Anda di halaman 1dari 8

GIZI DAN NUTRISI PADA PARKINSON

A.      Definisi Parkinson


Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan
suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak
adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency). Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang
berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari
neuron dopaminergik pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi
intraplasma yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada
parkinson juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus
basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf
otonom.
Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologist progresif yang mengenai pusat
otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan.Karakteristik yang
muncul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan),tremor,dan kekakuan otot.

B.       Etiologi Parkinson


Etiologi Parkinson primer belum diketahui. Tetapi terdapat beberapa dugaan, di antaranya
ialah: infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal terhadap
virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya
penuaan yang prematur atau dipercepat. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,
tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan
yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut:
1.    Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000 penduduk
pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan
neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit parkinson.
2.    Geografi Faktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini termasuk
adanya perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor
lingkungan.
3.    Periode
Fluktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode mungkin berhubungan dengan hasil
pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupun gaya
hidup.
4.    Genetik
Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor resiko menderita
penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih
dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme
tampak pada usia relatif muda.
5.    Faktor Lingkungan
a.    Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan kerusakan mitokondria.
b.    Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c.    Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predesposisi penyakit parkinson
melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan
substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d.   Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisme
kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi merupakan neuroprotektif.
e.    Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih belum
jelas benar
f.     Stress dan depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan stress
dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan
turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.
C.      Pathofisiologi
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan
suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan
membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis
mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang
telah diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls
listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada
ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga
pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidang memegang
peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi
yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan
otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun
memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang
digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel
saraf.

D.      Manifestasi Klinis


Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita parkinson,
umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.

1. Gejala Motorik
a.         Tremor/Bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal
yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan
tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu,
getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu
tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam.
Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-
ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini
menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang. Tremor tidak hanya terjadi
pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan
jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar.
Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa
sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi
pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.
b.         Rigiditas/Kekakuan
Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut
digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa
ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-
patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher.
Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang
kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk
mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-
pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh
karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel
phenomenon).
c.         Akinesia/Bradikinesia
Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda
akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-
hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju,
langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa
menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan
mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.
Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk
bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak
lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta
mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata
berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.
Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena
berkurangnya gerak menelan ludah.
d.        Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah
Gejala lain adalah, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang berjalan, atau
berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi
sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. Bradikinesia
mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Langkah Dan Gaya Jalan (Sikap
Parkinson) Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit
pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung
melengkung bila berjalan.
e.         Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga
bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus ( suara
bisikan ) yang lambat.
f.          Dimensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif.
g.         Gangguan Behavioral
Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang
tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih
dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
h.      Gejala Lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya
(tanda Myerson positif).
2.    Gejala non motorik
a.    Disfungsi Otonom
  Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi
ortostatik.
  Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
  Pengeluaran urin yang banyak
  Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual, perilaku,
orgasme.
b.    Gangguan Suasana Hati, Penderita Sering Mengalami Depresi
c.    Ganguan Kognitif, Menanggapi Rangsangan Lambat
d.   Gangguan Tidur, Penderita Mengalami Kesulitan Tidur (Insomnia)
e.    Gangguan Sensasi,
  kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,
  penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostatic, suatu
kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas
perubahan posisi badan
  berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia)

E.       Pengobatan Parkinson


Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang biasa
diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan
memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness.
Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan
menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian
obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap
melakukan kegiatan sehari-hari.
1.      Terapi Obat-Obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:
a.       Antikolinergik
Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk mengendalikan gejala dari
penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.
b.    Carbidopa/levodopa
Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala Derivat dopamin-agonis-
ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.
c.    Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.
Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida,digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan
bradikinestesia.
d.   Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine
e.    Obat-obat antidepresan
f.     Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan, karena
kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa
terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu
mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.
2.        Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan
termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan
contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program
jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit,
misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur,
termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan
mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan,
seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam
mulut.
3.        Terapi Suara
Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan oleh penyakit
Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment (LSVT). LSVT fokus untuk
meningkatkan volume suara.
4.        Terapi Gen
Penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang melibatkan penggunaan virus
yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalamic nucleus (STN). Gen
yang digunakan memerintahkan untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid
decarboxylase (GAD) yang mempercepat produksi neurotransmitter (GABA). GABA bertindak
sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di STN.
5.        Pencangkokan Syaraf
Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel sistem yang berubah
menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai dilakukan.

Pola Makan Pencegah Parkinson

Menghindari lemak hewani: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit


Parkinson lebih umum terjadi pada orang yang makan lemak hewani dan lemak jenuh
dalam tingkat tinggi. Menghindari lemak hewani memberi manfaat lain, tentu saja,
seperti menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung.

 Menghindari produk susu: Sebuah studi besar (disebut Health Professionals Follow-Up
Study) menemukan risiko lebih tinggi untuk penyakit Parkinson pada pria yang mengasup
produk susu dalam jumlah yang tinggi. Para peneliti berpikir ini mungkin disebabkan
bahan kimia yang ditemukan dalam produk susu yang disebut tetrahydroisoquinolines.
Selain itu, neuron dopamin dapat rusak oleh bahan kimia lain dalam produk susu,
termasuk beta-carbolines, pestisida, dan polychlorinated biphenyls.
 Minum minuman berkafein: Beberapa studi telah menemukan bahwa orang yang
minum beberapa cangkir kopi atau teh setiap hari memiliki penurunan resiko terkena
penyakit Parkinson. Hal ini mungkin berkaitan dengan tingginya tingkat antioksidan baik
itu dalam teh maupun pada kopi.
Pola Makan untuk Pengobatan yang Lebih Efektif

Perubahan pola makan juga dapat meningkatkan efektivitas pengobatan medis. Pada beberapa
pasien, obat levodopa standar mungkin tidak berhasil memperbaiki gejala. Jika demikian, ada
beberapa perubahan nutrisi yang dapat membantu.

 Diet rendah-protein pada siang hari dapat membantu karena protein dapat menurunkan
ketersediaan levodopa ke otak.
 Selain itu, suplemen vitamin dan makanan tinggi vitamin B6 juga dapat mengurangi
ketersediaan levodopa ke otak. Oleh karena itu, membatasi makanan dan suplemen ini
dapat berguna.
 Penyakit Parkinson sering menyebabkan penurunan berat badan. Pasien harus mencoba
untuk menjaga berat badan yang sehat dengan makan makanan biasa dan makanan ringan
di antara jam makan yang memiliki kalori yang cukup dari biji-bijian (gandum utuh 100
persen, dedak gandum, bulgur, barley, beras merah), buah-buahan, jus buah 100 persen,
dan sayuran.
 Pasien dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk membantu dalam membuat pilihan
makanan sehat.

Anda mungkin juga menyukai