Anda di halaman 1dari 5

PARKINSON

Epidemiologi

Menjadi salah satu penyakit neurodegenerative yang banyak dialami lansia, utamanya
timbul pada usia 40-70 tahun. Adapun Parkinson yang mulai sebelum umur 20 th yang disebut
sebagai Juvenile parkinsonism. Penyakit ini lebih banyak pada pria dengan rasio dibandingkan
wanita 3:2. Penyakit Parkinson meliputi lebih dari 80% parkinsonism. Memiliki prevalensi 160
per 100.000 populasi dan angka kejadian yang berkisar 20 per 100.000 populasi dan meningkat
seiring bertambahnya usia.

Definisi

- Parkinson  bagian dari parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh degenerasi
ganglia basalis di substansia nigra pars kompakta yang disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik (lewy bodies)
- Parkinsonism  sindroma yang ditandai dengan tremor waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamine

Kriteria diagnosis

Kriteria diagnosis menurut Hughes:

- Possible  adanya salah satu gejala utama meliputi tremor istirahat, rigiditas,
bradikinesia, dan kegagalan refleks postural
- Probable  jika didapatkan kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks
postural) alternative lain seperti tremor istirahat anemis, rigiditas asimetris, atau
bradikinesia asimetris
- Definite  jika didapatkan kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala penyerta lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal) atau dua dari tiga tanda tsb.
Jika semua tanda tidak jelas maka dilakukan pemeriksaan ulang beberapa bulan kedepan.

Kriteria Koller :

- Possible  ada 2 dari 3 tanda cardinal gangguan mototrik yang berlangsung satu tahun
lebih dan berespon terhadao terapi levopoda &./ dopamine agonis.
Pemberian levopida 1000 mg/hari selama 1 bulan yang diberikan sampai perbaikan
sedang dan selama perbaikan satu tahun />

UKPD Society banks clinical criteria for probable Parkinson disease


- Step I : diagnosis dari sindrom Parkinson  bradikinesia + salah satu dari rigiditas / 4-6
Hz tremor saat istirahat / postural tidak stabil yang disebabkan oleh disfungsi visual,
vestibular, cerebellar ataupun propioseptif.
- Step II : kriteria eksklusi untuk penyakit Parkinson  riwayat stroke berulang, riwayat
trauma kepala belakang, riwayat ensefalitis, dalam terapi neuroleptic saat onset gejala,
gejala terbatas pada satu sisi setelah 3 tahun, supranuclear gaze palsy, gejala cerebellar,
demensia berat onset awal, Babinski (+), ada tumor otak pada hasil CT scan, tidak
berespon thd terapi levopoda
- Step III : minimal 3 dari kritesi suportif berikut  unilateral onset, resting tremor,
perjalanan penyakit progresif, gejala asimetri yang menetap pada sebagian besar onset,
memberikan respon yang baik (70-100%) pada terapi levopoda, timbul khorea berat yang
diinduksi levopoda, adanya respon thd levopoda selama 5 tahun lebih, perjalanan klinis
10th / >

Perjalanan penyakit

Menurut Hoehn & Yahr :

- Stadium I  gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala ringan dan adanya gejala
yang mengganggu namun tidak menimbulkan kecacatan, biasanya tremor pada satu
anggota gerak, hejala yang timbul dapat dikenali orang lain
- Stadium II  adanya gejala bilateral, kecacatan minimal, sikap dan cara jalan terganggu.
- Stadium III  gerak tubuh menjadi lambat, gangguan keseimbangan saat berjalan
ataupun berdiri, serta disfungsi umum sedang.
- Stadium IV  adanya gejala yang lebih berat namun masih dapat berjalan hanya dalam
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor yang
berkurang dibanding sebelumnya.
- Stadium V  disebut juga sebagai stadium kakhetik (cachetic stage), kecacatan total,
tidak mampu berdiri dan berjalan, seta memerlukan perawatan tetap

Klasifikasi

1. Parkinsonisme idiopatik (primer)  Parkinson & juvenile parkinsonism


2. Parkinsonisme simptomatik (sekunder)  (drug-induced : neuroleptic (antipsikotik)
antiemetic, reserpine, tetrabenazine, alfametildopa, lithium, flunarisin, sinarisin),
hemiatrofi-hemiparkinsonisme, hidrosefalus / hidrosefalus bertekanan normal, hipoksia,
infeksi & pascainfeksi, pasca ensefalitis (ensefalitis letargika), slow virus, (metabolik :
disfungsi paratiroid, toksin : Mn, Mg, CO, MPTP (1-metil-4-fenil-1,2,3,6-
trihidroksipiridin), sianida, CS2, metanol, dan etanol), trauma kranioserebral (pugilistic
encephalopathy), tumor otak, vaskuler : Multiinfark serebral, siringomielia
3. Sindroma Parkinson plus (multiple system degeneration)  degenerasi ganglion kortikal
basal, sindroma demensia : penyakit alzheimer, difuss lew bodies, penyakit Jacob-
creutzfelds
4. Penyakit heterodedogeneratif  penyakit Hllervoden-Spatz, penyakit Huntington, lubag
(Filipino x-linked dystonia-parkinsonism), nekrosis striatal dan sitopati mitokondria,
neuroakantositosis, penyakit Wilson, seroid lipofusinosis, atrofi familial
olivopontoserebelar, serta sindroma thalamik demensia

Patofisiologi

Masalah utama pada Parkinson terjadi karena penurunan dopamine akibat kematian
neuron di substansia nigra pars kompakta, suatu area otak yang berperan dalam mengontrol
gerakan dan keseimbangan sebesar 40-50%. Substansia menjadi sumber neuron dopaminergic
yang berakhir dalam striatum.cabang dari dopaminergic dari substansia nigra mengeluarkan pacu
secara tonik. Sistem dopaminergic juga memberikan pengaruh yang bersifat tonik, terus-menerus
selama aktifitas motoric, bukan hanya dalam gerakan tertentu.

Striatum dan substansia nigra dihubungkan oleh neuron yan mengeluarkan transmitter
inhibitor GABA di terminal dalam substansia nigra, sel di substansia nigra akan mengirimkan
neuron ke striatu, dengan dopamine di ujung terminal. Pada Parkinson, destruksi sel dalam
substansia nigra menimbulkan degenerasi neuron sehingga sekresi dopamine daam neostriatum
menurun, pengaruh dopamine berkurang dalan neostriatum akan menyebabkan control gerakan
otot pada Parkinson menurun. Neostriatum merupakan struktur input utama basal ganglia dan
menerima input rangsangan glutamatergik dari berbagai daerah di korteks. Kebanyakan neuron
pada striatum adalah neuron proyeksi yang menginervas bagian lain dari basal ganglia. Neuron
penting lain dalam jumlah kecil berada di dalam striatum adalah interneuron yan saling
menghubungkan neuron-neuron dalam striatum, interneuron juga menggunakan asetilkolin
sebagai neuropeptide.

Serabut saraf asetilkolin berfungsi eksitatif memacu dan mengatuh gerakan tubuh di
bawah kehendak, arus keluar dari striatum dapat melalui 2 jalur yakni jalur langsung dan jalur
tidak langsung. Substansia nigra pars kompakta dibuhngkan dengan stritum oleh dopamine
sebagai neurostransmiter. Di dalam striatum terdapat dua kelompok reseptor yakni reseptor D1
yang akan mengaktivasi kalur langsung dan reseptor D2 yang akan menginaktivasi jalur tidak
langsung

Gejala klinis

Gejala klinis utama disebut sebagai gejala primer yan dikenal sebagai trial Parkinson
(tremor, rigiditas, dan akinesia)

- Tremor  menjadi gejala utama pada Parkinson yang diawali pada satu tangan dan
meluas pada tungkai sisi yang sama dan menyebar ke sisi yang lain. Frekuensi tremor
berkisar antara 4-7 gerakan per detik terutama timbul pada keadaan istirahat dan
berkurang bila ekstremitas digerakan, tremor akan bertambah pada keadaan emosi dan
hilang pada waktu tidur.
- Rigiditas  awalnya terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya terdeteksi pada
gerakan pasif, pada stadium lanjut akan menjadi menyeluruh dan lebih berat dan
memberikan tahanan jika persendian digerakan secara pasif. Rigiditas timbul sebagai
reaksi terhadap regangan pada otot agonis dan antagonis. Salah satu gejala dini yakni
hilang asosiatif lengan jika berjalan. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
motor neuron alfa
- Bradikinesia  gerakan volunteer menjadi lambat dan memulai suatu gerakan menjadi
sulit, gerakan wajah berkurang (muka topeng), gerakan otomatis tanpa disadari waktu
duduk berkurang, biara menjadi lamban dan monoton serta volume berkurang. Gejala
lain : jalan dengan langkah kecil
- Hilangnya refleks postural  ganngguan satag otonom, gannnguan sensibilitas, ocular
menjadi bleparospasme, serta gannguan mental/emosional

Ada beberapa pembagian terkait dengan gambaran klinis dari penyakti Parkinson :

Gambaran klinis umum meliputi gejala yang mulai dari satu sisi (hemiparkinsonism),
tremor saat istirahat, tidak dijumpai kelarian lab dan radiologi, perkembangan menjadi lambat,
respon terhadap levopoda cepat dan dramatis, refleks postural tidak dijumpai pada awal penyakit.

Untuk gejala klinis khusus meliputi gejala motoric padaparkinson berupa tremor,
rigidtasm akinesia.bradikinesia, hilangnya reflex postural, serta gambaran motoric lain seperti
dystonia (pagi hari pada ibu jari), hemidistonia, rasu kaku, sulit untuk bergerak, kaku saat
berjalan, suara monoton

6 tanda cardinal gambaran motoric parkinsonism  resting tremor, bradikinesia/ hipokinesia/


akinesia, rigigitas, pstur fleksi dari leher, badam dam ekstremitas, hilangnya refleks postural,
serta freezing phenomenon

Tatalaksana

Terapi famakologi diberika jika adanya gangguan fungsional, pemberian terapi seperti
antioksidan dapat dipertimbangkan. Pemilihan obat yang sesuai antara lain benserazide/L-dopa,
DA agonist, MAOB-I, COMT-I, atau antikholinergik yang disesuaikan dengan usia pasien,
stadium penyakit, efek samping.

Terapi simptomatik digunakan dalam tatalaksana penyakit Parkinson terbagi menjadi


terapi medical dan terapi operatif, terapi medical yang digunakan berupa terapi farmakologi
(Obat dopaminergic & agonis dopamine, kolinergik, terapi untuk gejala nonmotorik) serta terapi
nonfarmakologi berupa edukasi, self help group, latihan, dan terapi wicara.
Terapi operatif dilakukan ablative/lesioning (thalamotomy, pallidectomy) dan deep brain
stimulation (pallidum, nukleus subthalamikus)

Obat yang digunakan sebagai terapi medical : L-dopa/benserazide atau L-dopa/carbidopa,


DA agonist : bromocryptine, ropinirole, pramipexole, rotigotine transdermal patch, MAO-B
inhibitor : slegiline, rasagiline, COMT inhibitor : entacapote, tolcapone, NMDA receptor
antagonist : amantadine, serta golongan antikolinergik : truheksifenidil

Anda mungkin juga menyukai