerakan halus yang memerlukan koordinasi kerja otot skelet sukar
dilakukan pasien, misalnya menyuap makanan, mengancing baju dan
menulis
 Gangguan sistem otonom berupa sialorea, seborea, dan hiperhidrosis.
Ciri-ciri lain :
 Sifat tubuh bengkok, kejang otot tulisan tangan menjadi halus
(micrographia) dan seperti laba-laba (spidery). Penderita berwajah
seperti topeng (mask face) muka berlemak, bicara menjadi monoton,
hipersalivasi.
 Pada saluran cerna : rasa terbakar dalam lambung (heart burn), sulit
menelan (dysphagia), sembelit dan penurunanan berat badan
Tahap 1 : Gejala begitu ringan sehingga pasien tidak merasa terganggu
Tahap 2 : gejala ringan dan mulai sedikit mengganggu. Biasanya berupa tremor
ringan, bersifat variabel dan hilang timbul. Pasien merasa ada yang tidak beres
seakan akan tangannya tidak lagi menurut perintah sehingga gelas dan barang lain
lepas dari tangannya
Tahap 3 : gejala bertambah berat pasien sangat terganggu dan gangguan
bertambah dari hari kehari, volume suara melemah dan menjadi monoton, wajah
bagai topeng, jalan dengan langkah kecil dan kecendrungan terjatuh.
5 Tahap Gejala Klinik Menurut Lonis Herzberg
Tahap 4 : tidak mampu lagi berdiri tegak, kepala, leher, dan bahu jatuh kedepan.
Ini merupakan postur khas penyakit parkinson. Pada tahap ini umumnya pasien
juga mengalami efek samping levodopa yang mengganggu karena dosis yang
diperlukan cukup besar, dan mental pasien saat ini juga memburuk
Tahap 5 : memburuknya gejala terjadi terutama sewaktu kadar levodopa menurun
tetapi efek samping tidak memungkinkan penambahan obat. Pada tahap ini
pengendalian penyakit sangat sulit dan menimbulkan keputus-asaan baik pada
pasien maupun keluarga.
Kemoterapi penyakit parkinson ada dua cara yaitu ;
 Dengan obat yang bersifat dopaminergik sentral
 Dengan obat yang berefek antikolinergik sentral
PILAHAN OBAT PENYAKIT PARKINSON
1. Obat Dopaminergik Sentral
 Levodopa
 Bromokriptin
 Perangsang SSP : dektroampfetamin, metamfetamin, dan metilfenidat
2. Obat Antikolinergik Sentral
 Senyawa Parasimpatolitik : triheksilfenidil, biferiden, sikrimin, prosiklidin, benztropin
mesilat, dan karamifen
 Senyawa antihistamin : Difenhidramin, klorfenoksamin, orfenadrin, dan fenindamin
 Derivat Fenotiazin : etopropazin, prometazin, dan dietazin
3. Obat Dopamino- antikolinergik
 Amantadin
 Antidepresan trisiklik: imipramin, dan amitriptilin
4. Penghambat MAO-B
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
LEVODOPA
 Dengan dilaporkannya hasil terapi parkinsonisme dengan dopa rasemik oleh Cotziaas dkk
(1976) ternyata bahwa penggunaan dopa- rasemik banyak menimbulkan efek samping
yang mengganggu, levodopa sebagai isomer aktif lebih efektif dan kurang toksik
FARMAKOKINETIK
 Levodopa cepat diabsorpsi secara aktif terutama dari usus halus, Kecepatan absorpsi
sangat tergantung dari kecepatan pengosongan lambung, yang mencapai sirkulasi darah
relatif sedikit karena :
1. Levodopa cepat mengalami pemecahan dalam lambung
2. Dirusak oleh flora usus dalam dinding usus bagian distal
3. Lambatnya mekanisme absorpsi dibagian distal duodenum
Absorbsi juga dihambat oleh makanan tinggi protein akibat kompetisi asam amino
dengan
levodopa dalam absorpsi maupun transport ke otak
Levodopa yang dapat mencapai sirkulasi kira kira 22-30%
Dosis Oral , sedangkan 60% atau lebih mengalami
Biotransformasi disaluran cerna dan hati
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
.
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
Mekanisme Kerja : Mekanisme kerja levodopa pada gejala parkinsonisme diduga berdasarkan pengisian
kembali kekurangan DA korpus striatum, telah dibuktikan bahwa beratnya defisiensi DA sejalan dengan
beratnya 3 gejala utama parkinsonisme dan konversi levodopa menjadi dopamin terjadi pada manusia,
kadar dopamin di striatum pada pasien yang mendapat levodopa lima sampai delapan kali lebih tinggi
dibanding yang tidak diobati
Pengubahan levodopa menjadi DA membutuhkan adanya dekarboksilase asam L-amino aromatik
Efek Terapi : Kira –kira 75% pasien parkinsonisme berkurang gejalanya sebanyak 50%, Hasil Pengobatan
pada orang –orang tertentu menakjubkan terutama pada awal terapi, dikatakan semua gejala dan tanda
membaik, kecuali Demensia dan Instabilitas Postural
Efek Samping : Intensitas dan tipe efek samping berbeda bergantung tahap pengobatan besarnya dosis dan
bersifat reversibel, khususnya pada pasien usia lanjut tidak tahan dosis besar,efek samping ini tidak
membahayakan, tetapi sebagian cukup mengganggu sehingga perlu pengurangan dosis atau penghentian
pemberian obat
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
 Sistem Cerna : Sampai 80% pasien mengalami mual, muntah dan tidak nafsu makan ,terutama bila
dosis awal terlalu tinggi
 Diskinesia dan gerakan spontan abnormal: Gangguan gerakan otot bervariasi dari ringan sampai berat <
gerakan spontan abnormal terjadi pada 50% pasien dalam 2-4 bulan pengobatan
Gerakan berupa bukolingual, meringis( grimacing)
Gerakan kepala
Gerakan distonik dan koreiform dari lengan/ tungkai tunggal atau kombinasi
 Perpendekan masa kerja levodopa ( wearing-off) yaitu gejala parkinson timbul sebelum pasien menelan
dosis berikutnya,efek ini berkurang dengan pemberian jumlah dosis harian yang sama tetapi lebih sering
misalnya : Dari 3 kali menjadi 5 kali sehari
 Fenomena pasang surut ( on- off) iialah fluktuasi efek obat dalam waktu singkat, beberapa jam membaik
lalu memburuk mendadak atau sebagian otot tubuh memperlihatkan perbaikan , lainnya tidak terjadinya
tidak berhubungan dengan waktu minum obat
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
 Pembekuan gerakan (freezing ) secara mendadak pasien yang sedang berjalan tidak bisa melangkah
atau langkahnya pendek pendek sekali, Pembekuan gerakan ini bisa juga terjadi pada aktifitas lain
 Psikis : Sejumlah pasien mengalami gangguan tingkah laku yang cukup berat segera setelah pengobatan,
ini harus dibedakan dengan psikosis akut yang memang dapat terjadi beberapa minggu setelah
pemberian levodopa ,gejala psikosis terjadi pada 5-10% pasien
Depresi yang tejadi meningkat percobaan bunuh diri, efek psikis cenderung terjadi pada
pasien yang sejak pengobatan berkepribadian labil, umpamanya pada pasien skizofrenia menahun
dengan gejala parkinsonisme akibat obat antipsikotik yang diatasi dengan levodopa
Jika gejala psikotik terjadi levodopa perlu diturunkan dosisnya atau dihentikan
pemberiannya , khusus pada depresi dapat diberikan antidepresan, Misalnya imipramin dan
amitriptilin yang umumnya cukup efektif
 Sistem KardiovaskularAkibat dekarboksilat DA di perifer terbentuk katekolamin yang aktif pada
reseptor adrenergik alfa dan beta .Potensinya jauh lebih rendah daripada E, NE dan Isoproterenol,
Levodopa menyebabkan hipotensi Ortostatik
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
 Efek metabolik dan endokrin: pada pasien parkinsonyang mendapat levodopa tidak memperlihatkan
penurunan prolaktin atau peningkatan hormon pertumbuhan seperti pada sukarelawan sehat, hal ini
mungkin karena pada pasien parkinsonsudah ada efek dihipotalamus
 Efek terhadap sistem lain : Pada ginjal levodopa jelas meningkatkan aliran plasma ginjal, lalu filtrasi
glomerulus dan ekresi Na+ dan K+, tetapi levodopa tidak bersifat nefrotoksik, Efek natriuresis
diperkirakan turut berperan dalam menimbulkan hipotensi ortostatik
 Interaksi Obat : Penghambat Dekarboksilase
Pemberian penghambat dekarboksilase perifer( yang tidak melintas sawar darah otak ), bersama
levodopa menghambat biotansformasi levodopa menjadi DA diperifer, pada tikus zat tersebut dapat
menghambat aktivitas dekarboksilase sampai 80% , Kejadian ini sekaligus memberikan manfaat
sebagai berikut
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
1. Meningkatkan jumlah levodopa yang mencapai jaringan otak sehingga memungkinkan pengurangan
dosis sebanyak 75%
2. Pada terapi yang baru dimulai dosis efektif lebih cepat tercapai
3. Efek samping seperti mual, muntah dan efek pada sistem kardiovaskular termasuk efek hipotensi
sangat berkurang karena kurangnya DA yang terbentuk diperfer
4. Gejala penyakit Parkinson yang hanay timbul pada waktu tertentu dalam sehari( variasi diurnal), lebih
mudah dikendalikan bahkan frekwensi dosis harian dapat dikurangi tanpa mengurangi efek terapi
5. Efek antagonisme piridoksin dapat dihindari
6. Manfaat dan perbaikan gejala bagi pasien meningkat dibanding dengan pada pemberian levodopa saja
Piridoksin dalam jumlah yang kecil ( lebih dari 5 mg) piridoksin sudah dapat meningkatkan
dekarboksilasi levodopa di perifer, akibatnya levodopa yang mencapai jaringan otak berkurang , efek
piridoksin ini yang merugikan tidak terlihat setelah pemberian obat penghambat dekarboksilase
OBAT DOPAMINERGIK SENTRAL
PENGGUNAAN KLINIK : Sebaiknya levodopa diberikan secara oral dengan makanan untuk mengurangi
iritasi, terapi dimulai dengan dosis kecil,dinaikkan secra berangsur angsur, tetapi sebaiknya tidak melebihi 8
g sehari
ANTAGONIS DOPAMIN
 Beberapa zat kimia memiliki sifat dopaminergik, dengan mekanisme kerja merangsang reseptor
dopaminergik sentral, obat yang termasuk golongan ini ialah: apomorfin, piribedil, bromokriptin, dan
pergolin
 Amomorfin dan N- propilnoraportin sebagai obat penyakit parkinson buruk karena efek emesisnya yang
kuat
 Bromokriptin : Merupakan prototif kelompok ergolin yaitu alkaloidergot yang bersifat dopaminergik
yang dikelompokkan sebagai ergolin
 Efek samping : Bromokriptin memperlihatkan variasi individu yang nyata, mual muntah dan hipotensi
ortastik merupakan efek samping awal, fenomena dosis awal berupa kolaps kardiovaskular
Perhatian khusus pada mereka yang minum antihipertensi
Pemberian obat bersama antasida atau makanan dan memberikan dosis bertahap mengurangi
mual yg berat ,gangguan psikis, berupa halusinasi penglihatan,pendengaran
ANTAGONIS DOPAMIN
 Turunan bromkriptin
 Pergolit mesilat
 Lisurid : merupakan agonis D2 dan antagonis D1,merangsang HT yang mendasari halusinasi,
sifatnya yang larut air, cocok untuk pemberian sebagai infus
Pergolit diberikan pada pasien yang tidak responsip terhadap bromokriptin dan sebaliknya bromkriptin
bermanfaat untuk pasienyang tidak responsif terhadap pergolit
 Perangsang SSP
Pada penyakit parkinson, perangsang SSp bekerja memperlancar tranmisi DA, efek anti parkinson
lemah dan perlu dikombinasikan dengan antikolinergik ( Dektroamfetamin 2x5mg sehari,
metamfetamin2x 2,5 mg sehari, metilfedinat 2x 5mg sehari
ANTIKOLINERGIK
 Merupakan obat alternatif levodopa dalam parkinsonisme, prototif kelompok ini adalah
triheksilfenidil (biferiden, prosiklidin,benztropin, antihistamin dengan efek kolinergik
difenhidramindan etopropazin
Mekanisme Kerja : mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basal
 TRIHEKSIFENIDIL SENYAWA KONGENERIKNYA DAN BENZTROPIN
FARMAKODINAMI; triheksifenidil berefek sentral, potensi antispasmodik
setengahnya,midriatik sepertiganya, terhadap kelenjar ludah dan vagus sepersepuluhnya
 Ketiga senyawa kongenerik triheksifenidil yaitu: biferiden, sikrimin, prosiklidin,
Benztropin ( suatu metansulfonat dari eter tropinbenzohidril, eter ini terdirigugus basa
tropin dan gugus antihistamin( difenhidramin)
FARMAKOKINETIK : Tidak banyak data farmakokinetik yang diketahui mengenai
obat ini ,sekarang obat ini kurang diperhatikan setelah ada levodopa dan bromokriptin
Efek Samping : Menimbulkan efek samping sentral,
berupa gangguan neurologik yaitu ataksia, disartria,
hipertermia, gangguan mental; pikiran kacau, amnesia
Halusinasi,somnolen dan koma
ANTIKOLINERGIK
 Efek Terapi : Obat antikolinergik khususnya bermanfaat terhadap parkinsonisme akibat
oabat, Misalnya oleh Neuroleptik, termasuk juga anti emetik turunan fenotiazid yang
menimbulkan gangguan ekstrapiramidal akibat blokade reseptor DA di otak
Pengalaman di klinik menunjukana bahwa pemberian antikolinergik lebih efektif dari
pada levodopa untuk mengatasi gejala
SENYAWA ANTIHISTAMIN
 Antihistamin: Dapat dimanfaatkan efek antikolinergik untuk terapi penyakit parkinson
yaitu : Difenhidramin, fenindamin, orfenadrin dan klorfenoksamin
 Difenhidramin diberikan bersama levodopa untuk mengatasi efek ansietas dan imsonia
akibat levodopa , menimbulkan rasa kantuk, obat ini dapat memperbaiki suasana perasaan,
karena efek tropiknya menghasilkan euforia
OBAT DOPAMINO- ANTIKOLINERGIK
 AMANTADIN
Adalah anti virus yang digunakan terhadap influenza Asia , penggunaan amantadin pada
seorang influenza dan juga penderita parkinson memperlihatkan perbaikan gejala
neurologik
Dapat meningkatkan aktivitas dopaminergik serta menghambat aktivitas kolinergik
dikorpus striatum
Efektifitas sebagai antiparkinson lebih rendah daripada levodopa tetapi respon lebih cepat
( 2-5 hari),dan efek samping lebih rendah, serta efektivitas amantadin tidak dipengaruhi
umur, jenis kelamin, lamanya penyakait, jenis penyakait dan pengobatan terdahulu
Efek samping : gejala yang dapat timbul disorientasi, depresi, gelisah, imsomnia ,
pusing, gangguan saluran cerna , mulut kering dan dermatitis,
5% pasien menderita gangguan proses berfikir, bingung, lightheadeness,
halusinasi dan ansietas, gejala ini terjadi pada awal terapi, bersifat ringan dan
reversibel dan kadang kadang menghilang
walaupun pengobatan diteruskan
 Amantadin harus digunakan hati hati pada pasien epilepsi, ulkuspeptik
Atau pengobatan dengan perangsang SSP, misal: amfetamin
 Kombinasi amantadin dengan levodopa hanya dianjurkan bagi mereka
yang tidak dapat mentoleransi levodopa dalam dosis optimal
OBAT DOPAMINO- ANTIKOLINERGIK
 ANTIDEPRESI TRISIKLIK
Amipramin atau amitriptilin yang digunakan tersendiri efek antiparkinsonnya kecil
sekali, tetapi bila dikombinasikan dengan antikolinergik dapat sangat bermanfaat ,
Selainmeningkatkan perbaikan rigiditas dan akinesia, gejala depresi juga diperbaiki
Imipramin atau amitriptilin dapat diberikan 10 sampai 25mg empat kali sehati, pemberia
ini dapat diteruskan dengan aman untuk waktu yang lama
PENGHAMBAT MONO AMINE OKSIDASE-B
 SELEGILIN
Selegilin merupakan penghambat MAO-B yang relatif spesifik, saat ini dikenal dua
bentuk penghambat MAO;
1. Tipe A yang terutama berhubungan dengan deaminasi oksidatif norepinefrin dan serotonin
2. Tipe B yang memperlihatkan aktivitas terutama pada dopamin
Penghambat MAO-A menyebabkan hipertensi bila terdapat tiramin yang masuk dari makanan ,
demikian juga bila dikombinasikan dengan levodopa
Seligilin dapat diberikan secara aman dalam kombinasi dengan levodopa, selektivitas ini hanya
berlaku untuk dosis sampai 10mg / hari
Mekanisme Kerja : Seligilin menghambat deaminasi dopamin sehingga kadar dopamin di
ujung saraf dopaminergik lebih tinggi
Efek Terapi : Pada pasien penyakit Parkinson lanjut penambahan
seligilin pada levodopa meringankan fenomena
wearing off
Efek Samping : Penggunaan seligilin belum begitu luas, tetapi data
sampai saat ini menyimpulkan bahwa seligilin dengan
dosis 10 mg/ hari terterima baik
Hipotensi, mual, kebingungan dan psikosis pernah
dilaporkan
PELEMAS OTOT YANG BEKERJA SENTRAL LAINNYA
 Ditinjau dari segi manfaat para ahli sepakat bahwa kombinasi levodopa dengan
karbidopa merupakan obat penyakit parkinson paling efektif
 Penelitian terbatas menyarankan bahwa pemberian seligirin pada awal penyakit,
menunda progresivitas penyakit dan dengan demikian menunda pengobatan
dengan levodopa /karbidopa, dari data yang ada saat ini anjuran tersebut dapat
dipertanggumg jawabkan secara medis, karena dengandosis yang dianjurkan
maka efek samping nya sangat ringan / tidak ada
 Selain seligilin ada 3 jenis obat yanag dapat diberikan sebelum
atau bersama levodopa / karbidopa yaitu; Dopamin agonis, amantadin,
dan antikolinergik
PELEMAS OTOT YANG BEKERJA SENTRAL LAINNYA
 Pelemas otot yang bekerja sentral yang bekerja di SSP, obat ini dikatakan selektif untuk
menimbulkan relaksasi otot pada reumatoid, spondilitis,bursitis dan arthritis
 Dalam kelompok ini dikenal : mefenesin, metokarbamol, stiramat, klorzoksazon,
karisoprodol, metaksalon, mefenoksalon dan obat generasi baru yaitu baklofen
MEFENISIN
 Mefenisin dikenal sejak 1945 dan merelaksasi otot rangka sebelum menyebabkan hilangnya
kesadaran
 Absorpsi mefenesin melalui saluran cerna baik, tetapi karena mefenesin bersifat iritatif
tidak mungkindiberikan dalam dosis besar
 Efek toksik jarang tejadi, efek samping yang sangat mengganggu
nistagmus, diplopia, rasa lemah, lelah dan gangguan
koordinasi otot
PELEMAS OTOT YANG BEKERJA SENTRAL LAINNYA
 Pemberian oral mefenesin menyebabkan anoreksia, mual, muntah dan gangguan
menelan
 Pemberian IV dapat menyebabkan sinkop, flebotrombosis, dan hemolisis
intravaskular
 Dosis mefenesin 1-3g diberikan 3-5 kali sehari secara oral atau 0,5-1g secara IV
 Mefenesin Karbamat adalah sediaan mefenesin yang masa kerjanya lebih
panjang karena absopsi dan biotransformasinya lebih lambat, obat ini diberikan
per oral 250- 750 mg, 3-4 kali sehari
1. KLORZOKSAZON Obat ini efektif mengurangi gejala nyeri akut otot rangka PELEM
bila diberikan bersamaan dengan istirahat , terapi fisik dan tindakan
lainnya
 Obat ini diduga dapat menyebabkan gangguan fungsi hati berupa ikterus, gejala
efek lainnya, adalah sakit kepala, gangguan sistem cerna dan reaksi alergi
 Dosis dewasa 250-750 mg diberikan 3 kali sehari

2. KARISOPRODOL adalah derivat meprobamat


 Efek samping yang sering dijumpai , kantuk, efek lemas otot yang bekerja
sentral lainnya
 Dosis dewasa 350mg, empat kali sehari
 Dosis anak 25mg/kg BB per hari dibagi dalam empat dosis
PELEMAS OT
3. METAKSALON Obat ini berguna menghilangkan spasme otot lokal
 Dapat menyebabkan mual,kantuk dan pusing, sebaiknya tidak diberikan pada pasien penyakit hati
karena dapat menyebabkan faal hati
 Dosis dewasa 800mg tiga kali sehari
4. MEFENOKSALON Digunakan sebagai pelemas otot dan antiansietas
 Dosis 400mg tiga – empat kali sehari
5. BAKLOFEN
 Mekanisme Kerja : Obat ini merupakan agonis reseptor GABA-ergik,
Tidak berefek langsung pada sambungan saraf otot, tetapi
mengurangi transmisi monosinaptik maupun polisinaptik
pada reseptor GABA-B
 Indikasi baklofen mengatasi sebagian komponen spastisitas spinat,PELEMAS
efektifitas OTOT YANG
pada spasme sehubungan dengan multipelsklerosis kira kira 65%
 Efek samping baklofen terterima baik, reaksi berbahaya jarang terjadi, yang
paling umum dilaporkan , kantuk, lelah dan pusing terutama bila dosis tidak
diberikan secara bertahap, ataksia, mualgangguan cerna ringan, konstipasi atau
diare, imsomnia, sakit kepala, bingung, hipotensi simtomatik
 Farmakokinetik : Absorpsi oral baik, kadar pincak tercapai dalam 3jam ikatan
protein 30%, ratio kadar plasma dan otot 10;1 , Eliminasi dari otot
lambat, ekresi dari urin 70-85% dalam satu hari, baru lengkap
dalam 3 hari
 Posologi : dosis harus dimulai rendah dan ditambah secara bertahap
 Dosis dewasa 3 kali sehari 5mg
6. DIAZEPAM PELEMAS OTOT YANG BEK

 Efek antispasmodik diazepam tidak diragukan lagi tetapi sedasi dan letarginya
yang membatasi penggunaannya
 Diazepam berguna pada berbagai gangguan motor neuron atas akibat lesi
medula spinalis, walaupun tidak seefektif baklofen utk mengatasi spasme
fleksor intermiten
 Pelemas otot yang bekerja sentral bermanfaat sebagai pelemas otot STATUS TERAPEUTI
 Pemberian IV berguna untuk manipulasi ortopedik, pada trauma dan peradangan
otot
 Semua pelemas otot yang bekerja sentral menyebabkan sedasi, sebaliknya
semua obat dengan efek sedasi dan antiansietas memperlihatkan efek
relaksasiotot secara sentral
 Dari penelitian pada hewan coba diduga bahwa untuk menimbulkan efek
relaksasi otot, dosis oral 5-10 kali dosis IV, jadi relaksasi otot
tidak dapat diharapkan dengan pemberian oral yang umum digunakan
 Ketegangan otot erat berkaitan dengan psike, jadi sangat
mungkin efektifitas yang dirasaka pasien berhubungan efek sedasi
obat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai