Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR PENYAKIT PARKINSON

A. Definisi

Parkinson adalah suatu penyakit kronis yang diakibatkan oleh


kelainanneurologis progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung
jawabterhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi penipisan dopamin
dalamsubstansi nigra dan korpus stratum karena proses degenerasi. Kondisi
inimegakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya gerakan), tremor,
danrigiditas (kekakuan otot)

B. Epidemiologi

Penyakit parkinson lebih sering pada usia 60 tahun(Hickey, 1997).


Perubahan psikologis pada SSP mencakup hilangnya neuron berpigmen
danadanya badan Lewy pada substansia nigra tanpa menyebab yang
diketahui. Seiring dengan penyakit memburuk, seluruh pergerakan menjadi
semakin lamban, termasuk mengunyah, menelan dan bicara dan pasien
menjadi emobil. Diam atau emobilitas penuh akan terlihat paling sering saat
pasien mulai bergerak.

C. Etiologi

Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinsonism) tidak


diketahui. Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie.
Bagaimanapun, gejala atau parkinsonism sekunder berhubungan
denganberbagai gangguan pada sistem saraf seperti bahan bera!un, tumor
otak didalam basal ganglia, trauma cerebral, infeksi atau peradangan,
pengapuran pembuluh darah cerebral, dan induksi obat.

Dua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi


neuralpada penyakit parkinson ialah : hipotesis radikal bebas dan
hipotesisneurotoksin.

1. Hipotesis radikal bebas


Diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamin dapat merusakneuron
nigrostriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogen peroksid dan
radikal-oksi lainnya, walaupun ada mekanisme pelindung untuk
mencegah kerusakan dari stress oksidatif namun pada usia lanjut
mekanisme ini mungkin gagal.
2. Hipotesis neurotiksin
Diduga bahwa satu atau lebih macam zat neurotoksin berperan dalam
neurodegenerasi pada Parkinson sebagai contoh dikemukakan
kemampuan zat MPTP atau toksin sejenis MPTP yang secara selektif
toksik terhadap substansi nigra dan lokus seruleus dan mencetus
sindrom yang serupa dengan Parkinson pada manusia.
D. Patofisiologi

Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons


di dalam substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menghasilkan dan
menyimpan neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu
peran kritis di dalam eXtrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung
jawab untuk mengendalikan postur dan koordinasi dan pergerakan volunter.

Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan


globuspallidus. Di bawah ini adalah struktur dari nucleus yang lebih kecil,
termasuk,nucleus yang subthlamic, nukleus merah, dan substansia nigra.
Secara normal rangsangan basal ganglia mengakibatkan perbaikan dari
aktifitas motor volunter melalui keseimbangan neurotransmitters acetylcolin
dan dopamin.

Dopamine, yang mana diproduksi oleh substansia nigra, diteruskan


kepada putamen dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang
bersifat mencegah pergerakan. Acetylcholine, yang mana diproduksi
sepanjang seluruh basal ganglia, mempunyai suatu excitatory yang
mempengaruhi pergerakan. Pembusukan substansia nigra mengakibatkan
ketidakseimbangan excitatory acetylcholin dan bersifat mencegah dopamin.
Penghabisan dopamin yang relatif itu mengakibatkan dominasi oleh aktifitas
cholinergic, menimbulkan karakteristik gejala kekakuan otot, tremor, dan
bradykinesia (melambatnya gerakan).

E. Komplikasi
1. Gangguan motor
2. Kelaianan gaya berjalan
3. Dysfungsi autonomic
4. Dysarthria
5. Dysphagia
6. Dementia
7. Depression
F. Manifestasi Klinik
1. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor
biasanya bermula disatu ekstermitas atas dan kemudian melibatkan
ekstermitas bawah pada sisi yang sama, beberapa waktu kemudian sisi
lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa. Kepala,bibir dan
lidahsering tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang lanjut.
Frekuensi tremor parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit. Tremor
terutama timbul bila penderita dalam keadaan istirahat dan dapat ditekan
untuk sementara bila ekstermitas digerakan. Sering dapat dihentikan
sebentar bila diusahakan. Tremor mejadi bertambah hebat dalam keadaan
emosi dan menghilang bila tidur.
2. Rigiditas

Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstermitas atas,
dan hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila
pergelangan di fleksi dan ekstensi secara pasif dan pronasi serta supinasi
lengan bawah secara pasif. Pada stadium lanjut, rigiditas menjadi
menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila persendian-
persendian digerakan secara pasif.

Rigiditas merupakan peningkatan jawaban terhadap regangan otot


pada otot antagonis dan agonis. Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah
hilangnya gerak asosiasi lenganbila berjalan. Meningkatnya tonus otot
pada sindrom parkinson disebabkan oleh meningkatnya aktivitas neuron
motorik alfa.

3. Bradikinensia (gerakan menjadi lamban)


Pada bradikinensia, gerakan voluntar menjadi lamban dan
memulaisuatu gerakan menjadi sulit. Didapatkan berkurangnya gerak
asosiatif bila berjalan. Sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan,
lamban mengenakan pakaian, lambat mengambil suatu obyek. Ekspresi
atau mimic muka berkurang (seolah muka topeng). Bila berbicara gerak
lidah dan bibir menjadi lambat. Gerak halus sewaktu menulis atau
mengerjakan benda-benda berukuran kecil menjadi sulit dan menghilang.
Bradikinensia merupakan hasil dari gangguan integrasi pada
impulsoptik, labirin, proprioseptik, dan impuls sensorik lainnya di ganglia
basal, ini mengakibatkan berubahnya aktivitas refleks yang mempengaruhi
neuronmotorik, gamma dan alfa.
4. Migrografia

Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara
gradual menjadi kecil dan rapat.

5. Sikap parkinson

Bradikinensia mengakibatkan langkah menjadi kecil, yang khas pada


penyakit parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut, sikap penderita dalam
fleksi, kepala difleksi ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung
melengkung ke depan, dan lengan tidak melengkung bila berjalan.
6. Bicara

Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah
dan bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang
monoton dengan volume kecil, yang khas pada penyakit parkinson.

7. Disfungsi autonom

Dapat terjadi disfungsi autonom karena berkurangnya secara progresif


sel-sel neuron di ganglia simpatis. Ini mengakibatkan keringat berlebihan,
gangguan spingter terutama inkontenesia dan hipotensi ortostatik.

8. Demensia

Penderita penyakit parkinson idiopatik banyak yang menunjukkan


perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi
visuospasial merupakan defisit kognitif yang sering dilaporkan pada
penyakit parkinson. Gangguan mental ini dapat pula disertai halusinasi
visual atau auditoar dan waham.

G. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil

Tidak ada test khusus untuk mendiagnosa penyakit Parkinson. Hasil


diagnosa didasarkan pada riwayat dan pemeriksaan fisik :

- Rontgen dada : tampak s!oliosis


- Rontgen tengkorak : normal
- Computed tomography (CT) scan : normal ( dengan riwayat demensia
kronik mungkin tampak atrophy cerebral)
- Elektroccephalography : normal atau menunjukkan minimum dan atau
disorganisasi (ditandai dengan dementia dan bardikinensia, mungkin
menunjukkan moderat sampai menunjukkan tanda dan difusi
disorganisasi)
- Cineradiographic study of swallowing (menelan) : gambaran abnormal,
relaksasi yang tertahan dari otot cricopharingeal
H. Penatalaksanaan

Tujuan utama perawatan medis adalah mengatasi gejala yang timbul


dengan obat-obatan. Beberapa penatalaksanaan yang sedang dilakukan
adalah dengan neurotransplantantion dari jaringan medula ginjal, tetapi
langkah ini masih dalam tahap persiapan untuk pengembangannya.

1. Management umum

Therapi fisik : untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya


berjalanyang normal.

Ocupational therapi (therapi kerja) : untuk menolong


pasienberpartisipasi dalam kegiatan sehari hari (ADL).

Therapi suara : Untuk fasilitas komunikasi

Psychotherapi : Untuk fasilitas pasien menyesuaikan diri se!ara


alamiahdengan penyakit yang kronis.

2. Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologi kompleks dan
memerlukan pengetahuan tentang itu dan pengalaman dari seorang
dokter berkwalitas.
Beberapa jenis obat dapat mengurangi gejala penyakit Parkinson :
anticholenergi!s, obat anti alergi, obat dopaminergic, dan dopamine
agonists. Sebab efek samping dari beberapa obat dapat
membahayakan, Pemberian obat harus diatur dengan teliti.

Anticholinergics : (menghalangi efek acetylcholine di dalam CNS;


berpengaruh atas terjadinya tremor dan kekakuan otot tetapi sering
efeknya sedikit di dalam mengendalikan bradykinensia dan masalah
keseimbangan) Trihecyphenidyl HCL (artane) cycrimine (pagitine)
procyklidine (kemadrin) hiperiden (akineton) benstopine mesyiate (
kogentin).
Antihistamin : (mungkin digunakan untuk tambahan dengan
anticholinergic mungkin digunakan kombinasi dengan obat yang lebih
kuat) diphenhidramine (benadryl) orphenadrine ( disipal).

Antiviral : (Amantadine-accidentally ditemukan mempunyai efek anti


parkinsonism, tindakan atau mekanisme tepat adalah kontroversi
pokok, efek cenderung untuk berkurang dalam beberapa bulan,
mungkin digunakan kombinasi dengan obat lain; Amantadine HCL
(symmetrel).

Tricyclic Antidepressants : (efektif dalam mengatasi gejala


parkinsonian seperti halnya gejala berhubungan dengan depresi,
obat ini menghalangi pengambilan kembali dopamine dan
mempunyai kandungan anticholinergic, sering digunakan
dikombinasi dengan obat lain) imipramine (Tofranil) Amitriptyline
(Elavil).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a) Anamnesa :

- Umur

- Jenis kelamin

- Pekerjaan

b) Keluhan Utama

Kelemahan, lupa ingatan, tidak mampu mengingat peristiwa dengan


lengkap, depresi, gangguan menelan, kehilangan BB , kegagalan otot
cricopharingeal untuk relaksasi.

c) Riwayat Penyakit Sekarang

Kelemahan, lupa ingatan, tidak mampu mengingat peristiwa dengan


lengkap, depresi, gangguan menelan, kehilangan BB , kegagalan otot
cricopharingeal untuk relaksasi.

d) Riwayat Penyakit Dahulu

Tremor, kaku otot, perubahan postur, perubahanautonom, perubahan


sekunder lain, gangguan psikologis.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hambatan mobilitas fisik b.d perubahan gaya berjalan dan kekakuan dalam
aktifitas

b. Deficit perawatan diri b.d kelemahan

c. Gangguan komunikasi verbal b.d penurunan kognitif dan persepsi


3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Ketidakseimbangan NOC NIC 1. Meminimalisir
nutrisi kurang dari - Nutritional Nutritional terjadinya
kebutuhan tubuh. Status : Food Management alergi.
and Fluid Intake 1. Kaji adanya aleri 2. Memberikan
- Nutritional makanan diet yang tepat
Status : Nutrient 2. Kolaborasi untuk pasien.
Intake. dengan ahli gizi 3. Asupan Fe yang
- Weight Control. untuk cukup dapat
Kriteria Hasil : menentukan membantu
- Adanya jumlah kalori mencegah
peningkatan dan nutrisi yang anemia..
berat badan dibutuhkan 4. Protein dan
sesuai dengan pasien. vitamin dapat
tujuan. 3. Anjurkan pasien meningkatkan
- Mampu untuk masa otot serta
mengidentifikasi meningkatkan kekebalan
kebutuhan intake Fe. tubuh agar tetap
nutrisi. 4. Anjurkan pasien menjadi sehat.
- Tidak ada tanda untuk 5. Edukasi kepada
malnutrisi. meningkatkan pasien agar
- Menunjukkan protein dan keluarga dan
peningkatan vitamin. pasie mengerti
fungsi 5. Berikan dan faham
pengecapan informasi tentang
dan menelan. tentang pentingnya
meningkatkan
- Tidak terjadi kebutuhan nutrisi bagi
penurunan berat nutrisi tubuh.
badan yang 6. Kaji kemampuan 6. Mengidentifikasi
berarti. pasien untuk atau mencari
mendapatkan tahu apakah
nutrisi yang pasien ada
dibutuhkan. nyeri dalam
Nutrition Monitoring menelan atau
7. Monitor adanya masalah lain
penurunan BB dalam proses
8. Monitor makan.
lingkungan 7. Mengantisipasi
selama makan. terjadinya
9. Monitor malnutrisi.
interaksi 8. Lingkungan
dengan orang yang nyaman
terdekat selama dapat
makan. meningkatkan
10. Jadwalkan nafsu makan
tindakan dan pasien.
pengobatan, 9. Dukungan
tidak selama orang terdekat
makan. yang cukup baik
11. Monitor turgor dapat
kulit. meningkatkan
12. Monitor mual nafsu makan
dan muntah. pasien.
13. Monitor pucat 10. Menjaga nafsu
dan kekeringan makan pasien
jaringan dalam keadaan
konjungtiva. baik tanpa
adanya
gangguan
secara tiba-tiba.
11. Turgor kulit
dapat
memberikan
tanda adanya
keucukupan gizi
ataupun kurang
gizi.
12. Menentukan
tindakan yang
dapat
mengurangi
mual dan
muntah.
13. Pucat dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
memberikan
tanda bahwa
pasien
mengalami
malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Kemp Charles.2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran


ECG. Jakarta.

Prince & Ailson Lorraine. 2005: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.

Saputra Lindon. 2009 : Kapita Salekta Kedokteran Klinik Edisi Terbaru.


Binarupa Aksara.

Nanda Internasional. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi. Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Pathway

Ketidak seimbangan Berkurangnya dopamine


Lesi di ganglio basal
aktivitas gamma dan di substansi nigra dan
dan batang otak
alfa, penurunan alfa, korpus striatum karena
dan peningkatan alfa proses degenerasi

Kelainan system
motorik

Piramidal Ekstra Piramidal Cerebral Neuromuskuler

Rigiditas Tremor Bradikinensia Instabilitas postur

Kerusakan - Kurang perawatan - Kerusakan Konstipasi


mobilitas diri komunikasi
fisik - Perubahan nutrisi verbal
kurang dari - Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh koping

Anda mungkin juga menyukai