PENDAHULUAN
Tahun 1817 Dr. James Parkinson
mempublikasikan kasus pasien yang
mengalami “Shaking Palsy” (shake= gemetar,
palsy = kelumpuhan)
Penyakit Parkinson
Penyakit
Faktor parkinson
Onset terjadi
Peningkatan lingkungan yang terjadi
pada usia >60
usia tidak begitu <50 tahun
tahun
berpegaruh mungkin ada
faktor genetik
Prevalensi
• Penyakit Parkison paling banyak dialami pada usia lanjut dan jarang ditemukan
pada umur dibawah 30 tahun. Sebagian besar kasus ditemukan pada usia 40-70
tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan kirakira 5% muncul pada usia
dibawah 40 tahun. (PERDOSSI, 2008).
Indonesia
• Di Indonesia belum ada data prevalensi penyakit Parkinson yang pasti, namun
diperkirakan terdapat sekitar 400.000 penderita penyakit Parkinson. Penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada pria dari pada wanita dengan angka perbandingan
3:2 (Joesoef, 2007).
Etiologi
• Faktor resiko tidak diketahui, tetapi terdapat
hipotesis, diantaranya; infeksi oleh virus yang non
konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan
terhadap zat toksik yang belum di ketahui,
terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
• Selain itu, beberapa hal yang dapat menyebabkan
gejala parkinson, antara lain:
– Obat, seperti : fenotiazin, benzamid, metildopa,
dan reserpin, metoklopramid, SSRI, Amiodarone,
Diltiazem, Asam Valproat
– Keracunan logam berat (Mn)
– Anoksia (keracunan Co)
– Pasca trauma, dll.
Patofisiologi
• Abnormalitas patologis yang utama : degenerasi sel
dengan hilangnya neuron dopaminergik yang
terpigmentasi di pars compacta subtansia nigra di
otak dan ketidakseimbangan sirkuit motor
ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak)
• Pada orang normal, dopamine berkurang 5%
perdekade
• Pada penderita parkinson, dopamine berkurang 45%
selama dekade pertama setelah diagnosis
• Biasanya gejala baru muncul ketika dopamine di
striatal sudah berkurang sampai 80%
• Degenerasi saraf dopamine pada nigrostriatal
menyebabkan peningkatan aktivitas kolinergik
striatal -> efek tremor
Gejala dan tanda
Tanda utama
Tremor, pada saat istirahat
keparahan relatif stabil
Inkontinensia Demensia
Depresi Dysphagia
Gangguan Konstipasi,
Tidur dll
Diagnosis
• Kemungkinan diagnosis tepat jika pasien menunjukkan
bradikinesia, tremor, kekakuan
• Perlu dilihat ada info sejarah penggunaan obat (drug
induced parkinsonism)
• Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang
seksama, umumnya diagnosis parkinson sudah dapat
ditegakkan. Hanya sedikit saja pemeriksaan penunjang
lain dibutuhkan setelah evaluasi klinik yang lengkap.
Pada tiap kunjungan perlu diproleh:
– Tekanan darah yang diukur dalam keadaan berbaring
dan berdiri untuk mendeteksi hipotensi ortostatik,
yang dapat pula diperberat oleh medikasi
– Menilai respon terhadap stress
– Mencatat dan menilai kemampuan fungsional
– Pemeriksaan penunjang
• Sekali diagnosis, dapat dievaluasi perkembnagan
penyakitnya dengan skala Hoehn dan Yahr
Skala Hoehn dan Yahr
Stage 0 Tidak ada tanda-tanda penyakit
Stage 1 Tanda-tanda unilateral
Stage 1,5 Tanda-tanda unilateral dan bilateral
Stage 2 Tanda-tanda bulateral tanpa
gangguan keseimbangan
Stage 2,5 Penyakit bilateral ringan
Stage 3 Penyakit bilateral ringan-sedang,
terjadi ketidak seimbangan tubuh,
secara fisik masih mandiri
Stage 4 Penyakit parah, tidak mampu hidup
sendiri
Stage 5 Tidak bisa berjalan atau berdiri
tanpa bantuan
Tujuan terapi
• Meminimalkan kecacatan (disability) dan
efek samping, serta meningkatkan kualitas
hidup semaksimal mungkin
Terapi Non Farmakologi
Nutrisi
Edukasi
Latihan
Terapi Farmakologi
Meningkatkan kadar dopamin endogen
• Benztropin, triheksifenidil
DAFTAR PUSTAKA