Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan fungsi otak yang disebabkan oleh proses
degenerative progresif terkait dengan proses menua di sel-sel substansia nigra pars compacta.
Penyakit ini ditandai dengan tremor waktu istirahat, kekakuan otot dan sendi (rigidity),
kelambanan gerak, dan bicara (bradykinesia) dan instabilitasi posisi tegak (postural instability).
Penyakit Parkinson sering diderita pada usia lanjut (>65 tahun). Penyebab Parkinson sampai saat
ini belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa penelitian terhadap anak kembar monozygot
menunjukkan bahwa terdapat factor genetik yang mendasari terjadinya penyakit Parkinson. Factor
lain yang juga menjadi penyebab proses degenerasi ini, antara lain proses penuaan pada otak, stress
oksidat, terpapar pestisida/herbisida atau anti jamur yang cukup lama, infeksi, kafein, alcohol,
trauma kepala, depresi, dan merokok.
Stadium Deskripsi
I Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi lengan yang terkena, tremor,
ayunan lengan berkurang
II Bilateral, postur membungkuk ke depan, gaya jalan lambat dengan langkah kecil-
kecil, sukar membalikkan badan
III Gangguan gaya berjalan menonjol, terdapat ketidakstabilan postural
IV Disabilitasnya jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, lebih cenderung jatuh
V Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak mampu berdiri/berjalan meskipun
dibantu, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi, jarang berkedip
Tremor
Tremor didefinisikan sebagai pergerakan ritmik dan oscillatorius dengan frekuensi yang
relative konstan dan amplitude yang bervariasi. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kontraksi yang
bergantian atau bersamaan dari otot-otot yang saling berlawanan. Langkah pertama dalam
mengevaluasi setiap pasien dengan tremor adalah dengan menentukan jenis tremor yang terjadi.
Pada dasarnya, semua manusia dapat mengalami tremor fisiologis, misalnya pada bagian tangan.
Selain itu, lingkungan yang menyebabkan tekanan, seperti ketakutan, kemarahan, atau kelelahan,
dapat menyebabkan tremor fisiologis yang bersifat sementara, yang dapat terlihat secara kasat
mata.
Di samping bentuk tremor fisiologis ini, terdapat beberapa jenis tremor patologis. Secara
umum tremor diklasifikasikan menjadi tremor statik dan aksi. Tremor statik dibagi lagi menjadi
tremor yang terjadi selama istirahat (tremor istirahat) seperti penyakit parkinson dan ketika kepala
dan anggota gerak dalam postur tertentu (tremor postural). Tremor aksi terjadi ketika tremor terjadi
selama pergerakan volunter, misalnya menulis. Sedangkan tremor intensi adalah tremor kasar yang
terjadi ketika anggota gerak mendekati target misalnya, selama maneuver jari-jari kehidung.
Keadaan ini sering disertai dengan gaya berjalan ataksia dan tanda lain dari penyakit serebelar
(misalnya, nistagmus dan bicara pelo). Tremor aksi adalah yang paling sering terjadi dan tentunya
paling menimbulkan gangguan fungsi.
Tremor dapat disebabkan oleh obat-obatan (β agonis untuk asma, antidepresan, valproat,
dan lain-lain), hipertiroidisme, herediter, dan penyakit Parkinson.
Gejala utama penyakit Parkinson dikenal dengan singkatan TRAP yaitu Tremor biasanya
3 Hz (detik-1) dan gerakannya seperti menggulung pil (pill rolling) atau membuat adonan. Tremor
biasanya asimetris dan lebih buruk saat istirahat daripada saat melakukan aktivitas. Kesulitan
berjalan dan menyeimbangkan diri dirasakan lebih menggangu daripada tremor. Sering terjadi
pergerakan yang terbatas dan gangguan refleks postural yang kemudian menyebkan terjatuh.
Akinesia/Bradikinesia (melambatnya gerakan) dapat membuat tindakan sederhana seperti
berpakaian menjadi sulit dan lambat. Rigiditas, akan muncul kekakuan pada otot anggota gerak
akibat peningkatan tonus otot dimana ketika digerakan secra pasif maka akan menunjukkan
tahanan seperti fenomena roda bergigi. Disfagia dapat menjadi masalah yang mengancam jiwa
karena adanya risiko aspirasi. Hipofonia (bicara pelan) menyebabkan masalah komunikas, air liur
menetes. Mikrografia,tulisan tangan yang kecil-kecil dan secara perlahan. Wajah seperti topeng,
mata yang melotot, tidak berkedip, ekspresi dingin. Berkedip dua atau tiga kali/menit (berkedip
normal 12-20 kali/menit). Suara datar (monotone) bicara tanpa ekspresi. Demensia lebih sering
terjadi pada penyakit Parkinson. Sering sulit membedakan antara demensia pada penyakit
parkinson dan demensia karena Alzheimer. Depresi sering terjadi dan sebaiknya diobati,
kebanyakan antidepresan ditoleransi baik oleh pasien penyakit parkinson. Konstipasi sering
ditemukan, sering kali diperburuk oleh obat-obat antikolinergik. Kombinasi laksatif pembuat
massa dan stimulant kolonik sering kali efektif. Mengantuk (drowsiness) memburuk akibat
hampir semua obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson keculai selegilin.
Tatalaksana
Levodopa
Levodopa (L-dopa) adalah asam amino yang otak yang dikonversikan menjadi dopamine.
Sudah digunakan sejak 1970-an dan masih obat Parkinson yang paling efektif. Hal ini mengurangi
bradykinesia dan kekauan, membantu orang untuk bergerak lebih mudah. Akhirnya, levodopa
dapat digunakan dengan. Tetapi tidak boleh diambil dengan diet protein tinggi. Efek samping yang
umum adalah mual, muntah, dan mengantuk. Halusinasi, paranoia dan gerakan tak terkendali
(dyskinesia) mungkin terjadi dengan penggunaan jangka panjang.
Dopamine agonists
Obat yang mirip dopamine, yang disebut agonis dopamin, dapat digunakan untuk menunda
gerakan terkait gejala Parkinson. Mereka termasuk apokyn, Mirapex, parlodel, dan requip. Apokyn
suntik, dapat digunakan ketika efek levodopa mulai luntur. Efek samping dapat mencakup mual
muntah, mengantuk, retensi cairan, dan psikosis.
Obat lain
Comtan dan tasmar dapat meningkatkan efektivitas levodopa, dengan efek samping
terkena diare. Pasien perlu pemantauan teratur tasmar fungsi hati mereka. Stalevo menggabungkan
levodopa, carbidopa, dan entacapone (obat dalam comtan). Azilect, elderpryl, dan zelapar, yang
menghambat pemecahan dopamine, dapat diresepkan permulaan penyakit atau digunakan bersama
levodopa. Obat-obat tersebut harus tidak digunakan bersamaan dengan antidepresan tertentu.