Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI :

Penyakit parkinson adalah kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan (motor
system), terjadi karena hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin. Penyakit parkinson
berkembang secara bertahap, gejala awal dapat berupa tremor atau gemetaran ringan pada satu
tangan. Walaupun gejala parkinson yang paling utama aadalah tremor, namun dapat
juga menyebabkan kekakuan atau memperlambat gerakan.

https://www.honestdocs.id/penyakit-parkinson

Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan
memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya,
penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan
menulis.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penyakit ini memburuk secara bertahap seiring
berjalannya waktu, dan terbagi menjadi 5 tingkatan (stadium) seperti dijelaskan di bawah ini:

 Stadium 1. Pada stadium 1, gejala penyakit Parkinson tergolong ringan dan tidak
mengganggu aktivitas penderita.
 Stadium 2. Jangka waktu perkembangan penyakit Parkinson dari stadium 1 ke stadium 2
berbeda pada tiap penderita, dapat berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun. Pada
tahap ini, gejala mulai terlihat.
 Stadium 3. Penyakit Parkinson stadium 3 ditandai dengan gejala yang makin jelas
terlihat. Gerak tubuh mulai melambat, dan mulai mengganggu aktivitas penderita.
 Stadium 4. Pada tahap ini, penderita mulai kesulitan berdiri atau berjalan. Gerak tubuh
penderita akan semakin melambat, sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk
menunjang aktivitasnya.
 Stadium 5. Penyakit Parkinson stadium 5 dapat membuat penderita sulit atau bahkan
tidak bisa berdiri sama sekali. Penderita juga dapat mengalami waham (delusi) dan
halusinasi.

https://www.alodokter.com/penyakit-parkinson

ETIOLOGI :

Penyakit Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel saraf di bagian otak yang disebut substantia
nigra yang memproduksi dopamin. Dopamin ini berfungsi sebagai utusan antara bagian-bagian
otak dan sistem saraf yang membantu mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan tubuh.

Jika dopamin di otak kurang, maka akan menyebabkan gerakan tubuh menjadi lambat dan
tidak normal lalu timbullah gejala penyakit parkinson.
Penyebab rusaknya sel-sel saraf penghasil dopamin memang belum diketahui secara pasti, tapi
ada beberapa faktor risiko, antara lain sebagai berikut:

Genetik

Perubahan genetik (mutasi) dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Parkinson,
walaupun mekanismenya masih belum diketahui. Dalam keluarga sebagai akibat dari gen yang
rusak dapat diwariskan dari orang tua ke anaknya, walaupun hal ini jarang terjadi.

Baca juga: Sindrom Wolff-Parkinson-White: Penyebab, Gejala dan, Pengobatan

Faktor Lingkungan

Beberapa peneliti juga menemukan bahwa faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit
Parkinson. Menurutnya, pestisida dan herbisida yang digunakan dalam pertanian dan polusi
industri atau lalu lintas dapat menyebabkan kondisi tersebut. Hal ini masih perlu dikaji lebih
lanjut.

Usia

Penyakit Parkinson umumnya terjadi pada usia antara 50 – 70 tahun, jadi dengan bertambahnya
usia faktor risiko makin besar.

Penyebab Parkinson Lainnya

'Parkinsonisme' merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala tremor,


kekakuan otot dan lambatnya gerakan. Sedangkan Penyakit Parkinson merupakan jenis
Parkinsonisme yang paling umum.

Parkinsonisme dapat disebabkan oleh:

 Obat-obatan : Gejala parkinson mucul setelah minum obat tertentu, seperti beberapa jenis
obat antipsikotik, dan biasanya membaik setelah obat dihentikan
 Infark serebral - beberapa bagian dari otak mati akibat stroke berat

PATOFISIOLOGI

https://www.slideshare.net/gassantoxoxo/parkinson-52334698

https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/penyakit-parkinson/patofisiologi

Patofisiologi Parkinson sebagai penyakit neurodegeneratif ditandai berkurangnya dopamin yang


dihasilkan substansia nigra akibat degenerasi neuron dopaminergik.

Tanda patologi pada Parkinson yaitu :


 Degenerasi yang terjadi pada neuron dopaminergik di substantia nigra pars compacta (SNc)
 Ditemukannya agregasi protein alpha-synuclein (a-Syn) yang disebut badan Lewy (Lewy bodies)

Penurunan Neuron Dopamin pada SNc

Dopamin merupakan neurotransmiter yang dihasilkan Substantia nigra pars compacta (SNc).
Dopamin berfungsi dalam menghantarkan impuls dari SNc menuju basal ganglia. Basal ganglia
merupakan bagian otak yang berfungsi khusus dalam memperhalus dan koordinasi gerakan yang
hendak dilakukan. Penurunan jumlah dopamin menyebabkan gangguan komunikasi antara
keduanya sehingga menyebabkan gerakan yang dihasilkan kurang terkoordinasi dengan baik dan
menimbulkan gejala motorik seperti rigiditas, gangguan keseimbangan, tremor dan hilangnya
pergerakan spontan.

Sirkuit pada Basal Ganglia

Fungsi basal ganglia tidak berhenti sampai mengeksekusi suatu gerakan, namun juga dalam
proses mengingat dan mempelajarinya. Basal ganglia merupakan struktur yang terdiri dari 3
bagian:

1. Striatum: nucleus kaudatus, putamen dan nucleus akumbens


2. Globus pallidus: dibagi menjadi segmen external (GPe) dan internal (GPi)
3. Substansia nigra: dibagi menjadi pars compacta (SNc), pars reticulata (SNr), dan subthalamic
nucleus (STN)

Ketika hendak melakukan suatu gerakan, korteks serebri akan mengirimkan impuls ke basal
ganglia (tepatnya striatum) melalui jalur motorik basal ganglia–thalamocortical. Impuls
kemudian diproses dan diteruskan ke bagian output dari basal ganglia (GPi dan SNr), yang
melanjutkan impuls kembali ke thalamus, dan selanjutnya dari thalamus kembali ke korteks
serebri. Kemudian korteks serebri mengirimkan impuls ke batang otak dan medula spinalis
sehingga terjadi gerakan.

Pemrosesan impuls dari striatum menuju GPi / SNr, memiliki dua jalur pada basal ganglia yaitu
jalur direk dan indirek.

Jalur Direk

Jalur direk merupakan kumpulan neuron yang mengandung reseptor D1. Dopamin yang
berikatan dengan reseptor D1 akan menyebabkan eksitasi neuron gabanergik di striatum yang
menuju ke GPi dan SNr, sehingga menginhibisi GPi dan SNr dan thalamus dapat melanjutkan
impuls kembali ke korteks serebri

Jalur Indirek

Jalur indirek merupakan kumpulan neuron yang mengandung reseptor D2. Dopamin yang
berikatan dengan reseptor D2 akan menginhibisi reseptor gabanergik di striatum menuju GPe
sehingga neuron STN dapat mengeksitasi neuron gabanergik di GPi dan SNr.
Gangguan Sirkuit pada Parkinson

Pada penyakit Parkinson, berkurangnya produksi dopamin menyebabkan tidak adanya eksitatori
dari ikatan di D1 yang menyebabkan inhibisi pada neuron gabanergik pada striatum dan
stimulasi pada neuron gabanerik GPi dan SNr. Proses ini menyebabkan jalur thalamokortikal
terhambat. Sedangkan pada jalur indirek, karena sedikit dopamin yang berikatan dengan reseptor
D2, tidak ada inhibisi pada neuron gabanergik dari striatum menuju GPe, sehingga terjadi
hiperaktivitas pada neuron dan menyebabkan inhibisi pada neuron gabanergik di GPe. Akibat
inhibisi neuron gabanergik di GPe, neuron glutaminergik di nukleus subthalamik tereksitasi,
sehingga menghasilkan glutamat yang kemudian menstimulasi neuron gabanergik di GPi / SNr,
sehingga jalur thalamokortikal semakin terhambat. [2-3,8-9]

Badan Lewy

Protein alpha-synucleiun atau yang disebut dengan Lewy Bodies/Badan Lewy banyak ditemukan
pada neuron pada pemeriksaan postmortem pasien dengan Parkinson. Tidak hanya Parkinson,
protein ini juga banyak ditemukan pada penyakit lain. Kematian sel saraf pada penyakit
Parkinson maupun dementia diduga diakibatkan oleh adanya badan Lewy. Protein ini tersebar di
banyak lokasi, antara lain juga dapat ditemukan pada daerah-daerah otak yang berperan dalam
emosi kognisi, dan lainnya, sehingga kerusakan pada daerah tersebut menyebabkan gangguan
sesuai pada lokasi kerusakannya.

Diketahui bahwa pada penyakit Parkinson ini, terdapat pola penyebaran badan Lewy yang
memberikan gambaran gejala pada stadium awal dan akhir dari penyakit ini. Pada stadium awal,
badan Lewy ditemukan pada sistem saraf otonom dan medulla. Gejala motorik disebabkan akibat
adanya badan Lewy pada substansia nigra pars compacta. Sedangkan pada stadium akhir, badan
Lewy ditemukan pada daerah korteks serebri yang diduga berkontribusi pada dementia. [2,8]

GEJALA :

Setiap orang mungkin memiliki tanda dan gejala yang berbeda satu sama lain. Pada tahapawal,
gejala bisa saja samar‐samar dan tidak terlalu jelas.

● Tangan atau jari‐jari agak bergetar adalah gejala awal.

● Otot kaku
● Gerakan melambat secara bertahap
● Kesulitan berjalan (terutama saat memulainya)
● Sulit menelan
● Masalah keseimbangan
● Sering kali kehilangan ekspresi wajah dan sulit berbicara dan menulis.
TERAPI NON FARMAKOLOGI :

Sampai saat ini, penyakit Parkinson belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun demikian, ada
beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala dan
meningkatkan kualitas hidup pasien, yaitu:

Terapi suportif
Berikut ini beberapa terapi suportif yang disarankan untuk mengatasi gejala pada pasien penyakit
Parkinson:

 Fisioterapi. Fisioterapi bertujuan untuk membantu pasien mengatasi kaku otot dan sakit pada
persendian, sehingga dapat meningkatkan kemampuan gerak dan kelenturan tubuh. Fisioterapi
juga bertujuan meningkatkan stamina dan kemampuan pasien untuk beraktivitas tanpa
bergantung kepada orang lain.
 Perubahan menu makanan. Salah satu gejala penyakit Parkinson adalah sembelit atau
konstipasi. Kondisi ini dapat diatasi dengan banyak minum air dan konsumsi makanan berserat
tinggi. Dokter juga dapat menganjurkan untuk meningkatkan asupan garam pada makanan, bila
pasien mengalami tekanan darah rendah, terutama saat bangkit berdiri.
 Terapi wicara. Penderita penyakit Parkinson cenderung mengalami kesulitan dalam berbicara,
sehingga diperlukan terapi wicara agar bisa membantu meningkatkan cara berbicara.

TERAPI FARMAKOLOGI

Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk membantu pasien mengatasi gejala yang
dialami. Obat-obat di bawah ini berfungsi meningkatkan atau mengganti dopamin dalam tubuh:

 Antikolinergik. Antikolinergik digunakan untuk membantu mengatasi tremor. Salah satu


obat antikolinergik yang dapat digunakan adalah trihexyphenidyl. Dengan generic yaitu
trihexyphenidyln HCL 2mg

Mekanisme kerja : memblok aktivitas eksitatorik yang meningkat dari sambungan antar
neuron yang bersifat kolinergik pada jalur keluaran dari ganglia basal yang secara tidak
langsung terjadi Akibat hilangnya kerja inhibitorik dopamine pada sambungan
antarneuron tersebut.

- efek samping : Efek samping dari obat antikolinergik antara lain:

1. Sensasi tidak seimbang;


2. Mulut kering, mata kering, sakit tenggorokan;
3. Kulit kering;
4. Kemerahan pada kulit;
5. Peningkatan suhu badan;
6. Merasa silau;
7. Pandangan kabur;
8. Denyut jantung meningkat, berdebar-debar;
9. Sulit buang air kecil;
10. Sulit buang air besar;
11. Gangguan pada saraf otak (jarang terjadi), seperti kejang, koma, halusinasi.

http://www.kerjanya.net/faq/5997-antikolinergik.html

 Levodopa.
Mekanisme kerja :
Obat ini diserap oleh sel saraf di dalam otak, dan diubah menjadi dopamin.
Meningkatnya kadar dopamin akan membantu mengatasi gangguan gerak tubuh.
Levodopa dapat dikombinasikan dengan carbidopa, untuk mencegah terbentuknya
dopamin di luar otak.

EFEK SAMPING :

Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Kadang levodopa bisa membuat urine, air liur,
dan keringat berwarna lebih gelap dari biasanya. Obat ini kadang juga menimbulkan sensasi rasa
pahit atau terbakar pada lidah.

Beberapa efek samping levodopa lainnya adalah:

 Pusing, sakit kepala, dan limbung.


 Mual dan muntah.
 Selera makan hilang.
 Sulit tidur.
 Mimpi buruk.
 Kesemutan pada tangan atau kaki.

Contoh obat : merek dagang LEVOPAR (kandungan levodopa Benserazide HCL, Dan
LEVOBEN (Kandungannya Levodopa 100mg dan benserazide 25mg)

 Agonis dopamin. Obat ini memiliki efek yang sama seperti levodopa, namun tidak
menghasilkan dopamin, melainkan hanya menggantikan fungsi dopamin di dalam otak.
Agonis dopamin digunakan pada tahap awal Parkinson, karena efek samping yang
ditimbulkan tidak sekuat levodopa. Contoh obat golongan agonis dopamin adalah
pramipexole, rotigotine, dan ropinirole.

Mekanisme :
Secara langsung mengaktivasi reseptor” dopamine pada saraf” posttinaptik sehingga
terjadi stimulasi reseptor” tersebut sama seperti apabila reseptor berikatan dengan
dopamine

Efek samping :
-konstipasi,mual,sakit kepala,halusinasi,tukak gastrointestinal
Contoh obat :
-sifrol (kandungan pramixole 0.25mg)
-neupro ( kandungan rotigotine transdermal system 1mg/24hours)
-Adartrel (kandungan ropinirole 0.25mg)

 Entacapone. Entacapone hanya diberikan kepada pasien penyakit Parkinson tahap lanjut.
Obat ini adalah pelengkap levodopa untuk memperpanjang efek dari levodopa.

-Efek samping :otot kedutan, mual ,perubahan mental,depresi,dyskinesia.


-contoh obat :
Stalevo(kandungan levodopa ,carbidopa,emtacapone 100/25/200mg)

Anda mungkin juga menyukai