DI KOTA MEDAN
Disusun oleh:
4.Trerswi Doloksaribu
TA.2022/2023
A. Konsep Dasar penyakit parkinson
1. Pengertian
Parkinson merupakan dua dari gangguan neurodegeneratif tersering di Indonesia
setelah penyakit alzheimer (Noviani, Gunarto, & Setyono, 2010). Penyakit parkinson
biasanya dialami oleh seseorang pada usia diantara 40-70 tahun. Penyakit tersebut
ditandai dengan adanya gangguan motorik, seperti tremor, gangguan bicara maupun
kekakuan otot (Gunawan, Dalhar, & Kurniawan, 2017).
Penyakit parkinson ini terjadi karena ada kelainan fungsi otak yang secara patologik
ditandai dengan degenerasi sel-sel saraf dalam otak, yang disebut ganglia basal, hilangnya
regmentasi di bagian substansia nigra, adanya inklusi sitoplasmik yang di sebut lewy
bodies, serta adanya penurunan dopamin dan korpus striatum. Zat dopamin merupakan
zat yang mengantarkan ke saraf motorik (Tarukbua, Tumewah, & Sampoerno, 2016).
Penyakit parkinson merupakan penyakit yang telah memenuhi 80% dari parkinsonism
(Tan, et al., 2007)
Umumnya penyakit ini terjadi di usia lansia, tetapi penyakit ini telah menyerang
sekitar 250 orang diatas usia 40 tahun (Antara, 2015). Hal ini diperkirakan akan terus
meningkat oleh beberapa ahli. Parkinson telah menyerang 1% dari populasi di dunia,
sedangkan di Indonesia penyakit parkinson telah menyerang 876.665 orang (Noviani,
Gunarto, & Setyono, 2010). Prevalensi penyakit parkinson lebih banyak terjadi pada pria
dibanding wanita yaitu 3:2. Menopause bisa menjadi salah satu faktor wanita menderita
parkinson (Tan, et al., 2007). Kasus kematian yang terjadi akibat penyakit parkinson
menempati urutan ke- 5 di Asia, dan ke-12 di dunia (Noviani, Gunarto, & Setyono, 2010).
2.Epidemiologi
3.Etiologi
Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinsonism) tidak diketahui. Dalam
banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie. Bagaimanapun, gejala atau
parkinsonism sekunder berhubungan dengan berbagai gangguan pada sistem saraf
seperti bahan beracun, tumor otak di dalam basal ganglia, trauma cerebral,
infeksi/peradangan, pengapuran pembuluh darah cerebral, dan induksi obat.
Dua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi neural pada
penyakit parkinson ialah : hipotesis radikal bebas dan hipotesis neurotoksin.
1.Hipotesis radikal bebas Diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamin dapat
merusak neuron nigrostriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogen
peroksid dan radikal-oksi lainnya, walaupun ada mekanisme pelindung untuk
mencegah kerusakan dari stres oksidatif, namun pada usia lanjut mungkin
mekanisme ini gagal.
2.Hipotesis neurotoksinDiduga bahwa satu atau lebih macam zat neurotoksin
berperan dalam proses neurodegenerasi pada parkinson,n sebagai contoh
dikemukakan kemampuan zat MPTP (1-methyl-4phenyl-1,2,3,6-
tetrahydropyridine) atau toksin sejenis MPTP yang secara selektif toksik terhadap
substansi nigra dan lokus seruleus dan mencetus sindrom yang serupa dengan
parkinson pada manusia.
4. Patofisiologi
Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons di
dalam substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menhasilkan dan
menyimpan neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran
kritis di dalam extrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung jawab untuk
mengendalikan postur dan koordinasi dan pergerakan volunter.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus
pallidus. Di bawah ini adalah strukturdari nucleus yang Lebih kecil, termasuk,
nucleus yang subthlamic, nukleus merah, dan substansia nigra. Secara normal
rangsangan basal ganglia mengakibatkan perbaikan dari aktivitas motor volunter
melalui keseimbangan neurotransmitters acetylcolin dan dopamin.
Dopamine, yang mana diproduksi oleh substansia nigra, diteruskan kepada
putamen dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang bersifat
mencegah pergerakan. Acetylcholine, yang mana diproduksi sepanjang seluruh
basal ganglia, mempunyai suatu excitatory yang mempengaruhi pergerakan.
Pembusukan substansia nigra mengakibatkan ketidak seimbangan excitatory
acetylcholin dan bersifat mencegah dopamin. Penghabisan dopamin yang relatif
itu mengakibatkan dominasi oleh aktivitas cholinergic, menimbulkan karakteristik
gejala kekakuan otot, tremor, dan bradykinesia (melambatnya gerakan).
PATHWAY
Kelaianan sistem
Motorik
5.Komplikasi
Gangguan motor
Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
Dysfungsi Autonomic
Dysarthria
Dysphagia
Dementia
Depression
6.Gejala Klinik
a. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor
biasanya bermula disatu ekstermitas atas dan kemudian melibatkan
ekstermitas bawah pada sisi yang sama, beberapa waktu kemudian sisi
lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa. Kepala,bibir dan lidah sering
tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang lanjut. Frekuensi tremor
parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit. Tremor terutama timbul bila
penderita dalam keadaan istirahat dan dapat ditekan untuk sementara bila
ekstermitas digerakan. Sering dapat dihentikan sebentar bila diusahakan.
Tremor nebjadi bertambah hebat dalam keadaan emosi dan menghilang bila
tidur.
b. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstermitas atas, dan
hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan di
fleksi dan ekstensi secara pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah
secara pasif. Pada stadium lanjut, rigiditas menjadi menyeluruh dan berat
sehingga memberikan tahanan bila persendian-persendian digerakan secara
pasif.
Rigiditas merupakan peningkatan jawaban terhadap regangan otot pada
otot antagonis dan agonis.
Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi lengan bila
berjalan.
Meningkatnya tonus otot pada sindrom parkinson disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas neuron motorik alfa.
c. Bradikinensia (gerakan menjadi lamban)
Pada bradikinensia, gerakan voluntar menjadi lamban dan memulai suatu
gerakan menjadi sulit. Didapatkan berkurangnya gerak asosiatif bila berjalan.
Sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lamban mengenakan
pakaian, lambat mengambil suatu obyek. Ekspresi atau mimik muka
berkurang (seolah muka topeng). Bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi
lambat. Gerak halus sewaktu menulis atau mengerjakan benda-benda
berukuran kecil menjadi sulit dan menghilang.
Bradikinensia merupakan hasil dari gangguan integrasi pada impuls optik,
labirin, proprioseptik, dan impuls sensorik lainnya di ganglia basal, ini
mengakibatkan berubahnya aktivitas refleks yang mempengaruhi neuron
motorik, gamma dan alfa
d. Migrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara
gradual menjadi kecil dan rapat.
e. Sikap parkinson
Bradikinensia mengakibatkan langkah menjadi kecil, yang khas pada penyakit
parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut, sikap penderita dalam fleksi,
kepala difleksi ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung
ke depan, dan lengan tidak melengkung bila berjalan
f. Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah
dan bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton
dengan volume kecil, yang khas pada penyakit parkinson.
g. Disfungsi autonom
Dapat terjadi disfungsi autonom karena berkurangnya secara progresif
sel-sel neuron di ganglia simpatis. Ini mengakibatkan keringat berlebihan,
gangguan spingter terutama inkontenesia dan hipotensi ortostatik.
h. Demensia
Penderita penyakit parkinson idiopatik banyak yang menunjukkan perubahan
status mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi visuospasial
merupakan defisit kognitif yang sering dilaporkan pada penyakit parkinson.
Gangguan mental ini dapat pula disertai halusinasi visual atau auditoar dan
waham
7.Pemeriksaan penunjang
Menurut tarwoto,2013
1.EKG (terjadi perlambatan yang progresif)
CT Scan kepala(terjadi atropi kortikal difu,sulki melebar,hidrisefalua eks vakuo.
8.Penatalaksanaan
Tujuan utama perawatan medis adalah mengatasi gejala yang timbul dengan obat-
obatan. Beberapa penatalaksanaan yang sedang dilakukan adalah dengan
neurotransplantantion dari jaringan medula ginjal, tetapi langkah ini masih dalam tahap
persiapan untuk pengembangannya.
1.Management Umum
Therapi fisik : untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya berjalan yang
normal.
Ocupational therapi (therapi kerja : Untuk menolong pasien berpartisipasi dalam
kegiatan sehari hari (ADL).
2.Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologic kompleks dan memerlukan pengetahuan
tentang itu dan pengalaman dari seorang dokter berkwalitas. Beberapa jenis obat dapat
mengurangi gejala penyakit parkinson; anticholenergics, obat anti alergi, obat
dopaminergic, dan dopamine agonists. Sebab efek samping dari beberapa obat dapat
membahayakan, Pemberian obat harus diatur dengan teliti.
A.Pengkajian umum
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan tindakan keperawatan.keberhasilan keperawatn sangat tergantung
kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian.tahap pengkajian ini terdiei
dari 4 komponen antara lain pengelompokan data,analisis data,perumusan
diagnose keperawatan.
Identitas meliputi:Nama,umur(lebih sering pada kelompok usia lanjut,pada usua
50 an dan 60an),jenis kelamin (lebih banyak pada laki-
laki)pendidikan,alamat,pekerjaan,agama,suku bangsa,tanggal dan jam MRS,no
registrasi,dan diagnose medis.
1.Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah gangguan gerakan,kaku otot dan hilangnya refleks postural
5.Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku,perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
6.pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian meknisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon klien
terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga
dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,baik
dalam keluarga ataupun dalam masyakarat.
7.pemeriksaan fisik
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami penurunan
kesadaran.adanya perubhana pada tanda-tanda vital,meliputi
brakardia,hipotensi,dan penurunan frekuensi pernafasan.
B.Pengkajian khusus
1.pola sensori dan kognitif
Klien mengalami kebingungan,ketidakmampuan berkonsentrasi,kehilangan minat
dan motivasi,mudah lupa,gagal dalam melaksankan tugas,cepat
marah,disorientasi.untuk mengalami status mental klien dapat dilakukan
pengkajian menggunakan table mental short portable mental status quesionera)
No Pertanyaan jawaban Score
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor telp anda?
5 Dimana alamat anda?
6 Berapa umur anda?
7 Kapan anda lahir?
8 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
9 Siapa presiden sebelumnya?
10 Siapa nama kecil ibu anda?
Penilaian SPMSQ
1.kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2.kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
3.kesalahan 5-7 fungsi intelektual sedang
4.kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat
2.pola aktivitas
Klien mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari karena
penurunan minat.pengkajian kemampuan klien dalam memenuhi kebiasaan aktivitas
sehari-hari dapat menggunakan indeks KATZ
skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan,kontinen,berpindah,ke kamar
kecil,berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali satu dari
fungdi tersebut
C Kemadirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali,mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemadirian dalam semua aktivitas sehari-hari
kecuali,mandi,berpakaian,berpindah dan satu fungsi tambahan
E Kemadirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali,mandi,berpakaian,
Ke kamar kecil dan satu tambahan
F Kemadirian dalam semua aktivitas sehari-hari kecuali,mandi,berpakaian dan
satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
4.Personal Hygine
Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pola personal hygine klien dapat dilakukan
dengan pengkajian Bathel Index.
1= Butuh bantuan
memotong,mengoles
mentega,dll
2= Mandiri
2= Mandiri
3 Perawatan diri 0= Tergantung orang
lain
1= Mandiri
4 Berpakaian 0= Tergantung orang
lain
1= Mandiri
5 BAK/BAB 0= Inkontinensia/tidak
teratur atau perlu
enema
1= Kadang
inkontinensia
Interpretasi hasil
1.20:mandiri
2.12-19:ketergantungan ringan
3.9-11: ketergantungan sedang
4.5-8:ketergantungan berat
5.0-4:ketergantungan total
C.Diagnosa Keperawatan
1.Hambatan mobilitas fisik yang berhungan dengan kekakuan dan kelemahan
otot(Edisi jilid 1 NANDA NIC NOC Hal 283)
2.Depisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan
neuromuscular,menurunnya kekuatan,kehilangan control otot/koordinasi(NANDA Hal
258)
3.Gangguan eliminasi alvi(konstipasi)yang berhubngan dengan medikasi dan
penurunan aktivitas(NANDA Hal 294)
D.Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi
E.Implementasi keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.Tahap pelaksaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan.tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit,pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping.terdapat 3 tahan dalam tindakan keperawatan,yaitu
persiapan,perencanaan dan dokumentasi (Nursalam 2009)
Kegiatan implementasi pada klien dengan parkinson adalah membantunya
mencapai kebutuhan dasar seperti;
1.Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru
atau memantau status masalah yang tepat.
2.Melakukan pennyuluhan untuk membantu klien memperoleh pengetahuan
baru mengenai kesehatan mereka sendiri atau penata laksanaan
pennyimpanan.
3.Membantu klien membuat keputusan tentang perawatan kesehatan dirinya
sendiri.
4.Konsultasi dan rujuk pada profesional perawatan kesehatan lainnya untuk
memperoleh arahan yang tepat.
5.Memberikan tindakan keperawatan spesifik untuk
menghilangkan,mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan.
6.Membantu klien untuk melaksanakan aktivitas mereka sendiri.
F.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil
dicapai.Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan.Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan,sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam 2009)
Evaluasi dapat dibagi dua,yaitu evaluasi hasil atau formatif
dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan,evaluasi hasil sumatif
dilakukan dengan membandingkan respons klien pada tujuan khusus dan
umum yang telah ditemukan.
Problem-Intervention-Evaluation adalah suatu singkatan masala,intervensi dan
evalusi.Sistem pendokumentasi PIE adalah suatu pendekatan orientasi-proses
pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan
diagnosa keperawatan (Nursalam 2009)
Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk
diikuti pelaksanaan pengkajian sistem tubuh setiap hari setiap pergantian jag (
8 jam ),data masalah hanya dipergunakn untuk asuhan keperawatan klien
jangka waktu yang lama dengan masalah yang yang kronis,Intervesi yang
dilaksanakan dan rutin dicatat dalam catatan perkembangan digunakan untuk
pencatatan nomor Intervesi keperawatan yang spesifik berhungan dengan
masalah,intervensi langsung terhadap pennyelesaian masalah ditandai
dengan intervensi dan nomor masalah klien,keadaan klien sebagai pengaruh
dari intervensi diidentifikasi dengan tanda evaluasi dan nomor masalah
klien,setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam
(2009;208)
3.Riwayat Pekerjaan
Status Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Pekerjaan Sebelumnya :Petani
Sumber pendapatan : Mengharapkan sumber pendapatan dari anak Tn.Y
4.Sistem pelayanan kesehatan yang digunakan
Dokter/Perawat :Dokter dan perawat
Rumah sakit /Puskesmas :Puskesmas
Pelayanan kesehatan di rumah : Tidak ada
5.Kebiasaan Spiritul
Menurut klien setiap hari klien sholat 5 waktu sendiri di rumah
6.Status kesehatan
Keluhan : susah BAB, Pusing-pusing
Provokatif : Menurut klien pusingnya karena di pengaruhi oleh pennyakitnya
Qualitatif : Menurut klien nyerinya tidak ada hanya pusing
Region : Menurut klien terasa di seluruh kepala
Severity/scala :Hasil demonstrasi nyeri 1 sampai 10,menurut klien nyerinya
5,yaitu nyeri sedang
Timming :Waktunya menurut klien tidak menentu biasanya timbulnya
setiap hari
Pengetahuan tentang pennyakit saat ini : Parkinson
7. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah di alami : Tidak ada
Status kesehatan setahun yang lalu : Tidak ada
Riwayat perawatan : Tidak ada
Riwayat operasi : Riwayat operasi
Riwayat alergi : Tidak ada
8.Obat-obatan
Nama obat : Levodopa
Dosis : 50 Mg
Bagaimana/kapan mengkomsumsinya : 1 kali sehari
9.Masalah yang berkaitan dengan komsumsi obat
Efek samping : Tidak ada
Cara memperoleh obat : Menurut klien,klien mendapatkan obat
dari dokter yang pernah klien datangi
10.Kebutuhan dasar pola kebiasaan sehari-hari
a.makan :3x/hari makan seperti biasa tidak ada
pantangan makanan
b. Minum :3x/hari minum teh pada saat pagi
hari menggunakan gula tropica
c. naslim
d .Tidur : Tidur siang ,biasanya klien tidur
jam 9 sampai jam 10 pagi.
e. tidur malam jam 9 malam sampai jam 4 subuh,kesulitan tidur,saat waktu tidur
malam klien sering bangun malam untuk BAK
f .Eliminasi fekal/bab : Sulit BAB,waktu,1x/5hari,konsistensi
warna kuning
g. Kecoklatan,penggunaan obat pencagar,Dulcolax, bau khas
h. Eliminasi urine/bak : 3-4/hari,kejernihan warna kuning,bau
amonial, tidak ada penggunaan alat bantu
i. Personal Hygiene : Kebiasaan mandi 2x/hari,mencuci
rambut pada saat mandi,kerapihan penampilan terlihat rapi
11. Tinjauan sytem
a. Keadaan umum : Compos mentis
b. Tanda-tanda vital : TD 120/70 mmhg N : 73x/m P : 18x/m
S :37 ,2 c