PENYAKIT PARKINSON
DISUSUN OLEH :
FERONIKA OHODUAN
NPM : 21.62.049
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diderita manusia. Penyakit Parkinson secara patologis ditandai oleh degenerasi sel-sel
saraf dalam otak yang disebut ganglia basalis, hilangnya pigmentasi di substansia nigra,
adanya inklusi sitoplasmik yang disebut Lewy bodies, serta penurunan dopamin di
Penyakit Parkinson menyerang jutaan penduduk di dunia atau sekitar 1% dari total
populasi dunia. Penyakit tersebut menyerang penduduk dari berbagai etnis dan status
dengan total kasus kematian akibat penyakit Parkinson di Indonesia menempati peringkat
ke-12 di dunia atau peringkat ke-5 di Asia dengan prevalensi mencapai 1100 kematian
gangguan kognitif dan tingkah laku, demensia, penurunan daya ingat, kelemahan otot,
katalepsi (gerakan jadi lambat dan kaku) dan tremor. Penderita penyakit Parkinson juga
akan mengalami tremor, yaitu suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali
Pengobatan penyakit parkinson saat ini umumnya bertujuan untuk mengurangi gejala
motorik maupun non motorik seperti depresi dan penurunan kognitif dan memperlambat
progresivitas penyakit.
2
Peran utama fisioterapis sebagai bagian dari tim multidisiplin adalah untuk
(berpindah tempat), perbaikan postur dan fungsi ekstremitas atas maupun bawah,
keseimbangan dan kapasitas fisik serta aktivitas. Fisioterapis juga dapat menggunakan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Penyakit Parkinson
1. Definisi
penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung
pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Inggris yang bernama James
ganguan pergerakan .
Akan tetapi mengingat umur harapan hidup makin lama dan makin tinggi yaitu
penduduk usia lanjut sebesar 41,4%. Maka dapat diperkirakan sekitar tahun 2015
– 2020 angka harapan hidup orang Indonesia selama hidupnya mencapai 70 tahun
total jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Total kasus kematian akibat penyakit
2. Patofisiologi
Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin yang masif akibat
4
dopaminergik substansia nigra merupakan 8 faktor dasar munculnya penyakit
3. Etiologi
yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan tersebut termasuk
paparan timbal, besi, tembaga, paparan pestisida, hal-hal tersebut dapat menjadi
4. Manifestasi Klinis
Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala yang non spesifik, yang
didapat dari anamnesis yaitu kelemahan umum, kekakuan pada otot, pegal-pegal
sensorik (parestesia), dan gejala psikiatrik (ansietas atau depresi). Gambaran klinis
a. Tremor
pada satu tangan kemudian meluas pada tungkai sisi yang sama. Kemudian
sisi yang lain juga akan turut terkena. Kepala, bibir dan lidah sering tidak
terlihat, kecuali pada stadium lanjut. Frekuensi tremor berkisar antara 4-7
gerakan per detik dan terutama timbul pada keadaan istirahat dan berkurang
5
bila ekstremitas digerakan. Tremor akan bertambah pada keadaan emosi dan
b. Rigiditas
Pada permulaan rigiditas terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
digerakan secara pasif. Rigiditas timbul sebagai reaksi terhadap regangan pada
otot agonis dan antagonis. Salah satu gejala dini akibat rigiditas ialah hilang
c. Bradikinesia
Gerakan volunter menjadi lambat dan memulai suatu gerakan menjadi sulit.
Ekspresi muka atau gerakan mimik wajah berkurang (muka topeng). Gerakan-
gerakan otomatis yang terjadi tanpa disadari waktu duduk juga menjadi sangat
kurang. Bicara menjadi lambat dan monoton dan volume suara berkurang
(hipofonia).
awal stadium penyakit Parkinson gejala ini belum ada. Hanya 37% penderita
ini. Keadaan ini disebabkan kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan
labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia
6
e. Wajah Parkinson
muka serta mimik. Muka menjadi seperti topeng, kedipan mata berkurang,
disamping itu kulit muka seperti berminyak dan ludah sering keluar dari mulut.
f. Sikap Parkinson
Parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut sikap penderita dalam posisi kepala
g. Bicara
Rigiditas dan bradikinesia otot pernafasan, pita suara, otot faring, lidah dan
dengan volume yang kecil dan khas pada penyakit Parkinson. Pada beberapa
h. Disfungsi otonom
mengatur fungsi otonom, seperti nukleus vagus dorsal, nukleus ambigus dan
7
pusat medullary lainnya seperti medulla ventrolateral, rostral medulla, medulla
i. Demensia
mungkin baru akan terlihat pada stadium lanjut, namun pasien penyakit
fungsi eksekutif pada stadium awal. Gangguan fungsi kognitif pada penyakit
j. Depresi
Sekitar 40% penderita penyakit Parkinson terdapat gejala depresi. Hal ini
dikucilkan. Hal ini disebabkan keadaan depresi yang sifatnya endogen. Secara
anatomi keadaan ini dapat dijelaskan bahwa pada penderita Parkinson terjadi
8
5. Faktor Risiko
a) Usia
Gejala penyakit Parkinson sekitar 5-10% pada awalnya muncul sebelum usia
sehingga usia merupakan salah satu faktor resiko penting terserang penyakit
Parkinson.
b) Onset
penyakit late onset. Disebut penyakit early onset jika tanda dan gejala dimulai
sebelum usia 50 tahun. Kasus early onset yang dimulai sebelum usia 20
harapan hidup, jumlah orang dengan penyakit ini diperkirakan akan meningkat
c) Jenis Kelamin
sehingga jenis kelamin juga dapat menjadi salah satu faktor predisposisi
penyakit Parkinson.
d) Trauma Kepala
Trauma kepala yang berat dan berulang dapat meningkatkan resiko kerusakan
pada sel-sel neuron atau kerusakan pada bagian subtantia nigra yang
trauma kepala menjadi salah satu faktor resiko terserang penyakit Parkinson.
9
B. Pemeriksaan Fisioterapi pada Penyakit Parkinson
melalui penilaian kinerja dari aktivitas fungsional (seperti duduk, berdiri, berpindah
kegiatan keseharian. Berg balance scaleterdiri dari 14 perintah dengan setiap item
terdiri dari lima point yang dinilai menggunakan skala ordinal dari 0 – 4, dengan 0
mengindikasikan level fungsi yang lebih rendah dan 4 level fungsi yang lebih tinggi.
penggunaan kursi roda), 21 – 40 (risiko terjatuh sedang, butuh alat bantu jalan), 41 –
2. MMSE
Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan tes yang dapat dilakukan
dalam sepuluh menit dan paling sering digunakan untuk menilai penyakit dengan
penurunan kognitif, terutama demensia walau pun banyak tes lain yang menawarkan
spesifisitas dan sensitifitas yang lebih tinggi. Nilai skor total tes yang diberikan adalah
tiga puluh dan dibagi menjadi lima segmen, yaitu orientasi (tempat dan waktu),
regristrasi, atensi dan menghitung, memori jangka pendek, bahasa dan kemampuan
probable gangguan kognitif dan 24 sebagai nilai terendah yang masih dianggap
normal.
10
Bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk atau berdiri. Dengan posisi
abduksi dan ektensi secara komplit, mintalah pada pasien untuk menyentuh ujung
hidungnya sendiri dengan ujung jari telunjuknya. Mula-mula dengan gerakan perlahan
kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan mata terbuka dan tertutup.
Serupa dengan finger to nose test, tetapi setelah menyentuh hidungnya, pasien
diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dan kembali menyentuh ujung hidungnya.
Jari pemeriksa dapat diubah-ubah baik dalam jarak maupun bidang gerakan.
untuk menggerakkan kedua ujung jari telunjuknya saling bertemu tepat ditengah-
11
FORMULIR PEMERIKSAAN FISIOTERAPI NEUROMUSKULER
IDENTITAS KLIEN
Alamat : - Pekerjaan : -
PEMERIKSAAN :
12
Riwayat Sosial: Kemampuan Sebelumnya:
Pasien hanya tinggal bersama dengan Pasien mampu melakukan Activity Daily Living
suaminya, sedangkan anak-anaknya sudah secara mandiri
berumah tangga semua dan tinggal jauh dari
pasien.
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan MRI: didapati hilangnya normal swallow tail appearance pada substansia nigra.
Pemeriksaan Fisioterapi
Observasi
Ny. S datang ke poli fisioterapi diantar oleh suaminya,
berjalan tanpa alat bantu namun langkahnya kecil-kecil
dan ketika berjalan tampak kurang seimbang. Postur
tubuh cenderung membungkuk dengan punggung
kifosis.
Statis
Dinamis
Tandai Bagian Tubuh yang mengalami
Ketika berjalan tampak langkah pasien kecil-kecil
masalah
Ketika berjalan tidak tampak gerakan
mengayun pada lengan
Keseimbangan saat berjalan kurang adekuat
Pasien kesulitan menghentikan langkahnya
Hipotesis: (dugaan fisioterapis dari masalah fisioterapi yang ditemukan dalam pemeriksaan)
1. Adanya gangguan keseimbangan berjalan
2. Adanya gangguan postur kifosis dan forward head
3. Adanya tremor pada kedua tangan
13
4. Adanya gangguan koordinasi
5. Adanya spasme otot pectoralis dan upper trapezius
6. Adanya kekakuan/stiffness pada jari-jari tangan
Analisis Gerak
1. Postur :
Postur dalam posisi berdiri:
a. Anterior:
Head : in
midline Shoulder :
simetris SIAS :
simetris
Knee : simetris Lateral:
Head : forward
head Shoulder :
protraksi
Alignment vertebrae : kifosis thoracal
Pelvic : posterior tilt
b. Posterior:
SIPS : simetris
Knee : simetris
Kesimpulan : Kifosis
2. Gangguan Pola Jalan (+)
3. Rigiditas (+)
4. Resting tremor (+)
14
Body Structure/Function (Pemeriksaan dan Pengukuran)
1. Palpasi
Spasme pada otot – otot :
Upper trapezius
Pectoralis major
Extensor trunk
2. Gait Analisis
15
Finger to nose
Fist open close
Hasil: terdapat bradikinesia pada gerakan di atas
Hasil : 18 detik
3. Functional Reach Test
Didapatkan skor reach test sejauh 12 inchi
Nilai normal :
16
Partisipation
Body structure/Function (Hasil Activity (Pemeriksaan dan
(Pemeriksaan dan
pemeriksaan dan pengukuran) pengukuran):
pengukuran):
1. Stiffness (b7800) 1. Koordinasi (b7602)
1. recreation
2. Impaired involuntary 2. Berjalan (d450)
and leisure
movement (Tremor, bradykinesia) 3. Mempertahankan
(d920)
(b765) posisi tubuh (d415)
3. Impairment in Gait Pattern (b770) 4. Self Care (d5)
4. Vestibular function of balance (b2351)
Environmental factors:
Personal Factors:
Dukungan keluarga cukup baik (e310)
Pasien semangat untuk latihan (d729)
Goal Treatment:
(fungsi, aktivitas atau partisipasi)
Edukasi dan Home Program: (saran aktivitas sehari-hari dan program latihan di rumah)
1. Mengatur posisi di tempat tidur
2. Latihan fungsional gerakan pada tangan, kaki, wajah dan mulut
17
Evaluasi Simpulan Klinis : (Simpulan klinis yang dituliskan di akhir program latihan fisioterapi)
1. Latihan sepeda
statis F: 3x
seminggu
I: disesuaikan dengan target heart rate
T: 50 menit
T: aerobic moderate intensity
4. PNF
F: 3x
seminggu I:
7x/set, 3se T:
30 menit
T: manual terapi
18